You are on page 1of 18

A. Indikator pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan(BB), tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD) Secara garis besar, tumbuh kembang dapat di bedakan menjadi tiga ......jenis yaitu tumbuh kembang fisik,intelektual,dan emosional.selain itu, ..kualitas tumbuh kembang anak ini ditentukan oleh factor potensi genetic ..heredo konstitusional dan peran lingkungan. Suatu kelainan bisa terjadi jika ada factor genetic dan atau karena factor lingkungan yang tidak mampu mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak. Peran lingkungan,juga menjadi factor lingkungan yang tidak mampusar mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak meliputi kebutuhan bio-psikososial (asih dan asah).lingkungan ini terdiri dari lingkungan mikro (ibu atau pengganti ibu), lingkungan meso( hal-hal di luar rumah),dan lingkungan makro. Deteksi tumbuh kembang ini, sudah bisa dilakukan sejak anak memasuki ruang pemeriksaan bersama orang tuanya melalui observasi atau pengamatan dengan memperhatikan mulai penampilan wajah,bentuk kepala,tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungannya.namun demikian deteksi dini adanya gangguam sebaiknya ditempuh melalui beberapa hal,antara lain melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih objektif. Keluhan utama orang tua berkaitan dengan tumbuh kembang anak yang di sampaikan pada saat anamnesis, dapat mengarah pada kecurigaan adanya kelainan. Beberapa keluhan utama yang di sampaikan orang tua, antara lain anak lebih pendek dari teman sebanyanya, umur enam bulan belum bias tengkurap, Sembilan bulan belum bias duduk hingga dua tahun belum bias bicara. Dalam deteksi dini anamnesis ini, yang dipertanyakan adalah factor resiko pada balita (intrinsic, genetic-heredokonstitusional), factor resiko pada ibu (umur,tinggi badan,jumlah anak, jarak kehamilan, riwayat pernikahan, merokok, pernah mengkomsumsi alcohol), factor resiko lingkungan mini (ayah, saudara kandung, dan anggota lain serumah ) dan lingkungan makro.

Deteksi dini tumbuh kembang anak juga ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Beberapa hal yang diperiksa pada anak, yakni tinggi badan, berat badan dan ukuran kepala, tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan. Bentuk ukuran dan simetri kepala juga harus di perhatikan. Lingkar kepala yang lebih kecil (mikrosefali) berhubungan erat dengan gangguan perkembangan kogniti. Bentuk kepala yang aneh sering berkaitan dengan sindrom dengan gangguan tumbuh kembang. Telah disepakati bersama bahwa penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa. Penyimpangan dapat memberikan manifestasi klinis baik kelainan dalam pertumbuhan dengan atau tanpa kelainan perkembangan. Walaupun terdapat kombinasi pengaruh factor biolotik, psikologik dan social pada perkembangananak, pengaruh masing-masing factor secara terpisah perlu diperhatikan. Pengaruh biologic pada perkembangan anak melalui genetika, paparan teratogen dalam rahim (misalnya air raksai/Hg dan alcohol) dan gangguan pada postpartum (misalnya meningitis, trauma/ cedera pada kelahiran),serta maturasi telah diteliti secara luas dan mendalam. Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah perawatan pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan dan obesitas, apabila menjumpai kelainan pertumbuhan tersebut diperlukan suatu kiat dalampengukuran antropometri sebagai salah cara penilaiannya. Pengukuran antropometrik Pengertian istilah nutitional anthropometry mula-mula muncul dalam Body measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh jellife (1966 dalam Moersintowati, BN 2005) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak dan massa tubuh yang

bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hamper setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain social dapat memberikan efek yang yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur. a. Pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan tebal kulit. b. Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS), c. Penilaian dan analisis status gizi dan pertumbuhan anak.

d. Penilaian perkembangan anak dan maturasi e. Intervensi (preventif,promotif, kuratif, rehabilitatif).

Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai pertumbuhan dan status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada barat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak. Pertumbuhan Berat Badan dan Tinggi Badan terhadap umur Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak di ukur tanpa baju. Mengukur panjang bayi dilakukan oleh dua orang pemeriksa pada pada papan pengukur (infantometer),tinggi badan anak diatas dua tahun diukur dengan posisi anak berdiri menggunakan stadiometer. Baku yang dianjurkan adalah bukuk NCHS secara Internasional untuk anak usian 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita. Penilain berat badan (BB) berdasarumur menurut WHO dengan baku NCHS. Grafik pertumbuhan BB dalam KMS dibuat berdasarkan baku WHO / NCHS yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia, meliputi daerah merah menghubungkan angka-angka 70% median, daerah kuning di atas merah pada

batas 75-80% median. Daerah hijau muda adalah 85-90% median, daerah hijau tua 95-100% median. Penilaian panjang badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, meliputi lebih dari atau sama dengan 90% adalah normal, kurang dari 90% adalah abnormal (malnutrisi kronis). Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada anak dengan kalkulasi skor Z (atau standard devisia) dengan mengurangi nilai berat badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skoratau > +2 (misalnya 2SD di atas median) dipakai sebagai indicator obesitas.

B. Indikator pemantauan Perkembangan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh. Perkembangan anak tidak hanya di tentukan oleh factor genetic (nature) atau dianggap sebagai sebagai produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsic dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara factor genetic (biologic), kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (social) pada anak. Gangguan perkembnagan dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam. Manifestasi klinik gangguan perkembangan tersebut, yakni gangguan motorik kasar, gangguan wicara,gangguan belajar, gangguan psikologis, gangguan makan, gangguan buang air besar, kecemasan dan lain-lain. Skrining perbangan adalah prosedur yang relative cepat, sederhana dan murah bagi anak-anak yang tanpa gejala namun mempunyai resiko tinggi atau dicurigai mempunyai masalah. Beyi atau anak dengan resiko tinggi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin harus dilakukan skrining secara periodic. Bayi atau anak dengan resiko rendah dimulai dengan pertanyaan pra-skrining

yang diisi atau dijawab oleh orang tua. Apabila ada kecurigaan dalam tumbuh kembang yang dijawab oleh orang tua balita.baru dilanjutkan dengan skirining. Perangkat skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat seperti : denver development screener (BIS). Pemeriksaan lanjutan juga berguna untuk menentukan diagnosis. Pemeriksaan lanjutan ini dilaksanakan tergantung jenis gangguan tumbuh kembang balita seperti pemeriksaan neurologis, radiologis, genetis, endokrin dan lain lain. Apabila semakin kompleks gangguan tumbuh kembang bayi, diperlukan tim yang lebih lengkap dan terkoordinir yang melibatkan dokter spesialis anak,special THT, spesialis mata, psikiater, rehabilitasi medic, ortopedi dan lain-lain. Dari sini akan terlihat besarnya peran orang tua dan anak dalam dalam proses tumbuh kembang anak. Denver Development Screening Test (DDST) Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat. Terutama ketika harus melibatkan ibu/ keluarga. Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut. 1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali. 2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak

(keterlambatan daya lihat, dan gangguan daya dengar. 3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktifitas.

Deteksi Dini Penyimpangan Petumbuhan Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah ukuran, atau dimensi, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Table 5.2 pelaksanaan dan alat yang digunakan pada deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Tingkatan pelayanan

