You are on page 1of 26

PROPOSAL RISK ANALYSIS ON PROJECT OF FPU FACILITIES MODIFICATION AND DEVELOPMENT OF SUBSEA PIPELINE AT MAKASAR STRAITS INDONESIA DEEP

WATER - CHEVRON PROJECT

Disampaikan pada Seminar Nasional Teknik Sipil Bandung, 12 Mei 2012 Dengan tema ;

Pengaruh Cuaca Ekstrim dan Kegempaan di Indonesia Terhadap Bangunan Sipil

Disampaikan oleh : 1. ARIS RISMAWAN ADHIDANA 2. JATMIKO 3. EKO WAHYU UTOMO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG 2012

DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................................................i Abstraksi........................................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan........................................................................................................................1 I.1 LatarBelakang...............................................................................................................1 I.2 RumusanMasalah.........................................................................................................2 I.3 Batasan Masalah..........................................................................................................2 I.4 Maksud dan Tujuan......................................................................................................2 I.4.1 Maksud Studi.................................................................................................2 I.4.2 Tujuan Studi...................................................................................................2 I.5 Hipotesis.......................................................................................................................2 BAB II Tinjaun Pustaka..................................................................................................................3 II.1 Pendahuluan................................................................................................................3 II.2 Manajemen Risiko.......................................................................................................3 II.2.1 Definisi Risiko...............................................................................................3 II.2.2 Perencaan Manajemen Risiko......................................................................5 II.3 Identifikasi Risiko.........................................................................................................5 II.4 Penilaian Risiko...........................................................................................................7 II.4.1 Analisis Risiko...............................................................................................7 II.5 Penanganan Risiko......................................................................................................8 II.5.1 Perencanaan Respon Risiko........................................................................9 II.5.2 Strategi Penanganan Risiko.........................................................................9 II.5.3 Pengendalian dan Monitoring Risiko..........................................................10 BAB III Metodologi Penelitian......................................................................................................11 III.1 Kerangka Berpikir Penelitian....................................................................................11

III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................12 III.2.1 Lokasi/Penelitian Studi Kasus....................................................................12 III.2.2 Waktu dan Tahap Penelitian......................................................................12 III.3 Metode Penelitian.....................................................................................................13 III.3.1 Metoda Pengumpulan Data.......................................................................14 III.3.2 Metoda Pengolahan Data..........................................................................14 III.3.3 Metoda Analisa Data..................................................................................14 III.4 Alat dan Bahan Penelitian........................................................................................15 III.5 Prosedur dan Cara Kerja Penelitian.........................................................................15

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat mengerjakan proposal atau makalah ini dengan judul Analisa Resiko Pada Proyek Modifikasi Fasilitas FPU (Floating Production Unit) dan Pembangunan Jaringan Pipa Bawah Laut Dalam Indonesia Deep Water Chevron Project. Proposal/makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarajana di program studi Teknik Sipil Universitas Langlangbuana Bandung dan seminar. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada pihak akademik terutama para pembing yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan tahap akhir dari perkuliahan yaitu Tugas Akhir walaupun sudah lama sekali tersendat karena banyak hal. Saya menyadari sepenuhnya bahwa proposal atau makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan harapan, mengingat keterbatasan penulis dalam beberapa hal, karena itu saran dan kritik saya harapkan dari semua pihak demi menuju kesempurnaan dan perbaikan Proposal/makalah Tugas Akhir ini. Tidak lupa kami memohon maaf kepada semua pihak jika ada kekhilafan dan kesalahan yang berkaitan dengan proposal tugas akhir ini selama proses penyusunan. Terakhir, semoga proposal atau makalah Tugas Akhir ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan terlebih lagi bagi para pembaca yang berkenan membaca proposal/makalah tugas akhir ini.

