You are on page 1of 31

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGI DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny.

H DI RUANG VK RSUD SLEMAN

Disusun Oleh: 1. Khanina Fauziyyah 2. Rini Widyastuti 3. Bevinda Rastasari 4. Nuristina Anggita 5. Dwi Trisnawati 6. Desi Chairani 7. Istikomah 8. Veronika Novitasari 100200464 100200463 100200466 100200465 100200452 100200437 100200455 100200462

PROGRAM STUDI D3 ILMU KEBIDANAN STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGI DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. H DI RUANG VK RSUD SLEMAN

Laporan Kelompok Praktik Klinik Kebidanan II Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal..

Disusun Oleh: 1. Khanina Fauziyyah 2. Rini Widyastuti 3. Bevinda Rastasari 4. Nuristina Anggita 5. Dwi Trisnawati 6. Desi Chairani 7. Istikomah 8. Veronika Novitasari
Menyetujui Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

100200464 100200463 100200466 100200465 100200452 100200437 100200455 100200462

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGI DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. H DI RUANG VK RSUD SLEMAN
Disusun Oleh: 1. Khanina Fauziyyah 2. Rini Widyastuti 3. Bevinda Rastasari 4. Nuristina Anggita 5. Dwi Trisnawati 6. Desi Chairani 7. Istikomah 8. Veronika Novitasari 100200464 100200463 100200466 100200465 100200452 100200437 100200455 100200462

Telah diseminarkan didepan penguji Pada tanggal. Mengetahui Penguji 1 : (..) Penguji 2 : (..) (.) (.)

Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES Alma Ata Yogyakarta

(Nur Indah Rahmawati, S.ST)

KATA PENGANTAR

Puji melimpahkan menyelesaikan KEBIDANAN rahmat

syukur dan

kehadirat

Allah

SWT judul

yang kami

telah dapat

hidayah-Nya, seminar

sehingga PATOLOGI

makalah PADA

dengan

ASUHAN DENGAN

PERSALINAN

KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. H DI RSUD SLEMAN, ini dengan baik dan dapat selesai tepat pada waktunya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan mengenai bagaimana seorang bidan memberikan asuhan kebidanan pada persalinan patologi dengan ketuban pecah dini,. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya makalah ini.

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................ . i LEMBAR PERSETUJUAN................................................................ . ii LEMBAR PENGESAHAN.................................................... ................. KATA PENGANTAR................................................. ........................... DAFTAR ISI.................................................... .................................... BAB I PENDAHULUAN.. A. B. Latar Belakang Masalah............................................................................ Tujuan Umum dan Khusus............................................... ........... BAB II TINJAUAN TEORI.. iii iv v 1 1 2 3

A. Prinsip Dasar Ketuban Pecah Dini (KPD).............................................. 3 B. Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD).................................................... 3 C. Patogenesis............................................................................................... 4 D. Penanganan.......................................................................... 6 E. Konservatif.. 6 F. Aktif..... 7 G. Penatalaksanaan.. 8 H. Manajemen Kebidanan Menurut Varney................................................ 9 BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................... 10 BAB IV PEMBAHASAN............................................................ BAB V PENUTUP...................................................................... A. B. . 22 . 24 24 24

Kesimpulan. Saran... DAFTAR PUSTAKA.................................................................

. 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnioritis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu Menurut EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of the Membrane) ini kira-kira (12 %) dari semua kejadiannya mencapai sekitar(24%). Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan prematur dan infeksi dalam rahim B. Tujuan Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini Ny. H . 2. Mahasiswa mampu menginterprestasi data untuk menentukan dignosa, masalah dan kebutuhan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H 4. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H 5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H 6. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H 7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. H

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PRINSIP DASAR KETUBAN PECAH DINI (KPD) 1. Ketuban dinyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. 2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam Obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis. 3. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. 4. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan. (Sarwono Prawiraharjo, 2001). B. PENGERTIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak.. 1. Selaput janin dapat robek dalam kehamilan: a. Spontan karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena cervix terbuka (cervix yang inkompelent). b. Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat. c. Insiden menurut Eastman kira-kira 12% dari semua kehamilan.

2.

