You are on page 1of 2

A.

MINERAL KUARSA Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 1000C. Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya. Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung. B. CIRI-CIRI Kuarsa (SiO2) tergolong dalam kelompok mineral silikat. Ciri-ciri mineral ini sebagai berikut: sistem kristal heksagonal; kekerasan 7; berat jenis 2,65; warna bening atau putih; gores/cerat putih; kilap kaca (vitreous); dan belahan tidak ada. Kuarsa (silicon dioxide atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di bumi. Terdiri dari banyak warna dan bentuk, tetapi selalu mempunyai sebuah kilap kaca dan mempunyai kekerasan 7. Kuarsa juga dapat berwarna coklat, hitam ataupun ungu (amethyst), jarang terdapat berwarna hijau dan warna lainnya tergantung dari campuran yang terkandung di dalamnya. Apabila kita telah terbiasa dengan mineral kuarsa ini maka akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam bentuk yang bermacam-macam. Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan enam sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah penciri utama mineral kuarsa ini. C. SUMBER Mineral Kuarsa (quartz) ini di alam ditemukan di dalam batuan beku dan batuan metamorf, terutama dalam pegmatit granit. Kuarsa merupakan mineral paling umum ditemukan dalam mineral gang dari urat-urat hidrothermal. Mineral tersebut juga ditemukan dalam bentuk pasir kuarsa lantaran terjadi pelapukan pada batuan beku ataupun metamorf. Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari rombakan batuan yang mengandung silicon dioksida (kuarsa SiO2) seperti granit, riolit dan granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transportasi, sortasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa di alam tidak pernah didapatkan dalam keadaan murni. Butir kuarsa di alam umunya terdapat bercampur dengan lempung, feldspar, magnetit, ilmenit, limonit, pirit, mika (biotit), hornblende dan zircon serta bahan organic dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkan batuan pasir menjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni. Material pengotor tersebut pada umumnya memberi warna pada pasir kuarsa, sehingga dari warna yang dihasilkan dapat ditunjukkan derajat kemurniannya. Pada umunya pasir kuarsa diendapkan dalam penyebaran yang melebar, dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari fraksi halus (0,06 mm) kasar (2 mm). Pasir kuarsa di Indonesia juga pada umunya mempunyai komposisi SiO 2 = 55,30 99,87 %, Fe2O3 = 0,01 9,14 %, TiO2 = 0,01 0,49 %, Al2O3 = 0,01 18,00 %, CaO = 0,01 0,26 %, MgO = 0,01 0,26 %, K2O = 0,01 17,00 %. Dalam perhitungan cadangan endapan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara perkalian antara luas penyebaran dengan ketebalan rata-rata, sedang ketebalan rata-rata dapat diketahui dengan cara pengeboran tangan, sumur uji atau parit uji. Disamping itu untuk menentukan kualitas endapan dilakukan pengambilan contoh endapan untuk keperluan analisa laboratorium baik analisa kimia maupun mikroskopik. D. PEMBENTUKAN Proses pembentukan mineral yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat asam, setelah proses magmatisme dan memasuki fase pegmatisme dan pnumatolisis pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 200 0 4000 C). Awalnya magma mengintrusi batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah mineralmineral yang bersifat holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa, selanjutnya terbentuklah mineral kuarsa dengan

kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Mineral ini dijumpai pada batuan beku asam seperti granit, granodiorit, tonalit, ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai detrital material, pada batuan metamorf yaitu phylit, kuarzit granulit dan eklogit. Di dalam geode berongga yang didapatkan di daerah batuan piroklastik didapatkan pula kuarsa kristal dengan struktur bergerigi.

E.

