You are on page 1of 108

Resume buku Psikologi Sosial : THEODORE M. NEWCOMB dkk.

: Resume buku Psikologi Sosial ini sengaja aku posting buat adeg-adeg angkatanku nanti dalam menempuh mata kuliah Psikologi sosial oleh Pak Hendra ^_^ . biar gag frustasi kayak aku yg harus ngetik buku setebal itu ... hhe . baca juga posting sebelumnya Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (bag.1) BAB I MENGAMATI DAN MEMAHAMI INTERAKSI MANUSIA Mempelajari bagaimana orang-orang berpikir, merasa dan berlaku terhadap orang lain. Sebagaimana halnya dengan mempelajari sesuatu hal lain yang sekaligus penting dan majemuk sifatnya. Ada beberapa hukum umum yang dapat kita andalkan untuka memahami hal-hal yang dilihat sepintas lalu, tidak dapat dengan sendirinya menjadi jelas. Ada suatu contoh tentang bagaimana suatu observasi biasa menyebabkan timbulnya beberapa pernyataan yang tidak diduga-duga dan tidak enviden tentang kondisi. Sekitar masa Perang Dunia ke II, beberapa psikolog di Universitas California menjadi sangat tertarik pada persoalanpersoalan anti-Yahudi. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman terhadap orang-orang yang berprasangka secara khusus maupun mereka yang berprasangka secara umum. Psikolog-psikolog California itu menemukan bahwa orang-orang yang berprasangka secara umum mempunyai perasaan yang sama terhadap kelompok-kelompok tertentu dan tidak peduli. Oleh karena itu mereka memahami lebih jauh hipotesa bahwa prasangka yang umum dapat dikembalikan kepada beberapa ciri yang tertanam dalam kepribadian. Maka suatu pengamatan yang sederhana dapat menghasilkan penjelasan yang terdiri dari dua faktor yaitu ciri-ciri kepribadian yang dinamakn otoriter dan prasangka-prasangka yang biasa (umum). Beberapa Bentuk Interaksi yang dapat Diamati Ada proses-proses interaksionil yang tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi hanya dapat disimpulkan dari apa yang diamati. Hal yang sama pada bentuk-bentuk interaksi yang dapat diamati ini adlah suatu urutan tingkah laku dari dua atau lebih dari dua orang. Pengaruh Interpersonal: Efek-efek Unilateral Dilihat dari sudut tertentu, suatu respon seseorang terhadap orang lain merupakan suatu contoh pengaruh terhadap si penjawab. Dalam arti, seseorang dapat dikatakan mempengaruhi seseorang lainnya hanya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Satu atau lebih orang berfungsi sebagai sumber pengaruh dan satu orang lainnya terpengaruh olehnya. Suatu bentuk proses pengaruh unilateral yang demikian imitasi, sudah sejak lama menarik perhatian para psikolog sosial, walaupun lebih banyak mendapat titik berat dalam tahun-tahun terdahulu daripada sekarang. Pada taraf yang pertama, imitasi secara sederhana dirumuskan sebagai terjadinya tingkah laku pada seseorang, yang merupakan akibat tingkah laku yang sama pada orang lain.

Bila ingin menemukan suatu dasar untuk keteraturan dalam bentuk interaksi, harus ditanyakan tentang kondisi-kondisi dimana kemungkinan paling besar, bahwa seseorang akan meniru orang lain. Sejumlah tertentu kondisi ada hubungannya dengan maacam-macam orang yang besar kemungkinannya akan ditiru. Peniruan, bila terjadi merupakan hasil dari proses psikologis, menginginkan sesuatu dan melihat bahwa melihat bahwa tingkah laku individu lain menunjukkan cara memperolehnya. Psikologi individu maupun sosial, dalam kenyataannya, membicarakan tentang apa yang dinamakan peraturan-peraturan dari kombinasi keadaankeadaan psikologis. Pengaruh Interpersonal: Efek-efek Timbal-balik Suatu corak tingkah laku interpersonal adalah yang berkenaan dengan efek-efek simultan dari dua atau lebih dari dua orang yang satu terhadap yang lainnya. Kelompok orang-orang sering berpikir, merasa dan bertindak secara ekstrim, ini tidak akan terjadi bila anggota perorangan kelompok itu berada sendirian. Mereka mempelajari gejala-gejala yang demikian dan lebih ingin memahami, meneliti gejala-gejala itu dalam rangka pengaruh timbal balik dari para anggota kelompok yang satu terhadap yang lainnya. Peninjauan singkat tentang sesuatu bentuk khusus pengaruh timbal-balik yang dinamakan pemudahan sosial tentu saja tidak menghasilkan sejumlah tertentu prinsip-prinsip yang mencakup segala-galanya tetapi hanya memerlukan ilustrasi tentang satu macam maslah psikologi sosial. Adaptasi Timbal-balik Pengaruh merupakan istilah yang mencakup banyak hal, yang mungkin menunjuk pada efekefek yang sifatnya bertahan ata sementara, atau unilateral atau timbal-balik. Bentuk-bentuk adaptasi timbal-balik yang dapat diperbandingkan dapat dilihat pada orang-orang yang sama sekali tidak saling mengenal, umpamanya seorang pembeli dengan penjua yang sebelumnya tidak pernah bertemu sama sekali, dapat berinteraksi seolah-olah mereka sudah berlatih untuk itu. Suatu syarat yang cukup jelas untuk adaptasi timbal-balik yang licin, harapan yang sama tentang masing-masing pihak orang-orang yang berinteraksi, termasuk harapan tentang dianggapnya keberadaan mereka. Setiap bentuk adaptasi timbal-balik yang tidak hanya sementara sifatnya, dapat dilukiskan sebagai suatu hubungan dan setiap macam hubungan yang khusus melukiskan sifat saling ketergantungan tingkah laku dipihak orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bila dua orang saling menganggap bahwa diri mereka masing-masing sebagai seorang sekutu yang diinginkan, maka mereka telah saling beradaptasi sebagai teman akrab dan hubungan peran mereka merupakan hubungan persahabatan. Adaptasi timbal-balik dari tingkah laku yang satu kepada yang lain, dapat diketahui apa yang diharapkan tanpa merasa terdorong untuk berlaku sesuai dengan pengharapan-pengharapan ini. v KOMUNIKASI YANG BIASA TERDAPAT PADA SEMUA BENTUK INTERAKSI

Pengamatan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasil melihat apa yang ada dalam kepala seseorang adalah sesuatu yang cukup lumrah, akan tetapi proses-proses tersebut tidak dengan sendirinya jelas. Sikap seseorang terhadap sesuatu tergantung dari persediaan informasinya tenntang hal tersebut maka informasi memungkinkan adanya sikap-sikap, tetapi ini tidak selalu terjadi. Maka persoalan-persoalan pokok adalah untuk mempelajari cara-cara bagaimana sikap-sikap yang menyimpang, sikap-sikap yang sama tetapi tidak dimiliki bersama, dan sikap-sikap yang dimiliki bersama tergantung dari kondisi-kondisi komunikasi. Bila sudah diciptakan kondisi-kondisi tertentu yang berbeda-beda dan bila ini disusul oleh konsekwensi-konsekwensi yang berbeda-beda, maka dapat diketahui tentang kondisi-kondisi yang tepat, dimana variasi-variasi dalam tingkah laku-tingkah laku yang terjadi. Interaksi Sebagai Perantara Antara Ciri-ciri individu dan Ciri-ciri Kelompok Melihat kenyataan bahwa sebuah kelompok tidak boleh tidak memiliki anggota, maka perbedaan-perbedaan antara fenomin-fenomin yang majemuk jarang merupakan hasil eksklusif dari satu unsur tunggal, tetapi adalah untuk membayangkan perbedaan-perbedaan antara kelompok-kelompok yang terutama merupakan akibat dari perbedaan-perbedaan pemilihan para anggotanya.

BAB II ORGANISI AKTIVITAS-AKTIVITAS PSIKOLOGIS Sifat Motivasi Bila kita menamakan seseorang sebagai sangat terorganisir kita memberikan ulasan tentang kenyataan, bahwa sebagian besar dari hal-hal yang dilakukan orang sesungguhnya ikut menyumbang kearah suatu tujuan atau tujuan-tujuan utama. Motivasi sebagai orientasi tujuan Sifat tingkah laku bermotivasi akan lebih memudahkan menggunakan istilah tingkah laku bermotivasi bila secara kolektif yang dimaksud segala macam bentuk tingkah laku seseorang dalam usanya untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tingkah laku bermotivasi mencakup segala sesuatu yang dilihat, diperbuat, dirasakan dan dipikirkan dengan cara yang sedikit banyak berintegrasi dalam mengejar suatu tujuan tertentu.

Tingkah laku bermotivasi cenderung berlangsung terus sampai tujuan tercapai atau sampai ada interensi dari tingkah laku bermotivasi lainnya. Karena ciri utama tingkah laku bermotivasi adalah kenyataan bahwa tingkah laku itu terorganisir suatu tujuan maka jelas tidak dapat dipahami sepenuhnya, sebelum dipelajari bagaimana tujuan-tujuan dan tingkah laku menjadi berhubungan satu sama lainnya. Akan digunakan istilah motif berkenaan dengan keadaan organisme dimana energi jasmani diarahkan secara selektif terhadap keadaan-keadaan berada dilingkungan luar, yang dinamakan tujuan-tujuan. Suatu organisme hanya dikatakan bermotivasi bila tidak hanya ditandai oleh keadaan mobilisasi energi tetapi juga oleh pengarah tingkah laku kepada salah satu tujuan yang terpilih diatas semua tujuan-tujuan lain yang mungkin. Dengan demikian, maka motif merupakan suatu pengertian yang menghubungkan suatu keadaan mobilisasi energi dengan suatu tujuan. v MEMPEROLEH MOTIF-MOTIF Salah satu perbedaan utama antara tingkah laku bayi yang baru lahir dengan tingksh lsku orang dewasa adalah bahwa tingkah laku lambat laun menunjukkan organisasi dari taraf yang semakin tinggi. Dorongan-dorongan dan Proses Belajar Dorongan-dorongan sebagai sumber-sumber energi. Keadaan-keadaan energi harus diidentifikasikan sehinggan dapat dimengerti bagaimana motif itu menjadi berkait dengan tujuan-tujuan. Akan digunakan istilah dorongan berkenaan dengan keadaan jasmani yang membangkitkan kecenderungan untuk aktivitas umum. Keadaan ini sering dialami sebagai perasaan ketegangan atau kegelisahan. Belajar dan peradaan dorongan. Tingkah laku didorong oleh tenaga yang makin lama makin kuat dengan bertambah akutnya ketegangan yang khas bagi suatu dorongan. Bila tingkah laku yang sesuai akhirnya sampai terjadi, ketegangan dorongan akan mereda dan individu itu berhenti mengarahkan energinya pada tujuan-tujuan yang relevan bagi dorongan itu. Teori belajar peradaan ketegangan menyatakan bahwa orang-orang justru belajar aktivitasaktivitas yang segera diikuti oleh meredanya ketegangan. Karena sifat instrumental dari perbuatan-perbuatan yang meredakan dorongan tersebut, maka hal belajar semacam ini terkenal sebagai belajar instrumental atau conditioning intrumental. Pendek kata, suatu dorongan adalah suatu desakan dari dalam yang tidak dipelajari, suatu desakan yang tidak mempunyai arah khusus.dasar suatu motif adalah dorongan ini, sehingga desakan mrupakan desakan khusus kearah salah satu aktivitas yang telah memuaskan dorongan di masa lalu. BELAJAR TANPA PEREDARAN DORONGAN. Prinsip peredaan dorongan terkadang tidak begitu berarti dalam situasi belajar. Kita cenderung untuk belajar respons-respons yang menghasilkan taraf jumlah stimulasi yang layak atau yang optimal. Tetapi bila seseorang telah memuaskan semua dorongan, taraf stimulasi seluruhnya berada dibawah taraf optimal dan

mencoba meningkatkannya dengan secara aktif mencari hubungan-hubungan dengan lingkungan. Dalam keadaan ini, seseorang belajar hal-hal yang disertai oleh pengurangan dari keseluruhan taraf stimulasi dan tidak disertai oleh pengurangan dari keseluruhan taraf stimulasi. Jumlah dan Ragam Motif-motif Manusia yang dapat Dibeda-bedakan Tidak adanya hubungan-hubungan yang sederhana antara motif-motif manusia dengan dorongan-dorongan yang primer tampak dari kenyataan bahwa manusia mempunyai kemampuan yang besar untuk belajar dan untuk memperoleh motif-motif. Hal ini memberikan tingkah laku manusia suatu derajat eksibilitas yang tidak terdapat pada organisme-organisme lain. Yang lebih penting adalah manusia telah belajar melalui interaksi dengan sesamanya bagaimana mencapai tujuan-tujuan melalui usaha-usaha kolektif, yang tidak mungkin tercapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri. Beberapa jenis hewan mempunyai kelompok primer dimana telah terbentuk motif-motif ingin berhubungan dengan yang lain dengan car-cara yang dibenarkan dan tingkah laku kerja sama kearah tujuan kelompok sungguh-sungguh terjadi. Kemampuan manusiawi yang membedakan kita, termasuk penggunaan bahasa, memungkinkan orang-orang menempatkan diri dalam kedudukan orang-orang lain.

v MOTIVASI YAN MAJEMUK DAN ORGANISASI PROSES-PROSES PSIKOLOGIS Semua pengaturan-pengaturan yang kompleks dari manusia dalam bidang sosial, termasuk cara-cara berinteraksi dengan orang lain memerlukan organisasi taraf sangat tinggi dari tingkah lakunya. Organisasi Kognisi Perlengkapan fisiologos manusia yang paling membedakannya adalah justru pikiran suatu alat yang tidak ada bandingnya untuk mengolah dan menyimpan informasi dalam jumlah-jumlah yang besar. Dalam pengambilan keputusan baru, harus dimulai dengan mengadakan penyaringan dari kepingan-kepingan informasi yang sangat bervariasi, yang telah disimpan sejak masa lalu, untuk menemukan sesuatu yang relevan bagi situasi baru yang dihadapi, maka ini akan melumpuhkan keinginan dalam memberikan respon-respon. Dan semakin besar simpanan informasi, semakin hal itu akan menggugurkan keinginan. Untuk meningkatkan kemampuan menilai rangsang-rangsang yang menunjukkan variasi dalam satu dimensi adalah dengan bekerja hanya dengan penilaian-penilaian relatif dan lebih baik tidak dengan penilaian-penilaian mutlak. Cara lain yang juga baik adalah dengan mengorganisir informasi yang masuk kedalam unit-unit. Prinsip-prinsip penting dari organisasi kognisi. Informasi yang kita simpan adalah tentang ciriciri objek, keadaan dan peristiwa dan tentang hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut. Prinsip-prinsip utama organisir kognitif semua mengenai apa yang kita dapat disebut

ketergolongan objek, atau kecenderungan untuk menganggap objek-objek tertentu sebagai satu golongan. Banyak cara organisasi kognitif dari informasi yang tersimpan, menulis pada kartukartu sehingga informasi dengan cepat dapat dipindah-pindahkan kedalam kategori-kategori yang ada maknanya dalam hubungan dengan tujuannya. Generalisasi Objek. Cara ketergolongan objek yang sangat umum dan sangat dipentingkan adalah generalisasi objek. Pada tingkat paling sederhana adalah sehubungan dengan kenyataan bahwa objek-objek yang dilihat mempunyai ciri-ciri khusus, dikelompokkan bersama atas dasar ciri-ciri tersebut. Hal-hal yang penting adalah bahwa beberapa objek yang umum membawahi sejumlah elemen yang lebih kecil dan objek ini sendiri dapat digolongkan sebagai elemenelemen dalam kategori yang lebih luas. Sulit untuk melepaskan kemampuan manusia yang unik untuk membentuk pengertian-pengertian dari kemampuan yang telah menimbulkan kesan yang mendalam pada semua orang yang mempelajari manusia, yaitu untuk membentuk dan memanipulir simbol-simbol. Simbol-simbol abstrakyang merupakan bahasa manusia menyediakan alat-alat yang halus tidak hanya untuk komunikasi yang kompleks, tetapi juga untuk proses-proses penggolongan yang memungkinkan pemikiran-pemikiran yang kompleks. Kausalitas. Suatu cara kedua ketergolongan objek yang umum penting bagi kita menyangkut gagasan tentang kausalitas. Kausalitas merupakan satu konsep kognitif yang sangat umum dan suatu ukuran penilaian yang menjadi sentrum bagi konteks ini, kemungkinan bahwa suatu keadaan akan menimbulkan keadaan yang lain. Pemecahan Persoalan Vs Berpikir Autistis. Dapat dibeda-bedakan dua tipe proses berpikir menurut perannya dalam pemetaan alat, tujuan dari informasi baru yang berasal dari lingkungan disatu pihak dan keadaan motif di lain pihak, mempersepsikan hasil yang besar kemungkinan akan diperoleh dan mengulang langkah-langkah berikut dengan cara yang hampir sama sampai telah tercapai pemecahan dari setiap aspek dari persoalan, tetapi urutan pikiran-perbuatan menyangkut pengecekan realitas secara konstan. Dikutub ekstrim yang berlawanan terdapat pikiran yang demikian dikuasai oleh keadaan-keadaan motif, sehingga batas-batas kenyataan yang normal, pengharapan-pengharapan wajar yang bertumbuh melalui pengalaman, tidak diacuhkan. Cara berpikir seperti ini yang dikenal dengan nama melamun atau khayal (autistis). Organisasi dan Persepsi. Cara-cara individu memperlakukan informas yang masuk, secara tradisionil dipelajari sebagai persepsi. Persepsi menunjuk secara harfiah, kepada organisasi pemasukan penginderaan pada si individu. Artinya kepada apa yang dilakukan, secara psikologis dengan adanya rangsangrangsang yang secara tidak henti mengenai alat-alat inderanya. Selektifitas Pada tahap permulaan seleksi perseptuil individu memilih untuk diperhatikan, bagian-bagian tertentu dari keseluruhan informasi yang disajikan situasi. Perhatian yang penuh terhadap satu

aspek dari objek atau situasi yang kompleks, secara normal akan tidak memungkinkan perhatian yang penuh terhadap aspek-aspek lain yang mungkin ada. Tidak sulit untuk melihat apa yang menjadi pendorong pilihan-pilihan kita untuk diberikan perhatian. Karena selektifitas perseptuil hanya merupakan sebagian dari arah energi yang selektif yang dianggap lebih umum pada orang-orang bermotivasi. Penguraian Kode. Aspek kedua dari proses perseptuil dapat dinamakan penguraian kode, ini menunjukkan kepada usaha untuk menempatkan informasi yang masuk sesuai dengan simpanan informasi masa lalu seseorang. Dengan begitu memberikan makna kepada informasi tersebut. Dapat dilihar bahwa seleksi perseptuil dan penguraian kode bukan fenomin-fenomin yang sepenuhnya terlepas satu sama lain. Merupakan hal yang menguntungkan dalam kehidupan manusia, bahwa banyak informasi besar kemungkinannya akan diuraikan kodeya dengan cara yang sama oleh kebanyakan orang pada banyak kesempatan, karena semua macam komunikasi dan kerja sama manusia tergantung dari keadaan yang seperti itu. Perbedaan individuil dan sitasionil yang penting timbul dalam proses penguraian kode itu. Kemungkinan bahwa perbedaan seperti itu akan timbul pada satu saat tertentu tergantung ciriciri informasi atau ciri-ciriorang yang menerima. Situasi sesaat atau pengalaman terakhir dapat dipakai untuk membuat simpanan informasi atau konteks kognitif dari tipe-tipe tertentu yang dapat lebih cepat dicapai atau menonjol bagi si individu. Organisasi dan Soal Belajar Dalam membicarakan dorongan-dorongan dan proses belajar telah dilukiskan bagaimana pemuasan dari keadaan dorongan menyebabkan individu belajar tujuan-tujuan di masa depan, bila keadaan dorongan harus dipuaskan lagi. Karena beberapa alasan, bukan dianggap berhasil menyimpan informasi hanya untuk tujuan-tujuan yang telah memperoleh nilai hadiah secara langsung melalui pemuasan dari suatu keadaan dorongan yang sederhana. Sebagaimana organisasi tingkah laku bermotivasi tergantung dari proses belajar,demikian pula halnya dengan organisasi jangka panjang. Banyak dari objek-objek yang dikenal dan dengan objek-objek (peristiwa), keadaan, dan hubungan antara objek-objek cenderung berupa objekobjek yang bervalensi. Artinya objek-objek yang disertai oleh asosiasi-asosiasi yang positif dan negatif. Valensi-valensi merupakan hal-hal yang sentral untuk memahami organisasi jangka panjang dam konsistensi pada tingkah laku individu. Kognisi-kognisi yang tersimpan dan mempunyai sedikit asosiasi-asosiasi positif atau negatif akan dinamakn sikap-sikap. v SIKAP-SIKAP

Dilihat dari sudut kognisi, sikap merupakan satu organisasi dan kognisi-kognisi yang mempunyai valensi. Dari sudut motivasi sikap merupakan suatu keaaan kesediaan untuk bangkitnya motif.

Dapat disusun definisi-definisi tentang sikap yang bermakna dari sudut kognisi maupun dari sudut motivasi, merupakan merupakan suatu pencerminan sederhana dari kedudukan sikap-sikap pada titik silang yang menentukan antara proses kognitif sepertipemikiran dan ingatan atau dengan proses-proses motivasi yang menyangkut emosi dan dorongan. Dalam arti ini, konsep sikap seperti halnya dengan konsep tingkah laku bermotivasi, merupakan suatu konsep yang meringkaskan. Ini ditujukan kepada organisasi sejumlah proses-proses psikologis komponen untuk berbagai pekerjaan. Sikap-sikap dan Motif-motif Sikap dalam beberapa hal menyerupai motif, namun perbedaan-perbedaan besar tetap ada. Perbedaan utama berkenaan dengan jangka waktu yang berlangsung. Kekuatan sudut motif tergantung dari keadaan dorongan. Suatu sikap tidak ditandai dengan keadaan dorongan tetapi hanya menunjuk pada kemungkinan bahwa suatu macam motif tertentu dapat dibangkitkan. Pembentukan Sikap-sikap Sikap-sikap berasal dari motif-motif tertentu atau suatu keadaan telah diasosiasikandengan kepuasan suatu motif, maka corak tingkah laku yang telah menghasilkan kepuasan akan terarah kepada objek atau peristiwa tertentu, sekalipun dorongan yang semula berhubungan dengan motif tersebut tidak ada. Fungsi-fungsi guna kepentingan motif-motif: Fungsi penyesuaian Fungsi oertahana ego Fungsi menyatakan nilai Fungsi pengetahuan

Semua fungsi tersebut berkenaan dengan aspek-aspek adaptasi individu terhadap lingkungan.

Nilai Sebagai Sikap-sikap yang Inklusif psikolog menggunakan istilah nilai berkenaan dengan objek-objek umum dari sikap-sikap yang inklusif. Bagi banyak orang pemikiran dan filsafat hidup terorganisir sekitar nilai-nilai yang semakin lama semakin inklusif. Ikhtisar Koordinasi proses-proses yang diperlukan untuk suatu pengarahan adalah organisasi dan semua proses-proses ditinjau sebagai keseluruhan yang dinamakan tingkah laku bermotivasi. Sikap seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan untuk bermotivasi dalam hubungan dengan sesuatu. Sikap-sikap Individu-individu Interaksi manusia dipengaruhi oleh ciri aktivitas psikologis individu. Ciri-ciri ini apapun sifatnya memberi bentuk dan membatasi sumbangan individu terhadap proses interaksi itu.

BAB III SIFAT DARI SIKAP-SIKAP Sikap-sikap dilihat sebagai penentu dalam keseluruhan organisasi individu, beberapa konsekwensi sikap-sikap terhadap tingkah laku adalah tidak langsung karena diperantai oleh proses-proses psikologis lainnya. Tetapi judga psoses-proses seperti belajar, persepsi, kognisi, dan yang paling penting pembentukan dari sikap-sikap lain. Beberapa Ciri Formil dari Sikap-sikap. Sikap-sikap sebagai disposisi-disposisi yang berfungsi adalah luar biasa kompleks. Ciri-ciri Dasar dari Sikap Arah sikap. Dengan arah suatu dimaksudkan hanya bahwa afek yang membekas yang dirasakan terhadap suatu objek dapat bersifat positif ataupun negatif. Sikap positif mencenderungkan orang yang bersangkutan kepada semacam pendekatan terhadap objek. Sikap negatif mencenderungkan kepada semacam pengindaran dari objek. Derajat Perasaan. Karena suatu sikap dapat dilihat sebagai penilaian terhadap suatu objek tertentu dengan istilah baik-buruk maka jelas bahwa oran itu dapat menilai suatu objek sebagai cukup baik saja. Dengan kata lain, ada derajat-derajat kebaikan atau keburukan yang dapat dikenakan kepada objek. Ciri-ciri Objek Sikap. Dimensional objek yang dikenal. Objek berbeda dalam sikap inklusif atau jumlah dan ragam unsur-unsur atau ciri-ciri yang tercakup didalamnya. Gejala-gejala pembedaan dan generalisasi objek sangat tergantung dari derajat kesamaan objek. Kebanyakan pekerjaan psikologis dipermudah oleh penggunaan objek stimulus yang unidimensional. Siasat-siasat yang sekarang berkembang untuk menghadapi sifat multidimensional dari objekobjek pengenalan sering sekali dimulai dengan membayangkan bahwa objek-objek yang demikian dapat ditempatkan dengan ukuran-ukuran fisik atau secara psikologis sebagai titik-titik dalam suatu ruang multidimensional yang sesuai. Sifat dai jarak-jarak psikologis sepanjang dimensi-dimensi adalah menentukan untuk membuat pernyataan apapun tentang jarak, dan ketidak tahuan mengenai masalah pada saat ini sangat besar. Sifat Inklusif dari Objek Sifat. Mengintroduksikan istilah sifat inklusif untuk mencakup satu macam perbedaan antara objekobjek sikap. Suatu objek sikap yang tidak begitu inklusif dari sudut pandangan observator

mungkin mempunyai banyak ciri-ciri yang dikenal, sedangkan beberapa dari objek-objek yang lebih inklusif akan mempunyai ciri-ciri yang terlihat yang berjumlah sampai ratusan atau dapat dibayangkan sampai ribuan. Variasi ini penting dala mempelajari sika-sikap. Objek-objek sosial khusunya menyajikan kelompok besar ciri-ciri yang terlihat. Bila berbicara tentang sikap-sikap sebagai bekas-bekas dari afek dimasa lampau, bekas ini mencakup tidak saja penjumlahan subjektif dari pengalam-pengalaman afektif dengan objek itu selama waktu berlangsung tetapi tetapi juga penjumlahan respon-respon afektif terhadap ciri-ciri komponen dari objek. Arah dan derajat sikap-sikap terhadap ciri-ciri komponen mempunyai peranan yang penting dalam menentukan arah dan derajat dari sikap yang digeneralisir terhadap objek yang lebih inklusif. Beberapa pengukuran sikap terlaksan dengan menduga-duga sikap-sikap objek terhadap suatu sampel aspek-aspek suatu objek yang lebih umum.Objek sikap-sikap berbeda dalam sifat inklusifnya. Pada beberap objek yang sangat inklusif dan abstrak seperti kebebasan agama atau sifat manusia variasi kadang-kadang menjadi sangat besar antara orang-orang yang mngenai sifat inklusifnya yang persepsi. Namun keperluan untuk berkomunikasi, yang selalu ada pada kita, merupakan suatu tekanan terus menerus untuk memelihara paling sedikit dalam garis-garis besarnya batasbatas yang sama antara orang-orang dalam suatu lingkungan bahasa. Sentralitas Psikologis Objek Bagi Individu Ciri dari objek sikap adalah apa yang dapat dinamakan sentralitas objek bagi individu. Beberapa objek secara bertahan berada di bagian depan dari kesadaran individu hampir tanpa henti, karena keadaan ekstern maupun karena keadaan motif intern. Sifat menonjol adalah fenomin jangka pendek yang merupakan fungsi dari situasi sesaat. Sentralitas menunjuk kepada perhatian yang bertahan jauh lebih lama di pihak individu terhadap objek-objek atau macam-macam objek tertentu. Sumber sentralitas yang paling jelas adalah yang bersifat motivasionil objek-objek tujuan dari tingkah laku bermotivasi adalah sangat sentral bagi individu yang berusaha mendapatkannya. Walaupun harus ada semacam motivasi yang menyebabkan subjek mula-mula memberikan perhatian byang selektif kepada suatu objek dan tidak kepada objek yang lain. Terdapat pula keadaan dimana objek-objek memperoleh sentralitas yang tinggi bagi individu, meskipun akan sulit mentrasif akar-akar motivasi dari perhatiannya terhadap objek-objek itu. Semakin sentral suatu objek seseorang, semakin besar kemungkinan bahwa ia telah menyimpan informasi mengenai objek tersebut. Sifat Sosial dari Objek Sikap Objek-objek sosial lebih besar kemungkinannya untuk merangsang pembentukkan sikap-sikap dari pada macam-macam objek yang lain. Sikap-sikap yang terbentuk pada seseorang terhadap suatu objek tergantung secara langsung dari informasi yang ada pada orang itu mengenai ciri-ciri dari objek itu.

v SIKAP-SIKAP DAN TINGKAH LAKU OVERT Sikap-sikap sebagai kecenderungan-kecenderungan yang tersimpan mempunyai kedudukan yang sentral dalam organisasi psikologis, maka dengan sendirinya mengimplikasikan bahwa sikapsikap mempengaruhi tidak saja tingkah laku overt tetapi juga seluruh tangga nada proses-proses psikologi intern. Variasi-variasi dalam Tingkah Laku Sebagai Fungsi dari Sikap-sikap dan Situasi. Banyak variasi dari tingkah laku merupakan hasil dari variasi-variasi dalam situasi sesaat dimana individu menemukan dirinya pada waktu yang berbeda-beda. Walaupun tingkah laku sangat dipengaruhi oleh tingkah laku sesaat, orang-orang berbeda dalam apa yang mereka bawa dalam situasi, oleh karena itu dalam batas-batas yang ditentukan situasi mereka berbeda dalam respon mereka terhadap situasi itu. Sikap-sikap merupakan sebab-sebab utama dari tingkah laku. Tingkah Laku Sebagai Fungsi dari Sikap-sikap berganda Setiap objek atau situasi yang kompleks terhadap sesuatu yang direspon mengikut sertakan sejumlah sikap-sikap sekaligus. Dalam situasi yang terberi tingkah laku adalah resultante dari seluruh sikap-sikap yang relevan. Pengaruh Sikap-sikap Terhadap Proses-proses Psikologis Lainnya Tingkah laku merupakan hasil terakhir atau output dari interaksi proses-proses psikologs yang kompleks. Dipihak input pada setiap titik waktu mempunyai informasi yang ditarik individu dari situasi diman ia ikut serta. Terdapat literatur dalam jumlah yang besar yang menunjukkan bahwa dalam keadaan tertentu, jumlah infrmasi potensiil yang disajikan oleh situasi yang sebetulnya telah tersimpan atau dipelajarioleh individu dapat dipengaruhi secara vital oleh sikap-sikap yang dibawanya kedalam situasi itu. Kondisi-kondisi dimana pengaruh sikap-sikap yang ada tampak paling jelas ada dua macam. Sikap-sikap lebih besar kemungkinan untuk memegang dalam membentuk input. Sikap yang relevan adalah kuat dan informasi yang diterima tidak lengkap atau sama-sama dilihat dari dimensi evaluatif yang bersangkutan. Dalam keadaan-keadaan seperti ini, apa yang diperhatikn si individu dan apa yang diingatnya dari situasi selama jangka waktu yang lama. Semua itu lebih besar kemungkinannya untuk dipengaruhi oleh sikap-sikap yang ada. Objek-objk sosial keadaan-keadaan atau peristiwa yang dikatakan cenderung membangkitkan sikap-sikap yang kuat sering sangat kabur dalam banyak dimensi penilaian yang biasa terutama dimensi-dimensi yang menyangkut motif-motif dan maksud-maksud orang dan kelompok yang mendasarinya. Ikhtisar Sikap-sikap mempengaruhi tingkah laku (daam arti overt) tidak ada alasan untuk tidak memasukkan berbagai proses-proses perseptuil, belajar dan aspek-aspek dinamis dari ingatan kedalam tingkah laku-tingkah laku. Pengaruh sikap-sikap terhadap proses-proses psikologis komponen sulit dibedakan dari pengaruh terhadap apa yang umumnya ditanggapi sebagai tingkah laku.

BAB IV PERUBAHAN SIKAP Sebagian besar dari aktvitas orang yang lebih ditujukan kepada orang-orang lain dari pada kepada benda-benda satu atau lain cara mengandung anggapan bahwa orang-orang dapat digerakkan untuk mengubah pandangan atau pikiran mereka. Perubahan sikap sebagai fungsi dari afek yang tertanam dalam objek atau sebagai fungsidari tipe objek terhadap mana telah terbentuk sikap-sikap atai dapat diusahakn ciri-ciri ini konstan dan memperhatikan kondisi-kondisi lain dimana sikap-sikap yang mempunyai afek yang sama terarah kepada objek-objek yang serupa ada kemungkinan akan mengalami perubahan. Kondisi-kondisi Utama untuk Perubahan Sikap Perubahan sikap secara umum tergantung dari penerima informasi baru dengan suatu cara relevan dari objek sikap dari sudut pandangan pemegang sikap. Informasi baru itu mempunyai hubungan yang langsung dan jelas dengan siat-sifat objek sikap. Sebagian besar perubahan sikap digerakkan bukan oleh perubahan yang sesungguhnya dalam afek terhadap sifat tertentu dari objek tetapi oleh informasi baru yang menambah atau mengurangi beberapa sifat penting dari objek kognisi. v PERUBAHAN DALAM SIFAT-SIFAT YANG DIPERSEPSI PADA SUATU OBJEK Pada umunya sikap seseorang terhadap objek dapat berubah bila pandangan seseorang tersebut berubah terhadap objek itu. Ada dua keadaan khusus perubahan objek yang demikian. Mungkin objek itu sendiri memang telah berubah atau hanya informasi mengenaiobjek tersebut yang telah berubah tanpa ada perubahan yang sesungguhnya pada objek itu. Perubahan Objek yang Sesungguhnya Keadaan yang lebih jelas tentunya adalah dimana objek sungguh-sungguh mengalami beberapa perubahan dalam sifat-sifatnya, dan orang menerima informasi mengenai perubahan-perubahan ini. Perubahan pad sifat objeklah yang merupakan jalan yang pasti untuk merubah sikap terhadap objek itu. Besar kemungkinan sebagian besar perubahan-perubahan terjadi lebih sering karena objek-objek sikap itu betul-betul telah berubah sifatnya dan bukan karena argumen atau prsepsipersepsi manusia. Perubahan-perubahan pada Informasi Mengenai Objek Terdapat suatu golongan penting dari kejadian-kejadian dimana objek tetap, tetapi perubahan sikap terjadi karena adanya informasi baru yang diterima inividu.

Dasar utama perubahan sikap adalah diterimanya informasi-informasi baru yang berhungan dengan objek-objek sikap. Informasi-informasi seperti itu lebih sering hanya bertindak merubah sifat yang dipersepsi pada objek-objek dengan cara-cara yang merubah sikap-sikap terhadap mereka. Bukannya merubah persepsi langsung suatu objek, tetapi informasi ini mungkin hanya bertindak merubah hubungan antara suatu indvidu dengan objek sikap. v SIFAT-SIFAT SIKAP DAN PERUBAHAN SIKAP variasi-variasi dalam sifat-sifat sikap yang lebih dahulu terhadap objek-objek variasi-variasi dalam ciri-ciri situasi dimana informasi disampaikan, yan meliputi

Prinsip-prionsip perubahan sikap tergantung pada mengenai objek mana diterima informasi baru baik jenis informasi yang disampaikan, maupun badan yang menyampaikannya. Derajat Perasaan Terhadap Objek Sikap yang lemah akan lebih mudah dirubah dari pada sikap-sikap yang kuat atau lebih ekstrim. Prinsip umunya adalah bahwa sikap mengenai suatu objek akan lebih mudah dirubah oleh masuknya informasi yang berlawanan dengan sikap itu bila informasi yang disimpanmengenai objek tersebut lebih sedikit. Sentralitas Objek Sikap Sikap-sikap terhadap objek-objek yang jauh akan lebih mudah dirubah oleh informasi baru dari pada sikap-sikap terhadap objek-objek yang bagi individu itu lebih sentral. Suatu objek dapat juga dipandang lebih sentral atau kurang sentral bagi seorang individu, secara motivasionil, tergantung dari seberapa jauh objek itu memegang peranan yang membantu atau menghalangi pemeliaharaan menghalangi kemajuan kearah tujuan-tujuan yang ingin dicapai. v PERSUASI DAN PERUBAHAB SIKAP

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan perubahan sikap oleh adanya informasi yang berlawanan tergantung pada sifat-sifat itu sendiri sebagaimana adanya sebelum diterima informasi baru mengenai objek. Suatu keadaan khusus dari pengaruh interpersonal dimana salah satu pihak mengajukan suatu titik pandang kepada pihak lain yang pada pokoknya tetapi merupakan suatu silent partner. Suatu situasi yang tipis dalam eksperimen-eksperimen mengenai persuasi cenderung untuk sepihak dalam arti bahwa komunikasi verbal berlangsung hanya kesatu arah. Situasi ini separuh dari hubungan timbal-balik antara orang-orang yang disebut interaksi sosial. Kemungknan terjadinya perubahan sikap tergantung tidak hanya dari sifat-sifat sikap yang dibawa seseorang kedalam situasi dimana informasi yang berlawanan dimasukkan, tetapi juga dari ciri-ciri yang lebih luas dalam situasi tranmisi itu sendiri. Sekurang-kurangnya sebagaimana ia melihat ciri-ciri itu. Secara khusus dua kelompok faktor-faktor yang menjadi penting : ciri-ciri berita persuasi, dan ciri-ciri dari badan yang menyampaikan informasi atau sumber informasi.

Persepsi dari respon-respon orang lain terhada suatu berita saja dapat mempengaruhi perubahan sikap tetapi berpengaruh sedikit banyak demikian, sesuai dengan persepsi kesamaan sikap antara diri sendiri dengan hadirin , serupa dengan efek-efek yang terlihat pada kesamaan sikap antara diri sendiri dengan sumber. Semua persepsi ini, keahlian, kesalahan, jarak sikap, dan ciri-ciri sumber lainnya, berperan dalam membentuk penilaian secara umum terhadap sumber. Prinsip umum yang secara implisit terkandung dalam semua ini adalah bila berita diusahakan konstan, perubahan sikap oleh persuasi akan lebih banyak bila valensi sumber lebih positif. Meskipun penilaian terhadap sumber informasi persuasif, dapat digambarkan terletak pada suatu sumbu positif-negatif. Ada gunanya untuk memperhatikan beberapa unsur dari penilaian itu. Salah satu unsur adalah perbandingan yang dibuat oleh pendengar informasi antara kumpulan informasi yang tersimpan dalam dirinya dengan kumpulan informasi yang kelihatannya dimiliki oleh sumber. Sumber dinilai lebih tingi atau lebih kurang sesuai dengan ratio informasi yang dimiliki sumber dengan yang dimiliki pendengar. Suatu unsur lain dalam penilaian terhadap sumber adalah penilaian tentang bagaimana sumber itu memilih informasinya. Bila ada kecurigaan bahwa sumber memilih informasi sedemikian rupa sehingga melebih-lebihkan implikasi suatu valensi, maka penilaian pendengar akan menurun. Unsur lain yang sangat penting adalah apa yang disebut sebagai jarak antar sikap atau ketidak samaan yang oleh sumber dikesankan adanya antara ia dan pendengarnya, bukan hanya sehubungandengan sikap-sikap mereka terhadap objek persuasi, tetapi juga sehubungan dengan sikap-sikap lain yang tidak ada hubungannya dengan objek itu.

Sifat Berita yang Persuasif Ada beberapa tipe berita persuasif yang lebih efektif dari pada tipe-tipe lainnya untuk mencapai perubahan sikap. Ada satu segi persuasi yaitu tata hubungan antara isi pesan dengan dasar motivasi atas mana sikap itu didasarkan. Sikap-sikap terhadap suatu objek yang sedikit banyak sentral bagi individu ada kemungkinan akan berubah sebagai reaksi terhadap informasi persuasif yang baru, sebanding dengan bagaimana eratnya hubungan antara informasi itu dengan alasanalasan yang menyebabkan objek itu dianggap sentral oleh individu itu. Macam berita yang besar kemungkinannya paling efektif untuk menyebabkan perubahan sikap adalah yang disesuaikan baik kepada struktur sikap tertentu relevan bagai dasar-dasar motivasi sikap itu, namun menyangkut argumen-argumen yang cukup baru, sehingga kurang ada kemungkinansi individu sudah diperkuat dengan informasi-informasi sanggahan. Sumber Berita Persuasif Sebagaimana dalam tipe-tipe perubahan sikap lainnya, persuasi terjadi umumnya dengan adanya informasi baru yang berhubungan dengan objek sikap yang disampaikan kepada pendengarnya.