Gejala : a. Air ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai dengan tuanya kehamilan konsistensinya lebih keras. b. Biasanya terjadi persalinan c. Cairan: hydroohoea amniotica

C. PATOGENESIS 1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit : Pielonefritis, Sistitis, Servisitis, dan Vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotililtas rahim ini. 2. Ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) 3. Infeksi (amnionitas) (Khorioamnionitis) 4. Faktor-faktor lain merupakan predis posisi adalah: multipara, malposisi, disproporsi, cervik incompeten dll. 5. Artifisal (ammoniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini. Cara menentukan ketuban pecah dini a. b. c. d. e. Adanya cairan berisi mekoneum, verniks koseso, rambut lanugo Inspekula : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar Lakus (litmus) jadi biru (basa).air kertuban jadi merah (asam).air kemih (urine) Pemeriksaan pH forniks posterior pada prom [H Pemeriksaan hispatologi air (Ketuban) dan kadang kala berbau kalau sudah infeksi dari kanalis serisis dan bagian yang sudah pecah.

Pengaruh PROM (KPD) a) Pengaruh terhadap janin Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intrauterine lebih duluan terjadi (amnionitis,Vakulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal. b) Pengaruh terhadap ibu Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering di periksa dalam, Infeksi peurperalis (nifas), Peroitonitis dan septikemi. Dry-labor Ibu akan jadi lelah, lelah terbaring di tempat tidur, partus akan jadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat, dan nampak gejala infeksi. Jadi akan meninggikan angka kematian dan angka mobilitas pada ibu. ( PROF. DR. RUSTAM MOCHTAR, MPH )

Penilaian Klinik 1. Tentukan pecahnya selaput ketuban. Di tentukan dengan adanya cairan ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan test lakmus (mitrazin test) merah menjadi biru, membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan janin. 2. USG 3. Tentukan ada tidaknya infeksi :suhu ibu lebih besar atau sama dengan 38o C, air ketuban yang keluar dan berbau, janin mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan

4.

tentukan

tanda-tanda

inpartu:

kontraksi

teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (erminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik. (ACUAN NEONATAL) D. PENANGANAN a. Kalau kehamilan sudah aterm dilakukan induksi b. Kalau anak premature diusahakan supaya kehamilan dapat berlangsung terus, misalnya dengan istirahat dan pemberian progesteron. c. Kalau kehamilan masih sangat muda (dibawah 28 minggu) dilakukan induksi d. Mempertahankan kehamilan supaya bayi lahir (berlangsung +/- 72 jam) e. Pantau keadaan umum itu, tanda vital dan distress janin/kelainan lainnya pada ibu dan pada janin f. Observasi ibu terhadap infeksi khorioamnionitis sampai sepsis g. KIM terhadap ibu dan keluarga, sehingga dapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin ditambah dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. h. Bila tidak terjadi his spontan dalam 24 jam atau terjadi komplikasi lainnya, rujuk ibu segera ke fasilitas yang lebih tinggi. (OBSTETRI PATOLOGI UNPAD) E. KOSERVATIF a. b. Rawat di rumah sakit Berikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg dan metronidazol 2x500 mg selama 7 hari). c. Jika umur kehamilan kurang dari 32-34 minggu, dirawat selama air kertuban tidak keluar lagi . PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN

d.

Jika usia kehamilan 32-7 minggu belum importu, tidak ada infeksi, tes busa negatif, beri deksametason, obserfasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.

e.

Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah importu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksometason dan induksi sesudah 24 jam

f. g. h.

Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi Nilai tanda-tanda infeksi ( suhu, tanda-tanda infeksi intrauteri ) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan lakukan kemungkinan kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu dosis bertambah 12 mg per hari dosis tunggal selama 2 hari, deksamatason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

F. AKTIF a. Kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan di akhiri.
- Bila skor pelvik kurang dari 5, lakukan pematangan serviks,

kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC. -Bila skor pelvik lebih dari 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

G. PENATALAKSANAAN LEBIH DARI SAMADENGAN 37 MINGGU TIDAK ADA INFEKS Lahirkan Bayi Berikan Penisilin atau Ampicilin

KETUBAN PECAH INFEKSI Berikan TIDAK ADA INFEKS Amoksilin + Eritromisin untuk 7 hari

INFEKSI

Berikan Penisilin Gentanisin Dan Metronizadol

Penisilin, Gentamisin Dan Metronidazol Lahirkan

Steroid untuk pematangan paru

Lahirkan Bayi

Bayi

Profilaksi Stop antibiotika

Anti biotika setelah persalinan Infeksi Tidak ada infeks Lanjutkan untuk 24-48 Tidak perlu antibiotic jam setelah bebas panas

( SARWONO PRAWIROHARJO, 2001 )

H. MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY Langkah 1. Pengumpulan Data Dasar - Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap (subyektif dan obyektif) - Riwayat kesehatan - Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan - Catatan terbaru atau sebelumnya - Data laborat, pemeriksaan penunjang, dll Langkah 2. Interpretasi Data Dasar - Identifikasi terhadap diagnosis dan kebutuhan klien berdasar data yang diperoleh dan dengan interpretasi yang benar - Diagnosis kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur, yaitu: - Diakui dan disyahkan oleh profesi - Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan - Memiliki ciri khas kebidanan - Dapat diselesaikan dengan pendekatan menejemen kebidanan Langkah 3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial - Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi. Dituliskan juga data dasar yang mendukung Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera (antisipasi masalah) Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh Langkah 6. Melaksanakan perencanaan Langkah 7. Evaluasi

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGI DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. H. DI RSUD SLEMAN No. MR : 217271

Masuk tanggal / jam : 12 November 2012 / 03.27 WIB

I.

PENGKAJIAN 1. Identitas Nama Istri Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. H : 38 Tahun : Islam : Jawa : SMP : IRT : Karangtanjung, Pendowoharjo, Ngaglik, Sleman 2. Keluhan utama Ibu mengatakan dirinya hamil anak ke-4, pernah keguguran 1 kali, usia kehamilan 39 minggu 2hari, mengeluh nyeri perut bagian bawah. Dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur darah dan air sejak tanggal 11 November 2012 pukul 10.00 WIB 3. Tanda-tanda persalinan Ibu datang pukul 3.30 WIB, his jarang, mengeluarkan lendir agak kecoklatan, air ketuban merembes. Nama Suami Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. Y : 44 Tahun : Islam : Jawa : SMA : Swasta : Karangtanjung, Pendowoharjo, Ngaglik, Sleman

DATA SUBYEKTIF

4. Riwayat Menstruasi Menarche : 13 tahun Siklus Keluhan HPHT UK : 30 hari : tidak ada : 10-02-12 : 39 minggu 2 hari Riwayat kesehatan ibu sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit menurun (Asma, jantung, DM, hipertensi), ataupun penyakit menular (TBC, Hepatitis) - Riwayat kesehatan ibu yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakti Asma, jantung, DM, hipertensi, hepatitis, TBC - Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu atau suami tidak ada riwayat penyakit Asma, Jantung, DM, Hipertensi, TBC, hepatitis, dan tidak ada riwayat kembar. 6. Riwayat Kehamilan Sekarang a. ANC Keluhan Terapi b. ANC Keluhan Terapi c. ANC Keluhan Trimester I : 1 x di bidan : tidak ada : asam folat, kalk Trimester II : 2 x di puskesmas : ibu sering mengalami nyeri perut : tablet Fe 1x 1 Tab/hari Trimester III : 3 x di bidan : ibu sering BAK HPL : 17-11-12 Lamanya : 5-7 hari

5. Riwayat kesehatan

Terapi 7. Riwayat Obstetrik


N o 1 2 3 4 Thn 1994 1997 2003 Hamil sekarang UK aterm aterm abortus aterm

: tablet Fe 1x 1 Tab/hari
Jenis Persalinan Normal Normal H/ M H H L/ P L L

Penolong Bidan Bidan

Tempat BPS BPS

BBL 3500 3500

Komplikasi Tidak ada Tidak ada

8. Riwayat immunisasi Imunisasi TT 5 (Lengkap) 9. Pergerakan janin dalam 12 jam terakhir ibu merasa gerakan janin lebih dari 10 kali dalam 12 jam 10. Pola kebiasaan sehari-sehari a. Nutrisi : ibu makan nasi,sayur,lauk 1 porsi sedang tanggal 11 November 2012 jam 20.30 WIB Minum terakhir b. Eliminasi BAK BAK terakhir tanggal 12 Nov 2012 jam 02.30 WIB Jumlah : sedang BAB BAB terakhir tanggal 11 Nov 2012 jam 07.00 WIB Jumlah : sedang c. Istirahat Siang Malam Keluhan d. Personal Hygiene : tidur 2 jam : tiduran dan tidur 7 jam : gangguan rasa nyaman Warna : kecoklatan Keluhan : tidak ada Warna : kuning jernih Keluhan : tidak ada : ibu minum air putih 1 gelas 10 menit yang lalu Makan terakhir