Abstrak Topik atau pembahasan dari makalah ini adalah meng-identifikasi risiko risiko yang akan terjadi pada proyek modifikasi FPU dan jaringan pipa bawah laut dalam, yang merupakan salah satu proyek offshore atau lepas pantai. Identifikasi risiko risiko pada proyek lepas pantai ini sangat penting dilakukan karena banyak sekali kemungkinan kemungkinan atau probabilitas risiko yang akan terjadi dan menghambat proyek tersebut terutama pada proyek konstruksi yang dikerjakan di lepas pantai. Identifikasi awal ini sangat penting dilakukan dan selanjutnya dirumuskan risiko risiko tersebut melalui suatu analisa dan selanjutnya melakukan penilaian sehingga dapat dituangkan dalam sebuah daftar risiko yang pada akhirnya risiko tersebut dievaluasi untuk tujuan mitigasi risiko tersebut. Makalah ini bertujuan untuk meng-analisa risiko - risiko pada proyek pekerjaan yang beersifat lepas pantai atau offshore diperlukan sebagai salah satu tahapan yang penting dalam pra-eksekusi proyek. Probablilitas atau kemungkinan kemungkinan risiko banyak yang dapat di identifikasi pada proyek yang berjenis lepas pantai ini. Salah satu komponen atau hal yang bisa di identifikasi sebagai risiko pada proyek ini adalah cuaca ekstrim dan gempa, selain hal hal lainnya yang tingkatkatan risikonya bermacam macam sesuai dengan hasil penilaian risiko tersebut. Analisa serta penilaian risiko ini menggunakan metode skoring, sehingga bisa menentukan tingkatan dari besarnya atau kuatnya risiko tersebut.

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Sejalan dengan kebutuhan energi dalam negeri maupun dunia yang semakin meningkat terutama energi fosil baik berupa minyak maupun gas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan pencarian atau explorasi sumber baru untuk meningkatkan pasokan sehingga kebutuhan tersebut dapat tercukupi. Kegiatan explorasi tersebut dituangkan dalam suatu proyek, maka Chevron sebagai salah satu perusahaan yang menjalankan kontrak kerja produksi dengan pemerintahan Indonesia dibawah BP MIGAS untuk melaksanakan proyek explorasi tersebut dengan nama Indonesia Deep Water Development Project sebagai salah satu proyek explorasi laut dalam Indonesia di selat Makasar Kalimantan Timur, dan target produksi tahun 2015. Proyek IDD yang dikelola Chevron ini terbagi atas tiga bagian, yakni Lapangan Bangka, Lapangan Gendalo Hub (terdiri dari Lapangan Maha, Gendalo, dan Gendang), dan Lapangan Gehem Hub. Sebagai salah satu pengemban dari proyek ini maka ada beberapa tahapan yang dilakukan sehingga proyek tersebut dapat terlaksana seusai dengan yang diharapkan yaitu melalui siklus atau tahapan proyek. Tahapan tahapan tersebut adalah yang pertama konseptual/identifikasi dan nilai peluang di Chevron dikenal dengan Phase (fase) 1, fase kedua (2) adalah generate dan pemilihan alternatif, fase ketiga (3) adalah Pengembangan Alternatif Pilihan yang didalammnya ada FEED (Front End Engineering Design) atau awal rekayasa desain termasuk proses untuk pra-tender sebagai tahap yang harus dilalui sebelum operasi dan pemeliharaan. Siklus atau tahapan yang paling besar biayanya dalam suatu proyek adalah eksekusi proyek, sebelum proyek tersebut di eksekusi atau dilaksanakan kepada pihak pelaksana atau kontraktor maka dilakukanlah tender yang diikuti oleh beberapa kontraktor, sebelum tender dilaksanakan ada satu tahapan yang penting dilakukan yaitu proses analisa resiko proyek. Kegiatan ini penting proyek eksekusi, dan fase keempat (4) adalah eksekusi proyek serta kelima (5) adalah