Pelaksanaan

Alat yang digunakan

Keluarga atau masyarakat

Orang tua Kader kesehatan

KMS timbangan

Petugas TPA, guru TK

Puskesmas

Dokter Bidan Perawat Ahli Gizi Petugas lainnya

Tabel BB/TB Grafik linkar kepala Timbangan Alat badan ukur tinggi

Pita pengukurlingkar kepala

1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi ana, apakah anak termaksud normal, kurus, kurus ekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. a. Pengukuran berat badan (BB) Menggunakan timbangan bayi Menggunakan timbangan injak pada anak

b. Pengukuran panjang badan (PB)/ tinggi badan (TB). Untuk pengukuran panjang badan atautinggi badan, petugasharus memiliki keterampilan mengukur panjang badan dengan posisiberbaring sertamengukur tinggibadan dengan posisi berdiri. c. Penggunaan table BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002). Ukur TB dan BB Lihatkolompanjang/ tinggibadan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran. Pilihkolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak. Tentukan angkah berat badan yang terdekat dengan berat badan anak. Dari angkaBB tersebut, lihatbagian ataskolom untuk mengetahui angka standar deviasi (SD).

2. pengukuranLingkar kepala anak. Tujuan pengukuran lingkarkepala adalah untuk mengetahui lingkarkepala anak apakah berada dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pengukuran Lingkar kepala disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak berusia 0-11 bulan pengukuran dilakukan setiap 3 bulan, dan untuk anka berusia12-72 bulan pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. a. Cara mengukurlingkar kepala Lingkarkan pengukuran kepala melewatidahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan begian belakang kepala yang menonjol, lalu tarik agak kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0 Tanyakan tanggal lahir bayi/ ana, hitungusiabayi/ anak Hasil pengukuran dihitung pada grafiklingkar kepalamenurut umur dan jenis kelamin anak Buat garis yang menghubungkan antara pengukuran lalu dengan sekarang

b. Interpretasi. Jika ukuran LK di dalam jalur hijau, maka LK anak anak dikatakan normal

Jika ukuran LK di luar jalur hijau, maka LK anak dikatakan tidak normal ( makrosefal diatas jalur hijau dan mikrosefal di bawah jalur hijau). Segera rujuk ke RS jika menemui anak dengan LK di luar jalur hijau.

Denver Development Screening Test II (DDST) Denver development screening test II (DDST) di publikasikan pertama kali

pada tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. DDST telah di gunakan secara luas sejak dipublikasikan. Selanjutnya DDST diadaptasi untuk digunakan dan distandarisasi pada lebih dari 12 negara. DDST ini digunakan untuk keperluan skrining lebih dari 50 juta anak di seluruh dunia. DDST selanjutnya direvisi menjadi DDST II oleh William K. Frankenburg dan Josiah B. Dodds. DDST II atau Denver II bukan tes intelegensia quotient (IQ) dan bukan peramal kemampuan adaptif atau interlegtual perkembangan) anak di masa mendatang. Denver II tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis seperti ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa atau gangguan emosional.Denver II tidak untuk mensubtitusi evaluasi diagnostic atau pemeriksaan fisik, namun lebih untuk membandingkan kemampuan pekembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur. Denver II dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umur-umurnya, anak-anak yang sehat berumur 0-6 tahun, anak-anak tanpa gejala kemungkinan ada kelainan perkembangan. Denver II juga dapat digunakan untuk memastikan anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan monitor anak-anak dalam resiko terhadap perkembangan. Denver II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi empat sektor untuk menjaring fungsi-fungsi sector personal social, motorik halusadaptif, bahasa dan motorik kasar.sektor personal meliputi kemampuan penyusuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi. Sector motorik halus adaptif, terdiri atas kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.

