You are on page 1of 8

Definisi Lahan Dalam Konteks Indonesia

Bimar ANUGRAH, Indonesia

Kata Kunci: Lahan, UUPA, Manusia

Pendahuluan
Air, tanah, dan udara . Secara sadar ataupun tidak ketiga unsur tersebut telah menjadi suatu kebutuhan dan kepentingan yang tidak akan terlepas dari kehidupan manusia di dunia ini. Setiap unsur tersebut memiliki tingkat kepentingannya masing-masing bahkan karena menjadi dasar manusia dapat bertahan hidup ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Dan salah satu unsur dari ketiga unsur diatas yaitu tanah menjadi salah satu unsur yang mempunyai kaitan erat sekali dengan proses kehidupan manusia.Di Indonesia, tanah atau lahan merupakan masalah yang serius, bukan karena rakyat Indonesia kekurangan akan tanah, tetapi karena sebagian besar rakyat Indonesia berdesak-desakan tinggal pada tanah yang sempit sedang sebagian kecil tinggal pada tanah yang cukup luas sehingga karena luasnya, maka banyak bagian tanah yang sampai saai ini belum didayagunakan. Jika kita pandang Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung di negeri yang mempunyai sejuta pesona dan keindahan ini, sangat melimpah sekali. Dan setiap kekayaan alam tersebut unsur pembentuknya pasti berhubungan dengan tanah, contohnya saja lautan yang dipandang hanya terdapat jutaan air ternyata didasarnya pun terdapat tanah seperti diatas daratan. Oleh karena itu betapa sangat berartinya tanah bagi kehidupan manusia sehingga setiap yang ada di dunia ini berhubungan dengan tanah . Namun dalam ilmu administrasi pertanahan tanah disamakan artinya dengan lahan. Sehingga disini kita akan membahas tentang lahan itu sendiri. Sebelum menganalisis tentang keterhubungan tanah dengan manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari lahan itu sendiri. Menurut Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia. Disini kita melihat bahwa lahan tidak hanya bagian daratan yang ada di permukaan bumi saja melainkan berupa faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi tanah itu sendiri, sehingga dapat dikatakan kualitas dari lahan itu sendiri diperhitungkan karena dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Sedangkan

Pengertian lahan menurut

Jayadinata (1999:10) merupakan

tanah yang sudah ada

peruntukannya dan umumnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga untuk dapat diusahakan. Disini mempunyai makna bahwa lahan itu sendiri diperuntukan dan dapat dimiliki oleh perorangan atau lembaga dan kebergunaannya diserahkan kepada masingmasing yang mempunyai lahan itu sendiri. Menurut Jayadinata ini tidak mempermasalahkan tentang bagaimana kualitas lahan itu dan tidak pula menjelaskan bagaimana caranya untuk mendapatkan lahan tersebut tetapi yang menjadi catatan penting lahan yang ada di dunia ini dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dan menurut Pasal 1 ayat 2 Jo Pasal 4 ayat 1 UUPA lahan sama dengan permukaan bumi adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa diartikan sama dengan ruang pada saat menggunakannya karena termasuk juga tubuh bumi dan air di bawahnya dan ruang angkasa di atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah dalam batas batas menurut undang undang ini dan peraturan peraturan lain yang lebih tinggi. Dan berbagai pengertian dari lahan itu sendiri sangat beragam tergantung dari tujuan dan penggunaan lahan itu sendiri. Bagi kebanyakan masyarakat, mereka menganggap bahwa tanah atau daerah yang mereka jadikan sebagai tempat tinggl merupakan lahan, tempat mereka melakukan aktivitas, bercocok tanam, hingga tempat mereka untuk melakukan usaha. Sedangkan bagi masyarakat baduy contohnya lahan merupakan suatu hal yang magis yang diberikan oleh sang pencipta untuk dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena mereka menganggap bahwa segala aktivitas yang mereka lakukan selalu berada diatas tanah (Gunggung Senoaji,2011). Oleh karena itu setelah mengetahui bagaimana definisi mengenai lahan itu sendiri dari berbagai sumber dan perspektif menjadi pengantar bagi kita untuk mengetahui lebih jauh bagaimana hubungan manusia dengan lahan itu sendiri dan dari berbagai konteks. Karena seperti yang dirasakan bahwa kehidupan manusia tidak akan terlepas dari lahan, contohnya tempat tinggal berdiri diatas tanah yang telah melalui berbagai proses sehingga dapat dijadikan sebagai tempat hidup. Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana hubungan keduanya agar terlihat jelas serta menambah wawasan bagi kita. Dan bagaimana perkembangan zaman akan mempengaruhi terhadap makna lahan bagi kehidupan, karena dengan semakin

