You are on page 1of 13

kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan,

kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat.

Reaksi takut trjadi karena


Perangsangan hipotalamus dan nuklei amygdala Menekan memori yg memutuskan rasa takut masuknya sensorik aferen yg memicu respon takut terkondisi brjalan langsung dgn peningkatan darah bilateral

Pikiran terjangkit takut

Saraf otonom menyebabkan tubuh bereaksi secara mendalam,


jantung berdetak lebih keras, nadi dan nafas bergerak meningkat, midriasis proses pencernaan dan yang berhubungan dengan usus berhenti, pembuluh darah mengerut, tekanan darah meningkat, kelenjar adrenal melepas adrenalin ke dalam darah.

Bila amgdala rusak


Reaksi tkt dan manifes otonom dan endokrinnya Tdk akan terjadi pd keadaan normalnya

Faktor- faktor yang mempengaruhi respon kecemasan; 1. Faktor predisposisi Menurut Stuart and Sundeen (1998), teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab kecemasan adalah 1) Teori psikoanalitik Menurut Freud struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu id, ego, dan super ego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan super ego. Ansietas merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi. 2) Teori interpersonal Kecemasan terjadi dari ketakutan akan pola penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa perkembangan atau pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan

Faktor presipitasi Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada kehidupan manusia dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi : 1) Faktor eksternal a. Ancaman integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik, jenis pembedahan yang akan dilakukan). b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status atau peran

Faktor internal : Menurut Stuart and Sundeen (1998) kemampuan individu dalam merespon terhadap penyebab kecemasan ditemukan oleh : a. Potensi stressor Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi (Smeltzer&Bare, 2001). b. Maturitas Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan akibat kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan (Hambly, 1995).

Sedangkan kemampuan individu dalam merespon kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain: 1) Sifat stressor dapat berubah secara tiba- tiba atau berangsur- angsur dan dapat mempengaruhi seseorang dalam menanggapi kecemasan, tergantung mekanisme koping seseorang. 2) Jumlah stressor yang bersamaan Pada waktu yang sama terdapat sejumlah stressor yang harus dihadapi bersama. Semakin banyak stressor yang dialami seseorang, semakin besar dampaknya bagi fungsi tubuh sehingga jika terjadi stressor yang kecil dapat mengakibatkan reaksi yang berlebihan. 3) Lama stressor Memanjangnya stressor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu mengatasi stres, karena individu telah berada pada fase kelelahan, individu sudah kehabisan tenaga untuk menghadapi stressor tersebut. .

4) Pengalaman masa lalu Pengalaman masa lalu individu dalam menghadapi kecemasan dapat mempengaruhi individu ketika menghadapi stressor yang sama karena karena individu memiliki kemampuan beradaptasi atau mekanisme koping yang lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pun akan berbeda dan dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih ringan. 5) Tingkat perkembangan Tingkat perkembangan individu dapat membentuk kemampuan adaptasi yang semakin baik terhadap stressor. Pada tiap tingkat perkembangan terdapat sifat stressor yang berbeda sehingga resiko terjadi stres dan kecemasan akan berbeda pula

Klasifikasi tingkat dan respon kecemasan menurut Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dan waspada. Manisfestasi yang muncul pada ansietas ringan, antara lain: 1) Respon fisiologis Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. 2) Respon kognitif Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah. 3) Respon perilaku dan emosi Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.

Ansietas sedang Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dengan mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada kecemasan sedang antara lain: 1) Respon fisiologis Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat. 2) Respon kognitif Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung. 3) Respon perilaku dan emosi Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.

Ansietas berat Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat antara lain: 1) Respon fisiologis Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan. 2) Respon kognitif Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah. 3) Respon perilaku dan emosi Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal.

You might also like