You are on page 1of 69

BAB I Penelitian Permukiman Tradisi Megalitik Di situs arkeologi, Kec. Pajar Bulan, Kab.Lahat. Prov.

Sumatera Selatan Tahap II

A. Latar belakang Permukiman telah ada sejak masa prasejarah, yaitu ketika pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut atau masa Mesolitik. Permukiman pada masa ini baru semi sedenter, dengan ciri; permukimannya belum menetap dalam kurun waktu lama, ketergantungan manusia pendukungnya pada kesediaan pangan di alam sangat dominan. Pada masa sesudahnya yaitu pada masa neolitik manusia pendukungnya sudah menetap dan mulai tertata aturan, keberagaman artefak mulai diciptakan sebagai upaya untuk melakukan aktivitas bersama alam. Situs-situs permukiman yang tersebar di wilayah budaya Pasemah kebanyakan menyisakan fitur berupa benteng tanah, menhir, dolmen, batu datar, arca megalitik, lumpang batu, lesung batu, bilik batu, dan tempayan kubur. Tinggalan arkeologis yang terdapat di dataran tinggi Pasemah tersebut memberikan gambaran bahwa masyarakat pendukung tradisi megalitik tersebut telah memiliki tingkat kemajuan teknologi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup mereka, demikian pula hasilhasil budaya yang telah diciptakan menunjukkan tingkatan kehidupan masyarakat yang telah menetap dalam waktu relatif cukup lama. Pemilihan tempat permukiman masyarakat tersebut sangat bergantung pada lingkungan alam, tingkat teknologi, berbagai macam pranata interaksi sosial, dan penguasaan alam yang dipertahankan dalam membentuk beberapa pola pemukiman ( Willey, 1951; Ahimsa Putra,1995 : 12 ). Situs Pajar Bulan sebagai salah satu bentuk situs permukiman masa lalu, yang oleh Van Der Hoop telah diketahui sejak tahun 1932 dalam bukunya berjudul Megalithic

Remains in South Sumatera. ( Hoop , 1932 : 35-36 ). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Balai Arkeologi Palembang di Situs Kota Raya Lembak tahun ( 2008 ) dan juga melakukan survey di situs desa Pajar Bulan, dan situs P.Panggung telah berhasil mengidentifikasi adanya tinggalan yang menunjukkan adanya aktivitas manusia masa lampau seperti; temuan lumpang batu, lesung batu, arca megalitik, menhir, batu datar, dolmen serta bilik batu.( Kristantina : 2008 ) Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, keberadaan tinggalan megalitik tersebut telah mengindikasikan bahwa daerah tersebut pernah digunakan sebagai tempat

bermukim hal tersebut antara lain dapat terlihat dari adanya temuan lumpang dan lesung batu. Menyangkut keberadaan tinggalan tersebut baik tingkat teknologi, ekonomi, pranata sosial dan adaptasi manusia pendukungnya. B. Permasalahan. Permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakter hunian yang pernah berlangsung di situs tradisi megalitik di wilayah Kec. Pajar Bulan tersebut ? 2. Apa sajakah jenis-jenis tinggalan megalitik di situs situs tersebut ? 3. Bagaimanakah kaitan antara tinggalan-tinggalan megalitik tersebut terhadap permukiman mereka ? B. Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian Tujuan penelitian mengacu pada paradigma tujuan penelitian arkeologis, yaitu untuk merekonstruksi sejarah kebudayaan dan cara-cara hidup masa lalu, memahami dan menjelaskan determinan, kemudian mengetahui proses dan perubahan kebudayaan yang berlangsung melalui data-data artefaktual dalam konteks alam sekitarnya. Sehubungan dengan penelitian di situs Pajar Bulan ini, tujuan yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut : Mengetahui bentuk pemukiman megalitik di Kec. Pajar Bulan Mengidentifikasi tinggalan megalitik di desa-desa di kawasan Kec. Pajar Bulan Sasaran penelitian Teridentifikasinya jenis jenis tinggalan megalitik di Kec. Pajar Bulan Diperolehnya gambaran tentang aspek-aspek yang mempengaruhi permukiman megalitik di Kec. Pajar Bulan D. Kerangka Pikir Istilah permukiman ( settlement ) secara formal menurut Hadi Sabari Yunus ( 1989 ) dikaitkan dengan hal-hal yang bersangkut paut dengan cara-cara memukimkan atau proses memukimi atau menempati tempat-tempat tertentu. (Said. 2006 ; 1). Pemilihan

permukiman oleh manusia pendukung berkaitan dengan kemampuan manusia dan lingkungan daerahnya. Sumberdaya lingkungan tersebut baik yang berkaitan dengan macam dan jumlah serta kualitas udara, angin, cuaca, air, dan kelembaban. Selain hal tersebut juga berkenaan dengan jumlah, macam dan kualitas sumberdaya alam yang digunakan untuk makan, minum dan untuk dipakai sebagai peralatan (Suparlan, 1983: 20 ). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Butzer (1964) yang menyatakan bahwa beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan manusia beraktivitas di suatu lokasi antara lain; 1. Tersedianya kebutuhan akan air, adanya tempat berteduh, dan kondisi tanah yang tidak terlalu lembab; 2. Aksesibilitas yang memudahkan manusia untuk bergerak misalnya; pantai, sungai dan danau; 3. Tersedianya sumber makanan baik berupa flora maupun fauna, dan faktor-faktor yang memberi kemudahan di dalam cara perolehannya, misalnya habitasi, terdapat hewan biasa minum, batas-batas topografis, dan pola vegetasi; 4. Faktor-faktor yang memberi elemen-elemen tambahan akan hewan laut dan hewan air, di dekat pantai, danau, sungai, dan mata air (Butzer, 1964 : 337). Beberapa ahli arkeologi permukiman menganalisis pola persebaran dan hubungan dalam tiga tingkatan. Clarke ( 1977) membedakan keruangan arkeologi dalam tiga tingkat ruang, yaitu: mikro, meso, dan makro. Selanjutnya Mundardjito ( 1990) menegaskan bahwa tingkat mikro pola yang dipelajari berkenaan dengan persebaran ruang dan hubungan antar ruang dalam satu bangunan, serta hubungan antara unsur-unsur bangunan dengan komponen komponen lingkungan alam. Dalam tingkat semi mikro atau meso dipelajari persebaran dan hubungan antara bangunan-bangunan dalam sebuah situs, serta persebaran dan hubungan antara bangunan-bangunan dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya alam. Tingkat makro mempelajari persebaran dan hubungan antara situs-situs dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian penelitian ini satuan-satuannya masuk dalam tingkat makro. E. Metode penelitian Penelitian arkeologis yang akan dilaksanakan di situs Panjar Bulan, Kec.Pajar Bulan, Kab.Lahat, Provinsi Sumatera Selatan ini akan menggunakan metode induktif dengan tipe

penelirtian eksploratif, sedangkan teknis pengumpulan data dilakukan dengan jalan penelitian 1. Survey yaitu berupa observasi atau pengamatan langsung terhadap gejala arkeologis di atas permukaan tanah. 2. Ekskavasi dilakukan dengan membuka test pit pada kotak galian dengan ukuran 2x2 meter dengan menyisakan pematang setiap 25 cm. Selama kegiatan penelitian dilakukan pula pendokumentasian berupa pencatatan, pengukuran, pemotretan, dan pada akhirnya dilakukan analisis serta interpretasi data. F. Susunan Tim Penelitian Penelitian pemukiman tradisi megalitik di situs Pajar Bulan akan dipimpin oleh Kristantina Indriastuti, SS dengan anggota tim ; Sondang, M. Siregar, Harry Octavianus, Firdaus, Ismayati, Aminah, Untung. G. Waktu Pelaksanaan Tgl 07 April -20 April th 2010

BAB II Pelaksanaan Penelitian


A. Survei Situs Situs Megalitik di Kec. Pajar Bulan Secara administrasi lokasi penelitian kali ini berada di kecamatan Pajar Bulan, Kab. Lahat, Propinsi Sumatera Selatan. Secara Geografis, desa-desa yang dilakukan penelitian berada dalam suatu lembah yang memiliki ketinggian 650 meter-800 meter dari permukaaan laut. Karena posisinya yang berada di dataran tinggi, maka suhu udara di wilayah ini tergolong sejuk dan cukup dingin. Situs situs di Kec. Pajar Bulan merupakan daerah dengan lingkungan vegetasi yang terbuka, karena daerah ini sebagian hanya ditumbuhi oleh jenis tumbuhan kopi, dan semak belukar yang berbatang rendah, sedangkan jenis tumbuhan pohon ( berbatang tinggi ) ditemukan hidup mengelompok pada tempat-tempat yang cekung, di lereng-lereng lembah dan di pinggir-pinggir sungai . Secara umum, pada wilayah kecamatan Pajar Bulan, terdapat empat kelompok vegetasi utama, yaitu vegetasi semak belukar, vegetasi kebun kopi, vegetasi persawahan dan vegetasi hutan. Vegetasi semak belukar banyak terdapat di situs Talang Tebat Serut dan sebagian lagi berada di desa Pajar Bulan tepatnya terletak dibagian belakang permukiman penduduk, sehingga benda-benda megalitik banyak tertutup oleh semak belukar ini. Vegetasi persawahan seperti padi banyak terdapat di desa Sumur dan Benua Raja, sehingga pada saat selesai dipanen padinya barulah sebaran tinggalan megalitik ini secara kasat mata ( eye balling ) dapat terlihat dengan jelas.Vegetasi lainnya yang berupa kebun kopi hampir menempati sekitar 70% berada di sekitar lokasi tinggalan megalitik. Dan vegetasi berupa hutan dan pohon sebagian berada di situs Pajar Bulan dan di situs Pulau Panggung. Secara umum, desa-desa di wilayah Pajar Bulan ini sangat subur karena banyak irigasi yang teratur . Meskipun musim kemarau, irigasi ang terdapat di desa-desa dapat mengairi areal persawahan, selain itu di beberapa lokasi situs terdapat tebat yang airnya dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan. Beberapa situs arkeologi yang telah dilakukan survei dan ekskavasi di Kec. Pajar Bulan, Kab. Lahat dilakukan di empat tempat, yaitu desa Pajar Bulan, desa P. Panggung, desa Benua Raja, desa Rambai Kaca.

A.1. Survei Desa Pajar Bulan Desa Pajar Bulan merupakan salah satu desa yang berada di kec. Pajar Bulan . Letak desa berada diantara desa Sumur dan desa P.Panggung, Ketinggian lokasi situs antara 695 m-725 m dpl, Lingkungan situs berupa kebun penduduk setempat yang ditanami kopi, dan pohon buah-buahan seperti pohon sirsak, pohon durian, pohon mangga, pohon duku, pohon kokosan, pohon kelapa, pohon manggis, dll. Sebagian besar temuan megalitiknya berada sekitar 200 m di belakang rumah dan menyebar secara memanjang antara desa sumur dan desa sawah. Lingkungan situs dikelilingi oleh S. Dendan yang mengalir dan bermuara di Danau Kota Raya Lembak.