DAERAH SEBARAN Persebaran mineral kuarsa di Indonesia ditemukan di Bandaaceh (provinsi Nanggroe Aceh Darussalam), sungai

Asahan dan Kisaran (Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, mBeji--Surakarta (Provinsi Jawa Tengah), Tuban dan sepanjang pantai utara Jawa Timur, Bangkalan (Provinsi Jawa Timur), Martapura (Provinsi Kalimantan Selatan), dan Provinsi Kalimantan Timur. F. PENAMBANGAN S e c a r a u m u m , p e n a m b a n g a n p a s i r k u a r s a , y a i t u d e n g a n c a r a t a m b a n g t e r b u k a dengan cara kering dan cara basah menggunakan monitor (hydraulic mine). Pemilihan metode bergantung kepada proses pengolahan, dan letak sebaran endapan.Tahap kegiatan penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup (landclearing) dilanjutkan dengan kegiatan penggalian pasir kuarsa, pemuatan. Teknik penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tambang terbuka berbentuk jenjang. Tahapan kegiatan meliputi : 1. Pengupasan lapisan penutup, yaitu untuk memindahkan tanah penutup endapan pasir kuarsa ketempat yang tidak mengganggu kegiatan penambangan. Tanah ini nantinya untuk reklamasi. Peralatan yang digunakan antara lain cangkul, sekop dan lain-lain (dapat juga traktor). Pemilihan alat ini tergantung pada kondisi lapangan dan skala produksi yang diinginkan. 2. Pembongkaran, yaitu untuk melepaskan endapan pasir kuarsa dari batuan induknya. Pada umunya endapan pasir kuarsa merupakan endapan lepas/lunak yang mudah dibongkar. Oleh sebab itu dapat digunakan peralatan tradisional seperti cangkul, sekop, bckhoe atau power shovel bila diinginkan produksi banyak. 3. Pemuatan dan pengangkutan dimana material hasil pembongkaran dimuat dan diangkut ke unit

pengolahan/penampungan (stock pile). Pemuatan dapat menggunakan alat muat wheel loader, back hoe atau dredging. Pengangkutan dapat menggunakan alat angkut truck ungkit, gerobak lori, pikulan dan lain-lain. Pada dasarnya pengolahan/pencucian pasir kuarsa dapt dimaksudkan untuk menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO2 atau memisahkan/mengubah ukuran butiru ntuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan. Tingkat pengolahan pasir kuarsa ditentukan oleh jenis pengunaannya. G. KEGUNAAN Kegunaan mineral kuarsa dalam kehidupan sehari-hari: untuk alat optik, batu asah (gerinda), dan kaca. Bila berbentuk pasir, kuarsa digunakan untuk sandpaper, sandblasting, refractories, fluxs dalam proses metalurgi, industri kimia, industri cat, bahan pengisi, industri keramik (kaca dan gelas), decorative material, insulation, stuctural materials, bahan bangunan dalam tongkat rod work and blocks digunakan dalam tube mills (pabrik pipa), industri semen, elektronik, dan arloji. Adapun pemanfaatan pasir kuarsa antara lain yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Industri keramik, sebagai bahan baku pembuatan tegel, mosaik dan enamel. Industri cat sebagai bahan pengisi (filler). Industri karet sebagai bahan pengeras Industri gerenda sebagai bahan amplas. Industri logam sebagai bahan penghilang karat Pembuatan felo silicon dan silicon karbid dengan persyaratan : SiO2 (minimum) 98%, besi oksida (maksimum) 0,3 % dan bebas dari pyrit (FeS2). 7. Industri semen Portland, sebagai bahan baku penolong untuk pembuatan semen Portland yaitu sebagai pengontrol kandungan silica. Untuk 1 ton semen diperlukan 66,5 kg pasir kuarsa. 8. Industri gelas/kaca, yaitu sebagai bahan baku utama. Untuk memperoleh produk gelas/kaca yang diinginkan, dalam proses pembuatannya kedang-kadang ditambahkan oksida-oksida. 9. 10. Industri bata tahan api, yaitu sebagai bahan baku utama (minimal 95 %). Industri pengecoran, yaitu digunakan sebagai pasir cetak (minimal 90 %).

Di Sulawesi Selatan, daerah penambangan mineral ini yaitu di Kabupaten Maros, Camba (endapan kuarsa, putih kuning abu-abu) SiO2 = 90 %, Fe2O3 2 %.

You might also like