Professional Documents
Culture Documents
100
:
N : Jumlah Pernyataan
4. Kemudian untuk menentukan standar keberhasilan program,
dilakukan dengan menyesuaikan hasil penilaian dengan standar
kriteria keberhasilan program.
Standar Kriteria Keberhasilan Program
85-100 = Amat Baik (A)
70-84 = Baik (B)
55-69 = Cukup Baik (C)
33
40-54 = Kurang Baik (D)
0-39 = Sangat Tidak Baik (E)
Proses audit dan perkiraan kriteria keberhasilan dari audit pertama ke audit
kedua.
v SMP Negeri 3 Seririt
Audit pertama di SMP N 3 Seririt dilakukan pada tanggal 28 November
2012. Kami berempat berangkat ke Desa Bestala bersama-sama untuk
melakukan evaluasi supervisi program layanan Bimbingan Konseling
kepada guru BK disana. Pada pertemuan pertama kami diterima di ruang
tamu kepala sekolah untuk melakukan pertemuan awal dengan kepala
sekolah dan guru BK sekaligus menceritakan maksud dan tujuan
kedatangan kita kesana. Yang pada kesempatan itu pula kami
menyerahkan surat pengantar dari fakultas sebagai surat resmi bagian dari
lembaga formal. Dan mereka berbaik hati, kami diterima untuk melakukan
praktik pada saat itu pula. Setelah selesai melakukan perbincangan awal
dengan kepala sekolah kami langsung diajak oleh guru BK yang pada saat
itu Nyoman Armaja, SPd. Selaku koordinator BK disana menuju ke ruang
BK. Menurut keterangan bapak Armaja, di SMP Negeri 3 Seririt terdapat
tiga orang guru BK namun kebetulan pada saat itu yang kami temui hanya
pak Armaja jadi proses audit dilakukan hanya dengan bapak nyoman
Armaja S.Pd. Pada awal pertama proses audit ini banyak hal yang sempat
menjadi perdebatan seperti ada beberapa dokuman yang belum ada
dokumentasinya tapi menurutnya sudah pernah dilakukan seperti
bimbingan kelopok, konseling kelompok serta layanan orientasi bagi siswa
baru. Dan juga ada beberapa dokumen yang dikatakan masih tersimpan
dirumah seperti arsip pribadi pak armaja yaitu ijazah S1-BK nya.
Kemudian keputusannya pada saa itu karena masih banyak dokumen yang
masih dijanjikan begitu pula dengan intrumen yang masih banyak
dikosongkan oleh beliau akan dilakukan audit ke-2. Menurutnya selain
34
karena dokumennya yang masih dirumah, ada pula beberapa poin yang
katanya perlu terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru BK yang
lainnya sebelum diisi. Dengan alasan tersebut dari guru BK kami
mempersilahkan beliau untuk membawa terlebih dahulu instrumen itu
untuk dikoordinasikan dengan guru BK yang lain dan kami sepakat untuk
melakukan audit ke-2 pada tanggal 6 Desember 2012.
Kedatangan pada audit ke-2 ke SMP Negeri 3 Seririt ini, kami langsung
bertemu dengan guru BK disana yaitu bapak Nyoman Armaja dan bapak
Putu Sarjana. Proses audit kali ini berlangsung dengan lancar karena sudah
semua poin instrumen telah di isi. Hanya saja pada saat itu beliau hanya
memperkuatnya dengan bukti-bukti autentik yang ada. Walaupun menurut
keterangan beliau ada beberapa dokumen yang katanya sudah hilang atau
lupa tempat penyimpanannya. Sampai pada akhir proses audit kami
meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru BK yang
bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit
di SMP Negeri 3 Seririt.
v SMA Negeri 1 Kubutambahan
Audit pertama di SMA N Kubutambahan dilakukan pada tanggal 29
November 2012. Kami berempat berangkat ke desa Tamblang bersama-
sama untuk melakukan evaluasi supervisi program layanan bimbingan
konseling kepada guru BK disana. Pada pertemuan pertama kami diterima
di ruang tamu kepala sekolah untuk melakukan pertemuan awal dengan
kepala sekolah dan guru bk sekaligus menyerahkan surat pengantar dari
fakultas sebagai surat resmi bagian dari lembaga formal.