Tetapi, informasi baru ini berbeda pada dasarnya dengan informasi yang didapatkan dari tansaksi langsung dengan objek itu sendiri. Informasi ini tidak langsung, melainkan informasi yang didapatkan melalui masyarakat. Partisipasi dan Pengikatan Sumber Mungkin sekali mekanisme-mekanisme lain penting pula eksperimen-eksperimen mengenai pengambilan keputusan dalam kelompok. Penemuan-penemuan terbaru memberi kesan bahwa sikap-sikap dari banyak peserta mungkin tidak banyak berubah diwaktu pengambilan keputusan oleh kelompok itu. Tetapi sebaliknya baru berubah kemudian sesudah parapeserta itu benarbenar melaksanakan tingkah laku demikian karena merasa telah mengikat diri untuk berlaku demikian. Diantara kondisi-kondisi yang harus ada, bila perubahan sikap diharapkan akan mengikuti tingkah laku, telah ditekankan peranan keterikatan psikologis untuk melakukan tingkah laku itu. Jadi, harapan akan terjadinya perubahan sikap tidak berlaku pada individu yang semata-mata dan hanya dipaksa melakukan tindakan yang tidak disukai. Harus ada persetujuan atau rasa keterikatan pribadi untuk melakukan tindakan itu. Pemeranan Peran dan Perubahan Sikap Ada juga demonstrasi-demonstrasi mengenai perubahan sikap sehubungan dengan jenis keterikatan atau partisipasi lain yang menyangkut pemeran peran. Telah ditemukan bahwa dalam berbagai kondisi, seorang subjek yang didorong untuk berbicara, membenarkan atau berdebat dipihak suatu posisi yang tidak sesuai dengan sikapnya sendiri semula, akan memperlihatkan perubahan sikap yang sesungguhnya yang tetap ada setelah peran permainan itu selesai. v STRATEGI PERUBAHAN SIKAP : SATU IKHTISAR

Sikap-sikap lebih sulit untuk dirubah dari pada sebagaimana yang dituliskan pada prinsip-prinsib yang telah disebutkan. Kita telah mengatakan bahwa informasi baru merupakan sine quanon dalam perubahan sikap, dan informasi-informasi baru kelihatannya cukup mudah untuk diberikan. Suatu perbedaan antara ahli psikologi sosial dengan orang praktek itu adalah ahli psikologi sosial ingin mengetahui kondisi terjadinya perubahan sikap, sedangkan orang praktek ingin mengetahui kondisi dalammana terjadi perubahan sikap dan dimana ia mempunyai harapan untuk mengontrolnya. Yang ironis adalah cara-cara yang tidak dapat digunakan untuk memanipulasi yang cepat. Eksperimen-eksperimen persuasi beruntung mempunyai pendengar yang terikat yang tak dapat mematikan berita sebelum dimulai. Bila objek-objek persuasi sikap secara psikologis jauh bagi si individu sekalipun dalam kehidupannya sehari-hari, informasi baru yang disajikan oleh berita persuasif itu mungkin tampaknya cukup menonjoldalam keseluruhan arus informasi yang sampai pada individu sehubungan dengan objek itu. Di lain pihak, bila objek persuasi itu relatif sentral dan kebanyakan sikap yang ingin dirubah oleh orang praktek sifatnya demikian, maka informasi yang terkandung

dalam satu berita persuasif yang singkat tidak dapat bersaing secara berhasil dengan informasi sehari-hari yang lain diterima oleh subjek. Informasi yang mempunyai implikasi-implikasi valensi tertentu, mengalir menurut saluransaluran yang terbentuk oleh struktur masyarakat. Pengalaman pribadi langsung dengan objek sikap merupakan keadaan yang paling berpotensi bagi perubahan sikap, bila sikap-sikap semula didasarkan atas persepsi-persepsi yang keliru dan informasi yang inadekwat. Yang dimaksudkan dengan ini adalah bahwa sikap-sikap yang telah mendalam sekalipun dan terbentuk dalam waktu yang lama, dapat dirubah dengan cepat. Kesimpulan dari semua ini, suatu kontrol yang kuat terhadap sikap-sikap individu akan memerlukan bahwa manipulator itu harus dapat menentukan dimana subjek itu, dengan siapa ia akan bergaul, dan sebagainya. Kontrol seperti itu jarang ada pada orang praktek, atau dalam hal ini pada siapa saja dalam negara yang demokratis.

BAB V ORGANISASI DAN STABILITAS SIKAP-SIKAP Dyson (1958), sewaktu menanggapi kreatifitas didalam ilmu fisika,menyatakan bahwa sedikit sekali dari para ilmiawan terkenal pada pertengahan abad ke sembilan belas mampu untuk menangkap perubahan-perubahan besar dasar mekanika newton yang dikemukakan oleh James Clerk Maxwell. Penerimaan dan penggunaan persamaan-persamaan Maxwell harus menunggu tampilnya generasi ilmiawan yang lebih muda, yang berbeda dengan angkatan tua, tidak terus menerus mendesak untuk berusaha mengerti Maxwell dengan cara-cara newton. Dyson mendapatkan protes-protes yang sama, yang terlibat sewaktu mekanika kwantum pada waktunya mendesak dan merubah pekerjaan Maxwell. Generasi tua, yang mahir berfikir dengan cara-cara Maxwell, berpendapat bahwa konsep-konsep baru itu mentercengangkan sedangkan orang-orang lebih muda tidak begitu bepengalaman dalam bidang itu dapt menerima pandangan baru itu sebagai suatu hal yang biasa. Dalam hal-hal yang menyangkut informasi dasar yang baru, maka adalah soal biasa bahwa orang-orang lebih muda lebih reseptif dari pada yang tua-tua. Karena sikap-sikap yang kita bentuk demikian erat hubungannya dengan informasi yang telah tersimpan pada diri kita tentang berbagai obyek, maka tidak mengherankan adanya buktibukti yang sejajar yang membayangkan bahwa sikap-sikap juga cenderung untuk menjadi bertambah stabil bahkan dapat kita katakan kaku bila orang-orang menjadi tua. Suatu contoh dapat digambarkan dari cara-cara suatu penampang silam orang-orang dewasa menilai dua partai nasional. Bila kita membuat skala yang mulai dari sangat pro-Demokrat melalui netral sampai sanagat pro-Rupliken, maka kia dapatkan bahwa orang dewasa berumur dua puluahan

memperlihatkan suatu distribusi yang relatif yang berbentuk lonceng pada skala, dengan cukup banyak orang yang menempatkan dirinya pada bagian tengah atau bagian netral dari skala. Bentuk distrbusi berubah terus menerus bila kita bergerak ke irisan populasi yang lebih tua, sedangkan generasi yang tertua menunjukkan suatu distribusi yang mendekati U, dimana jumlahjumlah yang besar menempatkan diri pada ujung-ujung skala. Kecenderungan ini bukanlah sekedar pernyataan senda gurau yang bertumbuh dengan umur : sikap-sikap ekstrim ini mempunyai akibat-akibat dalam tingkah laku. Jadi dapat misalnya di tunjukkan bahwa ada suatu kemunduran yang sungguh-sungguh dala kemungkinan seseorang terpengaruh untuk berubahubah partai atau menjauhkan diri untuk sementara dari partai-partai itu- bila ia makin tua. (Campbell et al, 1960). Dengan lain perkataan, ada alasan untuk percaya bahwa perasaan terhadap obyek-obyek sering menjadi lebih kuat secara berarti dengan berlalunya waktu. v SIKAP TUNGGAL YANG STABIL Kita akan memulai, seperti halnya dengan pembicaraan kita tentang kepribadiaan sikap, dengan melukiskan gambaran dari tipe sikap tunggal yang besar kemungkinannya mempunyai ketahanan yang sangat tinggi terhadap perubahan. Ini adalah suatu pekerjaan yang sangat sederhana, katena gambaran ini tidaklah lebih dari pada suatu bayangan cermin dari pada gambaran pada bab sebelum ini. Bila ciri-ciri ini terjadi bersama-sama maka seseorang dapat yakin bahwa sikap yang relatif bertahan terhadap perubahan melalui informasi-informasi baru. Mengapa hal ini demikian dapat untuk sebagian dimengerti dengan membalikkan beberapa organisasi dari bab sebelumnya, karena tentu saja tersangkut disini hanyalah sekumpulan prinsip-prinsip tertentu. Untuk sebagian juga, kita sekarang berada dalam posisi untuk dapat menjelaskan alasan-alasan yang terdahulu. Misalnya kita telah melihat bahwa banyak dari informasi baru yang berpengaruh terhadap sikap, di perantarai oleh masyarakat ; bahwa selanjutnya penilaian atas dapat dipercyanya suatu sumber mempunyai semacam pengaruh atas penerimaan informasi baru yang demikian; dan bahwa dapat dipercaya nya suatu sumber, sebagaimana terlihat dipengaruhi oleh perbandingan implisit antara informasi yang ada pada kita sendiri dengan yang berasal senndiri dari sumber. Dari observasi-observasi ini dapat langsung disimpulkan bahwa seorang dengan simpanan informasi yang besarmengenai suatu obyek, (seorang ahli untuk membatasinya) akan lebih jarang manenemukan informasi yang datang mrelalui masyarakat, dan bertentangan dengan sikap-sikapnya, yang dapat di hargainya dari pada seseorang yang kurang informasi tentang obyek itu. Jalan pikiran ini tentu saja tidak dimaksudkan menjelasakn sepenuhnya prinsip kita bahwa sikap-sikap yang disangga oleh banyak informasi, kurang peka terhadap perubahan. Tetapi itu adalah salah satu dari sekian banyak mekanisme yang turut menyebabkan fenomin yang demikian itu. Pada waktu ini kita lebih tertarik kepada bebrapa hal lain yang dapat dikatakan mengenai suatu simpanan informasi yang besar. Dalam bab 2 telah kita usulkan bahwa jumbah-jumlah informasi

yang besar tak dapat tersimpan lama jika tidak sedikit banyak terorganisir dan kitan sarankan beberapa peraturan tentangketergolongan psikologis yang mengendalikan garis-garis besar dari organisasi yang demikian. Kita juga telah membayangkan, bahwa semakin banyak informasi yang ada mengenai suatu obyek yang kompleks atau insklusif maka akan semakin banyak dan beraneka ragam lahikatan silang-menyilang mengatur susunanya sehubungan dengan kognisikognisi lain. Ikatan-ikatan ini dapat digambarkan sebagai sesuatu yang menghubungkan polapola didalam kisi-kisi, menurut model-model susuanan atom-atom dalam molekul-molekul yang kompleks. Dengan kurang lebih cara demikianlah, suatu obyek tentang mana kiat mempunyai banyak informasi,tersimpan, terikat erat menjadi suatu kisi-kisi yang terdiri dari kognisi-kognisi. v ORGANISASI SIKAP Bila kita mengatakan bahwa sikap-sikap seseorang itu terorganisi, maka yang dimaksudkan adalah sikap-sikap itu berhubungan satu sama lain menurut suatu susunan yang teratur dan tidak secara serampangan. Tentu saja keteraturan dan saling ketergantungan ini adalah parsil dan bukan menyeluruh; tidak setiap sikap seseorang berhubungan secar sistematis dengan sikap-sikapnya yang lain. Sebagian analogi, sel-sel otot kaki anda tersusun secara teratur dengan demikian juga halnya dengan sel-sel dalam iris mata anda, tetapi tak ada gunanya untuk mendiskripsikan susunan sel-sel otot kaki dan sel-sel iris mata. Karena itu, mungkin anda mempunyai banyak sikap-sikap politik yang tersusunan secara teratur, dan hal yang demikian yang berlaku pula untuk beberapa sikap-sikap anda terhadap kegemaran-kegemaran pribadi. Ada harapan bahwa antara kedua kumpulan sikap-sikap ini tidak terdapat susunan yang begitu sistematis walaupun mungkin saja keduanya berurutan rapi, dengan cara-cara yang nanti kita telaah. Tujuan kita yang segera adalah menemukan syarat-syarat umum dimana sijap-sikap itu menjadi saling berhubungan secara fungsionil dan bagaimana saling ketergantungan ini dapata dilukiskan sebaik-baiknya. Kita dapat membuat suatu permulaan yang baik,bila kita bertolak dari [rinsip-prinsip organisasi kognitif yang sudah kita kenal. 1. Ketergolongan Objek Dan Organisasi Sikap Kita telah membicarakan beberapa cara ktergolongan obyek yang menentukan dalam organisasi kognisi. Prinsip umum yang menghubungkan sifat valensi yang ditambahkan kepada sikap-sikap dengan organisasi kognitif secara sederhana dapat dinyatakan : seseorang cenderung u tuk mempunyai sikap-siakap yang sama (tandanya serupa) terhadap obyek yang menurut pendapatnya termasuk golongan yang sama.prinsip benar, seperti tercantum, apapun macam ketergolongan objek yang kita perhatikan. GENERALISASI OBYEK. Sebagaimana ditunjukan oleh studi yang dilakukan oleh Adornc et al, orang-orang dalam masyarakat kita, yang berprasangka terhadap orang yahudi (yakni, orang-orang yang sikap-sikapnya terhadap mereka sebagai suatu golongan kurang menguntungkan) besar kemungkinan akan juga berprasangka terhadap minoritas-minoritas etnis dimana mereka sendiri tidak merupakan anggota-mungkin orang Negro, Meksiko, Jepang. Cara

ketergolongan objek orang luar dari suatu kelompok etnis. Dengan begitu juga sikap seseorang terhadap kekejaman terhadap kucing cenderung untuk berhubungan dengan sikap-sikap yang sama terhadap kekejaman terhadap anjing-anjing dan kuda-kuda, tetapi perlu demikian halnya terhadap jangkrik-jangkrik dan ular-ular (generalisasi selalu ada batasnya) 2. Kongruensi Sikap-Sikap Sendiri Dengan Sikap-sikap Orang Lain Suatu keadaan khusus dari prinsip umum ini begitu pentingnya untuk memahami tidak saja organisasi sikap tetapi juga interaksi antar manusia, sehingga bermanfaat untuk dibahas sebagai suatu prinsip tersendiri. Hal ini pertmam-tama berhubungan dengan sikap-sikap terhadap orangorang. Kita sebelumnya telah sepakat untuk memakai istilah-istilah \ketertariakan dan kebencian untuk sikap-sikap semacam in; dan kita juga telah melihat (Bab 3), bahwa seseorang adalah menarik bagi orang lain selama orang kedua ini merasakanbahwa sifat-sifatnya adalah menguntungkan. Sekarang mengingat kenyataan, bahwa setiap orangmemperlihatkan banyak sifat-sifat yang semuanya tergolong menjadi satu karena berada pada orang yang sama, prinsip kita yang pertama akan membayangkan bahwa seseorang cenderung untuk mempunyai sikapsikap yang sama terhadap berbagai sifat-sifatnya. Ketergolongan dalam hal ini tidaklah menyangkut berbagai obyek seperti kucing-kucing dan anjing-anjing, tetapiberbagai macammacam sifat dari obyek yang sama yaitu orang seorang. v PRINSIP KESEIMBANGAN YANG INKLUSIF Nama keseimbangan telah biasa dipakai untuk prinsip umum ini, dan dinamika yang tercangkup di dalam nama itu membantu menandakan kegunaan prinsip ini. Dinamika menunjuknya kepada prinsip perubahan dan kestabilan. Bila dua hal atau lebih berada dalam keseimbangan, tata hubungan mereka yang satu terhadap yang lain cenderung untuk tetap stabil. Misalnya sewaktu anda untuk pertama kalinya baik diatas timbangan tata hubungan antara tegangan perimbangan itu dengan berta badan anda adalah tidak stabil, atau tidak seimbang sebagai mana terlihat dari bergerak-geraknya jarum yang menunjukan berat badan anda. Tetapi setelah anda berdiri diam, jarum menjadi stabil tetap tinggal demikian selama tidak ada perubahan baik pada timbanagan maupun pada tekanan badan anda padanya. Tata hubungan yang seimbang tinggal tetap, sampai timnul pengaruh-pengaruh baru yang merubah keseimbangan itu, sedangkan tata hubungan-hubungan yang tidak seimbang terus dipaksa, untuk berubah. Kegunaan pengertian kesimbangan bukan saja karena ia menyediakansuatu sinonimuntuk perkataan stabilitas, tetapi lebih-lebih lagi karena pengertian itu merupakan tantangan untuk mencari kondisi-kondisi diamn suatu tata hubungan tetap tinggal stabil, atau seimbang. Persoalan bagaimana organisasi sikap-sikap seseorang terjadi adalah sebetulnya suatu persoalan organisasi yang stabil, karena kita tidak terlalu tertarik kepada cara-cara organisasiyang hanya bersifat keadaan-keadaan sementara saja antara berbagai keadaan keseimbangan.

v ORGANISASI SIKAP DAN KETAHANAN SIKAP TERHADAP PERUBAHAN Seperti juga prinsip keseimbangan membantu kita untuk mengerti mengapa perubahanperubahan lain mungkin terjadi dalam keadaan-keadaan informasi baru yang mengganggu harus diterima, demikian pula ia membantu kita pula untuk memahami ketahanan umum terhadap perubahan, seperti yang diperkembangkan sistem-sistem sikap dengan berlakunya waktu. Sikap seseorang terhadap sesuatu mungkin, dapat mencapai keseimbangan tidak hanya satu sikap lain tapi dengan banyak siakp-siakp lainnya. Sebagai contoh presiden Calvin Coolige, menurut ahli biografi yang kemauan (W.A. White,1938) mempunyai sikap-sikap positif terhadap semua hal berikut ini: kesucian milik pribadi, sisitem kompetisi usaha bebas, campur tangan pemerintah xecar minimal kewajaran sesuatu sebagaimanaadanya dan Partai Republiken. Untuk beliau, semua ini berhubungan satu sama lain dalam satu kisi-kisi yang kompleks,sehingga masing-masing dari sikap-sikap ini bila diancam informasi baru, disokong oleh sikap-sikap lainya. Dan kisi-kisi itu secar keseluruhan ditunjang juga oleh sikap-sikap baik presiden Coolidge terhdap teman-teman dan serikat-serikat, beberapa dari mereka masih diingatnya dari waktu mudanya di Vermont, danada lainnya yang Madat dengan beliau sebagai Gubernur Repulik Massachusetts atau sebagai presiden Repuliken yang dianggapnya sebagai menyongkong sikap-sikapnya. Memang, menurut penilai biografinya sebagian besar sikap-sikap dirasakanya didukung pula dewata yang sangat protestan. Gambran yang demikian merupakan keseimbangan dalam rencana yang benar ; tidak mengherankan ia dianggap sebagai Presiden yang kuat kedudukanya. Inilah fakta-fakta makanya yang menentukan stabilitas sikap. Sejauh sikap seseorang terhadap sesuatu terjalin kedalam suatu kisi-kisi sikap yang lebih luas dan halhal seperti banyaknya simpanan informasi tentang objek, relevansi tujuan pribadi pada sikap dan sentrlitas psikologis, merupakan indikasi-indikasi dari keterjalinan seperti itu tiap usaha untuk merubah sikap harus menghadapi kenyataan bahwa sikap-sikap ini terjangkar sikap-sikap lain dalam sistem. Sikap demikian tidak berada dalam satu vacum bila ia berubah, maka perubahanperubahan kompensatoris lain harus menyusul untuk memulihkan keseimbangan. v OBJEK-OBJEK FOKUS ORGANISASI SIKAP Sikap-sikap yang banyak dari seseorang terorganisir dalam bentuk sejumlah besar sistemsistem. Kebanyakan sistem-sistem sikap seseorang saking berkaitan langsung karena berbagai sistem, yang diaktifkan pada waktu-waktu yang berlainan mencangkup objek-objek sikap yang sama sebagai unsur-unsur umum. Diantara sitem-sistem terdapat saling ketercakupan. Contohnya seorang pelajar sekolah menengah pada saat-saat yang berurutan dapat sibuk dengan sistemsistem yang menyangkut sikap-sikap terhadap ayahnya dan mobil keluarga; terhadap ayahnya dan kebutuhan pribadinya akan uang; terhadap biaya perjalanan dengan beberapa temanya denagan memakai mobil keluarga untuk pergi kepertandinagan bola yang agak jauh; terhadap teman-teman ini dan ketidak setujuan ayahnya terhadap mereka dan seterusnya. Sejumblah

sistem-sistem yang saling bertalian seperti itu, tentu saja hampir-hampir tak ada batasnya, dan sangat beranekaragam dalam isi dari individu ke individu. Meskipun demikian, sifat pengalaman kita adalah sedemikian rupa hingga hanya sejumlah terbatas obyek-obyek sajalah yang menjadi demikian sentralnya sehingga termasuk dalam sistem-sistem sikap seseorang, dan sikap-sikap ini cenderung untuk diintegrasikan sekitar obyekobyek yang demikian. Untuk mudahnya beberapa objek dengan sentralitas terbesar bagi individu tersebut, baiklah kita namakan objek-objek fokus seperti si ibu bagi anaknya, agama bagi pendeta, atau uang bagi si kikir. Kenyataan bahwa objek-objek fokus terbatas jumlahnya bagi seorang individu tertentu berarti bahwa kita dapat menguraikan organisasi sikapnya dengan cukup singkat. Tetapi bila kita mencoba untuk melukiskan banyak individu sekaligus, persoalanya jadi lebih sulit, karena berbagai orang dapat berorientasi pada objek-objek fokus yang cukup berbeda-berbeda. Keluarga mungkin suatu obyek fokus seorang pria kesenian halus bagi lainya, dan kekuasaan politik bagi seorang ketiga lainya. Baggaimanapun juga, kebanyakan objek objek fokus termasuk kedalam salah satu atau lebih dari satu diantara 3 kategri di bawah ini : diri sendiri, orang-orang dan kelompok-kelompoklain; atau nilai-nilai inklusif. Inilah tambatan-tambatan primer dari organisasi sikap.

BAB VI PERSEPSI INTERPERSONAL Proses proses psikolgis dalam persepsi interpersonal. Persepsi tentang sesuatu yang menyangkut proses proses transaksionil antara si perseptor dan objek persepsinya: objek itu melakukan sesuatu terhadap dirinya dan ia berbuat sesuatu terhadap objek itu. Bagian perseptor terhadap objek dari transaksi berada pada taraf psikologis, tentunya hanya sekedar proses mempersepsi sesuatu tidak menimbulkan suatu perubahan yang sungguhsungguh didalamnya, akan tetapi pnyajian si perseptor tentang hal itu dipengaruhi oleh prosesproses perseptuilnya sendiri dan dalam arti ini ia berbuat sesuatu terhadap objek ini. Apa yang disajikan oleh orang yang dipersepsi Sehubungan dengan orang-orang sebagai objek-objek persepsi, makanya kita dihadapkan pada pertanyaan berikut: bagaimana persepsi dipengaruhi oleh kenyataan bahwa objeknya adalah makhluk manusia dan bukan katakanlah halilintaryang menyambar, suatu lukisan barang tidak bernyawa, atau suatu mangkok kaca terisi ikan mas. Orang-orang yang dipersepsi sendiri juga seorang perseptor. Adanya ciri-ciri ini evidien dengan sendirinya, sama halnya pada hewan dan manusia, kita dapat memastikan bahwa sesorang bila mempersepsi orang lain akan menganggapnya sebagai seorang perseptor seperti halnya dengan dirinya sendiri.

Orang-orang yang dipersepsi mempunyai motiv-motiv dan sikap-sikap. Orang beranggapan bahwa orang lain sebagaimana ia sendiri tidak tanpa perhatian terhadap hal-hal yang dipersepsinya, orang lain mempunyai motiv-motiv sendiri yang dapat dipuaskan atau dikecewakan dalam situasiitu, sikap-sikapnya sendiri, termasuk informasi-informasi dan hal-hal yang dipercayainya, tetapi juga kecenderungan-kecenerungan afektif yang mungkin akan terkena dalam situasi itu. Selain sikap-sikap bertahan, ciri-ciri kepribadian dan wataknya ternyata tertanam dalam pada dirinya dan dapat diandalkan. Dalam berinteraksi dengan orang lain, kita ingin memahami partisipasi mereka dalam interaksii itu,dan pemahaman yang demikian dipermudah dengan membuat asumsi-asumsi mengenai ciri-ciri disposisional mereka. Orang yang dipersepsi menganggap semua ciri-ciri diatas ada pada si perseptor. Untuk sementara kita hanya perlu mencatat bahwa bila seseorang mempersepsi orang lain menganggap prosesproses psikologis pada orang lain sebagai analog dengan proses-proses pada dirinya, sehingga terdapat kemungkinan untuk persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Masalah si perseptor, hal-hal yang menarik seseorang setidak-tidaknya dalam jangka panjang adalah cara-cara ia berperilaku, dan tingkah laku setiap orang begitu berbeda dari waktu kewaktu, sehingga sama sekali tidak ada gunanya untuk menerima setiap tingkah laku itu sebagai terberi. Bila anda hanya satu kali melihat seorang yang tidak anda kenal umpamanya berlaku dermawan, anda dapat menganggap ada padanya sifat pemurah, tetapi bila anda terus mengamatinya dalam berbagai situasi, anda akan juga harus mnjelaskan mengapa ia kadangkadang tidak pemurah. Dan sekiranya anda kemudian mengenalnya lebih baik, anda mungkin akan dapat menjeaskan perbedaan-perbedaan yang demikiandengan menunjukkan bagaimana sifat pemurahnya berhubungan dengan lain-lain sifatnya dan bahwa beberapa situasi membawa kepermukaan kemurahan hatinya dan lain-lain situasi tidak. Dengan demikian, persepsi kita tentang seseorang mencakup pencarian hal-hal yang tetap pada orang itu. Ciri-ciri stimulus yang mempengaruhi pilihan tana-tanda oleh sipengamat. Tidak mungkin sama sekali untuk mencatat dan menggunakan semua tanda-tanda penghasil informasi yang disajikan seseorang kepaa orang lain, meski dalam suatu pertemuan yang sangat singkat sekalipun. Kita mau tidak mau harus selektif dalam melihat tanda-tanda yang ada. Oleh karena itu kita akan mencatat beberapa prinsip yang mengatur selektivitas yang demikian, yang secara agak umum berlaku bagi stimuli yang tersaji,inklusif, dan stimuli orang. Salah satu dari prinsip ini adaah soal kedudukan utama informasi tentang seseorang yang diperoleh dalam permulaan pengalamanpengalaman kita dengan orang itu, besar kemungkinan akan terlihat kemuian, bila hal itu tidak secara jelas ditentang oleh pengalaman-pengalaman yang kemudian. Seleksi perseptuil sering dipengaruhi oleh kejelasan tanda-tanda yang manapun yang karena suatu sebab sangat menarik perhatian atau menonjol, cenderung untuk terlihat dan menjadi dasar untuk menganggap adanya ciri-ciri tertentu pada orang-orang yang menyajikan tanda-tanda itu. Frekuensi, merupakan suatu dasar umum yang lainuntuk pilihan tanda.

Ciri-ciri pengamat yang mempengaruhi seleksinya terhadap tanda-tanda. Sudah lama kita ketahui bahwa kepekaan individu terhadap tanda-tanda perseptuil dari corak-crak tertentu berbeda menurut keadaan-keadaaan psikologis yang sementara. Pilihan perseptor terhadap tanda-tanda sering dipengaruhi oleh sikap-sikapnya yang telah mantap, maupun oleh keadaan-keadaan psikologis yang sementara. Kebanyakan orang mempunyai prekonsepsi-prekonsepsi yang isinya adalah bahwa ciri-ciri kepribadian tertentu tergolong jadi satu. Banyak macam ciri-ciri kepribadian yang relatif bertahan pada si perseptor telah ternyata mempengaruhi seleksinya terhadap tanda-tanda yang disajikan orang lain. Prinsip-prinsip yang menjelaskan cara-cara seseorang mengorganisir ciri-ciri yang dianggapnya ada pada orang ain, secara esensial adalah prinsip-prinsip yang telah kita jumpai dalam hubungan dengan organisasi kognisi-kognisi dan sikap-sikap inividu. Ketepatan dalam persepsi interpersonal Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita harus menilai orang-orang dan menilai respons terhadap mereka sebagaimana kita mempersepsi mereka tetapi kita mengharapkan bahwa persepsi kita cukup tepat.

Menganali keadaan-keadaan emosional pada orang lain Kebanyakan orang menganggap sudah dengan demikian halnya bahwa mereka dapat menilai perasaan-perasaan orang lain secara cukup tepat. Banyak dari eksperimen-eksperimen dalam bidang ini terlalu terbatas riang lingkupnya untuk menyediakan jawaban-jawaban yang lengkap atas pertanyaan-pertanyaan mengenai penilaian yang tepat. Meskipun kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang sangat tepat mengenai keadaan-keadaan emosionil, bila kita melihat situasi yang membangkitkan perasaan itu, namun ada kondisi-kondisi tertentu dimana para penilai dapat mengamati suatu foto yang diam dan membuat kesimpulan tentang keadaan emosionil yang menyertainya secara agak tepat. Menilai sikap-sikap orang lain Ciri-ciri orang lain jadinya dipersepsi tidak dalam suatu vakum tetapi dalam suatu konteks yang dapat mencakup suatu bagian dari lingkungan objektif atau konseptual mereka yang diamati bersama. Penilaian kita terhadap sikap-sikap orang lain sering dibuat atas dasar bukti yang sebetulnya tidak langsung. Orang-orang dewasa khusunya, tidak selalu sepenuhnya dan secara langsung menyatakan sikap-sikap mereka, dan meskipun mereka berusaha untuk melakukannya, kemungkinan besar masih tetap ada sesuatu kesamat-samaran. Salah satu gambar kekeliruan yang mempunyai pengaruh yang jauh adalah sikap sesorang yang positif atau negatif (ketertarikan atau kebenciannya) terhadap orang lain. Semakin menarik orang lain bagi seserang tersebut, semakin besar kemungkinan bahwa seseorang tersebut akan menganggap adanya ciri-ciri lain yang menguntungkan pada dirinya, sifat menarik seseorang

seringkali mengundang penilaian-penilaian yang menyimpang kearah yang sesuai dengan kita sendiri umpamanya, walaupun tak ada keharusan pada kita untuk mengikuti undangan itu. Derajat kepandaian menilai orang lain Perbedaan-perbedaan individual dalam taraf umum kepandaian. Kebanyakan dari kita merasa secara intuitif bahwa sementara orang ungguldalam menilai orang-orang lain, tetapi instuisi tidak apat menggantikan bukti yang sistematis. Bukti yang tiak resmi yang didasarkan atas pengamatan sehari-hari memberikan sedikit dasar bagi jawaban yang positif. Yang sangat pasti ialah bahwa pengalaman bersama-sama dengan belajar yang biasanya menyertainya, merupakan prasyarat yang perlu untuk mengadakan penilaian-penilaian yang tepat terhadap orang lain. Anak kecil pada umumnya tidak merupakan pengamat yang sangat membeda-bedakan , khusunya kepada orang-orang yang lebih tua waaupun mereka segera belajar menafsirkan tandatanda yang merupakan petunjuk-petunjuk untuk hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman bagi mereka sendiri. Para remaja lebih pandai dari pada anak-anak kecil, tetapi tampaknya mereka lebih mahir menilai teman-teman sebaya dan orang tua mereka. Mengenai orang-orang mana mereka lebih banyak pengalaman dari pada menilai kategori-kategori orang yang lain. Bukti-bukti yang seperti ini hanya sekedar menunjukkan bahwa semakin luas pengalaman kita dimasa lalu dengan orang-rang lain, semakin besar kemungkinan bahwa kita dapat membuat peniaian-penilaian yang tepat terhadap aneka ragam orang-orang dalam keadaan yang berlainan. Ciri-ciri dari penilaian yang pada umumnya pandai. Kita telah berusaha untuk mengemukakan bahwa sesuatu contoh mengenai persepsi interpersonal, tepat atau tidak tepat, dipengaruhi tidak saja oleh faktor-faktor situasionil, tetapi juga oleh orang yang dipersepsi. Tetapi persoalan tentang kepandaian individual ada hubungannya dengan sumbangan perseptoe sendiri, sama sekali terlepas dari variasi-variasi situasionil. Kita akan mengemukakan beberapa kategri ciri-ciri individual yang berhubungan dengan kepandaian umum untuk mempersepsi orang lain. Kategori ini dapat dianggap sebagai pengalaman-pengalaman khusus dari perumusan umum bahwa kepandaian meningkat dengan pengalaman interpersonal, kemampuan untuk menggunakannya dan motivasi untuk menggunakannya. Dua macam kemampuan yang ada korelasi dengan intelegensi dan relevan bagi persepsi sosial adalah kepandaian untuk menarik kesimpulan mengenai orang-orang dari obsrvasi-observasi tingkah laku mereka dan untuk menjelaskan halhal yang diamati melalui prinsip-prinsip umum, atau konsep-konsep. Sejarah pengalaman sosial seseorang. Banyak sekali terdapat bukti bahwa bila hal-hal lain adalah sama, kita dapatmenilai orang-orang, dengan siapa kita mempunyai latar belakang pengalaman yang sama, lebih tepat dari pada orang-orang lain. Anggota dari kategori-kategori usia dan jenis yang sama, ataupun dari kelompok bangsa, agama, atau suku bangsa yang sama, mempunyai kelebihan dalam saling menilai diri mereka. Sering dikatakan dalam masyarakat kita, bahwa wanita lebih perseptif atau intuitif dari pada pria dalam mengadakan-mengadakan penilaian terhadap orang lain. Dunia wanita secara lebig eksuntif merupakan dunia-dunia orang-orang dan peran-perannya dalam masyarakat

mengggariskan bahwa juga seorang wanita muda harus sangat peka terhadap keinginankeinginan dan pegharapan-pengharapan orang lain. Persepsi timbal balik pada orang-orang yang berinteraksi Pada permulaan pembicaraan kita mengenai proses-proses transaksionilantara si perseptor dan objek persepsinya. Tema ini istimewa penting bila objek persepsi adalah orang lain, tidak saja karena proses-proses perseptual pada orang lain dalam kenyataannya sama dengan proses-proses tersebut pada seseorang, tetapi juga karena seseorang tersebut menganggap memang demikian halnya. Persepsi timbal balik: pintu gerbang kepada studi interaksi manusia Dengan mengatakan bahwa seseorang merupakan suatu objek persepsi adalah senilai sengan mengatakan bahwa ia merupakan suatu sumber informasi tentang dirinya. Bila masing-masing dari dua orang atau lebih yang mempunyai sikap positiv terhadap saah satu peraturan tingkah laku, mempersepsi masing-masing dari yang lain sebagai memiliki bersama sikapnya sendiri terhadap peraturan itu (kebanyakan biasanya setelah berkomunikasi tentang hal itu), maka orangorang ini menyetujui suatu nrma kelompok. Sejauh anggota-anggota kelompok telah mengakui norma-norma mengenai sumbangansumbangan perorangan yang diharapkan akan diberikan oleh masing-masing dari mereka kepada aktivitas-aktivitas kelompok. Bila disetiap anggota suatu kelompok mempersepsi orang-orang lain sebagai memiliki bersama minat bersama yang penting bagi mereka semua dan mengetahui bahwa ia dipersepsi menurut cara yang sama maka mereka mempunyai suatu bahan yang esensil untuk solidaritas kelompok atau kekompakan.

BAB VII TINGKAH LAKU KOMUNIKATIF Kita telah meninjau berbagai aspek dari interaksi diantara manusia dimana kita telah sering membuat asumsi bahwa individu-individu itumempunyai efek yang satu terhadap yang lainnya, seolah-olah terdapat kontak yang langsung antara proses-proses psikologis pada orang-orang yang berbeda. Sikap-sikap masing-masing anggota suatu kelompok yang berinteraksi, dengan satu atau lain cara dipengaruhi oleh sikap-sikap anggota lain tetapi proses bagaimana saling pengaruh mempengaruhi itu terjadi. Adalah atau tidak langsung segera sifatnya juga hal itu tidak terjadi secra ghaib, proses ini menyangkut suatu pmekanisme perantara yang disebut komunikasi. Fenomin-fenomin komunikasi secara unik terdapat hanya pada manusia. Fenomin ini dapat pula dilihat pada hewan-hewan. v SIFAT BERITA

Komunikasi menyangkut pengiriman berita-berita dari suatu tempat ketempat yang lain. Semua berita mempunyai suatu persamaan meskipun mereka berbeda dalam banyak hal. Hal pokok yang sama-sama mereka miliki adalah bahwa perhatian penerimaan berita diarahkan kepada sesuatu bagaimana digambarkan oleh berita-berita sederhana seperti saya lapar dan ada yang sederhana lagi seperti berbicara sambil menunnjuk waktu/ jam. Untuk apa berita itu dimintakan perhatian penerimaan berita ,dinamakan referen berita. Kebanyakan berita berita tidak hanya menunjuk kepada sesuatu, secara harfiah ataupun kiasan : berita berita itu juga memuat sesuatu bentuk pernyataan referen pada umumnya pernyataan pernyataan yang demikian dapat dianggap menunjuk kepda suatu sifat dari referen. Sifat berita-berita lain adalah bahwa berita itu simbolis, artinya berita meliputi sesuatu yang mewakili atau menggantikan suatu hal yang lain . v INFORMASI DAN KETIDAK PASTIAN Arti teknik dari informasi adalah sangat berbeda dari artinya sehari-hari ,hanya saja lebihtepat. Informasi adalah sesuatu yang kita dapatkan dari membaca atau mendengar atau dengan melihat langsung dunia disekitar kita. Bagaimanapun kita hanya dapat memperoleh informasi menegnai hal-hal yang sedikit banyak tidak kita ketahui atau tidak pasti ,sesungguhnya informasi dapat di definisikan sebagai sesuatu yang menghapuskan atau mengurangi ketidak pastian. Mereka yang mempelajari teori komunikasi formil (baik pada tkus-tikus ,manusia, atau pada mesin-mesin) membedakan berita menurut informasi yang terkandung di dalammnya. Arti dari penjelasan ini sudah di jelaskan di atas tadi. Ketidakpastian, sebagaimana yang dipakai oleh ahli-ahli teori informasi dihubungkan dengan sejumlah alternatif alternatif yang mungkin ang terkandung dalam berita baik referenreferen yang mungkin. Atau bila referennya sudah ditentukan sifat-sifat referen yang mengurangi jumlah alternatif-alternatif yang mungkin. Jadi, mengurangionketidak pastian adalah sama dengan mengurangi jumlah alternatif-alternatif yang mungkin. Makin banyak jumlah alternatif yang disingkirkan oleh berita semakin banyak informasi yang terkandung dalam berita itu. Suatu jenis referen yang paling penting adalah seseorang yang dipandang sebagai penyimpanan informasi khussus. Makna khuisus dari jenis ini adalah bahwa pengirim berita ini menegaskan suatu berita yang diterimanya. Ringkasannya, berita-berita menyampaikan informasi mengenai satu referen atau lebih . karena umlah referen terhadap mana perhatian penerima berita akan tertuju ,sangat besar, dan karena biasanya banyak sekali sifat referen tertentu yang dapat dijelaskan dalam berita itu ,maka ada baiknya untuk menganggap informasi sebagai mengurangi ketidak pastian referen-refren dan sifat-sifatnya. Pranan Komunikasi Dalam Interaksi manusia Ineteraksi menarik perhatian kita ,terutama karena orang-orang yang berinteraksi mempunyai pengaruh satu terhadap yang lainnya. Jika kita bertanya . mekanisme mekanime

manakah yang mungkin dapat memperantarai pengaruh itu ? jawabanya akan tergolong kedalam dua kelas umum:degan pemindahan energi atau informasi dari seseorng keoranglain. Kedua duanya dapat terjadi bersama sama tentunya tetapi hal ini secara konsepsionil berbeda. Dengan mengingat perbedaan ini cobalah misalnya interaksi mausia terutama pada orang. orang dewasa, dimana hanya energi dipindahkan dari seseorang keorang yang lain, dan tidak mencangkup penyampaian berita. Alasan alasan mengapa interaksi manusia jarang sekali tidak disertai penyampaian berita, terletak pada kenyataannya bahwa individu belajar. Artinya, individu belajar bahwa kejadian kejadian tertentu berfungsi sebagai isyarat-isyarat atau tanda- tanda yang mengungkapkan atau meramalkan suatu keadaan yang menarik bagi mereka. Tidak setiap penerimaan informasi dari orang lain dapat dipandang sebgai penerimaan berita. Perbedan perbedaan penting antara mendapat informasi dari seseorangmelalu perepsepsi dan melalui pemenerimaan berita adalah bahwa yang disebut belakangan tetapi tidak terdahulu., tidak boleh tidak ,mengandaikan tingkah laku (suatu bentuk pengiriman berita) dipihak orang yang diobserfasi: dan bahwa informasi itu di dapat melalu penggunaan simbol simbol yang menunjukan referen referen atau sifat sifatnya, bukan melalui input pengindraan secara langsung. Perlunya berkomunikasi secara tidak langsung, melalui simbol-simbol mungkin membuat kelihatannya mengherankan bahwa berita berita sering dikirim dan diterima secara cukup tepat. Perkembangan kode-kode dalam kelompok dimana orang-orang yang berkomunikasi itu merupkan anggota. Inilah yang memungkinkan ketepatan itu. Pengkodean dan penguraian kode berita-berita yank kompleks harus dilaksanakan dalam rangka struktur-struktur kognitif yang telah diperkembangkan orang-orang yang berkomunikasi itu. Jadi, bagi semua tujuan-tujuan praktis ,proses-proses interaksi manusia adalah prosesproses komunikatif. Ini tidak berarti membantah bahwa orang-orang saling mempengaruhi dengan memindahkan enerzi, maupun informasi melainkan hanya untuk menyatakan sebagai psikolog sosial ,yang diperantarai oleh komunikasi. Proses Proses Psikologi Dalam Mengirim berita Dasar reslonl Untuk Terjadinya Komunikasi Untuk mengatakan secara lebih formil, akibat yang yang biasa dalam suatu pertukaran komunikatif artinya ,informasi telah disampaikan dan telah diterima adalah suatu perubahan dalam distribusi informasi yang sedemikian rupa sehingga pengirim dan penereima memiliki informasi yang lebih serupamengenal sekrang- kurangnya satu referan dari berita itu. Ini bukanlah hanya akibat yang sudah menjadi umumdari suatu pertukaran komunikatif , baik hal itu diketahui atau tidak ini merupakan keadaan yang diinginkan oleh pengirim berita.yang dimaksudkan adalah penyamaan informasi ini adalah instrumental bagi motifnya.

