You are on page 1of 32

BAB I PENDAHULUAN

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi) yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah. Secara umum gangguan pada pada saluran napas dapat merupa sumbatan pada jalan napas (obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran napas dapat menyebabkan sumbatan pada saluran napas. Tumor yang menekan dinding dada dapat menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding dada dan menimbulkan nyeri. Cairan di rongga pleura yang sering ditemukan pada kanker paru juga menganggu fungsi paru. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker. Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5 %) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik.

Jenis kanker paru-paru diantaranya adalah lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari: Karsinoma sel skuamosa, Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum, Karsinoma sel besar, Adenokarsinoma. Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah Adenoma (bisa ganas atau jinak), Hamartoma kondromatous (jinak) , Sarkoma (ganas) Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Tumor Paru Tumor paru adalah penyakit yang ditandai dengan tidak terkontrolnya pertumbuhan sel di jaringan paru. Paru primer yang berasal dari saluran pernapasan. Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor ganas, dan 95% tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bila kita menyebut kanker paru maka yang dimaksud adalah karsinoma bronkogenik.1 Meskipun pernah dianggap sebagai suatu bentuk keganasan yang jarang terjadi, insiden kanker paru di Negara industry telah meningkat sampai tahap epidemic sejak tahun 1930. Kanker paru sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-laki maupun perempuan. Insiden tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun. Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya kebiasaan merokok yang sebenarnya dapat dihindari. 1 Jaringan paru yang mengalami keganasan adalah: Mukosa bronkus Sel epitel Sel membran basalis Sel kelenjar bronkus

Mukosa bronkiolus Sel alveolus Jaringan paru lainnya.

2. Etiologi Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paruparu. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria

dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. 2 Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Radon adalah gas radio aktif yang terbentuk di batu-batuan dan di tanah tertentu. Orang yang bekerja di dalam pertambangan lebih terpapar gas ini. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

Metastasis terjadi karena tumor paru ini merupakan satu-satunya tumor yang mampu berhubungan dengan sirkulasi arterial, sehingga dapat menyebab hampir ke semua organ. 2

3. Patofisiologi Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai prognosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokarsinoma prognosis baik karena sel ini pertumbuhan lambat.

Pathway -Asap rokok -Polusi Udara -Pemajanan Okupasi

Iritasi mukosa Bronkus

Peradangan Kronik

Pembelahan sel yang tidak terkendali

Karsinoma paru

Iritasi oleh massa tumor

Adanya massa dalam paru

Nyeri

Peningkatan

Kerusakan membran alveoli

Sekresi mukus

Gangguan pertukaran gas

Penurunan ekspansi paru

Batuk

Sesak nafas

Pola nafas tidak efetkif malaise

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Intoleran aktivitas

4. Pathogenesis Berdasarkan teori onkogenesis terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supresor tumor dalam genom (genom). Adanya inisator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (inersi/inS) sebagai susunan pasangan basanya, tampilnya gen erB1 dan atau neu/erB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah programmed cell dead). Perubahan gen menyebabkan sel paru berubah menjadi sel kanker.3

Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Sebelum tahun 1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor terjadi oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa lintasan angiogenesis diperlukan bagi tumor untuk berkembang dan menyebar. Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah tumor hanya akan berkembang hingga memiliki diameter sekitar 1-2 mm, dan setelah itu perkembangan tumor akan terhenti. Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah tumor akan berkembang hingga melampaui ukuran diameter 2 milimeter.[16] Oleh karena itu, sel tumor memiliki kemampuan untuk mensekresi protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis. Dari berbagai protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis seperti acidic fibroblast growth factor, angiogenin, epidermal growth factor, GCSF, HGF, interleukin-8, placental growth factor, platelet-derived endothelial growth factor, scatter factor, transforming growth factoralpha, TNF-, dan molekul kecil seperti adenosina, 1-butyryl glycerol, nikotinamida, prostaglandin E1 dan E2; para ilmuwan telah

mengidentifikasi dua protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tumor yaitu vascular endothelial growth factor (VEGF) dan basic fibroblast growth factor (bFGF). Kedua protein ini disekresi oleh berbagai jenis sel kanker dan beberapa jenis sel normal.4,5