Kemudian pada tanggal 1 Desember 2012 kami diterima untuk melakukan
praktik . Selesai kami melakukan bincang-bincang dengan kepala sekolah
dan guru BK kami langsung diajak ke ruangan BK SMA N 1
Kubutambahan. Di ruangan BK kami memberikan instrument yang telah
35
kami susun sebelumnya kepada guru BK. Kami menjelaskan apa saja
tujuan dan maksud kami melakukan observasi sekaligus menyampaikan
bahwa evaluasi yang kami lakukan tidak berpengaruh terhadap jabatan,
pangkat, gaji, dan lain-lain yang bersangkutan dengan kinerja Bapak/Ibu
dan juga sekolah.
Sambil menunggu guru BK mengisi instrument sesekali kami menanyakan
data-data yang ada di ruang BK seperti program harian, mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan, data pribadi siswa, buku kasus, RPBK,
dll. Dan pada kesempatan itu program yang kami tanyakan dapat
diperlihatkan berkasnya. Namun program yang disusun hanya sekali saja
namun digunakan terus menerus tampa ada proses peremajaan atau revisi
ulang. Selain itu kami juga menayankan dokumen-dokumen proses
konseling yang dilakukan dan kualifikasi guru BK seperti sertifikat S1 BK.
Pada kesempatan itu guru BK mengatakan bahwa dokumen dan sertifikat
yang dimiliki masig ada dirumah. Dengan kondisi seperti maka kami
sepakat untuk melakukan Audit ke-2 demi keakuratan data.
Pada audit kedua kami tidak menemukan kendala yang berarti karena
dokumen yang kami inginkan dapat diperlihatkan walaupu masih ada
beberapa dokumen yang sudah hilang. Sampai pada akhir proses audit
kami meminta lembar pengesahan dan pernyataan dari guru bk yang
bersangkutan untuk memperkuat bahwa kami telah melakukan proses audit
di SMA N 1 Kubutambahan.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Instrumen
A. Hasil Penyebaran Instrumen
Hasil instrumen yang telah diberikan kepada guru Bimbingan
Konseling di SMP N 3 Seririt (Terlampir)
Hasil instrumen yang telah diberikan kepada guru Bimbingan
Konseling di SMA N 1 Kubutambahan (Terlampir)
37
B. Hasil Analisis Instrumen
SMP Negeri 3 Seririt
NO ASPEK
NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
JML
1 Manajeme
n dan
Dukungan
Sistem
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
17
2 Standar
Dukungan
Sistem
0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
17
3 Personil
BK
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14
4 Data
Siswa
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
21
5 Evaluasi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
38
Hasil
Layanan
BK
6 Standar
Sarana
dan
Prasarana
0 1 0 0 0 0 0
1
7 Insrumen
Alat
Pengumpu
lan Data
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
12
Jumlah 96
Formula :
96
139
100 = 69,06
Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMP N 3
Seririt berada pada level B (baik).
40
SMA Negeri 1 Kubutambahan
ASPEK NO BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
JML
1 Manajeme
n dan
Dukungan
Sistem
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
17
2 Standar
Dukungan
Sistem
0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
18
3 Personil
BK
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13
4 Data
Siswa
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
16
5 Evaluasi
Hasil
Layanan
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14
41
BK
6 Standar
sarana dan
prasarana
0 0 0 0 0 0 1
1
7 Instrument
alat
pengumpu
lan data
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
17
Jumlah 96
Formula :
96
139
100 = 69,06
Jika dilihat dari level pencapaian keseluruhan yaitu 69,06 dan jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasilan maka SMA N 1
Kubutambahan berada pada level B (baik).
42
4.2 Analisis Instrumen dengan CIPP
a. Analisis Instrumen dengan CIPP di SMP N 3 Seririt
No Komponen Aspek
Pencapaian
Ideal Skor
Persentase
(%)
1 Content a. Instrumen
Alat
Pengumpulan
Data
b. Sarana dan
Prasarana
c. Personil BK
19
7
14
12
1
14
63,15%
14,28%
100%
Jumlah 40 27 67,5%
2 Input a. Data Siswa
b. Standar
Dukungan
Sistem
32
27
21
17
65,62%
62,96%
Jumlah 59 38 64,40%
3 Process a. Manajemen
dan
Dukungan
Sistem
22 17 77,27%
Jumlah 22 17 77,27%
4 Product a. Evaluasi
Hasil
Layanan BK
16 14 87,50%
Jumlah 16 14 87,50
43
Contens
Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMP N 3 Seririt di atas
menunjukan pada level 67,5% dan jika dilihat dari kriteria keberhasilan hal
ini menunjukan bahwa SMP N 3 Seririt berada pada level C (cukup baik).
kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata mengalami kekurangan yang
paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan Prasarana yang menunjukan
pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat dalam intrument yang
mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya yaitu :
1. Tidak adanya ruang kerja BK seperti Komputer, meja kerja, internet,
lemari yang memadai.
