You are on page 1of 17

TUGAS GEOGRAFI KELAS X.

TEORI EROSI
OLEH NUR AFIA OKTASARI (32) WARDAH AL AMRI (39) YOGA PRADANA (40)

Pengertian Erosi

Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (datached) dan kemudian dipindahkan ke tempatn lain oleh kekuatan air, angin, dan garafitasi. Di Indonesa, erosi yang terpenting adalah erosi yang di sebabkan oleh air. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bioerosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktek tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktek konservasi ladang dan penanaman pohon. Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologimerupakan erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami. Sedangakan erosi dipercepat merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah ang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat cepat sehingga tanah di permukaan (top soil) menjadi hilang.

BENTUK EROSI

Berdasarkan bentuknya erosi dapat dibedakan menjadi : a. Pelarutan


Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-sungai di bawah tanah.

b. Erosi percikan (Splash Erosion)


Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng dibawahnya.

c. Erosi Lembar (Sheet Erosion)


Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisanlapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.

d. Erosi Alur (Rill ERosion)


Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

e. Erosi Gully (Gully Erosion)


Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terusmenerus digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapat di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

f. Erosi Parit (Channel Erosion)


Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu (Beasley, 1972). Erosi juga dapat mneyebabkan longsor. Tanah longsor terjadi karena gaya grafitasi . pada umumnya, karena di bagian bawa tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar di tembus air) seperti batuan liat. Pada saat musim hujan, tanah di atasnya menjadi jenuh air sehingga berat dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licintersebut sebagai tanah longsor.

FAkTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI


Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang terpenting adalah sebagai berikut.
1. Curah hujan Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di permukaan tanah yang kekuatnnya sangat besar untuk memecahkan gumpalangumpalan tanah. Penghancuran gumpalan tanah tersebut selain memudahkan pengangkutan partikel-partikel tanah ketempat lain, partikel-partikel tanah menjadi halus dan dapat enutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya, aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya erosi juga meningkat . 2. sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic. 3. lereng / Topografi Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjnag. 4. Vegetasi Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi. 5. Manusia Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu

menyebabkan erosi di percepat. Contoh pengndulan hutan di daerah pegunungan menyebabkan erosi dan banjir.

DAMPAK EROSI
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi, tetapi juga kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Di Indonesia akibat erosi telah mengahasilkan tanda kritis diberbagai tempat. Di jawa saja terdapat lebih dari 1,5 juta tanah yang rusak berat, terutama daerah Majalengka (Jawa Barat), Pengaron (Kalimantan Selatan), Selatan Banjar Negara (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), Seletan Boborogo (Jawa Timur), dan lain-lain. Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak. Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.

Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. SEdimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfir terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan pada hutan yang tak terjamah, minerla tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujanhujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi. Jalan secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible (dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.

Menjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi Erosi Tanah


Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha-usaha sebagai berikut. Pemupukan, diusahakan dengan pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk buatan, dan pupuk kompos. Sistem irigasi yang baik, misalnya membuat bendungan-bendungan.Pada lereng-lereng gunung dibuat hutan-hutan cadangan. Menanami lereng-lereng yang telah gundul. Menyelanggarakan pertanian di daerah miring secara benar.

Kemiringan lereng adalah kemiringan suatu lahan terhadap hiding horizontal. Semakin besar sudut kemiringan lahan tertentu akan semakin besar kemungkinan erosi dan longsor. Kestabilan lahan pertanian daerah miring dan untuk mengurangi tingkat erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah berikut. 1. Terasering, Yaitu menanam tanaman dengan system berteras-teras untuk mencegah erosi tanah. 2. Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah.Pembuatan tanggul pasangan(guludan) untuk menahan hasilm erosi. 3. Contour Plowing, yaitu membajak searah garis contur sehingga terjadi alur-alur horizontal. 4. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang tanah itu dengan bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. Masing masing ditanami tanaman yang berbeda-beda jenisnya secara berselang-seling (tumpang sari).

5. Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman 6. Reboisasi, menanami kembali hutan- hutan yang gundul.