berkembangnya zaman tidak mengherankan bahwa setiap individu berlomba-lomba untuk menguasai lahan yang tersedia, sehingga tidak diherankan kembali terjadi banyak sengketa dan masalah yang terjadi akibat lahan itu sendiri.

Hubungan manusia dengan lahan


Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu tidak dapat dipisahkan dari tanah. Meraka hidup diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah. Sejarah perkembangan atau kehancurannya ditentukan pula oleh tanah. Thomas Malthus pada akhir abad ke-18 bahkan telah memperkirakan bahwa pada akhirnya tidak dapat dihindarkan lagi kemampuan tanah dalam menjamin kepentingan hidup manusia akan jauh berada di bawah kemampuan berkembangnya jumlah penduduk dunia. Dengan demikian maka jelaslah bahwa tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia, yang telah dikaruniakan oleh Tuhan YME sebagai tumpuan masa depan kesejahteraan manusia itu sendiri, wajiblah manusia dalam mendayagunakan dan pengelolaannya memperhatikan hukum alam dan hukum masyarakat, agar antara hak-hak dan kewajibankewajiban atas tanah selalu berimbang sehingga kemampuan tanah sebagai sumber utama kehidupan mereka dapat berlangsung terus sepanjang masa(G. kartasapoetra dkk, 1991). Dan apabila kita membicarakan hubungan antara manusia dengan lahan, maka banyak sekali yang dapat dijelaskan dari berbagai sumber dan pendapat. Karena hubungan manusia dengan tanah adalah merupakan hubungan yang bersifat abadi, baik manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Selamanya tanah selalu dibutuhkan dalam kehidupannya, misalnya untuk tempat tinggal, lahan pertanian, tempat peribadatan, tempat pendidikan, dan sebagainya sehingga segala sesuatu yang menyangkut tanah akan selalu mendapat perhatian. Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah menempati kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi bagi rakyat pedesaan yang pekerjaan pokoknya adalah bertani, berkebun, atau berladang, tanah merupakan tempat bergantung hidup mereka

(http://sejutapemikirankita.wordpress.com/tag/hubungan-manusia-dengan-tanah/).Dan benar sekali bahwa tanah atau lahan itu sendiri menjadi suatu hal mendasar yang sangat dibutuhkan oleh setiap individunya, bahkan anak balita pun sudah membutuhkan lahan untuk dijadikan tempat tinggal. Selain itu seiring berkembangnya zaman kegunaan lahan pun semakin bertambah dan sangat dibutuhkan, hal inilah yang tidak akan melepaskan hubungan antara manusia dengan lahan sampai kapanpun. Bahkan hubungan keduanya pun telah dituliskan secara jelas dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat disini menjelaskan bahwa rakyat dan kekayaan alam yang terkandung di negeri Indonesia ini memiliki hubungan yang erat salah satunya yaitu untuk saling menjaga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan telah ditulisnya dalam UUD

