You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Saat ini kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang mendunia bagi anak-anak dan orang dewasa. Tahun 1998, WHO menyatakan obesitas sudah dalam dalam tingkat epidemik yang kalau dibiarkan akan menjadi obesitas global. Menurut data WHO pada awal tahun 2000an, sekitar 1 miliar orang mengalami kegemukan dan 30% diantaranya megalami kegemukan berlebihan atau obesitas. (www.emedicinehealth.com) Di Amerika Serikat, menurut Asosiasi Obesitas Amerika, angka obesitas pada anak-anak dan remaja terus meningkat. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak-anak sudah meningkat menjadi 20% pada tahun 2003 dari sekitar 5-6% pada tahun 1989. Secara umum, kegemukan dan obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Namun, kebanyakan hal ini berlaku pada orang dewasa. Belum ada kesepakatan dalam hal definisi kegemukan dan obesitas pada anak-anak. Sebagian menggunakan tabel Body Mass Index (BMI) yang sudah dimodifikasi berdasarkan usia untuk mengukur kegemukan dan obesitas pada anak-anak. Sebagian berpendapat bahwa anakanak yang memiliki kelebihan berat badan diatas 20% berat badan rata-rata anak sehat pada usia tersebut sudah termasuk obesitas. Sebagian lagi mengukur obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh diatas 25% untuk anak laki-laki dan diatas 32% untuk anak perempuan. Sebagian besar kegemukan dan obesitas adalah karena makan berlebihan. Hal ini tergolong dalam obesitas primer. Sisanya, disebabkan karena penyakit atau gangguan hormonal atau kelainan genetis yang tergolong dalam obesitas sekunder. 1

B. Tujuan Penulisan a. Tujuan umum Setelah menyunsun makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui gambaran umum tentang obesitas pada anak-anak dan proses asuhan keperawatannya b. Tujuan khusus Setelah menyusun makalah harapkan ini diharapkan : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian obesitas 2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebabkan obesitas 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala obesitas 4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisologi obesitas 5. Mahasiswa mampu menjelaskan manisfestasi klinis obesitas 6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada obesitas 7. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksaan pasien dengan obesitas 8. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kperawatan pada pasien obesitas C. Metode Penulisan Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode diskriptif yang

sumbernya penulis peroleh dari buku-buku terkait dan browsing di Internet. D. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi dan asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus tersebut. BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Obesitas Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan dengan kelebihan berat badan (over weight ),walaupun tidak selalu identik.Anak bongsor mempunyai masa jaringan otot dan kerangka tulang relative yang lebih banyak,sehingga berat,tinggi badan dan penampilannya nampak lebih besar dari rata-rata anak seusia,tetapi mereka termasuk obese. 2. Etiologi Obesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh untuk keperluan metabolisme dasar yang mencakup metabolisme dasar,SDA,aktivitas jasmani,pembuangan sisa makanan dan energi untuk pertumbuhan.Bila kelebihan energi ini berkelanjutan,misalnya 500 kkal setiap hari,maka diperkirakan dalam waktu satu minggu akan terjadi kenaikan BB sebanyak 450-500 g. Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan,penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal 4

tersebut.Masukan energi yang berlebihan,yang biasanya dihubungkan dengan bertambahnya nafsu makan,terdapat pada keadaan berikut : a. Gangguan psikologik/emosional,dalam hal ini makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam mendapatkan rasa kasih sayang,ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh penderita sebelumnya. b. Kelainan pada hipotalamus,kelenjar hipofisis,dan lesi otak lainnya yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang. c. Hiperinsulinisme,pada keadaan ini terjadi perendahan lipolisis,peninggian sintesis dan ambilan lemak. d. Kebiasaan pemberian makan,misal pemberian susu botol secara berulang pada bayi setiap kali menagis dan rewel atau pemberian makanan padat tinggi kalori sejak masa awal. e. Predisposisi genetic,yang terdapat pada beberapa binatang tertentu dan mungkun juga pada manusia.Hasil penelitian membuktikan bahwa anak kembar monozigotik walaupun dibesarkan terpisah mempunyai BB yang hampir sama dibandingkan dengan anak kembar dizigotik yang dibesarkan bersama. Penggunaan energi yang kurang mungkin ditemukan pada kedaan berikut : a. Merendahnya nilai metabolisme dasar,seperti perawatan baring yang lama pada penyakit menahun b. Endokrinopati,missal pada hipotiroidisme,sindrom adreno-genital ( sindrom chusing),sindrom Laurence-moon-biedl,sindrom pradelwili c. Berkurangnya aktivitas jasmani,meskipun dalam hal ini tanpa disertai masukan yang berlebih. 3. Patogenesis Kelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan disimpan sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh 5