2. Tidak terdapatnya ruang konseling individu yang aman dan nyaman
bagi klien.
3. Tidak terdapatnya ruangan konseling kelompok yang aman dan nyaman
bagi klien.
4. Tidak terdapatnya ruangan diblio yang fasilitasnya seperti daftar buku (
katalog, rak buku, ruang baca, buku daftar pengunjung, dan internet.
5. Tidak terdapatnya ruangan relaksasi atau disensitisasi/ sensitisasi yang
bersih, sehat, nyaman dan nyaman.
6. Tidak terdapatnya ruang tamu yang berisi kursi dan meja tamu, buku
tamu, jam dinding, tulisan atau gambar.
Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang menunjukan
persentase pencapaian pada level 63,15% dan di identifikasi kekurangannya
dari instrumen yang telah disebarkan yaitu,
1. Tidak melaksanakan tes intelegensi dalam pengumpulan data.
2. Tidak melaksanakn tes bakat dalam pengumpulan data.
3. Tidak melaksanakan tes minat dalam pengumpulan data.
4. Tidak melaksanakan tes kepribadian dalam pengumpulan data.
5. Tidak memiliki jadwal piket guru pembimbing.
6. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,
laboratorium bimbingan dan konseling.
44
Input
Jika dilihat dari evaluasi input SMP Negeri 3 Seririt berada pada level
64,40% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada
pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek data
siswa yaitu:
1. Belum pernah mengadakan tes IQ
2. Kurangnya kordinasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas
masalah siswa.
3. Tidak pernah melaksanakan tes bakat
4. Tidak pernah melaksanakan tes minat
5. Tidak memiliki ukuran yang ideal untuk setiap alat penyimpanan data
siswa.
6. Aministrasi siswa belum memenuhi syarat kelengkapan.
Dan kekurangan pada aspek standar dukung sistem yaitu :
1. Belum menempuh PPK ( Pendidikan Profesi Konselor ).
2. Belum mengetahui perkembangan terupdate tentang program layanan
BK.
3. Pelaksanaan program tidak melibatkan semua pihak sekolah yang
terkait.
4. Program layanan banyak tidak sesuai dengan jadwal penyelenggaran.
5. Keberdaan Osis belum mampu mendukung penyelegaraan program BK
disekolah.
Process
Jika dilihat dari evaluasi proses SMP Negeri 3 Seririt berada pada level
77,27 % ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada
pada nilai B ( Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek manajemen
dan dukungan sistem yaitu:
1. Wali kelas belum mensosialisasikan keberadaan layanan BK pada
siswa.
45
2. Wali kelas belum mampu mengidentifikasi siswa yang memerlukan
layanan bimbingan konseling.
3. Guru mata pelajaran belum mampu memantau perkmbangan dan
kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan layanan BK.
4. Staf administrasi sekolah belum membantu dalam meadministrasikan
seluruh kegiatan BK.
Pruduct
Jika dilihat dari evaluasi Products SMP Negeri 3 Seririt berada pada level
87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln berada
pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada aspek
hasil layanan BK yaitu:
1. Tidak menjalankan dukungan sistem secara optimal.
2. Tidak banyak mengunakan instrumen dalam melaksanakan layanan
individual.