Sector motorik kasar, terdiri dari duduk, jalan dan gerakan gerakan umum otot kasar. Cara melakukan pemeriksaan Denver II, antara lain dilakukan secara kontinyu, anak didampingi ibu atau pengasuh, anak dan ibu dalam keadaan santai, satu formulir digunakan beberapa kali pada satu klien. Posisi anak pada saat pemeriksaan, adalah bayi baringkan di atas tempat tidur, sedangkan anak duduk di kursi, lengan di atas meja. Prinsip pemeriksaan Denver II, yakni dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak. Penggunaan alat bantu stimulasi adalah yang sederhana, suasana nyaman, bervariasi, memperhatikan gerakan spontan anak, dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum, memberikan pujian/ reinforcement bila anak dapat melakukan pemeriksaan. Sebelum uji coba semua alat saja sesuai tugas pada item tersebut, sehingga konsentrasi anak tidak terpecah. Pelaksanaan pemeriksaan Material alat tes dalam pemeriksaan Denver II harus sesuai standart yang telah di tentukan. Material alat-alat tersebut, adalah lembar formulir DDST II, benang sulaman merah, kismis/ manic-manik, kerincingan dengan pegangan,kubus kayu berwarna merah, kuning, hijau dengan ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng kecil. Bola tennis, boneka plastic kecil dengan botol susu, cangkir plastic kecil dengan pengangan pensil merah, kertas kosong, botol kaca bening dengan tutup berdiameter 2 cm dan dapat dibuka. Apabila ada, perlu juga disediakan meja dan kursi tiga buah, ruangan yang cukup luas untuk melakukan tes sector motorik kasar, serta meja khusus denagan kasur/ selimut sebagai tempat pemeriksaan bayi kecil.

Cara pengukuran/ pemeriksaan Denver II, antara lain sebagai berikut. 1. Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.

2. Menarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur yang ...telah di tentukan. 3. Melakukan pengukuran pada anak pada item-item dalam empat sector dan memberikan scoring pada setiap item yang menilai. 4. Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan. ..

1. Menghitung Umur Anak dan Menggambar Garis umum pemeriksaan. Umur anak dihitung dengan mengurangkan tanggal lahir dari tanggal tes (jika perlu untuk meminjam dalam pengurangan,30 hari dipinjam dari kolom bulan, 12 bulan dipinjam dari kolom tahun). Penyusuaian umum perlu dilakukan pada kasus prematuritas anak yang lahirnya lebih dari dua minggu sebelum Hari perkiraan Lahir (HPL).

Contoh 1. Perhitungan Umur Anak Tahun Tanggal tes Tanggal lahir Umur anak 2009 2007 2 Bulan 10 4 6 Hari 19 5 14

Contoh 2. Perhitungan umur anak, jika tanggal dan bulan lahir ..melebihi tanggal dan bulan tes

Tahun

Bulan 21

Hari

Tanggal tes Tanggal lahir

99 2000 1996

9 10 12 9

49 19 27 22

Umur anak

Contoh 2. Perhitungan umur snsk dengan kasus premature Anak A dibawah ke polikklinik tumbuh kembang dirumah sakit B pada tanggal 19 oktober 2009 . anak A lahir pada tanggal 30 November 2006. Anak A lahir maju enam minggu sebelum hari perkiraan lahir.Hitung anak A pada saat tes dan umur penyusuaian prematurenya.

Tahun 21 2008 Tanggal test Tanggal lahir Umur anak Premature Umur penyusuain 2 9 2009 2006 2

Bulan

Hari

49 10 11 10 1 9 19 30 19 14 5

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Prosedur pelaksanaan pemeriksaan Denver II, adalah sebagai .....berikut. a. semua item herus diujikan sesuai dengan prosedur pelaksanaan tes masing item. b. Perlu kerjasama yang baik dengan anak. Anak harus tenang, merasa senang, sehat (tidak lapar, tidak mengantuk, tidak haus, tidak .rewel ) c. Menumbuhkan kerjasama yang baik, diawali dengan berkenalan dengan orang tua anak, kemudian dengan anaknya agar anak merasa nyaman bersama orang baru. .aman, .masing-