Tidur terakhir : 11 nov 2012 jam 20.00- 01.00

Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x sehari, keramas 2-3 kali seminggu e. Data Psikososial Spiritual - Kesiapan ibu & keluarga menghadapi persalinan : Ibu tampak gelisah dan cemas mengahadapi persalinan - Pengambilan keputusan : Suami B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum Kesadaran : baik : composmentis S : 36.5o C : 54 kg : 12 kg N : 80 x/m Setelah hamil Tinggi badan ibu RR : 20x/m : 66 kg :157cm

TD : 120/70 mmHg BB ibu sebelum hamil Kenaikan 2. Pemeriksaan fisik a. Rambut b. Mata c. Muka d. Hidung

: warna hitam, bersih, tidak rontok : konjungtiva merah muda, sklera putih : bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada pembesaran polip, fungsi penciuman norma, simetris, tidak ada polip

e. Mulut dan gigi

: bentuk simetris, tidak ada caries maupun samotis, keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup, tidak ada caries

f. Telinga g. Leher h. Dada

: bentuk

simetris,

keadaan

bersih,

fungsi

pendengaran baik : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembersaran vena jugularis : bentuk dada simetris kanan kiri

i. Payudara j. Perut Leopold I

: simetris kanan kiri, putting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada bekas luka operasi : bentuk simetris, pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi : TFU 2 jari dibaawah px bagian atas teraba bagian besar, lunak, tidak melenting yang berarti bokong

Leopold II

: Bagian kiri teraba panjang, lebar dan keras yang brarti punggung dan kanan teraba bagian-bagian kecil yang berarti ekstremitas.

Leopold III Leopold VI TBJ

: Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting, bisa digoyangkan yang berarti kepala. : Konvergen

TFU menurut Mc.donald : 28cm : (TFU-11) x 155 = (28-11) x 155 = 2635gr : tidak ada benjolan abnormal dan varises : mengetahui pembukaan serviks : : tidak teraba : tipis, pembukaan 2 cm : merembes : kepala : ada , masih lemah : : simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema. : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema. reflek patella kanan/kiri +/+ DJJ terdengar jelas, 134x/menit teratur. k. Genetalia l. Hasil Promantorium Partio Ketuban Presentasi HIS m. Ekstremitas a. atas b. bawah Indikasi Pemeriksaan dalam/VT : tgl 12 -11- 2012 jam 03.40 WIB

Dinding vagina : teraba rugae, tidak ada benjolan

3. Pemeriksaan Penunjang 12 November 2012 jam 05.00 Hb : 9.1 gr% Leukosit : 11.5 Eritrosit : 3.86 Trombosit : 222 II. INTERPRETASI DATA 1. Diagnosa kebidanan Ny. H G4P2A1 hamil aterm, inpartu kala I (fase laten) dengan KPD. Data Dasar DS : HPM : 10-2-12 Ibu mengatakan cemas karena ketuban sudah merembes sejak pukul 10.00 WIB tanggal 11 November 2012, tetapi bayi belum juga lahir. DO : HPL : 17-11-12 UK: 39 minggu 2 hari TD : 110/70 mmHg S : 36o C ketuban merembes 2. 3. a. b. Masalah Kebutuhan Dukungan psikologis Penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi Cemas menghadapi persalinan. N : 82 x/m RR : 22x/m VT : Portio lunak, pembukaan 2cm, his lemah, lendir darah (+), Ct : 730 Bt : 400 Gol.drh : O Hmt : 28.2

III. DIAGNOSA POTENSIAL Partus lama, infeksi, asfiksia. IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dr. Sp.OG, memberikan terapi obat amoxilin 500mg 1 tablet. V. PERENCANAAN Tgl/jam: 12 Novenber 2012 03.50 WIB 1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan 2. Berikan dukungan pada ibu 3. Anjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi sesuai dengan kemauan ibu 4. Monitor kecukupan nutrisi pada ibu 5. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk therapy lebih lanjut 6. Rencanakan pemeriksaan dalam ulang dalam 4 jam kemudian VI. PELAKSANAAN Tgl/jam: 12 November 2012 03.55WIB 1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan 2cm, dan sudah masuk fase persalinan. 2. Memberikan dukungan pada ibu untuk tetap semangat dan mempersilahkan suami/ keluarga untuk menemani ibu. 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi sesuai dengan kemauan ibu 4. Memberikan nutrisi pada ibu 5. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk therapy lebih lanjut. Advis dokter : Terapi IV RL 20tpm Misoprostol 25 mcg / 6 jam per oral 6. Merencanakan pemeriksaan dalam ulang dalam 4 jam kemudian