dilakukan sebagai syarat yang bertujuan menganalisa dan memitigasi resiko resiko yang bisa terjadi pada saat nanti proyek dilaksanakan atau di eksekusi, sehingga tujuan dan proses pelaksanaan proyek tersebut bisa tercapai dengan baik disertai seminimal mungkin resiko yang terjadi. I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan menjadi topik dalam analisa resiko pada 1 studi kasus ini adalah menganalisa dan menetukan resiko resiko yang akan atau bisa terjadi, dengan cara atau melalui proses assesmen dan penialain terhadap resiko tersebut, sehingga diharapkan penilaian resiko tersebut dapat teridentifikasi dengan baik dan dapat menentukan atau mengambil keputusan atau tindakan yang terbaik dalam memitigasi resiko yang akan terjadi yang berdampak kepada tahap pelaksanaan proyek nanti. I.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam analisa pada studi kasus ini adalah melakukan proses analisa resiko hanya pada komponen - komponen utama atau penting dalam suatu proyek, tanpa menggunakan software aplikasi tertentu yaitu dengan pendekatan dan rumusan secara manual. I.4 Maksud dan Tujuan Analisa pada studi kasus ini dimaksudkan untuk mengindentifikasi resiko resiko yang akan atau bisa terjadi dari komponen komponen yang ada dan memastikan tingkat, tipe dan visibilitas resiko tersebut. Sedangkan tujuannya adalah untuk menentukan penilaian resiko dari komponen2 yang teridentifikasi dari analisa yang dilakukan sehingga dapat menentukan tingkat risiko dan masukan untuk pengambilan keputusan awal yang tepat. I.5 Hipotesis Hipotesis pada studi kasus ini adalah resiko pada suatu tahapan pratender dapat di indentifikasi dan dinilai dengan melakukan proses assesmen dan analisa yang teliti serta menyertakan aspek aspek atau parameter parameter yang ada dan terukur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Pendahuluan
2

Resiko pada suatu tahapan atau siklus proyek perlu diperhatikan sebagai salah satu komponen yang penting dan akan muncul dari kemungkinan kemungkinan yang bisa terjadi serta efek dari kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Proyek kosntruksi lepas pantai yang dikenal dengan offshore construction memiliki aspek resiko yang lebih tinggi dari pada di darat atau onshore, terutama untuk pembangunan fasilitas pengolahan minyak dan gas. Tahapan atau siklus proyek dalam proyek konstruksi lepas pantai tidak jauh beda dengan proyek bangunan atau di darat. Tahap eksekusi adalah yang paling besar biayanya, tapi tentunya sebelum dilaksanakan tahapan tersebut diperlukan suatu proses evaluasi dan analisa yang diperlukan terutama analisa resiko kepada semua aspek. Aspek yang dominan perlu dianalisa resikonya adalah biaya dan skedul. Analisa resiko dapat di implementasikan dalam manajemen resiko. II.2 Manajemen Risiko II.2.1 Definisi Risiko Kata risiko berasal dari bahasa arab yang artinya hadiah yang tidak diharap harap datangnya dari surge. Atau dalam kamus Webster, risiko dikonotasikan negative sebagai kemungkinan kerugian akibat kecelakaan, ketidakberuntungan, dan kerusakan. Menurut Wideman (1992), risiko proyek dalam manajemen risiko adalah efek kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Secara ilimiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensikejadian, probablitas dan konsekuensi dari bahaya risiko yang yang terjadi. Risko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi) Frekuensi kejadian dengan tingak pengulangan yang tinggi akan mempebesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti perumusan diatas, karena itu risiko dapat dituliskan
3

sebagai fungsi dari probabilitas dan konsikuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam probabilitas. Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman pengalaman yang sudah ada, berdasarakan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak memiliki cukup pengalaman dalam menentukan probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Untuk itu studi literature dan studi banding pada perusahaan/proyek lain yang pernah mengalaminya perlu dilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar. Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupa tindakan penganggulangan dengan cara lain dengan biaya yang lebih rendah. Nilai konsekuensi dapat berupa nilai maksimum, sebaian atau minimum dari variable risiko yang dinyatakan dalam suatu item pekerjaan, kegiatan atau proyek. Manajemen risiko untuk yang baru pertama kali dilaksanakan dan belum ada pengalaman sebelumnya, jauh lebih sulit penanganannya dibanding dengan potensi risiko yang telah dikenal sebelumnya. Selanjutnya kita akan membahas proses manajemen risiko yang diuraikan dibawah ini.

II.2.2 Perencanaan Manajemen Risiko Perencaan dalam manajemen risiko penting dilakukan sebagai suatu tahap awal dalam pelaksanaan proses manajemen risiko yang berguna untuk diantaranya: Proses memutuskan bagaimana mendekati dan melaksanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek. Memastikan tingkat, tipe, dan visibilitas manajemen risiko yang setara dengan risiko dan kepentingan proyek bagi organisasi. Menyediakan sumberdaya dan waktu memadai untuk aktivitas manajemen risiko. Menetapkan basis yang disepakati untuk mengevaluasi risiko.