d. Ruangan cukup luas, ventilasi baik dan member kesan menyenangkan .dan santai e. Memberitahu orang tua bahwa tes ini bukan tes IQ, tetapi untuk melihat perkembangan anak secara keseluruhan. Orang tua perlu diberitahu bahwa anak tidak selalu dapat melaksanakan semua tugas yang ... ....diberikan. f. menyajikan item yang akan diujikan secara fleksibel. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan Denver II,yakni: 1. Tes atau uji coba diawali dengan item yang kurang aktif lebih dahulu. Sebaiknya diawali dengan sector personak social, kemudian sector motorik halus-adaptif. 2. Uji coba diawali dengan item yang lenbih mudah dilakukan atau kurang tepat melakukan, sehingga anak tidak segan untuk melakukan uji coba item selanjutnya. 3. Uji coba pada item dengan alat yang sama dilakukan berurutan, sehingga waktu lebih sedikit. 4. Hanya alat item yang akan dipakai uji coba yang berada di depan anak. 5. Semua uji coba setiap sector dimulai dari item disebelah kiri garis umur dilanjutkan item yang ditembus garis umur serta item yang ditembus garis umur serta item disebelah kanan garis umur. g. Cara melakukan tes pada anak yang ada resiko perkembangan, seperti .berikut : Langkah 1. Pada setiap sector dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji . coba yang ada di sebelah kiri garis umur dan item yang berada pada .garis umur. Langkah 2. Jika anak gagal, menolak, atau no opportunity, maka .dilakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur sampai 3x .LEWAT berturut-turut setiap sector. h. Cara melakukan tes pada anak normal atau kemampuan lebih, seperti .berikut. Langkah 1. Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba yang .paling dekat disebelah kiri garis umum dan item yang ditembus umur.

Langkah 2. Jika anak mampu/ bias melakukan lanjutan uji coba . disebelah kanan garis umur sampai 3x GAGAL berturut-turut setiap .sector. Setiap item, boleh dilakukan uji coba sebanyak tiga kali pada anak sebelum dinyatakan gagal. Kalau anak sudah tiga kali mencoba dan tetap tidak bias, maka anak baru dinyatakan gagal pada item uji coba tersebut. Penilaian Test Perilaku Denver development screening test II (DDST) di publikasikan kali pada tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan Tes perilaku anak dilakukan setelah tes selesai. Dengan skala di lembar tes, penilaian perilaku dapat membandingkan perilaku anka selama tes dengan perilaku sebelumnya. Pemerikasaan boleh menanyakan kepada ibu atau pengasuh anak, apakah perilaku anak biasanya sama dengan sekarang. Kedang-kadang saat diperiksa anak sedang dalam kondisi sakit, lapar, atau marah sehingga tes dapat dilakukan pada hari lain saat anak mau ko-operatif. pertama

3. Skoring Penilaian Item Tes Ada empat skor item tes, ditulis pada kotak/batang tes dekat tanda 50 %. a. Skor Pass (P) atau Lewat/ Lulus (L), apabila anak dapat melakukan uji .coba dengan baik, atau ibu atau pengasuh member laporan tepat atau .dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik. b. Skor Fail (F) atau Gagal (G), apabila anak tidak dapat melakukan uji .coba dengan baik, atau ibu/ pengasuh member laporan bahwa anak .tidak dapat melakukan tugas dengan baik. c. Skor NO Opportunity (No) atau tak ada kesempatan (TaK), apabila ..anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba ..karena ..ada hambatan, misalnya kasus Retardasi Mental dan Down ..Syndrome. d. Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode L ..yaitu

laporan orang tua atau pengasuh anak. Penilaian apa yang ..harus dilakukannya. Item yang ada kode Lnya, tidak diskor sebagai .penolakan.

4. Skoring Penilaian Item Tes Penilaian item Lebih atau Advance, apabila anak dapat melaksanakan tugas (lewat/ lilus) pada item disebelah kanan garis umur. Perkembangan anak dinilai lebih pada item tersebut, karena anak lulus pada tes yang kebanyakan anak tidak lulus sampai umurnya lebih tua. Penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian hasil tes keseluruhan.