Selanjutnya kita akan membahas beberapa implikasi dari pendekatan rasionil ini menurut mana komunikasi dilihat sebagai suatu proses penyamaan informasi. Karena kita ingin memahami kondisi-kondisi disisi dimana berita-berita dikirim dan diterima ,kita juga akan mencari keadaan-keadaan dimana pendekatan ini kelihatannya tidak covok. Motif-motif dan Sikap-sikap Berita. (1)Motif motif yang berorientasi pada diri, yaitu motif motif yang berhubungan dengan tujuan pengirim berita itu sendiri.(2) motif-motif berorientasi pada penerima berita ,barangkali tidak kurang umumnya. Memberi dan menerima informasi berguna bagi penerima berita.(3) motif-motif pengirim berita mungkin pula tidak sesuai dengan hanya salah satu dari motif diatas hanya salah satu dari motif diatas tetapi kepada dua duanya ,motif ini berorientasi pada kedua belah pihak. Dalam hal motif motif yang terutama berorientasi pada diri sendiri penggunaanpenggunaan poengiriman berita secara psikologis ,luasnya kira-kira sama dengan daftar lengakap kebutuhan-kebutuhan dan motif-motif manusia. Semua berita jika disengaja menyangkut isi tertentu diantara bnyak kemungkinan dan berita-berita yang sepeti itu biasanya ditunjukan kepada penerima yang terpilih (satu orang atau lebih), bukan kepada semua orang. Prinsip umum yang mengatur penyatuan motif-motif dalam tindakan pengiriman berita adalah prinsip mengurangi perbedaan informasi sedemikian rupa sehingga mempertinggi keseimbangan atau dengan cara lain memberi hasil yang menguntungkan. Penyamaan informasi antara pengirim dan penerima berita tidak selalu menguntungkan.ringkasannya seorang pengirim berita sangat mungkin mengirim suatu berita mengenai referen tertentu kepada penerima berita tertentubila penyamaan informasi mengenai referen antara dia dan penerima berita itu, instrumentalsifatnya bagi pemuasan motifnya. Kekecualian kekecualian yang terlihat pada peratuaran umum. Tentunya anda telah memikirkan keadan keadaan dimana generasi baru dibahas dia atas, kelihatannya tidak berlaku. Kekecualian yang terlihat ada tiga jenis yang umum sifatnya. Perama, kebiasaan bahwa beritaberita dipilih sedemikian rupa sehingga informasi disamakan dengan cara cara yang menguntungkan ,tidak berlaku pada pengiriman berita yang tidak sengaja komunikasi yang hanya bersifat ekspresif atau eksplosif. Kedua, seorang pengirim berita mungkin berulang-ulang mengirim berita yang sama kepada penerima yang sama walaupun ia sudah tahu bahwa berita itu sedah diterim. Jenis kekecualian ketiga bersangkutan dengan motif untuk mengirim berita yang salah satu palsu . Dalam kondisi pesaingan. Pengiriman berita sehubungan dengan sikap-sikap pengirim berita. Motif-motif pengiriman berita tidak terlepas dari kenyataan ini : komunikasi, seperti juga bentuk-bentuk tingkah laku lainnya adalah hasil pengaruh-pengaruh situasionil dan pengaruh sikap. Pendekatan dari arah ini tepat sekali karena sering terjadi bahwa baik referan maupun penerima berita yang terlihat dalam pengirimana berita adalah objek-objek dari sikap yang sudah ada sebelumnya pada pengirim berita. Umumnya berita-berita mengenai referan yang sedikit banyak sudah dikenal.

Jadi situasi pada suatu waktu itu,termasuk didalamnya ,penerima berita dan referen bertindak membangkitkan sikap-sikap yang ada ,tak hayal lagi jika ini mempengaruhi pengiriman berita. Bagaimana efek ini terjadi ? Efek efek ini didasarkan pertama-tama pada beberapa fakta umum sehubungan dengan refren-refren dalam berita : (1) informasi seseorang mengenai sesuatu mempengaruhi sikap terhadap hal itu.(2) masing-masing dari kita tergantung kepada orang lain mengenai informasiinformasi yang penting bagi kita, karena waktu pengalaman kita sendiri tidak mungkin lain daripada terbatas.(3) walaupun kita mempunyai inormasi yang luar biasa banyaknya. Jadi untuk mengumpulkan ke tiga faktor ini menjadi satu dari sebagian informasi yang mana sikap harus menjadi dasar secara tidak langsung dari komunikasi. Fakta-fakta ini menunjukan bahwa dalam sikap pengirim berita mempengaruhi pengiriman beitanya. Pengaruh pengaruh sikap pada pengiriman berita juga terletak dipihak lain paa susunan fakta yang berhubungan dengan penerima-penerima berita L1) komponen affektif pada sikap pengiriman berita terhadap penerima berita mempengaruhi pengiriman beritanya. Semakin kuat daya tarik semakin kuat kemungkinan beritanya semakin berguna, bukan semakin merusak dan penuh pertimbangan bukan ingin menarik keuntungan sebesar mungkin (2) komponenkomponen kognitif dalam sikap pengrim berita terhadap penerima berita itu terurtama ciri-ciri penerima berita yang relevan bagi referen berita.(3) penilaian pengirim berita atas ketertarikan penerima berita terhadap dirinya sendri juga mempengaruhi pengiriman beritanya. Presepsi pengiriman berita mengenai berita, syarat penting dalam pengiriman berita yang bermotif, sebagaimana telah kita coba perhatikan adalah bahwa penyamaan informasi antara dirinya dengan diri calon penerima berita merupakan alat bagi pengirim berita untuk memuaskan motifnya.

v PROSES-PROSES PSIKOLOGIS DALAM PENERIMAAN BERITA Penerimaan berita bukanlah hanya satu proses registrasi pasif. Penerima berita dengan caranya sendiri sama aktifnya, secara psikologis seperti pengiriman berita dan banyak persamannya. Ada persamaan formil karena proses proses penguraian kode oleh penerima berita merupakan sebaliknya dari langkah-langkah pengkodean oleh pengiriman berita akhirnya penerima berita menafsirkan simbol-simbol kedalam kedalamhal-hal yang diwakil. Beberapa perbedaan pada aktivitas psikologi pengirim dan penerima berita beraal dari perbedaan antara perbuatan dan presepsoi . beberapa perbedaan lain timbul dari kenyataan bahwa htindakan komunikasi pengirim da penerima berita diterapkan dalam tingkah laku mereka yang sedang berlangsung dengan urutan yang terbalik. Pemelihan Referen Oleh penerima Berita.

Selalu terdapat usnur-unsur suprise bagi penerima berita dengan cara yang demikian halnya,dengan pengiriman berita yang bertanggung jawab atas berita yang dikirimnya. Walaupun berita itu jawaban langsung dari pernyataan sebelumnya oleh pnerima berita yang sekarang., ia tetap dianggap tidak merasa pasti apa jawaban itu nantinya. Hal pokok yang menentukan jawaban (atas pertanyaan yang sama sekali tidak ditanya dengan sadar)) adalah (1) derajat ketidak pastian atau ketidak tahuannya mengenani beberapa kemungkinan referan dan (2) motivasinya untuk mengurangi keidak pastiannya atau untuk mendapat keterangan sebanyakbanyaknya dari referen.referen adalah sesuatu mengenai hal mana termuat informasi dalam suatu berita ,sebagaimana telah kita ketahui. informasi mengenai ini paling baik dilukiskan dengan mengemukakan sifat-sifat yang diberikan kepada referen. Inkorporasi Informasi Keadaan Kedalam Struktur-struktur Sikap Adapun referen yang dipilih oleh penerima berita yang utama adalah informasi yang didapatnya mengenai efren melalui berita itu akan ada hubungannya dengan suatu informasi yang telah dimilikinya sebelunya mengenai referen itu. Tetapi paling sering pengaruh dari informasi baru pada struktur sikapnya idaklah mnyebabkan penolakan atas informasi maupun pengiriman berita melainkan penerimaan atas keduanya. Ada dua alasan fundamental tentang cara memproses informasi. Alasan pertama, seseorang dapat memproses informasi melalui pengalaman langsung dari diri sendiiri dengan menggunakan berbagai hal pula unuk mendapatkan informasi-infoirmasi tersebut. Alasan yang keduan adalah bahwa sebagaimana telah dikemukakan kbanyakan dari kita menggunakan sebagian besar waktu kita dengan orang yang kita anggap informasinya pada umumnya dapat dipercaya. Proses proses psikologi pada menerima berita ,seperti juga pada pengiriman berita mencakup pencerminan-pencerminan dari situasi komunikasi. v PROSES-PROSES INTERPERSOANAL Dalam mempelajari fenomin-fenomin pengiriman dan penerimaan berita selama ini kita mengambil titik pandangan psikologis dan memang harus demikian karena pengiriman dan penerimaan berita mulai dari keadaan-keadaan psikologis yang terorganisir secara individual. Karena sekarang kita memandang informasi sebagai interpersonal maka kita akan memindahkan titik beratnya pada hubungan antara individu yang artinya akan kita hubungkan antara komunikasi dalam suatu kelompok dengan persamaan dan perbedaan dalam informasi dan sikap anggotanya. Sifat dari Feedback. Pengiriman maupun penerimaan berita-berita adalah bentuk tingkah laku bermotivasi , para komunikator tertentu tertarik untuk mengetahui sampai dimana mereka berhasil mendekati tujuan mereka. Pemuasan motif melalui komunikasi sebagian besar tergantung pada pertukaran informasi yang tepat yang sesuai dengan penyamaan informasi,. Artinya jika pengirim suatu

informasi tertentu berguna bagi pemuasan motif seorang tentunya ia akan mengalami frustasi jika berita tidak diterima sebagai mana yang dimaksudkan. Dengan cara yang sama penerima berita akan akhirnya mengalami frustasi bila ia tahu bahwa informasi yang diterimanya ternyata berbeda dari yang dimaksud untuk disampaikan oleh pengirim berita. Informasi yang didapat dari seseorang dengan memperhatikan efek-efek tingkah lakunya sendiri itulah yang disebut dengan feedback. Komunikasi Tentang Suatu Topik Tertentu. Dengan menggunakan cara yang sekiranya dapat memperkirakan sampai seberapa jauh kemungkinannya bahwa dalam suatu kelompok komunikasi tentang suatu topik yang akan terjadi, yaiyu: (1) Berapa jumlah anggota yang mempunyai perhatian yang besar terhadap topik itu.(2) Sampai seberapa jauh perbedaan informasi yang terdapat dalam kelompok itu yang berhubungan dengan topik itu.(3) sampai dimanakah kesesuaian yang terdapat dalam kelompok itu.(4) sampai seberapa jauh anggota sadar akan persesuaian mereka dan (5) sampai seberapa jauh anggota-anggota merasa ragu-ragu mengenai kejadian yang akan datang berkenaan dengan topik itu. Kondisi kondisi ini didasarkan atas prinsip-prinsip tingkah laku pengiriman dan penerimaan berita oleh individu tetapi dinyatakan dari sudut keanggotaan kelompok secara keseluruhan. Beberapa Akibat Dari komunikasi Yang Terus Menerus Riwayat komunikasi yang terus menerus diantara kelompok orang-orang yang sama ada kemungkinan memiliki dua macam akibat atau pengaruh terhadap isi komunikasi. Pertama, sesudah melalui jangka waktu tertentu berita-berita tentunya akan meliputi referen dari jumlah dan varidia yang lebih luas daripada anggota kelompok-kelompok kurang mengenal satu sama lain.Hasil kedua dari komunikasi yang terus menerus yang berlangsung lama adalah timbulnya topik-topik yang sangat disukai sebagai besar berita-berita dalam jangka waktu yang lama,senantiasa berhubungan dengan reveren yang sama.

Keuntungan Umum dari Komunikasi Umumnya akibat-akibat komunikasi ini tergantung langsung atau tidak langsung dari fakta bahwa komunikasi cenderung menguntungkan terutama komunikasi yang tepat. Demikian tergantungnya kita yang satu dengan yang lain sejak dari pemulaan pengalaman komunikasi kita. v IKHTISAR Komunikasi adalah bentuk hubungan interpersoanal dengan mana dapat dikatakan orang dapat mengadakan kontak dengan isi pikiran orang lain. Mekanisme komunikasi meliputi

pengkodean informasi melalui simbol-simbol tingkah laku pengiriman dan penerimaan simbolsimbol itu melalui persepsi ,dan penguraian kodenya. Dalam pertukaran berita ,jika pertukaran itu telah terjadi secara jujur dan cukup tepat maka penerimaan dan pengirim berita mempunyai informasi yang hampir sama tentang satu atau lebih dari satu referen dari berita itu di bedakan dengan sebelumnya. Komunikator-komunikator menguji keberhasilan pertukaran informasi mereka melalui feedback, yaitu dengan melihat tanda-tanda pada tingkah lakuorang lain yang memperlihatkan efek-efek atas sipenerima berita sebelumnya, dan dengan demikian membantu pengirim berita untuk menntukan apakah berita sudah diterima sebagaimana maksdnya. Tidak seorangpun diantara kita akan mendapat sesuautu kecuali kehidupan yang membosankan dan miskin, jika semuannya bergantung kepada kontak langsung dari orangorang. Keadaan saling tergantung ini mnyebabkan kita mendapat keuntungan dari komunikasi. Jadi lebih baik memberikan maupun menerima berita itu memiliki kepuasan tersendiri.dalam berbagai kondisi ,komunikasi yang semula merupakan alat akhrnya menjadi tujuan sendiri meskipun komunikasi tidak pernah hilang kegunaannya sebagai alat.

B A B. VIII PEMBENTUKAN NORMA NORMA KELOMPOK Anggotaanggota suatu kelompok yang pernah mempunyai sejarah saling berinteraksi dapat dikatakan merupakan suatu kelompok interaksi, untuk membedakannya dari lain-lain kumpulan orang-orang yang apapun alasannya ingin dianggap sebagai satu kesatuan tunggal. Bila sekarang kita teruskan dengan bertanyab tentang sumber-sumber ke seragaman dari para anggota kelompok-kelompok interaksi, boleh jadi tidak ada suatu jawaban yang akan memadai. Suatu dasar lain yang biasa terdapat untuk bermacam-macam persamaan adalah sekedar terkenaoleh pengaruh-pengaruh yang sama. Memang biasanya individu-individu yang sudah menjadi anggota kelompok suatu interaksi, akan terpengaruh oleh hal-hal yang sama yang memperkuat atau memperluas kesamaan-kesamaan yang telah mempertemukan mereka untuk pertama kali. Meskipun setiap kelompok interaksi ditandai oleh keseragaman-keseragaman yang sedikit banyak relevan bagi alasan-alasan keberadaanya, kekuasaan kelompok, sebagai yang diekspresikan melalui norma-normanya tidaklah terbatas pada menciptakan atau memaksakan keseragaman-keseragaman. v SIKAP-SIKAP YANG DISEPAKATI DAN DIMILIKI BERSAMA DALAM KELOMPOK Sifat Konsensus Dan Mempunyai Bersama

Kebanyakan kelompok-kelompok didalam masyarakat yang sama berkonsensus dalam banyak sikap-sikapnya para anggota hampir setiap kelompok orang-orang Amerika yang dapat anda bersesuaian faham, bahwa mencuri patut dicela, bahwa kehidupan keluarga adalah baik, bahwa peperangan nuklir harus dihindari dan sebagainya. Akan tetapi konsensus kelompok mengenai hal-hal demikian hanyalah menggambarkan suatu keadaan yang umum dimasyarakat luas, hal ini tidak membedakan suatu kelompok dari yang lain. Konsensus, sejauh ini berasal dari interaksi para anggota-anggota adalah akibat dari pengaruhpengaruhtimbal balik tidaklah harus karena usaha-usaha disengaja untuk membujuk tetapi secara lebih biasa hanya dengan menyatakan satu macam sikap tertentu dari bukan kebalikannya. Bila anda mendengar hanya satu macam sikap dinyatakan kebanyakan orang-orang yang seperti anda sendiri berkepentingan dalam hal ini, sikap-sikap anda sendiri mungkin sekali akan terpengaruh. Dan sejauh ini terjadi terhadap banyak atau kebanyakan anggota suatu kelompok, konsensus mereka bertambah, melalui komunikasi antara anggota-anggota mengenai obyek-obyek dari sikap-sikap berkonsensus, terutama bila komunikasi mencakup pertanyaan-pertanyaan anggota tentang sikap-sikap mereka sendiri. Memiliki bersama dengan demikian menunjuk konsensus diantara dua orang atau lebih yang sadar akan konsensus itu. Itu adalah suatu persepsi berkonsensus mengenai konsensus suatu konsensus sikap kedua. Memiliki bersama bukanlah suatu konsep yang dapat diterapkan pada satu individu, meskipun ia mungkin mempersepsi, bahwa keadaan memiliki bersama ada diantara ia sendiri denagn satu orang lain atau lebih. Ini lebih merupakan suatu konsep kelompok atau konsep kolektif, yang menunjuk kepada suatu keadaan pada sekurang-kurangnya dua individu,yang dianggap sebagai satu kesatuan Sumber-sumber dari konsensus yang dipersepsi denagn tepat, atau dimiliki bersama dapat dengan mudah dijelaskan. Didalam adanya suatu keadaan konsensus yang sebenarnya mengenai sikap-sikap yang relevan bagi kelompok, kondisi-kondisi yang menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan individu-individu tentang sikap-sikap itu akan menentukan, pada waktu yang sama, derajat kecepatan tentang keadaan konsensus yang sebenarnya. Sejauh anggotaanggota kelompok perlu menutupi sikap-sikap mereka sendiri, justru penyembunyian ini memberi kesan diam-diam artinya menyetujui, keseragaman tingkah laku yang merupakan suatu bentuk komunikasi, menyampaikan pesan itu, apakah itu memang dimaksudkan atau tidak. Akibat-akibat Konsensus Dan Memiliki-bersama Memiliki-besama perdefinisi menganggap konsensus yang demikian merupakan suatu syarat yang diperlukan untuk memiliki-bersama. Tetapi syarat itu saja belum cukup memiliki bersama juga menganggap adanya komunikasi dalam bentuk pertanyaan sikap-sikap seseorang dengan suatu cara yang dapat diamati orang-orang lain. Kedua syarat ini bersama-sama untuk maksudmaksud praktis perlu dan memadai. Keadaan memiliki-bersama suatu sikap dengan orang-orang semacam itu dengan demikian memberikan dukungan tambahan untuk setiap sikap dari orang yang memiliki-bersama itu. Akibat utama dari dukungan tambahan ini, ialah bahwa setiap sikap individu memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap perubahan asal saja, pemilikan-bersama

itu terpelihara. Perluasan pelebaran range kognitif dari sikap-sikap tidak besar kemungkinan bahwa sebagai individu memiliki-bersama perasaan-perasaan yang sama terhadap sesuatu pengalaman langsung yang persis sama dengan hal tersebut juga tidak suatu range informasi yang persis sama mengenai hal tersebut. Keterkaitan yang meningkat diantara para pemilikbersama pada umumnya sebagai yang telah kita lihat persepsi tentang adanya persesuaian dengan orang-orang lain mengenai hal-hal yang penting dibarengi oleh ketertarikan positif terhadap mereka. Solidaritas kelompok sampai kini kita memperbincangkan pengaruh terhadap individu dari memiliki-bersama sikap-sikap tetapi pengaruhnya terhadap semua pemilik-bersama itu sebagai suatu kelompok dilihat sebagai suatu keseluruhan tunggal, tidak kurang menonjolnya. Meskipun anggota-anggota kebanyakan kelompok dalam masyarakat yang sama berkonsensus terhadap banyak aspek dari kebudayaan mereka, tetapi konsensus sehubungan dengan soal-soal yang relevan bagi kelompoklah yang membedakan suatu kelompok dari yang lainnya. Bila terdapat keadaan yang berkonsensus antara dua orang atau lebih yang sadar akan keadaan yang berkonsensus mereka,kita menghadapi keadaan yang disebut memiliki-bersama tidak hanya memiliki konsensus, tetapi juga cukup komunikasi dengan yang lain-lain untuk menampilkan konsensus itu. v SIFAT NORMA-NORMA KELOMPOK. Hidup manusia mungkin akan kacau, andai kata tiada keteraturan tertentu yang dapat diandalkan orang. Keteraturan dapat berlaku bagi hampir setiap macam kejadian, pada atom-atom atau awan-awan, bakteri-bakteri atau jerapah-jerapah. Namun kita hanya memperhatikan hal-hal yang berlaku terhadap apa yang dilakukan orang-orang bukan saja tingkah laku mereka yang terbuka, tetapi juga pikiran mereka, motif-motif mereka, dsb-nya. Ketertuan-keteraturan semacam ini ada yang meluas di masyarakat da nada yang hanya berlaku untuk sepasang individu-individu yang telah membuat kesepakatan yang berlaku hanya bagi mereka sendiri. Ada yang secara formil diakui da nada yang sangat informil. Ketertuan-keteraturan itu mungkin mempunyai kekuatankekuatan moral, mungkin tidak, dalam arti bahwa pengertian-pengertian seperti sewajarnya sebaiknya atau salah dan benar diterapkan didalamnya. Ketertuan-keteraturan, termasuk juga semua spesifikasinya menjadi objek-objek sikap orang dapat menyetujui atau menolaknyadengan berbagai derajat intensitas. Ciri-ciri utama dari norma-norma kelompok yang membedakannya dari sikap-sikap lain yang dimiliki bersama terhadap suatu peraturan, yang merupakan ketentuan mengenai cara-cara mempersepsi, berfikir, merasa, atau bertindak. Ringkasannya norma-norma kelompok ada bilamana oaring-orang yang saling berinteraksi menerima-bersama suatu peraturan yang mempengaruhi tata-hubungan mereka yang satu dengan yang lainnya. Jika, norma itu bertahan maka itu adalah karena adanya kepercayaan bahwa norma-norma itu akan dapat memaksakan dirinya, semakin besar kemungkinan bahwa sangsi-sangsi akan dijalankan. Proses Psikologis Yang Dipengaruhi Norma-Norma Kelompok

Bagian yang istimewa baik dalam penelitian ini ialah jawabannya terhadap pertanyaan, apakah subyek-subyek mungkin hanya konform saja atau tidak betul-betul melihat jumlah gerakan cahaya yang berbeda-beda. Nyatanya, subyek-subyek yang semula bekerja dalam kelompokkelompok dan kemudian bekerja sendiri tetap melaporkan jumlah gerakan yang sama, telah mereka laporkan sebelumnya didalam situasi kelompok dan hal ini membayangkan dengan kuat bahwa proses perseptuil mereka, dan bukanlah hanya respons-respons verbal mereka, yang sebetulnya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya dalam situasi kelompok itu. Interaksi yang terjadi didalam situasi seperti yang diuraikan oleh sheriff dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya , yang pernah diperoleh seseorang dalam proses interaksi dengan orang-orang lain. Norma-norma Kognitif, aspek-aspek kognitif suatu sikap mencakup kepercayaan tentang obyek sikap itu dan pemberian sifat-sifat kepada obyek sikap itu. Piasu adalah runcing, alam semula dihuni oleh roh-roh, orang-orang bertelinga besar murah hati. Jadi suatu norma kognitif adalah suatu peraturan yang penerimaanya dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, mengenai apa yang mereka saling duga dipercayai oleh masing-masing tentang sesuatu. Kita cenderung mengatur obyek-obyek menurut salah satu cara, jadi cenderung mempunyai sikap-sikap yang sama dengan terhadap obyek-obyek yang tergolong-bersama. Adalah mungkin bagi seseorang untuk mempunyai kognisi tentang masing-masing obyek dari sejumlah sikap yang tergolong bersama sebagai mempunyai sifat-sifat sendirinya sendiri tetapi sebetulnya kognisi-kognisi mengenai obyek-obyek yang tergolong bersama tidak saling terpisah yang satu dari yang lainnya. Banyak pendapat peraturan-peraturan kognitif yang lain yang hanya didasarkan atas konvensi saja tanpa dukungan sama sekali dari kenyataan fisik. Dikebanyakan Negara-negara Barat kita harapkan orang-orang lain percaya bahwa bagian sisi kanan jalan dijadikan tempat mengendarai mobil. Kenyataan bahwa norma-norma cenderung kehilangan ke efektifannya bila tidak dipertahankan oleh pengalaman-pengalaman yang dimiliki bersama, dilukiskan dengan bagus di dalam eksperimen Maccoby dan lain-lainnya. Norma-norma Evaluatif masyarakat-masyarakat dan dalam kelompok=kelompok kecil juga mempunyai peraturan-peraturan tentang baiknya atau diinginkannya obyek-obyek (pemakaian istilah obyek dalam arti luas sebagai setiap hal yang jelas dapat dibedakan terhadap mana orang dapat mempunyai sikap). Norma-norma Evaluatif secara konseptuil jelas berbeda dari Norma-norma Kognitif tetapi biasanya ada hubungan erat antara keduanya. Norma-norma yang hanya bersifat kognitif menyangkut kepercayaan yang tidak dinilai atau pemberian sifat-sifat. Prinsip umun adalah kebanykan dari kita hampir selalu menilai obyek-obyek dilihat dari sudut sifat-sifatnya dan sifat-sifatnya jarang sekali benar-benar netral. Kebanyakan ukuran-ukuran sikap itu dibuat dari sudut aspek evaluative atau efektif dari sikap-sikap itu. Penerimanpenerimaan Norma-norma Evaluasi dibantu oleh pemberian hukuman dan penghargaan (sering dengan cara-cara yang subtil) pada waktu individu-individu saling berinteraksi. Dibawah tekanan-tekanan demikian biasanya ditemukan banyak konsensus dari orang tua dan anak

mengenai sejumlah besar persoalan-persoalan. Juga dapat ditunjukkan bahwa orang-orang dewasa tidak kebal terhadap pengaruh-pengaruh ini. Norma-norma tingkah laku ada kemungkinan bahwa sejumlah anggota kelompok tertentu mempunyai norma-norma perseptuil, kognitif dan evaluative tentang sesuatu tanpa mempunyai sesuatu penerimaan-bersama terhadap peraturan-peraturan tentang tingkah laku-tingkah laku yang nyata sehubungan dengan hal itu. Kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang dimilki bersama tentang tingkah laku yang demikian disebut konformitas, tetapi kita harus hati-hati untuk tidak menarik kesimpulan bahwa soal adanya konformitas tingkah laku harus mengandalkan pemilikan bersama peraturan-peraturan kognitif atau evaluative denagn yang lain. Norma-norma perseptuil, kognitif, evaluative, dan norma-norma tingkah laku sama sekali tidak saling mengasingkan. Interaksi barangkali, atau makan, secara khas, akan menyangkut semua macam norma-norma ini. Proses psikologi, kognisi, afek dan perbuatan (seperti yang telah kita kemukakan) berjalan secara simultan dan interdependen. Norma-norma cenderung untuk terbentuk mengenai setiap hal yang penting bagi anggota-anggota suatu kelompok interakasi dan cenderung untuk menyangkut semua proses-proses psikologis ini. Fungsi-fungsi Norma Kelompok Suatu norma kelompok tidak mungkin bertahan,kecuali bila norma itu sedikit banyak ada gunanya untuk kelompok sebagai keseluruhan dan untuk sejumlah besar anggota-anggota perorangannya (suatu minoritas individu-individu yang mempunyai kekuasaan dalam satu dan lain hal,dapat merupakan jumlah yang cukup besar). Mungkin yang paling jelas adalah fungsinya dalam memberikan stabilitas dan keteraturan yang sering menyertai kemungkinan peramalan.Bila tidak ada norma sekali, kehidupan kelompok akan kacau karena tata hubungan antara individu tak dapat diramalkan sebelumnya,seperti tata hubungan antara butir-butir pasir dalam topan, atau antara molekulmolekul air dalam amukan gelombang.Maka kepuasan motif apapun macamnya, pada orangorang yang saling tergantung, dipermudah oleh adanya norma-norma yang dinilai bersama.Disamping itu norma-norma kelompok mempunyai peranan istimewa untuk memahami interaksi antar manusia persoalan buku.Meskipun norma-norma tak dapat terbentuk lepas dari prose-proses interaksi serta persepsi dan berkomunikasi dengan orang lain, yang sebaliknyapun demikian juga. Komunikasi yang berhasil, juga menghendaki adanya norma-norma yang dimiliki bersama mengenai simbol-simbol dan referens-referensnya.Belajar bicara atau memakai isyarat-isyarat, atau membaca dan menulis, adalah benar-benar suatu proses belajar kenal dan menginternalisasikan norma-norma mengenai pemakaian simbol-simbol, tata bahasa dan sintaksis.Dan demikianlah halnya dengan hampir semua proses-proses interaksi.Norma-norma timbul dari interaksi dan dalam tahap perkembangan manapun norma-norma itu berada pada saat tertentu, norma-norma itu juga memungkinkan interaksi yang lebih ruwet, lebih realistis, dan lebih memuaskan dari pada yang mungkin akan terjadi bila norma-norma itu tidak ada.

Motivasi Individu Untuk Berlaku Konform Mengingat kenyataan bahwa tidak ada orang yang selalu merupakan seorang konformis, kita dihadapkan lagi kepada persoalan tentang kondisi-kondisi. Bila orang-orang paling besar kemungkinannya dan bila paling kecil kemungkinannya untuk ingin berlaku conform dengan norma-norma?. Tercakup didalam banyak peraturan-peraturan, terdapat sangsi-sangsi yang dimiliki bersama; artinya peraturan-peraturan itu memperinci bukan saja siapa yang diharapkan untuk berlaku bagaimana didalam keadaan-keadaan yang bagaimana,tetapi juga bagaimana seseorang harus diberi penghargaan untuk berlaku konform, atau dihukum karena tidak berlaku konform. Maka akan mengherankan bila motif-motif untuk bertindak konform tidak mencakup harapanharapan untuk diberi penghargaan (katakanlah dengan persetujuan atau pujian)atau untuk menghindari hukuman. Sebagian besar konformitas dengan norma-norma timbul, namun, terlepas sama sekali dari insentif-insentif dari luar yang demikian. Dapat dikatakan bahwa norma-norma itu telah mengalami internalisasi: norma-norma itu sekarang berfungsi tidak hanya sebagai suatu peraturan yang dimiliki bersama tapi juga sebagai peraturan perorangan. Suatu norma kelompok ada bila anggota-anggota suatu kelompok memiliki bersama sikapsikap setuju terhadap suatu peraturan yang berlaku bagi orang-orang khusus didalam situasisituasi khusus. Norma-norma dapat berhubungan dengan cara-cara persepsi, dengan kognisikognisi dan kepercayaan-kepercayaan dengan penilaian obyek-obyek sikap pada suatu kontinum baik buruk, atau dengan tingkah laku terbuka. Kebanyakan norma-norma kelompok dipaksakan, baik melalui sangsi-sangsi yang diberikan oleh orang lain maupun melalui internalisasi peraturan-peraturan oleh individu atau melalui kedua-duanya.

v NORMA-NORMA KELOMPOK DAN PROSES MEMILIKI BERSAMA Proses-proses Yang memungkinkan Memiliki Bersama. Sampai seberapa jauh salah seorang anggota kelompok dapat ikut serta dalam penerimaan bersama suatu peraturan, dibatasi oleh tiga syarat: ia harus mengetahui adanya peraturan ini, dalam arti melihat orang-orang lain menerimanya; ia sendiri harus menerimanya; dan keduaduanya, baik ia sendiri maupun orang lain, harus mengakui bahwa semua menerimanya. Syaratsyarat yang membatasi ini yang dipaksakan oleh difinisi kita tentang norma-norma kelompok, semuanya perlu. Karena itu kita harus bertanya apa saja yang menentukan apakah srtiap syarat itu akan terpenuhi. Mengakui Adanya Peraturan

Menerima peraturan-peraturan. Sikap-sikap setuju terhadap suatu peraturan terbentuk pada seseorang dengan cara-cara yang pada dasarnya sama seperti sikap-sikap lainnya; sejauh pengalaman seseorang sebelumnya mengenai sesuatu telah dihubungkan dengan kepuasan motifmotif, maka sikap seseorang terhadap hal tersebut adalah menyetujui. Corak-corak motif yang biasanya dipuaskan dengan pengalaman suatu peraturan, termasuk pentrapannya terhadap diri sendiri, mencakup tidak saja motif-motif yang menyangkut kemungkinan peramalan, tetapi juga banyak motif-motif lain. Suatu golongan motif-motif berhubungan dengan peraturan yang dihasilkan dari tumpukan pengalaman-pengalaman manusia, dan merupakan cara-cara terbaik untuk melakukan sesuatu cara-cara yang ditemukan dengan cara coba-coba dimasa lalu, dan oleh individu-individu sedikit sekali kemungkinanuntuk ditemukan sendiri dengan mudah. Penerimaan bersama terhadap penerimaan. Bila seseorang sudah mengetahui adanya suatu peraturan dan sudah menerimanya, penerimaan yang sempurna memerlukan dua langkah lagi; pengakuan orang-orang lain bahwa ia menerima peraturan, yang mereka juga terima, dan diketahui olehnya tentang adanya pengakuan ini dipihak mereka. Kedua langkah ini cenderung untuk terjadi kira-kira bersamaan, dan oleh karena itu dapat ditinjau sekaligus. Proses-proses Sebagai Akibat Memiliki Bersama Mengenai sikap-sikap terhadap peraturan, tidak saja semua anggota itu sama, tetapi masing-masing dari mereka beranggapan bahwa semua adalah sama. Jadi ada suatu tata hubungan antar anggota-anggota yang dapat dilukiskan sebagai kemungkinan substitusi secara psikologis; masing-masing dari mereka beranggapan bahwa masing-masing dari yang lain cenderung untuk menerapkan peraturan yang sama yang ia sendiri akan terapkan. Norma-norma sering sekali mengharuskan diferensiasi diantara anggota-anggota kelompok yang sama. Barangkali suatu peraturan yang dimiliki bersama secara eksplisit memperinci pembagian tugas: suami-suami dan isteri-isteri tidak saling mengharapkan masing-masing mempunyai sikap yang sama terhadap soal mencuci popok atau menyapu jalan-jalan: apa yang mereka miliki bersama adalah penerimaan terhadap peraturan, menurut mana si isteri bertanggung jawab untuk salah satu dari soal-soal ini dan si suami untuk yang lainnya. Kemungkinan substitusi, pertama-tama, berarti bahwa seorang anggota kelompok dapat mempercayai sepenuhnya seperti ia dapat mempercayai dirinya sendiri, bahwa ia akan dipedomani oleh peraturan-peraturan itu. Jadi tidak diperlukansuatu penguatan, dalam bentuk paksaan atau sangsi-sangsi, peraturan dijalankan terhadap dirinya sendiri oleh setiap anggota. Karena kita tidak tertarik kepada peraturan-peraturan pribadi, tetapi hanyalah kepada yang dimiliki bersama oleh kelompok, maka dapat diterima bila dikatakan bahwa norma-norma diinternalisasikan oleh setiap anggota. Karena kemungkinan substitusi mengimplikasikan kepercayaan timbal balik, dalam soalsoal yang berhubungan dengan norma, maka hal itu mempunyai akibat-akibat baik bagi kelompok maupun individu-individu. Kelompok secara keseluruhan dapat mengusahakan tugas-

tugas kepada anggota-anggota perorangan, karena masing-masing dari mereka dapat mewakili mereka semua. Kekuasaan Kelompok Atas Para Anggotanya Anggota-anggota suatu kelompok yang melalui proses-proses memiliki bersama seperti itu, menyetujui norma-normanya dipengaruhi kuat sekali oleh norma-norma itu, dan dengan demikian kelompok itu dapat dikatakan mempunyai kekuasaan atas anggota-anggotanya. Kalimat ini mungkin kedengaran paradoksal karena pengertian tunduk pada kekuasaan dan penerimaan secara ikhlas tampaknya saling bertentangan. Akan tetapi nyatanya tidak ada pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh yang diterima secara ikhlas. Bila memiliki-bersama ditinjau dalam rangka kemungkinan substitusi antar anggota alas an-alasan untuk hal itu menjadi jelas. Akan tetapi kenyataannya tetap, bahwa suatu kelompok dimana anggota-anggotanya sehubungan dengan peraturan itu, sehingga sangsi-sangsi dari luar tidak diperlukan. Dengan perkataan lain kekuasaan dijalankan sendiri dank arena itu semakin efektif. Norma-norma kelompok penting, justru karena mempunyai kekuatan atas para anggota kelompok kekuasaan yang bekerja dari luar maupun dari dalam. Proses memiliki bersama itulah yang melebur hal-hal yang berasal dari luar dengan hal-hal yang berasal dari dalam. Unsur-unsur Yang Sama Antara Bermacam-macam Norma Sejauh konformitas dengan peraturan-peraturan disetujui oleh orang-orang lain dan diiternalisasikan sebagai persetujuan sebagai persetujuan terhadap diri sendiri, issue-issue mengenai konformitas dan non konformitas diresapi oleh Rasa keharusan(lihat angell, 1958) yang merupakan ciri dari norma moral. Tetapi ada peraturan-peraturan lain yang penerimaan bersamanya adalah sangat biasa, dan tidak mencakup sangsi-sangsi sosial dank arena sudah diinternalisasikan, tidak dibarengi oleh rasa keharusan. Penerimaan bersama peraturan-peraturan tergantung dari kepuasan motif yang menjadi diasosiasikan dengan peraturan-peraturan;kepuasan demikian merupakan suatu syarat yang perlu tetapi tidak memadai untuk memiliki bersama. Penerimaan peraturan membawa keuntungan berupa kemungkinan meramalkan sikap-sikap dan tingkah laku orang-orang lain. Penerima itu juga berguna sebagai pedoman tingkah laku, sehingga si individu tidak perlu mengulang kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat orang-orang lain. v PEMILIKAN BERSAMA NORMA-NORMA SECARA TAK SEMPURNA Kekuatan-kekuatan Yang Bertentangan : Keseimbangan dan Realitas Derajat sebenarnya dari memiliki bersama yang menandai dua anggota kelompok atau lebih adalah hasil dari dua macam kekuatan yang sering kali berlawanan. Kekuatan-kekuatan yang mendorong kearah pemilikan bersama dapat dianggap sebagai kekuatan-kekuatan yang mendorong kearah keseimbangan : secara psikologis adalah menguntungkan untuk mempersepsi

diri sendiri sebagai memiliki bersama sikap-sikap yang relevan bagi kelompok dengan anggotaanggota kelompok yang menarik. Persepsi yang berlebihan mengenai konsensus kadang-kadang disebabkan oleh proses lain juga, teristimewa bila ada interaksi langsung secara berhadapan muka. Bila seseorang, O, menyangka bahwa sikap-sikap OL berbeda banyak dari sikap-sikapnya sendiri, ia mungkin mempunyai alasan-alasan untuk tidak ingin kelihatan sedemikian berbeda sebagai keadaan yang sebenarnya. Jika demikian, ia mungkin mengemukakan aspek-aspek posisinya sendiri yang paling sedikit berbeda dari posisi OL dan memperlunak perbedaan-perbedaan yang lebih ekstrim. Non konformitas terhadap norma-norma kelompok sering mengancam dengan cara-cara yang sama. Bukti untuk hal ini diberikan dalam studi oleh Hoffman (1957), yang meminta kepada masing-masing dari beberapa orang mahasiswa untuk menyatakan secara tertulis, persetujuan atau ketidak persetujuannya dengan suatu rangkaian pernyataan-pernyataan mengenai sikap-sikap sosial. Ditemukan, bahwa dimana norma kelompok yang palsu sesuai dengan respons subyek semula score kecemasan GRS adalah paling rendah. Dalam keadaan yang demikian tidak ada pertentangan antara kekuatan kearah keseimbangan dan kearah realitas, sebagaimana realitas itu telah diterangkan kepada para subyek. Bila norma-norma palsu itu tidak sesuai dengan respons semula si subyek, dan ia ganti posisi untuk konform dengan norma yang berlainan itu, angka GSRnya hanya sedikit lebih tinggi. Persepsi Diri Mengenai Konnformitas Dan Otonomi Kebanyakan dari kita ingin percaya bahwa kita konform kepada norma-norma kelompok karena norma-norma itu benar dan bukan karena kita tidak suka berbeda dari orang-orang lain ; motivasi yang terakhir membayangkan kelemahan dan tidak adanya independensi. Banyak individu-individu mencapa semacam kompromi antara ancaman-ancaman yang disebabkan persepsi diri sebagai seorang konformis atau sebagai seorang non konformis. Proses-proses yang demikian di ilustrasikan dalam studinya oleh tuddenham dan Mc Bride yang telah menganalisa laporan-laporan dari orang-orang yang dengan senang hati yang menyerah kepada tekanantekanan kolompok dalam ekspermen type Asch yang dimodifikasi jawaban-jawaban terhadap questionnaire dan pertanyaan-pertanyaan terbuka menunjukkan fakta yang terbaik bahwa kebanyakan dari subyek-subyek yang telah banyak menyebar itu juga mengekspresikan sikapsikap independen. Ada alasan-alasan teorotis yang kuat untuk mengira bahwa orisinalitas dan kreativitas lebih erat berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi akan otonomi daripada akan konformitas. Bagaimana seseorang akan kreatif kalau ia tidak mempercayai ide-idenya sendiri dan seolah-olah telah mematikannya sejak semula sewaktu terlihat bahwa norma-norma menyimpang dantidak membiarkannya berkembang lebih jauh. Bersamaan dengan itu manusiamanusia begitu saling tergantung sehingga adanya banyak konformitas norma-norma adalah essensiil.

v IKHTISAR Anggota-anggota suatu kelompok sering diseleksi (dipilih) karena sudah sependapat mengenai persoalan-persoalan yang relevan bagi kelompok dan segera setelah mereka saling berinteraksi sebagai angota-anggota kelompok, besar kemungkinan bahwa mereka akan saling pengaruh mempengaruhi kea rah konsensus ang lebih jauh. Sejauh angota-anggota mempunyai sikapsikap yang sama mereka saling ekspresikan yang satu kepada yang lain maka akhirnya mereka memilki-bersama sikap-sikap ini. Bila memeliki bersama itu merupakan penerimaan terhadap peraturan-peraturan yang relevan bagi kelompok, maka terdapat norma-norma kelompok. Dengan menunjuk secara khusus kepada penerimaan bersama terhadap peraturan-peraturan itu dengan sendirinya menjadi teguh, dengan demikian seorang anggota dapat menjadi pengganti anggota lain atau kelompok sebagai keseluruhan.