Gb. 1 foto S.Dendan desa Pajar Bulan

Gb. 2. foto. Situasi kompleks tetralith desa Pajar Bulan

Temuan survey tinggalan megalitik, di Kecamatan Pajar Bulan. a. Batu datar Batu datar 1, ukuran panjang 252 cm, lebar 192 cm, tinggi 66 cm. Batu datar 2, ukuran panjang 215 cm, lebar 205 cm, tinggi 40 cm. Batu datar 3, ukuran panjang 140 cm, lebar 135 cm, tinggi 20 cm. Batu datar 4, ukuran panjang 164 cm, lebar 142 cm, tinggi 47 cm. Batu datar 5, ukuran panjang 133 cm, lebar 122 cm, tinggi 40 cm Batu datar 7, ukuran panjang 154 cm, lebar 110 cm, tinggi 33 cm. Batu datar 8, ukuran panjang 120 cm, lebar 110 cm, tinggi 26 cm. Batu datar 9, ukuran panjang 136 cm, lebar 116 cm, tinggi 36 cm. Batu datar 10, ukuran panjang 147 cm, lebar 90 cm, tinggi 26 cm. Batu datar 11, ukuran panjang 133 cm, lebar 122 cm, tinggi 40 cm

Batu datar 12, ukuran panjang 170 cm, lebar 112 cm, tinggi 42 cm. Batu datar 13, ukuran panjang 290 cm, lebar 141 cm, tinggi 50 cm. Batu datar 14, ukuran panjang 142 cm, lebar 101 cm, tinggi 19 cm Batu datar 15, ukuran panjang 180 cm, lebar 125 cm, tinggi 52 cm Batu datar 16, ukuran panjang 215 cm, lebar 155 cm, tinggi 60 cm. Batu datar 17, ukuran panjang 210 cm, lebar 177 cm, tinggi 75 cm. Batu datar 18, ukuran panjang 190 cm, lebar 118 cm, tinggi 40 cm. Batu datar 19, ukuran panjang 210 cm, lebar 180 cm, tinggi 75 cm. Batu datar 20, ukuran panjang 240 cm, lebar 240 cm, tinggi 37 cm Batu datar 21, ukuran panjang 270 cm,lebar 130 cm, tinggi 20 cm Batu datar 22, ukuran panjang 157 cm, lebar 140 cm, tinggi 90 cm Batu datar 23, ukuran panjang 200 cm, lebar 140 cm, tinggi 40 cm Batu datar 24, ukuran panjang 230 cm, lebar 195cm, tinggi 40 cm Batu datar 25, ukuran panjang 157 cm, lebar 125cm, tinggi 60 cm Batu datar 26, ukuran panjang 155 cm, lebar 140 cm, tinggi 52 cm Batu datar 27, ukuran panjang 166 cm, lebar 138 cm, tinggi 52 cm Batu datar 28, ukuran panjang 248 cm, lebar 180 cm, tinggi 28 cm Batu datar 29, ukuran panjang 105 cm, lebar 93 cm, tinggi 43 cm. Batu datar 30, ukuran panjang 230 cm, lebar 95 cm, tinggi 35 cm. Batu datar 31, ukuran panjang 125 cm, lebar 97 cm, tinggi 30cm. Batu datar 32, ukuran panjang 172 cm, lebar 125 cm, tinggi 39 cm. Batu datar 33, ukuran panjang 92 cm, lebar 90 cm, tinggi 20 cm Batu datar 34, ukuran panjang 140 cm, lebar 88 cm, tinggi 44 cm Batu datar 35, ukuran panjang 163 cm, lebar 168 cm, tinggi 100 cm Batu datar 36, ukuran panjang 184 cm, lebar 120 cm, tinggi 46 cm Batu datar 37, ukuran panjang 180 cm, lebar 147 cm, tinggi 48 cm Batu datar 38, ukuran panjang 167 cm, lebar 103 cm, tinggi 87 cm Batu datar 39, ukuran panjang 160 cm, lebar 133 cm, tinggi 52 cm Batu datar 40, ukuran panjang 190 cm, lebar 132 cm, tinggi 40 cm Batu datar 41, ukuran panjang 144 cm, lebar 65 cm, tinggi 38 cm Batu datar 42, ukuran panjang 145 cm, lebar 138 cm, tinggi 26 cm Batu datar 43, ukuran panjang 117 cm, lebar 105 cm, tinggi 25 cm Batu datar 44, ukuran panjang 205 cm, lebar 130 cm, tinggi 30 cm

Batu datar 45, ukuran panjang 138 cm, lebar 100 cm, tinggi 40 cm Batu datar 46, ukuran panjang 190 cm, lebar 120 cm, tinggi 70 cm Batu datar 47, ukuran panjang 190 cm, lebar 140 cm, tinggi 55 cm Batu datar 48, ukuran panjang 163 cm, lebar 130 cm, tinggi 70 cm Batu datar 49, ukuran panjang 210 cm, lebar 120 cm, tinggi 86 cm Batu datar 50, ukuran panjang 131 cm, lebar 90 cm, tinggi 80 cm Batu datar 51, ukuran panjang 190 cm, lebar 140 cm, tinggi 55 cm Batu datar 52, ukuran panjang 163 cm, lebar 130 cm, tinggi 70 cm Batu datar 53, ukuran panjang 166 cm, lebar 140 cm, tinggi 25 cm Batu datar 54, ukuran panjang 170 cm, lebar 118 cm, tinggi 42 cm Batu datar 55, ukuran panjang 200 cm, lebar 120 cm, tinggi 60 cm Batu datar 56, ukuran panjang 167 cm, lebar 85 cm, tinggi 110 cm Batu datar 57, ukuran panjang 130 cm, lebar 100 cm, tinggi 105 cm Batu datar 58 ,ukuran panjang 310 cm, lebar 190 cm, tinggi 30 cm. Batu datar 59, ukuran panjang 140 cm, lebar 120 cm, tinggi 30 cm Batu datar 60, ukuran panjang 135 cm, lebar 140 cm, tinggi 65 cm Batu datar 61, ukuran panjang 178 cm, lebar 110 cm, tinggi 22 cm Batu datar 62, ukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm, tinggi 40 cm Batu datar 63, ukuran panjang 230 cm, lebar 118 cm, tinggi 63 cm Batu datar 64, ukuran panjang 166 cm, lebar 83 cm, tinggi 40 cm Batu datar 65, ukuran panjang 168 cm, lebar100 cm, tinggi 25 cm Batu datar 66, ukuran panjang 120 cm, lebar 87 cm, tinggi 15 cm Batu datar 67, ukuran panjang 207 cm, lebar 83 cm, tinggi 40 cm Batu datar 68, ukuran panjang 150 cm, lebar 113 cm, tinggi 30 cm Batu datar 69, ukuran panjang 122 cm, lebar 100 cm, tinggi 20 cm Batu datar 70, ukuran panjang 110 cm, lebar 80 cm, tinggi 40 cm Batu datar 71, ukuran panjang 153 cm, lebar 115 cm, tinggi 38 cm

Gb. 3. foto Batu datar no 43.desa Pajar Bulan.

b. Batu Temu Gelang Batu Temu Gelang 1 ( Stone Enclosure ) Batu temu gelang ini merupakan 7 buah batu yang disusun dengan formasi melingkar yang letaknya masih satu kompleks dengan tinggalan megalitik lainnya, dan berada di hutan rakyat yang letaknya tidak jauh dari areal permukaman, nampak di sekitar lingkungan situs tidak terawat dan agak gelap karena banyak pohon besar dan semak belukar. Batu Temu gelang terdiri dari batu monolith utuh dengan ukuran masing-masing batunya sbb: Batu 1. Panjang 280 cm, lebar 245 cm, tinggi 120 cm Batu 2. Panjang 185 cm, lebar 115 cm, tinggi 70 cm Batu 3. Panjang 145 cm, lebar 120 cm, tinggi 45 cm Batu 4. Panjang 14 cm, lebar 112 cm, tinggi 27 cm Batu 5. Panjang 185 cm, lebar 120 cm, tinggi 80 cm Batu 6. Panjang 180 cm, lebar 150 cm, tinggi 60 cm Batu 7. Panjang 280 cm, lebar 200cm, tinggi 124 cm Jarak antar Batu Batu 1 dan 2 adalah 150 cm Batu 2 dan 3 adalah 70 cm Batu 3 dan 4 adalah 780 cm Batu 4 dan 5 adalah 150 cm Batu 5 dan 6 adalah 155 cm

Batu 6 dan 7 adalah 430 cm

Gb 4 & 5. foto Lingkungan temuan batu temu gelang no 1.

c. Batu berelief Batu berelief ditemukan di depan pekarangan rumah pak Amir Hamzah, pada posisi koordinat sumbu X 03077500 dan sumbu Y 4562010, di sekitar lokasi terlihat adanya susunan batu-batu datar sebanyak 6 buah dan menurut keterangan penduduk sekitar sebenarnya batu-batu yang terlihat pada saaat sekarang ini kondisinya sudah berubah karena pada saat pertama kalinya ada, susunan batu-batu tersebut mempunyai kaki semua malahan ada sebagian yang dirubuhkan dan ditanam di dalam tanah hal ini disebabkan oleh karena batu-batu tersebut menyusahkan penduduk sekitar untuk menjemur hasil ladang mereka seperti, biji kopi. Pada saat dibersihkan batu berelief ini nampak adanya pahatan yang menggambarkan orang dengan rambut tegak-tegak ke atas dan tampak sedang menggendong hewan seperti rusa, dan tangan kirinya memegang tanduk yang menjuntai ke bawah, orang ini nampak perutnya buncit dan mengenakan kalung pada lehernya.

10

Gb.6. Foto Batu berelief dipahat manusia kangkang Gb.7 foto dolmen di lingkungan sekitar batu berelief

d. Tetralith Tetralith 1. Batu susun empat ditemukan pada posisi koordinat sumbu X 0307783 dan Y 9562056, elevasi 710 Batu 1, panjang 130 cm, lebar 90 cm, tinggi 40 cm Batu 2, panjang 180 cm, lebar 88 cm, tinggi 12 cm Batu 3, panjang 110 cm, lebar 74 cm, tinggi 55 cm Batu 4, panjang 90 cm, lebar 50 cm, tinggi 32 cm Adapun ukuran tetralith tersebut adalah; jarak batu 1 dan batu 2 adalah 270 cm Jarak batu 2 dan batu 3 adalah 620 cm Jarak batu 3 dan batu 4 adalah 568 cm Jarak batu 4 dan batu 1 adalah 720 cm Tetralith 2. Posisi 9 ke arah Tenggara Susunan batu yang membentuk formasi segi empat ini ditemukan pada posisi koordinat sumbu X 0307784 dan sumbu Y 9562053, dan elevasi 718. Adapun ukuran masing-masing batunya sbb: Batu 1, panjang 70 cm, lebar 48 cm, tinggi 22 cm Batu 2, panjang 260 cm, lebar 130 cm, tinggi 38 cm Batu 3, panjang 172 cm, lebar 94 cm, tinggi 23 cm Batu 4, panjang 145 cm, lebar 130 cm, tinggi 50 cm

11

Adapun jarak antar batu tetralith sbb: Jarak antar batu 1 dan batu 2 adalah 840cm Jarak antar batu 2 dan batu 3 adalah 180 cm Jarak antar batu 3 dan batu 4 adalah 520 cm Jarak antar batu 4 dan batu 1 adalah 700 cm

Gb. 8. foto Lingkungan batu tetralith no. 2

Gb. 9. foto kompleks Tetralith no 2.

Tetralith 3. Tetralith no 3, ditemukan di lokasi yang masih penuh semak belukar dan pohon kopi, serta hutan rakyat, yang ditanami pohon-pohon besar, lokasi situs berada di belakang pemukiman penduduk desa. Adapun ukuran tetralith tersebut, al: Batu 1. Panjang 150 cm, lebar 120 cm, tinggi 70 cm Batu 2. Panjang 90 cm, lebar 90 cm, tinggi 90 cm Batu 3. Panjang 115 cm, lebar 77 cm, tinggi 82 cm Batu 4. Panjang 115 cm, lebar 115 cm, tinggi 80 cm Adapun jarak batu tetralith tersebut, sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 240 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 280 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 290 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 230 Tetralith no 4. Lokasi berdekatan dengan tetralith 4 Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 160 cm, lebar 140 cm, tinggi 90 cm

12

Ukuran batu 2. Panjang 140 cm, lebar 45 cm, tinggi 35 cm Ukuran batu 3. Panjang 120cm, lebar 120 cm, tinggi 63 cm Ukuran batu 4. Panjang 120cm, lebar 140 cm, tinggi 60 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 1070 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 730 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 400 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 490 cm e. Batu Menhir Menhir 1, ukuran panjang 164 cm, lebar 60 cm, tinggi 46 cm Menhir 2, ukuran panjang 196 cm, lebar 260 cm, tinggi 150 cm. Menhir 3, ukuran panjang 160 cm, lebar 120 cm, tinggi 110 cm

Gb. 10. Foto salah satu menhir yang berada di dapur rumah penduduk

f. Dolmen Dolmen 1, ukuran panjang 240 cm, lebar 1 10 cm, tinggi 130 cm Dolmen 2, ukuran panjang 330 cm, lebar 280 cm, tinggi 129 cm Dolmen 3, ukuran panjang 217 cm, lebar 120cm, tinggi 86 cm Dolmen 4, ukuran panjang 210 cm, lebar 155 cm, tinggi 50 cm Dolmen 5, ukuran panjang 180cm, lebar 135 cm, tinggi 146 cm Dolmen 6, ukuran panjang 270 cm, lebar 180 cm, tinggi 90 cm Dolmen 7, ukuran panjang 110 cm, lebar 120 cm, tinggi 48 cm

13

Gb. 11. foto dolmen 1.di desa Pajar Bulan

Gb. 12 foto dolmen 6 di desa Pajar Bulan.

g. Batu Lesung Batu Lesung 1, ukuran panjang 143 cm, lebar 73 cm, tinggi 40 cm, ukuran lubang lesung, panjang 70 cm, lebar 41 cm, kedalaman lubang 7 cm Calon lesung 1, panjang 100cm, lebar 94 cm, tinggi 50 cm Batu lesung 2, ukuran panjang 107 cm, lebar 83 cm, tinggi 18 cm, kedalaman lesung panjang 80 cm, lebar 22 cm, kedalaman lesung 12 cm, lebar lis 6 cm.

