You are on page 1of 24

Bahan Ajar Sejarah Kelas XI IPA 2

KERAJAAN BALI

R-SMA-BI NEGERI 2 LUMAJANG


Oleh Vinsensia Meykarlina P Virgiana S. Maulidya Wahyu Ikhwan N. M : XIA2/25 XIA2/26 XIA2/27

Kelompok 9

PETA KONSEP
KERAJAAN BALI

BUKTI SEJARAH ASPEK KEHIDUPAN SOSIAL

ASPEK KEHIDUPAN EKONOMI

ASPEK KEHIDUPAN POLITIK

ASPEK KEHIDUPAN KEBUDAYAAN

Kerajaan Bali
Kerajaan Bali terletak pada sebuah Pulau kecil yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur. sejarahnya, Dalam Bali

perkembangan

mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa. Karena letaknya

berdekatan, maka sejak zaman dulu mempunyai hubungan yang erat. Bahkan ketika Kerajaan Sampai kepercayaan sekarang bahwa ada sebagian

Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap di sana.

dari masyarakat Bali dianggap pewaris tradisi Majapahit.

Bukti Sejarah
Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S (882 M) isinya :

pemberian izin kepada para biksu dan pendeta agama Buddha


untuk membuat pertapaan di bukit Cintamani. Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883 S (911 M)

isinya : mengenai tempat suci.


Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur. Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari dan

sebagian dengan huruf Bali kuno, sedangkan bahasanya


menggunakan bahasa sansekerta. Angka berupa Candra Sangkala dan berbunyi Khecarawahni Murti artinya tahun 836 S (914 M).

Aspek Kehidupan Politik


Sebelum kedatangan majapahit di Bali terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit. Prasasti itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya Khesari Warmadewa memiliki istana yang ada di Singhadwala. Khesari Warmadewa adalah Ugrasena pada tahun 915 M - 942 M. Keshari Warmadewa meninggalkan 9 prasasti yang berisi pembebasan pajak. Setelah meninggal, Abu jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu, lalu digantikan oleh Jayasingha Warmadewa (960 M - 975 M).

Dikatakan bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di desa Manukraya, yang letaknya sekarang di dekat istana negara

Tapak Siring. Raja Jayasingha Warmadewa digantikan oleh Raja


Jayasadhu Warmadewa (975 M - 983 M), setelah itu wafat dan digantikan oleh seorang Ratu yang bernama Sri Maharaja Sriwijaya

Mahadewi

(983

989

M).

Kemudian

digantikan

oleh

Dharmodayana (989 M - 1011 M). Dharmodayana disebut juga Raja Udayana. Raja Udayana menikah dengan Gunapriayadharmapatni alias mahendradatta dari kerajaan Medang Kemulan di jawa timur dan dari perkawinannya tersebut menghasilkan 3 orang anak yaitu : Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Kemudian Airlangga menikah dengan putri Raja Dharmawangsa (raja di jawa timur).

Raja Udayana wafat dan abu jenazahnya di candikan di Banu Wka.


Kemudian pemerintahan dilanjutkan oleh Marakata yang diberi gelar Dharmawangsa Wardana Marakatta Pangkajasthana Uttunggadewa

yang memerintah dari 1011 - 1022. Kemudian digantikan oleh anak


Wungsu (1049 - 1077) yang bergelar Paduka Haji Anak Wungsu Nira Kalih Batari Lumah i Burwan Lumah i Banu Wka. Anak Wungsu

memerintah

selama

28

tahun

dan

dikatakan

selama

pemerintahannya keadaan negara aman tenteram. Anak Wungsu tidak memiliki keturunan dan meninggal tahun 1077 dan di dharmakan di Gunung Kawi dekat Tapak Siring. Hal itu menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Warmadewa.

Setelah

Anak

Wungsu

meninggal,

kerajaan

Bali

tetap

mengadakan hubungan dengan raja-raja di Jawa dan ada dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang kenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu.

Namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat

dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh


Gadjah Mada pada tahun 1343.

Aspek Kehidupan Ekonomi


Kehidupan ekonomi masyarakat bali berkembang pesat pada masa pemerintahan Anak Wungsu. Dari beberapa prasasti

Kerajaan Bali dapat diketahui kehidupan ekonomi masyarakatnya.