BAB 9 RESPONS INTERPERSONAL Tingkah laku interpersonal tidak perlu dipelajari dalam bentuk urutan-urutan respons-respons orang yang satu terhadap yang lain, respons-respons yang demikian dapat pula berlangsung secara stimulant. Dalam setiap hal, kondisi-kondisi utama yang menentukan sifat respons interpersonal yang sangat kompleks, khususnya karena pengaruh-pengaruh timbal balik yang berasal dari yang satu terhadap yang lain pada orang-orang yang berinteraksi. Orang-orang yang berinteraksi secara stimulan tergantung yang satu dari yang lain. Dalam bab ini (sebagai kebaikan dari Bab II, dimana dibicarakan hubungan-hubungan peran yang bertahan), kita akan memeriksa tingkah laku sesaat, yang sedang berlangsung dari sudut pandangan Kemungkinan tingkah laku. v URUTAN INTERPERSONAL YANG DAPAT DIANDALKAN Refleks-refleks Interpersonal Sekiranya dapat didemonstrasikan bahwa menghilankan kemarahan merupakan suatu respons otomatis yang biasa terhadap jawaban yang lemah lembut, maka urutan ini dapat dianggap menyerupai refleks. Suatu refleks kerdipan mata, tersendat, atau tarikan dengkul, umpamanya dirumuskan sebagai suatu akta yang sangat sederhana diman atidak ada unsur pilihan atau pertimbangan terlebih dahulu dan tak ada variabilitas kecuali dalam intensitas atau waktuu ( English dan English, 1958).

Biasanya, selain daripada itu, stimulus yang membangkitkan refleks secara psikologis adalah khusus seperti iritasi dalam lubang hidung, atau pukulan yang tajam tepat dibawah tempurung dengkul. Refleks-refleks yang secara umum diakui adalah respons-respons terhadap stimuli seperti sinar, tekanan, atau iritasi fisik.respons-respons emosionil sedikit banyak menyerupai refleks-refleks. Urutan-urutan Hadiah-hadiah EKSPERIMEN-EKSPERIMEN DALAM SITUASI-SITUASI SOSIAL MINIMAL. Eksperimen-eksperimen yang diuraikan dalam Ilustransi Riset 9.1. menyediakan keteranganketerangan yang masuk diakal mengenai proses-proses belajar yang terlibat dalam perkembangan urutan-urutan : hadiah-hadiah artinya, mendapat hadiah/keuntungan dari orang lain dan menyusulnya dengan suatu respons yang menguntungkan baginya. Asumsi-asumsi yang harus dibuat dalam situasi-situasi eksperimental ini yang asing bagi para subyek hanyalah bahwa seseorang yang baru saja membuat suatu respons tertentu yang disertai atau diikuti oleh suatu keuntungan cenderung untuk mengulang respons itu : inilah hipotesa sentral dalam teori penguatan atau reinforcement theory (cf Skinner, 1953). Mereka yang mempelajari responsrespons senyuman secara umum, mempunyai pendapat yang sama bahwa hal itu biasa sekali menyertai suatu keadaan merasa enak atau euphoria. Tertawa dan senyuman primitif mengekspresikan kepuasan, kesenangan, kegembiraan. Dalam banyak hal urutan senyuman-senyuman yang relatif dipercaya adalah tipis bagai segolongan besar urutan-urutan tingkah laku interpersonal. v URUTAN-URUTAN KESUSAHAN-KESUSAHAN Kesusahan sering diekspresikan dengan cara-cara yang menyerupai refleks seperti mengerutkan dahi atau menangis, sama seperti terima kasih sering diekspresikan dengan senyuman atau tertawa. Kedua kondisi yang menimbulkan respons-respons yang demikian dan cara mengekspresikannya cenderung lebih diperluas dan diolaborir dengan menggunakan tambahantambahan verbal. Golongan-golongan tingkah laku interpersonal yang paling umum dipandang sebagai stimulus maupun respons, adalah golongan-golongan yang merupakan ekspresi hadiah atau kesusahan, ataupun dipersepsi seperti itu. Kebiasaan-kebiasaan, sebagaimana sudah jauh lebih dahulu (1922) ditunjukkkan oleh Dewey harus dianggap secara potensil fleksibel dan dapat diadaptasikan dan tidak harus menyerupai refleks. v ADAPTASI INTERPERSONAL Dalam orang-orang saling berinteraksi yang satu dengan yang lain, masing-masing dari mereka sedikit banyak mengadaptasikan dirinya terhadap yang lain. Kenyataan yang elementer sekalipun, melihat orang lain-lain dan mempersepsi tingkah laku merupakan suatu bentuk persepsi merupakan suatu bentuk lain dari adaptasi. Adaptasi seperti itu pada orang-orang yang berinteraksi sifat timbal-balik, tidak saja karena masing-masing dari mereka bertingkah laku dan diamati, secara bergiliran maupun secara simultan, akan tetapi juga karena dalam arti yang lebih

fundamental masing-masing beradaptasi terhadap sesuatu yang ia sendiri telah membantu untuk menciptakan. Dalam interaksi terdapat suatu kwalitas urut-urutan tidak saja antara orang-orang yang berbedabeda tetapi juga pada masing-masing dari mereka, karena masing-masing telah ikut menyumbang sesuatu kepada tingkah laku orang terhadap siapa ia sekarang sedang memberikan respon. Terhadap apa ia memberikan respons. v ADAPTASI INDIVIDUAL Suatu cara yang baik untuk mendekati proses-proses adaptasi timbal balik adalah dengan melihat terlebih dahulu bagaimana cara-cara seorang mengadaptasikannya tingkah laku kepada sesuatu aspek dari lingkungan non-manusiawinya. Proses-proses esensiil yang mengajarkan untuk menjadi sedikit banyak efisien dalam soal menebang ini, adalah sebagai berikut : (1) Ia mulai merasa bermotifasi (2). Dengan menggunakan kepandaian-kepandaian yang telah ada padanya ia bertingkah laku menurut cara-cara yang terarah kepada tujuan itu ; (3). Ia mengamatamati akibat-akibat dari tingkah lakunya sendiri ; kadang-kadang kampak itu tergelincir kesatu sisi (4). Ia menghubungkan pelbagai akibat-akibat dengan variasi-variasi dalam tingkah lakunya sendiri, walaupun ia mungkin tidak atau sedikit sekali menyadari (5). Berkenaan dengan hubungan-hubungan yang terlihat ini, ia mengadakan perubahan-perubahan pada tingkah lakunya yang berikut. Proses-proses itu tentunya, tidak perlu melukiskan apa yang sesungguhnya terjadi pada sesuatu saat tertentu mungkin tidak ada akibat-akibat tingkah laku seseorang yang tidak dapat dilihat, atau bila ada, seseorang tidak berhasil melihatnya, atau menghubungkannya dengan tingkah lakunya sendiri. FEEDBACK MENGENAI PENILAIAN DIRI SENDIRI OLEH ORANG-ORANG LAIN. Suatu hal yang cukup pasti akan mempengaruhi adaptasi seseorang terhadap orang lain dengan siapa ia berinteraksi adalah sejumlah asumsi-asumsi yang ada pada individu tentang bagaiman aornag lain itu menilai dirinya. Feedback dari orang lain, bila dibandingkan dengan benda-benda seperti kampak-kampak dan pohon-pohon, adalah jenis berbeda karena orang lain menambahkan sesuatu dari dirinya sendiri. ADAPTASI TERHADAP SIKAP-SIKAP ORANG LAIN. Sebagaimana kita kemukakan dalam pembicaraan kita mengenai sistim-sistim seimbang dan tidak seimbang (hal 176-188) ketertarikannya O kepada OL juga bervariasi bersama-sama dengan persepsi-persepsinya mengenai sikap-sikap OL terhadap objek yang penting baginya. Adaptasi Timbal Balik : Proses Dyadic. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DAN BIAYA INDIVIDUIL. Masing-masing peserta membawa kedalam situasi interaksi sejumlah sikap-sikap, dan beberapa diantaranya akan menjadi terlibat dalam situasi itu. Ia mungkin membawa kedalamnya, motif-motif tertentu yang

ada (seperti bila ia membuat suatu perjanjian untuk tujuan tertentu), dan motif-motif lain mungkin timbul selama interaksi. Dari sudut pandangan ini, setiap unit tingkah laku yang bermakna dipihak peserta dapat menghasikan sesuatu kombinasi biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan bagi sipelaku maupun bagi mereka yang mengamatinya. BENTUK-BENTUK DASAR DARI PENGALAMAN-PENGALAMAN KEUNTUNGAN BIAYA DALAM DYAD. Adaptasi-adaptasi simultan dipihak anggota dyad yang berinteraksi sekarang dapat dipelajari dalam rangka proses-proses individual ini. Bila untuk setiap anggota kita melihat kemungkinan-kemungkinan sebagai terutama terdiri dari keuntungan-keuntungan dan biaya-biaya (secara aljabar, plus dan minus, berturut-turut) maka terdapat tiga kombinasi pokok; terutama menguntungkan bagi masing-masing( + + ), terutama menyusahkan bagi masing-masing ( - - ), atau menguntungkan bagi yang satu dan menyusahkan bagi yang lain ( + - ). Ketiga bentuk ini, di antara mana dua yang pertama adalah simetris Adaptasi terhadap konfrontasi triganda. Pelbagai pemandangan ini membayangkan bahwa seseorang beradaptasi tidak hanya terhadap orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi, tetapi terhadap suatu situasi total yang juga mencakup drinya sendiri.situasi itu juga mencakup aspek-aspek tertentu dari dumia diluar orangorang yang berinteraksi. Dan karena itu setiap situasi interaksi dapat dikatakan, menyajikan suatu konfrontasi triganda bagi setiap peserta; setiap peserta dengan cara bagimanapun; harus mencari penyelesaian, secara simultan dengan setiap hal-hal berikut. 1. Preferensi-preferensi, kebutuhan-kebutuhan, dan sikap-sikapnya sendiri sejauh ia menganggap hal-hal tersebut relevan bagi situasi; preferensi untuk konsistensi dan keseimbangan kognitif adalah sangat penting. 2. Orang-orang lain dalam situasi, termasuk tuntunan-tuntunan, preferensi-preferensi, kebutuhan-kebutuhan, dan sikap-sikap mereka sebagaimana ia mempersepsi mereka dan hal-hal yang dikemukakan itu. 3. Aspek-aspek dunia, terlepas dari orang-orang yang berinteraksi itu sendiri, yang sama bagi mereka dan sedikit banyak relevan bagi situasi. v PENGARUH YANG TERUTAMA BERSIFAT UNILATERAL Dalam artinya yang paling umum istilah pengaruh menunjuk kepada setiap bentuk efek yang dipancarkan oleh satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih. Dengan ditafsirkan secara luas seperti itu, namu, istilah itu kadang-kadang menjadi hamper sinonim dengan kontigensi,yang telah kita pergunakan berkenaan dengan kenyataan bahwa tingkah laku orangorang yang berinteraksi sedikit banyak saling bergantung dari tingkah laku masing-masing.

Dengan demikian maka pengaruh yang terutama unilateral sifatnya, yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah berkenaan dengan sejumlah besar fenonim-fenonim yang sama dan sebelumnya telah kita lukiskan sebagai kontogensi asimetris. Tingkah laku imitatif. Deskriptif obyektif tentang imitasi cukup mudah : setiap tingkah laku adalah imitative sejauh tingkah laku itu merupakan respons-respons. Seringkali adalah sulit, dalam keadaan sehari-hari untuk memastikan bahwa tingkah laku O, yang terlihat menyerupai dan mengikuti tingkah laku OL, sesungguhnya merupakan respons terhadap tingkah laku OL. MEMPERSEPSIKAN DAN MENANGGULANGI RESPONS-RESPONS SENDIRI. Ada proses psikologis yang agak khusus, namun yang secara langsung relevan bagi fenomin-fenomin imitasi. Proses itu berkenaan dengan apa yang kadang-kadang dinamakan tingkah laku iterative, atau repetitive oleh si individu. Diwaktu mengeluarkan suatu suara, seseorang merangsang dirinya tidak saja secara proprioseptif tetapi juga melalui pendegaran. MEMPERSEPSI DAN MENIRU TINGKAH LAKU ORANG LAIN. Peniruan orang lain (yang dikenal sebagai model) oleh seseorang, kadang-kadang terjadi bila ia sudah ingin lakukan Miller dan Dollard menyimpulkan bahwa tingkah laku imitative paling besar kemungkinannya dalam kondisi-kondisi social dimana terdapat hierachi atau kepangkatan dalam hubungan kecakapan-kecakapan dan status-status tertentu. v TINGKAH LAKU MENURUT Tingkah laku menurut seperti imitasi, menunjuk kepada urutan-urutan respons interpersonal, dimana kemungkinan terutama bersifat unilateral (sepihak). Menurut berbeda dengan dari imitasi karena tidak selalu harus ditunjukkan dengan menurun tingkah laku orang lain secara tipis sebetulnya tidaklah demikian halnya. KEADAAN-KEADAAN MENURUT KARENA SUGESTIBEL. Eksperimen-eksperimen mengenai sugestibilitas mempunyai sejarah yang lama dan literaturnya yang sangat luas. Hampir tidak berlebihan untuk mengatakan, bahwa sikap menurut sehari-hari adalah bahan bakunya kehidupan sosial; kita tak dapat membayangkan suatu masyarakat dimana sikap menurut terhadap permintaan-permintaan. Pengaruh unilateral : pandangan umum Proses-proses psikologi sosial yang tersangkut dalam imitasi sikap menurut, untuk sebagian besar sudah kita kenal. Yang sangat penting adalah adanya pengertian-pengertian bahwa orangorang yang berinteraksi mempunyai harapan-harapan bersama bahwa salah seorang dari mereka akan memberikan dan yang lain akan menerima buatan atau perlindungan. Pengaruh unilateral kadang-kadang dimudahkan juga oleh sikap-sikap dipihak orang yang dipengaruhi, yang dilukiskan denag istilahidentifikasi. Pada umumnya prinsip-prinsip yang

menjelaskan pengaruh yang terutama unilateral, juga berlaku bagi pengaruh timbal-balik sebagaimana akan kita lihat. Kondisi-kondisi dimana pengaruh unilateral paling besar kemungkinan akan terjadi, cukup dapat diringkaskan kedalam kategori-kategori berikut (1). Daya tarik intern, dalam situasi yang berlangsung dari tingkah laku kearah mana orang yang mempengaruhi (2). Derajat dan sifat ketertarikan kita kepada orang yang mempunyai potensi mempengaruhi kita (3). Kondisi-kondisi hubungan peran kita yang ada dengan orang-orang yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi kita. v Pengaruh timbal balik : proses-proses dalam kelompok Bila saja orang-orang sedang sibuk berinteraksi mereka, dapat dikatakan sedang saling tukar menukar pengaruh sekalipun efek-efek yang dapat dilihat dari pertukaran itu, tampaknya berat sebelah. Yang pertama-tama akan mendapat perhatian kita adalah proses-proses yang mendasari efek-efek dan bukan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaannya. v Pemudahan sosial Setelah Perang Dunia I, F.H Allport (1920,1924) melakukan serangkaian ekperimen-ekperimen dimana kepada para subyek diberikan serangkaian tugas-tugas dalam dua keadaan; sendiri, dan dengan hadirnya tiga atau empat subyek-subyek teman untuk kerjasama. Beberapa tahun kemudian psikologi bangsa Amerika, Dashiell (1930-1935) mengulangi sejumlah besar eksperimen-eksperimen itu dengan sedikit perubahan-perubahan : didasarkan atas kelompok-kelompok subyek yang lebih besar dan pengawasan eksperimentil yang lebih cermat, penemuan-penemuan itu membayangkan bahwa sikap- sikap kompetitif lebih banyak mempunyai efek dalam merangsang untuk berproduksi secara enerzik daripada pemudahan social, dalam arti terbatas seperti istilah itu digunakan oleh Alport, dalam hal tugas-tugas seperti perkalian atau tes-tes mengenai jalan pikiran. Kondisi-kondisi eksperimentilnya yang utama adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. sama. 4. Dibawah pengawasan langsung dari orang-orang lain. Bersaing dalam kelompok-kelompok. Dalam kelompok-kelompok, dengan intruksi untuk tidak bersaing. Dalam ruangan-ruangan yang terpisah-pisah dalam gedung yang sama pada waktu yang

Penguatan dalam kelompok Sifat tingkah laku anggota- anggota kelompok, maupun intensitasnya sering dipengaruhi oleh interaksi mereka yang satu sama lain; 5) Sejauh norma-norma suatu kelompok mempengaruhi tingkah laku para anggotanya, maka sebrtulnya pengaruh timbal-baliklah yang sedang bekerja.

Yang pertama di antara tiga ini adalah adanya hubungan dapat dipengaruhi secara timbal-balik dipihak dua orang atau lebih. Artinya, mereka dengan komunikasi dapat saling capai-mencapai, mereka mempersepsi satu sama lain sebagai komunikator potensil dan merka bermotivasi untuk saling tukar informasi mengenai suatu minat bersama (atau ada potensi menjadi minat bersama). Kondisi kedua yang diperlukan bagi penguatan dalam kelompok adalah komunikasi yang mengandung satu persetujuan. Bila dua orang atau lebih mengetahui bahwa mereka akan saling berhubungan dalam suatu kelompok kerja. Dalam semua tahap-tahap ini penguatan dalam kelompok sangat tergantung dari suatu proses interaksional yang sangat menarik perhatian psikolog social : ia dapat dinamakan penguatan stimulant dari diri sendiri dan orang-orang lain.

v IKHTISAR Terdapat keteraturan-keteraturan dalam urutan-urutan respons-respons pada dua orang atau lebih yang berinteraksi, tetapi keteraturan-keteraturan itu, sering kali tidak dengan sendirinya jelas, dengan hanya dideskripsikan. Keteraturan-keteraturan itu ada hubungannya, dalam setiap hal dengan ekspresi dan persepsi dari keadaan-keadaan psikologis dimana seorang diuntungkan atau hokum dan dengan koordinasi yang dipelajari dalam hal tingkah laku peran yang saling tergantung. Walaupun terdapat kemungkinan-kemungkinan timbale-balik atau saling ketergantungan, dalam semua interaksi, namun adalah berguna untuk membedakan antara kemungkinan yang simetris dan asimetris. v STRUKTUR DAN CIRI-CIRI KELOMPOK MUNGKIN TIDAK PERNAH TERINTAS DALAM PIKIRAN Anda untuk bertanya-tanya, apakah suatu molekul yang terdiri dari dua atau lebih dari dua atom,ada dalam arti yang sama seperti adanya suatu atom. Kebanyakan dari kita sama sekali tidak mengalami kesulitan dengan gagasan bahwa subtansi dan enerzi dapat tampil dalam salah satu dari kedua bentuk, dimana yang satu mencakup yang lain. Kita tidak akanbanyak mencurahkan perhatian kepada cirri-ciri kelompok-kelompok manusia , sebagai kesatuan-kesatuan yang terdiri dari bagianbagian konstituen, bila tidak dapat ditunjukkan bahwa ciri-ciri ini mempunyai sesuatu derajat stabilitas dan bahwa cirri-ciri itu bervariasi menurut cara-cara yang teratur. Adalah mungkin untuk menunjukkan, bahwa ada kelompok-kelompok orang yang memenuhi syarat-syarat itu. Suatu keluarga umpamanya, mungkin memiliki ciri-ciri seperti keakkraban,perpecahan yang tak mungkin dapat dipakai untuk salah seoarang dari anggota-

anggotanya karena paling sedikit diperlukan dua orang dari mereka untuk berlaku akrab atau untuk terjadinya perpecahan. Kenyataan, bahwa terdapat aneka ragam kelompok dan bahwa beberapa macam kelompok sedikit persamaannya dengan macam kelompok lainnya, pernah bahwa ada orang atau lebih diperlakukan sebagai satu kesatuan, berarti bahwa perlu kita membeda-bedakan macam yang satu dari yang lain, tetapi ini tidak berarti bahwa kelompok-kelompok itu selalu lebih merupakan khayalan imajinasi daripada bentul-bentul ada. Bila kita ingin menunjuk, kepada suatu macam kelompok yang khusus, maka hal itu akan kita nyatakan demikian dengan menggunakan istilah-istilah seperti kelompok dengan keanggotaan formil kelompok etnis atau kelompok penduduk/penghuni, kelompok keluarga dan sebagainya.

BAB 10 STRUKTUR TATA HUBUNGAN INTERPERSONAL Agar suatu kelompok interaksi dapat stabil dan efektif maka boleh jadi tidak syarat yang lebih penting daripada adanya sikap yang positif antara para angotanya. Dalam bab ini kita akan memandang kelompok interaksi sebagai suatu bentuk struktur diantara beberapa bentuk yang mungkin yaitu sebagai struktur ketertarikan. Strukter vsesuatu menunjuk kepada tata hubungan antara bagian-bagiannya dan struktur ketertarikan dari suatu kelompok dengan demikian merupakan suatu deskripsi tentang tata hubungan ketertarikan dan aversi interpersonal diantara para anggotanya. Sikap-sikap yang terbentuk pada seseorang terhadap sesuatu obyek tergantung secara sangat langsung dari informasi yang ada padanya mengenai ciri-ciri obyek itu.Ciri-ciri yang baik adalah ciri-ciri yang telah diketahuinya, menguntungkan.Bila pengalaman seseorang telah menunjukkan bahwa suatu ciri menguntungkan, dalam situasi-situasi umu maupun dalam situasisituasi khusus tertentu, maka obyek-obyek yang dilihatnya mempunyai ciri-ciri tersebut dianggapnya baik atau menguntungkan. Sehubungan dengan ketertarikan interpersonal, sebagai mana dengan bentuk sikap yang lain,hal di atas berarti bahwa proses-proses perasaan dan proses-proses pengenalan berjalan bersama-sama. Ketertarikan dan aversi dengan demikian disertai dengan keuntungan, dan dapat dirumuskan sebagai sikap seseorang terhadap orang lain, yang ditandai oleh pemberian nilai keuntungan ositif atau negative kepada orang lain itu.

v KLASIFIKASI SIKAP-SIKAP INTERPERSONAL Klasifikasi dalam psikiatri Hampir tidak mungkin ada penggolongan sikap-sikap umum terhadap orang lain yang lebih sederhana daripada yang digunakan oleh psikiater Karen Horney, yang membeda-bedakan kecenderungan pasien-pasiennya yang neurotis untuk bergerak kearah menentang, atau bergerak menjauh dari orang-orang lain. Orang-orang yang mempunyai sikap bergerak kearah orang lain dilukiskan sebagai penurut. Orang sepperti itu menunjukkan kebutuhan yang besar akan afeksi, pujian dan kebutuhan khusus akan seorang teman. Orang yang mempunyai ciri utama bergerak menentang orang lain, terutama ingin berlaku keras dan agresif .mereka menganggap dirinya realistis dengan mengakui mereka hidup di dunia dimana setiap orang harus mengurus dirinya sendiri. Orang-orang yang tidak bersedia melibatkan diri dengan sikap umum mereka yang menjauhkan diri dari orang lain. Ringkasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan dalam macam-macam respons interpersonal yang dianggap menguntungkan oleh berbagai orang dan sesuai dengan itu, perbedaan ciri-ciri padda orang lain dapat mereka rasakan Klasifikasi Secara Psiologi Sosial Dapat digolongkan dalam dua bentuk dasar tata hubungan : kekuasaan (dominasi tunduk) dan affiliasi (permusuhan-afeksi). Berbagai kombinasi dari dua bentuk dasar tata hubungan ini lambat laun saling menyusupi.Dengan demikian tingkah laku menguasai dan tingkah laku tunduk, sebagai hal-hal yang bertentangan dalam dimensi yang sama,

v DASAR-DASAR KETERTARIKAN: CIRI-CIRI YANG DILIHAT PADA ORANG LAIN Cara-cara seseorang menjadi menarik bagi orang lain dapat pula digolongkan berdasarkan ciriciri yang dilihatnya pada oranglain itu. Pada hakekatnya, hal yang sama dapat dikatakan tentang daya tarik benda-benda non-manusiawi,, tetapi beberapa ciri orang-orang adalah unik bagi manusia. Oleh karena itu dapat diharapkan bahwa beberapa dari sumber keuntungan yang disajikan oleh manusia adalah unik bagi mereka.Dengan demikian sifat dasar dari ketertarikan interpersonal berbeda dari semua sikap-sikap lain, karena orang-orang melihat ciri-ciri orang lain dengan sedikit pengecualian, hany di lihat oleh dan pada manusia. Ketertarikan Berbalas Kebanyakan orang ingin disukai, dipercaya, dikagumi, atau disegani. Bila tingkah laku orang lain terhadap diri sendiri ditafsirkan positif terhadap dirinya, maka ia akan merasakan keuntungan dan cenderung untuk membalas ketertarikan orang lain terhadap dirinya.

Kecenderungan ini adalah konsisten dengan prinsip umum keseimbangan. Bila sikap-sikap seseorang terhadap dirinya sendiri positif, maka tertarik kepada orang lain yang memberi dukungan kepada sikap ini, akan meningkatkan keseimbangan. Dukungan Siap yang Dipersepsi Seseorang cenderung merasa tertarik kepada orang lain bila ia percaya bahwa kepentingan mereka kemungkinan akan membawa mereka kepada bentuk tingkah laku kerjasama yang dianggapnya menguntungkan seperti main catur atau melakukan suatu pekerjaan bersama-sama. Semua sikap yang dianggap ada ini mempunyai persamaan harapan yang saling berhubungan dan menguntungkan. Yaitu bahwa orang-orang yang dianggap mempunyai sikap itu akan memberikan salah satu dukungan sebagai teman kerjasama dalam aktivitas-aktivitas yang menarik sebagai otoritas mengenai hal-hal yang memerlukan keahlian sebagai orang-orang yang memperkuat pandangan-pandangan yang tidak secara universal terdapat pada semua orang. Ketertarikan yang kuat terhadap orang lain cenderung untuk berhubungan dengan anggapan tentang adanya nilai yang serupa dengan diri sendiri. Tetapi keadaan ini tidak menyatakan sesuatu tentang yang mana di antara variable-variabel itu merupakan variable yang independen dan mana yang dependen. Ciri-ciri Non sikap Banyak ciri-ciri pribadi yang dapat diangap menguntungkan atau menjengkelkan, tetapi hal itu tidak tergantung dari dianggap ada atau tidak adanya sikap-sikap. Seseorang dapat menilai orang lain ganteng, ramah, cerdas, atau mempunyai suara yang enak dengan demikian tertarik padanya dengan alas an-alasan serupa. Karena dibutuhkan waktu untuk memperoleh bukti mengenai sikap-sikap orang lain, maka kesan pertama tentang orang lain cenderung untk sangat banyak didasarkan atas ciri-ciri pribadi yang bersifat non-sikap itu. Pengaruh ciri-ciri yang seperti itu tidak terbatas pada kesan-kesan pertama, tetapi dengan bertambahnya perkenalan maka akan menjadi lebih sulit untuk menguraikan berbagai dasar ketertarikan. Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan seseorang kepada orang lain di dasarkan tidak saja atas ciri-ciri pribadi orang lain itu sebagaimana secara langsung dipersepsi tetapi juga atas sikapsikap yang disimpulkan dari ciri-ciri itu. Ketertarikan interpersonal pada setiap saat tertentu adalah resultante dari keadaan serba menguntungkan bagi yang mempersepsi dari mana ciri-ciri yang dianggapnya dimiliki oleh orang lain itu. v KETERTARIKAN DYADIC SEBAGAI DASAR STRUKTUR KELOMPOK Kelompok yang sekecil mngkin adalah suatu dyad, terdiri dari dua orang. Kta akan menganggap struktur ketertarikannya terdiri dari dua sikap terhadap orang lain. Kedua sikap ini dilihat bersama-sama merupakan suatu tata hubungan.Kelompok yang terdiri dari tiga lebih majemuk.Karena strukturnya terbentuk dari tiga tata hubungan pribadi dengan pribadi. Dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang terdapat enam pasang tata hubungan, sepuluh pasang dari kelompok yang terdiri dari lima orang. Lima belas dari kelompok yang terdiri dari enam orang

dan begitu seterusnya.Kemajemukan penstrukturan kelompok meningkat dngan cepat bersama besarnya kelompok. Setiap pasang triad atau pengelompokan orang yang lebih besar dapat ditandai oleh jumlah dan macam-macam ketertarian pribadi kepada pribadi yang tercakup di dalamnya. Tetapi kemajemukan pelukisan sikap setiap individu terhadap individu lain khususnya dalam kelompok yang lebih besar kita akan menempuh cara mengambil prosedur dua tahap yang lebih sederhana. Pertama, karena dyad adalah satu-satunya kelompok yang tercakup dalam semua kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih kta akan menganggap setiap kelompok yang lebih besar terdiri dari tata hubungan dyadic yang merupakan ciri-ciri dari dyad itu bukan dari perorangan. Ciri-ciri Tiga Bentuk Dasar Dyad-dyad Dyad berbeda dalam beberapa cara nyata dan beberapa yang tidak begitu nyata. Pertama-tama kita akan melihat corak tingkah laku interpersonal yang khas dari ketiga bentuk dyad dan kemudian membandingkannya mengenai stabilitasnya. Ciri-ciri tingkah laku.Anggota dari dyad ++ cenderung untuk berhubungan secara bebas dan saling berkomunikasi relative sedikit hambatan dan untuk berlaku akrab satu sama lainnya sebagaimana dapat diharapkan. Anggota dyad - - cenderung untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu.Kecuali jika situasi menghendakinya.Tingkah laku anggota dyad + - seringkali bertahan dan menyerupai tingkah laku dyad - - . Stabilitas. Prinsip umum di sini sama sekali berbeda :hamper sama ketertarikan A kepada B dengan ketertarikan B kepada A, semakin stabil taraf ketertarikan dari dyad. Kita telah mencatat bahwa individu A yang secara positif tertarik kepada individu lain, B cenderung untuk melihat B tertarik dirinya : apa yang kita tambahkan kepada pernyataan ini adalah bahwa setelah cukup kesempatan untuk berkenalan, persepsi-persepsi itu cenderung untuk dapat dibenarkan atau di salahkan. Kesimpulan psikologis, apakah itu sehubungan dengan diri sendiri atau dengan setiap obyek sikap yang berarti hanya satu dari sekian banyak cara anggota dyad yang dapat saling memberian keuntungan atau tidak dapat berbuat demikian. Prinsip dasar adalah bahwa suatu tata hubungan dyad cenderung untuk stabil, artinya bertahan terhadap perubahan selama hal itu menguntungkan, dengan cara bagaimanapun bagi kedua anggota. Dyad yang saling menarik sebagai inti kelompok-kelompok yang lebih besar Triad-triad dan kelompok-kelompok yang lebih besar dapat pula dilukiskan sebagai berimbang atau tidak berimbang.Suatu triad adalah berimbang dan dengan demmikian relative stabil bila triad itu di tandai sepenuhnya oleh ketertarikan positif. Artinya ia terdiri dari tiga pasangan ++. Setiap pasangan yang +- cenderung untuk tidak stabil sebagaimana telah kita lihat, karena ia sendiri tidak berimbang. Dalam suatu populasi yang cukup besar dan cukupberaneka ragam untuk memungkinkan individu memilih beberapa prefensi ketertarikan, suatu dyad ++ akan cenderung bertumbuh menjadi suatu triad yang seluruhnya positif. Sebab-sebabnya hanyalah karena anggota suatu

dyad ++ dapat mencapai keseimbangan sehubungan dengan setiap anggota lain dari populasi hanya bila ketertarikan mereka terhadap dirinya juga ada pada dirinya terhadap mereka. Apakah ketertarikan itu positif atau negative dan paling sedikit dari beberapa hal besar kemungkinan ketertarikan itu akan positif sifatnya.

PEMBENTUKAN ANAK KELOMPOK-KELOMPOK

DALAM TATA HUBUNGAN

KETERTARIKAN Kelompok-kelompok yang kecil seperti triad sekalipun sebagai mana yang telah kita lihat, mungkin mencakup anak kelompok yang lebih kecil dalam bentuk dyad ++ yang bercirikan stabilitas, walaupun ttriad sebagai keseluruhan tidak begitu stabil. Dengan bertambahnya kelompok-kelompok interaksi maka akan semakin besar kemungkinan bahwa kelompokkelompok itu akan menjadi berdiferensiasi ke dalam dua atau lebih anak kelompok. Ketertarikan kuat yang stabil tetapi antara anggota-anggotana mmungkin banyak kata hubungan +- atau --. Sealain itu mungkin ada orang-orang yang dikenal sebagai orang-orang terpencil yang sama sekali tidak mempunyai tata hubungan yang stabil, sekalipun dalam dyad. Dengan demikian pengstrukturan suatu keseluruhan populasi dapat diuraikan dalam rangka jumlah klik yang seluruhnya positif yang berbeda-beda besarnya.Sifat dari hubungan antara klik yang berlainan dan jumlah orang-orang terpencil yang tercakup dalam populasi itu. Kedekatan Sebagai Determinan Struktur Klik Pengaruh dari penyusunan dalam ruang sebagai mana terlihat di awali oleh keadaan sederhana bahwa tata hubungan ketertarikan seseorang dengan sendirina terbatas pada orangorang yang pernah di jumpainya. Tetapi pengaruh-pengaruh itu juga tergantung dari tata hubungan-hubungan yang menarik dan cukup dokumentasinya antara ketertarikan dan frekwensi interaksi.Semakn kuat ketertarikan antara dua orang atau lebih, semakin sering mereka akan berinteraksi satu sama lainnya. Artinya semakin sering mereka berinteraksi semakin kuat saling ketertarikan antara mereka. Penyebaran sikap-sikap Para Anggota Dilihat dari sudut sikap-sikap, maka orang-orang yang serupa cenderung untuk berkumpul. Dan karena itu kita akan menduga bahwa pengstrukturan anak kelompok sedikit banyak akan sejajar dengan perbedaan-perbedaan dalam minat-minat dan nilai-nilai tertentu diantara anggota kelompok. Sekiranya semua anggota dari suatu kelompok interaksi mempunyai beberapa nilai yang sama seperti kepercayaan agama yang biasa terdapat pada anggota suatu biara , maka nilai ini tidak akan merupakan dasar untuk diferensiasi.

Apabila anggota populasi terpecah ke dalam dua golongan yang saling bertentangan mengenai suatu issue yang penting bagi mereka, kita dapat menduga bahwa pengstrukturan ketertarikan akan sejajar dengan perpecahan ini. Dengan demikian maka akan dapat diramalkan dari persamaan sikap pada anggota-anggota kelompok, bagaimana rupanya nanti pengstrukturan klik.selain itu, kita mempunyai alas an untuk percaya bahwa sikap para anggota sesudah berinteraksi tidak berubah, maka pengstrukturan sesudah perkenalan akan dapat diramalkan dari sikap-sikap sebelum perkenalan. Informasi mengenai sikap-sikap orang itu sesudah perkenalan yang singkat meramalkan secara sangat dapat diandalkan orang-orang yang mana yang akan saling tertarik dan yang mana yang tidak. Freferensi-freferensi diantara nilai-nilai yang demikian penting sehingga menunjuk sedikit sekali perubahan. Ciri-ciri Pribadi Dalam kebanyakan kelompok, selain yang kecil-kecil terdapat satu orang atau lebih yang ekstrim dalam ciri-ciri yang umumnya disukai atau dibenci oleh anggota-anggota kelompok, akibatnya beberapa dari mereka lebih popular daripada yang lain. Ketertarikan Memperantarai Determinan-determinan Struktur yang Lain Sikap-sikap interpersonal sebagai salah satu diantara beberapa dasar pengstrukturan kelompok.Kita telah mencoba menunjukkan bahwa ketertarikan interpersonal tidak terjadi hanya secara kebetulan.Ia mengikuti keteraturan satu hokum.yang menurut orang-orang tertentu dalam situasi-situasi khusus diuntungkan oleh orang-orang tertentu yang lain. Berbagai orang mempunyai perhatian terhadap berbagai macam keuntungan. Dan orang lain dapat menawarkan berbagai macam keuntungan. Kesesuaian yang baik antara menerima dan memberi keuntungankeuntungan lebih besar kemungkinannya akan terdapat dalam keadaan-keadaan tertentu daripada dalam keadaan lain. Kesesuaian yang sangat baik menganggap adanya masa interaksi yang kontinu, sehingga orang-orang dapat saling menguji dan tahu bahwa mereka saling memberi dan menerima keuntungan. Pengstrukturan kelmpok adalah hasil proses saling menguji itu. Bentukbentuk strukturil tergantung disatu pihak dari penyebaran sikap-sikap dan ciri pribadi para anggota dan dari cara-cara hal ini berkombinasi pada orang-orang itu.dilain pihak, bentuk-bentuk itu juga tergantung dari keadaan-keadaan situasionil seperti kedekatan atau sifat persoalan yang di hadapi kelompok.Keadaan situasionil menentukan kesempatan yang didapat para anggota untuk saling menguji maupun untuk saling mengetahui bagaimana keuntungan mereka. Ketertarikan interpersonal dengan demikian hanya merupakan sumber langsung pengstrukturan kelompok.Adalah lazim untuk mengatakan bahwa orang-orang lebih suka saling berhubungan sejauh mereka merasa menguntungkan melakukannya.Yang menarik perhatian adalah melihat keadaan-keadaan situasionil dimana kombinasi-kombinasi tertentu orang-orang memperkembangkan dan kombinasi-kombinasi lain lagi tidak memperkembangkan saling menguntungkan.Artinya, keadaan-keadaan yang mendapat sarinya pribadi maupun situasionil yang menentukan ketertarikan yang pada gilirannya mempengaruhi pengstrukturan kelompok.

v IKHTISAR Sejumlah orang-orang di lihat sebagai kesatuan tunggal merupakan satu kelompok, tetapi kita mempunyai perhatian utama terhadap kelompok-kelompok interaksi dan terhadap ciricirinya yang relative stabil.Tata hubungan ketertarikan anggota-angota kelompok cenderung untuk menjadi stabil sesudah cukup kesempatan untuk perkenalan. Ketertarikan serupa dengan sikap lain di mana ia didasarkan atas dilihatnya sikap menguntungkan yang ada pada obyek-obyek. Tetapi ia berbeda dari sikap-sikap terhadap kebanyakan obyek-obyek non-manusia. Karena adanya sangkaan bahwa orang-orang saling menganggap adanya sikap-sikap pada masing-masing. Sejauh orang-orang mempunyai sikapsikap yang sama terhadap hal-hal penting bagi mereka semua, dan mereka mengetahui bahwa memang demikian halnya, maka mereka akan mempunyai sikap yang dimiliki bersama. Dalam kebanyakan keadaan penghayatan dimiliki bersama siap-sikap seperti itu adalah menguntungkan dan dengan demikian merupakan dasar bagi saling ketertarikan.Tata hubungan ketertarikan paling stabil bila ditandai oleh saling ketertarikan yang positif. Struktur berbeda mengenai jumlah anak kelompok dengan ketertarikan yang kuat, besarnya tata hubungan ketertarikan antara mereka dan jumlah orang-orang terpencil. Karena memperantarai ketertarikan antar anggota, keadaan-keadaan yang menjelaskan berbagai struktur mencakup penyebaran minat dan nilai-nilai para anggota, ciri-ciri pribadi mereka, dan berbagai factor-faktor situasionil yang menentukan frekwensi dan sifat interaksi mereka.

