You are on page 1of 2

Mekanisme kerja zat aditif dalam obat b.

Zat Pemberi Aroma Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma buah. Kebanyakan zat pemberi aroma digunakan dalam minuman. Contoh : 1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi 2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas 3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang 4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel 5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon 6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum 7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk 8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen). 9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir. 4. Zat Pemanis Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, tetapi bahan ini tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan tidak ikut dalam proses metabolisme tubuh. Oleh Karena itu, bahan ini digunakan sebagai bahan pengganti gula pada penderita kencing manis. Gula baik yang terbuat dari tebu maupun dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat dalam tubuh manusia menjadi glukosa. Glukosa ini dioksidasi oleh oksigen menjadi gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau tenaga. Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya: a. Sakarin Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Natrium Siklamat Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis jenis ini dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen. Adapun hasil penelitian pada tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa pembuangan senyawa ini melalui urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Sorbitol Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama dengan gula. Zat pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis permen. Sorbitol tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak gigi. Namun, pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan diare. b. Dulsin Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih manis dari gula. Pemanis ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen, minuman ringan, es krim, dll. 5. Zat Pengawet Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami dapat dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam garam atau diasinkan Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat

misalnya natrium benzoat, natrium nitrat, asam propianat, dan kalium sorbat. Natrium benzoat digunakan untuk bahan makanan yang mudah basi, benzoat efektif. Zat pengawet makanan yang dilarang Departemen Kesehatan adalah formalin, boraks dan asam salisilat Etilen oksida dan etil format adalah bahan fumigasi yang digunakan untuk menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan, kacang-kacangan, dan buah-buahan kering. Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit. 6. Zat Pengatur keasaman Zat pengatur keasaman berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman, contoh asam asetat, asam klorida, asam sitrat, dan natrium karbonat. Pemakaian zat-zat aditif pada makanan yang diperbolehkan mempunyai syaratsyarat sebagai berikut: a. Mempertahankan kualitas gizi makanan b. Mempertinggi mutu atau stabilitas dengan mengurangi kerusakan makanan c. Menambah makanan lebih menarik d. Diperlukan dalam proses pengolahan bahan makanan Zat aditif dapat bersifat racun dan merugikan kesehatan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan aturan. Kesalahan yang dapat merugikan berasal dari: a. Zat aditif yang digunakan tidak tepat sesuai fungsinya b. Pemakaian zat aditif yang over dosis, dan c. Pemakaian insektisida di rumah dapat mencemari makanan 7. Sekuantran Sekuentran adalah bahan aditif dalam makanan yang dapat mengikat ion-ion logam yang ada dalam makanan dan membentuk senyawa kompleks. Dengan terikatnya ion-ion tersebut dapat dihambat terjadinya proses oksidasi yang dapat menimbulkan perubahan warna dan aroma. Bahan aditif yang berfungsi sebagai sekuantran ialah asam sitrat, asam fosfat dan garamnya, serta kalsium diantrium EDTA (Ethylene Diamine Tetra Atetic Acid). 8. Anti Oksidan Minyak dan lemak akan dapat menjadi tengik bila di simpan lama. Ketengikan minyak disebabkan karena oksidasi dari udara. Untuk mencegah ketengikan minyak biasanya digunakan anti oksidan. Contoh anti oksidan adalah asam askorbat (bentuk garam kalium, natrium, dan kalsium) yang digunakan pada daging olahan, kaldu dan buah dalam keemasan kaleng. Butil Hidroksil Anisol (BHA) digunakan untuk lemak dan minyak. Butil Hodroksil Toluene (BHT) digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega. 9. Penambah Gizi dan Vitamin Zat ini adalah bahan aditif dalam makanan yang berupa asam amino, mineral ataupun vitamin. Fungsinya untuk memperbaiki gizi makanan contohnya asam askobat, feri fosfat penyakit tertentu serta pertumbuhan misalnya iodium dan mineral (Ca2+, Mg2+, dan Fe3+).

You might also like