lain.Selain itu obesitas mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah dan ukuran adiposit {sel lemak}.Jumlah adiposity ini akan bertambah bila terjadi masukan kalori yang meningkat,terutama pada janin dan masa bayi,rangsang untuk menambah jumlah sel adiposity ini akan berlangsung terus sampai pubertas,tetapi dengan intensitas yang menurun.Selama periode penurunan berat badan,besar sel lemak berkurang tetapi jumlahnya tetap. 4. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan diagnostic 1) DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh. 2) BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh. 3) Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps). Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa. http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas b. Pemeriksaan laboratorium

Test Darah Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah untuk memeriksa kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol tinggi, masalah jantung, dan gangguan hati. Dengan tes darah, dokter mungkin dapat menangkap dan merawat kondisi tertentu sebelum mereka menjadi masalah. 5. Manifestasi klinis Anak dengan obesitas akibat diet kalori tinggi,tidak hanya lebih berat tetapi juga lebih tinggi dari anak seusia,seperti juga terlihat dri umur tulangnya yang lebih melanjut.Karena masa pubertas timbul lebih awal,pada akhirnya anak yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunya tinggi badan yng relative lebih rendah dibandingkan anak sebayanya. Ditinjau dari segi diagnostic praktis,bentuk perawakan tubuh lebih mempunyai nilai diagnostic daripada berat badan.Pada raut muka nampak hidung dan mulut yang berbentuk kecil dengan dagu yang relative ganda.Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh,suatu keadaan yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan pada anak lelaki.Abdomen cenderung membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk pendulum { bandul lonceng } sering disertai adanya stria newarna putih bungur.Walaupun masih dalam ukuran normal,genitalia eksterna anak lelaki nampak lebih kecil dan hanya sedikit tersembul keluar,yang disebabkan karena seakanakan penis tersebut terpendam dalam jaringan lemak sekitarnya.Pertumbuhan genitalia anak perempuan umumnya berjalan normal,demikian pula haid pertama tidak terlambat.Ekstermitas bagian proksimal terlihat besar,sehingga akan nampak lengan atas yang besar dengan tangan yang relative kecil dan jari yang berbentuk runcing.Pada tungkai nampak paha yang besar,mungkin disertai kelainan koksavara dengan genu valgum.

Gangguan psikologik berupa kelainan emosional sering dijumpai pada anak dengan obesitas,meskipun terlihat ia dapat menyesuaikan diri.Karena malu ia enggan untuk bermain dan bergaul dengan temannya atau menghindar untuk berolahraga.Kelainan emosional ini mungkin menjadi penyebab atau merupakan akibat keadaan obesitas. Manifestasi kliniknya dapat juga berupa sebagai berikut : a. Wajah membulat. b. Pipi tembem. c. Dagu rangkap. d. Leher relatif pendek. e. Dada membusung, dengan payudara yang membesar karena mengandung jaringan lemak f. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat. g. Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan. Akibatnya, timbullah lecet. h. Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan lemak (burried penis). 6. Komplikasi a. Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan tekanan darah. b. Gangguan metabolisme glukosa. Misalnya, diabetes mellitus tipe II c. Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang, berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki) serta pertumbuhan tulang yang harus menahan beban yang lebih berat dari yang semestinya. d. Asma dan gangguan pernapasan seperti sleep apnea. e. Ketidaknormalan pertumbuhan f. Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan.

g. Gangguan mata; seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan batas pandangannya jadi lebih sempit. h. Gangguan fungsi hati i. Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan misalnya karena diolok-olok temannya. j. Hiperlipidemia (<>iHyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah.