Tingkat erosi suatu lahan akan sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah untuk pertanian. Semakin tinggi / besar tingkat erosi tanah permukaannya berarti semakin tidak subur dan tidak cocok untuk tanaman petanian pangan. Pengaturan air (drainage) suatu lahan juga berpengaruh terhadap kondisi kesuburan tanah. Jika pengaturan air jelek, maka tanah akan tergenang bagian permukaannya. Tidak semua lahan di permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia karena terdapat kendala-kendala tertentu, seperti adanya lahan yang tertutup es yang tebal yaitu lahan di kutub dan di pegunungan tinggi, tanah-tanah yang gersang dengan suhu terlalu tinggi seperti lahan-lahan di gurun, lahan-lahan yang tidak subur, serta lahan-lahan yang terdiri atas batu cadas, yang semuanya sangat sulit diolah. Hanya lahanlahan yang secara kualitatif sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia disebut lahan potensial. Lahan potensial yang ada di permukaan bumi dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk nonpertanian antara lain dalam bentuk: 1. Pemanfaatan untuk lokasi industri. 2. Pemanfaatan untuk lokasi perdagangan. 3. Pemanfaatan untuk wilayah pemukiman. 4. Pemanfaatan untuk fasilitas-fasilitas sosial seperti hiburan, prasarana, transportasi dan fasilitas- fasilitas sosial lainnya.

EROSI PANTAI
Pengertian
Erosi adalah terjadinya pengikisan tanah atau batuan yang disebabkan oleh air, angin, atau gletser. Erosi pantai adalah pengikisan tanah atau batuan yang terjadi di pantai. Pengikisan tersebut menyebabkan tanah atau batuan yang terdapat di daratan pinggir pantai terkikis sedikit demi sedikit. Namun, jika hal ini terjadi terus menerus makan lama akan terjadi degradasi lahan, berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap air, dan amblasnya daratan di pinggir pantai.

Penyebab erosi pantai


Erosi pantai yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1. Alam Erosi yang terjadi akibat dari alam ada beberapa penyebab yaitu:

Disebabkan oleh kerasnya deburan ombak yang menyebabkan terkikisnya batuan atau tanah pinggir pantai. Disebabkan oleh air laut yang sampai ke batuan atau pinggiran pantai karena keras atau besarnya ombak. Ini dinamakan abrasi atau disebut juga abrassion/corrasion.

2. Perilaku Manusia Ada beberapa tindakan perilaku manusia yang menyebabkan erosi pantai, yang pada akhirnya menambah erosi yang disebabkan oleh alam:

Pembukaan lahan tambak udang di pinggir pantai.

Perusakan hutan bakau atau hutan mangrove dengan tidak bertanggung jawab. Penebangan hutan bakau atau hutan mangrove secara besar-besaran. Adanya penambangan di pinggir pantai. Menjadikan hutan bakau atau Mangrove sebagai ladang.

Cara Efektif untuk Mencegah Erosi Pantai


Dari penyebab-penyebab yang sudah diuraikan sebelumnya, kita dapat mengetahui langkah yang harus kita lakukan untuk mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya erosi pantai. Di antaranya adalah: 1. Tidak melakukan lahan tambak udang yang di dekat pantai, terutama di bagian pinggir pantai yang sering terkena pukulan ombak yang besar atau yang berpotensi tinggi untuk terjadinya erosi. 2. Menjaga kelestarian hutan bakau atau hutan mangrove yang terdapat di pinggiran pantai dengan tidak merusaknya. 3. Jika ingin memanfaatkan hutan bakau atau mangrove maka lakukan tebang pilih. Agar tidak merusak hutan bakau atau hutan mangrove tersebut, karena keberadaannya dapat manahan ombak yang keras dan air laut untuk sampai ke daratan yang menjadi penyebab erosi pantai. 4. Untuk penambangan hendaknya dilakukan jauh dari pinggir pantai. Kalaupun terpaksa harus melakukan penambangan di pinggir pantai, hendaknya dilakukan di pantai yang tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk, karena akan membahayakan penduduk setempat. 5. Tidak menjadikan hutan bakau atau mangrove sebagai ladang yang akan menimbulkan penyempitan hutan bakau atau hutan mangrove tersebut, sehingga tidak dapat menahan erosi yang terjadi.