Analisis Instrumen dengan CIPP di SMA N 1 Kubutambahan
No Komponen Aspek
Pencapaian
Ideal Skor
Persentase
(%)
1 Content d. Instrumen
Alat
Pengumpulan
Data
e. Sarana dan
Prasarana
f. Personil BK
19
7
14
17
1
13
89,47%
14,28%
92,85%
Jumlah 40 31 77,50%
2 Input c. Data Siswa
d. Standar
Dukungan
32
27
16
18
50,00%
66,66%
46
Contens
Jika dilihat dari persentase pencapaian Content di SMA N 1
Kubutambahan di atas menunjukan pada level 77,50% dan jika dilihat dari
kriteria keberhasilan hal ini menunjukan bahwa SMA N 1 Kubutambahan
berada pada level B ( baik). kemudian jika dilihat secara lebih rinci ternyata
mengalami kekurangan yang paling menonjol yaitu pada aspek Sarana dan
Prasarana yang menunjukan pada persentase 14,28 %. Seperti yang terdapat
dalam intrument yang mengalami kekurangan pada sarana dan prasarananya
yaitu :
1. Tida menjalankan dukungan sistem di sekolah.
2. Dalam melakukan kegiatan tidak dikoordinasikan secara sistematik.
3. Tidak menyertakan layanan responsif dalam program semesteran di
sekolah.
Jika dilihat dari aspek instrumen alat pengumpul datanya yang
menunjukan persentase pencapaian pada level 89,47% dan di identifikasi
kekurangannya dari instrumen yang telah disebarkan yaitu :
Sistem
Jumlah 59 34 57,62%
3 Process b. Manajemen
dan
Dukungan
Sistem
22 17 77,27%
Jumlah 22 17 77,27%
4 Product a. Evaluasi
Hasil
Layanan BK
16 14 87,50%
Jumlah 16 14 87,50%
47
1. Tidak terdapat media audio seperti radio, perekam pita magnetik,
laoratoriaun BK, yang membantu dalam proses Bimbingan dan
Konseling.
2. Tidak menggunakan komputer di dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
Jika dilihat dari aspek personil BK yang menunjukan persentase
pencapaian pada level 92,85% dan di identifikasi kekurangannya dari
instrumen yang telah disebarkan yaitu :
1. Belum pernah mengikuti sertifikasi profesi BK.
Input
Jika dilihat dari evaluasi input SMA Negeri 1 Kubutambahan berada
pada level 57,62% hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria
keberhasiln berada pada nilai C ( Cukup Baik ). Ternyata kekurangannya
berada pada aspek data siswa yaitu :
1. Tidak digunakannya tes IQ untuk mengukur keerdasan siswa.
2. Tidak banyak berkoordnasi dengan guru mata pelajaran dalam membahas
masalah belajar siswa.
3. Tidak memiliki komputer yang memnuhi syarat kelayakan sebagai
tempat penyimpanan data siswa.
4. Tidak memiliki ukuran ideal setiap alat penyimpanan data siswa.
5. Jarang menyelenggarakan pengumpulan data siswa.
6. Tidak terdapat ruangan yang ideal sebagai tempat penyimpanan data
siswa.
7. Ruangan peyimpanan data tidak bisa difungsikan secara efektif.
8. Ruangan belajar siswa belum memnuhi syarat sebagai tempat belajar.
9. Banyak peralatan BK yang tidak dapat difungsikan dengan baik.
10. Tidak banyak memiliki alat yang digunakan untuk kegiatan belajar siswa.
Dan kekurangan pada aspek standar dukung sistem yaitu :
1. Belum menempuh program pendidikan konselor ( PPK ).
48
2. Belum mengetahui perkembangan terupdate tentang program pelayanan
BK.
3. Banyak program layanan BK yang terselenggara tidak sesuai dengan
jadwal yang direncanakan.
4. Keberadaan OSIS belum mampu mendukung penyelenggaraan program
BK di sekolah.
Process
Jika dilihat dari evaluasi proses SMA Negeri 1 Kubutambahan berada
pada level 77,27% ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln
berada pada nilai B ( Baik ). Ternyata kekurangannya berada pada aspek
manajemen dan dukungan sistem yaitu:
1. Belum banyak berkordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan
program layanan BK.
2. Wali kelas belum mensosialisasikan keberadaan layanan BK.
3. Wali kelas belum mengidentidikasi siswa yang memerlukan layanan
BK.
4. Banyak guru mata pelajaran yang belum mampu memantau
perkembangan dan kemajuan siswa terutama yang telah mendapatkan
layanan BK.
5. OSIS di sekolah belum bekerja sama dengan konselor dalam
menangani masalah siswa di sekolah.
Pruduct
Jika dilihat dari evaluasi Products SMA N 1 Kubutambahan berada pada
level 87,50 % hal ini jika dibandingkan dengan standar kriteria keberhasiln
berada pada nilai A ( Amat Baik ) namun masih memiliki kekurangan pada
aspek hasil layanan BK yaitu:
1. Tidak menjalankan dukungan sistem di sekolah
2. Tidak tidak menyertakan layanan responsif dalam penyusunan
program semesteran.