7. Penatalaksanaan medis a. Pengaturan Diet 1) Jenis diet Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet ). Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang : a) Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal. 9

b) Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 1520% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari. c) Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari. 2) Tatanan diet Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan, dan frekuensi makan. Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan cepat akan kembali pada keadaan semula. pengaturan diet yang tepat adalah efektif untuk jangka panjang. Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan seimbang. Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan melakukan kegiatan fisik adalah hal yang dianjurkan untuk mempertahankan penurunan berat badan, selain itu mengurangi lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-paru. Kombinasi diet dan obat dapat membantu menurunkan berat badan jangka lama. http://www.epuppetry.com/diet/diet-yangtepat-bagi-penderita-obesitas/

3) Pola makan Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi gula/lemak atau minumanminuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada 10

makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3. b. Pengaturan kegiatan fisik Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju

metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari. Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkana Jenis kegiatan Jalan kaki 3 km/jam Jalan kaki 6 km/jam Joging 8 km/jam Lari 12 km/jam Tenis tunggal Tenis ganda Golf Berenang Bersepeda Kalori yang digunakan/jam 150 300 480 600 360 240 180 350 660

11

c. Modifikasi kebiasaan makan 1. Frekuensi Umumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal pemberian ASI, karena ASI dapat diberikan setiap saat sesuka bayi. Pada bayi yang mendapatkan PASI biasanya pemberian minum dilakukan setiap 3jam,sebanyak 6xsehari dan bila perlu ditambah 1-2 kali pada malam hari. Pada bayi BBLR diberikan minum dengan porsi yang lebih sedikit , tetapi lebih sering. Pada dasarnya makin kecil berat lahir bayi , makin kecil porsi minuman dan waktu pemberiannya. Bila bayi mulai diperkenalkan dengan makanan

pelengkap,maka jarak waktu pemberian makanan utama adalah 3-4jam dan diantaranya diberikan 2x makanan pelengkap berupa buah dan bikuit. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu pemberian makan disesuikan dengan kebiasaan pada orang dewasa . jadi, bila bayi telah mendapat nasi tim ,maka jadwal makan secara umum adalah sebagai berikut : 3x makan pagi,siang,dan sore ; 2kali ASI/PASI waktu pagi bangun tidur dan maalam sebelum tidur,2kali buah atau kue yang di berikan antara waktu makan;dan bila perlu tambahan minum malam hari .jadwal ini hendaknya dipertahankan sampai anak usia lanjut. Pada usia sekolah waktu makan sore di ubah menjadi makan malam ,seperti halnya pada orang dewasa . 2. Volume Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal menurut tinggi badannya. Bila pada awal penanganan didapatkan bahwa anak telah mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu dilakukan pengurangan jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar 12

200-500 kalori sehari, agar berat badan tidak selalu bertambah, atau dengan target penurunan berat 0,5 kg per minggu. Jika kita mentargetkan penurunan berat badan, maka penurunan badan ditargetkan sampai mencapai 10% di atas berat badan ideal. Tetapi, bila kita tidak mentargetkan penurunan berat badan, maka yang terpenting adalah mempertahankan berat badan agar tidak bertambah karena anak masih bertambah tinggi. 3. Makanan selingan Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi gula/lemak atau minumanminuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3. 4. Makanan tinggi serat Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori) sehingga dapat menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet tinggi serat juga akan mengakibatkan mineral yang penting untuk proses tumbuh kembang anak ikut keluar. Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak>2 tahun adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan pengaturan diet, perlu diperhatikan asupan dengan kandungan 13

garam cukup, yaitu 5 g per hari serta masukan zat besi, kalsium dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu dengan sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20% sehingga cukup untuk tumbuh kembang normal. http://www3.who.int/whosis/core/core_select_process.cfm http://my.opera.com/tarndang/blog/obesitas-bagaimanapenanganannya

B. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Obesitas 1. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien anak obesitas dalah : a. Anamnesis : 1) 2) 3) 4) Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas

rebound, remaja endogenous) Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri Riwayat gaya hidup : a) b) Pola makan/kebiasaan makan Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi pinggul

