You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillahi Robbil Aalamiin wash sholaatu was salaamu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa Aalihi wa Ashhaabihi wa man tabiahum bi ihsaan ilaa yaumil qiyaamah. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Akidah Akhlak ini dengan sebaikbaiknya. Makalah ini membahas tentang pengertian fitnah, bentuk-bentuk sikap fitnah, nilai negatif sikap fitnah, upaya menghindari sikap fitnah, hal-hal yang perlu dilakukan ketika mendapat fitnah. Untuk itu kami membuat makalah ini supaya dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita sebagai manusia dalah kehidupan masyarakat. Untuk itu kami mengharapkan sebesar-besarnya, makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih banyak atas partisipasi dan dukungan pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini, khusunya kepada guru mata pelajaran sekaligus pembimbing kami, Bapak Zahrani, S. Ag. Tak lupa pula kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun katakata yang menyinggung di dalam makalah ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, kekurangan hanyalah milik kita sebagai manusia.

Nama Kelompok : Nafisah Muslihani Rizqia Azaria

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II PENDAHULUAN ISI / MATERI A. Pengertian Fitnah B. Bentuk-Bentuk Sikap Fitnah C. Nilai Negatif Sikap Fitnah D. Upaya Menghindari Sikap Fitnah E. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Ketika Mendapat Fitnah BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam. Ia menempati posisi istimewa dalam kehidupan umat Islam. Para ulama berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan diri dan mencontoh serta mempraktekan nilai-nilai ideal yang diajarkan oleh al-Quran tersebut dalam kehidupan seharihari. Tidak berlebihan jika dikatakan, umat Islam tidak mungkin dipisahkan dari sumber ajaran agamanya itu. Pada aspek mengkaji, al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang mendapatkan perhatian luar biasa dari komunias ilmuan, baik yang muslim maupun non muslim. Hal ini terbukti dengan lahirnya karya-karya tafsir al-Quran yang jumlahnya ribuan. Karya tafsir al-Quran masih terus mengalir hingga hari ini. Hal ini juga menjadi bukti bahwa tafsir al-Quran bukan dominasi orangorang shaleh zaman dulu, seperti yang kita ketahui dalam sejarah penafsiran al-Quran. Sejarah penafsiran al-Quran adalah Islam itu sendiri. Artinya perjalanan sejarah tafsir alQuran sudah sama tuanya dengan sejarah perjalanan Islam sebagai agama, sehingga antara keduanya jadi identik dan tak terpisahkan. Aktifitas penafsiran sudah barang tentu dimulai semenjak Nabi Muhammad Saw. Menyampaikan risalah Tuhan yang datang dalam bentuk al-Quran. Sebagai pembawa risalah maka Nabi Muhammad harus faham dan mengerti terlebih dahulu atas pesan wahyu yang harus disampaikan kepada umatnya ketika sasaran wahyu (umat) menghadapi kesulitan tertentu dalam memahami teks wahyu. Jadi, tugas penasiran merupakan bagian integral dari tugas risalah. Keragaman tafsir sekurang-kurangnya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: pertama, factor kebahasaan. Di dalam al-Quran akan ditemukan kata-kata yang memiliki makna (lafadz) ganda, makna umum, makna khusus, makna sulit (musykil) dan sebagainya. Kedua, factor ideology poitik, ketiga, factor madzhab pemikiran dan yang keempat adalah subyektifisme mufasir, yakni adanya pra-anggapan, pra-asumsi, jenis kelamin, latar pendidikan dan lingkungan mufasir yang turut mewarnai langgam tafsir yang disusun. Terhadap keempat faktor di atas, tak ada seorngpun yang mengingkarinya. Oleh karena itu, paparan di atas makin menegaskan bahwa tafsir merupakan dialog terus-menerus antara teks suci, penafsiran dan lingkugan sosial-politik-budaya yang ada di sekitarnya. Tafsir ini tercipta pada ruang dan waktu yang berbeda-beda yang mengakibatkan munculnya pemaknaan atas satu teks berbeda dengan yang lainnya. Makalah ini menyajikan sebuah penafsiran yang mengulas tentang lafadz fitnah dalam al-Quran. Fitnah mempunyai bermacam-macam makna yang berbeda, sehingga pembahasan ini dirasa perlu untuk mengetahui derivasi makna fitnah yang digunakan dalam alQuran. Dalam pembahasan ini lebih banyak mengambil penafsiran al-Razi, karena dirasa telah memberikan penafsiran yang mumpuni dan dapat dijadikan sebagai pijakan dalam memahami suatu lafadz dalam al-Quran. Meskipun dalam makalah ini hanya mengulas satu tafsir lafadz fitnah, namun setidaknya lewat kajian ini akan merangsang pembaca untuk mencermati dan mengkaji tafsirtafsir lafadz lain yang beragam jenisnya.

