You are on page 1of 11

Komunikasi dan Koordinasi Pemerintahan

Komunikasi dan Koordinasi Pemerintahan I. Pengertian dan makna hakiki komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare atau Communis artinya sama makna atau menjadikan sesuatu dapat dipahami secara sama. Pengertian komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman pesan dari satu orang kepada orang lain yang merupakan suatu proses sosial. Kunci Komunikasi : 1. Bahasa 2. Cara penyampaian 3. Sarana dan prasarana 4. Tujuan yang sama Makna hakiki komunikasi adalah terciptanya kesamaan makna antara pihak pihak yang berkomunikasi. Menurut Myers Komunikasi sebagai titik pusat kekuatan yang menyatukan diantara yang berbeda sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan karenanya mereka bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir. Fungsi dan tujuan komunikasi Tujuan 1. Mempelajari dan mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku 5. Melakukan interaksi dengan pihak lain 6. Menyelesaikan sebuah masalah 7. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik 8. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain 9. Memberikan hiburan atau menghibur

Fungsi 1. Menginformasikan ( to Inform ) 2. Mendidik ( to educated ) 3. Menghibur ( to entertain ) 4. Mempengaruhi ( to intivence ) Proses Komunikasi (1) Proses komunikasi dalam konteks Sesuatu yang dapat diketahui awalnya namun akhirnya kadang kala sulit dijangkau secara kongkret Membutuhkan serangkaian kegiatan timbal balik antara komunikator dengan komunikan Kadangkala membutuhkan pengulangan siklus komunikasi sesui tahapan yang terjadi untuk memaksimalkan pencapaian tujuan komunikasi. (2) Proses komunikasi terdiri dari 2 perspektif a. Komunikasi dalam perspek b.Komunikasi dalam perspektif mekanistis bersifat situsional > tergantung pada situasi ketika komunikasi sedang berlandsung komunikasinya satu orang>komunikasi Interpersonal komunikasinya banyak> komunikasi kelompok komunikasi sangat banyak>membutuhkan media atau tif psikologi
Komunikasi pemerintahan itu terdiri dari dua kata yaitu komunikasi dan pemerintahan. Maka sebelum berbicara lebih lanjut mengenai komunikasi pemerintahan, ada baiknya kita mengetahui pengertian dari komunikasi dan pemerintahan itu sendiri. Objek materiil ilmu komunikasi ialah perilaku manusia, yang dapat merangkum perilaku individu, kelompok dan masyarakat. Sedangkan objek formalnya ialah situasi

komunikasi yang mengarah pada perubahan sosial termasuk pikiran, perasaan, sikap dan perilaku individu, masyarakat, dan pengaturan kelembagaan. Menelusuri kata komunikasi, berasal dari bahasa latin yaitu communicatio bersumber dari perkataan communis yang berarti sama. Menurut Gde secara etimologis mendefinisikan, komunikasi sebagai proses yang membuat suasana berbeda dalam kebersamaan kepada dua orang atau lebih yang tadinya monoopoli satu orang saja Ada banyak pengertian dari komunikasi yang di berikan oleh beberapa para ahli komunikasi. Ada pendapat yang menyatakan bahwa komunikasi sebagai

pengoperasian ide dan gagasan untuk menyatukan kekuatan sehingga terjadi interaksi antara orang-orang yang berkomunikasi, menuju pencapaian tujuan bersama (kesamaan makna). Ada juga yang mengatakan bahwa komunikasi ialah proses interaksi yang di dalamnya terdapat ide-ide, gagasan-gagasan, yang disampaikan oleh seseorang komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non verbal dalam bentuk simbol-simbol atau lambang-lambang yang berarti dengan tujuan untuk merubah sikap atau perilaku seseorang. Dari pengertian dan asal komunikasi diatas apabila dicirikan merupakan suatu karakteristik dari makna yang relevan dengan komunikasi manusia, yakni

kebersamaan. Dengan demikian pengertian yang berkaitan dengan komunikas

pada kenyataanya adalah fenomena sosial. Maka dapat kita tankap Substansi dari komunikasi yaitu kesamaan pola pandang walaupun terdapat perbedaan field of experience dan frame of reference. Dan adapun pengertian pemerintah dengan pemerintahan harus di bedakan yaitu, 1. pemerintah berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. 2. pemerintahan berarti perbuatan, cara, hal atau urusan dari badan yang memerintah tersebut.