VII. EVALUASI Tgl/jam: 12 November 2012/ 05.15 WIB 1. Ibu tahu tentang kondisi kesehatannya. 2. Ibu merasa lebih tenang. 3. Ibu memilih miring ke kiri, kaki ditinggikan. 4. Ibu sudah makan roti dan minum air putih. 5. Infus RL 20tpm sudah terpasang jam 04.00 WIB Pemberian Misoprostol 25mcg / 6 jam per oral telah diberikan jam 05.10 WIB 6. Pemeriksaan dalam ulang dalam 4 jam kemudian

KALA II pukul 09.50 WIB S : O : Ibu mengatakan seperti ingin BAB dan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya 1. Keadaan umum 2. DJJ 3. His Lamanya : baik N : 88 x/m : 146x / menit : ada, 4x10 menit : 40 detik Kesadaran R: 22 x/m : composmentis S: 36,50C TD : 110/70 mmHg

4. Anus dan vulva membuka, perinium menonjol 5. Hasil pemeriksaan dalam Porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, presentasi kepala perineum kepala hodge IV pukul 09.50 WIB A : Ny. H G4 P2 A1 inpartu kala II dengan KPD. P : 1. Memberitahu itu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan lengkap dan bayi akan segera lahir. - ibu mengerti dan merasa senang 2. 3. Memberikan dukungan moral pada ibu - Ibu merasa tenang. Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengejan dan mengajari teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang lewat hidung, lalu mengeluarkan perlahan melalui mulut saat his datang. - Ibu dalam posisi setengah duduk. 4. 5. Mengajari ibu cara mengejan yang benar - Ibu sudah tahu cara mengejan yang benar. Memimpin ibu untuk meneran - Ibu sudah dipimpin cara mengejan yang benar, meneran jika ada his, dan istirahat jika tidak ada his. 6. Melakukan pertolongan persalinan

- Pukul 10.10 WIB, bayi lahir spontan segera menangis, jenis kelamin perempuan, berat badan : 2750 gram, panjang badan : 48 cm, a/s . 7/9. KALA III pukul 10.15 WIB S : a. Ibu merasa bahagia, karena bayi sudah lahir dengan selamat a. Ibu mengatakan perut masih mulas O: Keadaan umum : baik Kesadaran TD Nadi RR Suhu : composmentis : 110/70 mmHg : 84 x/menit : 22 x/menit : 36,50C

TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik A: Ny. H G4 P2 A1 inpartu kala III dengan KPD. P : Melakukan manajemen aktif kala III. 1. Mengecek fundus uteri - Fundus uteri sudah dicek dan tidak ada bayi kedua. 2. Memberitahu ibu akan disuntik dan menyuntikan oksitosin - Oksitosin sudah diberikan 1 ampul IM pada paha kanan. 3. Melakukan PTT - PTT telah dilakukan. 4. Melahirkan placenta - Pukul 10.20 WIB placenta lahir spontan lengkap. 5. Melakukan masase uterus dan cek perdarahan - Kontraksi baik, uterus keras, placenta lengkap, perdarahan 100 ml, laserasi derajat 1.

KALA IV pukul 10.25 WIB S : a. Ibu bahagia karena bayinya lahir dengan selamat. b. Ibu mengatakan perut masih mulas dan pedih pada jalan lahir : composmentis : 110/70 mmHg : 88 x/menit : 24 x/menit : 36,50C TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik Pengeluaran pervaginam, Lochea Alba, dan ASI sudah keluar. Eliminasi : (-) BAK : (-) O: 1. Keadaan umum : baik Kesadaran TD Nadi RR Suhu 2. 3. 4. BAB P: 1.

A: Ny.H P3 A1 inpartu kala IV dengan KPD Mengobservasi keadaan umum ibu, memberitahu ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan adalah wajar, karena hal tersebut menandakan proses pemulihan rahim sedang berlangsung - KU : baik, ibu mengerti tentang keluhan yang dirasakannya 2. 3. Membersihkan ibu tempat dan alat Memeriksa kontraksi pada - Ibu sudah rapi, ruangan dan alat telah dibersihkan fundus,kandung kemih, perdarahan dan tanda-tanda vital 15 menit pada 12 menit pertama setelah persalinan, setiap 30 menit pada jam ke-2 setelah persalinan. - Kontraksi baik, perdarahan normal, TD : 110/70 mmHg, N : 80x/m Melengkapi partograf - Partograf sudah dilengkapi 5. Nusa Indah 3 Memeriksa kondisi bayi baru lahir - Bayi dalam keadaan baik,tidak asfiksia dan sudah dibawa ke ruang