BAB 11 TATA HUBUNGAN PERAN Kebanyakan dari kita biasa menganggap sebuah kelompok sebagai kelompok manusia, dan memang demikian halnya, tetapi setiap kelompok yang anggotanya memiliki suatu sejarah interaksi adalah lebih hanya sebagai sekelompok manusia. Jika kita memandang sebuah kelompok hanya sebagai sekelompok individu-individu yang unik, maka kita tidak dapat membuat generalisasi dari suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Bial kita ingin memgetahui secara lebih mendalam dan tidak secara akal sehat saja, maka kita harus menemukan segi-segi umum yang selalu terulang dari gejala-gejalayang mungkin tidak eviden sama sekali. Ada perbedaan besar antara memandang individu sebagai pribadi yang unik dan sebagai anggota-anggota kelompok yang berespond terhadap pengaruh-pengaruh dari kelompok terhadap

mereka. Dari titik pandang pertama, akan diterangkan tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok dari sudut apa yang dibawanya dalam situasi kelompok itu. Terutama ciri-ciri kepribadiannya dan sikap-sikapnya. Kelompok-kelompok memiliki kekuasaan atas anggotaanggotanya melalui norma-norma kelompok. Tingkah laku anggota-anggota kelompok harus difahami bukan denagn melihat siapa anggota-anggotanya tetapi dengan melihat kepada pegaruh-pengaruh yang dipancarkan atau dijalankan oleh orang-orang lain denagn siapa mereka berinteraksi. Tata hubungan antara setiap dua hal tergantung dari yang masing-masing telah mereka sumbangkan dan sumbangan seseorang pada suatu tata hubungan peran, artinya apa yang dilakukannya untuk menimbulkan dan memelihara tata hubungan itu dianggap sebagai perannya sendiri. Mempertahankan suatu tata hubungan misalnay peran seorang ibu terhadap anaknya, orang juga harus memelihara tata hubungannya yang berbeda terhadap tata hubungan orang lain. Peranan umum sebagai ibu terutama ditentukan oleh tat hubungan perawatannya terhadap anaknya, tetapi dapat memelihara peran ini karena ia mempunyai peran-petan spesifik sehubungan dengan orang-orang lain seperti dengan anak-anak tetangga, guru anak, dan dokter anak itu. Secara umum maupun secara spesifik, peran seorang ibu menyangkut sumbangantingkah lakunya dalam tata hubungnnya. Dalam tiap kelmpok interaksi, ada tata hubungan peran yaitu tata hubungan tingkah laku dan sikap di antara anggota-anggotanya. Tata hubungan peran ini tetap sama dala setiap regu, tidak tergantung dari kepribadian masing-masing anggota. Banyak hal mengenai kelompok yang terdiri dari dua orang seperti ini dengan hanya mengetahui bahawa antara ibu dan anak terdapat tata hubungan seperti ini, apakah kita mengetahui banyak atau tidak tentang kepribadian mereka dan apakah kita mengetahui atau tidak bagaimana cara-cara khusus ibu member perawatan dan anak menerima perawatan. Istilah ini digunakan dalam pengertian yang agak diperluas. Secara umum, istilah ini menunjuk kepada norma-norma yang secara luas dimiliki, hal-hal yang seharusnya disumbangkan sesorang kepada suatu tata hubungan tungkah laku dengan cara yang demikian, maka afeksi, suka menolong, kesetiaandalam bidang seks diharapkan dari seorang suami dalam masyarakat. Penggunaan ini menyatakan suatu peran ideal atau peran yang diharuskan. Istilah ini dapat juga menunjuk kepada keteraturan dalam tingkah laku yang sesungguhnya di pihak orangorang yang berinteraksi. Peran ini tidak merupakan peran-peranyang ditentukan oleh masyarakat, melainkan peran yang timbul seketika. Peran dalam semua pengertian menunjuk pada konsistensi-konsistensi tingkah laku di pihak seseorang di waktu ia menyumbang terhadap suatu tata hubungan yang sedikit banyak stabil dengan satu atau banyak orang. Orang-orang yang terlibat dalam satu tata hubungan itu mungkin sangat spesifik atau merupakan wakil dari kategori-kategori. Agar dapat mengerti denagn jelas tata hubungan peran yang membentuk kehidupan suatu kelompok, pertama harus meneliti sifat dari pengaruh para anggota kelompok yang satu terhadap

anggota lainnya. Impact dari pengaruh itu pada seseorang berhubungan dengan posisi yang ditempatinya dalam kelompok itu. Karena itu dengan suatu analisa pengaruh yang berhubungan dengan posisidan diakhiri dengan suatu penelitian mengenai tata jaringan hubungan peran yang menandai suatu kelompok interaksi. v POSISI-POSISI SOSIAL DAN KEHARUSAN HARAPAN Masyarakat-masyarakat dan kelompok-kelompok sebagai jaringan-jaringan posisi yang saling berhubungan Tiap manusia dilahirkan ke dalam suatu masyarakat yang bukan tanpa bentuk melainkan terorganisir. Masyarakat sebagai suatu keseluruhan maupun bagian-bagiannya kelompok besar dan kelompok kecil, kelas-kelas social, lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi telah tersusun ke dalam suatu stuktur yang kompleks. Struktur masyarakat yang kelihatannya sederhana bagi kita, telah ditumjukkan para ahli antropologi, ternyata mempunyai struktur dan bentuk yang agak rumit. Untuk memahami norma-norma social dalam rangka orang-orang yang saling mempersepsi dan berinteraksi, maka perlu diteliti organisasi dari kelompok-kelompok dan masyarakat-masyarakat yang memberikan norma-norma guna menanggapi anggota-anggota mereka sendiri dan tingkah laku mereka. Anggota-anggota masyarakat mempunyai banyak klasifikasi-klasifikasi. Tetapi ada perbedaan yang jelas antara norma-norma manusia mengenai norma tentang diri mereka sendiri. Karena alasan inilah, maka orang-orang diklasifikasikan berbeda dan bertingkah laku yang berbeda pula. SIFAT POSISI-POSISI SOSIAL. Untuk tujuan-tujuan psikologi social cara suatu masyarakat diorganisir paling baik dilukiskan dengan menggunakan istilah posisi-posisi yang ada dan harus diisi oleh orang-orang dalam masyarakat itu. Setiap individu dalam masyarakat menempati paling sedikit satu tempat. Bahkan kebanyakan individu di atas usia bayi menempati beberapa posisi. Tetapi, tak seorangpun yang dapat menempati semua posisi yang diakui oleh masyarakatnya. Tak seorang individupun dalam kenyataanya ikut serta dalam seluruh kebudayaan. Posisinya dalam masyarakatlah yang menentukan bagian-bagian kebudayaan dimana ia akan atau tidak akan beradaptasi. Dengan melihat masyarakat yang terdiri dari posisi-posisi yang terorganisir secara komplek, maka seseorang tidak menghiraukan individu-individu tertentu yang kebetulan menempati posisi-posisi itu. Tiap posisi yang terus menerus diakui oleh anggota-anggota suatu kelompok dalam beberapa hal menyokong tujuan-tujuan kelompok itu karena inilah yang menggambarkan fungsinya. Dengan setiap posisi dihubungkan sejumlah pendapat-pendapat umum mengenai fungsinya. Pendapat ini merupakan sebagian dari system norma-norma kelompok itu. Fungsifungsi dari suatu posisi sebagaiman yang dilihat oleh anggota-anggota kelompok yang mengakuinya tidak perlu sesuai dengan fungsi-fungsi sebagaimana yang dilihat oleh orang luar. Tetapi ia juga mempunyai fungsi objektif, artinya fungsi itu dilihat sebagaimana dilihat oleh ahli

sosiologi yang tergantung dari asumsi yang dimiliki bersama oleh para anggota kelompok mengenai sumbangan yang diberikan oleh orang yang menempati suatu posisi. Fungsi yang objektif itu berbeda dengan fungsi yang diterima, tetapi fungsi objektif ini tidak dapat terisi tanpa suatu fungsi yang diterima sesuai dengan yang telah digariskan dalam norma-norma kelompok. Jadi posisi-posisi itu ada karena mereka ada sesuai dengan fungsi sebagaiman yang telah dimengerti menurut norma-norma kelompok itu dan tidak tergantung pada ada atau tidaknya hubungan yang erat antara fungsi sesungguhnya dan fungsi yang dimengerti oleh umum. Jadi posisi yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat-masyarakat dan kelompok yang terorganisir itu saling berhubungan dan konsisten karena terorganisasi kea rah tujuan bersama. Masyarakat dan kelompok yang terorganisir merupakan struktur posisi yang diorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu karena tiap posisi adalah bagian dari system posisi yang inklusif dan tak ada posisi yang mempunyai arti bila dipisahkan dari posisi-posisi lain yang berhubungan dengan posisi-posisi tertentu. Setiap posisi menunjuk kepada satu atau beberapa posisi lain yang berhubungan dengan posisi yang bersangkutan. BEBERAPA POSISI YANG UMUM BAGI SEMUA MASYARAKAT. Masyarakat sangat berbeda dalam derajat pengorganisasian posisi-posisi dalam derajat pembagian tugasnya. Ada masyarakat-masyarakat dimana terdapat system-sistem posisi yang sangat majemuk, sedangkan masyarakat-masyarakatnya mempunyai system-sistem posisi yang relative sedikit. Ada lima jenis posisi yang berbeda pada masyarakat, yaitu: 1. Umur-kelamin: paling sedikit tujuh posisi-posisi yang tampak dalam semua masyarakat, yaitu bayi, anak laki-laki, anak perempuan, laki-laki muda, perempuan muda, laki-laki tua, wanita tua 2. 3. 4. 5. Pekerjaan: sekurang-kurangnya bagi beberapa individu dalam masyarakat. Prestise: sejenis tingkatan, seperti ketua dan budak. Family, clan, atau kelompok ruah tangga: misalnya anggota keluarga seesorang. Kelompok-kelompok persarikatan: keanggotaan dalam kelompok karena mempunyai minat

yang sama, klik-klik, dan lain-lain yang dibina berdasarkan persahabtan atau minat yang sama. Fungsi berbagai posisi-posisi ini sangat berbeda-berbeda bahkan posisi-posisi yang tampaknya serupa bagi orang luarkelompok. Karena dapat dipandang sebagai memiliki fungsi-fungsi yang sangat berbeda pada masyarakat yang berlainan. Di antara beberapa masyarakat, fungsi dari posisi anan hanyalah sebagai persiapan bagi kedewasaan, sedang pada masyarakat lain fungsinya adalah menyediakan waktu yang tak mengenal susah sebelum tanggungjawab orang dewasa dimulai. BAGAIMANA INDIVIDU MENDAPATKAN POSISINYA. Individu mendapat beberapa posisi berdasarkan factor-faktor yang tak dapat mereka control, misalnya umur dan jenis kelamin. Posisi pertama secara teknis dikenal dengan posisi-posisi yang diberikan dan jenis kedua sebagai posisi yang dicapai. Sebagian posisi merupakan soal preferensi sebagain yang lain merupakan soal nasib baik atau nasib buruk. Masyarakat yang berbeda berlainan sekali dalam cara

mendudukkan individu ke dalam berbagai posisi-posisi. Posisi seseorang yang utama itu ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Tak ada dua masyarakat yang sepenuhnya serupa dalam cara-cara mereka mengkombinasikan semua factor-faktor ini dan factor-faktor lainnya dalam menempatkan individu-individu pada suatu posisi. Tidak semua posisi merupakan posisi yang menetap. Beerapa di antaranya seperti pada posisi pendamping pengantin pria pada suatu perkawinan, hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Posisi-posisi seperti itu mempunyai ciri-ciri dasar yang sama dengan ciro-ciri posisiposisi yang dipegang secara lebih menetap. Posisi-posisi itu sesuai dengan fungsi-fungsi dalam masyarakat dan disertai oleh ketentuan bagaimna bertingkah laku terhadap orang lain dalam posisi-posisi yang ada hubungannya. MAKNA DARI POSISI SOSIAL. Posisi adalah sesuatu yang relative. Ia hanya memiliki arti sehubungan dengan posisi-posisi lain. Arti ini terletak pada tata hubungan peran yang ditentukan oleh suatu kelompok atau masyarakat antara dua posisi atau lebih. Mungkin untuk memusatkan perhatian hanya pada satu dari dua hal yang saling berhubungan dengan memandangnya dengan hal yang satu lagi sebagai latar belakang, namun ini tidak merubah kenyataan bahwa dalam setiap posisi selalu terkandung tata hubungan yang timbal balik. Suatu posisi social adalah suatu penempatan suatu individu dalam suatu kelompok atau masyarakat sehubungan dengan sumbangan-sumbangannya yang ditentukan kepada suatu tata hubungan dengan orang lain atau orang lain yang juga sudah ditempatkan dalam posisi itu. Ketentuan Peran yang Berkaitan dengan Posisi Ketentuan-ketentuan suatu peran adalah gambaran normative mengenai cara-cara melaksanakan fungsi dan untuk fungsi-fungsi itu terdapat posisi-posisi dan cara-cara yang umumnya disetujui bersama dalam kelompok mana saja yang mengakui suatu posisi tertentu. Fungsi suatu posisi berhubungan terutama dengan pemeliharaan corak tata hubungan tertentu antara yang menduduki posisi dengan oranng-orang lain. Tidak semua hal yang dikerjakan oleh oranh yang menempati suatu posisi tertentu itu penting untuk menyelenggarakan fungsi posisi itu. Ada tingkah laku mereka yang sama sekali tidak relevan dan bahkan mungkin sesungguhnya mengganggu fungsi-fungsi yang dimaksudkan. Hal yang penting dalam tiap ketentuan bagi peran bukanlah terdapat pada suatu daftar tingkah laku, melainkan dalam unsure-unsur yang sama pada tigkah laku-tngkah laku itu. Unsure yang dapat ditarik dari daftar tingkah laku yang diharuskandan yang dilarang melukiskan tata hubungan yang ditentukan oleh norma-norma kelompok itu antara orang yang menempati posisiposisi yang berhubungan. PERAN-PERAN YANG SALING BERKAIT. Tiap ketentuan mengenai peran dengan demikian pastilah menyangkut satu atau beberapa peran lainnya. Ini berarti yang menempati suatu posiisi belajar, sedikit banyak pada waktu yang sama, tentang ketentuan perannya dan ketentuan peran-peran yang berhubungan erat dengan perannya.

Sangat sedikit peran-peran yang dinyatakan hanya sehbungan dengan satu peran lain saja. Banyak perbedaan peran bagi ibu atau majikan, dinyatakan sehubungan dengan beberapa peran lain dan bukan hanya sehubungan dengan satu peran lain saja. Tiap peran tidak mungkin lain berbeda dengan bagian dari satu system peran yang terindependen dan dapat berubah oleh perubahan-perubahan pada bagian-bagian lain dari sisten itu. Dari peran-peran itu adalah unik dalam memiliki posisinya sendiri dan dalam mempunyai titik-titik persilangannya sendiri dengan semua peran-peran lain dalam system itu. Yang sama pada semua peran adalah kenyataan bahwa mereka ditentukan oleh sejumlah norma-norma yang inklusif. Karena itulah dapat terjadi bahwa individu-individu yang menempati posisi-posisi yang berbeda-beda pula, walupun pemikian ia tetap memiliki pengertian yang sama mengenai tingkah laku masing-masing. Karena itulah dapat terjadi interaksi di antara mereka dan tetap berlangsung dengan cara-cara yang telah lancer dan dapat diramalkan bukan dari sudut tingkah laku spesifik, melainkan dari sudut tata hubungan peran. Ketentuan-ketentuan Peran dan Tingkah Laku Peran Setiap orang yang menempati suatu posisi cenderung akan terpengaruh oleh ketentuan peran yang menyertai posisi itu, tetapi tingkah lakunya yang sesungguhnya juga dipengaruhi oleh macam-macam hal lain karena seesorang sering menghadapi berbagai jenis pengaruh yang saling bertentangan. Preferensi pribadi, kemampuan dan berbagai ciri-ciri kepribadiannya mungkin tidak dapat diselaraskan sama sekali denagn ketentuan-ketentuan peran, terutama ketentuan yang berhubungan dengan posisi yang diberikan seperti misalnya yang berhubungan dengan jenis kelamin dan umur atau keanggotaan dalam satu kelompok satu bangsa yang di luar kekuasaan seseorang. Karena alas an-alasan yang begitulah tingkah laku yang sesungguhnya dari seseorang sebagai seorang yang menempati suatu posisi. Mungkin hanya untuk sebagian dengan ketentuan-ketentuan itu atau bahkan dapat menyimpang secara radikal. Apakah ia akan menyesuaikan diri dengan ketentuan itu atau akn melanggarnya, dalam masing-masing keadaan itu, ia akan menyesuaikan diri terhadap ketentuan itu dengan caranya sendiri sebagaimana ditentukan oleh semacam kompromi antara apa yang diingini dan apa yang mungkin. Tingkah laku seseorang yang menempati suatu posisi tidak akan sepenuhnya cocok dengan ketentuan-ketentuan perannya karena tingkah lakunya itu juga akan dipengaruhi oleh halhal lain. Ini berarti bahwa dalam penyelidikan kita untuk melihat keteraturan dalam tata hubungan-tata hubungan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Perlu juga untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh hal lain. Tingkah laku peran yang sesungguhnya dapat bervariasi dari bentuk-bentuk yang hampir sepenuhnya ditentukan oleh factor-faktor pribadi sampai ke bentuk-bentuk yang hampir sepenuhnya ditentukan oleh ketentuan-ketentuan posisi. Alas an utama mengapa umumnya kita hampir selalu conform secara cukup baik kepada ketentuan-ketentuan peran karena kelompok menyediakan ketentuan-ketentuan bukan hanya bagi

orang yang menempati suatu posisi tetapi juga bagi orang-orang dalam posisi-posisi yang berhubungan, dimana mereka memberikan respons terhadap tingkah laku perannya. Ketentuanketentuan belakangan ini mencakup sanksi-sanksi bagi tingkah laku yang conform ataupun yang jelas menyimpang. Sejauh norma-norma yang memberikan sanksi-sanksi ini telah diinternalisasikan, maka seseorang akan menguntungkan dirinya dngan berlaku conform kepada peran. Maka seesorang akan lebih termotivasi untuk menjalankan peran ini dengan baik, sehingga tingkah laku peran sesuai dengan sedikit banyaknya ketentuan peran. Salah satu alasan utama kegagalan untuk conform dengan ketentuan-ketentuan peran adalah kenyataan bahwa seesorang tergolong ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda yang ketentuannya juga berbeda atau bahkan bertentangan satu sama lainnya. Kompromi atau conform diusahakn kepada ketentuan yang berbeda-beda dari kelompok yang berbeda-beda pula karena ketika berhubungan hanya dengan anggota anggota kelompok itu. Tarikan yang berlawanan dari keanggotaan merupakan keadaan khusus dari prinsip umum bahwa pengaruh pada seseorang karena pemberian peran tertentu sering bertentangan dengan pengaruh-pengaruh lain terhadap dirinya. Kalau pengaruh-pengaruh yang berlawanan itu tidak lebih kuat, maka ia akan cenderung untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan peran itu. Selama ia memegang suatu posisi tertentu dalam suatu kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan ketentuan kelompok itu untuk memelihara tata hubungan dengan pasangan peran itu. Cara ia menyesuaikan diri, baik dengan cara berlaku conform atau tidak yang merupakan bentuk tingkahlaku perannya. Perubahan Tingkah Laku Peran Mengikuti Perubahan dalam Posisi Akibat dari memegang suatu posisi terhadap tata hubungan tingkah laku seesorang yang sesungguhnya adalah sebesar yang telah ditunjukkan. Perubahan pada salah satu hubunan akan diikutu pula oleh perubahan pada yang lain. Eksperimen Libermanmenarik keuntungan dari suatu setting yang alamiah, bahwa di sana sejumlah orang tertentu akan berubah posisi selama tahun berikutnya meskipun pada orang yang tahu yang mana yang akan berubah posisi. Hal-hal yang ditemukannya sama sekali bukan hal-hal yang diatur sebelumnya. Ada kemungkinan sikap pada seorang mandor berbeda dengan sikap pekerja biasa karena para mandor terpilih karena sudah mempunyai sikap-sikap yang tepat sebagai mendor dan bukan karena sikap orang-orang yang telah ikut beruba dengan perubahan posisi mereka. Oleh karena itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa perubahan dalam tingkah laku peran mengikuti perubahan-perubahan posisi dengan cara-cara yang berlawanan bagi mandor dan bagi pramubhakti. Menempati suatu posisi akan menyebabkan timbulnya pengaruhpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Posisi social menentukan tingkah laku peran, bukan dalam arti sebagai determinan saja melainkan sebagai suatu yang tak dapat dihindarkan. Menempati suatu posisi social berarti menjadi pengaruh-pengaruh normative yang mendorong ke arah konformitas peran. Jadi suatu posisi merupakan tempat pengaruh-pengaruh yang bekerja terhadap orang-orang yang diakui

untuk menempatinya. Arah pengaruh seperti itu adalah menuju pemeliharaan tata hubungan dengan pasangan peran sebagaiman yang telah ditentukan. v JARAK POSISIONIL DAN TATA HUBUNGAN-TATA HUBUNGAN PERAN Tingkah laku peran seesorang dipengaruhi oleh posisi yang telah ia tempati, maka haruslah benar pula bahwa tata hubungan antara posisi orang yang berbeda akan mempengaruhi tata hubungan-tata hubungan peran mereka. Tata hubungan-tata hubungan Status dan Hirarkhi Pada kelompok-kelompok yang besar maupun yang kecil yang anggota-anggotanya selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya sepanjang suatu jangka waktu tertentu, maka terjadi pembedaan di antara anggota yang mungkin akan timbul, sehingga kita menunjuk kepada beberapa dari mereka sebagai superior yang lain. Sejauh perbedaan-perbedaan ini secara umum diakui oleh anggota-anggota kelompok mereka bersesuaian dengan posisi-posisi dan peran-peran ynag berhubungan dengan posisi-posisi itu. Ada berbagai cara bagaiman perbedaan-perbedaan muncul dan terdapat banyak ciri-ciri seperti keahlian, kekeyaan, kekuasaan, kemasyhuran, tetapi perbedaan-perbedaan itu mempunya sesuatu yang sama. Karena itu akan menganggap mereka semua sebagai diferensiasistatus. Andaikata dalam suatu kelompok atau organisasi terdapat diferensiasi status, maka akan terjadi implikasi bagi tata hubungan peran antara anggota-anggota yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. PRESTISE PROFESIONIL. Dalam masyarakat terdapat banyak contoh-contoh yang menyangkut hirarki-hirarki prestise. Tata hubungan tingkah laku menghargai diri anggotaanggota yang berstatus rendah terhadap yang berstatus tinggi dan penghargaan yang diharapkan dari kondisi yang pertama oleh yang berstatus tinggi dalam kondisi dimana perbedaan-perbedaan dikenakan dengan kekuasaan atau prestise secara umum yang diakui. Tata hubungan antara mereka yang setingkat yang berbeda menurut status, bila anggota-anggota dari dari semua tingkat berada dalam situasi yang sama : anggota-anggota yang berstatus tinggi cenderung untuk saling menyukai dan untuk saling berkomunikasi sedangkan anggota-anggota berstatus rendah tidak begitu banyak berkomunikasi satu sama lainnya. STATUS POPULARITAS. Popularitas adalah angka rata-rata tingkatan preferensi yang dinyatakan terhadap masing-masing individu-indiidu oleh individu-individu lain. Tata hubungan status dalam popuaritas berhubungan erat dengan tata hubungan peran yang sesungguhnya. Jarak-jarak status antara individu-individu banyak menjelaskan mengenai dekatnya tata hubungan interpersonal mereka. Semakin kurang jarak status antara dua invidu semakin kurang pula jarak tingkah laku dari sudut pergaulan yang rapat. Orang yang berstatus rendah tidak sering berhubungan satu sama lainnya dan tidak berlaku pada ruang lingkup yang lebih luas dalam masyarakat seluruhnya. Pertentangan ini mungkin timbul dari kenyataan bahwa pada kelompok orang-orang yang tidak populerdapat

mencari hubungan yang frekwen dengan orang-orang di luar kelompoknya, sedang dalam masyarakat secara keseluruhan orang-orang berstatus lebih rendah tak memiliki kawan selain orang-orang yang berstatus lebh rendah juga. Generalisasi ini masih berlaku bahwa jarak status menentukan frekwensi saling berhubungan tetapi efek jarak yang kecil pada posisi-posisi tingkat rendah tak berbeda dari jarak-jarak yang kecil pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi dalam suatu masyarakat yang relative tertutup seperti suatu masyarakat secara keseluruhan. Selain posisi-posisi dan peran-peran yang didiferensiasikan menurut prestise dan popularitas, dapat disebutkan diferensi-diferensi kekuatan dan kekuasaan. Tiap-tiap diferensi ini adalah unik. Semakin besar jarak status antara orang-orang itu, maka semakin besar jarak tingkah laku di antara mereka pada dimensi-dimensi seperti rasa hormat atau jenis-jenis tingkah laku intim yang berhubungan dengan saling ketertarikan yang tinggi. Bial pemberian dan penerimaan tingkah laku penghormatan dapat dianggap sebagai menyatakan jarak dan tingkah laku yang akrab menyatakan kedekatan maka jarak dalam tingkah laku cebderung untuk sejajar dengan jarak status. Tata hubungan Aksesibilitas Komunikatif Kelompok yang paling kecilterdapat lebih banyak komunikasi di pihak dyad-dyad tertentu. Terdapat banyak alasan termasuk ciri-ciri kepribadian individu, tetapi ini erat hubungannya denngan posisi-posisi dalam struktur komunikasi suatu kelompok. Jarak sepanjang dimensi ketercapaian oleh komunikasi dapat ditentukan oleh dekat jauhnya secara fisik pemegang-pemegang posisi itu atau oleh ketentuan-ketentuan peran menurut ketentuan pemegang posiis tertentu yag dituntut atau dilarang berkounikasi dengan bebas satu sama lainnya. Tata hubungan perab dipengaruhi oleh cara-cara seperti jarak-jarak posisi yang mempengaruhi sifat dan frekwensi komunikasi. Orang-orang pada posisi perifer juga merasa kurang puas dengan sumbangan-sumbangan mereka sendiridaripada orang-orang sentral. Mereka tidak suka berada di pihak yang tergantung pada orang sentral itu. Posisi-posisi sentral dan perifer menggambarkan bukan hanya jarak-jarak abstrak antara sumber-sumber dan tujua-tujuan berita yang menunjukkan titik-titik di mana orang-orang mengirim dan menerima berita. Jarak-jarak tidak menunjukkan kepada inci-inci atau mil-mil melainkan kepada derajat-derajat kesukaran atau keterlambatan dalam mengusahakan agar berita terkirim. Tata hubungan memuaskan atau menimbulkan frustasi dalam berbagai derajat. Informasi bersifat menguntungkan apabila tata hubungan antara orang-orang sentral dan orangorang perifer akan lebih memuaskan bagi yang pertama daripada orang yang belakangan. Karena alasa yang sama, tata hubungan antara orang-orang parifer tak akan dirasakan saling meguntungkan. Dengan bertambah banyaknya pertukaran informasi antara orang-orang yang berinteraksi, maka mereka cenderung untuk semakin banyak memiliki sikap-sikap yang sama, mengikuti norma-norma yang sama, dan mempunyai derajat saling ketertarikan yang lebih

tinggi. Bertambahnya frekwensi informasi tidak harus merupakan variable yang independen dalam tata hubungan ini. Keadaan itu sering mengikuti meningkatnya ketertarikan. Keadaan itu tidak merupakan kondisi yang memadai, karena sering terjadi bahwa semakin banyak hubungan seseorang dengan orang lain maka semakin kurang rasa suka dan hormatnya terhadap orang lain itu. Gambaran-gambaran dimensional mengenai tata hubungan peran Untuk melukiskan suatu tata hubungan peran seperti tata hubungan peran ibu dan anak dari sudut jarak-jarak di antara mereka pada dimensi-dimensi seperti superioritas status dan ketercapaian komunikatif mungkin akan terlihat. Artinya seseorang akan mendapat rasa yang lebih baik mengenai peran-peran dengan penggambaranyang kaya dengan detail yang konkrit. Cara-cara deskripsinya sesuai dengan sesuatu yang dapat dilaporkan secara objektif dan caracara itulah yang membantu dalam membahas hal-hal yang dapat diobservasi. Suatu keuntungan besar dari pendekatan terhadap tata hubungan peran melalui dimensidimensi dan jarak-jarak yaitu untk memperbandingkan peran-peran baik peran-peran yang serupa pada berbagai masyarakat atau berbagai peran dalam suatu masyarakat dengan cara-cara yang sistematis. Untuk menunjukkan bahwapada beberapa masyarakat hampir semua tata hubungan peran ditandai oleh jarak yang jauh pada dimensi status. Penelitian sistematis mengenai tata hubungan-tata hubungan peran akan kurang berguna bila perbandingan-perbandingan seperti itu tak dapat dilaksanakan, juga tidak memadai untuk hanya membandingkan peristiwa-peristiwa konkrit seperti tingkah laku tanpa memperbandingkan peristiwa-peristiwa itu pada dimensi tertentu. Dengan analogi, orang tidak dapat memeperbandingkan wortel dengan jeruk secara keseluruhan, tetapi orang dapat memperbandingkan kedua hal tersebut secara bermakna dalam hal variable-variabel seperti besarnya, warna atau isi vitaminnya. Seseorang memilih dimensi-dimensi peran dengan cara yang sama seperti seseorang memilih variable-variabel yang relevan pada jenis-jenis penelitian. Denagn menggunakan buktibukti baik bukti yang formil maupun bukti yang telah didapat. Seseorang mengkategorikan contoh-contoh konkrit tingkah laku dari berbagai sudut derajat dimensi hipotesis. Beberapa dari dimensi-dimensi yang diuji seperti itu akan konsisten dan dapat digeneralisasikan secara luas seperti status hirarkis atau ketercapaian komunikatif. Dimensi-dimensi inilah yang menyebabkan terjadinya perbandingan-perbandingan. Pendekatan dimensional hanyalah suatu cara menggambarkan tata hubungan peran, bukan cara mempelajari sebab-sebabnya. Persoalan yang berhubungan dengan determinan posisionil dan individual dari norma-norma yang dikenal sebagai ketentuan peran. v KELOMPOK SEBAGAI SISTEM-SISTEM PERAN YANG MULTIDIMENSIONAL Semua kelompok mempunyai struktur-struktur yang dapat digambarkan dari sudut yang lebih dari satu dimensi. Tiap anggota dari satu kelompok interaksi, memiliki baik tata hubungan status dengan setiap anggota lain baik yang setingkat, di satu pihak, atau lebih rendah atau lebih tinggi di pihak lain, dan juga suatu tata hubungan saling ketercapaian komunikatif. Jadi tiap

kelompok interaksi harus mempunyai struktur status komunikasi, struktur ketertarikan, dan masih banyak lagi. Struktur Peran dari Suatu Kelompok Total Jika seesorangmengingat dimensi tertentu beserta suatu indeks jarak pada dimensi iti, maka tidaklah sukar untuk menggambarkan struktur suatu kelompok. Cara yang paling sederhana adalah denagn memilih beberapa criteria mengenai jarak dan kemudian menunjukkan jumlah pasangan-pasangan yang memenuhi criteria itu. Suatu cara lain yang agak berbeda dalam menggambarkan suatu struktur kelompok dapat dilihat dari sudut kepopuleran indiviud. Kita akan berhenti dalam megilustrasikan bentuk-bentuk pengstrukturan kelompok, terlepas dari dimensi tertentu yang mana didistribusikan jarak-jarak tentang berapa banyak tata hubungan posisionil yang lebih dekat dengan dan yang lebih jauh dari berapa banyak yang lain. Tiap anggota dari salah satu kelompok ini akan dapat membuatnya dan tanpa menggunakan pengertian yang begitu merepotkan seperti struktur-struktur peran. Alasannya bukan untuk mendokumentasikan secara teknis tentang apa yang telah diketahui secara informal mengenai suatu kelompok tertentu, melainkan mencoba untuk mengemukakan beberapa pengertian dan beberapa prosedur yang memiliki sifst umum yang luas. Pengertian-pengertian tu dapat diterapkan pada kelompok interaksi yang etrmasuk kelompok-kelompok mengenai kita yang tidak memiliki informasi sebelumnya atau kelompok mengenai opini-opini yang saling bertentangan. Selama konsep-konsep dan prosedur-prosedur dapat diterapkan pada banyak kelompok yang berbeda-beda, maka kita memiliki dasar yang sama untuk memeperbandingkan kelompok itu. Tiap kelompok interaksi mempunyai sejumlah struktur-strujtur yang dapat dilukiskan dari sudut diensi-dimensi yang berbeda-beda, tentunya akan timbul pertanyaan tentang hubungan antara beberapa dimensi itu. Semakin tinggi aksesibilitas dalam berkomunikasi, maka semakin tinggi ketertarikan positif yang terjadi. Pertama, pertukaran komunikasi cenderung dianggap menguntungkan dan dan tanpa pertukaran komunikasi ketertarikan interpersonal yang erat tak mungkin berkembang. Kedua, orang-orang yang telah saling tertari satu sama lainnya biasanya menemukan cara-cara untuk mengatasi rintangan-rintangan berkomunikasi. Jadi kedekatan pada salah satu dimensi cenderung akan menimbulkan kedekatan pada dimensi lainnya. Aksesibilitas komunikatif di antara pelaku-pelaku peran juga cenderung untuk dihubungkan dengan persamaan relative mereka dalam status. Perbedaan status biasanya memaksakan rintangan pada komunikasi. Orang yang berstatus lebih tinggi mencari perlindungan denagn menjadikan diri mereka sendiri untuk dicapai/dihubungi atau mungkin karena orang-orang yang berstatus tinggi yang relative sedikit tak dapat dicapai atau dihubungi dengan mudah oleh orang-orang yang berstatus yang relative rendah atau semata-mata karena jurang di antara orang-orang berstatus tinggi dengan yang berstatus rendah dianggap terlalu

lebar. Bila kepercayaan-kepercayaan ini dimiliki kedua pihak, perbedaan-perbedaan status yang sesungguhnya akan timbul. Yang menarik mengenai tata hubungan adalah adanya berbagai dimensi peran. Dimensi aksesibilitas komunikatif sangat mempengaruhi masing-masing dimensi yang lainnya. Ketertarikan maupun tingkatan-tingkatan status yang sama cenderung untuk adanya hubungan aksesibilitas komunikatif yang lancar. Tata hubungan peran yang ditandai oleh komunikasi yang lancar cenderung terjadi karena merupakan akibat dari atau menimbulkan tata hubungan peran yang ditandai oleh ketertarikan yang besar dan kedekatan status. Tingkah laku tiap anggota sabgat kuat dipengaruhi oleh posisi-posisi yang ditempatinya dan merupakan pusat-pusat pengaruh baik dari maupun terhadap orang-orang ynag menempati posisi-posisi yang berhubungan. Tata hubungan peran dalam suatu kelompok merupakan caracara bagaimana anggota-anggotanya beradaptasi pada tata hubungan posisionil mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Dari sini bias disimpulkan, bahwa dari orang-orang yang berbeda sebagai anggota-anggota kelompok yang berlainan, mempunyai/menempati posisi-posisi yang serupa dalam kelompok mereka sendiri maka tata hubungan peran akan serupa dalam berbagai kelompok itu. Kelompok adalah cerminan bagaimana tata hubungan itu ada. Cara-cara yang paling efektif unutk melaksanakn hal ini adalah dengan memandang sejumlah peran-peran secara keseluruhan sebagai suatu system. Istilah ini menunjuk pada setiap kesimpulan hal-hal yang berinteraksi secara terus menerus sedemikian rupa sehingga keseluruhan kumpulan itu dipandang sebagai kesatuan untuk mempertahankan sifat-sifat yang relative konstan. Terdapat banyak sifat-sifat kelompok yang dianggap sangat penting termasuk besarnya kelompok, sifat normative dan kekompakan kelompok. Kalau kita menggatakan bahwa sifat-sifat ini atau sifat-sifat lain sebagai sasuatu yang konstan, maka kita tidak bermaksud menagtakan bahwa mereka tidak pernah berubah. Kematian kelompok berarti bahwa anggota-anggotanya telah berhenti berinteraksi satu sama lainnya tanpa memindahkan cara-cara interaksinya kepada anggota-anggota kelompok lainnya yang menjadi pengganti mereka. Hubungan-hubungan peran dalam kooperasi dan kompetisi System peran yang kooperatif adalah semisal system peran dalam team olahraga seperti dalam bola basket. Tata hubungan peran yang kompetetif ditandai oleh tingkah laku yang saling bertentangan karena nasib-nasib itu dianggap bertentangan. Tata hubungan peran yang adanya saling ketertarikan mengakibatkan pengorganisasian respons interpersonal yang lebih baik. Prinsip umum yang rupanya dapat diterapkan pada tiap jenis system peran yang relative stabil adalah bahwa cara-cara bagaimana kekuatan-kekuatan dalam kelompok digerakkan dan diorganisir melalui tata hubungan peran untuk menentukan sifat kelompok. Ketentuan peran adalah norma-norma baik dalam kenyataannya maupun sebagai potensi. Ketentuan itu adalah peraturan-peraturan bagi tingkah laku orang yang menempati suatu posisi baik yang digambarkan dengan istilah-istilah yang umum dikenal maupun dalam bentuk

posisi-posisi social atau dengan istilah-istilah ahli ilmu-ilmu social, sebagai lokasi pada dimensidimensi tertentu. Peraturan itu efektif apabila diterima bersama-sama oleh orang-orang yang saling berinteraksi. Suatu system peranberhubungan langsung dengan keseluruhan kesimpulankesimpulan norma yang berlaku bagi semua tata hubungan peran dalam suatu kelompok tertentu. Sifat-sifat kelompok bertahan berkat tata hubungan peran, maka yang terakhir sendiri bertahan itu berkat norma-norma kelompok. Secara sistematis, system tata hubungan suatu kelompok sebagaimana yang diekspresikan dalam tingkah laku interpersonal itu adalah yang menghubungkan norma-norma kelompok dan ciri-ciri tingkah laku kelompok.

BAB 12 CIRI-CIRI KELOMPOK Ciri kelompok adalah sifat yang dapat dipergunakan terhadap kelompok sebagai suatu kesatuan tunggal (wujud tunggal), dan tidak untuk anggota tunggal manapun. Tetapi tak ada anggota tunggal yang mempunyai sifat individu tunggal yang mempunyai sifat koordinasi lancar antar anggota, dan tinggi rata-ratapun bukan ciri individu tunggal. Ciri kelompok adalah suatu veriabel, yakni ia berubah-ubah daam derajat. Kriteria ini penting, karena hanya dengan mengobservasi kondisi-kondisi di mana ciri-ciri berubah,apakah kondisi-kondisi itu anteseden, independen atau kondisi-kondisi dependen sebagai akibat penyelidikan ciri-ciri kelompok turut membantu pengertian kita tentang psikologi sosial. Dan akhirnya, ciri kelompok bila dianggap sebagai variabel, harus peka untuk diindeks secara objektif aau diukur. Suatu Klasifikasi Ciri-ciri Kelompok Ciri-ciri kelompok, seperti tubuh-tumbuhan, binatang atau manusia dapat diklasifikasi menurut sejumlah cara-cara yang tak terbatas. Pembedaan ini menghasilkan 3 katagori umum : 1. 2. 3. Ciri-ciri antar anggota, berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan di Ciri tidak relavan bagi anggota, yang tidak ada hubungannya dengan persamaan-persamaan Ciri-ciri sangat iklusif yang meupakan hasil dri kedua macam ciri. antara anggota. dan perbedaan-perbedaan antara anggota.

v LUAS KELOMPOK

Suatu kelompok interaksi dapat terdiri dari hanya 2 anggota saja atau dapat sebanyak beberapa ratus. Luas suatu kelompok, seperti yang akan kita lihat, adalah suatu sifat yang dapat mempunyai akibat penting terhadap sifat-sifat lain, karena hal itu mempengaruhi interaksi di antara anggota. Tetapi juga benar, secara tidak langsung bahwa luas kelompok dapat dipengaruhi oleh interaksi anggota (sebagai akibat masuknya anggota-anggota baru, atau keluarnya beberapa anggota lama). Tetapi kita hanya akan memperhatikan luas sebagai suatu variabel independen saja. Ringkasnya, kita akan anggap bahwa sifat istimewa ini hanya mempengaruhi sifat-sifat lainnya karena pengaruhnya terhadap interaksi, yang selanjutnya mempengaruhi sifat-sifat lainnya. Interksi Yang Dipengaruhi Input Sumber Input Sumber, yang luar biasa pentingnya untuk kelompok-kelompok dalam pemecahan persoalan, menunjuk kapada pengetahuan anggota, kapasitas intelektual atau fisiknya, atau keterampilan apa saja dalam interaksi dengan orang-orang lain yang relavan bagi situasi kelompok pada waktu itu. Karena sumber-sumber demikian dianggap dibawa masuk kedalam situasi kelompok oleh anggota secara individuil, maka disebut Input. Cara-cara bagaimana interaksi anggota menjadi perantara antara input sumber dan pemecahan persoalan kelompok, pertama-tama berhubungan dengan respons orang-orang lain untuk pemecahan persoalan yang disarankan oleh seorang individu. Hal ini membutuhkan input sumber yang cukup dari segi kelompok secara keseluruhan, sehingga kebanyakan anggota dapat mengakui gagasan yang dikemukakan oleh salah seorang di antara mereka itu tanpa melihat apakah mereka sendiri mampu mencetuskannya atau tidak. Pokoknya, input sumber cenderung bertambah dengan bertambah banyaknya orang dalam kelompok, dan ini selanjutnya cenderung menyebabkan penambahan macam komunikasi (baik yang menyarankan maupun yang memberikan respons yang menguntungkan terhadap suatu saran yang berguna), yang mempermudah pemecahan yang baik. Interaksi Yang Dipengaruhi Input Kebutuhan Cara kedua, dimana luas kelompok dapat diharapkan mempengaruhi interksi anggota berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan motif-motif (bukan kemampuannya) yang dibawa para anggota pada situasi itu seperti motif-motif untuk diakui, untuk disenangi atau ingin ikut dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Terdapat kecenderungan untuk terbentuknya suatu lingkar dalam dan suatupinggiran luar. Para anggota kelompok-kelompok kecil sering merasa tidak memerlukan seorang pemimpin,dan telah puas dengan ikut sertanya mereka sendiri. Pokoknya semakin besar jumlah input kebutuhan dalam suatu kelompok yang telah kita anggap berbanding lurus dengan luasnya semakin besar pula jumlah dan proporsi orang-orang yang mungkin sekali tidak puas karena kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi. Interaksi Yang Dipengaruhi Oleh Jaringan-jaringan Tata Hubungan Antar Pribadi/Interpersonal.