Umumnya penduduk Kerajaan Bali hidup dari bercocok tanam. Dalam prasasti Songan Tambahan, prasasti dari raja Marakata disebutkan istilah yang berhubungan dengan pengolahan sawah yaitu : amabaki, atanem , amantum, ahani, anutu. Proses

penanaman padi disebut sebagai berikut, dimulai dengan mbakaki


(pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem (menanam padi), mantum (menyiangi), ahani (menuai) dan nutu (menumbuk Padi).

Dari keterangan di atas jelas bahwa pada masa pemerintahan


Raja Marakata, bahkan mungkin pada masa sebelumnya, pertanian khususnya pengolahan tanah di Bali telah maju. Hidup

berkebun juga telah umum pada masa itu. Macam-macam


tanaman yang merupakan hasil perkebunan antara lain adalah nyu (kelapa), kelapa kering (kopra), hano (enau), kamiri (kemiri),

kapulaga, kasumbha (kesumba), tals (ales, keladi), bawang bang


(bawang merah), pipakan (jahe), mula phala (wartel dan umbiumbian lainnya), pucang (pinang), durryan (durian), jeruk, hartak

(kacang hijau), lunak atau camalagi (asam), cabya (nurica),


pisang atau byu, sarwaphala (buah-buahan), sarwa wija atau sarwabija (padi-padian), kapas, kapir (kapuk randu), damar

(damar).

Aspek Kehidupan Sosial


Masyarakat Bali Kuno sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari luar, namun mereka tetap mempertahankan tradisi

kepercayaan nenek moyangnya. Di Bali terdapat 3 agama, yaitu :

Hindu, Budha dan Animisme. Masyarakat Bali Kuno hidup aman


dan tentram karena keteladanan pemimpin negara pada hukum. Raja memerintah berdasarkan kitab Undang-Undang Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana. Masyarakat Bali terbagi dalam kasta-kasta yang disebut caturwarna. Ketika Kerajaan Majapahit

menguasai Bali, terbentuk golongan masyarakat baru yang disebut


Wong Majapahit.

Aspek Kehidupan Kebudayaan


Kesusastraan
Untuk mengetahui mengenai keadaan dan perkembangan

kesusastraan pada kerajaan Bali , maka perlu mengetahui


hubungan sejarah dan kekeluargaan antara Bali dan Jawa Timur pada masa itu. Hasil-hasil kesusastraan yang diciptakan di Bali

baru mulai bermunculan pada waktu pemerintahan Dalem


Waturenggong (1460-1550). Lebih-lebih setelah pustakaan Majapahit banyak dibawa ke Bali. Pada zaman itulah datang ke Bali Danghyang Nirartha (Pedanda Sakti Wau Rauh) yang mengarang banyak kitab-kitab kesusastraan.

Kesenian
Dari pembacaan teks prasasti-prasasti yang telah ditemukan sampai saat ini dapat diketahui bahwa pada kerajaan Bali telah hidup beberapa cabang kesenian seperti seni tari, seni tabuh,

seni suara/vokal, lawak, dan beberapa jenis seni tontonan


lainnya. Tetapi nama-nama kesenian atau tontonan yang disebutkan didalam prasasti-prasasti tidaklah seluruhnya dapat kita identifikasikan dengan cabang-cabang kesenian atau tontonan yang masih hidup sampai dewasa ini. Nama-nama

cabang kesenian yang paling banyak diketahui ialah dari


prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja Anak Wungsu.

Kesenian lain yang dikenal ialah semacam kesenian yang disebut Culpika dan Citakara. Dalam bahasa Indonesia istilahistilah tersebut berarti : pemahat patung untuk istilah Culpika dan pelukis untuk istilah Citrakara. Istilah-istilah tersebut memberikan suatu gambaran bahwa pada masyarakat Bali kuno sudah ada orang mempunyai keahlian di bidang seni pahat dan seni lukis.

Hanya saja data-data mengenai hal ini tidak banyak kita


temukan dalam sumber-sumber tertulis seperti prasasti pada umumnya. Hanya beberapa prasasti yang memuat tentang seni

tersebut.