Gb. 13. foto lesung batu 3

Gb. 14. foto lesung batu 5

Batu Lesung 3 ukuran panjang 96 cm, lebar 47 cm, tinggi 34 cm Ukuran lubang lesung panjang 84 cm, lebar 29 cm, kedalaman 10cm, tebal lis 6 cm Batu lesung 4 Ukuran panjang 94 cm, lebar 80cm, tinggi 22 cm Ukuran lubang lesung panjang 78 cm, lebar 29 cm, lis 6 cm, kedalaman lubang 10 cm Batu lesung 5 Ukuran panjang 70 cm, lebar 36cm, tinggi 10 cm

14

Ukuran lubang lesung panjang 67cm, lebar 36 cm lis 6 cm, kedalaman lubang 10 cm Batu lesung 6 Ukuran panjang 70 cm, lebar 50 cm, tinggi 4 cm Ukuran lubang lesung panjang 53 cm, lebar 32 cm, lis 10 cm, kedalaman lubang 15 cm Batu lesung 7 Ukuran panjang 88 cm, lebar 40 cm, tinggi 10 cm Ukuran lubang lesung panjang 80 cm, lebar 24 cm lis 6 cm, kedalaman lubang 15 cm Batu lesung 8 Ukuran panjang 106 cm, lebar 53 cm, tinggi 37 cm. Ukuran lubang lesung panjang 80 cm, lebar 20 cm, lis 8 cm, kedalaman lubang 9 cm Batu lesung 9 Ukuran panjang 83 cm, lebar 52 cm, tinggi 25 cm Ukuran lubang lesung panjang 61 cm, lebar 38 cm, lis 8 cm, kedalaman lubang 7 cm Batu lesung 10 Ukuran panjang 88 cm, lebar 55 cm, tinggi 14 cm Ukuran lubang lesung panjang 88 cm, lebar 37 cm lis 8 cm, kedalaman lubang 10 cm Batu lesung 11 Ukuran panjang 109 cm, lebar 49 cm, tinggi 11 cm. Ukuran lubang lesung panjang 80 cm, lebar 20 cm, lis 9cm, kedalaman lubang 10cm

Gb. 14. foto batu lesung berhias no 12

Gb. No.15 foto Batu Lesung no 15.

Batu Lesung 12 Batu lesung no. 12 ini mempunyai keunikan adanya phatn kepala dan tangan manusia, namun sudah sangat aus. Ukuran panjang 115 cm, lebar 95 cm, tinggi 40 cm.

15

Ukuran lubang lesung panjang 110cm, lebar 32 cm, lebar lis 6 cm, kedalaman lubang 10cm Batu lesung 13 Ukuran panjang 88 cm, lebar 32 cm, tinggi 10 cm Ukuran lubang lesung panjang 72 cm, lebar 23 cm, lebar lis 6 cm, kedalaman lubang 10 cm Batu lesung 14 Ukuran panjang 88 cm, lebar 32 cm, tinggi 10 cm Ukuran lubang lesung panjang 72 cm, lebar 23 cm, lebar lis 6 cm, kedalaman lubang 10 cm Batu lesung 15 Ukuran panjang 66 cm, lebar 50 cm, tinggi 35 cm Ukuran lubang lesung panjang 48 cm, lebar 23 cm, lebar lis 10 cm, kedalaman lubang 8 cm Batu lesung 16 Ukuran panjang 98 cm, lebar 67 cm, tinggi 22 cm Ukuran lubang lesung panjang 82 cm, lebar 32m, lebar lis7 cm, kedalaman lubang 7 cm Batu lesung 17 Ukuran panjang 100 cm, lebar 53 cm, tinggi 7 cm Ukuran lubang lesung panjang 82 cm, lebar 32m, lebar lis7 cm, kedalaman lubang 7 cm Batu lesung 18 Ukuran panjang 88 cm, lebar 37 cm, tinggi 5 cm Ukuran lubang lesung panjang 68 cm, lebar 23 cm, lebar lis 10 cm, kedalaman lubang 8 cm Batu lesung 19 Ukuran panjang 80 cm, lebar 50 cm, tinggi 17 cm Ukuran lubang lesung panjang 62 cm, lebar 32m, lebar lis 10 cm, kedalaman lubang 8 cm h. Batu Lumpang Batu lumpang no. 1 ( lubang 4 )milik ibuAnwar Ukuran Panjang 115 cm, lebar 82 cm, tinggi 26 cm, diameter lubang 15 cm, kedalaman lubang 20 cm, jarak antar lubang 25 cm. Sebagian lubang tampak tertimbun tanah dan

16

kondisi lumpang sudah terbelah, namun masih kelihatan adanya pelipit di antara lubang tersebut, lumpang ini ditemukan di halaman depan rumah.

GB. 16. Foto lumpang batu 2 desa Pajar Bulan

Gb.17. foto lumpang batu 3 desa Pajar Bulan

Lumpang batu no.2. ( Lubang 4 buah ) Lumpang batu ini mempunyai lubang 4 buah, namun kondisinya cukup memprihatinkan, oleh karena lumpang ini ditemukan berada tepat di bawah kandang kambing milik ibu Anwar penduduk desa Pajar Bulan. Ukuran lumpang, panjang 94 cm, lebar 83 cm, tinggi 50 cm. Lumpang batu no.3 ( lubang 1) Lumpang batu in mempunyai lubang 1 buah, hal ini karena sebagian lumpang berada di dalam tanah atau mungkin sudah dipindahkan, namun bila dilihat secara kasat mata nampaknya lumpang ini juga memiliki pelipit. Ukuran lumpang, Panjang lumpang 87 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 40 cm. diameter lubang 14 cm, kedalaman lubang 18 cm. Lumpang batu no. 4 ( lubang 3) Lumpang batu ini berada di kebun penduduk desa dan berada di bawah pohon kokosan desa Pajar Bulan, pada saat ditemukan kondisi lumpang sebagian berada di dalam tanah.dan lumpang batu ini memiliki pelipit pada permukaan batunya.

17

Ukuran lumpang, Panjang lumpang 105 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 35 cm. diameter lubang 15 cm, kedalaman lubang 15 cm.

Gb.no. 18. foto lumpang batu 4

Gb. no.19. foto lumpang batu 7

Lumpang batu 5 ( lubang 1) Lumpang batu ini berada di kebun penduduk desa yang ditanami pohon kopi, dan berada di antara lesung batu. Luas areal sebaran temuan lumpang dan lesung batu adalah 250 m. Ukuran batu utuhnya Panjang 110 cm, lebar 85 cm, dan tinggi 10 cm. Ukuran lumpang panjang 45 cm, lebar 45 cm, diameter lubang 15 cm, kedalaman lubang 1 cm. Lumpang batu 6 ( lubang 2) Lumpang batu ini masih berada satu kawasan dengan temuan lumpang no 5, lumpang disini mempunyai lubang 2 buah, adapun ukuran batunya panjang 100 cm, lebar 70 cm, tebal 5 cm, lebar tepian 4 cm, diameter lubang 15 cm, kedalaman 14 cm. Lumpang batu 7 ( lubang 1) Lumpang batu ini masih berada satu kawasan dengan temuan lumpang no 5, lumpang disini mempunyai lubang 1 buah, adapun ukuran batunya panjang 75 cm, lebar 60 cm, tebal 32 cm, lebar tepian 4 cm, diameter lubang 15 cm, kedalaman 14 cm. A.2 Ekskavasi situs desa Pajar Bulan a. KOTAK TP-1 Lokasi di pekarangan Pak Amir Hamzah Ukuran kotak galian 2 x 2 meter, berada di pekarangan penduduk, berdekatan dengan batu berelief. Sekitar 20 meter sebelah barat dari batu berelief terlihat jejeran batu datar. Di

18

duga batu-batu datar tersebut adalah dolmen, karena berdasarkan informasi penduduk dahulu batu-batu tersebut memiliki kaki. Oleh karena pembangunan jalan desa banyak batu-batu tersingkir atau terbuang. Kotak 1 berada 6 meter sebelah timur dari dolmen, di tengah kotak terdapat batu berelief, bahan batu adalah andesit, tujuan penggalian adalah untuk menampakkan bagian bawah dari batu berelief. Spit 1 tanah humus, berwarna kehitaman banyak bercampur akar-akar pohon, tidak ada temuan. Spit 2 tanah lempung coklat kehitaman, gembur, masih sedikit bercampur akar-akar pohon. Penggalian sampai kedalaman spit (2) yaitu 40 cm. Batu berelief adalah gambar manusia dengan tangan kiri memegang binatang, perut terlihat buncit. Di sekitar lokasi juga ditemukan sendok (din. Ching), berwarna biru putih, motif flora, satu sendok terlihat gagangnya sudah patah. 1. Sendok (1) Panjang : 10 cm, Lebar 4,5 cm.panjang gagang 5 cm, Tebal 0,2 cm. 2. Sendok (2), gagangnya patah. Panjang 7 cm, lebar 4,5 cm, panjang gagang 2 cm, tebal 0,2 cm. b. KOTAK TP-2 Kotak ini berada di sebelah jalan menuju ke sungai dan Nampak setengah dari batunya nya terpotong oleh jalan, tujuan pembukaan kotak untuk melihat apakah ini merupakan altar batu atau meja batu berkaki?, sehingga dilakukan pendalaman dengan cara digali dengak ukuran kotak galian adalah 2m x 2m. pada spit 1 terlihat jenis tanah lempung pasiran dan tanahnya gembur, berwarna coklat kehitaman, tidak ada temuan. Spit-2, menunjukkan jenis tanah yang sama jenis lempung pasiran warna coklat tua, agak keras dan tidak ada temuan artefaktual. Karena tidak ditemukan lapisan budaya di dalam kotak galian sehingga penggalian dihentikan sampai kedalaman 40 cm. Adapun ukuran batunya menunjukkan panjang 190 cm, lebar 130cm, dn tinggi 60 cm, dan batu datar disini tidak berkaki, kemungkinannya merupakan batu datar.

Gb.20. foto kotak galian TP-2 desa Pajar Bulan.

19

B. Survei Situs Desa Sumur, Kec. Pajar Bulan Desa Sumur, terletak di posisi koordinat UTM 03076647 dan 9561814 dan berada di ketinggian sekitar 728 dpl.merupakan salah satu desa yang terletak sebelum desa Pajar Bulan. Lokasi situs sebagian besar berada di areal persawahan, dan terletak di daerah lembah antara gunung Dempo di sebelah Timur dan dan pegunungan Gumai di sebelah Barat, di desa Sumur ini mengalir S. Dendan yang bermuara di Tebat Kota Raya.Tinggalan megalitiknya cukup bervariasi dan tampaknya terletak seperti du buah barisan, sehingga penduduk setempat menganggap batu berbaris disini sebagai jalan menuju ke gunung Dempo.

Gb.21. foto Sebaran Megalitik di desa Sumur

Gb. 22. Foto .Lingkungan situs desa Sumur

a. Batu datar Batu datar 72 , ukuran panjang 180 cm, lebar 104 cm, tinggi 70 cm. Batu datar 73, ukuran panjang 166 cm, lebar 90 cm, tinggi 30 cm Batu datar 74, ukuran panjang 173 cm, lebar 140 cm, tinggi 65 cm Batu datar 75, ukuran panjang 130 cm, lebar 83 cm, tinggi 24 cm Batu datar 76, ukuran panjang 120cm, lebar 74 cm, tinggi 23 cm Batu datar 74, ukuran panjang 173 cm, lebar 140 cm, tinggi 65 cm Batu datar 75, ukuran panjang 130 cm, lebar 83 cm, tinggi 24 cm Batu datar 76, ukuran panjang 120 cm, lebar 74 cm, tinggi 23 cm Batu datar 77, ukuran panjang 100 cm, lebar 65 cm, tinggi 12 cm Batu datar 78, ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, tinggi 10 cm Batu datar 79, ukuran panjang 175 cm, lebar 170 cm, tinggi 50 cm Batu datar 80, ukuran panjang 200 cm, lebar 185 cm,tinggi 80 cm

20

Batu datar 81, ukuran panjang 176 cm, lebar 165 cm,tinggi 35 cm Batu datar 82, ukuran panjang 150 cm, lebar 120 cm,tinggi 20 cm b. Batu Temu Gelang Batu Gelang 2 Batu gelang no. 2. Ditemukan dilokasi persawahan, batu gelang 2 ini terdiri dari 5 buah batu yang letaknya melingkar, dan berada diantar tinggalan megalitik lainnya. Adapun ukuran masing-masing batu tersebut: Batu 1. Panjang 163 cm, lebar 163 cm, tinggi 66 cm, Batu2. Panjang 182 cm, lebar 140 cm, tinggi 74 cm Batu 3. Panjang 200 cm, lebar 115 cm, tinggi 96 cm Batu 4. Panjang 165 cm, lebar 175 cm, tinggi 40 cm Batu 5. Panjang 183 cm, lebar 115 cm, tinggi 45 cm Batu 6. Panjang 163 cm, lebar 163 cm, tinggi 66 cm Jarak antar Batu Batu 1 dan 2 adalah 128 cm Batu 2 dan 3 adalah 84 cm Batu 3 dan 4 adalah 135 cm Batu 4 dan 5 adalah 173 cm Batu 5 dan 6 adalah 176 cm

Gb. 23. Foto Batu Temu Gelang 3.Desa Sumur.