MENGULAS BAHAYA EROSI


Pertumbuhan populasi manusia dan peningkatan kebutuhan lahan untuk memenuhi berbagai aktivitas pembangunan telah dan akan banyak mengurangi luas hutan di masa yang akan datang. Pengurangan luas hutan sampai saat ini masih berarti sebagai suatu kerusakan hutan akibat eksploitasi terhadap sumberdaya alam tersebut yang kurang memperhatikan azas kelestarian, disamping akibat kebakaran hutan dan juga sebab-sebab lain di dalam pengelolaan hutan. Hingga awal PELITA VI, luas lahan yang tidak produktif di Indonesia telah mencapai lebih kurang 33,9 juta ha, dan sebagian besar dapat dikategorikan sebagai lahan kritis. Kerusakan hutan akibat berbagai sebab seringkali menyisakan lahan-lahan yang tidak produktif seperti padang alang-alang, semak belukar dan lahan-lahan terbuka tanpa penutupan vegetasi. Lahan-lahan yang tidak produktif ini kemungkinan besar dapat berubah menjadi lahan kritis, yang terutama diakibatkan oleh kejadian erosi tanah (SUDARMADJI, 1995). Sebagai antisipasi meluasnya lahan kritis, maka perlu dilakukan upaya upaya penanggulangan melalui upaya rehabilitasi lahan. Salah satu pendekatan di dalam upaya rehabilitasi lahan adalah penerapan metoda vegetatif yang dapat dilaksanakan dengan penggunaan mulsa. Mulsa adalah sisa-sisa tanaman atau materi lainnya yang diperoleh dari alam atau buatan sebagai penutup tanah dengan tujuan tertentu. Penggunaan mulsa untuk rehabilitasi 1987), lahan sangat penting untuk yang diteliti relatif

(KARTASAPOETRA,

mengingat

ketersediaannya

melimpah, biaya yang tidak terlalu mahal serta teknologinya yang relatif sederhana; sehingga memberikan peluang besar keterlaksanaannya secara

praktis di lapangan oleh siapapun yang berminat. Pertimbangan keuntungan yang akan diperoleh adalah disamping diharapkan dapat mengendalikan dan mencegah erosi sekaligus juga dapat memperbaiki lahan-lahan yang telah mengalami kerusakan.

Pembagian Klas Erosi Menurut Land System


1. Sistem lahan tererosi (eroded land system). 2. Sistem lahan yang mengandung bahaya erosi amat sangat tinggi (extremely severe erosion hazard). 3. Sistem lahan yang mengandung bahaya erosi amat tinggi (very

severeerosion hazard). 4. Sistem lahan yang mengandung bahaya erosi sangat tinggi (severe erosion hazard). 5. Sistem lahan yang mengandung bahaya erosi sedang (moderately severe erosion hazard). 6. Sistem lahan yang mengandung bahaya erosi ringan (slight erosion hazard).

Macam macam Gerakan Tanah

Gerakan tanah adalah perpindahan masa tanah atau batuan yang bergerak dari atas ke bawah disepanjang lereng atau keluar dari lereng. Jenis gerakan tanah dapat dikelompokkan kedalam 5 jenis yaitu : 1. Jatuhan massa tanah dan atau batuan adalah perpindahan masa tanah dan atau batuan ke ketinggian yang lebih rendah tanpa melalui bidang gelincir karena pengaruh gaya tarik bumi. 2. Longsoran masa tanah atau batuan adalah perpindahan masa tanah dan atau batuan melalui bidang gelincir yang

pergerakannya dipengaruhi gaya tarik bumi. 3. Aliran tanah adalah perpindahan campuran masa tanah dengan air yang bergerak mengalir sesuai dengan arah kemiringan lereng. 4. Amblesan adalah penurunan permukaan tanah secara tegak karena adanya pengosongan rongga di dalam tanah akibat dari pemadatan normal tanah dan atau batuan, pengambilan airtanah secara berlebihan. Larian air karena struktur geologi, kebocoran atau retak bagian dasar, penggalian tanah atau batuan, dan bahan galian logam. 5. Tanah mengembang adalah perubahan atau pergerakan masa tanah sebagai akibat sifat-sifat tanah atau batuan itu sendiri yang mengembang apabila jenuh air dan mengkerut apabila kering.

Erosi dapat berlangsung begitu dahsyat, erosi bisa mengakibatkan dataran longsor. Karena erosi pula, tempat tinggal nelayan yang ada di tepi pantai bisa terancam keberadaannya. Erosi bisa terjadi karena banyak sebab. Bisa karena air, kekuatan gelombang laut, angin, bahkan es. Nah sekarang, coba deh kamu amati kerikil yang ada di sungai atau pantai. Kira-kira, gimana ya kerikil itu terbentuk? Ternyata, kerikil itu merupakan akibat dari erosi juga. Tepatnya, ia berasal dari batu. Nah, akibat tergerus oleh gerakan air secara terus-menerus dalam waktu yang lama, batu yang semula berukuran besar dan keras, akhirnya remuk juga. Dari remukan batu itu, jadilah kerikil.