Sekresi VEGF atau bFGF akan mengikat pada pencerap sel endotelial dan mengaktivasi sel tersebut untuk memicu lintasan metabolisme yang membentuk pembuluh darah baru.[18] Sel endotelial akan memproduksi sejumlah enzim MMP yang akan melakukan degradasi terhadap jaringan matriks ekstraselular yang mengandung protein dan polisakarida, dan berfungsi untuk sebagai jaringan ikat yang menyangga jaringan parenkima dengan mengisi ruang di sela-sela selnya. Degradasi jaringan tersebut memungkinkan sel endotelial bermigrasi menuju jaringan parenkima, melakukan proliferasi dan diferensiasi menjadi jaringan pembuluh darah yang baru. 4,5 4 Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat aktivitas hormon Tiroksin dan tri-iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor. 4

5. Klasifikasi Tumor secara umum dibagi pada tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna), adapun perbedaan antara kedua jenis tersebut adalah sebagai berikut: Tumor Benigna 1.Sering disebut tumor 2. Tidak menyebar 3. Tidak mengancam hidup 4. Dapat dioperasi dengan baik 5. Pertumbuhannya lambat 6. Beberapa gambaran mitosis 7. Tumbuh ekspansif 8.Encapsulation biasanya ada Tumor Maligna Disebut kanker Sering metastasis Kematian tinggi Sulit dioperasi Tumbuh cepat Banyak gambaran mitosis Tumbuh infiltratif Psudoencapsulation

Tumor Jinak Tumor jinak yang tersering adalah kista paru, kista paru ditandai oleh adanya

pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru. Kista paru adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Para dokter memperkirakan adanya hubungan antara gen dengan kista paru. Banyak jenis penyakit paru-paru mengarah ke pembentukan kista di paru-paru. Kelainan yang ditandai adanya udara dalam rongga dada bisa berkembang menjadi penyakit termasuk Langerhans sel histiocytosis, lymphaniomyomatosis, kista bronkiektasis, honeycombing dan confluent centrilobular empisema, paraseptal empisema dan bullae. Berbagai mekanisme pembentukan kista susulan, termasuk penyumbatan pembuluh darah atau iskemic nekrosis, dilatasi bronkus dan gangguan jaringan paru. Kista paru mempunyai beberapa bentuk: 1. Soliter 2. Multiple b. Letak di basal : Kista congenital, kista infeksi, kista neoplastik. : a. Letak di apex : bleb, bulla :Kista bronchiektasis, kista pneumatokele

3. Letak tidak menentu : Komplikasi tuberculosa, komplikasi infiltrasi proses yang lain.

10

Kanker Paru Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria: 1,2,3 1. Kanker paru primer Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Nonsmall cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat dan agresif. SCLC meliputi sekitar 20% dari Kanker Paru. Karena dalam pemeriksaan mikroskop sering nampak seperti sel oat maka dikenal juga dengan nama oat cell carcinomas. (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, dan hanya 1% kanker tipe ini terjadi pada orang bukan perokok. Kanker ini menyebar (metastasis) ke beberapa bagian dari tubuh, dan sering didiagnosis setelah penyebaran terjadi. Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.NSCLC merupakan tipe Kanker Paru yang sering dijumpai, dan meliputi sekitar 80% dari Kanker Paru. Kanker paru primer diklasifikasikan menurut jenis histologinya, semuanya memiliki riwayat alami dan respons terhadap pegobatan yang berbeda.

2. Kanker paru sekunder Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.

Menurut WHO tahun 1999 klasifikasi kanker paru primer dapat dibagi menjadi: 1,2,3

11

Karsinoma bronkogenik a) Karsinoma epidermoid (skuamosa) Dulu dikenal dengan nama adenokasinoma. Meliputi 30% dari tipe NSCLC, dinamakan juga epidermoid karsinoma. Kanker tipe ini biasanya tumbuh disekitar dada bagian tengah di daerah bronchus.

b) Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat) Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.

c) Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar) Tipe ini paling sering didapatkan di Amerika Serikat dan mencapai 50% dari tipe NSCLC. Seperti halnya tipe SCLC (tipe 2.1.) kanker tipe ini bisa berhubungan dengan perokok namun bisa terjadi pada orang yang bukan perokok. Ada pula subtipe dari kanker ini dengan nama Bronchioloalveolar carcinoma yang secara spontan timbul pada beberapa tempat dari paru dan menyebar melalui dinding alveolar. Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe ada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