II.3

Identifikasi Risiko Identifikasi resiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan di evaluasi dapat diketahui dan di identifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut: 1) Chek List, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama dengan kejadian yang berulang ulang. 2) Thinking prompt, menggunakan data check list kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dengan risiko penting tidak dihilangkan. 3) HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahaya dan masalah yang timbul.
5

4) Past data, metode ini dilakukan dengan mengindetifikasi kerugian yang sering terjadi, dengan menggunakan data masa lampau. 5) Audits, bertujuan memonitor system, dengan mengindentifikasi dan menguji beberapa masalah, bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi. 6) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampir sama dengan HAZOP tetapi metode ini mengidentifikasi bagaimana kerugian bias terjadi apa yang terjadi jika ada kegagalan seperti identifikasi metode HAZOP. 7) Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalan tim lalu mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidak menjadi lebih rumit.

Pengunaan masing masing perangkat di atas dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas sumber sumber risiko yang akan di identifikasi, namun hasil akhirnya diklarifikasi kembali dengan melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap variable risiko yang telah di identifikasi. Hasil akhir identifikasi risiko dapat dicapai dengan menggunakan alat uji statistic deskriftif atau metode justifikasi pakar serta metode lainnya agar prosesnya lebih valid.
6

II.4

Penilaian Risiko Penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahapan guna memastikan objektivitas variabel risiko dengan cara menilai tingkat pentingnya, menganalisis kategori resiko untuk mengetahui klasifikiasinya, serta menilai porsi risiko dengan memberikan kiriteria criteria tertentu. 1. Evaluasi penentuan tingkat penting risiko dilakukan guna mendapatkan variabel risiko yang menjadi prioritas terpilih dari proyek yang ditangani. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara survey responden terhadap variabel risikonya, kemudian hasilnya dianalisis dengan cara statistik deskriftif atau bias saja dari catatan data masa lampau terhadap proyek sejenis lalu dilakukan justifikasi oleh pakarnya. 2. Analisis risiko, membuat klasifikasi risiko berdasarkan probabilitas kejadian serta konsekuensinya yang harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif pada masing masing langkah penilaian. 3. Menentukan besar porsi risiko, yang dinominalkan dalam bentuk biaya risiko. Biaya risiko dihitung berdasarkan nilai Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan konsekuensi. II.4.1 Analisis Risiko Analisa risiko adalah salah satu bagian dari penilaian risiko yang telah dijelaskan diatas, untuk lebih detail maka analisa risiko dibagi antara: 1. Analisa risiko kualitatif Menilai prioritas risiko teridentifikasi menggunakan peluang terjadinya dan dampaknya terhadap tujuan proyek bila risiko itu terjadi. Menilai faktor-faktor lain seperti kerangka waktu dan tolerasi risiko dari kendala biaya, jadwal, ruang lingkup, dan mutu. hasil dari pengadaan probabilitas kejadian dengan besarnya

2. Analisa risiko kuantitatif Dikerjakan berdasarkan risiko yang diprioritaskan oleh proses analisis risiko kualitatif. Proses menggunakan teknik seperti simulasi montecarlo dan pohon keputusan.

II.5

Penanganan Risiko Penanganan risiko dimaksudkan agar jenis dan biaya risiko yang nominalnya telah dihitung, dapat dikelola atau ditangani sehingga solusi serta penganggung jawab risikonya dapat ditentukan. Ada beberapa cara menentukan penanganan risiko berdasarkan klasifikasi bentuk risikonya, yaitu: 1. Risiko yang dapat diterima, yaitu bentuk risiko yang ditanggulangi oleh individu/perusahaan karena konsekuensinya dinilai cukup kecil.

2. Risiko yang direduksi, yaitu bentuk risiko yang dapat ditanganidengan cara menangani suatu tindakan alternative yang nilai konsekunesinya dapat saja nihil atau paling tidak konsekuensinya yang ditanggung lebih kecil. 3. Risiko yang dikurangi, yaitu bentuk risiko yang dampak kerugiannya dapat dikurangi dengan cara memperkecil kemungkinan kejadiannya atau konsekuensi yang ditmbulkannya. 4. Risiko yang dipindahkan, yaitu bentuk risiko yang dapat dipindahkan kepada pihak lain sebagian atau keseluruhan. II.5.1 Perencanaan Respon Risiko Proses mengembangkan pilihan dan menentukan tindakan untuk
8 meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman terhadap tujuan

proyek. Ini mengikuti analisis risiko kualitatif dan kuantitatif.