Di beberapa negara, antara pemerintah dan pemerintahan tidak dibedakan. Inggris menyebutnya government dan prancis gouvernment keduanya berasal dari perkataan latin gubernacalum. Dalam bahasa arab disebut hukumat sedangkan di belanda mengartikan regering sebagai penggunaan kekuasaan negara oleh yang berwenang dalam rangka mewujudkan tujuan negara, dan sebagai penguasa menetapkan perintah-perintah. Jadi regen digunakan untuk pemerintahan pada tingkat nasional atau pusat. Bestuur diartikan keseluruhan badan pemerintahan dan kegiatannya langsung berhubungan dengan usaha mewujudkan kesejahteraan rakyat. Musanef memberikan definisi ilmu pemerintahan sebagai berikut: Ilmu pengetahuan yang menyelidiki bagaimqana sebaiknya hubungan antara pemrintah dan yang di perintah, dapat diukur sedemikian rupa sehingga dapat dihindari timbulnya berbagai pertentangan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, dan mengusahakan agar terdapat keserasian pendapat serta daya tindak efektif atau efisien dalam pemerintahan. Dari definisi diatas dan tujuannya dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi dan pemerintahan itu sama yaitu kesejahteraan rakyat. Adapun komunikasi pemerintahan dari gabungan dua pengertian diatas yaitu komunikasi pemerintahan adalah, proses penyampaian ide-ide, gagasan-gagasan dan program pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan negara yaitu kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini pemerintah di asumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun bila merujuk pada komunikasi model circular, masyarakat pun dapat menjadi meberikan ide atau gagasan pada pemerintah atau sering dikatakan dengan proses feedback terhadap setiap kebijakan/ pesan yang dikeluarkan pemerintah terhadap rakyat. Perkembangannya komunikasi pemerintahan di indonesia dewasa ini mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah yang di pimpin oleh bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai seorang yang dididik dalam lingkungan militer sekaligus jendral sudah tentu dia merupakan ahli strategi di balik sifat yang dianggap oleh khalayak sebagai peragu dalam melakukan ataupun membuat kebijakan. Basik yang ia punya sebagai ahli strategy tentu sangat berguna jika di aplikasikan dalam peranannya sebagai komunikator pemerintahan. Pemerintah sebagai komunikator saat ini sering melakukan lemparan-lemparan nwacan untuk mengetahui keinginan atau reaksi masyarakat.

Salah satu contohnya dalam setiap membuat kebijakan akan menaikan harga BBM, pemerintah jauh-jauh hari sudah mengatakan bahwa BBM pada tanggal sekian akan naik sehingga memicu reaksi dari masyarakat. Dan reaksi ini di tanggapi pemerintah dengan jalan menunda kenaikan BBM, lalu memberikan pesan-pesan komunikasi dalam media massa atau setiap kesempatan pemerintah berbicara dengan memberi alasan-alasan mengapa harga BBM harus naik, seperti naiknya hrga minyak dunia, ataupun adanya pengalihan subsidi BBM agar subsidi tersebuit tepat sasaran. Contoh tersebut menunjukan bahwa pemerintah saat ini menggunakan komunikasi pemerintahan sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan persamaan persepsi di antara masyarakat dan pemerintah terhadap suatu kebijakan. Komunikasi pemerintahan yang terjadi di indonesia pun lebih cenderung pada model komunikasi dua arah dimana komunikator/pemerintah mendapat masukan-masukan dari komunikan/masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam setiap langkahnya ketika membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan masyarakat.

B. komponen dan tujuan komunikasi 1. Komponen Komunikasi

a. Lingkungan komunikasi Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi: 1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. 2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau, 3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung. b. Sumber-Penerima c. Enkoding-Dekoding

d. Kompetensi Komunikasi e. Pesan f. Saluran

g. Umpan Balik Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. h. Gangguan Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. i. Efek Komunikasi j. Etik dan Kebebasan Memilih

2. Tujuan Komunikasi Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya, meskipun. teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis (kita mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer, misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang. (Arnold dan Bowers, 1984; Naisbit.1984). a. Menemukan Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luardunia yang dipenuhi objek, peristiwa, dan manusia lain. b. Untuk berhubungan Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan orang lain).