12

d). Karsinoma sel besar Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat tempat yang jauh. Kadang-kadang diberi nama undifferentiated carcinomas, merupakan kanker paru yang paling jarang dijumpai. d) e) Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid lain-lain: Tumor karsinoid (adenoma bronkus) Tumor kelenjar bronchial Tumor papilaris dari epitel permukaan Tumor campuran dan karsinosarkoma Sarkoma Tak terklasifikasi Mesotelioma Melanoma

6. Diagnostik Anamnesis Gejala-gejala kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas tersebarnya tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau mudah diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai macam-macam dari gejala-gejala berikut: Tidak ada gejala-gejala: Pada sampai dengan 25% dari orang-orang yang mendapat kanker paru, kanker pertama kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan CT scan secara rutin sebagai suatu massa kecil yang terpencil kadangkala disebut suatu luka coin (coin lesion). Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang kecil seringkali melaporkan tidak ada gejalagejala kanker paru pada saat itu ditemukan.

13

Gejala-Gejala yang berhubungan dengan kanker: Pertumubuhan kanker dan penyerangan (invasi) jaringan-jaringan paru dan lingkunganlingkungannya mungkin mengganggu pernapasan, menjurus pada gejalagejala seperti batuk, sesak napas, mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis). Jika kanker telah menyerang syaraf-syaraf, contohnya, ia mungkin menyebabkan nyeri pundak yang bergerak kebawah bagian luar lengan (disebut Pancoasts Syndrome) atau kelumpuhan pitapita suaru menjurus pada suara serak (parau). Penyerangan kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan (dysphagia). Jika suatu saluran udara yang besar terhalangi, mengempisnya sebagian dari paru mungkin terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi (abscesses, pneumonia) pada area yang terhalangi. Gejala-Gejala yang berhubungan dengan metastasis: Kanker paru yang telah menyebar ke tulang-tulang mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa pada tempat-tempat tulang yang terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin termasuk penglihatan yang kabur, sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau gejala-gejala stroke seperti kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh. Gejala-Gejala Paraneoplastik: Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa yang disebut paraneoplastic syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi paling umum dengan SCLC namun mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja. Suatu paraneoplastic syndrome yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah produksi dari suatu hormon yang disebut adrenocorticotrophic hormone (ACTH) oleh sel-sel kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan oleh kelenjarkelenjar adrenal (Cushings syndrome). Sindrom paraneoplastik

(paraneoplastic syndrome) yang paling sering terlihat dengan NSCLC adalah produksi dari suatu unsur serupa dengan hormon paratiroid, berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang meningkat dalam aliran darah.

14

Gejala-Gejala Nonspesifik: Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan banyak kanker-kanker termasuk kanker paru meliputi kehilangan berat badan, kelemahan, dan kelelahan. Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-perubahan suasana hati adalah juga umum. Keluhan utama yang sering ditemui, yaitu: 1,2,3 a) Batuk dengan atau tanpa dahak b) Hemoptisis c) Sesak napas d) Napas berbunyi (mengi) e) Suara serak f) Nyeri dada atau nyeri perut

g) Sulit atau sukar menelan h) i) Benjolan dipangkal leher (kelenjer region lobi) Sembab wajah

Keluhan lainnya: a) Berat badan menurun b) Nafsu makan menurun c) Demam hilang timbul d) Lekas mengalami kelelahan Manifestasi klinis dapat bersifat, yaitu: 1. Gejala intrapulmonal (lokal) a) Batuk lebih dari 2 minggu b) Batuk darah c) Nyeri dada d) Mengi (wheezing, stridor) karena obstruksi saluran napas e) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru f) Atelektasis