Bila suatu kelompok bertambah besar,banyaknya tata hubungan pribadi ke pribadi yang mungkin, juga bertambah dengan cepatnya. Hal ini mempengaruhi interaksi antara anggotaanggota kelompok dengan berbagai cara, tetapi teristimewa karena kebanyakan orang mempunyai beberapa kebutuhan akan tata-hubungan tata-hubungan pribadi yang memuaskan dan juga suatu kemampuan yang terbatas sekali untuk mengadakan tata-hubungan yang erat dengan orang lain. Menurut suatu studi dengan beberapa ratus pemudi-pemudi, dua belas tatahubungan tata-hubungan seperti itu per orang adalah batas yang khas, meskipun itu termasuk juga beraneka ragam situasi, kerja dan waktu terluang. Konsekwensi dari semua ini bersama-sama yakni input kebutuhan, kemampuan terbatas dan bertambahnya jumlah-jumlah tata hubungan yang mungkin di dalam kelompok-kelompok yang besar ialah bahwa banyak hubungan-hubungan potensil tidak akan berkembang. Berbagai Efek Luas Kelompok Yang Diperantarai Oleh Komunikasi Akibat-akibat penambahan luas kelompok yang telah kita perbincangkan dapat diringkaskan secara sederhana sebagai penambahan sumber-sumber buat pemecahan persoalan, lebih sedikit kepuasan difihak beberapa anggota kelompok, dan berkurangnya kesatuan dari keseluruhan kelompok. Beberapa dari hal ini adalah akibat-akibat pada individu, dan lainnya pada seluruh kelompok. Pernyataan yang sangat umum ini bersifat kemungkinan akibat-akibat tersebut mungkin timbul, tetapi tidak harus demikian, karena hal itu juga dipengaruhi oleh fakto-faktor lain dari pada oleh sekedar luas saja. Akibat-akibat ini tidak usah nampak langung sebanding dengan luas kelompok-kelompok. Kita tidak tahu range-range yang tepat dari luas kelompok pada saat mana hal-hal itu besar kemungkinanya akan terjadi, karena kebanyakan study yang ada hanya menyangku range yang luas yang sempit. Elaborasi Strukturil Dengan bertanya mengenal derajat diferensiasi didalam suatu kelompok, orang pertamatama ingin mengetahui ada berapa bagian yang dapat dibeda-bedakan. Semakin banyak terdapat hal itu ( peran, jauh bukan orang- orang ) semakin seksama diferensiasi kelompok itu dapat kita anggap. Bila kita mengambil contoh seorang Guru besar dan 18 orang mahasiswa, dengan siapa dia sedang melakukan diskusi, sebagai suatu kelompok interaksi maka diferensiasi peran kelompok disini sangat sederhana. ELABORASI SEBAGAI SUATU VARIABLE DEPENDEN. Prasyarat prasyarat yang mengundang peningkatan elaborasi tidakklah terlalu mengherankan. Yang utama diantaranya ialah besarnya kelompok dan kompleksnya aktivitas-aktivitas. ELABORASI SEBAGAI VARIABLE YANG INDEPENDEN. Sejauh peningkatan elaborasi ada hubungannya dengan bertambah besarnya kelompok, beberapa akibatnya sudah ditelaah pada bagian sebelum ini. Tetapi kelompok-kelompok yang kira-kira sama besar (kecuali bila sangat kecil ) mungkin mempunyai derajat elaborasi yang berlainan yang akibatnya

ada hubungannya dengan komunikasi, jadi juga dengan pemilikan bersama diantara bagianbagian kelompok yang dapat dibedakan. Efek elaborasi srukturil kebanyakan berhubungan dengan integrasi kelompok, yang kita telaah persoaalannya langsung setelah ini. Integrasi Strukturil Setengah persoalan sifat-sifat strukturil kelompok menyangkut tata-hubungan tatahubungan antara bagian-bagian yang terdefensiasi. Secara umum, kita akan mengingat tatahungan ini dari sudut derajat integrasi, sebagai variabel tunggal, meskipun tentu saja ada berbagai bentuk integrasi. INTEGRASI SEBAGAI SUATU VARIABEL DEPENDEN. Ada dua prasyarat yang penting dari integrasi kelompok, yang pertama mengandaikan adanya yang kedua. Pertama-tama harus ada pemilikan-bersama di antara para anggota kelompok dalam hal tingkah laku masingmasing khususnya, harapan-harapan yang dimiliki bersama terhadap apa yang mungkin timbul dalam keadaan tertentu, teristimewa sebagai respons dari yang satu terhadap yang lain. INTEGRASI SEBAGAI VARIABEL INDEPENDEN. Hasil-hasil integrasi kelompok, pada umumnya merupakan akibat dari komunikasi tepat dan motivasi yang dimiliki bersama. Dalam tingkah laku, hal ini dapat terlihat dalam bentuk-bentuk seprti esifiensi di dalam melaksanakan tugas kelompok; pertunjukan yang lancar dan terkoordinir dari suatu rombongan penari, akrobat atau tentara berbaris, atau sukses suatu team yang bertanding. Bila suatu kelompok memiliki banyak derajat diferensiasi, maka kelompok itu dikatakan mempunyai elaborasi strukturil yang luas. Integrasi strukturil, berhubungan dengan keteraturan saling ketergantungan tingkah laku yang terkoordinir, dan lain halnya dari konsep tata-hubungan peran, merupakan sifat dari seluruh kelompok. Karena mempengaruhi interaksi kelompok dan juga dipengaruhi oleh interaksi yang demikian, integrasi strukturil berfungsi sebagai variabel dan variabel independen. v KESERAGAMAN SIKAP Kelompok-kelompok segera dapat dilukiskan dari sudut derajat persamaan antara anggota-anggotanya. Konsensus Persamaan sikap yang maksimal, sebagai suatu sifat kelompok mudah untuk dilukiskan : semua anggota adalah sama.persamaan minimal adalah masalah yang lebih kompleks,karena ada berbagai cara, sejumlah individu tertentudapat memperlihatkan perbedaan-perbedaan sikap. Kondisi-kondisiutama di mana indeks pemilikan-bersama sebagai suatu variabel dependen menjadi relatif tinggi di bandingkan dengan konsensus yang nyata adalah kondisikondisi komunikasi. Sifat normatif Derajat kekuasaan suatu kelompok atas anggotanya melalui norma-norma dapat disebut sikap normatifnya. Kelompok-kelompok tentu saja berbeda mengenai hal ini, teapi sulit untuk menggunakan suatu indeks kenormativan, karena anggota-anggota kelompok biasanya memiliki-

bersama sikap penerimaan terhadap bermacam-macam peraturan dan bukan hanya terhadap satu. Maka kenormativan umumsuatu kelompok tidak dapat diukur, tanpa mengetahui semua normanorma kelompok atau tanpa mengkondisikan semua informasi dengan salah satu cara. ASEPTABILITAS menunjukan seberapa jauh tingkah laku yang terperinci di dalam range ini, disetujui atau tidak disetujui di luar range itu, oleh para anggota kelompok dan biasanya, meskipun tidak selalu, melalui sanksi-sanksi. Aseptabilitas juga merupakan suatu variabel : terdapat banyak tingkatan akseptabilitas dan peraturan atas mana setiap norma didasarkan, selalu mencakup, setidak-tidaknya secara implisit, berbagai tingkat aseptabilitas yang diberikan kepada berbagai cara mematuhi norma-norma. Jadi kedua dimensi itu saling berhubungan. Derajat konsesus merupakan ciri kelompok yang mungkin dapat dilukiskan sebagai penyebaran sikap-sikap relevan yang dipunyai anggota-anggota kelompok. Kenormatifan menunjuk kepada derajat kekuasan suatu kelompok atas anggota-anggotanya melalui normanormanya, dan merupakan konsep yang kompleks karna ia adalah fungsi dari semua norma yang terdapat dalam kelompok. v KEKOMPAKAN Istilah kompak secara harfiah berarti menjadi satu, dan kita akan berusaha menggunakannya dalam arti yang sama yakni, derajat sejauh mana anggota-anggota itu melekat menjadi satu atau lain cara, sehingga kelompok itu merupakan kesatuan. Pokoknya, kekompokan merupakan ciri kelompok yang kompleks tetapi belum mencakup segala-galanya. Tetapi telah sejak lama diketahui bahwa ia dapat dipecah-pecah menjadi beberapa sub kesatuan yang dapat diukur, seperti kelancaran kata-kata, kepandaian menggunakan angka-angka kecepatan persepsi dan berfikir, yang dapat dibedakan secara objektif tetapi mempunyai sesuatu yang sama. Bagaimanapun kompleksnya, ini hanya salah satu dari banyak sifat-sifat yang dimiliki individu. Kebanyakan ciri-ciri kelompok yang telah dibicarakan dalam bab ini sedikit banyak juga berhubungan dengan kekompakan. Hubungan terakhir ini diringkaskan dibawah ini: 1. 2. Efek-efek luas atau besarnya kelompok tidak langsung diperantarai oleh komunitasi dan Elaborasi strukturil dalam kelompok yang besarnya sebanding dengan rupanya tak partisipasi antar anggota. berhubungan dengan kekompakan, kecuali bila bentuk-bentuk eaborasinya sedemikian rupa sehungga membatasi komunikasi antara anggota. 3. 4. 5. 6. Integrasi strukturil langsung menunjang kekompakan. Kita tidak mempunyai bukti untuk menganggap bahwa derajat konsensus menunjang Dilain fihak, pemilikan bersama merupakan prekondisi yang perlu untuk kekompakan. Sesuatu derajat kenormatifan sebagai suatu kasus khusus kepemilikan bersama juga

kekompakan, terpisah dari fakta bahwa konsesus memungkinkan terjadinya pemilikan bersama.

penting bagi kekompakan.

Dasar-dasar kekompakan lain mungkin perlu juga diperhatikan, tetapi hal-hal yang penting rupanya tercakup dalam ketiga kategori ini: 1. 2. 3. Integrasi strukturil Keterkarikan inter personal Sikap-sikap yang dimiliki bersama (termasuk kenormatifan) Oleh sebab itu, bagaimanapun kia berkesimpulan bahwa kekompakan sebagai ciri kelompok sangat berguna sebagai kerangka kerja konseptual yang menyatukan bermacammacam ciri yang kurang inklusif daripada sebagai satu ciri tunggal yang dapat diukur langsung dan valid. Memang mungkin benar, bahwa kita akan memahami suatu kelompok lebih baik kita mempunyai pettunjuk-prtunjuk bermacam-macam sumber kekompakan daripada kita mempercayai suatu indeks tunggal. v CIRI-CIRI KELOMPOK DAN HUBUNGANNYA DENGAN INTERAKSI: IKHTISAR Secara khusus, kita telah menyebutkan ciri-ciri kelompok sebagai ciri-ciri yang menunjuk kepada keseluruhan kelompok sebagai suatu kesatuan tunggal yang bervariasi secara kuantitaif maupun secara kualitatif terhadap mana semacam indeks objektif dapat diterpkan. Kelompokkelopmpok dapat dimengerti sebaik-baiknya dari sudut ciri-ciri yang demikian dan sebaliknya ciri-ciri ini dapat dipahami dengan memandangnya bergantian sebagai dependen atau independen. Artinya, semakin banyak kita mengetahui tentang bagaimana suatu ciri bervariasi dengan kondisi-kondisi terdahulu, dan bagaimana keadaan selanjutnya berubah dengan ciri ini, semakin baik pengertian kia tentang kelompok-kelompok. Bila besarnya kelompok bertambah, input dari sumber juga cenderung naik, tetapi input yang potensial menjadi besar tidak dapat berguna (tersedia)untuk pemecahan persoalanpersoalan kelompok kecuali bila beberapa macam interaksi tertentu juga bertambah khususnya dalam bentuk komunikasi yang mengusulkan pemacahan-pemecahanpersoalan maupun menilai prnyataan-pernyataan yang dibuat sebelumnya. Elaborasi strukturil cenderung bertambah dengan kekompleksan aktifita kelompok. Dengan penambahan ini sering efisiensi tugas dan kepuasan anggota meningkat, tetapi ini untuk sebagian dan seluruhnya tergantung dari bentuk-bentuk interaksi antara anggota-anggota yang di sebabkan oleh bertambahnya kekompleks-an. Integrasi strukturil cenderung bertambah sebagai konsekwensi komunikasi antara berbagai bagian mengenai kepentingan yang dimiliki bersama. Penambahan ini cenderung menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Koordinasi yang lebih lancar antara bagian-bagian dan perluasan range orang-orang dengan siapa terdapat persamaan kepentingan. Konsensus cenderung paling tinggi bila keseragaman sikap mrupakan syarat untuk keanggotaan kelompok,bila anggota-anggota kelompok senantiasa mempunyai pengalamanpengalaman serupa yang relevan bagi sikap-sikap itu dan bila para anggota saling mmpengaruhi kearah kesamaan sikap

Kekompakan merupakan suatu ciri kelompok yang kompleks, di pengaruhi oleh berbagai macam keadaan dan mempunyai konsekensi beraneka ragam dan tak ada indeks tunggal yang memuaskan untuk di gunakan dalam pengukurannya.

BAB 13 Tuntutan-tuntutan peranan yang kompleks Disaat kita melakukan rangkaian kegiatan kita sehari-hari, kita harus menjalankan suatu urutan peran yang menarik perhatian. Hanya beberapa jam saja kemungkinan kita harus berpindah antara tingkah laku peran yang berbeda sebagai mahasiswa dan sebagainya. Keanekaragaman peran yang harus kita lakukan mencerminkan kenyataan bahwa sistim-sistim social yang kompleks terdiri dari berbagai subsistemseperti keluarga, kelompok persahabatan, dan lain-lain kumpulan orang-orang yang sedikit banyak yang terorganisir. Pada bab ini kita semua akan mempelajari beberapa persoalan umum yang timbul dari keharusan untuk memenuhi tuntutan peran yang kompleks, dengan tekanan khusus pada kenyataan bahwa orang-orang diharuskan memenuhi lebih dari satu peran. Disini kita aka memusatkan perhatian kita pada tata hubungan antara ketentuan-ketentuan peran yang seperti itudan pada individu yang mencoba memenuhi bagiannya dalam tata hubungan tingkah laku. Pada bab ini kita akan menelaah lebih jauh masing-masing dari keadaan-keadaan ini. Namun kita harus mempunyai gambaran yang jelas tentang macam pilihan yang dibuat individu-individu dalam pemilihan peran yang pertama. Untung rugi ketentuan ketentuan peran Sekali individu telah menjadi terbiasa kepada pola tingkah laku tertentu terhadap orang lain, maka kita dapat mengatakan bahwa dia telah menambahkan satu peran kepada persediaan tingkah laku-tingkah lakunya. Sesudah menjadi biasa dengan tingkah laku ituterdapat kenyataan bahwa individu mulai melaksanakan tingkah laku yang relavan. Untuk itu pada suatu saat sangat sekali ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada. Pertanyaan yang lebih menantang adalah yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaan dimana seseorang menambahkan suatu type peranan dan bukan yang lain dalam persediaannya. Memang dalam hal ini tidak banyak kemungkinan pilihan baginya karena peranan-peranan itu ditentukan oleh posisi-posisinya. Namun demikian, orang-orang memang mengambil keputusankeputusan yang sistematis dan sering kali terulang, bahwa mereka akan lebih suka mangambil kedudukan social yang satu daripada yang lain. Salah satu diantaranya yang lebih penting dari keputusan-keputusan ini adalah pilihan pekerjaan. Keputusan untuk justru memasuki pekerjaan

bidang yang satu, tidak dengan yang lainyang didaarkan pada informasi mengenai ketentuanketentuan peran yang secara tipis berhubungan dengan posisi yang dipertimbangkan. Daya tarik posisi dan peran-peran yang berhubungan Banyak dari apa yang telah kita ketahui bersama mengenai pemilihan posisi-posisi tertentu, atau dapat diterimanya peran-peran yang berhubungan dengan posisi, kedalam mana individu terlempar tanpa memilih dan mudah dipahami. Proposisi yang paling umum adalah tentunya bahwa sejauh mungkin yang dipilih maupun yang diterima adalah posisi-posisi yang menyangkut tsts hubungsn peran yang menguntungkan. Faktor-faktor pribadi: kemampuan-kemampuan. Disaat kita mengamati orang-orang bersibuk diri dengan berbagai kegiatan, mereka nampaknya memilih posisi-posisi yang memungkinkan mereka menunjukkan kemampuan-kemampuan khususnya. Terdapat beberapa dari mekanisme yang mendasari kecenderungan ini terlihat dari suatu penyelidikan oleh Jackson terhadap anggota-anggota staf dari badan kesejahteraan suatu Negara. Telah diukur sampai seberapa jauh setiap orang yang menghargai orang lain. Dengan melihat kepada sumbangan yang diberikannya kepada arah dan tujuan dari organisasi. Setiap anggota ataupun staf juga diminta untuk memilih dari seluruh anggota yang terdaftar. Sepuluh orang yang dianggapnya paling berharga. Informasi yang serupa diperoleh dari kelompok-kelompok kerja yang lebih kecil dari orang itu. Ketertarikan terhadap organisasi ditetapkan dengan suatu skala yang disusun untuk mengukur banyaknya keuntungan yang menurut perasaan si anggota staf diterima dengan masuknya ia kedalam kelompok itu. Akhirnya, setiap staf memberitahu frekuensi ia mengadakan kontrk dengan setiap anggota staf yang lain. Jika benar seseorang memperoleh keuntungan dengan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai penilaian yang tinggi terhadap sumbangannya terhadap kelompok. Maka kesimpulannya adalah bahwa ketertarikan seseorang kepada keanggotaan kelompok itu akan semakin kuat, kalaupun ia sering kontak dengan mereka yang mempunyai penilaian yang tinggi terhadap dirinya. Kedua harapan itu ditegaskan bagi anggotaanggota personilorganisasi itu. Kenyataan bahwa ketertarikan seseorang pada peran-peran dalam organisasi tergantung dari seringnya dia berinteraksi dengan orang-orang yang sangat menghargai sumbangan-sumbangannya dan memberikan informasi-informasi yang penting. Melihat pada hasil-hasil seperti itu, maka menjadi sulit untuk memenyatakan bahwa preferensi pertama untuk suatu peran akan mendorong kearah pretasi yang lebih baik dank arena itu terdapat penilaian yang lebih tinggi dan bukan kepada penilaian-penilaian yang lebih tinggi akan meningkatkan daya tarik suatu peran. Keadaan ini adalah hanya karena ketertarikan individu kepada suatu peran rupanya menunggu persetujuan yang menguntungkan dari orang lain. Ditarik kesimpulan bahwa taraf kepuasan yang dirasakan individu sehubungan dengan suatu peran tertentu seringkali tergantung dari macam penilaian yang diperolehnya dalam interaksi dengan orang lain dalam suatu struktur peran. Posisi-posisi yang berstatus lebih tinggi yang memberikan kedudukan pada bagian yang lebih atas dan bukan yang lebih rendah dari sejumlah maksimal tata hubungan-tata hubungan

peran dengan cara yang serupa cenderung untuk dihayati sebagai menguntungkan dan dipilih sejauh hal itu. Seringkali ditunjukkan adanya korelasi antara menduduki posisi yang berstatus lebih tinggi dan kepuasan yang dinyatakan mengenai tata hubungan peran yang bersangkutan maupun kepuasan yang lebih besar dengan kelompok yang mencakup tata hubungan-tata hubungan peran ini. Dengan demikian umpamanya para opsir cenderung mempunyai sikap-sikap yang lebih positif terhadap angkatn darat daripada prajurit-prajurit biasa. Keserasian nilai-nilai sekunder. Dimana hal-hal lain adalah sama, terdapat jumlah yang sangat besarbukti riset yang menunjukkan bahwa orang-orang menganggap lebih menarik posisi yang melibatkan mereka kedalam hubungan-hubungan yang erat dengan orang-orang lain yang mempunyai selera-selera dan nilai-nilai serupa yang tidak saja mengenai objek-objek khusus yang pokok bagisuatu posisi, tetapi juga nilai-nilai yang serupa sehubungan dengan jumlah objek-objekyang lebih luas. Memang sejumlah tes yang diciptakan untuk membantu orang-orang muda yang memilih jabatan berstandar pada kenyataan bahwa pandangan tertentu yang lebi umum sifatnya, nilai-nilai tambahan, kegemaran-kegemaran dan selera-selera yang tidak begitu penting secara jelas menandai anggota pelbagai pengelompokan pekerjaan. Subjek-subjek diberi penyuluhan kearah pekerjaan yang profil, nilai dan minat-minat subjek itu. Dibalik prosedur-prosedur diagnosis ini terdapat asumsi-asumsi yang erat berhubungan dengan beberapa dari proposisi-proposisi kita yang terdahulu. Seperti prinsip bahwa interaksi adalah paling menguntungkan dari orang-orang lain yang mempunyai nilai-nilai yang sama. Sukses testes jabatan ini dalam meramalkan keserasian merupakan petunjuk sendiri tentang pentingnya proposisi itu. Meskipun orang-orang akan lebih merasa enak dalam posisi-posisi dimana orangorang lain disekitarnya mempunyai sikap-sikap yang serupa namun dapat mengharapkan sikapsikap yang sama tidak terlalu penting, yang mana penempatan suatu posisi tidak secara sukarela atau dimana si pemilik tidak mempunyai informasi sebelumnya mengenai nilai-nilai bersama itu. Dalam keadaan-keadaan ini, orang-orang sering menunjukan kemampuan yang menyolok untuk menyesuaikan sikap-sikap mereka kepada tuntutan-tuntutan yang berhubungan dengan peran mereka. Akibat-akibat seperti itu sangat mengesankan dalam sejumlah peran yang komplementer yang menyangkut sedikit saling ketergantungan yang antagonistis. Sebagai suatu ilustrasi mengenai peran-peran yang demikian dapat diambil tata hubungan orang tua anak, jika si anak sedang menuju masa-masa terakhir adolesensi. Sekalipun tetap ada unsurunsur saling ketergantungan yang memudahkan, yang kuat sifatnya tujuan-tujuan semakin akan berbeda arah, karena orang tua berusaha membatasi dan melindungi anak itu, sedangkan si anak mencari lebih banyak kebebasan dan kemerdekaan. Contoh lain yang baik diberikan oleh hubungan-hubungan buruk pimpinan dalam organisasi industri, dimana terdapat beberapa tujuan pokok bersama, tetapi ada juga unsure-unsur pertentangan dan persaingan yang kuat mengenai beberapa dari usaha. Efek dari pengambilan peran dalam merubah sikap akan terjadi paling jelas apabila seseorang berpindah dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Karena sikap-sikap tentang soal pokok tertentu sifat.nya antitotis di kedua belah pihakdari peran orang-orang yang berpindah

seperti itu. Dan besar kemungkinan orang-orang itu akan mengalami perubahan sikap yang sangat besar. Kebanyakan mahasiswa akan menyatakan kerugian bahwa orang tua mereka pasti telah mengalami perubahan yang demikian pula. Maka dari itu, pada umumnya suatu taraf kesesuaian yang cukup tinggi terdapat antara ketentuan-ketentuan peran dan kemampuankemampuan, sikap-sikap dan cirri-ciri kepribadian para pemegang posisi. Keserasian yang demikian terjadi melalui pilihan peran yang dapat diserasikan dari sudut pandangan ini, bila posisi dapat dipilih maupun dengan memperkembangkan lambat laun cirriciri individual yang lebih sesuai dengan peran-peran dan posisi-posisi yang harus dijalankan. Untuk sebagian karena kesesuaian yang baik antara cirri-ciri individual dan ketentuan-ketentuan peran rupanya menuntungkan dan mendorong sipemegang peran, dan untuk sebagian berdasarkanhal-hal yang lebih umum, telah sering dihipotesakan bahwa kelompok-kelompok sebagai sistim peran berfungsi paling efektif apabila kesesuaian antara orang dan posisi dapa diusahakan secara maksimal. Dalam eksperimen yang mendemonstrasikan hal ini, smelsor, mengukur subjek-subjek dengan sebuah skala dominan dan kemudian menugaskan pasangan-pasangan subjek pada suatu pekerjaan koporatifberupa menjalankan dua model kereta api. Tugas itu distruktur sedemikian rupa, sehingga pihak yang sebelahtata hubungan peran dengan sendirinya dominant atas pihak yang sebelah lain dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Kelompok-kelompok yang paling produktif adalah kelompok yang seorang subjeknya yang dominan dan diberikan pula suatu peran yang sangat dominan. Yang paling tidak produktif adalah kelompok-kelompok dimana dalam menyusun pasangan dilakukan hal yang sepenuhnya terbalik. Walaupun kesesuaian individu peran seperti itu tampaknya sangat diinginkan dalam rangka penyesuaian diri si individu maupun dalam rangka prestasi kelompok, dalam sistim-sistim social yang lebih besar derajat kesesuaian ini hanya tercapai secara tidak sempurna. Ketentuan-ketentuan peran yang inedekwat Sampai sekian jauh telah kita asumsikan bahwa orang-orang tidak mengalmi kesulitan untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka bila mereka bersibuk diri dalam tingkah laku berperan. Tetapi tidak selalu demikian. Ketentuan-ketentuan peran yang mencakup sejumlah besar macam tingkah laku yang berbeda-beda, juga dalam bagian-bagian kecil dari perinciannya. Bila ketentuan-ketenutuan peran mencakup sejumlah besar kemungkinan secara terperinci, maka kita dapat mengatakan, bahwa ketentuan-ketentuan peran itu sangat berstruktur. Ketentuanketentuan yang jelas gambling juga berlaku dalam upacara-upacara yang formil seperti acara perkawinan, pemakaman atau yang lainnya. Tidak banyak situasi yangmenyangkut ketentuanketentuan peran yang berstruktur begitu jauh seperti ketentuan-ketentuan sekitar kerja sama dalam kelompok. Hubungan-hubungan peran yang menyangkut tokoh-tokoh seperti ketua dan penulisbiasanya dibatasi secara lebih jelas, tetapi seklipun demikian ketentuan-ketentuan tetap samara-samar.

Tujuan dari system tanda-tanda yang formil seperti peraturan-peraturan parlemen dan sejumlah peraturan tambahan adalah untuk lebih menjelaskan bagaimana seseorang harus berlaku dalam situasi-situasi seperti itu. Namun peraturan-peraturan dasar ini tidak dapat mencakup setiap situasi yang mungkin timbul dan ketua-ketua panitia sering merasa perlu untuk berimprovisasi. Yang paling tidak terstruktur adalah ketentuan-ketentuan peran yang mengatur interaksi informal yang mana tidak ada tugas khusus yang harus diselesaikan, seperti bila seseorang berinteraksi dengan orang lan. Ini bukan berarti bahwa sepenuhnya ada kelulasaan dalam memilih tingkah laku dalam hubungan-hubungan informal. Menanggulangi ketentuan-ketentuan peran yang tidak tegas. Apakah hal seperti itu yang menentukan pilihan seseorang dari tingkah laku-tingkah laku yang tersediadalam situasi-situasi yang sangat kabur? Percobaan untuk memberikan jawaban yang konsisten dengan banyak bukti klinis dan beberapa bukti eksperimentil sbb: Bila seseorang mersakan sesuatu mengenai tingkah laku perannya, ia akan cenderung akan memberika respon dengan tingkah laku apasaja, yang menuntut dugaannya akan merupakan kombinasi terbaik dari kepuasan motif pribadi yang maksimal dengan ketidakpastian respon dari orang lain. Dengan kata lain, semakin kuat ia terdorong untuk melakukan sesuatu hal akan terpengaruh oleh ketidakpastian respon-respon orang lain terhadap dirinya. Kelebihan muatan peran Kebalikan yang ekstrim dari kurangnya hal-hal yang terlihat mengenai ketentuanketentuan peran yang dapat mengganggu individu dalam beberapa situasi, terdapat saat-saat dimana bahan dari keharusan peran yang harus menjadi terlalu berat baginya untuk memenuhinya. Kelebuhan muatan peran seperti itu nampaknya merupakan kesulitan yang selalu ada dalam kebanyakan organisasi formil yang terarah pada tugas. Setiap posisi formil dalam organisasi seperti itu mempunyai beberapa hubungan terperinci dengan posisi-posisi lain diatas, di bawah maupun sejajar dalam hirarki. Orang yang menduduki posisi seperti itu, dengan demikian mempunyai hubungan-hubungan peran dengan berbagai orang lain disekitarnya dan hubungan-hubungan ini menyangkut terutama sejumlah harapan-harapan tentang pekerjaanpekerjaan yang harus diselesaikan. Harapan-harapan seperti itu dari setiap orang lain dalam suau pekerjaan yang ada sangkut pautnya.dan dapat dengan mudah ditangkap sebagai tekanan peran. Apabila sebagian besar posisi dalam lingkungannya bertemu dengan si individu pada waktu yang bersamaan untuk bertingkah laku.sangat mungkin ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi semua tuntutan-tuntutan itu. Konflik peran Terdapat banyak sebab-seba mengapa untuk tata hubungan peran yang diharapkan untuk dipertahankan oleh seseorang dapat menjadi sumber konflik bagi orang itu. Yang paling jelas mungkin adalah hubungan yang sederhana dan yang tidak diinginkan.seorang pelayan tidak ingin tunduk kepada majikannyaataupun seorang anak yang enggan berlaku sopan terhadap orang

lebih tua darinya.konflik yang demikian, pada prinsipnya tidak berbeda daripada dia harus melakukannya dan sebenarnya merupakan persoalan psikologi individu. Orang marjinal Bilamana seseorang memeunyai keanggotaan dalam berbagai kelompok yang normanormanya saling bertentangan secara berarti, ia dapa merasakan tidak mungkin untuk dianggap atau untuk menganggap dirinya sebagai seorang anggota penuh dari masing-masing kelompok. Didalam masyarakat yang belum lama ini selang berapa lama asal usulheterogen seperti masyarakat kita terdapat banyak sumber marjinalitas kita yang mungkin bisa diterima oleh pihak manapun. Keanggotaan rangkap dalam masyarakat dan dalam kelompok-kelompok yang dapat dibedakan dalam masyarakat itu. Keanggotaan dalam kelompok-kelompok rasial. Dalam negeri ini terdapat banyak kelompok minoritas yang anggota-anggotanya belum tentu menduduki suatu posisi marjinal. Keanggotaan dalam kelompok-kelompok yang berlaku Non-Konform. Sudah sejak lama diketahui bahwa sebagian besar pria-pria muda teristimewa dikota-kota yang telah dihukum karena perbuatan criminal adalah anggota-anggota kelompokyang biasanya dikenal sebagai gank, norma-norma mereka mendukung tingkah laku yang dianggap sebagai pelanggaran oleh anggota masyarakat lainnya. Sesungguhnya, telah ditunjukkan bahwa banyak kelompok yang keseluruhannya cara hidup yang mengandung banyak unsure-unsur dari suatu kebudayaan yang berdiri sendiri. Memperkecil konflik peran Melihat keanekaragamn macam tuntutan-tuntutan peran yang masing-masing kita hadapi. Kita mungkin akan bertanya-tanya apa sebabnya bahwa krbanyakan dari kita biasanya cukup berhasil untuk menghindarkan konflik yang besar seklipun kita terlibat dalam banyak macam tata hubungan tata hubungan peran yang sangat berbeda-beda. Kenyataan bahwa seseorang menyatakan sesuatu secara baik tidak perlu berarti. Tentunya kita akan memahami bagaimana ia melakukannya. Dan oleh karena itu kita berpaling kepada pemeriksan kondisi-kondisi yang mana dari tuntutan-tuntutan peran yang secara potensil saling bertentangan saling diperkecil secara paling berhasil. Harapan-harapan bersama dari tata hubungan-tata hubungan peran yang berbeda-beda. Dalam masyarakat, kita sebagai seorang lelaki dapat hidup dalam satu rumah tangga yang mencakup istri dan anak-anak.ketentuan-ketentuan perannya untuk beberapa tata hubungan ini agak berlainan dan beberapa daripadanya jadi ayah dan suami. Misalnya, terdapat perbedaan. Meskipun peristiwa-peristiwa konflik anatara tata hubungan-tata hubungan ini memang terjadi pada relative sedikit orng dalam masyarakat kita mengalami konflik yang hebat atau berlarutlarut apabila mereka menjalankan peran keluarga yang berlainan ini secra cepat berurutan. Dengan demikian, maka prinsip umum adalah sejauh seorang memiliki bersama dengan pelbagai partner peran harapan-harapan normatife mengenai tata hubungan-tata hubungan perannya

sebdiri dengan mereka yang berbeda-beda dengan kenyataan bahwa tata hubungan-tata hubungan tingkah laku berbeda-beda tidak akan merupakan sumber konflik baginya. Pergaulan yang pilih bulu dan pengasingan sebagai akibatnya Mungkin kita kenal beberapa orang yang jelas mengikuti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita mengenai demokrasi, hidup bertetangga dan menghormai nilai-nilai orang lain tetapi hanya terhadap orang-orang tertentu dengan tidak mengikutsertakan kelas, kelompokkelompok etmis atau kelompok-kelompok rasial tertentu mungkin orang-orang yang seperti itu adalah anggota yang bangga dari suatu kelompok agama yang menekankan pada ajaran-ajaran tentang pesaudaraan manusia-manusia. Meskipun pembedaan antara kategori-kategori orangorang yang berlainan mungkin tampaknya inkonsisten bagi orang lain. Orang-orang seperti itu sering tidak menunjukkan tanda-tanda konflik dalam mempertahankan tata hubungan-tata hubungan peran yang sangat berbeda-beda katakanlah misalnya orang-orang negro terhadap orang-orang berkulit putih. Efek-efek yang mengasingkan diri rintangan-rintangan antara kelas-kelas social. Jika dalam suatu masyarakat dibuat pembedaan-pembedaan yang cenderung untuk tidak hanya membeda-bedakan antara orang-orang dan kelompok-kelompok dari sudut taraf hirarki, tetapi juga memisahkan mereka satu sama lain. Ada dugaan bahwa kita akan menemukan bahwa pembedaan-pembedaan kelas seperti itu aka berpengaruh terhadap sifat konflik-konflik peran dalam masyarkat itu. Persoalan-persoalan adaptasi peran timbul ketika seseorang dihadapkan kepada ketentuan-ketentuan peran yang secra pribadi tidak disukainya, apabila sifat tuntutan-tuntutan itu atau tidak jelas baginya atau terlalu kompleks dan membebani secara terlalu berat dan apabila kumpulan-kumpulan tuntutan yang berbeda-beda saling bertentangan. Konflik aktuil antara berbagai ketentuan peran yang berbeda-beda dapat timbul dari tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan pada anggota-anggota yang berbeda-beda dari satu kelompok yang mana seseorang menjadi anggota, tetapi konflik yang berat dan terus berlangsung. Keanggotaan rangkap dalam masyarakat luas dan dalam kelompok yang lebih kecil yang sulit untuk di hindarkan dapat mempunyai konsekwensi yang serupa. Sifat keanggotaan rangkap seperti itu berbeda dari sifatsifat marjinalitas.

BAB 14 KONFLIK ANTAR KELOMPOK Bab ini kiat akan membahas pelbagai sikap yang dimiliki, terutama yang mengutarakan antagonisme, prasangka, dan prasangka etnis, mengenai hal mana terdapat relatif banyak data riset.

Dan sebagai cara lebih lanjut untuk mendapatkanpengertian mengenai kedudukan interaksi dalam konflik antar kelompok, kita akan membahs beberapa cara bagaiman rasa permusuhan akan dapat dikurangi. Istilah prasangka kadang kadang digunakan untuk menyatakan setiap jenis pendapat aprisiasi. Hal ini akan membayangkan bahwa kita semua mempunyai prasangka yang menguntungkan terhadap kawan. Prasangka adalah sikap yang tak baik dan dapat dianggap sebagai suatu predisposi untuk mempresepsi, berpikir, merasa dan berindak dengan cara - cara yang menentang atau menjauhi dan bukan menyokong atau mendekati orang orang lain, terutama sebagai anggota anggota kelompok kelompok. Sikap sikap prasangka terhadap orang orag lain berbeda dengan sikap sikap yang menyukai dalam dua hal pokok : sikap sikap itu menyangkurt kecenderungan untuk menjauhi orang dengan mengambil jarak, dan tidak berhubungan erat dengan mereka, dan kecendurungan untuk merugikan, dan tidak membantu mereka. Prasangka kelompok diperoleh oleh individu individu selama interaksinya dengan orang lain. Satu dari hanya beberapa generalisasi yang dapat dibuat mengenai sifat manusia adalah bahwa manusia normal sanggup belajar belajar dari lingkungannya. Kesanggupan dasar ini tak mempunyai arah tertentu proses belajar yang macam macam mana yang akan terjadi adalah terutama persoalan lingkungan. Apapun juga kecenderungan kecenderungan seseorang untuk merasa bermusuhan padumumnya, ia tidak mengarahkan rasa permusuhannya terhadap suatu kelompok atau orang tertentu, sampai ia belajar untuk melakukan hal itu, sebagaimana akan kita duga melihat bahwa motif motif dan sikap sikap adalah hal hal yang diperoleh sesorang. Sekiranya belajar merupakan dasar dari prasangka, maka dapat kita harapkan untuk menemukan suatu proses pengajarn yang cukup sistematis yang bekerja dalam kelompok kelompok dimana biasa terdapat prasangka. Telah ditemukan dalam berbagai dalam berbagai penelitian bahwa anak anak yag dibesarkan dalam suatu kebudayaan tertentu biasanya sedikit sekali mengembangkan prasangka prasangka terhadap kelompok kelompok khusus tertentu, sedang anak anak dalam masyarakat lain biasanya mengembangkan banyak prasangka terhadap kelompok kelompok tertentu. Walaupun semua anak anak memiliki kesanggupan untuk mengembangkan prasangka, ada di antara mereka yang memperolehnya lebih gampang daripada yang lain dan semua harus belajar untuk memilih kelompok manakah yang dijadikan sasaran. v PROSES PROSES BELAJAR MEMBUAT PEMBEDAAN PEMBEDAAN Jika prasangka biasanya berhubungan dengan mengadakan pembedaan pembedaan antara berbagai kelompok orang, memang inilah yang akan kita harapkan terjadi. Orang orang yang berrasangka rupanya lebih awas dan waspada terhadap rangsang rangsang yang memungkinkannya mengenal perbedaan perbedaan itu. orang yang berprasangka memiliki sekumpulan jawaban jawaban yang dapat digunakannya dalam mempertahankan dirinya. Dan jika orang orang Negro melakukan kejahatan dalam mass media disebut orang Negro sedang

orang kulit putih yang melkukan kejahatan tidak disebut sebagai orang kulit putih, maka ini mendorong terjadinya semacam presepsi selektif yang berpengaruh merugikan orang Negro. Mungkin salah satu cara yang paling efektif dalam menekankan dengan kuat perbedaan perbedaan etnis kepada perhatian anak anak, adalah dengan menerapkan standar dobel dalam menentukan apakah yang mrupakan tingkah laku yang patut terhadap orang orang lain. Tindakan tindakan prasangka dipermudah dengan juga belajar bahwa orang luar dapat diperlakukan, tanpa dicela, dengan cara cara yang akan membawa hukuman bila dilakukan terhadap anggota anggota kelompok sendiri. Orang orang luaran, dengan demikian menjadi sasaran sasaran yang relatif aman untuk tingkah laku berprasangka. Prasangka terhadap kelompok orang luar yag dimiliki bersama oleh anggota-anggota Prasangka dipelajari secara typis melalui proses interaksi dengan anggota anggota kelompok sendiri; karena akhirnya disinilah tempat sebagian besar interaksi. v NORMA NORMA YANG LAZIM DI AMERIKA MENGENAI KELOMPOK Preferensi orang orang Amerika kepada berbbagai kelompok etnis yang dinyatakan dalam kecenderungan rata rata, snagat luas dan stabil. Tidak saja preferensi preferensi itu hanya berbeda sedikit secara goegrafis tetapi juga hanya sedikit mengalami perubahan perubahan selama jangka waktu yang panjang. Lepas dari kenyataan ini bahwa tiap kelompok tertentu cenderung untuk menempatkan kelompoknya sendiri di tempat yang teratas, anggota anggota berbagai kelompok etnis cenderung untuk meletakkan kelompok kelompok lain dalam urutan yang sama. Pastilah ada alasan untuk kestabilan ini dalam sikap yang terhadap orang orang lain. Hal ini mumgkin memberikan kesan bahwa mungkin terdapat ekunpulan norma norma kelompok yang tersebar luas, yang menyebabkan terdapatnya jawaban jawaban yang sangat serupa dari suatu kelompok ke kelompok lain kecuali tentunya, bila suatu kelompok menggambarkan kedudukannya sendiri. Salah satu alasan mrngapa urutan preferansi bagi berbagai kelompok etnis di A,erika demikian dekat kepada ukuran yang biasa adalah karena terdapat urutan yang sedikit banyak sesuai dalam hak hak istimewa. Kekurangan seperti kelompok yang mempunyai hak hak istimewa yang lebih banyak serig mendorong orang untuk, sedikitnya untuk sebagian, merasa malu atas keanggotaan dalam kelompoknya sendiri dan tertarik pada simbol simbol yang dihubungkan dengan kelompok kelompom dimana mereka tidak bisa menjadi anggota. v HUBUNGAN PRIBADI SEBAGAI SUATU FAKTOR DALAM PRASANGKA Kita umumnya ingin merasa bahwa kita telah memperkembangkan sikap sikap kita secara tidak tergantung dari orang orang lain. Orang orang yang berprasangka tidak terkcuali, dan mereka enggan untuk menerima bahwa mereka hany mencerminkan sikap sikap orang lain bila mereka mnekankan perbedaan perbedaan antara kelompok kelompok etnis. KELOMPOK ETNIS

Salah satu alasan untuk menyangsikan pentingnya pengalaman pengalaman pribadi sebagai sumber utama prasangka, adalah kenyataan bhawa derajat prasangka terhadap berbagai kelompok itu tidak berkorelasi dengan kesempatan bagi mereka melakukan kontak. Alasan lain untuk menyangsikan bahwa perlu adanya kontak pribadi untk timbunya prasangka, didasarkan atas kenyataan bahwa orang memiliki presepsi selektif dan ingatan ingatan selektif. Sesorang cenderung lebih memperhatikan dan mengingat kontak kontak dengan seorang individu, yang memperkuat prasangka yang telah ada pada dirinya. Alasan ketiga untuk menyangka bahwa kontak pribadi bukan unsur utama dalam terbentuknya prasangka adalah bahwa, orang orang yang berprasangka terhadap suatu kelompok minorits, ada kecendurungan untuk berprasangka pula terhadap kelompok minoritas lain. Kontak dengan anggota kelompok minorits bukanlah biasanya menjadi dasar prasangka. v SIFAT SIFAT YANG TAK DIINGINI SEBAGAI DASAR YANG DIKEMUKAKAN BAGI PRASANGKA Meskipun telah kita tunjukkan bahwa kontak pribadi biasanya bukanlah suatu faktor penting dalam terbentuknya prasangka, kita telah menghindari pertanyaan apakah mungkin yang terdapat sedikit kebenaran dalam berbagai pendapat. Seorang yang berprasangka juga akan mudah lupa bahwa lingkungan kelompok tertentu yang tak disukainya , mungkin dibatasi oleh tekanan tekanan dari anggota anggota kelompoknya sendiri. Dalam konteks konteks norma norma kelompok, orang yang berprasangka belajar untuk memakai brbagai perbedaan antara kelompoknya sendiri dengan kelompok lain. v PRASANGKA YANG TERCAKUP DALAM KETENTUAN KETENTUAN PERAN Pandangan pandangan semacam ini menunjukkan suatu sumber utama prasangka terhadap kelompok kelompok : dengan beberapa kekecualian tertentu, yang akan dibahas nanti, umumnya prasangka terhadap kelompok lain terdapat pada sebagaian besar anggota anggota kelompok sendiri. Norma norma kelompok menuntut agar anggotanya mempertahankan tata hubungan yang menghindari atau bahkan secara terang terangan memusuhi anggota anggota kelompok orang luar itu. Variabel2 kepribadian mempengaruhi kerentanan terhadap prasangka Walaupu norma norma sangat penting, tidaklah selalu mungkin untuk meramalkan sikap seseorang terhadap suatu kelompok etnis hanya dengan mengetahui kelompok dimana ia menjadi anggota.