49
4.3 Perbandingan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling
berdasarkan model evaluasi CIPP di SMP N 3 Seririt dan SMA N 1
Kubutambahan.
Berdasarkan analisis evaluasi CIPP secara umum didapatkan hasil di
SMP N 3 Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan berada pada level 69,06
dengan kriteria keberhasilan baik (B). Hal ini mengindikasikan bahwa
diantara kedua sekolah tersebut tidak ada perbedaan-perbedaan yang
singnifikan terhadap atribut dan pelaksanaan bimbingan konseling disana.
Namun ketika diteliti secara mendalam, dianalisis dari aspek-aspek sesuai
dengan evaluasi program CIPP terdapat banyak perbedaan-perbedaan
didalamnya seperti halnya SMP N 3 Seririt keberadaan instrument alat
pengumpul data hanya menunjukan pada persentase 63,15% sedangkan di
SMA N 1 Kubutambahan persentasenya lebih besar yaitu 89,47%. Hal ini
secara sepihak dapat dikatakan bahwa keberadaan sekolah berpengaruh pada
kuantitas alat pengumpul data yang ada disamping didukung pula oleh
manajemen sekolah yang baik. Selain instrument alat pengumpul data
perbedaan juga terjadi pada aspek standar dukungan system di SMP n 3
Seririt menunjukan angka 62,96% sedangkan di SMA N 1 Kubutambahan
66,66% .
Jadi aspek-aspek diataslah yang kiranya bisa dianalisis perbedaanya
secara signifikan. Sedangkan pada aspek-aspek yang lain dianalisis menjadi
sebuah persamaan walaupun ada perbedaan sedikit tapi itu dianggap sebagai
persentase kesalahan evaluasi. Jika dilihat secara umum keberadaan BK saat
ini banyak mengalami kekurangan. Dari sisi personil memang bisa dicermati
persentasenya cukup besar, tetapi hal itu tidak didukung oleh aspek-aspek
pendukung lainnya dalam pemaksimalan hasil kerja pelayanan Bimbingan
Konseling. Diantaranya keberadaan sarana dan prasarana yang ada di dua
sekolah tersebut cukup memperihatinkan yang menunjukan persentase pada
14,28%. Hal ini berarti saat ini perlu mendapat perhatian yang lebih dari
pihak-pihak yang terkait.
50
4.4 Rekomendasi dan tindak lanjut
Adapun dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan di SMP N 3
Seririt dan SMA N 1 Kubutambahan didapatkan rekomendasi dan tindak lanjut
sebagai berikut:
Tabel 1. Rrekomendasi dan tindak lanjut SMP N 3 Seririt
No Aspek Rekomendasi Audit
1 Manajemen dan
Dukungan Sistem
- Lebih banyak berkoordinasi dengan wali kelas, guru bidang
studi dan staf administrasi terkait dengan keberadaan
layanan BK di sekolah
- Melibatkan OSIS sebagai bagian dari pelaksanaan
pelayanan BK
2 Standar Dukungan
Sistem
- Untuk menunjang profesionalisme guru BK perlu didukung
dengan menempuh pendidikan profesi konselor (PPK).
- Untuk peremajaan pengetahuan tentang perkembangan ilmu
BK maka perlu diperbanyak keterlibatan dalam forum
seminar,workshop maupun pelatihan-pelatihan guru
pembimbing.
- Perlu diperbanyak lagi sosialisasi dengan orang tua terkait
dengan keberadaan layanan BK
- Dalam pembuatan program harus direncanakan dengan
teliti engan mempertimbangkan aspek-aspek kondisi
dilapangan sehingga penyimpangan waktu dapat
diminimalisir.
3 Personil BK - Melanjutkan studi PPK
4 Data Siswa - Setiap siswa dilakukan tes IQ, keperibadian, minat, bakat
dan bekerjasama dengan pihat yang mempunyai lisensi
dalam bidang tersebut.
51
5 Evaluasi Hasil
Layanan BK
- Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan
layanan responsive yang optimal.
6 Standar Sarana dan
Prasarana
- Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan
didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,
ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari,
internet sesuai dengan standar yang ada.
7 Instrument Alat
Pengumpulan Data
- Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan
instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.