21

Batu Gelang 3 Batu 1. Panjang 180 cm, lebar 140 cm, tinggi 70 cm, Batu 2. Panjang 180 cm, lebar 130 cm, tinggi 75 cm Batu 3. Panjang 220 cm, lebar 170 cm, tinggi 100 cm Batu 4. Panjang 220 cm, lebar 170 cm, tinggi 40 cm Batu 5. Panjang 160 cm, lebar 130 cm, tinggi 57 cm Batu 6. Panjang 190 cm, lebar 130 cm, tinggi 76 cm c. Dolmen Dolmen 8, ukuran panjang 80 cm, lebar 83 cm, tinggi 25 cm. Dolmen 9, ukuran panjang 203 cm, lebar 105 cm, tinggi 40 cm Dolmen 10, ukuran panjang 170 cm, lebar 130 cm, tinggi 46 cm Dolmen 11, ukuran panjang 100 cm, lebar 110 cm, tinggi113 cm Dolmen 12, ukuran panjang 220 cm, lebar 140 cm, tinggi 30 cm Dolmen 13, ukuran panjang 140 cm, lebar 120 cm, tinggi 35 cm Dolmen 14, ukuran panjang 209 cm, lebar 100 cm, tinggi 76 cm Dolmen 15, ukuran panjang 70 cm, lebar 45 cm, tinggi 28 cm Dolmen 16, ukuran panjang 70 cm, lebar 45 cm, tinggi 28 cm Dolmen 17, ukuran panjang 110 cm, lebar 70 cm, tinggi 26 cm Dolmen 18, ukuran panjang 100 cm, lebar 80 cm, tinggi 12 cm Dolmen 19, ukuran panjang 155 cm, lebar 80 cm, tinggi 30 cm Dolmen 20, ukuran panjang 200 cm, lebar 80 cm, tinggi 80cm Dolmen 21, ukuran panjang 360 cm, lebar 250 cm, tinggi 160 cm Dolmen 22, ukuran panjang 300 cm, lebar 200 cm, tinggi 35 cm Dolmen 23, ukuran panjang 140 cm, lebar 66 cm, tinggi 45 cm Dolmen 24, ukuran panjang 170 cm, lebar 110 cm, tinggi 67 cm Dolmen 25, ukuran panjang 130 cm, lebar 70 cm, tinggi 34 cm Dolmen 26, ukuran panjang 150 cm, lebar 125 cm, tinggi 200 cm Dolmen 27, ukuran panjang 200 cm, lebar 150 cm, tinggi 50 cm Dolmen 28, ukuran panjang 235 cm, lebar 200 cm, tinggi 200 cm Dolmen 29, ukuran panjang 160 cm, lebar 75 cm, tinggi 38 cm Dolmen 30, ukuran panjang 212 cm, lebar 120 cm, tinggi 90 cm

22

Dolmen 31, ukuran panjang 180 cm, lebar 173 cm, tinggi 80 cm Dolmen 32, ukuran panjang 180 cm, lebar 120 cm, tinggi 90 cm Dolmen 33, ukuran panjang 220 cm, lebar 160 cm, tinggi 40 cm Dolmen 34, ukuran panjang 250 cm, lebar 80 cm, tinggi 80 cm Dolmen 35, ukuran panjang 175 cm, lebar 96 cm, tinggi 38 cm Dolmen 36, ukuran panjang 185 cm, lebar 80 cm, tinggi 50 cm Dolmen 37, ukuran panjang 170 cm, lebar 114 cm, tinggi 26 cm Dolmen 38, ukuran panjang 160 cm, lebar 140 cm, tinggi 56 cm Dolmen 39, ukuran panjang 150 cm, lebar 150 cm, tinggi 51 cm Dolmen 40, ukuran panjang 107 cm, lebar 110 cm, tinggi 23 cm Dolmen 41, ukuran panjang 105 cm, lebar 130 cm, tinggi 65 cm Dolmen 42, ukuran panjang 150 cm, lebar 100 cm, tinggi 30 cm Dolmen 43, ukuran panjang 130 cm, lebar 127 cm, tinggi 23 cm Dolmen 44, ukuran panjang 227 cm, lebar 66 cm, tinggi 25 cm Dolmen 45, ukuran panjang 160 cm, lebar 130 cm, tinggi 70 cm Dolmen 46, ukuran panjang 120 cm, lebar 70 cm, tinggi 93 cm Dolmen 47, ukuran panjang 210 cm, lebar 130 cm, tinggi 29 cm Dolmen 48, ukuran panjang 163 cm, lebar 140 cm, tinggi 20 cm Dolmen 49, ukuran panjang 140 cm, lebar 80 cm, tinggi 15 cm Dolmen 50, ukuran panjang 112 cm, lebar 100 cm, tinggi 12 cm Dolmen 51, ukuran panjang 188 cm, lebar 117 cm, tinggi120 cm Dolmen 52, ukuran panjang 190 cm, lebar 160 cm, tinggi 60 cm Dolmen 53, ukuran panjang 200 cm, lebar 115 cm, tinggi 70 cm Dolmen 54, ukuran panjang 190 cm, lebar 66 cm, tinggi 25 cm Dolmen 55, ukuran panjang 200 cm, lebar 115 cm, tinggi 70 cm Dolmen 56, ukuran panjang 190 cm, lebar 170 cm, tinggi 110 cm Dolmen 57, ukuran panjang 160 cm, lebar 130 cm, tinggi 60 cm Dolmen 48, ukuran panjang 163 cm, lebar 140 cm, tinggi 20 cm Dolmen 49, ukuran panjang 140 cm, lebar 80 cm,tinggi 15 cm Dolmen 46, ukuran panjang 120 cm, lebar 70 cm, tinggi 93 cm Dolmen 47, ukuran panjang 210 cm, lebar 130 cm, tinggi 29 cm Dolmen 48, ukuran panjang 163 cm, lebar 140 cm, tinggi 20 cm

23

Gb. 24. foto Dolmen 11. Desa Sumur

Gb. 25. foto Dolmen 16. Desa Sumur

d. Tetralith Tetralith no.5. Lokasi berdekatan dengan tetralith 4 Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 185 cm, lebar 136 cm, tinggi 72 cm Ukuran batu 2. Panjang 193 cm, lebar 100 cm, tinggi 96 cm Ukuran batu 3. Panjang 185 cm, lebar 90 cm, tinggi 107 cm Ukuran batu 4. Panjang 148 cm, lebar 105 cm, tinggi 94 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 220 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 250 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 120 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 300 cm Tetralith no 6 Lokasi di persawahan Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 60 cm, lebar 60 cm, tinggi 35 cm Ukuran batu 2. Panjang 100 cm, lebar 90 cm, tinggi 50 cm Ukuran batu 3. Panjang 80 cm, lebar 70 cm, tinggi 60 cm Ukuran batu 4. Panjang 130 cm, lebar 80 cm, tinggi 40 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb:

24

jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 300 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 300 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 305 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 150 cm Tetralith no 7 Lokasi di persawahan Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 80 cm, lebar 60 cm, tinggi 36 cm Ukuran batu 2. Panjang 80 cm, lebar 70 cm, tinggi 55 cm Ukuran batu 3. Panjang 90 cm, lebar 60 cm, tinggi 40 cm Ukuran batu 4. Panjang 100 cm, lebar 55 cm, tinggi 45 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 200 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 250 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 200 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 300 cm Tetralith no 8 Lokasi di persawahan Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 140 cm, lebar 120 cm, tinggi 40 cm Ukuran batu 2. Panjang 110 cm, lebar 60 cm, tinggi 110 cm Ukuran batu 3. Panjang 180 cm, lebar 140 cm, tinggi 130 cm Ukuran batu 4. Panjang 75 cm, lebar 70 cm, tinggi 38 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 120 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 290 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 110 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 210 cm

25

e. Batu Lumpang

Gb.26. foto. Batu lumpang no. 8.desa Sumur

Gb. 27. Foto Batu Lumpang no 9.desa Sumur

Lumpang batu 8 ( lubang 5) Lumpang batu ini berada di satu kawasan dengan temuan megalitik lainnya, lumpang disini mempunyai lubang 5 buah, adapun ukuran batunya panjang 170 cm, lebar 135 cm, tebal 80 cm, , diameter lubang 14 cm, kedalaman 22 cm. Lumpang batu ini memiliki pelipit pada masing-masing lubangnya Batu Lumpang no 9 Lumpang batu ini berada di satu kawasan dengan temuan megalitik lainnya, lumpang disini mempunyai lubang 4 buah, adapun ukuran batunya panjang 173 cm, lebar 117 cm, tebal 10 cm, , diameter lubang 14 cm, kedalaman 14 cm. Lumpang batu ini memiliki pelipit pada masing-masing lubangnya Batu Lumpang no.10 Lumpang batu ini berada di satu kawasan dengan temuan megalitik lainnya, lumpang disini mempunyai lubang 2 buah, adapun ukuran batunya panjang 80 cm, lebar 104 cm, tebal 50 cm, diameter lubang 14 cm, kedalaman 14 cm. Lumpang batu ini memiliki pelipit pada masing-masing lubangnya C. Desa Rambai Kaca, Kec. Pajar Bulan. Desa Rambai Kaca terletak di salah satu kaki Gn. Dempo, dan berhawa sejuk, dan berada di ketinggian 842 m dpl. desa ini terletak di tempat yang tinggi dan lokasi situsnya lebih tinggi dibandingkan desa Sumur dan desa Pajar Bulan, sebagian penduduk sebagian besar bersawah dan menanam sayuran serta buah pepaya dan jagung. Di situs terdapat sungai

26

yang airnya sangat jernih, dan banyak mengandung material batu yang besar-besar, air sungai ini juga dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Pemilik Kebun bernama Bp Zailani, posisi koordinat situs terletak pada koordinat UTM sumbu X 031368 dan sumbu Y 9560675 . Tinggalan megalitik di desa Rambai Kaca berupa; a. Batu datar Batu datar 83, ukuran panjang 400 cm, lebar 200 cm, tinggi 155 cm Batu datar 84, ukuran panjang 180 cm, lebar 123 cm, tinggi 100 cm Batu datar 85, ukuran panjang 270 cm, lebar 270 cm, tinggi 130 cm. Batu datar 86, ukuran panjang 210 cm, lebar 115 cm, tinggi 87 cm

Gb. 28. Foto Batu datar no.83

Gb. No. 29. Foto Batu datar no.86

D. 1. Survei Desa Talang Pagar Agung, Kec. Pajar Bulan. a. Bilik Batu. Arah hadap Bilik Batu ke Barat Laut Posisi koordinat UTM X= 0310270, Y =9558122, elevasi 760 cm Bilik batu di situs ini ada 2 buah, pada dinding bilik nampak menggunakan lapisan batu yang terbuat dari batu-batu pipih ( slabstone) sedangkan atap bilik menggunakan batu andesit utuh, untuk memasuki bilik terdapat undakan batu yang sengaja disusun oleh pemilik kebun, di depan bilik ditemukan batu datar dalam kondisi pecah. Atap bilik menggunakan batu utuh yang tidak dipangkas. Adapun ukuran panjang batu atap bilik seluruhnya 232 cm, dan lebar atap bilik seluruhnya 138 cm, bilik batu ini mempunyai lantai yang menggunakan jenis batu yang sama dengan dinding yaitu batu pipih berwarna putih kekuningan. Bilik batu 2.