15

2. Gejala intratorasik ekstrapulmonar a) nyeri dada b) dispnea karena efusi pleura c) invasi ke pericardium d) terjadi tamponade atau aritmia e) sindrom vena cava superior f) g) sindrom horner suara serak

h) sindrom pancoas 3. Gejala ekstratorasik non metastatik a) Neuropatia karsinomatosa b) Hypertropic pulmonary osteoathropathy c) Migratory thromboplebitis 4. Gejala ektratorasik metastatik Satu-satunya tumor yang mampu berhubungan langsung dengan sirkulasi arterial, sehingga bisa menyebar hampir ke semua organ, terutama di otak, hati, tulang, dan adrenal. Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, Bone survey, USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan metastasis. Tetapi pemeriksaan radiologi konvensional (Thorax PA, lateral, fluoroskopi) masih tetap mempunyai nilai yang tinggi, meskipun kadang-kadang tumor itu sendiri tidak terlihat tetapi kelainan sebagai akibat adanya tumor akan sangat dicurigai kearah keganasan, misalnya kelainan emfisema setempat, atelektasis, peradangan sebagai komplikasi tumor atau akibat bronkus terjepit dan pembesaran kelenjar hilus yang unilateral. Efusi pleura yang progresif dan elevasi diafragma (paralisis nervus frenikus) juga perlu dipertimbangkan sebagai akibat tumor ganas paru.
16

Melakukan rontgen dada adalah langkah pertama jika pasien melaporkan gejala-gejala yang mungkin menyarankan kanker paru-paru. Hal ini dapat mengungkapkan massa yang jelas, pelebaran mediastinum (sugestif menyebar ke kelenjar getah bening di sana), atelektasis (kolaps), konsolidasi (pneumonia), atau efusi pleura. Jika tidak ada temuan radiografi tapi kecurigaan yang tinggi (seperti perokok berat dengan dahak yang berlumuran darah), bronkoskopi dan / atau CT scan dapat memberikan informasi yang diperlukan. Bronkoskopi atau CT, biopsi sering digunakan untuk

mengidentifikasi jenis tumor. Temuan abnormal pada sel-sel (" atypia ") dalam sputum berhubungan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru. Sputum sitologi pemeriksaan dikombinasikan dengan pemeriksaan skrining lain mungkin memiliki peran dalam deteksi dini kanker paru-paru.4 1. Foto rontgen Dapat ditemukan: 4 a) Massa radiopaque di paru b) Obstruksi jalan napas, dengan akibat atelektasis c) Pembesaran kelenjar hilar d) Kavitasi e) Tumor pancoas f) Efusi pleura g) Kelainan tulang, biasanya bersifat osteolitik

Gambaran Radiologis Tumor paru Sinistra Lobus Superior Segmen Anterior.

17

Secara umum kanker paru lebih banyak ditemukan pada paru kanan dibandingkan paru kiri , serta melibatkan lobus superior daripada lobus inferior dengan perbandingan (3:2). Berdasarkan jenis histopatologik, karsinoma epidermoid dan karsinoma oat sel, bisa terletak di sentral atau di perifer, namun adeno karsinoma hampir selalu di perifer. 2

3. Bronkoskopi

Pemeriksaan bronkoskofi sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis kanker paru. Adapun gambaran bronkografi yang dianggap patognomonik adalah obstruksi stenosis irregular, stenosis ekor tikus, dan indentasi cap jempol. Hasil positif dengan bronkoskofi ini dapat mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk tumor yang letaknya perifer. 2 Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru.

4.

Tomografi dan Computed Tomografi

Pemeriksaan ini lebih baik dibandingkan bronkoskofi, oleh karena dapat menunjukkan dengan jelas lokalisasi, ekstensi ekstrabronkial, kavitasi kalsifikasi dan umbilikasi. Computed tomografi (CT merupakan prosedur yang paling akurat untuk mengevaluasi mediastinum secara non invasive, namun untuk kalainan di paru, tampaknya tidak mempunyai keuntungan disbanding foto toraks standar PA dan lateral). 2,3

CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak.

18

Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan: - ukuran tumor - penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya - penyebaran ke organ lain.

Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita.