Tabel 2. Rekomendasi dan tindak lanjut SMA N 1 Kubutambahan
No Aspek Rekomendasi Audit
1 Manajemen dan
Dukungan Sistem
- Lebih banyak berkoordinasi dengan wali kelas, guru bidang
studi, OSIS dan staf administrasi terkait dengan keberadaan
layanan BK di sekolah
2 Standar Dukungan
Sistem
- Untuk menunjang profesionalisme guru BK perlu didukung
dengan menempuh pendidikan profesi konselor (PPK).
- Untuk peremajaan pengetahuan tentang perkembangan ilmu
BK maka perlu diperbanyak keterlibatan dalam forum
seminar,workshop maupun pelatihan-pelatihan guru
pembimbing.
3 Personil BK - Melanjutkan studi PPK
- Mengikuti sertifikasi BK
4 Data Siswa - Sebaiknya setiap memiliki data yang selalu diupdate setiap
tahunnya.
- Keberadaan ruangan, lemari, dan computer sebagai penunjang
data data siswa perlu dilakukan perbaikan.
5 Evaluasi Hasil - Bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan
52
Layanan BK layanan responsive yang optimal.
6 Standar Sarana dan
Prasarana
- Modifikasi keberadaan ruang BK senyaman munkin dan
didukung dengan fasilitas seperti ruang konseling individu,
ruang tamu, ruang biblio konseling, computer, lemari, internet
sesuai dengan standar yang ada.
7 Instrument Alat
Pengumpulan Data
- Dalam proses pengumpulan data sebaiknya melibatkan
instrument data dari tes kepribadian, IQ, minat dan bakat.
53
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari analisis yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas program Bimbingan dan Konseling di SMP N 3 Seririt dan SMA N
1 Kubutambahan jika ditinjau dari model evaluasi CIPP berada pada level
69,06 dengan kriteria keberhasilan yaitu baik (B). jika dilihat secara umum
memang nilai yang ditunjukkan sama namun ketika diteliti lebih rinci
banyak terdapat perbedaan-perbedaan dari aspek-aspek evaluasi CIPP.
Perbedaan yang paling signifikan terjadi pada aspek instrumen alat
pengumpul data dengan perbandingan 63,15% di SMP N 3 Seririt dan
89,47% di SMA N 1 Kubutambahan. Hal ini ada kemungkinan faktor
keberadaan dan manajemen sekolah yang memiliki peranan penting dalam
menunjang keberadaan instrumen alat pengumpul data ini.
5.2. Saran
Adapun saran yang bisa dianjurkan pada kedua sekolah yang
bersangkutan, evaluasi yang kami lakukan ini bukan merupakan alat untuk
menemukan kekurangan layanan BK di sekolah saja, tapi lebih dari itu agar
hasil yang kami dapatkan ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam
peningkatan mutu dan kualitas layanan BK itu sendiri.
Kemudian diharapkan setiap sekolah bukan menjadi sebuah institusi
yang berdiri sendiri melainkan diharapkan menjadi institusi yang mampu
berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lainnya baik itu lembaga sejawat
maupun lembaga yang berbeda. Kerja sama ini penting sebagai bahan
evaluasi diri dan juga peningkatan kualitas layanan BK.
54
Daftar Pustaka
Sudrajat, Akhmad. 2010. Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling.
Diambil pada 12 Desember 2012 dari http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-
di-sekolah/
Admin. 2010. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Diambil
pada 12 Desember 2012 dari http://www.duniaedukasi.net/
2010/05/evaluasi-program-bimbingan-dan.html
Identitas Pengisi
Nama : Drs. I Ketut Seken
NIP : 1964070520021210
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Nama Sekolah : SMA N 1 Kubutambahan
Identitas Pengisi
Nama : Nyoman Armaja, S.Pd
NIP : 19650920 199002 1 002
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Nama Sekolah : SMP N 3 Seririt
Gerbang Sekolah SMA N 1 Kubutambahan
Wawasan Wiyata Mandala SMA N 1 Kubutambahan
Ruang BK Di SMA N 1 Kubutambahan
Tampilan Depan SMP Negeri 3 Seririt
Gerbang SMP N 3 Seririt
Suasana Awal Pertemuan
Proses Pelaksanaan Evaluasi
Struktur Organisasi BK SMP N 3 Seririt
Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah
Pola 17 BK SMP N 3 Seririt