27

Terletak di sebelah Selatan Bilik Batu 1. Ukuran tinggi sampai langit-langit 154 cm, ukuran pintu masuk tinggi 89 cm, lebar 53 cm, pintu masuk menghadap ke arah Barat. Di bagian dalam bilik ke 2 ini ditemukan hiasan berupa lukisandengan tehnik lukis bahan oker dan goresan, hiasan lukisan berupa fauna mirip muka macan/ burung hantu?, goresan berupa motif manusia kangkang?, dan lingkaran pada dinding bilik dengan ukuran diameter 3 cm, dan goresan berupa kotak-kotak persegi empat pada atap bilik. Dengan ukuran panjang 36 cm, lebar 34 cm. Selain itu pada dinding juga terlihat goresan mirip tangan dan jari - jari manusia. Di dalam bilik 2, ditemukan arca kepala manusia dengan mata melotot mirip muka arca manusia yang berada di situs Tegur Wangi. Bahan batu putih. (padas?) arca ini sekarang disimpan oleh penemu bilik ini yang merupakan salah satu warga desa Pagar Agung, Kec. Pajar Bulan. Bilik Batu 1. Mempunyai pintu masuk tinggi 95 cm, lebar 45 cm, tinggi bilik diukur dari lantai 149 cm. tidak ditemukan lukisan dan goresan pada dinding bilik.

Gb. 32. Foto 2 buah Bilik batu situs Talang Pagar Agung foto. No. 33. Batu datar di depan lokasi bilik batu.

28

Gb. 34. Foto Lingkungan situs Bilik Batu dusun Talang Pagar Agung, desa Kta Raya Lembak..

b. Batu Datar Batu datar 87, ukuran panjang 186, lebar 143, tinggi 50 cm Jarak dari bilik 390 cm, letaknya di sebelah barat Bilik. Batu datar 88, ukuran panjang 110cm, lebar 75 cm, tinggi 50 cm Batu datar 89, ukuran panjang 120 cm, lebar 118 cm, tinggi 60 cm c. Dolmen Dolmen no. 58. Ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, tinggi 80 cm. Dolmen no. 59. Ukuran panjang 90 cm, lebar 95 cm,tinggi 45 cm. d. Arca Kepala manusia Arca ini ditemukan di kebun Pak Lukman penduduk dusun Pagar Agung, dan disimpan di rumah , arca ini berukuran panjang 27 cm, lebar 25 cm, tinggi 16 cm. Arca ini menunjukkan matanya melotot, hidung pesek, mulut tebal mirip temuan arca yang ada di desa Tegurwangi.

29

Gb. 35. Foto Kepala arca manusia dari dalam bilik batu 2.

D.2 Ekskavasi Sektor Talang Pagar Agung a. Kotak TP-1 Pada lokasi ditemukan 2 bilik batu berjarak 3 meter sebelah timur dari kotak. Pada permukaan kotak terdapat batu datar yang patah di bagian tengahnya. Dari patahan batu terlihat lubang di bagian bawahnya. Indikasi ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah batu datar ini adalah bilik, oleh karena itu dilakukan penggalian di kotak 1 dengan ukuran 2 x 2 meter, dengan tujuan untuk mengetahui tinggalan arkeologi khsususnya di bawah batu datar. Kondisi permukaan tanah datar, di sekitarnya banyak ditanam kopi. Spit 1 tanah lempung, agak keras, tidak ada temuan. Penggalian ditutup pada kedalaman 20 cm. Batu datar di kotak 1 berukuran panjang : 186 cm, lebar : 143 cm, tinggi 50 cm, Jarak kotak galian sekitar 390 cm , bila diukur dari keletakan bilik batunya.dan terletak di sebelah barat bilik batu. b.Kotak TP- 2 Kotak ukuran 200 x 150 meter, berjarak 15 meter dari bilik batu. Lokasi berada di kebun kopi milik penduduk (Bapak Lukman). Di atas permukaan tanah terdapat 2 batu datar yang berjarak 2 meter antar batu. Tujuan penggalian kotak adalah untuk mengetahui tinggalan arkeologi di bawah antara dua batu tersebut . Spit 1 kondisi tanah warna coklat, banyak bercampur akar pohon coklat, tanah agak gembur. Tanah lempung berpasir. Di sisi timur kotak, di bawah batu ditemukan batu-batu kecil yang diduga adalah kaki dari dolmen. Pada spit (1) (2) tidak ditemukan gerabah. Penggalian ditutup pada kedalaman 28 cm. Dua meter sebelah timur bilik ditemukan batu-batu cadas, ditemukan pada 85 cm, selebar 84 cm. Diduga batu-batu tersebut adalah sumber bahan dari bilik batu.

30

E.

Survei Situs P.Panggung

Situs P.Panggung terletak di desa P.Panggung, di sebelah Barat Desa Pajar Bulan, situs ini merupakan salah satu desa yang terletak di kec. Pajar Bulan. Lokasi Tinggalan megalitiknya berada di belakang perkampungan penduduk yang berjarak sekitar 200 m. Terletak pada posisi koordinat UTM. 308303 dan 956 2903. Untuk menuju ke lokasi kompleks megalitik kita harus naik turun lembah dan disebelah kanan dan kiri jalan e situs kita akan melewati dua buah tebat, dan salah satu tebat ini sudah agak kering sehingga lahannya dimanfaatkan untuk menanam padi. Di sekeliling lokasi situs dipagari oleh pohon bambu aur dan terdapat parit keliling. Lokasi situs sendiri ditanami kopi dan pohon keras, dan di kompleks inikita akan menemukan tinggalan megalitik yang cukup beragam dan mempunyai keunikan hiasan yang sangat kaya, seperti; lesung berhias, lumpang berhias, dolmen, tetralith, arca megalitik, batu datar, tahun ini hanya mlengkapi data yang prnah dilakukan pada tahun 2009 pada lokasi yang sama . Adapun tinggalan megalitik di desa P. Panggung al : a. Lesung batu Lesung batu no. 20 Lesung batu yang ditemukan cukup unik, karena berbentuk seperti binatang kodok dan mempunyai dua buah lesung yang letaknya terpisah dan disisi lain Nampak adanya pahatan manusia yang sedang memegang lesung tersebut. Adapun ukuran lesung tersebut adalah: panjang batunya 145 cm, lebar 50 cm, tebal13 cm, kedalaman lesung 10 cm, bibir 2 cm, lebar lesungnya 25 cm, tinggi 16 cm Lesung batu no. 21 Lesung yang ditemukan merupakan lesung berhias, kepala manusia dan tangan serta kaki dan memiliki lubang Ukuran Panjang 180 cm, lebar 80 cm, tinggi 26cmm, kedalaman lesung 10 cm, panjang lesungnya 159 cm, lebar lesungnya 39 cm, dan bibir 0 cm

31

Gb. 36. Foto Lesung batuberhias manusia no 21 Gb. 37. Foto Lesung batu berhias kepala kambing.no. 22.

Gb. 38. dan 39. lesung batu berhiasmotif. hewan katak

Lesung batu no.22 Ukuran panjang 100 cm, lebar 41 cm, tinggi 28 cm, ukuran lesungnya panjang 74 cm, lebar 20 cm, kedalaman 10 cm, bibir 10 cm Lesung batu no.23 Lesung batu ini dipahatkan kepala manusia dan kaki. Ukuran panjang 145 cm, lebar 99 cm, tinggi 35 cm, ukuran lesungnya panjang 115 cm, lebar 69 cm, kedalaman 10 cm, bibir 10 cm

32

Gb. 40. Foto Lesung batu berhias situsP/Panggung. Gb. 41.foto. Lumpang batu berhias situs P.Panggung

b. Dolmen Dolmen no. 62 Ukuran panjang 300cm, lebar 185 cm, tinggi 28 cm Dolmen no. 63 Ukuran panjang 360cm, lebar 380 cm, tinggi 110 cm Dolmen no. 64 Ukuran panjang 220 cm, lebar 190 cm, tinggi 85 cm c. Tetralith no 10 Tetralith membentuk formasi segi empat. Ukuran batu 1. Panjang 99 cm, lebar 60 cm, tinggi 85 cm Ukuran batu 2. Panjang 95 cm, lebar 59 cm, tinggi 93 cm Ukuran batu 3. Panjang 135 cm, lebar 90 cm, tinggi 85 cm Ukuran batu 4. Panjang 150 cm, lebar 50 cm, tinggi 78 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 150 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 318 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 175 cm Jarak batu 4 dan batu ke 1 adalah 299 cm

33

Gb. no.24. foto kelompok tetralith situs P. Panggung.

E. 2. Ekskavasi Situs P.Panggung

Gb. 43 foto. permukaan kotak galian TP-1

Gb. 44.foto. Dolmen hasil penggalian TP-1

a. Kotak TP-1 Ukuran 8 x 8 meter, berada 50 meter sebelah selatan lumpang yang berhiaskan orang dibelit ular. Kotak 1 berada di kebun Bapak Mufian. Spit 1 dan 2 kondisi tanah lempung pasiran warna coklat gembur, bercampur akar-akar pohon. Di atas permukaan terlihat batu datar dengan ukuran panjang 330 cm, lebar 197 cm dan tebal 43 cm. Di sekitar kotak galian terlihat kebun kopi dan pohon bambang. Kedalaman 10-20 cm terdapat batu-batu kecil diduga merupakan patahan dari batu datar. Di sisi tenggara kedalman 52 cm ditemukan kaki dari dolmen, panjang 68 cm dan lebar 33 cm, tinggi kaki 15 cm. Di disi barat daya kedalman 13 cm ditemukan pecahan batu dengan posisi tegak panjang 33 cm, tinggi 20 cm dengan lebar 8 cm, pada sisi barat laut ditemukan beberapa pecahan batu yang diduga adalah kaki dari dolmen pada kedalaman 47 cm. Pada sisi timur laut ditemukan kaki dolmen tinggi 50 cm dengan lebar 47 cm. Kedalaman terakhir kotak ditutup pada spit 2 (40 cm). Tidak ada temuan.

34

b. Kotak TP- 2 Berjarak 75m sebelah selatan kotak 1 dibuka kotak 2 dengan ukuran 3 x 2 meter. Permukaan tanah tampak datar, lingkungan sekitarnya banyak ditanami kopi. Penggalian ingin membuktikan informasi penduduk bahwa dahulu di lokasi ditemukan manik-manik. Spit 1-2 kondisi tanah berwarna lempung pasiran berwarna coklat, gembur bercampur akar-akar pohon. Setelah digali pada kedalaman 5-10 cm ditemukan dolmen berukuran panjang 190 cm, lebar 170 cm dan tinggi 30 cm, setelah digali sampai kedalaman 60 cm ditemukan kaki-kaki dolmen. Tinggi kaki dolmen 17 cm, yang lainnya berada di sebelah utara tinggi 20 cm. Kedalaman terakhir kotak ini 60 cm dan tidak ada temuan artefaktual. F. Situs Talang Tebat Serut Situs Talang Tebat Serut berada di posisi koordinat UTM 0313238 dan 9559732 dan merupakan nama dusun yang masih termasuk desa P.Panggung, namun untuk mencapai situs kita harus naik kendaraan yang melewati jl Pagar Alam menuju ke Lahat melewati simpang Embacang, dari jalan simpang diperlukan waktu 45 menit untuk menuju ke lokasi dan hanya bisa dilewati oleh mobil tertentu seperti mobil jeep willis atau mobil Ford Ranger, jalan menuju ke lokasi masih berupa jalan tanah yang berlumpur, dan dusun ini hanya berupa talang/ kebun kopi dan sangat subur, dan di dekat lokasi in ada kelompok pondok milik penduduk. Situs ini berada di ketinggian sekitar 674 m. Di sekitar kompleks situs ternyata ditemukan beberapa tinggalan megalik berupa arca megalitik, dolmen, batu datar, lumpang batu dan lesung batu. Selain itu di beberapa tempat batas kebun terdapat pohon bambu air dan juga masih ada parit sekeliling dusun serta tebat.

Gb. 45. foto Lingkungan situs

Gb. 46. Foto. Suasana jalan menuju ke lokasi situs.

35

Tinggalan megalitik di situs Talang Tebut Serut, al: a. Dolmen Dolmen no. 60, ukuran panjang 156 cm, lebar 140 cm, tinggi 146 cm. Dolmen no. 61, ukuran panjang 68 cm, lebar 64 cm, tinggi 30 cm b. Batu datar Batu datar no. 92, ukuran panjang 140 cm, lebar 90 cm, tinggi 60 cm.