5. Pemeriksaan Sitologi Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena tergantung dari: 3 Letak tumor terhadap bronkus Jenis tumor Tekhnik pengeluaran sputum Jumlah sputum yang diperiksa. Dianjurkan 3-5 hari berturut-turut Waktu pemeriksaan sputum (sputum harus segar)

19

Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamosa. Pemeriksaan sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru. 3 Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnosis lain untuk diagnostic kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopi. 3 6. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan, yaitu: 2,3 Endoskopi Torakoskopi Mediastinoskopi Biopsy Imunologi Biochemical marker

Gambaran radiologi Karsinoma Paru

Ket : NSCLC dengan bronkoscopy. Sebuah lesi central besar


didiagnosa NSCLC

20

Ket: NSCLC pada lobus paru kiri bawah dengan efusi pleura kiri

Ket : gambaran SCLC

Ket : SCLC dengan massa Mediastinal

21

Tabel. Stadium kanker paru3 Derajat system TNM Ca tersamar Derajat 0 Derajat I Derajat II Derajat III A Derajat III B Derajat IV Tx Tis T1,T2 T1,T2 T1,T2, T3 Semua T, T4 Semua T No No No N1 N2 N0,N1,N2 N3 Semua N Semua N M1 Mo Mo Mo Mo Mo Mo

Keterangan:

BerdasarkanTNM: T=TumorN=Nodul(kelenjer limfe) ; M=Metastasis 1. T: T-0 : Tidak tampak tumor primer Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan

sel tumor ganas pada bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau bronkoskopis. Tis T-1 T-2 : Karsinoma in situ : Diameter tumor < 3 cm, tanpa invasi ke bronkus : Diameter tumor > 3 cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis,

namun berjarak > 2 cm dari karina, serta belum ada efusi pleura T-3 : tumor ukuran besar dengan tanda invasike sekitar (dinding thoraks,

diafragma, atau mediastinum) atau sudah berada dekat karina dan atau disertai efusi pleura. T-4 : Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung,

pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
22

2.

N N-0 N-x N-1 N-2 N-3 M

: Kelenjar getah bening regional : Tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe : Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai : Terdapat penjalaran ke kelinjar limfe hilus ipsilateral. : Terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau kontralateral : Terdapat penjalaranke kelenjar limfe ekstratorakal : Metastasis (anak sebar)

M : M-0 : Tidak terdapat metastase jauh M-x : Metastasis tak dapat dinilai M-1 : Sudah terdapat metastase jauh ke organ-organ lain

Stadium Kanker Paru Untuk menentukan stadium Kanker Paru, perlu diadakan beberapa macam pemeriksaan, diantaranya: pemeriksaan darah, X-ray, CT scans. Scan tulang, MRI scans dan lainnya7. 1. Tipe NSCLC 1.1. Stadium (stage) I Kanker masih di Paru

1.2. Stadium II dan III, kanker masih di dalam rongga dada. Stadium III yang lebih besar dan invasif. 1.3. Stadium IV, kanker Paru menyebar keluar rongga dada ke bagian tubuh yang lain.

2. Tipe SCLC 2.1. Limited-stage (LS), kanker tetap di daerah asalnya di dalam rongga dada. 2.2. Extensive-stage (ES), kanker telah menyebar keluar rongga dada ke bagian trubuh yang lain.

23

7. Pengobatan Tujuan pengobatan kanker,yaitu: 3 Kuratif :menyembuhkan atau memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup pasien. Paliatif : mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup Rawat rumah pada kasus terminal : mengurangi dampak fisik maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga Suportif : menunjang pengobatan kuratif paliatif dan terminal, seperti pemberian nutrisi, transfusi darah dan komponen darah, growth factors obat anti nyeri dan obat anti infeksi. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk kanker paru, yaitu: 2,3

1. Pembedahan Cara terbaik Pilihan pertama pada stadium I dan II Indication : NSCLC stage I& II neoajuvant chemotherapy for stage III A neoajuvant radiotherapy for V.Cava superior syndrom Lung function test FEV1 > 60% ,FVC normal contralateral.

Pembedahan tidak perlu dilakukan jika: kanker telah menyebar keluar paru-paru kanker terlalu dekat dengan trakea penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru yang berat).

Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan.

24

Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan. Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.

