Professional Documents
Culture Documents
B.Hakikat manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
1) Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat ash, kemampuan atau bakatbakat alami
yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi
antara lain sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami yang
melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga din manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia
yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga
manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukanmanusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat dibandingican dengan
makhluk lainnya
3. Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah dan
Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
5. Kewaiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban manusia
adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai makhluk
individu yang mempunyai hakhak asasi, sekaligus makhluk sosial yang mempunyai
kewajiban untuk melakukan sesuatu berdasarkan norma-norma yang berlaku. Ditinjau dan
kewajibannya, manusia berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam
melaksanakan kewajiban hidupnya sehari-hari.
PENGERTIAN BANGSA
Bangsa dalam arti etnis dapat disamakan denganbangsa dalam arti rasial atau keturunan.
Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok manusia yang menganut kebudayaan yang
sama. Karena kebudayaan mempunyai cabang dan unsur yang banyak sekali, pengertian di
sini merupakan pengertian bangsa yang didukung dan dikuasai oleh leblh banyak
kebudayaan yang diberlakukan daripada yang tidak diberlakukan. Misalnya, kelompok
bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa dan aksara, serta adat istiadatyang sama.
Dalam arti politis, bangsa merupakan kelompok manusia yang mendukung suatu organisasi
kekuasaan yang disebut negara tanpa menyelidiki asalusul keturunannya.
PENGERTIAN NEGARA
Secara etimologis, “negara” berasal dan bahasa asing Swat (Belanda, Jerman). Kata staat
maupun state berakar dan bahasa Latin, yaitu status yaitu
rnenempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempakant Sementara itu,
Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato dalam bukunya “Ill yang mengartikan
negara sebagai kekuasaan. Buku itu juga mengajarkan bagaimana seorangraj~rnemerintah
dengan sebaik-baiknya.
Kata “negara” yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta nagari yang
berarti wilayah, kota, atau penguasa.
Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari terjadinya negara, yaitu:
a) melalui proses pertumbuhan primer dan sekunder;
b) secara teoritis; dan
c) secara faktual,
b. Pendekatan Teoritis
c. Pendekatan faktual
Pendekatan faktual adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang
benar-benar terjadi, yang diungkap dalam sejarah (kenyataan historis).
Tujuan Negara
Bercita-cita merupakan sesuatu yang wajar dalam kehidupan mi. Misalnya, Tono bercita-
cita menjadi petani unggul di desanya. Ani bercita-cita menjadi seorang arsitektur. Anjas
bercita-cita menjadi seorang pelukis. Mereka pun menuntut ilmu sesuai dengan jalur cita-
citanya. Mereka rajin, giat, ulet dan tidak mudah putus asa untuk mewujudkan cita-citanya.
Begitupun halnya dengan negara yang mempunyai tujuan. Namun, tujuan antara negara satu
dan negara lainnya berbeda. Tujuan negara Philipina tidak sama dengan tujuan negara
Singapura. Tujuan negara Singapura juga tidak sama dengan tujuan negara Indonesia. Tujuan
` negara Indonesia sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
1. Teori Fasisme
Tujuan negara menurut teori fasisme adalah imperium dunia. Pemimpin bercita-cita
untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu tenaga atau kekuatan bersama.
Beberapa negara yang pernah menganut fasisme antara lain Italia ketika dipimpin oleh
Benito Mussolini, Jerman ketika dipimpin Adolf Hitler, dan Jepang ketika dipimpin Tenno
Heika.
2. Teori Individualisme
Teori individualisme berpendapat bahwa negara tidak boleh campur tangan dalam urusan
pribadi, ekonomi, dan agama bagi warga negaranya. Tujuan dibentuknya negara hanyalah
berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan
seluas-luasnya dalam memperjuangkan kehidupannya.
3. Teori Sosialisme
Teori sosialisme berpendapat bahwa negara mempunyai hak campur tangan dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal mi dilakukan agar tujuan negara dapat tercapai.
Tujuan negara sosialis adalah memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan merata
bagi setiap anggota masyarakat.
4. Teori Integralistik
Teori integralistik berpendapat bahwa tujuan negara itu merupakan gabungan dan paham
individualisme dan sosialisme. Paham integralistik ingin menggabungkan kemauan rakyat
dengan penguasa (negara). Paham integralistik beranggapan bahwa negara didirikan bukan
hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi juga untuk
kepentingan seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.
Paham integralistik melihat negara sebagai susunan masyarakat yang integral, dan
anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis. Paham
integralistik diperkenalkan oleh Prof. Dr. Supomo pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, tanggal 30 Mei 1945. Paham Integralistik
merupakan aliran pemikiran yang sesuai dengan watak bangsa Indonesia yang bersifat
kekeluargaan dan tolong-menolong.
Tata hubungan intemasional menghendaki status negara merdeka sebagai syarat yang
harus dipenuhi. Pengakuan dan negara lain juga merupakan modal bagi suatu negara untuk
diakui sebagai negara yang merdeka. Pengakuan negara terhadap negara lain dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pengakuan secara de Facto dan de Jure.
Pengakuan tersebut mempunyai makna penting bagi suatu negara, yaitu diakuinya
keberadaan suatu negara, dapat membuka hubungan bilateral dan multilateral, dapat
menempatkan perwakilannya sebagai pengutusan tetap di lembaga-lembaga internasional dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.