LEMBAR PENGAWASAN KALA I


Keadaan Ibu TD N RR Tem Terapi Urin Kontraksi uterus/his His: 2x setiap 03.30 2 cm 110/70 82 22 36.50C RL 20tpm 10 menit Lama 20 detik His: 2x setiap 04.00 110/70 82 22 360C 10 menit Lama 20 detik His: 2x setiap 10 menit Lama 20 detik His: 3x setiap 10 menit Lama 30 detik His: 3x setiap 10 menit Lama 45 detik His: 3x setiap 09.00 110/70 90 25 36,50C 10 menit Lama 45 detik His: 4x setiap 09.50 10 cm 120/70 92 27 36,80C 10 menit Lama 45 detik DJJ 134x/ menit (+) 135x/ menit (+) 134x/ menit (+) 134x/ menit (+) 135x/ menit (+) 135x/ menit (+) 135x/ menit (+) (-) / 0 Kondisi Janin Penurun Ketuban/ an Kepala penyusu pan

Pembu Wkt kaan sefiks

05.00

120/70

80

20

360C

Misoprostol 25 mcg/oral 150 cc

06.00

110/70

88

24

360C

07.00

110/70

90

25

36,30C

BAB 1V PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan pengkajian pada ibu bersalin Ny. H dengan KPD maka penulis menemukan kesesuaian antara teori dan kasus yang akan dibahas antara lain : 1. Pengkajian Pada tanggal 12 November 2012 penulis melakukan pengkajian pada Ny. H dengan kasus KPD ditemukan T : 120/70 mmHg, P : 80 x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5C dan ditemukan data dengan G4 P2 A1 hamil aterm umur 38 tahun. Dari data tersebut ditemukan adanya resiko tinggi karena menurut teori kasus KPD bisa terjadi pada umur > 35 tahun dan bisa terjadi pada ibu bersalin primi dan multigravida pada usia terlalu muda atau terlalu tua, maka tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan. 2. Diagnosa Kebidanan Ny. H G4P2A1 hamil arterm inpartu kala I fase laten dengan Ketuban Pecah Dini, diagnosa diambil dari data yang telah dikumpulkan, baik data objektif maupun subjektif, dan telah dilakukan pengkajian sesuai dengan teori. 3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Masalah diagnosa atau masalah potensial yang ditegakan adalah infeksi, partus lama, dan asfiksia, fetal distress, atonia uteri, IUFD. (Prawirohardjo, 2002 : 219). Pada Ny. H tidak terjadi partus lama, atonia uteri, IUFD, dan asfiksia. 4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena bidan melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG. 5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh Pada Ny. H dilakukan sesuai dengan teori yaitu dilakukan tirah baring, observasi keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi dengan dr. Sp.OG.

6. Pelaksanaan Dalam melaksanakan asuhan menurut teori yaitu melakukan tirah baring, observasi keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi dengan dr. Sp.OG. Pada Ny. H dilaksanakan sesuai dengan teori yaitu tirah baring, observasi keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi dengan dr.Sp.OG. 7. Evaluasi Pada langkah evaluasi dilakukan observasi pada Ny.H tiap 15 menit jam pertama, 30 menit jam kedua, dan 6 - 8 jam hari pertama..

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dalam kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. H umur 38 tahun dengan KPD telah dilakukan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan menurut varney yang terdiri dalam 7 langkah, yaitu : 1. Pengkajian data 2. Merumuskan diagnosa/ maslaah kebidanan 3. Mengantisipasi diagnosa/ maslah kebidanan 4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera 5. Merencankan asuhan secara menyeluruh 6. Implementasi
7. Evaluasi

Pada

hari

kesatu

keadaan

umum

ibu

baik,

pengeluaran

ASI

positif, kontraksi uterus baik, pola nutrisi baik, mobilisasi positif, kandung kemih kosong dan ibu sudah mulai menyusui bayinya dan diperbolehkan pulang pada tanggal 13 November 2012 . Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka penulis tidak dapat mengetahui perkembangan klien selanjutnya. B. Saran Bagi RS Untuk meningkatkan profesionalisme sehingga pelayanan pada klien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan

pendidikan

lebih

banyak

meningkatkan

prosedur

belajar mengajar mengenai manajemen kebidanan karena penulis masih sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut. Bagi Ny.H Hendaknya waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi seperti halnya ketuban pecah dini (KPD).

DAFTAR PUSTAKA Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta: YBP-SP. Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD. EGD

You might also like