1945 menjadi jelas bahwa setiap individu manusia mempunyai hubungan lahir dan batin dengan tempat yang ada di muka bumi ini yaitu yand dinamakan lahan. Selain itu sebenarnya hal yang paling mendasar yang bisa dijelaskan mengenai hubungan antara keduanya adalah hubungan religi, sesuai dengan penjelasan dalam Alquran bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah. Hal ini telah memberikan hubungan yang sangat dekat sekali diantara keduanya. Dan hubungan religi ini masih dijaga kuat oleh beberapa suku di Indonesia yang mempercayai bahwa tanah atau lahan adalah suatu karunia yang sangat luarbiasa yang diberikan oleh Tuhan dan mereka harus menjaga dengan sebaik mungkin. Dan pada akhirnya pun raga manusia akan kembali bercampur dengan tanah itu sendiri. Dengan begitu, jelaslah sudah apabila dalam kehidupan ini lahan menjadi suatu hal yang sangat penting bahkan hingga diperebutkan dan menuai konflik. Selain itu, apabila kita lihat peraturan UUPA pasal 9 yang berbunyi Hanya warganegara Indonesia dapat mempunyai hubungan yang sepenuhnya dengan bumi, air dan ruang angkasa, dalam batas-batas ketentuan pasal 1 dan 2 disini dijelaskan bahwa manusia mempunyai hubungan sepenuhnya terhadap kekayaan alam yang terdapat di bumi ini termasuk tanah. Hal ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dimana lahan atau tanah ini telah berkembang menjadi nilai ekonomis yang sangat tinggi, bahkan menjadi hal kontroversial yang diperdebatkan. Contohnya di setiap wilayah setiap manusia mencoba untuk memanfaatkan lahan yang tersedia agar menghasilkan sesuatu yang dapat membantu kehidupannya, di Desa masyarakatnya memanfaatkan lahan tersebut sebagai took-toko kecil yang dapat menghasilkan uang sedangkan di perkotaan para investor menggunakan lahan yang tersedia sebagai gedunggedung tinggi yang akan berdaya jual tinggi saat setiap orang menempati tempat tersebut. Walaupun pada permulaannya, manusia bertindak secara sedikit demi sedikit untuk memanfaatkan sumber-sumber kekayaan alam pada tanah untuk memenuhi tuntutan hidupnya yang utama yaitu pangan, sandang, dan papan (kebutuhan primer). Sedangkan Di dalam Hukum Adat, tanah ini merupakan masalah yang sangat penting.Hubungan antara manusia dengan tanah sangat erat, seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tanah sebagai tempat manusia untuk menjalani dan melanjutkan kehidupannya. Tanah sebagai tempat mereka berdiam, tanah yang memberi makan mereka, tanah dimana mereka dimakamkan dan menjadi tempat kediaman orang orang halus pelindungnya beserta arwah leluhurnya, tanah dimana meresap daya daya hidup, termasuk juga hidupnya umat dan karenanya tergantung dari padanya. Dan Dalam hukum tanah adat ini terdapat kaedah kaedah hukum. Keseluruhan kaedah hukum yang timbuh dan berkembang didalam pergaulan hidup antar