2. Radioterapi Pilihan ke dua setelah pembedahan Kurang efektif pada jenis epidermoloid dan adeno karsinoma Emergency case for Pancoast tumor w/ VCSS Preradiaton : Hb> 10gr%, platelate >100.000/dl WBC > 3000/dl Unfavourable group : PS < 70, Lung function test abnormal, loss of BW > 5% /2 mo Tumor inoperable: cobination Radio & Chemotheraphy Tujuan paliatif pada: Mengurangi obtruksi vena cava superior Mengurangi metastase ke tulang dan nyeri Paska bedah

Efek samping radiasi Depresi sutul Iritasi kulit Esofagitis Rad. pneumonie/Fibrosis Aktivitas infeksi (TB, jamur)

25

Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius. Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone).

3. Kemoterapi Terapi baku dimulai dari stadium III aA dan untuk pengobatan paliatif Kemoterapi adjuvant dimulai stadium II Digunakan bila tumor luas, metastase (+) Syarat syarat sebelum chemotherapy: - Tampilan > 70-80 (Karnofsky) - Hemoglobin >10 g% - Granulosit >1500/mm3 - Trombosit > 100.000/mm3 - Fungsi hati baik - Fungsi ginjal baik (c.clearens>70/mt) Evaluation of treatment 1. Subyective response : -performance status -body weight increase 2. Obyective response : - complate response - partial renponse - stabile renponse - progressive disease 3. Side effect of chemotherapy

26

Regimen Kemoterapi Non small cell Ca - CAP II ( Sisplatin, Andrimisin, Siklofosfamid ) - PE ( Sisplatin atau Karboplatin + etoposid) - Paklitaksel+ Sisplatin atau Karboplatin - Gemsitabin + Sisplatin atau Karboplatin - Dosektasol + Sisplatin atau Karboplatin

Small cell Ca -Sisplatin + Etoposide

4. Imunoterapi Meningkatkan data tahan tubuh Meningkatkan hasil terapi lain (post operatif) Obatnya: Vaksin BCG Corynebacterium pavuum Levamisol, 3x50 mg 2 x/minggu selama 3-6 bulan

8. Pencegahan Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru, tetapi Anda dapat mengurangi risiko jika Anda:

1. Tidak merokok. Jika Anda belum pernah merokok, jangan mulai. Bicaralah dengan anak-anak Anda untuk tidak merokok sehingga mereka bisa memahami bagaimana untuk menghindari faktor risiko utama kanker paru-paru. Banyak perokok mulai merokok di usia remaja. Memulai percakapan tentang bahaya merokok dengan anakanak Anda lebih awal sehingga mereka tahu bagaimana harus bereaksi terhadap tekanan teman sebaya.

27

2. Berhenti merokok. Berhenti merokok sekarang. Berhenti merokok mengurangi risiko kanker paru-paru, bahkan jika anda telah merokok selama bertahun-tahun. Konsultasi dengan dokter Anda tentang strategi dan bantuan berhenti merokok yang dapat membantu Anda berhenti. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin, obat-obatan dan kelompok-kelompok pendukung.

3. Hindari asap rokok. Jika Anda tinggal atau bekerja dengan perokok, dorong dia untuk berhenti. Paling tidak, minta dia untuk merokok di luar. Hindari daerah di mana orang merokok, seperti bar dan restoran, dan memilih area bebas asap.

4. Tes radon rumah Anda. Periksa kadar radon di rumah Anda, terutama jika Anda tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar radon yang tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih aman. Untuk informasi mengenai tes radon, hubungi departemen kesehatan.

5. Hindari karsinogen di tempat kerja. Tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja. Perusahaan Anda harus memberitahu Anda jika Anda terkena bahan kimia berbahaya di tempat kerja Anda. Ikuti tindakan pencegahan atasan Anda. Misalnya, jika Anda diberi masker untuk perlindungan, selalu memakainya. Tanyakan kepada dokter apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri di tempat kerja. Resiko kerusakan paru-paru dari karsinogen ini meningkat jika Anda merokok.

6. Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada perokok.

28

7. Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika bisa sama sekali tidak. Batasi diri Anda untuk satu gelas sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas sehari jika anda seorang laki-laki. Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari.

8. Olah raga. Capaiminimal 30 menit olah raga pada setiap hari dalam seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum berolahraga secara teratur.