Garis Umur

Gambar 5.5 Penilaian item advance atau lebih


Penilaian item normal, apabila anak gagal atau menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur. Perkembangan anak dinilai normal pada item tersebut, karena anak berumur lebih muda daripada umur yang hanya 25% anak-anak pada sampel standar dapat melakukan item tersebut, sehingga anak tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih tua. Penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian hasil tes keseluruhan. Penilaian item norma juga diberikan pada anak yang lulus, gagal, atau menolak tugas dimana garis umur berada diantara 25% - 75% (warna putih).

Garis Umur

Gambar 5.6 Penilaian item normal Penilaian Item caution (C) atau peringatan (P), apabila anak gagal atau menolak tugas pada item di mana garis umur berada pada atau diantara 75% dan 90% (warna hijau). Area ini menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar dapat lulus/lewat pada umur lebih muda, disbanding dengan umur anak yang sedang dilakukan tes. Penilaian ini perlu diperhatikan saat melakukan tes. Penilaian ini perlu diperhatikan saat melakukan interpretasi/ penilaian hasil tes keseluruhan. Pemeriksa harus menuliskan huruf P atau C di sebelah kanan persegi panjang. Garis umur F C F C R C R C

Gambar 5.7 item cauntion (C) atau peringatan 5. Penilaian Hasil Tes Keseluruhan Penilaian item Lebih atau Advance, apabila anak dapat melaksanakan tugas (lewat/ lilus) pada item disebelah kanan garis umur. Ada tiga penilaian hasil tes keseluruhan normal,suspect dan auntestable.normal, apabila tidak ada delayed, dan apabila ada cauntion, melakukan pemeriksaan ulangan pada saat anak melakukan kunjungan berikutnya.suspect, apabila terdapat dua atau lebih caution dan/ atau satu atau lebih delayed . Pemeriksa harus melakukan pemeriksaan ulangan dalam waktu 1-2 minggu berikutnya untuk menghilangkan factor sesaat, seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan. Untestable atau tidak dapat diuji, apabila ada skor menolak pada satu item tes atau lebih disebelah kiri garis umur, atau menolak pada lebih dari satu item yang ditembus garis umur pada daerah 75-90% ( warna hijau). Pemeriksaan harus melakukan pemeriksaan ulangan dalam waktu 1-2 minggu berikutnya. Referral considerations, apabila hasil tes ulang lagi-lagi suspek/ tidak dapat dites, maka anak dikirim ke ahlinya. Pengiriman ini dengan menyertakan data keadaan klinis atau data lain berdasarkan beberapa hal, antara lain profil hasil tes yang menyebutkan item yang diskor caution atau delayed, jumlah caution dan delayed,tingkat perkembangan sebelumnya, perjhatian klinis lainnya anatara lain riwayat klinis, hasil pemeriksaan kesehatan dan lain-lain, serta sumber rujukan yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA Arisman, MB. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta.

anak.Salemba

Hidayat, AAA. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan .Medika, Jakarta.

Soetjiningsih. 1998.Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Subbagian Pediatri Sosial?tumbuh Kembang.2004. Pemantauan Perkembangan DENVER II. Bagian IKA/INSKA Fak. Kedokteran UGM / RS. Dr.Sardijito, Yogyakarta.

Moersintowarni, B. Narendra. 2005. Pengukuran Antropometri ...pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak (Anthropometric ...measurement Of Deviation In Child Growth And ...Development). Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, ...FK Unair / RSU Dr. Soetomo, Surabaya.

PPKC.2004. Modul Pelatihan manajemen Asuhan Kebidanan. PPKC,Jakarta.

Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita Salemba medika

Judarwanto, Widodo, Bagaimana Memonitor Pertumbuhan Anak Sejak bayi. 1 Agustus 2009. http://childrenclinic.wordpress.com/, diakses tanggal 9 Desember 2009 jam 11.50 WIB

You might also like