c. Untuk meyakinkan Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk. d. Untuk bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan Berikut adalah hal hal yang menjadi penghambat komunikasi dan koordinasi pemerintahan : 1. Perubahan Masyarakat dan Organisasi Pmerintahan Para sosiolog sepaham bahwa setiap masyarakat akan selalu berubah dan berkembang cepat atau lambat. Perubahan yang terjadi sebagai produk interaksi interaksi yang berlangsung dalam masyarakat bermula dari bentuk sederhana sampai kepada bentuk dan sifat yang lebih luas dan kompleks. Interaksi mulai dari kalangan terbatas pada desa dalam skala kecil meningkat ke skala besar dalam ikatan warga masyarakat Kabupaten dan warga masyarakat provinsi sampai pada warga masyarakat bangsa.Dalam kondisi ini masyarakat dituntut menginterpretasikan masalah masalah local ke masalah nasional bahkan sampai ke masalah yang bersifat global. Seiring dengan perubahan tersebut ,transaksi komunikasi telah pula bergeser dari kualitas kebutuhan sederhana ke tingkat pemerintah kebutuhan yang semakin komplek yang mencakup semua aspek kehidupan.Konsekuensi dari peluasan transaksi komunikasi tersebut, maka reference group telah meluas ke members group. Asosiasi kedaerahan beralih ke asosiasi fungsional yang pada giliranya identitas reference group berada di ambang semu kalau tidak pudar sama sekali.

Hal ini menyebabkan tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap keterbukaan,keefisien dan keefektifan kinerja aparat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Sering kali ditemukan sarana dan prasarana serta kemampuan komunikasi dan koordinasi aparat pemerintah yang minim dalam pemerintahan daerah untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.

2. Pengaruh global tinggi yang tidak disertai dengan kemajuan masyarakat

Globalisasi menuntut pemerintah yang bisa mempengaruhi masyarakatnya untuk berpartisipatif dalam pembangunan. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah harus tersampaikan dan dipahami oleh masyarakat sebagai implementator dari kebijakan. Pada masyarakat yang masih tertinggal dan jauh dari sentuhan teknologi informasi menjadikanya masyarakat yang tidak responsive dan partisipatif terhadap kebijakan pemerintah.

Pada keadaan masryarakat seperti ini

aparat pemerintah daerah kesulitan dalam

menyampaikan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sehingga tidak terjadinya koordinasi antara pemerintah sebagai pemberi kebijakan kebijakan. dengan masyarakat sebagai pelaksana

Aparatur pemerintah dalam berkomunikasi dituntut untuk dapat lebih memahami orang lain bahwa: a. Setiap orang memilki kebutuhan yang berbeda b. Orang yang sama pada saat yang berbeda akan memiliki kebutuhan yang berbeda c. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk dihargai dan diakui d. Perilaku yang tampil hanya merupakan sebagian dari kepribadian seseorang e. Penampilan dan cara berkomunikasi dapat berpengaruh penilaian orng lain terhadapnya f. Cara pandang seseorang tidak sama g. Unsur social dubaya merupakan factor yang cukup berperan pada perilaku seseorang. Langkah langkah untuk menanggulangi hambatan Komunikasi Pemerintahan :

1. Merubah Sikap dan Karakter Aparatur Pemerintahan Pentingnya sikap manusia (aparatur pemerintahan ) dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi pemerintah tidak terlepas dari apa yang dikemukakan para ahli berikut: 1. Mueler menyatakan bahwa sikap merupakan komponen penting nomor satu dalam jiwa manusia,yang dengan kuat sekali mempengaruhi segala keputusan yang diambilnya 2. Adimihardja menyatakan bahwa tingkah laku itu beroperasi melalui pengetahuan (cognitive) dan presepsi, dimana kognisi merupakan komponen dari pada sikap manusia. 3. Edwards III menyatakan bahwa sikap dari implementator merupakan factor yang penting dalam study implementasi kebijakan public. Apabila implementasi berjalan efektif,bukan hanya implementator mengetahui apa yang apa yang akan dialakuakan dan mempunyai kemampuan melakukan kebiajkan itu.

4.

Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Dengan Berbagai Alternative Pilihan Alat Komunikasi Jenis media atau saluran komunikasi yang digunakan, apakah komunikasi lisan,tulisan,non verbal maupun dengan menggunakan peralatan lainya (misalnya

telepon,faximilli,internet dan sebagainya)ikut berperan dalam tercapainya komunikasi yang efektif.