II.5.2 Strategi Pananganan Risiko Penanganan risiko mempunyai strategi yang disederhanakan terhadap: 1. Strategi untuk Risiko Negatif.

Avoid:

penghindaran

risiko

melibatkan

perubahan

rencana

manajemen untuk menghilangkan ancaman oleh risiko merugikan, mengisolasi tujuan proyek dari dampak risiko, atau mengendurkan tujuan yang dalam bahaya. Transfer: pemindahan risiko mensyaratkan penggantian penerima dampak negatif dari pemilik ke pihak ketiga. Mitigate: pengurangan peluang dan atau dampak peristiwa berisiko merugikan ke ambang/ batas yang dapat diterima. 2. Strategi untuk risiko positif Exploit. Strategi untuk memastikan bahwa kesempatan (risiko positif) dapat terealisasi. Contoh: menugaskan SDM yang lebih berbakat untuk mengurangi waktu penyelesaian atau menyediakan mutu lebih baik dari yang direncankan. Share. Alokasi kepemilikan kepada pihak ke tiga yang memiliki
9 kemampuan terbaik menangkap peluang manfaat proyek. Contoh:

special purposes company, joint venture Enhance. Memodifikasi ukuran kesempatan dampak dengan meningkatkan peluang dan atau berdampak positif. II.5.3 Pengendalian dan Monitoring Risiko Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan merencanakan risikorisiko yang baru muncul, melacak risiko teridentifikasi, menganalisis ulang risiko sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana kontingensi, memonitor sisa risiko, dan mereview pelaksanaan respon risiko saat mengevaluasi keefektivannya. Tujuan lainnya adalah untuk memastikan bila: asumsi proyek masih valid, risiko (sebagaimana telah dinilai) berubah dari sebelumnya, kebijakan dan prosedur manajemen risiko diikuti, cadangan biaya dan jadwal kontingensi dimodifikasi sesuai risiko proyek. positif dengan

mengidentifikasi dan memaksimalkan pengendali kunci dari risiko

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


III.1a Kerangka Berfikir Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah dan penetapan tujuan

Studi Kasus dan Kajian Pustaka

Pengumpulan data

Terlibat dalam proses risiko asesmen

Pengolahan data dan analisi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

III.1b Kerangka Berfikir Analisa Risiko

III.2

Lokasi dan Waktu Penelitian III.2.1 Lokasi Penelitian/Studi Kasus Lokasi penelitian atau studi kasus yaitu di kantor project Indonesia Deep Water Development Project Chevron, Gedung Sentral Senayan I, lantai 5 Jalan Asia Afrika Jakarta. III.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian atau studi kasus dimulai pada minggu ke 4 bulan Maret 2012. Dengan jadual dan pentahapan penelitian sebagai berikut :

III.3

Metode Penelitian III.3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan terlibat pada proses analisa risiko proyek ini, serta studi literature yang diambil dari berbagai sumber. III.3.2 Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang didapat dari hasil studi kasus dan terlibat pada prosess risk asesmen dilakukan secara perbandingan, penilaian, perbandingan serta pengkategorian. III.3.3 Metode Analisis Data Analisis data berdasarkan hasil studi dan keterlibatan dalam proses risiko asesmen.

III.4

Alat dan Bahan Penelitian Tidak ada ada dan alat yag digunakan dalam penelitian ini karena dilakukan secara studi kasus.

III.5

Prosedur dan cara kerja penelitian Studi kasus yang dilakukan langsung terlibat dengan chevron ini, sehingga prosedur dan cara kerja didasarkan atas metoda metoda dan prosedur yang ditetapkan oleh pihak perusahaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN/STUDI KASUS


IV.1 Perencanaan Majemen Risiko Perencaan meanajemen risiko ini dilaksanakan sebagai tahapan awal untuk identifikasi risiko, pada proyek modifikasi FPU dan jaringan pipa bawah ini melibatkan team yang terdiri dari fasility engineer, risk coordinator dan project control engineer. Cara pendekatan dan metodanya yaitu melalui suatu workshop dan meeting dilengkapi dengan perangkatnya/alatnya sepeti questioner, grafik, dan sebagainya. Melalui pendekatan inilah sehingga bisa ditetapkan basis atau landasan cara untuk evaluasi risiko tersebut serta tanggung jawab dari owner atau pemilik risiko tersebut. IV.2 Identifikasi Risiko Dalam tahapan identifikasi risiko, menggunakan beberapa cara yang efektif, sederhana tapi dapat mengena dan teridentifikasi dengan baik. Dalam proyek ini menggunakan identifikasi dengan cara register list atau mendaftar input inputan risiko dari team yang terlibat.