BAB II

ISI / MATERI A. Pengertian Fitnah


Secara etimologi fitnah itu artinya kesesatan, dan secara istilah syara fitnah adalah menyebarkan berita bohong / jelek dalam suatu hal / orang lain, baik secara diamdiam maupun secara terang-terangan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, FITNAH diartikan sebagai perkataan yang bermaksud menjelekkan orang. Fitnah ini muncul karena beberapa faktor yaitu kebencian, kemunafikan dan kedustaan. Fitnah bertujuan utuk menjatuhkan martabat dan membuat kesengsaraan kepada sesorang/kelompok tertentu. Dalam Al-quran, kata fitnah mempunyai arti yang berbeda-beda, Menurut AlRaghib al-asfahani, kata fitnah berasal dari kata fatana yang pada mulanya berarti membakar emas untuk mengetahui kadarnya. Kata tersebut digunakan dalam Al-quran dalam arti azab seperti dalam QS. Az-Zariyat : 14.


Artinya : Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan. Kata fitnah, dalam Al-quran, juga digunakan dengan arti Menguji, baik ujian itu berupa nikmat (kebaikan) maupun kesulitan (keburukan) sebagaimana yang disebutkan di dalam QS. Al-Anbiya : 35.


Artinya : tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

B.

Bentuk-Bentuk Sikap Fitnah


Pada umumnya, fitnah merupakan tuduhan yang dilontarkan kepada seseorang dengan maksud menjelekkan atau merusak nama baik orang lain, padahal orang tersebut tidak pernah melakukannya. Misalnya, karena persaingan, seseorang difitnah mencuri padahal ia tidak mencuri.

Menurut Sayyid Quthub, bentuk fitnah tidaklah seperti yang lazim di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, fitnah adalah fitnah terhadap agama Islam dan umatnya, baik itu ancaman, tekanan, dan teror secara fisik, maupun tatanan kehidupan yang merusak, menyesatkan dan menjauhkan umat manusia dari Allah SWT, seperti halnya menghalalkan segala sesuatu yang haram seperti free sexs, miras, narkoba, perampokan, korupsi dan lain sebagainya. Itu semua merupakan fitnah terhadap ajaran agama dan boleh diperangi dan Itu semua merupakan fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan. Contohnya menyebar luaskan kejelekan orang denga tujuan agar orang itu dibenci dan dihina di tengah masyarakat adalah termasuk dosa besar dan perbuatan itu termasuk menfitnah atau mengadu domba antar sesama manusia. Perbuatan menfitnah ini sangat tercela dan terkutuk dalam pendangan agama Islam. Sebab sifat seorang Muslim itu punya akhlaq mulia, memiliki kepribadian yang luhur, baik tutur katanya, baik tingkah lakunya, baik antara sesama Muslim atau terhadap orang yang bukan Muslim.

C.

Nilai Negatif Sikap Fitnah


Islam melarang umatnya untuk berbuat fitnah. Allah SWT berfirman :

j
Artinya : Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah[117] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 191) Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang bahaya sebuah fitnah. Orang yang melakukan fitnah, berarti ia telah menunjukkan kelemahan dan kemiskinan dirinya sendiri.

Dengan demikian, fitnah merupakan perbuatan yang buruk, bahkan keji. Fitnah dapat berakibat fatal, baik bagi korban fitnah secara pribadi maupun bagi keluarga, bahkan bagi masyarakat. Fitnah merupakan perbuatan yang mencabik-cabik keutuhan satu demi satu, sehingga pada akhirnya akan merusak keutuhan suatu bangunan. Karir seseorang bisa hancur, hubungan suami-istri bisa pecah, hubungan persahabatan bisa berubah menjadi permusuhan, dan lain-lain. Dengan demikian, Fitnah adalah suatu perbuatan yang dampaknyabegitu besar, terkadang hanya karena subuah fitnah kecil antar manusia terjadi permusuhan dan pertengkaran. Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan oleh fitnah yaitu : 1. 2. 3. Menyebabkan permusuhan Terjadi pembunuhan Melemahkan agama islam Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa Islam sangat melarang terhadap perbuatan fitnah, hal ini bukan saja karena dampak yang ditimbulkan dari fitnah tetapi juga akibat yang akan di terima oleh orang yang suka menfitnah. Orang yang mefitnah akan di beri adzab oleh Allah diakhirat kelak. Allah tlah memberi ancaman berupa adzab yag sangat pedih, yaitu neraka jahanam. Firman Allah Ta'ala, dalam surat Al-Buruj ayat 10 berbunyi :


Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan [1568] kepada orangorang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. Arti dari ayat di atas menurut ibnu kasir dalam tafsirnya menyatakan bahwa orang-orang yang memfitnah tersebut, apabila tidak bertobat dan tidak menghentikan tindakan penyiksaan serta tidak menyesal atas fitnahnya yang pernah mereka timpakan atas orang-orang mukmin di masa lalu, maka mereka bakal ditimpa siksa yang membakar .

Menurut siksaan yang diberikan oleh Allah kepada mereka sejenis dan setimpal dari tndakan penyiksaan yang mereka lakukan.

D.

Upaya Menghindari Sikap Fitnah.


Fitnah merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama Islam. Karena itu, apapun bentuknya, fitnah harus dihindari oleh setiap muslim. Dalam kasus tertentu, Islam membolehkan adanya ghibah yaitu menyebutkan keburukan orang lain yang memang benar adanya, yaitu : a. Saat meminta perlindungan kepada seseorang yang mampu menghilangkan keburukan yang menimpanya b. Menyampaikan kepada yang berwenang dalam rangka memberantas keburukan yang dapat menimpa orang lain. c. d. Meminta fatwa menyangkut keburukan serupa Memberi peringatan orang lain tentang keburukan seseorang agar tidak tertimpa kejahatannya. e. Memperkenalkan seseorang yang tidak dapat dikenal kecuali dengan menyebutkan kekurangannya Adapun hikmah menghindari fitnah yaitu sebagai berikut : a) Akan membawa kedamaian dan ketentraman bagi semua orang

b) Akan dapat menciptakan persaudaraan dan kasih sayang di masyarakat c) Akan dapat menciptakan persatuan dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat.

d) Akan dapat menciptakan keharmonisan hidup, baik pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.

E.

Hal-hal yang Perlu Dilakukan Ketika Mendapat Fitnah


Bila kita mendapat fitnah, maka ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Sabar dan tenang dalam menghadapi fitnah Mempunyai keberanian untuk mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya Melakukan cek & ricek ( bertabayun ) Mengusahakan perdamaian Berdoa kepada Allah

BAB III

PENUTUP
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lafadz fitnah mempunyai beragam makna yaitu: bisa berarti ujian dan cobaan, kufur dan syirik, adzab dan membakar, kerusakan dan kesesatan, kekacauan dan menggelincirkan, gila dan kesesatan. Sebelum mengalami perkembangan makna fitnah diartikan sebagai ujian dan cobaan, atau bencana apapun (termasuk kecaman batin) yang hakekatnya adalah ujian. Fitnah yang dialami umat manusia bermacam-macam diantaranya, fitnah Yahudi dan Nasrani, yang terus menerus menguji kaum muslimin dimana pun dan kapan pun. Fitnah kebodohan dan kemaksiatan, fitnah diabaikannya amanah, contohnya adalah seorang anak, dimana ia merupakan sebuah amanah yang seringkali diabaikan oleh manusia. Fitnah harta, yang bisa saja terjadi pada manusia dalam segala tingkatan, kemudian fitnah wanita, dimana fitnah ini merupakan fitnah yang dasyat bagi kaum laki-laki maupun wanita sendiri. Kesemua jenis-jenis fitnah yang telah dipaparkan di atas sangat berbahaya dan harus diwaspadai bagi seluruh umat Islam khususnya. Perlu diketahui bahwa fitnah tidak hanya berupa hal-hal yang negatif saja, Fitnah juga bisa berupa nikmat yang bisa membuat manusia lalai apabila mereka tidak sadar bahwa semua itu adalah sebuah ujian. Namun dalam makalah ini penulis lebih banyak mengulas tentang bahayanya fitnah yang berupa hal-hal negatif. Akhirnya, demikianlah pemaparan mengenai tafsir lafadz fitnah yang dapat penulis sampaikan. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun setidaknya penulis telah berusaha untuk memberikan uraian yang jelas supaya mudah dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnan penyajian makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://farid-bani.blogspot.com/2012/02/perilaku-tercela-isyraftabzir-dan.html

You might also like