14

5)

Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang

disertai dengan resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe II

b. Pemeriksaan fisik : Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas c. Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan). d. Pemeriksaan antropometri : Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal. Rumus Broca Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagi berikut : Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100) Dari perhitungan rumus tersebut, jika berat badan seseorang melebihi angka 15% dari berat badan normal (TB-100), maka ia dapat dikategorikan dalam tingkat kegemukan (obese). e. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO. Metode Indeks Massa Tubuh (IMT)

15

Metode IMT sangat cocok bagi orang-orang yang ingin mengetahui berat badannya ditinjau dari segi kesehatan. Keuntungan utama dari penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai nilai biologis. Berdasarkan usia anak, hasil perhitungan nilai IMT dibagi menjadi empat kategori berikut : 1) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan (underweight) 2) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight) 3) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan berat badan (at risk of overweight) 4) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overweight), http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-padaanak_01.html Cara pintar mengatasi kegemukan anak a) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85. b) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri 2. Diagnosa keperawatan Menurut Nanda (1990), bahwa diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Adapun diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan obesitas yang mungkin timbul adalah:

16

a. b. physical bulk c. d. e. obesitas remaja 3.

Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style, Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, Perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen sebuah

disfungsional pola makan, faktor herediter

sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi internalisasi umpan balik negative

Perencanaan dan Tindakan keperawatan Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien (Hidayat A,A,2007). Dx.1 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsional pola makan, faktor herediter Tujuan 1 : klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar Kriteria Hasil : pola dan kebiasaan makan dengan jelas Intervensi : 1) Selalu menjaga apapun yang berkaitan dengan makan, meliputi :waktu makan, jumlahnya, dimana biasanya makanan itu dimakan, makan sendiri atau dengan orang lain, perasaan yang memicu keinginan unti\uk makan 2) Identifikasi stimulus makanan karena biasanya berpengaruh terhadap obesitas : sering merasa lapar, iklan-iklan makanan di televisi, rasa dan penampilan fisik dari makanan. remaja mulai terlihat

17

3) Kaji lingkungan saat makan untuk menentukan kemungkinan yang dapat menyebabkan obesitas, meliputi : dimana makanan itu dimakan, makn sendiri atau dengan orang lain, perasaan saat mengkonsumsi makanan, aktivitas yang dikerjakan ketika makan. 4) Analisa data terdahulu tentang pola makan dan factor lain yang berhubungan senagai dasar untuk membuat keputusan.

Dx.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style, physical bulk Tujuan : klien akan meningkatkan aktivitas fisik Kriteria hasil : remaja melakukan olahraga dan aktivitas yang disukai secara rutin Intervensi : 1) Kaji pola aktivitas dan aktivitas yang penting dari remaja 2) Buat program aktivitas seperti lari, berenag, bersepeda, aerobic, atau olahraga setelah pulang sekolah 3) Dorong aktivitas rutin seperti berjalan dan menaiki tangga 4) Dorong untuk lebih meningkatkan aktivitas saat stress DX. 3 Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi Tujuan : klien akan medapatkan support yang adekuat Kriteria Hasil: remaja terlibat dalam program-program dasar sekolah intervensi: 1) Menerapkan program sekolah penurunan berat badan untuk mendorong pencapaian target

18

a) menggunakan sistem buddy b) menggunakan teman sebagai sponsor dan positif reinforcers c) memberikan sederhana d) grafik perubahan berat badan positif dan tampilan grafik dalam program dimana orang lain dapat melihatnya e) menyediakan pendidikan gizi 2) Mempunyai anggota keluarga yang berfungsi sebagai monitor di rumah untuk membantu dalam kemajuan mencapai tujuan dan mendorong remaja dengan pernyataan positif Dx.4 gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi umpan balik negative Tujuan : pasien akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan perasaan dan keprihatinan Kriteria Hasil : a. Remaja mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah b. Remaja mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan berat badan intervensi: 1) Mendorong anak untuk membicarakan perasaan-nya dan penguatan untuk perubahan berat badan: pujiansosial, kontrak nyata yang mendapatkan penghargaan

keprihatinan karena ini dapat memfasilitasi koping 2) Memperkuat prestasi 3) dorong perawatan yang baik, kebersihan, dan sikap untuk meningkatkan penampilan dan meningkatkan harga diri 4) bantu dengan mengeksplorasi aspek positif dari penampilan dan cara-cara untuk meningkatkan aspek ini