9. Prognosis Jika sudah ada gejala atau tanda penyakit,75% sudah tidak dapat disembuhkan lagi. Dari penderita yang sudah didiagnosis ketahanan hidup satu tahun mencapai 20%, ketahanan hidup kurang dari lima tahun kurang dari 10%. Jadi, prognosis secara keseluruhan bagi pasien dengan karsinoma paru adalah buruk dan hanya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, meskipun telah diperkenalkan berbagai agen-agen kemoterapi yang baru. Dengan demikian,penekanan harus diberikan pada pencegahan. Tenaga-tenaga kesehatan harus menganjurkan masyarakat untuk tidak merokok atau hidup dalam lingkungan yg tecemar polusi industri. Tindakan-tindakan proteksi harus dilakukan bagi mereka yang bekerja dengan asbes, uranium, kromium, dan materi karsiogenik lainnya.

10. Komplikasi a) Penyebaran Intrathorax Kompresi esophagus disfagia Paralisis N. Laringeus Reccurent Disfagia Paralisis N. simapticus Sindroma Horner (Penurunan kemampuan pupil) Sindroma Pancoast tumor local yang muncul local di paru, biasanya pada bagian apex paru dengan lesi mengenai N.Cervicalis VIII dan N. Thoracalis 1 dan II, sehingga timbul rasa nyeri khas yang menyebar. Sindroma vena cava superior

29

b) Penyebaran extrathorax Metastase pada otak dengan gangguan neurologic Metastase ke ginjal Tulang Hepar Sum-sum tulang KGB Sindroma Endokrin misalnya dikeluarkannya enzim peptide oleh sel kanker yang dapat menyebabkan terangsangnya kelenjar para

tiroid,sehingga terjadi hiperkalsemia. Sindroma jaringan ikat clubbing finger Manifestasi cutaneus. Manifestasi renal.

30

BAB III KESIMPULAN

Karsinoma paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru yang dapat berasal dari sel-sel di dalam paru maupun dari karsinoma dibagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Etiologi sebenarnya dari karsinoma paru belum diketahui, tetapi rokok baik pada wanita atau pun pria memegang peranan paling penting. Pembagian praktis karsinoma paru yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan non small lung cancer (NSCLC). Gejala klinis dari karsinoma paru seperti batuk yang menetap, dahak bisa mengandung darah, demam, nyeri dada, sesak nafas, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelemahan. Pemeriksaan radiologis dapat dilakukan antara lain foto thorax, bronkografi invasif, CT scan, serta pemeriksaan radiologik konvensional (toraks PA, lateral, iluoroscopy). Diagnosis dari karsinoma paru dilakukan berdasarkan penggolongan (sadium) TNM karsinoma terbaru dari Internasional Union Against Cancer dan American Joint Committee on Cancer. Terapi yang paling sering adalah kombinasi dari pembedahan, radiasi, dan kemoterapi dengan prognosis secara keseluruhan bagi pasien-pasien dengan karsinoma paru adalah buruk dan hanya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. Prognosis secara keseluruhan bagi pasien dengan karsinoma paru adalah buruk dan hanya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, meskipun telah diperkenalkan berbagai agen-agen kemoterapi yang baru. Dengan demikian,penekanan harus diberikan pada pencegahan. Tenaga-tenaga kesehatan harus menganjurkan masyarakat untuk tidak merokok atau hidup dalam lingkungan yg tecemar polusi industri. Tindakan-tindakan proteksi harus dilakukan bagi mereka yang bekerja dengan asbes, uranium, kromium, an materi karsiogenik lainnya.

31

DAFTAR PUSTAKA

1.

Wilson LM. Tumor ganas paru. price S, Wilson LM., editors. Dalam; Patofisiologi.EGC; 2006; 843-49.

2.

Guyton Arthur C, Hall Jhon E., 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC Jakarta. Hal. 1159, 1161, 1171 1173.

3.

Amin M, Alsagaff, Saleh WB. Ilmu penyakit paru. Airlangga Uneversitas Press:2000;91106.

4.

Amin Z. Kanker paru. Sudoyo AW, Setiyohadi B, alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Dalam; Ilmu penyakit dalam. FKUI; 2007; 4 (2);1005-10.

5.

Wikipedia. Kanker paru. [dikutip tanggal 12 Januari 2012]. Diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Lung_cancer.

6.

Wikipedia. Lung Cancer. [cited 11 January 2012]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Lung cancer). Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal.1049 1051.

7.

32

You might also like