C. ANALISIS DAN PERMASALAHAN PADA ZAMAN REFORMASI

Pemerintah sudah memasuki usia 100 hari. Namun aksi penolakan terhadap pemerintah bukannya berhenti. Salah satu organisasi massa di Jakarta malah berencana akan melakukan pendudukan Gedung DPR beberapa bulan mendatang sebagai tanda ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan ini.

Apa boleh buat, pemerintahan di bawah pimpinan Presiden SBY sekarang ini tidak sekuat yang pertama. Kalau pada periode pertama Presiden SBY memiliki Wakil Presiden Jusuf

Kalla yang tuntas dan lugas menghadapi setiap masalah, maka Wakil Presiden Boediono tidak demikian. Wapres sekarang cenderung tidak dapat berkomunikasi secara elegan, sehingga malah sering dikritik sebagai tidak komunikatif. Jusuf Kalla, mampu menantang debat dan menjawab setiap kritik dengan cara yang mudah diterima akal sehat.

Sementara itu, Presiden SBY sendiri masih sibuk menjaga citra. Di tengah kritik terhadap pemerintahannya, Presiden malah meluncurkan album baru. Tidak peduli terhadap momentum, dimana kesempatan berbicara, Presiden SBY malah sibuk melayani serangan lawan politiknya. Akibatnya, masyarakat bukannya semakin mengapresiasi kinerja pemerintah, malah ada kecenderungan berkurangnya dukungan masyarakat terhadap pemerintah. Penurunan dukungan publik ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh banyak lembaga independen termasuk media massa.

Salah satu persoalan pemerintah sekarang ini adalah persoalan komunikasi politik. Pemerintah seolah hanya sibuk mempertahankan citranya, tanpa mau berbagi kesan dan tanggung-jawab dengan parpol lainnya. Entah karena kelak ingin menang sendiri atau karena memang tidak ingin terganggu oleh parpol lainnya, kita melihat pemerintah dan partai pendukungnya, yaitu Partai Demokrat cenderung bermain politik sendiri.

Sekarang ini memang terbentuk loyalis-loyalis terhadap pemerintah dalam hal ini Presiden SBY. Selain dari unsur kader partai Demokrat, para loyalis tersebut adalah para menteri. Sayangnya banyak yang cenderung terlihat membela pemerintah secara membabibuta tanpa mempertimbangkan aspek komunikasi politik pemerintah secara keseluruhan.Ada kesan pula bahwa pemerintah seolah tidak peduli pada apa yang terjadi. Kritik media terhadap keborosan pemerintah tidak ditanggapi. Pembelian kapal mewah untuk kepentingan pengawasan kelautan dianggap sepi. Padahal kapal senilai Rp14 miliar tersebut tidak layak untuk kepentingan dimaksud. Masih ingat pula dengan pengadaan mobil mewah? Pemerintah maju terus padahal kritik bertubi-tubi sudah pula disampaikan. Santer terdengar kabar kini bahwa pemerintah ingin menaikkan pula gaji para pejabat. Selain itu, pemerintah kabarnya akan membeli pesawat kepresidenan karena dianggap sangat dibutuhkan.

Masyarakat, di satu pihak lain, harus menderita. Bertubi-tubi masalah mendera masyarakat kecil. Kasus pembunuhan terjadi pada anak jalanan, tawuran antar warga, perkelahian antar suku, serta penggusuran rumah warga, semuanya adalah kejadian yang tidak dialami oleh pejabat negara atau elit politik. Kejadian tersebut jangan harap akan dilihat oleh pejabat negara kecuali karena kepentingan pencitraan. Lihat dan saksikan saja bagaimana para pejabat negara di 100 hari pemerintahan ini sibuk memperlihatkan kepedulian kepada masyarakat. Entah karena memang tulus atau karena ada isu reshuffle, semua kelihatannya sibuk bekerja. Kita ingin menekankan ulang bahwa masalah komunikasi pemerintah adalah hal urgen yang harus dibenahi. Struktur pemerintahan yang gemuk kelihatannya tidak diikuti dengan efektifitas pekerjaan. Jangan sampai setelah tiga bulan ini sampai lima tahun mendatang, pemerintah hanya sibuk memoles diri, lupa bahwa rakyat kecil semakin hari semakin menderita.

You might also like