Awal identifikasi risiko tertera dibawah ini:

IV.3

Analisis dan Penilaian Risiko Analisis dan penilaian Risiko menggunakan cara skoring yang merupakan implemetasi atau rangkuman dari analisa tingkat risiko, skala prioritas, ruang lingkup risiko. Pendekatan atau metoda analisis pada risiko ini yaitu dari daftar identifikasi risiko di evaluasi dan ditetapkan tingkat dan skala risikonya dengan cara interview, questioner, dan workshop asesment dari masing masing team proyek, yang pada akhirnya dapat dinilai melalui sistim skoring. Terlampir dibawah ini hasil skoring risiko:

Sistim Skooring:

Indeks Prioritas Risiko


Index Prioritas Risiko

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hasil skooring diatas terlihat bahwa Cuaca Ekstrim dan Gempa mempunyai skala prioritas no. 4 artinya perlu ada konsentrasi dan diupayakan rencana mitigasinya. Sesuai dengan skala prioritas pada risiko cuaca ekstrim dan gempa, maka upaya mitgasi yang dilakukan adalah: 1. Melakukan re-check untuk Stabilitas FPU eksisting dengan menunjuk khusus konsultan dengan melalukan FPU Stability Analysis. 2. Melakukan kontak dan kerjasama yang intensif dengan pihak otoritas pengamat cuaca yaitu dengan BMG untuk bisa memprediksikan cuaca yang akan dating dalam tahap konstruksi/instalasi.

Diagram Sensitivitas Risiko


- Lintasan Kritis Proyek (Crtitical Paths) - Permitting/perijinan atau legal formal. - Pemasangan pipa bawah laut/pipe laying. - Pekerjaan pengeboran sumur minyak/gas yang - Shutdown period/ waktu mematikan semua - Project integration commissioning atau komisioning - Selama konstruksi/installasi di laut menggunakan - Gempa - Weather/Cuaca yang ekstrim. - HAZOP (Hazardous Operability): Pekerjaan Hot Tap, - Proyek di kerjakan oleh 3 Kontraktor yang berbeda, - Interface pekerjaaan antara subsea (bawah laut) - Waktu pembuatan dan pengiriman (Delivery time) - Approval (persetujuan) dari BP Migas 1 5 0 2 4 6 8 10 5 9 5 6 5 7 7 7 Sensitivitas Risiko 4 5 7 8 6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


V.1 Kesimpulan Analisa risiko untuk proyek offshore/lepas pantai pada proyek modifikasi FPU dan pembangunan jaringan pipa bawah laut dalam, sangat penting dilakukan, terlihat dari hasil identifikasi bahwa risiko2 yang akan terjadi banyak sekali, kemudian hasil skooring atau penialaian terlihat bahwa risiko yang menempati pertama adalah pembuatan dan pengiriman Tree sebagai konsen Utama. Sedangkan cuaca ekstrim dan gempa menempati tempat ketiga keduanya sehingga termasuk kepada skala prioritas yang Utama dan perlu penanganan serta rencana mitigasi yang baik dan dievaluasi secara komprehensif. Rencana mitigasi yang dapat dilakukan untuk risiko tersebut yaitu; 1. Melakukan re-check untuk Stabilitas FPU eksisting dengan menunjuk khusus konsultan dengan melalukan FPU Stability Analysis. 2. Melakukan kontak dan kerjasama yang intensif dengan pihak otoritas pengamat cuaca yaitu dengan BMG untuk bisa memprediksikan cuaca yang akan dating dalam tahap konstruksi/instalasi. V.2 Saran Analisa risiko perlu dan harus diupayakan secara terus menerus dan simultan terutama untuk pekerjaan proyek yang bersifat offshore atau lepas pantai dimulai dari pra-tender sampai nanti eksekusi.

You might also like