Cukup banyak prasasti menyebutkan nama-nama bangunan khususnya bangunan suci keagamaan, bangunan suci sebagai pedharman raja atau pejabat tinggi kerajaan atau juga seorang permaisuri kerajaan. Tetapi banyak tempat yang disebutkan dalam

prasasti sebagai tempat lumah (wafat) raja atau permaisuri belum


diketahui lokasinya. Selain jenis bangunan tersebut, juga

ditemukan jenis bangunan wihara. Semua jenis bangunan tersebut beberapa diantaranya masih dapat ditemukan antara lain : Prasada di Pura Magening (Tampaksiring), kompleks percandian

Gunung Kawi, Goa Gajah, Wihara-wihara/pertapaan-pertapaan di


sepanjang sungai Pakerisan dan Kerobokan dan lain sebagainya.

Dari bangunan-bangunan tersebut dapat diketahui bahwa ada unsur

keindahan
bangunan bangunan

yang
atau atau

mewarnai
arsitektur. arsitektur

gaya
Seni yang

terlihat

pada bangunan-bangunan

meliputi : bentuk bangunan, tata letak dan penentuan atau pemilihan

lokasi. Aspek-aspek arsitektur ini


kemudian sangat menentukan rasa puas atau tidaknya si pemilik

bangunan baik lahir maupun bathin.

SOAL
1. Yang dimaksud dengan Khecarawahni Murti adalah ....... A. Tahun 816 S B. Tahun 826 S C. Tahun 836 S 2. Pengganti Khesari Warmadewa adalah ......... A. Jayasingha Warmadewa B. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi C. Raja Anak Wungsu D. Raja Udayana E. Marakata D. Tahun 837 S E. Tahun 678 S

4. Mata pencaharian utama masyarakat Bali adalah ....... A. Pilot B. Nelayan D. Peternak E. Tentara

C. Petani
5. Agama yang beredar di Bali adalah ........ A. Hindu, Budha, Animisme

B. Animisme, Dinamisme, Totemisme


C. Islam, Katolik, Hindu D. Budha, Konghucu, Hindu

E. Hindu, Budha, Islam

5. Berikut ini yang merupakan bangunan peninggalan Kerajaan Bali adalah ........ A. Candi Borobudur B. Candi Kalasan C. Candi Prambanan D. Goa Gajah

E. Goa Tallo

1. Sebutkan bukti sejarah adanya Kerajaan Bali! 2. Siapa saja raja-raja yang memerintah Kerajaan Bali ? 3. Jelaskan isi prasasti Songan Tambahan! 4. Jelaskan istilah-istilah berikut! a. Air Madatu b. Mbakaki

c. Caturwarna
d. Culpika dan Citakara

5. Sebutkan banguna peninggalan Kerajaan Bali!

Kunci Jawaban
Uraian : 1. Prasasti P. Ganda : 1. C 2. A 3. C 4. A 5. D Bali berangka tahun 804 S (882

M), Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan


883 S (911 M), Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur.

2. Keshari Warmadewa, Jayasingha Warmadewa,


Jayasadhu Warmadewa, Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi, Dharmodayana, Marakata, Anak

Wungsu,

3. Dalam prasasti Songan Tambahan disebutkan istilah yang

berhubungan dengan pengolahan sawah yaitu : amabaki,


atanem , amantum, ahani, anutu. Proses penanaman padi disebut sebagai berikut, dimulai dengan mbakaki, mluku,

tanem, mantum , ahani dan nutu.


4. a. Tempat dicandikannya Raja Keshari Warmadewa b. Membuka tanah dalam proses pengolahan sawah c. Kasta-kasta yang membagi masyarakat Bali d. Pemahat patung dan pelukis 5. Prasada di Pura Magening, kompleks percandian Gunung Kawi, Goa Gajah, Wihara-wihara/pertapaan-pertapaan di

sepanjang sungai Pakerisan dan Kerobokan

Sumber
http://www.fahmiblogs.com/2011/09/kerajaan-bali.html

Platinum Sejarah Kelas XI Program IPA


4shared.com

http://www.google.co.id/search?sourceid=chrome&ie=UTF8&q=goa+gajah

You might also like