19

Dx. 5 : perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen sebuah obesitas remaja Tujuan : klien/keluarga akan telibat dalam program penurunan berat badan Kriteria hasil/hasil yang diharapkan : a. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak b. support keluarga dalam pencapaian tujuan Intervensi : 1) keluarga berpendidikan tentang program penurunan berat badan, meliputi nutrisi yang berhubungan dengan intake makan dan olahraga, support psikoligi 2) mendorong keluarga untuk : a) gunakan reinforcement yang sesuai b) ubah makanan dan lingkungan makan c) mempertahankan sikap yang tepat tentang program d) membantu dalam memonitor kebiasaan makan, food intake, aktivitas fisik, perubahan berat e) hilangkan makanan sebagai hadiah, karena hal ini dapat berkontribusi untuk obesitas f) mendorong remaja dengan perkataan positif, dalam rangka untuk meningkatkan self-esteem Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi: 1) 2) 3) 4) Anak akan mengikuti diet yang menyediakan hilangnya kadar lemak tanpa Anak akan terlibat dalam program latihan rutin. Anak akan memodifikasi perilaku makan. Anak dan keluarga akan mendapat dukungan psikologis. 20

mempengaruhi pertumbuhan, aktivitas normal, dan kesejahteraan psikologis.

4.

Evaluasi Keefektifan dari intervensi keperawatan adalah dengan melakukan reassessment secara terus menerus berdasarkan pada petunjuk observasi dan hasil yang diharapkan :

a. b. c. d. e.

klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar klien akan meningkatkan aktivitas fisik klien akan mendapatkan support yang adekuat klien mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan berat badan keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan dengan kelebihan berat badan (over weight ),walaupun tidak selalu identik. Kelebihan berat badan pada anak dapat disebabkan karena gangguan psikologik/emosional, kelainan pada hipotalamus, kelenjar hipofisis, hiperinsulinisme, kebiasaan pemberian makan, predisposisi genetic. Sedangkan tanda tandanya antara lain wajah membulat, Pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung, dengan payudara yang membesar karena mengandung jaringan lemak, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat. Adapun penanganan yang dapat dilakukan adalah Pengaturan Diet,Pengaturan kegiatan fisik,Modifikasi kebiasaan makan. 21

B. Saran Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi ilmiah maupun presentasi tentang keperawatan anak terutama obesitas pada anak sehingga para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang masih kurang pada pembahasan yang dipresentasikan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas http://medicastore.com/penyakit/61/Hiperlipidemia.html http://my.opera.com/tarndang/blog/obesitas-bagaimana-penanganannya http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-pada-anak_01.html http://translate.google.co.id/translate? hl=id&sl=en&u=http://nursingcareplan.blogspot.com/2006/12/ncpobesity .html&ei=fZ7hS7r4B5KzrAf5_fXxAg&sa=X&oi=translate&ct=result&re snum=1&ved=0CA8Q7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dnursing %2Bcare%2Bplan%2Bof%2Bobesity%2Bon%2Bpediatric%26hl%3Did 22

%26client%3Dfirefox-a%26hs%3D5Bi%26rls %3Dorg.mozilla:id:official,diakses tanggal 6 Mei 2010,13.00 http://www.igdrsml.co.cc/2010/03/o-b-e-s-i-t-s.html http://www.symptomfind.com/diseases-conditions/obesity-tests-diagnosis/ http://www3.who.int/whosis/core/core_select_process.cfm Makrum.A.HA.1991.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta;Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia www.americanheart.org,diakse tanggal 4 Mei 15.00 www.cdc.gov,diakses tanggal,6 Mei 2010,14.00 www.emedicinehealth.com,diakses tanggal,4 Mei 2010,15.00

23

You might also like