Gb. 47. Foto. no. 47. Batu datar di sebelah arca

Gb. 48. Foto. Dolmen berkaki

c. Arca megalitik Arca ibu menggendong anak, dusun Talang Tebat Serut, desa Pulau Panggung. Arca megalitik ini disebut oleh penduduk sebagai arca ibu menggendong anak, arca ini ditemukan pada sebuah kebun kopi milik Bapak Andi, salah satu penduduk setempat, dan arca ini merupakan satu-satunya arca yang ditemukan di Talang ini, sekitar 50 m dari jalan tanah menuju ke lokasi. Arca ini memperlihatkan kepala ibu dan anak sedang mendongak ke atas melihat ke langit. Arca ini terlhat mengenakan pakaian dan ibu tersebut nampak memakai kain untuk menggendong anaknya, dan tangan anak kecil itu memegang tangan ibunya. Ukuran arca, panjang 156 cm, lebar 140 cm, dan tinggi 146 cm. Posisi arca sedang duduk dan nampak terdapat jari-jari kaki ada 5buah.

36

Gb. 49. Foto Arca ibu menggendong anak

Gb. 50. foto. arca ibu menggendong anak tampak belakang

d. Lumpang Batu Lumpang batu, No. 12 Ukuran panjang 120 cm, lebar 68 cm, tinggi 44 cm, kedalaman lubang 10, diameter 17. Lumpang ini pada saat ditemukan posisinya dalam keadaan terbalik, dan mempunyai lubang 1 buah.

Foto. no. 51. Lumpang batu posisi terbalik

G. Desa Benua Raja, Kecamatan Pajar Bulan Desa Benua Raja merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Pajar Bulan desa disini hanya berjarak sekitar 10 km dari desa Pajar Bulan, terletak pada posisi UTM 0305967 dan 9561887 dan memiliki tinggalan megalitik berupa batu datar dan batu monolith yang terletak di pemukiman penduduk dan di areal persawahan. Lingkungan situs merupakan

37

tanah yang cukup subur sehingga penduduk banyak yang menanam kopi, jagung dan bersawah.

Gb. 52.foto Batu datar di dekat permukiman

Gb. 53 foto. Batu datar di lokasi kebun

Tabel. Temuan Megalitik Situs Benua Raja Batu datar 1 Batu datar 2 Batu monolit 6 Batu monolit 7 Batu monolit 8 Batu datar 3 Batu datar 4 Batu datar 5 Batu datar 6 Batu datar 7 Batu datar 8 Batu datar 9 Batu datar 10 Batu datar 11 Batu datar 12 Batu datar 13 Batu datar 14 100 cm 100 cm 130 cm 100 cm 120 cm 70 cm 170 cm 94 cm 157 cm 125 cm 123 cm 124 cm 114 cm 97 cm 96 cm 140 cm 310 cm 80 cm 90 cm 40 cm 60 cm 80 cm 64 cm 140 cm 90 cm 84 cm 95 cm 129 cm 83 cm 70 cm 55 cm 82 cm 73 cm 240 cm 20 cm 10 cm 22 cm 35 cm 17 cm 10 cm 40 cm 45 cm 35 cm 50 cm 33 cm 45 cm 24 cm 20 cm 33 cm 34 cm 160 cm 721 m 721 m 721 m 723 m 727 m 726 cm 730 cm 730 m 724 cm 727 m 724 m 730 m 728 m 731 m 730 m 728 m 733 m

H. Ekskavasi perluasan Kotak TP-2, situs Kota Raya Lembak Ekskavasi dilakukan untuk mendapatkan sampel gerabah yang berada di Kotak TP-2, hasil penggalian th 2009. Adapun tehnik penggalian dengan melakukan sistem spit dengan interval 20 cm, ukuran kotak galian 2m x 2m. Jenis tanah lempung pasiran dan gembur sampai kedalaman 60 cm,mulai ditemukan adanya fragmen gerabah menyebar ke seluruh

38

permukaan kotak galian dan pada kedalaman 70 cm, ditemukan fragmen terak besi, dan temuan fragmen gerabah cukup banyak dan ada pula yang berhias I. Situs Rindu Hati, Kec. Gumai Ulu, Kabupaten. Lahat.

Situs Rindu hati terletak diantara kebun kopi, dan merupakan situs yang cukup luas yaitu sekitar 1,5 ha. Situs Rindu hati terletak di ketinggian 550m dpl. Letak situs pada posisi koordinat UTM X 0323543 dan Y 956195. Berdasarkan laporan penduduk bahwa di situs ini banyak ditemukan arca megalitik yang mengelompok berjumlah 7 buah, Arca Rindu hati no 1,2,3 terletak dalam posisi sejajar dan membentuk garis lurus dengan jarak sekitar 4 meter. Arca-arca ini menghadap ke arah Barat Laut. Arca Rindu hati no 1 no 2 dan no 3 ini diletakkan berhadap-hadapan denga 3 buah arca megalitik no 4 no 5 dan no 6 yang juga terletak pada satu garis lurus , dan masing-masing arca megalitiknya berjarak 4 m. Selain arca ditemukan juga dolmen, tetralith, menhir dan batu datar di sekitar lokasi. Adapun uraian temuan tersebut al:

Gb.54. foto. Lingkungan situs Rindu Hati

Gb. 55. Foto. Sebaran megalitik di desa Rindu Hati.

a. Arca megalitik Arca megalitik no.1 Ukuran panjang 135 cm, lebar arca 115 cm, tinggi arca 135 cm. Arca ini menggambarkan tokoh manusia dengan mengendarai binatang kerbau, kepala arca sudah hilang dan kepala kerbau juga tidak ada lagi hanya masih kelihatan tanduknya, pada bagian belakang terlihat memakai tombak atau golok yang ada sarungnya, dan pada persendian kaki terdapat motif lingkaran.

39

Arca ini mengenakan kain yang nampak seperti sarung, sedang tangan kanannya memegang tanduk kerbau Arca ini dalam keadaan duduk Posisi kaki ditekuk Arca ini memakai gelang yang nampak seperti lempengan perunggu

Gb 56. foto. arca megalitik no.1(tampak membawa semacam pedang) kepalanya hilang.

Gb.. 57. Foto. arca megalitik no.1 ( tampak pahatan pakaian dan lingkaran pada kaki )

Gb. 58. foto. arca megalitik no.1.( no.2 tampak menaiki kerbau kepala hilang )

40

Arca no 2. ( Arca posisi roboh ) Arca ini pada saat ditemukan sudah dalam kodisi roboh dan tengkurap, sehingga yang terlihat hanya bagian belakang saja, hal ini sangat menyulitkan tim untuk mendiskripsikan keadaan arca tersebut. Tinggi 75 cm, lebar bahu 65 cm Posisi tangan tidak kelihatan lagi karena pecah dan tangan yang lain tertanam di tanah Tidak memakai kalung

Gb. 59 & 60 foto Arca megalitik posisi roboh

Arca. No.3 Arca ini berada di luar di luar pagar, Kepala arca sudah hilang ukuran arca tinggi 75 cm, lebar bahu 65 cm Pada seluruh tubuh arca ini nampak sudah mengalami pemangkasan oleh seseorang sehingga nampak seluruh batunya sudah terkelupas, pada tangan kanan dan kiri arca terlihat jarinya yang lengkap sedang memegang kaki tidak memakai kalung Naik kerbau dan hewan kerbaunya sudah sangat aus.

41

Gb. 61 & 62 foto Arca no. 3 (arca megalitik orang naik kerbau)

Arca no . 4. Arca ini terletak di luar pagar, ukuran arca tinggi 95 cm, lebar bahu 80 cm. Arca ini sudah tidak mempunyai kepala, sedang naik kerbau dan pada bagian belakang tampak seorang anak kecil yang digendong dengan memakai kain selendang?, tangan kanan arca terlihat memakai gelang 2 buah yang mirip dengan gelang perunggu

Gb. 63 & 64 foto Arca no. 4, menggendong anak dengan gelang kaki

42

Arca megalitik no.5 ( Arca sedang mengayun anak ) Ukuran tinggi 131 cm, lebar bahu arca 85. Arca ini menggambarkan tokoh manusia sedang mengayun anak kecil, arca ini terlihat mengenakan untaian dengan mengenakan kain terlihat untaian tali selempang dengan moti geometris, pada bagian depan memanjang kebelakang dan pada bagian pinggul terlihat lipatan lipatan kain tersebut, selain itu pada bagian kaki kiri terlihat susunan gelang-gelang kaki berjumlah 5 buah dan di tangan kanannya terlihat gelang tangan, sedangkan pada bagian pahatan anak kecil yang diayunnya sudah tidak ada kepalanya dan terlihat menghadap ke arah ibunya, kaki kiri anak tersebut di pegang oleh sang ibu.

Gb. 65 & 66 foto. Arca. No.5 (Arca mengayun anak kecil , kepala hilang)

Arca Megalitik no 6. Ukuran arca tinggi 190 cm, lebar bahu 100 cm Posisi arca dalam keadaan duduk dengan kaki ditekuk dan tangan berada di atas lutut Arca ini tampak sedang naik kerbau, Kepala gundul, tanpa topi mata arca terlihat melotot, dengan hidung pesek dan mulut segaris, dan tangan arca memegang kepala kerbau dan kerbau itu hanya terlihat 1 buah matanga, yang lainnya sudah aus.

43

Gb. 67 & 68. Foto. Arca no 6. Arca ibu menggendong anak

Arca megalitik no 7. Arca saling menggendong 2 orang anak saling membelakangi. Ukuran arca panjang 197 cm, lebar 125 cm

Foto. 69 & 70. Arca megalitik menggendong anak saling membelakangi )

b. Dolmen Keberadaan dolmen di kompleks arca ini ada yangterletak pas ditengah kelompok arca satu buah, dan di kebun kopi 2 buah. Dolmen no 69 yang berada di tengah kompleks temuan arca nampak sudah roboh. Dolmen no. 69 Ukuran panjang 197 cm, lebar 240 cm, tinggi 65 cm Dolmen no. 70 Ukuran panjang 260 cm, lebar 140 cm, tinggi 100 cm

44

Dolmen no. 71 Ukuran panjang 151 cm, lebar 120 cm, tinggi 106 cm

Gb. 71. Foto. Dolmen. Situs Rindu Hati.

c. Batu Temu Gelang No.3 Lokasi berada di luar pagar Batu Temu Gelang ini membentuk formasi melingkar Ukuran batu 1. Panjang 125 cm, lebar 110 cm, tinggi 60cm Ukuran batu 2. Panjang 60 cm, lebar 65 cm, tinggi 50 cm Ukuran batu 3. Panjang 160 cm, lebar85 cm, tinggi 40 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah180 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 360 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 340 cm d.Tetralith no.13 Lokasi berada di luar pagar Tetralith ini terletak di kebun kopi sebelah Barat, lokasi kelompok arca, temuan tetralith berada satu kawasan dengan tinggalan megalitik lainnya. Dan formasi tetralith membentuk denah empat persegi. Ukuran batu 1. Panjang 280 cm, lebar 85 cm, tinggi 74 cm. Ukuran batu 2. Panjang 180 cm, lebar 76 cm, tinggi 83 cm Ukuran batu 3. Panjang 155 cm, lebar 70 cm, tinggi 78 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah130 cm

45

Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 230 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 148 cm Jarak Batu 4 dan batu ke 5 adalah 265 cm J. Situs Megalitik desa Muara Dua, Kecamatan. P. Pinang. Situs megalitik di desa Muara Dua terletak di posisi koordinat 0320606 dan 9561322 dan berada di ketinggian sekitar 604 m. dpl. Sebaran tinggalan megalitiknya berada di sebelah jalan aspal menuju ke kec. P.Pinang. Sebaran tinggalan megalitiknya berada di kebun kopi yang tidak terawat, sehingga banyak semak belukar yang menutupi artefak tersebut, sedangkan pada dolmen yang lebar ditemukan bekas lubang penggali liar, di situs ini juga ditemukan arca megalitik dan batu datar. Lokasi situs relatif datar dan cukup terang dan berada sekitar 500 m dari pondok-pondok penduduk setempat.