SIKAP SIKAP SERBA OTORITER SEBGAI SUATU CIRI YANG MERESAPI Kepribadian otoriter adalah seseorang lebih dapat menerima ideologi ideologi yang

SELURUH KEPRIBADIAN paling cocok dengan struktur struktur kepribadiannya secara keseluruhan.

Jika seseorang sangat mudah menerima ideolog ideologi, maka mungkin hal tersebut merupakan ekspresi dari ciri ciri yang meresapi seluruh kepribadiannya dan menyebabkan predisposisi pada dirinya untuk memperkembangkan sifat sikap prasangka. Khas bagi penelitian yang kemudian yang mencoba menghubungkan kecenderugan otoriter dengan cara cara mendidik anak, adalah penelitian oleh Hart (1957). Asumsi dari kepribadian otoriter adalah orang yang sangat otoriter adalah orang orang yang telah memperoleh pengawasan ketat dari orang tua mereka. Diwaktu kanak kanaknya mereka telah belajar terhadap kontrol otoriter. Saling pengaruh mempengaruhi antara kepribadian dan norma norma kelompok Keanggotaan dalam suatu sektor masyarakat yang norma normanya mengharuskan prasangka terhadap kelompok kelompok tertentu, dan suatu sifat serta otoriter yang kuat. Sifat serba otoriter maupun kenormatifan sendiri sendiri, sudah cukup untuk mengnembangkan prasangka, tanpa hal tersebut merupakan kondisi yang perlu untuk itu. Jika ada salah sau di antara beberapa ciri sifat otoriter merupakan suatu yang sentral bagi ciri ciri yang lain, maka ciri ciri itu adalh gabungan dari sifat tunduk pada kekuasaan dan otoritas. Norma norma dengan demikian menyediakan sasaran sarsaran bagi prasangka, sedang sifat serta otoriter menyediakan dinamika intensitas yang ekstrim. 1. Perbandingan antara berbagai masyarakat menunjukkan bahwa masyrakat yang berbeda dalam derajat prasangka terhadap kelompok yang sama mungkin saja tidak berbeda dalam taraf umu sifat serta otoriter. 2. 3. Perbandingan perbandingan pada anggota anggota perorangan suatu masyarakat yang Orang orang yang tidak saja menjadi anggota kelompok mayoritas, tetapi juga anggota sama yang norma normanya tidak mengharuskan sikap sikap anti etnis yang ekstrim. minoritas memiliki bersama norma norma kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas mereka sendiri. 4. Akhirnya kemungkinan berprasangka tidak mengikuti derajat hubungan langsung dengan anggota kelompok yang dihadapi dengan prasangka. v PERMUSUHAN ANTARA KELOMPOK KELOMPOK Permusuhaomun yang terbuka seperti semua jenis tingkah laku lain yang dapat diobservir, biasanya timbul dari sikap sikap yang sudah ada sebelumnya. Walaupun prasangka sudah dimiliki, tetapi ia lebih mungkin akan membawa pada tingkah laku bermusuhan, dalam beberapa kondisi tertentu, daripada dalam kondisi kondisi lain. Pembentukan dan dipertahankannya rintangna-rintangan terhadap komunikasi

Sikap sikap bermusuhan terhadap seseorang bila telah berkembang, kemungkinan akan bertahan sampai pengalaman selanjutnyamenjadi akan kesempatan untuk terjadinya perubahan sikap.

v RINTANGAN RINTANGAN UNTUK BERHUBUNGAN Pergaulan yang terbatas hampir selalu mengakibatkan terbatasnya komunikasi, dan kalau rintangan rintangan untuk berhubungan diadakan karena adanya permusuhan, maka rintangna rintangan ini akan melanjutgkan bahkan menambah intensitas perasaan perasaan permusuhan. Tetapi segregasi bukanlah hanya soal suatu sistim yang melnagsungkan diri sendiri karena tidak adanya integrasi dengan orang lain. Pertentangn kelompok juga harus dipandang dari sudut hal hal yang dilakukan orang orang dan alasan alasan mengapa mereka melakukannya. Selama anggota masing masing kelompok sama sama memiliki sikap yang menganggap kelompok lain adalah sumber ancaman, mereka cenderung untuk menutup diri mereka terhadap kelompok lainnya dengan berbagai bentuk segregasi. v RINTANGAN RINTANGAN TERHADAP SALING PENGERTIAN Komunikasi dapat terbatas walaupun tidak ada segregasi, dalam hal yang demikian dapat dikatakan terhadap rintangan rintangna psikologis terhadap kamunikasi. v PRINSIP PRINSIP YANG BERHUBUNGAN DENGAN RINTANGAN UNTUK Pada umumnya semakin anggota suatu kelompok melihat tingkah laku anggota anggota kelompok lain sebagai bermusuhan semakin besar pembtasan komunikasi antara mereka. Kelompok kelompok di antara mana terdapat makin sedikit kounikasi cenderung untuk makin lama makin berbeda satu sama lainnya, dan karena makin berbeda, norma norma mereka masing masing akan makin berbeda arah pula. Prinsip prinsip umum yang kedua berhubungna dengan efek efek dari pembatasan komunikasi. Yang pokok tidaklah bahwa kmunikasi yang terbatas akan menimbulkan permusuhan, juga bukan bahwa komunikasi yang terbatas akan menimbulkan permusuhan, juga bukan bhawa seringnya berkomunikasi akan merubha sikap sikap perfmusuhan Kekerasan sebagaia akibat dari saling berprasangka Kalau norma norma yang berbeda mendukung adanaya prasangka antara dua kelompok, insiden insiden terbuka kadang kadang terjadi dan menarik perhatian umum kepada pertentangan itu. v NORMA NORMA KELOMPOK SEBAGAI FAKTOR KUNCI DALAM TINDAKAN KEKERASAN Dalam kejadian yang baru digambarakan, tidak ada alasan lain yang diperlukan untuk menginterpretasikan tangis anak gadis berumur tujuh tahun sebgaia respons terhadap percobaan. BERKOMUNIKASI

Tiap susunaan norma norma yang melihatkan tindakan kekerasan mempunyai susunan determinan determinan yang mempunyai sejarahnya sendiri, yang membenarfkan penghukumna dalam rangka norma norma ynag dimiliki bersama. v DASAR UNTUK TURUT SERTA DALAM SUATU TINDAKAN Peserta yang sebenarnya dalam suatu lynching bukanlah suatu sampel yang representatif dari orang orang yang memiliki bersama norma norma ini sebetulnya. Kenyataan bahwa tidak semua orang ikut serta memungkinkan untuk membedakan antara dua jenis tipe tipe lynching yang ekstrim. Lynching tipe proletariat biasany terjadi di daerah dimana orang Negro adalah jelas minoritas; di mana persaingan tajam antara Negro dengan orang kulit putih miskin, dan di mana tujuannya dalah menghukum ras dan bukan individu. Jelas dalam dua tipe lynching yang berbeda ini, tipe orang oarng yang turut ambil dalam peran di dalamnya. Tidak semua warga kota yang baik dalam suatu masyarakat ikut berperan dalam suatu gerombolan lynching Bourbon dan tidak pula semaua orang yang kurang bertanggung jawab turut dalam lynching tipe proletariat.

v FAKTOR FAKTOR YANG MEMUDAHKAN KEKERASAN Peserta lynching jarang melaksanakan tindakan mereka dengan sikap dingin dan tenang, sebagaimana mungkin keadaaannya bila mengejar seseorang yang lari dari penjara. Proses yang prtama adalah ketegangan yang meningkat. Terdapat bentuk interaksi sosial yang seperti spiral dalam arti bhawa maisng masing peserta gerombolan mendapat rangsangan yang terus meningkat dari peserta peserta gerombolan lainnya, yang telah kita namakan fasilitas sosial. Proses kedua yang menyertai peningkatan ketegangan ini adalah penyempitan presepsi, tanpa proses mana keganasan tak akan terjadi. Mengundung ngundug tubuh manusia, tidak dapat diizinkan oleh aturan aturan kehidupan biasa mengenai tingkah laku yang sopan. Sebagai kesimpulan, dalam kondisi - kondisi tertentu, pada individu individu itu terdapat penuturan ambang ambang tingkah laku kekerasan. Kondisi kondisi itu meliputi (1) suatu keadaan dimana korban keganasan itu menjadi anggota. (2) suatu situasi sesaat yang bertindak meningkatkan rasa terancam yang sudah ada yang disebabkan oleh kelompok lain itu. (3) penegasan situasi sesaat sebagai situasai yang membenarkan penggunaan sejumlah norma orma. (4) bertambahnya sifat mudah terangsang yang diekspresikan dalam tingkah laku dengan cara cara yang dikuasai. v PENGURANGAN PERTENTANGAN KELOMPOK

Sebenarnya penelotian terhadap cara cara proses proses itu berkembang membayangkan bahwa mungkin terdapat titik titik masuk dimana ada kemungkinan untuk memutuskan lingkaran setan itu. suatu program yang efektif harus mengenali akar akar prasangka dan menjangkau jauh dalam usaha menghadapinya.

Pengurangan kepekaan pribadi terhadap rasa permusuhan Pada taraf psikologis, individu individu yang mengalami frustrasi oleh rasa kehilangan, dan yang mencari seseorang untuk disalahkan merupakan calon calon untuk menjadi orang yang berprasangka. Bila mereka memilih jenis jenis kelompok yang belakangan ini sebagai sasaran yang dipersalahkan, dan jika demikian, kelompok kelompok ini akan dipandang sebagai sumber ssumber ancaman. Sejauh proses proses ini menyokong perkembangan prasangka, tiap program yang dapat mengurangi rasa kehilangan atau kekurangan yang umum dirasakan dalam suatu masyarakat, seharusnya membantu menghilangkan sumber prasangka ini. Salah satu kemungkinan itu adalah melalui perbaikan kurang keadaan ekonomi. Meskipun gambaran gambaran di muka ini menunjukkan kemungkinan pengaruh faktor faktor ekonomi dalam pertentangan pertentangna antar kelompok, suatu pemeriksaan yang lebih langsung mnegenai hubungan ini diberikan oleh suatu analisa oleh Bettelheim dan Janowitz (1950). Bukti bukti lain yang didaptkan mereka adalah bahwa veteran veteran yang bergerak menurun, sebagai satu kelompok memnag telah mempunyai riwayat pernah skit hati sedang yang bergerak naik tidak. Walaupun demikian namun kelihatannya memang mungkin, bahwa seorang akan kurang peka terhadap perkembangan prasangka bila perubahan perubahan status ekonominya bergerak ke arah yang menguntungkan. Merubah praktek praktek yang mempertahankan prasangka Di antara proses proses interaksi yang menyebabkan prasangka yang ada dipertahankan adalah praktetk praktek diskriminasi terhadap kelompok kelompok tertentu, bersama sam dengan apa yang terlihat sehari hari bahwa praktek praktek itu didukung oleh norfma norma kelompok. Meskipun memnag benar bhawa suatu undang undang yang menyatakan bahwa sikap sikap berprasangka selanjutnya terlarang, tidak akan efektif, pernyataan Summer kelihatannya merupakan fakta yang sangat penting bahwa praktek praktek tindakan seprti segregasi merupakan juga sumber, selain merupakan akibat prasangka. Undang undang efektif dalam mengurangi bentuk bentuk diskriminasi yang jelas terlihat. Jadi prubahan tingkah laku melalui undang undang dapat mengurangi kemungkinan bhawa pada generasi anak anak yang berikutnya akan mengembangkan sikap sikap berprasangka.

Adanya undang undang anti diskriminasi itu sendiri juga dapat mempengaruhi sikap sikap orang dewasa dalam jangka waktu yang cukup singkat. Meskipun ia membahas terutama mengenai keputusan dalam pengelolaan, bukan oleh undang undang, suatu penelitian oleh Saenger dan Gilbert (1950) membayangkan akibat akibat yang serupa dalam pemaksaan perubahan. Pada pokoknya, sikap banyak orang berprasangka, berkurang bahkan menghilang dengan berkurangnya praktek praktek diskriminasi yang terlihat, yang tadinya bertindak mengingatkan mereka pada perbedaan perbedaan etnis, dan pada wkatu yang sam memprtahankan dan mendukung prasangka mereka. Proses proses psikologis dari perubahan sikap pada orang orang yang konform, bagaimana pastinya pun, ketika mereka melihat bahwa peratauran sudah berubah mungkin sering meliputi proses proses yang digambarkan oleh Festinger (1957) sebagai mengurangi disonansi. Merubah norma norma kelompok melalui partisipasi bersama Tiap progra untuk mengrangi prasangka golongan, harus didasarkan pada prngakuan bahwa prasangka didukung oleh norma norma kelompok. Orang orang yang mempunyai perjatian pada program program seperti itu, selanjutnya harus ingat bhawa dalam hal ini paling sedikit tersangkut dua set norma kelompok. Jadi tak dapt terjadi perubahan secara besar pada set norma ynag satu bila set lainnya tidak berubah sama sekali. Dengan partisipasi bersama dalam aktifitas aktofitas yang diarahkan pada tujuan tujuan bersama, anggota anggota masing masing kelompok berinteraksi dengan anggota anggota kelompok yang baru dengan cara cara yang saling menguntungkan. Baik kesempatan berinteraksi maupun pengalam partisipasi bersama, merupakan syarat sayarat yang diperlukan untuk merubah norma masing masing kelompok. Pada saat yang sama, anggota msing masing kelompok mendapat kesempatan untuk memgamatai bhawa norma kelompok lainnya sedang berubah. Jadi perubahan norma masing masing kelompok sejajar dengan pengamanan bahwa norma kelompok lainnya juga sedang berubah. Kedua macam perubahan itu dimungkinkan oleh partisipasi bersama. Aspek terpenting dalam semua perubahan ini, dari titik pandangan petentangan yang berkurang terletak bukan hanya pada kenyataan bahwa norma dan presepsi atas norma norma kelompok lain telah berubah, melainkan pada arah perubahan itu.

BAB 15 MENCAPAI TUJUAN-TUJUAN KELOMPOK Tujan dari pada bab ini adalah untuk menunjukkan bekerjanya proses proses interaksi dalam kelompok dalam kelompok kelompok di mana anggota anggotanya berinteraksi dngan maksud

mencapai sesuatu tujuan bersama. Tidak dapat sepenuhnya bahwa kelompok yakin bahwa dalam keadaan demikian anggota anggota kelompok bertindak sebagai anggota kelompok. Dan tidak hanya individu yang kebetulan berada ditempat yang sama dalam waktu bersamaan. Kita akan mulai membandingkan cara cara bagaimana anggota kelompok bekerja mencapai tujuan bersama dengan cara cara bagaimana individu mengarahkan kegiatan kegiatan kepada tujuan tujuan individu. Pencapaian tujuan sebagaiman juga ciri ciri pribadi proses pencapaian tujuan akan mempengaruhi. Dan ditunjukkan bagaiman kekompakan itu dipengaruhi maupun mempengaruhi oleh proses interaksi yang mengarah satu tujuan. v PROSES-PROSES INTERAKSI DALAM PEMECAHAN PERSOALAN DALAM KELOMPOK. Ternyata bahwa, hampir sejak awal psikologi sosial {cf. Trip-lett, 1897, hal 21-22), telah diadakan penyelidikan penyelidikan exsperimentil mengenai efekivitasrelatif dari individu inividu dan kelompok kelompok yang mengajarkan persoalan persoalan yang sama atau sebanding Karena dalam eksperiman eksperiman itu telah diadakan perlengkapan perlengkapan yang luas sehubungan dengan tujuan tujuan kelompok, maka kita terutama akan mengambil contoh dari type eksperimen eksperimen yang disebut terakhir Tidak sukar untuk memikirkan alasan alasan mengapa beberapa cjenis persoalan lebih mudah di pecahkan oleh beberapa orang yang bekerja sama daripada oleh hanya ssatu orang.ada tugas tugas yang demikian rumitnya sehingga cara yang paling efisien untuk mengerjakannya ialah dengan membagi bagi tugas khusu kepada orang orang yang berbeda beda ; tugas tugas lainnya memrlukan lebih banyak keterangan atau pandangan yang berbeda beda daripada apa yang mungkin dimilik oleh satu orang Ada keadaan tertentu dimana masing masing mempunyai kelebihan kelebihan yang khusus; yang menjadi persoalan bagi kita bukanlah menilai pemecahan persoalan oleh kelompok, kan tetapi melihat bagaimana kedudukan interaksi sosial di dalamnya Interaksi mungkin saja terjadi, sebagaiman di gambarkan dalam ilustrasi riset 15.1 tanpa memberi sumbangan apapun terhadap pemecahan persoalan yang tidak akan dapat di berikan oleh satu atau pun beberapa kelompok sendiri Yang diperlukan hanyalah agar seorang anggota menyumbangkan pandangan atau pengertian yang tepat dimana kemudian kebenarannya menjadi jelas bagi anggota anggota lainnya Contoh : disajikan sebuah kalimat terdiri dari tujuh buah kata : kata katanya disusun dalam bentuk kalimat yang benar, akan tetapi huruf huruf pada perkataan di kacaukan susunannya Kecuali bahwa para anggota kelompok di instruksikan agar dapat bekerja sama, berbicara secara bebas, dan bekerja secara serempak menghadapi persoalan persoalan yang sama. Dapatkah keunggulan ini untuk sebagian disebabkan olwh adanya interaksi antara anggota anggota kelompok ? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini, data yang didapat dari orang orang yang nyata telah bekerja sendir sendiri digabungkan secara random ke dalam

kelompok kelompok nominal yang sama besarnya dengan kelompok kelompok sesungguhnya, empat orang dalam satu kelompok. Persoalan persoalannya telah dipilih secara berhati hati sehingga bila seseorang menemukan jawaban yang tepat, maka jawaban ini dapat dengan cepat dipaparkan, secara memuaskan bagi anggota anggota kelompok lainnya dan akan diterima ileh mereka Perbedaan perbedaan yang secara nyata ditemukan antar kelompok kelompok yang sesungguhnya kelompok kelompoj buatan dapat silihat dari gambar di atas dengan membadingkan palang putih dengan palang abu abu Informasi informasi yang melawan dalalm bentu gagsan gagasan, fakta, pertimbangan pertimbangan, saran saran, usul - -usul, dan sebainya)harus tersidia; secara khas termasuk di dalamnya pertimbangan pertimbangan alternative, dimana sebagian akan diterima, setidak tidaknya secar tentative, sedangkan yang lain lain cepat atau lambat akan di tolak. Proses proses pemilihan dan penggabungan antara alternative alternative yang diakui terjadi Pertukaran informasi melalui saran saran dengan jalan menerimanya, mengubah, atau menolak saran saran tersebut Memancing Sumbangan- sumbangan Para Anggota PENGARUH INTERAKSI TERHADAP MOTIVASI ANGGGOTA ANGGOTA. Proses proses interaksionil langkah pertama esensiil dalam menyediakan sumbangan sumbangan para anggota untuk anggota anggota agar memberikan sumbangan sumbangan. Kita telah melihat ( hal 374 ff) bahwa F.H. Allport menemukan, sebagaiman juga dashiell, bahwa mayoritas dari subject subject bekerja lebih cepat bila hadir orang orang lain, dalam pola yang sejajar, output, enerzi, dibandingkan dengan individu individu yang bekerja sendiri sendiri Reaksi reaksi yang berbeda ini di perkirakan berhubungan dengan perbedaan perbedaan individu dalam kepribadia, yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalh kita; kedua reaksi ini, tentunya bersifat interaksionil Jenis jenis interaksi yang secara typis terdapat dalam kelompok yang bekerja sama cenderung untuk juga menjadi fasilitatid, meskipun tidak selalu harus demikian, percobaan Deutsch ( yang digambarkan dalam ilustrasi riset 11.4. hal 465) menunjukan kelebihan yang nyata dari motivasi individu untuk menyelesaikan tugas pada kelompok kelompok yang bekerja sam di bnadingkan dengan kelompok kelompok yang bersaing Yang mengerjakan persoalan yang samasaling berkomunikasi suatu perasaan mendesak yang cenderung meningkat mobilisasi enerzi mereka, dan demikian motivasi mereka. Bentuk bentuk komunikasi yang minimalipun yang terjadi hanya karena bekerja berdampingan, dengan sedikit atau tanpa persaimngan atau kerjasam,sering kali menimbulkan akibat akibat serupa Dalam hal kerjasama ada juga akibat akbat motivisionil yang berhubungan dengan perkuatan dalam kelompok, karna adanya tujuan tujuan bersama, yang menguntungkan bagi seseorang,menguntungkan bagi semuanya dan sebaliknya; nan setiap anggota kelompok yang

manpun dapat mengharapkan akan memperoleh keuntungan melalui persetujuan, baik yang dinyatakan maupun melalui kesaan kesan, dari anggota anggota lain untuk setiap sumbangan yang diberikannya terhadap pencapaian tujuan tujuan kelompok. Pengaruh pengaruh ini adalah khas bagi kelompok-kelompok dibedakan dari fasilitas sosial, dimana pengaruh pengaruhnya hanyalah berupa peningkatan energy sebagai akibat dari kegiatan kegiatan yang serupa pada yang lain lain. Perkuatan oleh kelompok dapat sedikit banyak mempunyai pengaruh-pengaruh menghambat disamping fasilitas. Diman anggota anggota nya dapat dikatakan saling di beri keuntungan, menurunkan taraf produktivitas mereka, apabila norma-norma kelompok menghendaki produksi yang rendah, sedangkan kelompok kelompok yang tidak kompak sedikit sekali mempengaruhi norma-norma semacam itu. Motivasi individu-individu untuk member sumbangan sumbangan bagi pemecahan persoalan dipengaruhi, baik oleh respon-respon yang sedang terjadi maupun oleh respon yang diharapkan dari angota-anggota lain.

v KONDISI KONDISI DIMANA INTERAKSI MEMPENGARUHI MOTIVASI. Motivasi-motivasi orang untuk menyumbang kepada pemecahan persoalan dipengaruhi oleh beberapa ciri kelompok. Salah satu di antaranya adalah keadaan tata hubungan interpersonal dalam kelompok. Sumbangan sumbangan cenderung untuk mengalami hambatan bila kelompok terdiri dari orang-orang yang saling tidak kenal; terutama pada permulaannya, angota-anggota cenderung untuk memperlihatkan berbagai gejala menahan diri missal secara hati-hati sekali saling meraba-raba perasaan masing-masing. Sejauh anggota kelompok mempunyai hubungan-hubungan yang besahabat, mereka cenderung untuk saling berkomunikasi secara bebas di perumahan. Oleh karena itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa tata hubungan ketertarikan positif diantara anggota kelompok cenderung memudahakan diajukannya sumbangan, sejauh mereka sama-sama merasakan suatu desakan untuk memecahkan persoalan, dan cenderung untuk membesarkannya pengaruh-pengaruh dari pada perasaan yang mendesak ini yang dialami bersama oleh anggota kelompok. Besarnya kelompok diantara cirri-ciri lain yang diuraikan dalam bab 12 juga mempengaruhi tercetusnya sumbangan-sumbangan anggota. Semua tergantung dari berbagai ciri-ciri pribadi serta keberhasilan dan kegagalan dari individi-individu dimasa lalu dalam keadaan serupa, maka besarnya kelompok dapat memberikan sumbangan-sumbangan oleh beberapa individu (orangorang yang menyumbang secara berlebihan yang relative sangat panjang yang jarang terdapat) Pembedaan status yang sangat nyata dalamsuatu bkelompok cenderung untuk menghambat sumbangan-sumbangan dari anggota yang berstatus rendah., seperti bab 11. Selama anggota yang berstatus tinggi lebih mampu dan lebih tahu dari pada yang lain, mutu sumbangansumbangan yang diberikan mungkin tidak mungkin tidak terlalu dipengaruhi kegagalan angota-

anggota lain dalam memberikan sumbanagn-sumbangan. Pemecahan masalah yang baik daripada dalam kelompok kelompok dimana para anggotanya berbeda pendapat tentang hirarki status dalam kelompok yang belakangan ini adapada sebagian mungkin, karena didalam kelompok yang belakangan ini ada pada perebutan kedudukan anggota. Sikap normative suatu kelompok menunjuk kepada kekuasaan kelompok tersebut atas anggota anggotanya sehubungan dengan isi dari pada norma-norma itu, dan ciri ini tidak saja mempengaruhi banyak nya akan tetapi juga isi sumbngan para anggotanya. Norma norma dapat penyaringan pendahuluan dari sumbangan sumbangan sehingga anggota-anggota bersedia memberikan jenis-jenis sumbangan tertentu. v REAKSI REAKSI KELOMPOK TERHADAP SUMBANGAN -SUMBANGAN PARA interasionil dan ciri-ciri kelompok yang ada hubungannya dengan ANGGOTA. Semua proses-proses penarikan sumbangan-sumbangan, juga terjadi sewaktu anggota beraksi terhadap sumbangan yang telah diberikan. Proses proses fasilitas sosial dan perkuatan kelompok, khususnya ada kemungkinannya untuk ditingkatkan lagi dimana para anggota saling memuj, mengecam, menolak, atau memperbaiki saran-saran masing-masing. Reaksi reaksi tetapi motivasi untuk berpartispasipun meningkat melalui fasilitas sosial dan perkuatan dalm kelompok. Proses-proses ini tidak secara begitu aktif rejadi pada awal siding pemecahan persoalan; kelompok munculnya adalah dalam pertukaran fikiran antara para anggota. Didalam bagian ini tidak akan begitu bersibuk diri dengan pertanyaan yang menyangkut motivasi, tentang bagaiman interaksi memperlancar atau menghambat partiosipasi anggots anggota, tetapi memperlancar atau menghambat partisipasi anggota-anggota, tetapi lebih banyak dengan isi sumbangan mereka. Yuaitu bagaiman proses interaksionil mempengaruhi pembentukan sumbangan pada permulaan sekali sampai menjadi suatu pemecahan yang dapat diterima oleh kelompok secara keseluruhan.

v MENINGKATKAN KEJELASAN SUMBANGAN-SUMBANGAN. Sumbangan yang paling permulaan tidak selamnya jelas bagi yang lain-lain, seringkali memang sumbangan-sumbangan ini ditawarkan begitu tergesa-gesa atau begitu tentative sehingga implikasi tidak begitu jelas bagi penyumbang sendiri. Pernyataan, penegasan, atau penjelasan oleh pertukaran fikiran yang demikian sering kali hanya berkembang menuju pengertian bersama dapat juga menuju kepada perbaikan-perbaikan yang nyata dari buah fikirannya sendiri oleh penyumbang. Karena keharusan komunikasi memaksa untuk berbuat secara jelas, baik bagi anggota lain maupun dirinya sendiri.

Eksperimen yang dibuat oleh Mario Boes (1937_ menjajangi kemungkinan bahwa apabila dua orang atau lebih bekerja bersama sama maka keharusan saling berkomunikasi biasanya akan memperjelas dan mempertajam sumbangan sumbangan masing masing Persoalan bagi mereka yang lebih tua itu adalah memilih dari sekumpulan besar lukisa lukisan yang terpilih, sejumlah lukisan yang telah di lukis oleh orang yang sam. Keempat puluh tiga anak anak yang lebih muda, dalam kondisi kondisi yang serupa akan tetapi tidak sepenuhnya sama, di beri tugas untuk menyusuin lima pangkat gambar - gambar sedemikian rupa sehingga setiap gambar gambar merupakan suatu cerit Dalam kedua kelompok usia itu, eksperimantor menemukan bahwa hasil hasil kelompok lebih ungul daripada hasil hasil perorangan.Ia mengambil kesimpulan bahwa keunggulan ini untuk sebagian besar di sebabkan oleh karna seringkali apa yang dikemukakan oleh seorang anak samar samar atau membingungkan temannya, yang kemudian dengan pertanyaan pertanyaan yang menyusul memaksa si pemberi saran untuk memperjelas maksudnya Membuan Petunjuk Petunjuk Yang Menyesatkan Sukar suatu persoalan semakin tidak jelas sifatnya, dalam arti bahwa tidak ada jalan yang jelas yang segera terlihat kearah pemecahannya.Menghadapi keadaan yang kabur demikian, seorang yang mengira bahwa ia telah menemukan kemungkina pemecahan akan terdorong untuk mengikuti jalan tersebut, dan boleh jadi untuk terus mengikuti arah itu selama jangka waktu yang lebih lama dari pada yang dirasakan menguntukan oleh anggota anggota kelompok lainya yang kurang merasa terdorong untuk menuruti jalan itu Kenyataan ii menunjukan suatu cara pentig dimana interaksi berjasa terhadap pemecahan persoalan, terutama dalam hubungan dengan persoalan persoalan yang sukar. v PERCAPAIAN KONSENSUS DALAM KELOMPOK Marilah kita anngap bahwa pada pemulaan usaha usaha suatu kelompok kelompok mencari penyelesaian terhadap suatu persoalan , belum ada seorang pun yang mempunyai jalan pemecahan yang dapat denga segera di terima oleh semuannya. Mungkin didapat adalah tepat secara rasionil, tetapi setelah pemecahan telah dicapai,langkah langkah yang memperantainnya tidaklah jelas dengan begitu saja Pengaruh pengaruh mayoritas atau keahlian keahlian yang di anggap ada seseorang tidak perlu terarah kepada pemecahan pemecahan yang terbaik atau Tepat . Beberapa dari kelompok kelompok shaw, misalnya, cukup cepat secara consensus sampai pada pemecahan pemecahan persoalannya, yang semuannya salah Proses- prose interaksi terjadi selama pemecahan persoalan oleh kelompok (1)Proses proses mempengaruhi motivasi para anggota untuk menghasilkan gagasan yang terbentuk menuju ke suatu penyelesaian; pengaruh pengaruh yang demikian seringkali mempelancar, akan tetapi kadang kadang menhambat. Sejauh interaksi sosial dan perkuatan dalam kelompok membangkitkan jumlah dan keragaman maksimum dari gagasan gagasan yang berguna yang

dapat di berikan oleh anggota anggota, maka pemecahan persoalan akan di permudah (2)Proses - proses interaksi umunya, meskipun tidak selamanya menyebabkan sumbangan sumbangan individual menjadi lebih jelas dengan di buangnya petunjuk petunjuk yang salah, dan dengan penggabungan gagasan gagasan yang di kemukakan berbagai individu individu, selagi para anggota saling bereaksi terhadap sumbangan sumbangan masing masing. v PERAN-PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN Sejauh sumbangan anggota manapun tidak dapat disisihkan begitu saja, maka sumbangan dapat dianggap lebih menyerupai sumbangan seorang pemimpin. Untuk mendapatkan pengakuan seperti itu adalah sama dengan mempunyai salah satu tata hubungan peran dengan anggota yang lain, karena( seperti yang diuraikan pada permulaan bab 11) tidak selamanya perlu bahwa tingkah laku khususlah dari pihak seseorang yang mempunyai pemimpin menyebabkan sumbangan menjadi suatu amat penting, tetapi lebih banyak, tata hubungannya dengan anggota anggota lain. Cara-cara seperti ini dalam meninjau kepemimpinan sangat berbeda dari beberapa pandangan yang lebih konvensionil dan kadang-kadang bertentang sama sekali. Misalnya, seorang yang memegang suatu posisi kekuasaan atau wewenang berstatus tinggi, mungkin dapat, mungkin pula tidak menjadi fasilitator yang sangat berharga atau sangat diperlukan, dan meskipun dapat, mungkin ia tidak secara umum diakui demikian oleh mreka yang bekerja dengan dia atau dibawahnya. Semata semata menempati suatu kedudukan yang menyerupai pemimpin tidaklah harus berarti bahwa tata hubungannya peran seseorang dengan anggota lain bersifat menyerupai tata hubung para pemimpin. Seringkali ada anggapan bahwa orang-orang yang diakui sebagai pemimpin harus sama-sama memiliki ciri-ciri pribadi tertentu. Dengan demikian dengan perbandingan sedikit kecualian, fakta-fakta jelas bahwa bertentangan dengan anggapa tersebut. Dalam suatu tinjauan terhadap 20 penyelidikan yang berbeda-beda mengenai sifat-sifat individu yang dianggap sebagai pemimpin dalam berbagai kelompok(bird 1964), sluruhnya disebutkan 79 ini muncul berbeda-beda. Mengetahui banyak mengenai sifat kepemimpinan dengan mempelajari pribadi orang yang dianggap sebagai pemimpin. Melihat kepemimpinan sebgai suatu tata hubungan peran yang bersifat fasilitatif, memaksa kita untuk mepersoalkan anggapan umum lainnya; yaitu, bahwa untuk setiap satu kelompok terdapat 1 orang pemimpin. Akhirnya, perumusan kepemimpinan sebagai suatu tata hubungan peran yang fasilitatif tidaklah sejalan dengan pendapat yang agak umum, yaitu bahwa pemimpin adalah orang yang memancarkan pengaruh kuat:. Seringkali pengaruh sebenarnya, dalam arti mempengaruhi jalannya peristiwa-peristiwa, dapat dijalankan dengan cara-cara yang hampir tidak dikenali sama sekalioleh orang kelompok lainnya.pin sendiri menyerupai pemimpn.

Sebagai tata hubungan peran diman sumbangan yang jelasa dari berbagai peseta umum dikenali, dan harapan-harapan tentang hal yang saling menguntungkan, dimiliki bersama. v CARA CARA TERJADINYA FASILTASI Adalah suatu hal yang dapat diduga, bahwa cara-cara berbagai bentuk fasilitasi oleh pemimpin, dapat dengan segera di bedakan, akan sesuaian dengan bentuk-bentuk fasilitasi yang secara tipis dibutuhkan oleh kelompok dan mengenai cara bagaiman interaksi antara pemimpin dan anggota kelompok lainnya. v MEMPERMUDAH PENYELESAIAN TUGAS. Sejauh sesuatu kelompok berorientasi kepada tugas, maka pencapainnya tergantung tidak hanya pada mencari pemecahan perencanaan. Perncanaannya, akan tetapi juga sering kali, pada bagaimna sampai pada suatu penyelesaian; dalam kelompok diman anggota anggotanya telah mencapi tujuan-tujuan mereka, satu anggota atu lebih akan cenderung dikenal fasilitator yang dapat diandalkan oleh karena mereka dilihat sebagai memiliki yang beberapa atau mungkin semua kesanggupan. Beberapa dari kesanggupan ini mungkin orang-orang yang memilikinya sendiri memberikan sumbangan yang sangat berguna secara langsung. Yang lain menunjuk kepada anggota bentuk fasilitasi langsung. Cara menfasilitasi yaitu (1) kelompok dimungkinkan untuk mencari menjadi efektif karena pengawas pengawas mreka menyediakan pengetahuan pengetahuan teknis perencanaan koordinat.(2) anggota dimotivasikan efektif karena pengawas-pengawas merka pada umumnya bersikap member semangat dank arena tergolong kelompok berhasil. pencetus gagasan dalam kelompok yang memecahkan persoalan-persoalan biasanyab mempunyai sosial emosionil Dalam kedua hal tersebut, tercapinya produktivitas yang tinggi sbagai tujuan kelompok tergantung dari pross interaksi, melalui proses mana anggota kelompok memberikan respon terhadap tingkah laku pengawas mereka yang bersifat fasilitatif. Penemuan yang dilaporkan oleh kahn dan Kahtz tidaklah berarti bahwa pengawas adalah orang yang menyebarkan pengaruh tanpa mereka sendiri dipengaruhi oleh prosesinteraksi tersebut. v MEMELIHARA TATA HUBUNGAN INTERPERSONAL YANG MEMUASKAN Ada kelompok yang terbentuk rupa-rupanya semata mata untuk menyelsaikan tugas tertentu, tetapi menghambat tercapainya tujuan-tujuan seperti itu agaknya tersokong terhambat oleh kepuasaan atau ketidakkepuaasaan interpersonal anggotanya, sebagaiman telah ditunjukkan oleh penyelidikan bales, Kahn dan Katz. Oleh karena itu pencapainnya dapat dipermudah oleh anggota manapun sejauh ia memberikan sumbangan yang membuat tata hubungan anggota menjadi memuaskan. Tingkah laku yang menyerupai tingkah laku pemimpin yang secara langsung bersifat fasilitatif seperti Menciptakan kehangatan, keramahan tamahan Mendamaikan, menyelesaikan konflik, meredakan ketegangan

Memeperlihatkan pengertian, toleransi terhadap pandangan yang berbeda Memperlihatkan keadilan, tidak memihak. Orang yang menjadi fasilitator dari hubungan interpersonal yang memuaskan, bagaimanpun menghadapi dilemma yang khusus sifatnya. Tidak berat sebelah dan tahu bagaimana menggunakan solusi yang efektif. Bila tujuan daripada tugas tujuan besama mana kehangatan pribadi akan dapat membantu dalam penyelesaian tugas dan kondisi seperti itu maka diskriminatif bersifat fasilitatif; seorang pemimpin membeda bedakan tidak dapat diterima, akan tetapi tetap dihormati pula. Penemuan ini, penemuan Kahn Kahtz namun, tidak membayangkan kesimpulan yang sepenuhnya sama. Pentingnya jarak psikologis dalam penyelidikan fiedler banyak hubungannya 2 fakta. Tingkah laku apapun yang menyerupai tingkah laku pemmpin yang ikut menyumbang kepada tata hubungan interpersonal, yang memuaskan tingkah laku itu akan menjadi paling fasilitatif (seperti halnya dalam penyelesaian tugas) bila tingkah laku mmungknkan anggota kelompok untuk melipat gandakan efektivitasnya sendiri melalui orang-orang lain. Hubungan interpersonal yang memuaskan, sebagai mana dalam kelompok sebagai keseluruhan pengaruh fasilitatif terhadap interaksi anggota inilah hakikat kepemimpinan. v SUMBER-SUMBER POTENSI INDIVIDU-INDIVIDU UNTUK FASILITASI. Tidak seorangpun dapat menjadi fasilitator yang efektif dengan cara-cara diluar kemampuannya atau bertentangan dngan kepribadiannya. Akan tetapi usaha-usaha untuk sifatnya ini ada pada kelompok member sumbangan terhadap berhasilnya suatu keberhasilan pencapaian tujuan. Pertama tama mengemukakakn alas an yang membenarkannya. v KETRTARIKAN INTERPERSONAL . Pertama tama, memberikan kekuasan kepada seseorang yang menarik atas orang lain yang menganggapnya menarik. Sejauh anda menyukai seseorang lain atau percaya kepadanya atau menghormatinya maka anda telah menyerhkan kekuasaan atas diri anda kepadanya dalam arti bahwa anda dapat dipengaruhinya. Kecenderungan ini tentunya dapat diimbangi dengan kecenderungan sewbaliknya lebih kuat seseorang akan mempengaruhi merasa kurag mendapatkan keuntungan bila ia mendapat tahu bahwa dirinya dianggap memberikan keuntungan oleh orang. Jadinya tidak saja ada benarnya bahwa ketertarikan kepada seorang lain berarti menyerahkan kekuasaan kepadanya; juga ada benarnya bahwa sejauh ketertarikan ini bersifat timbale balik.berarti meperbanyak kekuasan kepada kelompok, dimana orang yang bersangkutan menjadi anggota. Keseluruhan tata hubungan interpersonal yang menjadi ciri inilah merupakan sumber kekuasaan anggotanya. Suatu kelompok juga memperoleh kekuasaan atas anggota sejauh diantara merea mendapat consensus, terutama sekali bila terdapat sikap-sikap dimiliki bersama. Kenormatifan merupakan contoh yang terbaik dari kekuasaan yang dijalani melalui dimilikinya bersama sikap-sikap.