Erosi Sungai Bengawan Solo, lahan hilang hingga dua hektare


Sukoharjo (Espos)--Tanah di Dukuh Weko Desa Ngasinan, Bulu, Kabupaten Sukoharjo, hilang hingga sekitar dua hektare akibat tergerus Sungai Bengawan Solo. Erosi bahkan menghanyutkan jalan penghubung antardukuh dan mengancam pemukiman penduduk. Kepala Desa (Kades) Ngasinan, Ibnu Wiyatno, menyebutkan erosi di salah satu dukuh di desanya itu semakin bertambah parah. Terlebih saat curah hujan tinggi seperti saat ini. Pihaknya berharap kondisi tersebut segera ditanggulangi agar tidak membahayakan keselamatan warga di sekitarnya. Sejauh ini (tebing sungai) hilang sudah sekitar dua hektare dan jadi bertambah parah setiap hari. Kami berharap masalah ini diperhatikan dan dicarikan solusi agar tak makin merugikan, ungkapnya kepada Espos di Ngasinan, Kamis (2/2). Ibnu menyampaikan longsor tanah akibat erosi Sungai Bengawan Solo sebenarnya telah ditinjau Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, bersama jajaran instansi terkait beberapa waktu lalu. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda pembuatan beronjong penahan erosi seperti disampaikan. Sambil menunggu penanganan, pemerintah desa bersama warga berupaya membuat pagar atau prasarana lain yang bisa memperlambat atau menekan terjadinya erosi, ujarnya.

erosi
Erosi dapat berkaitan dengan manusia dalam 2 hal. Pertama berkenaan dengan pencetusan erosi atau peningkatan intensitas atau laju erosi, dan Kedua berkaitan dengan dampak erosi. Telah sama kita ketahui bahwa sebagai suatu proses alam, erosi pasti terjadi. Untuk dapat terjadinya erosi, tentu harus terpenuhinya kondisikondisi alamiah tertentu. Campur tangan manusiua terhadap proses erosi terada pada tataran pengubahan kondisi-kondisi yang menjadi prasayarat bagi berlangsungnya erosi.

Sebagai Pencetus
Campurtangan manusia dapat terjadi dalam bentuk menghadirkan kondisi prasyarat terjadinya erosi. Dengan campur tangan manusia, di daerah yang semula tidak ada erosi, menjadi ada erosi; daerah yang semula erosi ringan jadi erosi berat; daerah yang semula laju erosinya pelan menjadi lebih cepat. Misalnya, membuat lereng lebih curam (tebing jalan), membuat kekuatan aliran air terkonsentrasi di suatu tempat (pengaturan drainase), mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang menghambat aliran air (penebangan hutan). Dalam hal manusia sebagai penyebab erosi, hal ini dapat terjadi karena dua hal: (1) karena ketidaktahuan, dan (2) karena ketidakpedulian dengan kerusakan lingkungan. Untuk kondisi yang pertama, dapat diatasi dengan pendidikan atau pengajaran. Untuk kondisi yang kedua diperlukan penegakan hukum.

Sebagai Korban
Proses erosi dapat merugikan kepentingan manusia. Dalam hal ini kita dapat menyebut manusia sebagai korban. Macam-macam kerugian yang dapat dialami manusia karena erosi seperti: kehilangan tanah yang subur (erosi menghilangkan lapisan permukaan tanah, pada erosi permukaan), mengalami kerusakan lahan (lahan menjadi tertoreh-toreh oleh erosi riil atau gully di daerah berlereng, bad land topography), kehilangan lahan secara fisik (lahan

benar-benar hilang tererosi, pada kasus erosi lateral di tepi aliran sungai atau di tepi pantai). Kemudian, pada tingkat diatasnya, manusia mengalami kerugian karena kehilangan atau kerusakan segala sesuatu atau aset yang ada di atas lahan yang tererosi itu, seperti kehilangan kebun, pemukiman, jalan, dan berbagai macam objek lainnya yang dibangun di atas lahan yang tererosi itu. Dalam hal manusia sebagai korban erosi, tentu manusia selalu berupaya untuk menghindar atau berusaha mengatasi proses erosi itu. Upaya untuk mengatasi mkasalah erosi bukanlah pekerjaan sederhana yang ringan, melainkan pekerjaan yang rumit dan berbiaya tinggi. Olah karena itu, upaya penanggulangan masalah erosi ini dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakat berdasarkan pertimbangan nilai kerugian yang mungkin timbul karena erosi bila erosi itu terjadi di suatu kawasan. Sebagai contoh, bila erosi mengancan jalan raya, maka upaya penanggukangan pasti dilakukan. Seperti di daerah Eretan, Indramayu. Erosi pantai mengancam jalan Pantura yang vital, maka di sepanjang pantai dipasang pertahanan pantai.

You might also like