sesame manusia adalah sangat berhubungan erat tentang pemamfaatan antar sesame manusia adalah sangat berhubungan erat tentang pemamfaatan sekaligus menghindarkan perselisihan dan pemamfaatan tanah sebaik baiknya. (Syaiful Azam,SH). Jika kita lihat sisi lain tanah adalah suatu hak yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Tanah adalah tempat untuk mencari nafkah,mendirikan rumah atau tempat kediaman, dan juga menjadi tempat dikuburnya orang pada waktu meninggal.Artinya, tanah adalah hal yang sangat diperlukan manusia. Hal ini dapat dibuktikan Pada beberapa lingkungan hukum, maka kesadaran mengenai adanya hubungan masyarkat dengan tanah itu terbukti dari adanya acara selamatan pada waktu yang tetap di tempat tempat selamatan desa tersebut di bawah pimpinan masyarakat pada waktu akan memulai pengerjaan tanah. Sedangkan keyakinan dari adanya pertalian yang hidup antara manusia dengan tanah itu juga dapat terlihat jelas pada waktu diadakannya acara, seperti pesta pembersihan desa pasca panen dan acara acara semacam itu (Syaiful Azam,SH). Namun, hubungan antara manusia dengan lahan tidak selamanya saling menguntungkan karena banyak pula kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keberadaan lahan tersebut. Salah satunya kegiatan manusia dalam Pembukaan lahan yang tidak menggunakan prinsip dapat mengakibatkan banyak hal negatif, tidak hanya dalam hal pembukaannya tetapi juga pada penggunaan dan pengelolaannya. Pembukaan secara besar-besaran antara lain menggunakan alat-alat berat dapat menimbulkan pencemaran suara. Tidak hanya itu, keterlambatan penanaman lahan yang telah dibuka juga banyak menimbulkan erosi pada saat musim hujan. Sehingga banyak kemungkinan perairan menjadi keruh dan pada gilirannya mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan perairan misalnya turunnya produksi perikanan.sedangkan erosi yang terus menerus dan berlebihan mengakibatkan sedimentasi (http://duniaguruku.blogspot.com/2011/04/pemanfaatan-lahan-oleh-manusia.html). Di sisi lain manusia pun mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai teknologi yang tersedia sehingga hubungan diantara keduanya tidak hanya sebatas saling menguntungkan ataukah seberapa besar memberikan dampak kerugiannya namun menimbulkan pula hal-hal inovatif untuk melestarikannya. Contohnya adalah modifikasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian, dan permukiman. Penggunaan tanah didefinisikan sebagai "jumlah dari pengaturan, aktivitas, dan input yang dilakukan manusia pada tanah tertentu" (FAO, 1997a; FAO/UNEP, 1999).[1] Penggunaan tanah memiliki efek samping yang buruk seperti pembabatan hutan, erosi, degradasi tanah, pembentukan gurun, dan meningkatnya kadar garam pada

tanah(http://id.wikipedia.org/wiki/Penggunaan_tanah). Dan pada akhirnya tidak dapat dibantah bahwa manusia dengan lahan memiliki hubungan yang sangat luar biasa baik itu secara religi, ekonomi, kebutuhan bahkan sampai politik membantu kehidupan manusia sehari-harinya. Dengan begitu, akan sangat bijak sekali apabila hubungan yang sangat erat bagi setiap individu ini tidak disalahgunakan dan dapat dimaknai secara baik sehingga akan menimbulkan kebermanfaatan besar bagi kehidupan yang lebih baik.

References:
Kartasapoetra.G, at all, Hukum Tanah Jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah, PT MELTON PUTRA, Jakarta,1991. http://penelitihukum.org/tag/definisi-lahan/, diakses pada Rabu, 30 Januari 2013. http://pertanahan99.blogspot.com/2010/09/pengertian-tanah-sebagai-pengetahuan.html, diakses pada Rabu, 30 Januari 2013. Undang-Undang RI nomor 5 tahun 1960 tentang pokok-pokok agrarian http://duniaguruku.blogspot.com/2011/04/pemanfaatan-lahan-oleh-manusia.html, pada Kamis, 31 Januari 2013. diakses

Biographical Notes
Penulis merupakan lulusan SMA Negeri 3 Kota Sukabumi Tahun 2011 dan sekarang sedang menempuh pendidikan Sarjananya di Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung. Hobinya dalam menulis dan berbicara membuat penulis tertarik untuk aktif dalam berbagai kegiatan di dalam kampus maupun luar kampus, berbagai kegiatan organisasi pernah diikutninya. Salah satunya, penulis menjadi staff bidang Desa Mitra kementerian pengabdian masyarakat kabinet KM ITB sejak tahun 2011. Selain itu, penulis aktif pula dalam kegiatan kebudayaan sehingga tergabung dalam Unit Kebudayaan Aceh (UKA) ITB sejak tahun 2011 pula. Ketertarikannya terhadap komunikasi dan kemasyarakatan penulis pernah terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan yaitu SKHOLE ITB. Dan dalam waktu dekat ini tergabung dalam suatu organisasi yang bergerak dalam kebudayaan dan kepariwisataan yaitu Ambassador Indonesian Culture and Tourism (AICT).

Contacts:
Bimar Anugrah Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung Jalan Bangbayang 9/157 C, Bandung, Jawa Barat. Tlf: 08977558351 Email: Anugrah_Bimar@yahoo.com

You might also like