Suatu cara yang penting sekali dengan mana kenormatifan ini dapat ditampilkan adalah melalui intergrasi strukturil yang menunjuk kepada tata hubungan peran yang saling menguntungkan shinga kelompok dapat berkordinasi . Hal yang sama terdapat diddalam saling ketertarikan, sikap yang dimiliki bersama dan intergrasi strukturil adalah bahwa kesemuanya merupakan hasil interaksi yang mengakibatkan diberikannya kepda kelompok dan anggotanya. v PENCAPAIAN TUJUAN MEMPERBESAR KEKUASAAN KARENA KEKOMPAKAN Keberhasilan pencapaian tujuan dapat determinan yang penting bagi kekompakan kelompok. Kita mengetahui bahwa dalam hal ini pencapaian tujuanmendahului kekompakan kelompok oleh karena eksperimennya memang diatur demikian dan kita mengetahui bahwa terjadinya perubahan kekompakn oleh karena ketidaknya satu dari komponen ketertarikan telah dengan sengaja dibalikkan dan dngan dmikian keadaan tersebut tidak mungkin merupakan hasil dari sekedar perkenalan yang berlangsung terus. Tampaknya jelas bahwa dengan sendirinya bahwa keberhasilan anggota kelompok mencapai tujuan bekerja sama akan cenderung meningkatkan saling ketertarikan diantara para anggota khususnya sebagai sesame peserta dalam sesuatu kegiatan yang sama. Kebrhasilan anggota kelompok pencapaian tujuan pada waktu sebelumnya cenderung untuk juga memperkuat pemilikan bersama sikap yang relevan bagi tugas kebanggaan kepada pekerjaan yang dimiliki bersama. Dengan demikian kenormatifan diperkuat oleh keberhasilan oleh pencapaian tujuan. Dan dihubungkan saling menguntungkan kelompok. v TATA HUBUNGAN MELINGKAR ANTARA KEKOMPAKN DAN PENCAPAIAN TUJUAN Tata hubungan ini dapat diringkas memanfaatkan pengaruh kelompok melalui saling ketertarikan. Dengan cara yang sama semakin sedikit demi sedikit suatu kelompok untuk kekompakan dan mencapai tujuan. Perputaran ini dapat dibalikkan dengan berbagau cara melaui pengubahan pola interaksi dalam kelompok yang ada melalui pengubhan pola interaksi dalam kelompok yang ada berkurang nya anggota kelompok dapat mempengaruhi dari kelompok itu sendiri. Sebaliknya prinsip umum harus memperhitungkan kondisi rlevan yang mungkin berubah ubah suatu prinsip umum dalam suatu teori yang menjelaskan akibat anggota berubah diman prinsip tersebut bekerja. Salah satu tujuan utama kita, sebagaiman dikemukakan dalam bab 1 adalah mencoba merumuskan justru prinsip sepeti ini artinya sedemikian hasilnya dapat dihubung hubungkan dalam kondisi prinsip tersebut.Teori yang baik dalam psikologi sosial masih jauh dari lengkap. Dan karena itu anda diajak untuk turut bersama sama mengembangkan serta memperbaikinya.

v IKHTISAR: INTERAKSI DALAM PEKERJAAN.

Anggota kelompok bekerja saling mempngaruhi satu sama lain, mengemukakan, mengecam, memperbaiki dan menggabung gabungkan yang di usulkan, akan tetapi motivasi memberikan sumbangan seperti itu. Satu anggota ada yang berinteraksi terus menerus sehingga menjadi fasilitator tercapainya tujuan dan diakui oleh yang lainnya mereka seperti pemimpin. Dalam kelompok mereka membutuhkan fasilitator untuk memecahkan tugas, Proses interaksionil melalui kelompok mencapai tujuan fasilitasi sosial kelompok untuk perkuatan dan kekompakan kelompoknya. Dengan interaksi interaksi untuk mecapai tujuan dan pengalaman keberhasilan akan meningkatkan kualitas kelompok. Perputaran inilah yang terus mempengaruhi kelompok yang efektif.

APENDIKS A v PENGUKURAN SIKAP-SIKAP. Pemeriksaan sistematis thhadap setiap bidang dibatasi oleh kemampuan yang ada untu mengukur secara agak teliti variable kritis dalam bidang itu. Psikologi sosial tidak merupakan kekecualian. v ITEM-ITEM SIKAP DAN SKALA-SKaLA SIKAP. Usaha-usaha pertama Skala Likert: meskipun bukan teknik yang tedahulu dilihat dari segi waktu, cara pengukuran sikap barangkali paling dekat kepada pikiran intutitif kita mengenai kedudukan individu-individu pada satu kontinum sikap yang terdiri dari positif negative, digambarkan oleh tipe-tipe item sikap subyek yang diciptakan Likert mebgharuskan obyek untuk menunjuk arah dan drajat efek yang dirasakan 1 obyek, peristiwa, atau keadaan yang mungkin. Dari sinilah setiap item seperti itu dipakai untuk mengklasifikasikan respond pada satu lebih pada kontinum positif negative yang sederhana, sehubungan dengan suatu keadaan yang relative sempit dan khusus. Dikombinasikannya respon respon terhadap sejumlah item menjadi suatu ringkasan, menghasilkan apa yang dinamakan skala sikap. Skala Likert dapat kelihatan sebagai cara yang begitu wajar untuk membuat ukuran ukuran sikap dan mengkombinasikannya sehingga alternative kurang terlihat.

Skala jaraksosial dari Bogardus. Salah satudiantara kejadian yang amat penting dalam sejarah pengukuran sikap adalah skala jarak sosial yang disusun oleh Bogardus tahun 1925. Dalam bentuk asli skalatu, nama-nama dari berbagai kelompok etnis terdaftar pada bagian kiri halaman dan sepanjang bagian atas halaman terlihat pernyataan verbal. Jika berminat untuk mengukur sikap terhdap suatu kelompok etnis atau rasial dengan, menggunakan sesuatu kontinum postif negative tlah menjadi umum, apakah bedanya yang mana kedua macam skala inin yang diputuskan untuk dipakai? v CIRI-CIRI UMUM PENGUKURAN. Tujuan sikap skala unit adalah untuk mengukur sesuatu. Setiap objek mempunyai berbagai ciri atau dimensi yang diukur mungkin mengenai keraty-keraty volumenya, titik mencarinya, daya tahannya terhadap listrik dan seterusnya. v TARAF-TARAF PENGUKURAN. Pengukuran adalah proses klarifikasi dan mahasiswa yang mempelajari soal ini telah menemukan bahwa adalah berguna untukmembagi prosedur klasifikasi kedalam taraf pengukuran sesuai dengan jumlah dan ketatnya syarat yang mungkin dikatakan dipenuhi oleh sesuatu prosedur pengukuran yang diberi dank arena itu oleh jumlah dan ketepatan pernyataan yang diberikan tentang unsur yang diukur sedemikian. Yang membedakan klasifikasi pada taraf ini dari pengukuran bentuk lebih tinggi adalah kenyataan sederhana bahwa symbol yang dipilih untuk menunjukkan sesuatu hubungan tertentu antara golongan itu. Dua catatan yang menentukan dapat diambil mengenai pengukuran pada taraf ini. Yang pertama adalh bahwa menjelang kita sampai pada taraf ordinal, kita telah mulai menganggap adanya sebagai dasar suatu dimensi dimana object object di perbandingan. Mengadakan bahwa satu object atau golongan object object lebih besar daripada yang lain tak ada artinya kecuali sehubungan dengan suatu cirri atau dimensi yang di perinci Catatan kedua adalah , bahwa pengukuran ordinal memberkan cara untuk menyusun observasi observasi terhdap object object, juga dimana kita tidak dapat menetapkan unit unit yang jelas yang menandai bagian bagian yang besar dari dimensi yang diukur, dalam arti bahwa sama besar pada suatu garisan Interval dan pengukuran perbandingan ratio. Bila kita ada mempunyai unit unityang jelas, sebagaiman halnya dalam kebanyakan pengukuran fisik yang biasa, kita dapat mulai menyatakan pelbagai hal secara tegas Sebagia besar masa - masa permulaan dari pengukuran sikap ditandai oleh usaha usaha untuk memastikan bahwa pengukuran paling sedikit bersifat ordinal, sedangkan dalam pada itu berusaha ordinal merupakan syarat minimal untuk pengukuran sikap yang mempunyai suatu nilai ilmiah v METODE RANK ORDER (URUTAN KEDUDUKAN) DALAM OENYUSUNAN SKALA

Kesulitan utama dalam kebanyakan hal hal seperti ini adalah sekedar penjumlahan Score score dari sejumlah item item yang mungkin tidak sama pentingnya atau sama kuatnya dalam menyadap dimensi yang semula di tujui oleh si penyelidik Dimana sejumlah item telah di jawab secara tersendiri oleh masing masing subject dan di perlukan semacam perjumlahan score score, suau pemeriksaan yang biasa dilakukan terhadap salah penempatan adalah dengan melakukan sesuatu bentuk analisa Terhadap Konsistensiintern dari jawaban jawaban terhadap item item yang di perkirakan kan bergabung dalam sikap yang final Pembuatan Skala Guttman Pada masa masa pertama pengukuran sikap jika jawaban jawaban yang tampaknya demikian tidak teratur terhadap suatu skala seperti ukuran Bogardus tidak terlalu sering di temukan si penyelidik dapat memberikan dengan begitu saja suatu tempat Rata- Rata kepada subject subject yang tidak teratur ini Pemikiran yang mendasari skala Guttman dapat dengan mudah di luaskan kepada lebih banyak dari dua item, dan memang berdasarkan alasan alasan teknis suatu demonstrasi dari cirri cirri (Skala) Guttman akan menjadi semakin mengesankan dengan semakin banyaknya item item yag memenuhi criteria Hal seperti ini merupakan suatu criteria unidimensionalitas dalam praktek yang sebenarnya v KETEPATAN PENGUKURAN Pengukuran sekalipun pengukuran fisik, hanya tepat dalam batas batas tertentu, sekiranya kepada anda di berikan satu tongkat panjan 1 meter, terbagi dalam sentimer sentimer dan anda disuruh mengukur panjangnya sebua meja sampai superseratus sentimeter Kesalahan sekalipun merupakan sesuatu terhadap di mana kita sebaiknya cukup peka, oleh karna itu tidak dapat dianggap sebagai menakutkan Reabilitas ( Dapat Dipercaya ) Suatu skala sikap. Akan sangat sukar bagi kita menggunakan hasil yang di peroleh suatu tongkat pengukur yang terbuat dari karet yang sangat elastic Karena ruang kesalahan atau ketidak dapat di percayainya suatualat dapat di perkirakan melalui konsistensi hasil hasil yang di tampilkannya bila digunakan berulang kali terhadap object ( Objct object ) yang sama, cara yang paling langsung untuk memperoleh suatu perkiraan tentang rehabilitas suatu skala sikap adalah sengan mminta orang orang yang sama menjawab item item dua kali atau lebih Namun ada kelemahan kelemahan dalam tes rehabilitas ini. Jika tes ulang diambil setelah jangka waktu yang singkat jawaban jawaban mereka dan berusaha untuk berlaku konsisten dengan prestasi mereka dahulu Ada dua cara umu untuk meningkatkan rehabilitas suatu skala. Yang pertam menyangkut sekedar memperbanyak jumlah item dalam skala. Mudah untuk dilihat bahwa yang tependek dari

semua skala yang mungkin - skala salah satu item - tidaklah merupakan skala yang sangat di percaya Cara Kedua untuk meningkatkan rehabilitas suatu skala sikap adalah dengan memperbesar kepastia bahwa setiap item mengadap Sikap yang sama dengan memastikan bahwa semua item mengukur suatu keadaan bersedia yang sama dan bukan yang berlainan. Halidalitas Skala. Setiap pengukuran manapun di katakana valid atau syah sejauh ia menyadap dimensi yang bila coba ukur, tanpa sdi pengaruhi hal yang lain Sekali kita pasti bahwa kita berhadapan dengan suatu skala yang dapat di percaya, bagaiman kita dapat memastikan bahwa skala itu juga valid ? satu cara adalah dengan menguji konsisten intern, yang telah pernah disinggung. Analisa item item yang cermat kadang kadang menunjukan bahwa ada dua atau tiga pengelompokan pada satu skal. v REHABILITAS DAN VALIDALITAS SKALA SKALA SIKAP YANG KHUSUS Ketelitian skala skala sikap sebagai alaty pengukur tergantung dari isi skala skala(yang dapat dianggap mencakup teknis umum pengukuran dan isi khusus dari item ke item) maupun dari populasi terhadap siapa skala itu diterapkan Isi skala. Pada umumnya. Bila orang berbicara tentang teknik teknik yang kuas seperti cara penyusunannya skal Likert atau Guttman, isi skala tidak terperinci Hal pertama yang menarik perhatian adalah bahwa skala skala Bogardus telah terbukti sangat dapat di percaya sebagai ukuran sosial pada umunya sebagai diadakan dari corak sehubungan dengan kelompok bangsa atau nasionalitas tertentu.

v PENDEKATAN PENDEKATAN LAIN TERHADAP PENGUKURA SIKAP Sampai sekian jauh kita telah menguaraikan hanya dua atau tiga siasat utama dalam pengukuran sikap, seperti cara pengambilan skala Likert dan Guttman. Pendekatan ini saling berbeda dilihat dari (a) pendekatan pengukuran yang ingin dicapai dengan pendekatan itu, (b) tujuan unidimensional vs tujuan multidimensinaldan (c) ditanyai secara langsung sebagai kebalikan dari membuat kesimpulan tentang sikap melalui bahan langsung. v ASPIRAL-ASPIRAL KEARAH PENGUKURAN. Metode THURSTONE dengan interval yang tampaknya sama. Cara pengambilan skala Guttman dan metode kedudukan berurut yang dilukiskan menghasilkan skala ordinal yang sangat jelas yang tidak berpretensi membayangkan jarak yang relative antara kategori skala. Nilai-nilai skala jadinya bagi sejumlah besar item-item yang mempunyai range dari ujung ekstrim skala yang satu sampai ujung ekstrim yang satu lagi.

Karena sebab ini, maka dewasa ini tidaklah mungkin bagi kita untuk memastikan bahwa nilai skala pernyataan sepenuhnya terlepas dari sikap para penilai. Metode dengan interval yang tampaknya sama tidak merupakan metode penggunaan skala yang sempurna. Suatu pembatasan yang telah dirasakan bahwa secara meluas adalah bahwa metode itu tidak memberikan drajat kecocokan, tetapi meminta setuju sepenuhnya atau sama sekali tidak, bagi setiap item. Sekalipun penyesuaian scoring ini metode Thurstone menunjukkan ketidaktegasaan konseptil. Metode penyusunan skala dengan perbandingan berpasangan. Cara lain untuk memperoleh nilainilai skala bagi pernyataan sikap adalah teknik yang sangat berbeda, meskipun juga menggunakan penilai-penilai dan didasarkan atas hokum Thurstone tentang penilaian berdasarkan perbandingan. Yang tidak menguntungkan pada metod ini adalah bahwa ia menjadi sangat banyak makna makan waktu jika digunakan banyak item. Teknik buka l;ipatan dari Coombus. Suatu teknik pembuatan skala yang disarankan oleh Coombus (1964) mempunyai sedikit persamaan dengan metode perbandingan berpasangan maupun dengan penbuatan skala Guttman. Informasi yang diminta dari subyek adalah menunjukkan hal yang dirasakannya sebagai paling baik menggambarkan kedudukannya sendiri, item yang paling dekat berikutnya dan begitu seterusnya sampai pada item yang dianggapnya paling berbeda derngan kedudukannya sendiri. Teknik Coombus menarik perhatian, karena ia adalah approach pertama trhadap pembuatan skala yang menjangkau lebih jauh dari pada taraf ordinal pengukuran yang sederhana tanpa tergantung dari penilaian subyektif si penyelidik atau juri yang terdiri dari penilai-penilai. v PEMBUATAN SKALA MULTIDIMENSIONAL. Pendekatan tehardap pengukuran sikap yang sampai sekian jauh dibicarakan semua telah membuat asumsi bahwa tujuan pengambilan skala adalah menempatkan subject subject pada satu kontinoum yang unidimendional, yang dalam kebanyakan hal berhubungan dengan derajat efek terhadap suatu object Siasat lain yang pada waktu akhir ini telah menarik perhatian adalah dengan menerima kenyataan bahwa subject dapat menjawab daerah object atau situasi yang relative homogeny sekalipun dari sudut berbagai dimensi dan dari titik itu selanjutnya dengan menggunakan teknik analisis statistis yang relative tidak sederhana mengajukan pertanyaan seperti Berapakah Jumlah Dimensi yang minimal di perlukan untuk menjelaskan pola jawaban?

v METODE PENGUKURAN SIKAP YANG TIDAK LANGSUNG

Dalam arti yang sungguh sungguh semua pengukuran sikap dlakukan secara tidak langsung Istilah menjadi digunakan, Namun, terhadap metode metode yang pada permukaan bsama sekali tidak keliatan terarah kepada kepda sikap sikap Metode ini telah diterapkan oleh Prohansty ( 1943) pada pengukuran sikap sikap terhadap pekerjaan Para subject adalah sekelompok pengusaha dan sekelompok orang orang yang bekerja dalam satu serikat buruh. Ternyata bahwa kesalahan kesalahan yang dibuat oleh masing - masing kelompok berbeda secara signifikan dan mencermikan suatu bias yang sistematis pada para anggota kedua Kelompok. Dengan demikian maka tidak ada satu cara untuk mengukur sikap sikap Karena melihat ketidak pastian fundementil; dalam pengukuran keadaan keadaan psikologis ( dibandingkan dengan pengukuran fisik ) kita akan sangat mempunyai kepercayaan yang sangat kuat terhadap perkembangan sejumlah generalisasi raliasi dalam psikologi sosial, jika kita tahu, bahwa hal hal itu dapat di demonstrasikan dan di replikatkan secara sama baiknya dengan siasat pengukuran yang satu maupun dengan yang lainnya.

APENDIKS B v RISET SURVEY DAN PENGUKURAN PENDAPAT UMUM/OPINI PUBLIK Banyak dari metode-metode pengukuran sikap yang dibahas pada appendix A. Menganggap adanya kesediaan maupun kesanggupan subjek-subjek untuk menjawab daftar item-item yang cukup panjang, yang kadang-kadang disertai instruksi-instruksi yang agak rumit. Biasanya mudah untuk membujuk kelompok-kelompok mahasiswa untuk membuat jawabanjawaban yang membeda-bedakan yang dituntut oleh beberapa pendekatan yang lebih mendalam terhadap sikap. Tetapi, untuk beberapa fenomin-fenomin psikologi-sosial, kita tidak dapat sepenuhnya mempercayai bahwa hasil-hasil dari sembarang kumpulan mahasiswa itu. Ketika penelitian riset survey mengenai sikap-sikap pada berbagai populasi yang berarti mulamula dikembangkan sekitar tahun 1930 an,seringkali penelitian-penelitian itulebih mementingkan untuk hanya menentukan pembagian opini pada sesuatu populasi mengenai suatu issue yang dipertentangkan dalam masyarakat. Sejak saat itu telah terjadi banyak perubahan. Meskipun selalu masih ada yang menaruh perhatian untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi terdapat 70-30 yang menyokong atau

30-70 yang menentang suatu topik yang diusulkan, persoalan-persoalan sederhana ini tidak lagi menjadi perhatian utama dari suatu riset survey akademis. Meskipun mulanya kelihatan mudah untuk menentukan beberapa anggota-anggota populasi yang menarik, dan mengajukan kepada mereka beberapa pertanyaan, riset metodologi yang luas telah menjelaskan bahwa segala macam, hasil yang menyesatkan dapat ditimbulkan bila tidak diberikan perhatian yang adekwat pada sifat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, termasuk bagaimana sifat penanya,dan pemilih peserta. Kita akan mempelajari hanya beberapa dari persoalan-persoalan yang paling luas yang dihadapi metodologi riset survey. Mempersiapkan Pertanyaan-pertanyaan. Ahli-ahli psikologi-sosial telah menyadari dalam tahun-tahun yang belakangan ini betapa banyaknya perangkap-perangkap yang ada dimana mereka dapat terperosok jika pertanyaanpertanyaan mereka tidak dipersiapkan secara adekwat. Kekaburan dalam pertanyaan. Redaksi pertanyaan-pertanyaan merupakan sumber kesalahan pahaman dan kesalahan yang dapat terjadi. Usul-usul berikut diambil dari gagasan-gagasan yang disarankan oleh Edwards (1957) dan Cantril dan Fried (dalam Cantril,1944): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hindarilah pertanyaan yang dapat ditafsirkan menurut lebih dari satu arti/cara. Usahakanlah agar pertanyaan-pertanyaan sederhana, jelas dan langsung. Hindarilah kata sangkal yang berganda. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan kata-kata teknis atau kata-kata yang Jumlah jawaban alternatif jangan terlalu banyak sehingga membingungkan. Jumlah jawaban alternatif jangan terlalu sedikit sehingga tidak lengkap. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang hanya menyadap rasionalisasi dangkal. Hindarilah pertanyaan yang menghasilkan hanya jawaban-jawaban yang stereotypis.

tidak umum dipakai.

Ini hanyalah sebagian dari sejumlah besar hal-hal yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Untuk suatu daftar yang terdiri dari seratus hal-hal seperti itu untuk diingat bila menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang wawancara pendapat umum. Ada banyak contoh, yang serupa mengenai perangkap-perangkap dalam redaksi suatu pertanyaan. Meskipun saran-saran diatas untuk menghindari kekaburan dalam redaksi pertanyaan dapat sangat berguna, saran-saran itu tidak dapat mencakup semua kemungkinan. Karena alasan inilah, dianjurkan untuk mencobakan pertanyaan-pertanyaan itu dalam bentuk pilot survey sebelum menggunakannya. Bias dalam pertanyaan-pertanyaan. Cara penyasunan kata-kata suatu pertanyaan dapat mendorong banyak responden kearah sejenis jawaban dan bukan yang lain. Inilah beberapa cara bagaimana hal ini dapat terjadi: 1. Pertanyaan itu disusun sesuai dengan stereotype yang ada pada si penyelidik mengenai responden. Kahn dan Cannell 1957 memperlihatkan bahwa bila seseorang mencoba untuk

mendapatkan pendapat-pendapat mengenai pengawasan terhadap monopoli, ia dapat tergoda untuk menggunakan terminologi. 2. 3. 4. Menyatakan suatu proposisi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan dan tidak duaPenggunaan kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang diwarnai oleh emosi. Penggunaan simbol-simbol prestise. Telah berulang-ulang diperhatikan bahwa jika suatu duanya tidak menyenangkan.

pernyataan selalu disangkutkan pada suatu tokoh masyarakat yang disegani, pertanyaan itu akan lebih umum diterima daripada bila pernyataan yang sama diajukan tanpa dukungan suatu nama. Banyak sumber-sumber bias lain dapat disebutkan. Beberapa akan dibicarakan pada bagian terakhir tentang wawancara. Bias-bias ini biasanya masuk secara tak disadari, sebagai akibat dari pengujian-pengujian sebelumnya yang tidak adekwat. Akibat-akibatnya tentu sama buruknya apakah bias itu disengaja ataupun tidak. Kekurangan-kekurangan pertanyaan-pertanyaan tungggal. Telah dikemukakan bahwa skala satu item pastilah tak dapat dipercaya. Ini berlaku baik item itu merupakan pertanyaan seorang pewawancara yang datang berkunjung ataupun bila item itu merupakan bagian dari suatu skala atau kwestioner yang dicetak. Lebih-lebih lagi, tak ada metode yang tepat untuk mengira-ngira dimensi-dimensi sikap yang seperti intensitas, luasnya (ruang lingkupnya) dan konsistensinya dari jawaban singkat atas suatu pertanyaan tunggal.dimensi-dimensi lain ini penting dalam penelitian-penelitian riset survey seperti juga dalam penelitian skala-skala sikap. Apabila hasil-hasilnya tidak konsisten dengan harapan-harapan kita, hasil-hasil itu menunjukkan bidang-bidang dimana riset lebih lanjut diperlukan untuk melengkapi pengertian kita yang tidak mencakupi. Pertanyaan-pertanyaan yang mengungkapkan konteks kognitif responden sendiri. Sampai sejauh kita telah membahas, hanya pertanyaan-pertanyaan yang menyediakan alternatif yang telah ditentukan seperti ya-tidak, setuju-tidak setuju atau pernyataan-pernyataan deklaratif. Tetapi ada pendekatan lain terhadap mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan. Pendekatan ini didasarkan atas asumsi dasar bahwa kita dapat mengetahui paling banyak mengenai sikap-sikap seseorang bila kita mula-mula menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sangat luas dan tak berstruktur yang memungkinkan mereka untuk mengutarakan secara spontan dan bebas, aspekaspek bidang-bidang sikap yang paling banyak merupakan pusat perhatian mereka sebagai seorang individu. Pertanyaan-pertanyaan itu disebut sebagai berjuang terbuka/bebas karena pertanyaan-pertanyaan itu tidak membatasi responden pada sejumlah trertentu alternatif dalam menjawab. Sering sekali pertanyaan-pertanyaan berujung terbuka itu diikuti menjelang akhir wawancara dengan penyelidikan-penyelidikan yang lebih khusus dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan beralternatif tetap. Cara ini yang bergerak dari pertanyaan-pertanyaan yang kurang berstruktur kepada pertanyaan-pertanyaan yang lebih berstruktur disebut urutan corong. Tujuan

utama dari urutan corong adaalah untuk mencegah pertanyaan-pertanyaan permulaan menimbulkan bias pada jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang kemudiann. Kekurangan dari wawancara berujung terbuka adalah bahwa ia lebih menghabiskan waktu dan lebih mahal dari pemungutan suara yang cepat yang hanya menggunakan pertanyaanpertanyaan berstruktur. Sebagian dari sebabnya adalah dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan wawancara itu, tetapi lebih banyak lagi waktu dan tindakan ahli untuk mengkode dan mengklasifikasikan jawaban-jawaban yang lengkap ditulis kata demi kata juga pada waktu wawancara. Walaupun demikian pekerjaan tambahan itu sering berimbalan baik. Terutama dalam melakukan survey terhadap populasi-populasi yang pendidiknya heterogen, mengenai issue-issue dalam masyarakat yang sering jauh dalam arti psikologis, dari sebagian besar responden sejumlah besar setuju dan tidak setuju dapat dikumpulkan sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berstruktur yang sebenarnya hanyalah tindakan yang mengada-ada dan tergesa-gesa untuk menyembunyikan kenyataan bahwa responden sebenarnya belumpernah memikirkan hal itu, apalagi untuk mempunyai suatu sikap mengenai hal itu. Persoalan-persoalan Mengenai Sample Perlunya metode-metode pengambilan sampel yang seksama diilustrasikan oleh riwayat pemungutan suara yang mula-mula diadakan di negeri USA. Dalam kampanye kepresidenan tahun 1924, Literary Digest, suatu majalah yang besar, mengirimkan berates-ratus ribu surat pemungutan suara, yang sebagian besar diisi dan dikembalikan. Riset ilmiah terus menerus dirisankan oleh beberapa persoalan yang sama mengenai sampel. Dalam satu usaha untuk mempelajari sikap-sikap sosial ahli-ahli psikologi terkemuka. Penyusunan sampel yang baik erat berhubungan dengan sekumpulan teori yang telah berkembang dari teori probabilitas. Pandangan-pandangan umum dari teori mengenai sampel cenderung untuk mengikuti apa yang dapat kita harapkan berdasarkan pikiran sehat walaupun kadang-kadang teori ini memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga-duga. Meskipun pada umumnya tidak didasari, besarnya kemungkinan kesalahan bagi tujuan-tujuan praktis lebih banyak tergantung dan ukuran absolute sampel daripada dari ukuran relatifnya dibandingkan dengan seluruh-seluruh populasi-populasi. Semua dugaan hanya benar apabila sampel dipilih dengan berhati-hati sekali mengikuti perincian-perincian teori. Untuk selaras dengan teori-teori sampel yang diambil haruslah sedemikian rupa, sehingga setiap orang dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama besar (atau, bagi beberapa sampel yang kompleks, kemungkinan yang telah diketahui), untuk terpilih dalam sampel itu. Tentu saja sekali suatu sampel yang memenuhi spesifikasi terpilih, maka seluruh usaha adalah percuma kecuali apabila kita benar-benar melanjutkannya dengan orangorang tertentu yang terpilih untuk sampel itu. Dengan kata lain, apa saja usaha yang mungkin harus dilaksanakan untuk berwawancara dengan orang-orang tertentu yang terpilih untuk sampel

itu, dan tidak melepaskan beberapa orang yang sukar ditemukan dan menggantinya dengan anggota-anggota populasi lain yang lebih mudah dihubungi. Metode-metode pengambilan sampel. Ada sejumlah metode menganai sampel yang mungkin atas suatu populasi; pemilikan diantara metode-metode itu tergantung terutama dari informasi tambahan yang tersedia mengenai populasi. Penyusunan-penyusunan sampel profesionil selalu menggunakan metode berdasarkan suatu kebetulan yang ketat, misalnya merekan menggunakan suatu table nomor-nomor random untuk menentukan nomor mana yang harus digunakan untuk memulai daftar. Prosedur ini biasanya dikenal sebagai sampel yang sistematis, memenuhi syarat pokok bahwa tiap orang dalam keseluruhan populasi dalam sampel itu. Adalah mungkin menggunakan sampel yang sistematis pada populasi-populasi besar dimana tak terdapat daftar nama-nama. Karena itu banyak diantara perusahaan-perusahaan pemungutan suara yang besar menggunakan beberapa variant dari suatu metode yang disebut sampel kuota. Dalam sampel quota, pertama-tama ditentukan bahwa sampel akan terdiri dari perbandinganperbandingan tertentu antara laki-laki dan wanita, antara responden-responden kelas tinggi-kelas menengah atau kelas rendah, antara negro dan kulit putih dan seterusnya. Penentuan seperti ini didasarkan atas ciri-ciri yang diketahui mengenai keseluruhan populasi-populasi yang harus diwakili oleh sampel itu. Sistim quota adalah metode paling sederhana dan mudah yang dibuat untuk mencari orang-orang dalam jumlah-jumlah besar tetapi jelas metode ini tidak memenuhi syarat dasar bahwa tiap orang dalam kes eluruhan populasi akan mendapat kesempatan yang sama untuk termasuk kedalam sampel itu. Kekurangan-kekurangan yang terkandung dalam sistim sampel quota hamper pasti merupakan sebab kesalahan-kesalahan yang terus terjadi pada lembaga-lembaga pemungutan suara-suara yang terkenal dalam penelitian-penelitian mereka mengenai pilihan-pilihan popules untuk presiden. Dimana tidak tersedia daftar populasi yang lengkap, metode-metode pengambilan sampel yang dapat menghindarkan bias-bias ini, berbelit-belit dan mahal. Diantara metode-metode pengambilan sampel yang paling sering digunakan dikenal sebagai sampel wilayah yang pada dasarnya adalah suatu metode dimana tempatlah yang pertama-tama dipilih dan orang-orang baru kemudian. Metode ini paling sukses bila penyelidik memiliki peta-peta yang jelas dari bagian-bagian kota dan daerah-daerah pedesaan. Ciri pokok dari metode ini adalah bahwa tempat tinggal dimana wawancara akan dilaksanakan ditentukan dengan metode-metode yang sepenuhnya random sifatnya. Jika metode-metode ini diikuti dengan ketat, pewawancara sama sekali tidak mempunyai kebebasan dalam memilih responden. Alasan-alasan mengapa ia tak diizinkan untuk melakukan pilihan apapun bukanlah karena kejujurannya disangsikan, melainkan karena, sebagai manusia biasa, pilihan-pilihannya mungkin akan ditentukan oleh kecenderungan-kecenderungan yang kelihatannya tidak apa-apa, tetapi dapat menimbulkan bias.

Keuntungsn-keuntungan metode ini terletak pada kenyataan bahwa sampel yang di pilih sewcara demikian,merupakan penampang selang yang sangat menyerupai keseluruan populasi walauppun demikian metode ini bukanya tidak ada kekuranganya. Persoalan peresoalan dalam berwawancara Bagian terpenting dari tugas pewawancara adalah utuk membina hubungan-hubungan yang sedemikian rupa sehinga responden akan mengutarakan dengan bebas pendapat-pedapat yang dicari oleh pewawancara. SIKAP-SIKAP PEWAWANCARA SENDIRI.suatu cara bagaimana sikap pewawancara bagaimana dapat memberikan bias kepada hasil suatu penyeledikan menyangkut dia memnyamb ut pernyatan-pernyatan responden. Hildum dan brown (1956) mengangap bahwa eksperimen Geern spon merupakan peringatan bagi ahli pesikologi sosial untuk mengupulkan data rised. CIRI-CIRI PEWAWANCARA YANG DAPAT DILIHAT.sejumelah penelittihan telah menujukan bahwsa sifat pewawancara dapat mempengaruhi jawaban yang di berikan,terutama bila responden tergolong suatu klompok minoritas atau bila pewawancara diangap tergolong suatu kelompok yang demikian. CIRI-CIRI PEWAWANCARA ATAU RESPONDEN.sebagian beasar pembicara sebelumnya mempersoalkan bias yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pewawancara ditimbulkan oleh cirri-ciri pewawancara sendiri atau responden sendiri.ada kemungkinan bahwa hanya jenis pewawancara tertentu saja selalu berwawancara dengan jenis-jenis responden tertentu pula,maka suatu bias khusus akan timbul dari efek gabunganya.

Mengkode jawaban jawaban Suatau rencana wawancara yang terdiri hanya atas pertanyaan pertanyan berstruktur dan petak jawaban untuk tada (v ) menghadapkan kita pada sedikt persoalan yang lebih kompleks timbul bila digunakan petrtanyan berujung terbuka, karena dalam hal ini harus munyusul peruses pengkodean. Ketergantungan pada lagi suatu tahap penelitihan oleh manusia berarti suati titik lagi diman validitas dan realibilitas dapat berkurang walaupun dengan penata penata kode yang terlati dan wawancara yang dengan mengingat persoalan penkodean.cara pengkodean yang baik mempergunakan pengawasan selama berlangsun gnya pekerjaan utuk memelihara mutu hasil kerja piata kode. Alat pokok disini adalah suatu perosedur dan pengkodean pengawasan, atau mengambil sampel datri wawaancara secara random yang di kodekan oleh dua orang secara sendiri-sendiri. Pada umumnya, tak mengherankan bahwa reabilitas pengkodean adalah tertinggi (hamper sempurna), dimana yang diperlukannya penyalinan petak-petak jawaban dan reabilitas akan

sedikit berkenang dengan semakin banyaknya jawaban-jawaban berujung terbuka dan kategorikategori kode menyangkut hal-hal yang semakin halus yang jarang diungkapkan sendiri secara langsung oleh responden. Proses riset survey meliputi serangkaian panjang usaha-usaha manusia, dimulai dari suatu rencana studi melalui masalah sampel, wawancara, pengkodean dan akhirnya analisa dari data yang telah terkumpul. Pada tiap tahap ini terdapat sumber-sumber kemungkinan kesalahan, baik bentuk yang tidak sistematis atau random, maupun sumber-sumber kemiskinan kesalahan yang sistematis yang menimbulkan bias pada hasilnya.sebagaimana suatu rantai tak lebih kuat dari pada mata rantainya yang terlemah, demikian pula riset survey yang baik, tergantung dari ketelitian yang dipelihara sepanjang seluruh proses. Dan sebagaimana biasanya, ketelitian tidak mudah dan tidak mudah untuk dicapai.

APENDIKS C v ANALISA PROSES INTERAKSI (BALES) Metode yang paling jauh diperkembangkan dan paling banyak digunakan untuk melukiskan interaksi diantara angota-anggota kelompok kecil, adalah metode dari BALES (1950). Digunakan untuk mengobservasi hampir susunan orang-orang yang berinteraksi. Bahan yang esensil dari prosedur ini adalah susunan kategori tingkah laku dan suatu alat dikenal sebagai mesin pencatat interaksi. Dalam praktek, alat typis digunakan cermin belaka searah. Tugasnya adalah mengklasifikasikan setiap tindakan komunikasi searah yang diobservasi baik bersifat verbal maupun non-verbal. Keuntungan bahwa pengamat telah menguasai timbal balik baik system kategori maka ia dapat dengan segera menekan angka kategori tingkah laku sesuai yang baru diamatinya. Suatu pemeriksaan lebih jauh terhadap kategori ini menjelaskan bahwa analisa interaksi tidak memperhatikan isi spesifikasi dari komunikasi, tetapi lebih memperhatikan tingkah laku mempersonal yang terjadi. Dengan demikian cirri-ciri umum kelompok interaksi dan sifat-sifat insidentil dank has dari kelompok tersebut. Analisa profil adalah salah satu cara berguna dimana pengamatan yang dicatat dengan jelas dengan cara demikian membuat segala sesuatu menjadi sangat jelas. Sebagaimana dengan hati-hati dinyatakan Bales jenis-jenis profil yang berbeda dapat diharapkan dari berbagai jenis kelompok yang bekerja sama dalam kondisi yang berbeda-beda. Contoh membandingkan profil 2 kelompok. Puas dan tidak puas dan mengapa perbedaan ini muncul, tetapi perbandingan ini menunjukkan suatu cara dimana metode ini dapat digunakan. Bales juga tertarik pada gerak bertahap yaitu urutan tahap-tahap yang dilalui kelompokkelompok pemecah masalah. Salah satu analisanya didasarkan pada dua puluh dua pertemuan

kelompok, separuh dari itu membahas persoalan-persoalan yang sungguh sulit seperti analisa, perencanaan dan tujuan. Separuh lagi type khusus dan terbatas. Mengenai alasan mengapa gerakan tahapan itu dilakukan Bales membayangkan bahwa pertimbangan pengawasan biasanya mengandung anggapan persoaln orientasi dan evaluasi telah dipecahkan kelompok ini. Lalu ada reaksi-reaksi positif dan negative. Dan timbul pula pertanyaan individual yang berpartisipasi dan sebagainya. Dan dalam anggota kelompok tersebut pasti ada perbedaan. Tidaklah mengherankan bahwa terdapat korelasi yang hampir sempurna antara frekuensi berbicara dan frekuensi diajak bicara para anggota. Perbedaan individual seperti itu berhubungan tidak saja dengan cara perbedaan kepribadian para anggota tetapi diferensiasi peran kelompok. Dan memang cenderung berbeda beda. Contoh hasil diatas dilaporkan Bales dan kawan kawannya adalah kecil tetapi representative. Karena prosedur-prosedur nya diususun sesudah bertahun tahun melalui trial n eror, adalah sistematis dank arena dalam kondisi yang tepat prosedur itu memberikan data yang dapat dipercaya, kelompok-kelompok mengenai mana hal yang diketahui dapat dibandingkan dan banyak yang diketahui mereka sebelumnya tidak diketahui. Dalam hal ini tata hubungan yang menarik perhatian kita adalah tata hubungan antara bentuk-bentuk interaksi disatu pihak, dan dipihak lain ciri-ciri yang relevan dari kelompok-kelompok, dari anggota perorangannya, dari situasi-situasi langsung dimana mereka sedang berinteraksi.

You might also like