Gb.72. foto papan nama situs Muara Dua

Gb.73. foto dolmen situs Muara Dua

a. Dolmen Dolmen no. 72 Ukuran Panjang 240 cm, lebar 200 cm, tebal 25 cm Dolmen no.73 Ukuran panjang 150 cm, lebar 50cm, tinggi 76 cm Dolmen no. 74 Ukuran Panjang 370 cm, lebar 210 cm, tebal 120 cm Dolmen no.75 Ukuran panjang 167 cm, lebar 112 cm, tinggi 17 cm Dolmen no. 76 Ukuran Panjang 136 cm, lebar 70 cm, tinggi 20 cm

46

Dolmen no.77 Ukuran panjang 130 cm, lebar 70 cm, tinggi 80 cm Dolmen 78 Ukuran panjang 134 cm, lebar 80 cm, tinggi 28 cm Dolmen 79 Ukuran panjang 210 cm, lebar 250 cm, tinggi 190 cm b. Batu datar Batu datar No. 116 Ukuran panjang 135 cm, lebar 135 cm, tinggi 25 cm Batu datar 117 Ukuran panjang 124 cm, lebar 125 cm, tinggi 50 cm.

Gb. 72. foto batu datar situs Muara Dua

c. Arca Manusia Tertawa Posisi UTM X= 0320606 dan Y= 9561322, ELEVASI 608 Ukuran arca panjang 108 cm, lebar 70 cm, tinggi 80 cm Arca ini menggambarkan seorang laki-laki, dengan kepala gundul, menghadap ke Barat dan pada bagian matanya dipahatkan kelopak mata dan hidung serta mulut yang kebuka, terlihat mempunyai kuping, dan pahatan muka arca ini nampak lain dengan temuan arcaarca megalitik sebelumnya.

47

Gb.73. foto. Arca megalitik manusia sedang tertawa

Gb.74. Foto. Arca megalitik manusia sedang tertawa tampak belakang

d. Desa Selebar, Kec. Pagar Alam Utara . Desa Selebar terletak di posisi UTM X=030258195 dan sumbu Y= 9558657, Elevasi 807. merupakan salah satu desa di Kec. Pagar Alam Utara, desa ini mulai dikenal ketika ada informasi penduduk bahwa di lokasi prsawahan Bp Syawal ditemukan sebuah arca yang menggambarkan oran sedang sholat, namun setelah dilakukan penelitian ternyata arca ini merupakan arca menhir yang sebagian badannya masih terbenam di dalam tanah . a. arca menhir Arca ini berukuran panjang 45 cm, lebar 33 cm, tinggi 30 cm.

48

Gb.75& 76. foto. arca menhir tampak bagian muka

b. Tetralith no.13 Lokasi berada di luar pagar Tetralith ini terletak di dekat arca menhir Dan formasi tetralith membentuk denah empat persegi. Ukuran batu 1. Panjang 100 cm, lebar 60 cm, tinggi 45 cm. Ukuran batu 2. Panjang 175 cm, lebar 50 cm, tinggi 60 cm Ukuran batu 3. Panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 30 cm Adapun jarak antara batu tetralith, adalah sbb: Jarak batu 1 dan batu ke 2 adalah 350 cm Jarak batu 2 dan batu ke 3 adalah 570 cm Jarak batu 3 dan batu ke 4 adalah 306 cm Jarak Batu 4 dan batu ke 5 adalah 745 c

49

BAB III ANALISA TEMUAN Persebaran peninggalan megalitik d wilayah kec. Pajar bulan meliputi wilayah yang sangat luas, situs-situs tersebut terletak di dataran rendah yang sebagian besar wilayahnya dipergunakan sebagai lahan sawah dan perkebunan kopi. Selain itu dapat dijumpai pula di dalam perkampungan penduduk, seperti yang terdapat di desa Sumur, Pajar Bulan, dan Benua Raja. Peninggalan megalitik di wilayah ini mempunyai bentuk yang sangat unik, langka serta muncul dalam wujud yang sangat monumental. Disisi lain pendirian bangunan megalitik ini tidak terlepas dari adanya kerjasama , toleransi dan bergotong royong serta semangat untuk bersatu dalam menyelasaikan tugas besar. Adapun tinggalan budaya material yang dapat tim kumpulkan kembali al: 1. Lumpang batu 2. Lesung Batu 3. Dolmen 4. Batu Datar 5. Bilik Batu 6. Tetralith 7. Batu Temu Gelang 8. Arca Megalitik 9. Batu Berelief 10. Fragmen Gerabah 11. Arca Menhir Lumpang Batu Pengertian Lumpang batu adalah benda yang dibuat dari bungkahan batu andesit yang mempunyai permukaan datar dan dipahatkan lubang dengan satu, dua, tiga, empat dan bahkan di desa sumur mempunyai 5 buah lubang. Permukaan lumpang biasanya diberi bingkai/ pelipit sebagai pembatas antara lubang yang satu dengan yang lainnya. Sebagian besar lumpang batu di kecamatan Pajar Bulan dibuat dari batu andesit warna abu-abu. Lubang Lumpang batu ini biasanya bulat dan rata-rata bergaris tengah antara 15 cm -25 cm, dan kedalaman lubang 10 cm-15cm.

50

Tentang fungsi Lumpang dalam kajian megalitik di Indonesia biasanya lumpang batu ini digunakan untuk menumbuk biji-bijian atau padi yang perlu dihaluskan atau dikupas.Namun pada beberapa tempat di wilayah Indonesia fungsi Lumpang dikaitkan dengan magis religius, yaitu sebagai sarana upacara pemujaan dan kematian. Lesung Batu Lesung Batu merupakan salah satu peninggalan megalitik yang terbuat dari sebuah batu yang mempunyai lubang yang bentuknya memanjang dan kedalaman lebih rendah dari panjang lubangnya, seperti juga lumpang lesung batu ini berfungsi untuk menumbuk bijibijian, seperti padi, jagung. Selain berfungsi praktis lesung batu ini juga digunakan sebagai sarana pemujaan. Benda ini dapat mendatangkan kesuburan untuk lingkungannya. Seperti di wilayah desa Watulumu, Kab. Poso Propinsi. Sulawesi Tengah. Dengan membandingkan temuan batu lesung yang ada di desa Pajar Bulan dan desa P.Panggung maka fungsi lesung batu ini, selain berfungsi praktis kemungkinan ada fungsi magisnya juga, karena di kedua situs ini kita melihat adanya variasi temuan lesung batu yang mempunyai pahatan al: kepala kambing, orang sedang memegang kodok, manusia sedang memegang batu lesung dan manusia ditimpa lesung batu. Arca Menhir Ditinjau dari bentuknya patung-patung budaya mengalitik dapat dibedakan menjadi dua, yakni patung menhir dan arca megalitk. Patung menhir adalah bentuk menhir yang di bagian atasnya dipahat menjadi muka, sedangkan bagian badan dan bagian kaki dibiarkan seperti bentuk batunya. Arca menhir ditemukan di dataran tinggi desa Selebar, kec. Pagar Alam Utara dan arca menhir yang ditemukan di situs Gunung Megang, Kec. Jarai. Arca ini memiliki bentuk seperti patung/arca , walaupun dalam penggambarannya berbeda-beda. Ada yang digambarkan utuh dari kaki sampai kepala, ada juga yang digambarkan mulai dari perut sampai kepala, bahkan ada pula arca menhir yang hanya digambarkan bagian kepalanya saja. Pada bagian wajah digambarkan dengan mata, hidung, mulut dan telinga. Pada umumnya arca menhir dibuat untuk kepentingan pemujaan terhadap arwah leluhur. Dalam permujaan arwah leluhur, arca menhir dianggap sebagai perwujudan dari nenek moyang mereka yang telah meninggal. Penggambaran beberapa bagian tubuh manusia seperti mata, hidung, mulut dsb dimaksudkan untuk menghindari pengaruh jahat. Pada saat

51

itu ada kepercayaan bahwa bagian tubuh manusia mengandung kekuatan gaib yang dapat menolak bala. Arca megalitk ibu menggendong anak Arca megalitik dalam hubungannya dengan keperluan manusia tampaknya mengacu kepada kepentingan religius. Dalam berbagai tulisan yang ditampilkan oleh berbagai ahli baik luar negeri maupun dalam negeri, hampir semuanya setuju bahwa pada dasarnya arca megalitik dibuat untuk kepentingan religius yaitu pemujaan arwah nenek moyang. Arca megalitik yang ditemukan di kec. Pajar Bulan yaitu di situs Talang Tebat Serut berbetuk arca yang menggendong anak dengan kepala mendongak ke atas. Arca menggendong anak kecil seperti ini banyak dijumpai di kawasan Pasifik. Menurut Haris Sukendar arca menggendong anak ini mempunyai arti atau sebagai simbol bahwa arwah nenek moyang berusaha untuk selalu melindungi masyarakat yang ditinggalkannya. Menggendong mempunyai arti melindungi dari mara bahaya yang mengancam kehidupan. Pengabdian terhadap tokoh leluhur yang menggendong anak merupakan realisasi dari pengadaan sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Hal ini dikuatkan dengan adanya dolmen dan batu datar yang terletak sekitar 7 meter dari lokasi arca megalitik. Dengan sarana sarana pemujaan inilah maka akan tercipta hubungan yang selaras antara arwah nenek moyang dengan masyarakat yang ditinggalkan. Dengan adanya posisi menggendong ini maka diharapkan adanya kontak magis dan keseimbangan antara manusia dan kekuatan supranatural Menhir Menhir ialah batu tegak yang sudah atau belum dikerjakan manusia dan diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memeperingati orang yang telah mati. Benda tersebut dianggap sebagai medium penghormatan, menampung kedatangan roh dan menjadi lambang dari orang orang mati yang disegani. ( Soejono, 1984 : 213). Di desa Pajar Bulan ditemukan menhir sebanyak 3 buah yang berada satu konteks dengan tinggalan megalit berupa dolmen dan batu datar sedangkan di desa Benua Raja dijumpai menhir yang satu konteks dengan temuan batu datar. Menhir-menhir tersebut berbentuk seperti batu monolith dari batu andesit berwarna abu-abu. Dalam kaitannya dengan tradisi megalitik Indonesia, Haris Sukendar mengelompokkan batu tegak ke dalam batu tegak yang berfungsi dalam upacara pemujaan, batu tegak yang berfungsi dalam upacara penguburan, dan batu

52

tegak yang tidak berfungsi religius. (Sukendar, 1985:100). Menhir atau batu tegak memiliki fungsi tertentu, tergantung konteks dan keletakannya. Di Pajar Bulan, menhir pada umumnya ditemukan bersama-sama dengan dolmen, dan batu datar sehingga fungsi menhirdapat dikaitkan sebagai sarana dalam pemujaan arwah nenek moyang.(Haris Sukendar, 1985). Batu Monolith Batu monolith merupakan sebuah batu yang tidak dikerjakan dengan tangan manusia, batu monolith ini ditemukan di situs desa Pajar Bulan dan desa Benua Raja, Berdasarkan hasilhasil penelitian dan berbagai informasi, maka monolit monolit tersebut berfungsi sebagai sarana untuk mengajukan suatu permintaan kepada yang dipuja-puja atau untuk pelaksanaan upacara-upacara seperti sarana memohon kesuburan , atau terhindar dari penyakit. Penggunaan batu alam sebagai medium pemujaan baik terhadap kekuatan alam atau sebagai pemujaan leluhur merupakan suatu konsep yang timbul dalam masa megalitik. Fragmen Gerabah Gerabah merupakan benda yang sengaja dibuat dari tanah liat yang dibkar, salah satu hasil buadaya yang berkembang sejak masa prasejarah hingga masa kini. Gerabah sebagai sisasisa buadaya materi mempunyai unsur penting di dalam menggambarkan maupun mempelajari aspek-aspek kehidupan manusia di masa lampau. Melalui temuan gerabah dapat dikenal beberapa hasil kegiatan dan kebiasaan masyarakat yang meninggalkannya. Benda tersebut dapat menerangkan tentang pola hidup, persebaran penduduk, wilayah permukiman, kesenian, kepercayaan yang dianut, serta dapat dipelajari tingkat tehnologinya. Karena gerabah merupakan salah satu benda atau alat yang diciptakan untuk memenui keperluan hidup sehari-hari, seperti misalnya tempat makanan baik yang padat maupun cairan. Di sisi lain fungsi gerabah juga sering digunakan untuk keperluan yang berkait dengan upacara seperti misalnya sebagai bekal atau wadah kubur. Kehadiran gerabah pada penggalian di kotak TP -2 & TP-3 situs Kota Raya Darat ditemukan fragmen gerabah berjumlah 97 buah, sebagian besar gerabah yang dibuat dengan menggunakan tatap pelandas dan dan bahan pembuatannya terdiri daricampuran tanah liat dan pasir yang butirannya agak halus. memperlihatkan bentuk wadah seperti: botol, pasu, mangkuk, dan menggunakan pola hias garis-garis sejajar, dan pola hias sejajar miring berlawanan arah dan motif jala. Motif hias diterakan pada bagian karinasi, bagian bawah bibir, bagian

53

pundak periuk maupun bagian badan mangkuk. Motif lainnya berupa motif tera jari yang dibuat dengan menekankan salah satu jari pada saat gerabah itu belum kering. Sebagian besar gerabah yang ditemukan berada pada kedalaman 160 cm-180 cm dan temuan gerabah di kotak ini berupa fragmen gerabah polos dan berhias, seperti tepian, badan, karinasi dan dasar . Batu Temu Gelang Istilah batu temu gelang ( stone enclosure )tidak harus diartikan sebagai suatu susunan yang berbentuk lingkaran ( ring ), akan tetapi komponennya membentuk formasi melingkar. Bentuk tinggalan arkeologis berupa batu gelang merupakan salah satu bentuk monument yang dihasilkan oleh sekelompok msyarakat yang mempunyai kebiasaa mendirikan bangunan dengan menggunakan batu-batu besar ( megalith ) atau batu-batu yang tersedia di lingkungannya. Batu Temu gelang ini didirikan dan disusun menggunakan batu utuh ( unwork stone ). DI situs Pajar Bulan ditemukan di desa Sumur 3 buah dan di desa Pajar Bulan 1 buah.Di Indonesia bentuk tinggalan batu temu gelang ditemukan al; di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di wilayah Kecamatan Matesih dan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Di wilayah tersebut batu temu gelang ditemukan di aliran kali. Samin. ( H. Gunadi Kasnowihardjo, 1994 ). Tetralith Merupakan susunan 4 buah batu-batu besar dalam bentuk melingkar yang difungsikan untuk tempat upacara dan pemujaan arwah. Tetralith ini hampir ditemukan di setiap kompleks megalitik di situs Pajar Bulan, seperti desa Pajar Bulan, desa Sumur, desa P.Panggung, desa Kota Raya Lembak. Dolmen Dolmen merupakan sebuah meja yang terbuat dari batu yang kadang dipangkas dan ada juga yang masih utuh dan ditopang oleh batu-batu yang lebih kecil dibawahnya yang berfungsi sebagai kaki. Dolmen di situs Pajar Bulan sering ditemukan berasosiasi dengan temuan megalitik lainnya seperti; batu berelief, arca megalitik, batu datar, tetralith, batu temu gelang dan lumpang batu. Di wilayah Pajar Bulan ditemukan sebanyak 61 buah dolmen, dan posisi keletakannya menyebar di kebun kopi, dan di lokasi persawahan.

54

Batu Datar Secara visual batu datar berbentuk sebuah batu monolith yang agak lebar dan diletakkan bersama-sama tinggalan megalitik lainnya. Batu datar mempunyai peranan sebagai sarana untuk pemujaan arwah. Batu datar tersebut dipergunakan untuk menaruh saji-sajian selama upacara berlangsung. Bilik Batu Bilik batu ( stone chamber ) adalah bangunan yang terdiri dari 4 bagian dinding ( 4 sisi ) serta penutup dan lantai dasar. Dindingnya kadang-kadang terdiri dari 2 buah batu atau lebih sesuai kebutuhan, sedangkan batu penutup terdiri dari batu yang berukuran besar bahkan ada yang mencapai ukuran 2x2 meter atau lebih. Bahan baku yang digunakan tidak dibentuk atau dipahat, tetapi bentuk batunya mempunyai permukaan yang rata dan tampaknya sangat sulit ditemukan di sekitar lokasi bilik batu diperkirakan ada tahapan yang dilakukan dalam hal pengangkutan dari lokasi bahan baku batu tersebut. Bilik batu Pasemah mempunyai bentuk seperti rumah atau bilik sehingga masyarakat atau penduduk di sana biasa menyebut dengan nama rumah batu . Bilik batu yang terdapat di Pasemah ini hampir menyerupai kubur-kubur batu ( stone tomb ) yang ditemukan di daerah Bondowoso yang pernah diteliti oleh Williems ( 1938 ) dan Von Hekeren ( 1931 ), begitu pula yang ada di Cirebon , Kuningan dan Gunung kidul hanya yang membedakannya adalah pada umumnya kubur batu tersebut berbentuk ramping dan kecil dibuat dengan batu-batu papan yang tipis, sengaja dibuat oleh pemahat yang ditugasi oleh ahli warisnya. Pada umumnya Bilik batu yang ditemukan di daerah Pasemah seperti di situs Tegurwangi, situs Tanjung Aro, situs Belumai dan situs Kota Raya Lembak pada saat ditemukan permukaan atas tutup bilik batu berada 25 cm dibawah permukaan tanah, dan tutup bilik batu ini terdiri dari beberapa papan batu. Di sela antara batu penutup dan peti tersebut disi dengan batu batu agak melandai dengan arah timur barat, terdiri dari 3 papan batu, adapun ukuran bilik batu mempunyai panjang, lebar 180 cm, dan tinggi 180 cm. Adapun bilik batu yang terdapat di situs Kota Raya Lembak ada 7 buah bilik batu yang tersebar di tiga tempat yang berbeda, kelompok pertama terdiri dari 3 buah bilik yang berdampingan, dan terletak berjajar yang berada di kebun kopi Pak Asmani, kelompok kedua 3 buah bilik yang berada secara berderet memanjang yang berada di kebun Bapak Resto, dan satu buah lagi berada di kebun pak Basri.

55

Pada lokasi bilik batu tersebut ditandai dengan adanya batu yang terdapat sudut lancip yang diasumsikan sebagai penunjuk arah hadap bilik batu, seperti yang terlihat di beberapa tempat bilik batu yang ada di lokasi. Pada beberapa bilik telah di lukis dengan warna-warna hitam, putih, merah, dan kuning. Bilik batu yang baru ditemukan lagi ada 2 buah yang letaknya berdampingan dan mempunyai hiasan berupa lukisan dan goresan seperti goresan kotak-kotak segi empat, binatang melata, dan matahari serta lukisan motig binatang. Apabila dihitung jumlah keseluruhan bilik batu di situs Kecamatan Pajar Bulan ada 9 buah dan bilik batu ini ditemukan bersama-sama dengan tinggalan megalitik lainnya. Batu Berelief Batu berelief merupakan sebungkah batu andesit yang dipahatkan bentuk manusia dalam posisi kangkang yang digambarkan terdiri dari ; kepala, leher, badan, kaki, dan tangan, berbagai anggota badan seperti mata, hidung, mulut, sudah sangat aus dan penggambarannya tidak jelas lagi, pada bagian rambut terlihat kaku dan tegak-tegak. Penggambaran tokoh manusia ini digambarkan dengan posisi memanggul hasil buruan dan posisi kaki mekangkang, salah satu tangan kirinya memegang tanduk rusa dan tangan kanannya memegang ekor rusa, tokoh manusia yang dipahatkan ini nampaknya memakai ikat kepala dan untaian kalung. Keberadaan bentuk kalung yang dipahatkan pada batu berelief ini dianggap mempunyai kekuatan gaib untuk menolak bala. Bentuk kalung yang dipahatkan pada arca ini nampaknya seperti pada pahatan kalung di situs Tanjung Telang, Tanjung Sirih dan Tinggihari, yaitu berupa rangkaian yang berpenampang belah ketupat. Dengan ditemukannya pahatan dalam bentuk binatang tentunya mempunyai latar belakang tertentu, kemungkinannya adalah berkaitan dengan perburuan.

56

BAB V PEMBAHASAN Situs kepurbakalaan di Kecamatan Pajar Bulan tersebar pada lahan yang terbentang pada posisi koordinat UTM 0307620 dan 9562014 hingga 0313238 dan 9559732. Di masa awal berkembangnya budaya bercocok tanam, diperkirakan sudah terbentuk satu tatanan masyarakat yang sudh bermukim secara menetap dengan membentuk kelompok permukiman kecil semacam pedukuhan. E.M Loeb, seperti yang dikutip oleh Soejono (1994: 197), Daftar Pustaka Butzer, Karl W. 964. Environment and Archaeology: An Introduction to Pleistocene Geography. Chicago: Aldi Publishing Company. Clarke, David, 1977. Spatial Analysis in Archaeology. Spatial Archaeology,London:, New York, San Fransisco: Academic Press. Hal. 11-16 Gunadi Kasnowihardjo, 1994. Situs-situs Watu Kandang Lembah Kali Samin, Karanganyar, Jawa Tengah: Satu penelitian Peninggalan megalitik dengan pendekatan Lingkungan, Thesis Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta. Haris Sukendar , 2003 Megalitik Bumi Pasemah peranan serta Fungsinya . Badan pengembangan Kebudayaan dan Paiwisata, Deputi Bidang Pelestarian dan PengembanganBudaya. Jakarta. Haris Sukendar, 1985. Peranan Menhir Dalam Masyarakat Prasejarah Di Indonesia.PIA III, Ciloto 23-28 Mei. 1983. Jakarta:Puslit Arkenas. Haris Sukendar, 1984Tinjauan Arca Megalitik Tinggihari dan Sekitarnya Berkala Arkeologi No. V (2). Jogjakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta. Hoop,A.N.J.Th.a.th Van Der, 1932 Megalithic Remains In south Sumatra translated By.W Shirlaw , Netherlands: W,J .Thieme & Cie Zuthpen. Kristantina. 2003. Karakteristik Budaya Dan Pemukiman Situs Muara Payang Tinjauan Ekologi Dan Keruangan , Berita Penelitian Arkeologi : Balar Palembang 2003, hal 16. Tim Penelitian Arkeologi. 1993. Survei dan Ekskavasi Situs Megalitik Kota Raya Lembak,Kec. Jarai. Kab. Lahat. Laporan Penelitian Arkeologi. Balai Arkeologi Palembang. Palembang

57

Said, Chaksana AH dan Bambang Budi Utomo, 2006. Permukiman Dalam Perspektif Arkeologi. Dalam Permukiman di Indonesia Perspektif Arkeologi, hlm 1-15. Jakarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Subroto, Ph, 1995. Pola-Pola Zonal Situs-situs Arkeologi, Berkala Arkeologi edisi khusus, Yogyakarta. Balai Arkeologi. Suparlan, Parsudi, 1983, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungannya: Perspektif Antropologi Budaya,Dalam Manusia dalam Keserasian Lingkungan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia M.Fadlan S.Intan & Haris Sukendar , 1992 Laporan Penelitian Arkeologi : Penelitian Situs Kota Raya Lembak ,Kec.Jarai.Kab.Lahat Sumatera Selatan . Puslit Akenas Muhammad Hidayat, 1999. Tehnik Ekskavasi dan Ekskavasi. Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi. Lembang.(tidak diterbitkan) Mundardjito. 1990. Metode Penelitian Permukiman Arkeologi. Dalam Monumen Karya Persembahan untuk Prof. Dr.Soekmono, Lembaran Sastra, Seri Penerbitan Ilmiah No.11. Edisi khusus, hlm 19-30. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Metode Penelitian Arkeologi, 1999, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Jakarta. Rumbi Mulia, 1980.Beberapa Catatan Mengenai Arca-arca yang disebut arca Polinesia, Pertemuan Ilmiah Arkeologi, Cibulan 21-25 Februari 1977. Jakarta: Puslit Arkenas. Soejono, R.P, 1977. Sistem sistem Penguburan Pada Akhir masa Prasejarah di Bali, Disertasi. Bidang Sastra Universitas Indonesia. Subroto, Ph, 1995. Pola-Pola Zonal Situs-situs Arkeologi, Berkala Arkeologi edisi khusus, Yogyakarta. Balai Arkeologi.

58

LAMPIRAN

59

Peta Sebaran Megalitik Di Kec. Pajar Bulan, Kab. Lahat Provinsi Sumatera Selatan

Gb. 1. Peta sebaran megalitik di Kecamatan Pajar Bulan.

60

Peta Sebaran Arca Megalitik Di Kec. Pajar Bulan Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

Gb. 2. Peta Sebaran arca megalitik di Kec. Pajar Bulan, kab. Lahat

61

Peta Sebaran Batu Berelief Di Kec. Pajar Bulan Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

62

Peta Sebaran Batu Datar Di Kec. Pajar Bulan Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

63

Peta Sebaran Batu Temu Gelang Di Kec. Pajar Bulan. Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

64

Peta Sebaran Batu Lesung Di Kec. Pajar Bulan. Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

65

Peta Sebaran Batu Lumpang Di Kec. Pajar Bulan. Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

66

Peta Sebaran Batu Lumpang Di Kec. Pajar Bulan. Kab. Lahat. Provinsi Sumatera Selatan

67

68

69

You might also like