You are on page 1of 150

BAB I KORELASI PANCASILA DENGAN AGAMA

A.

Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Sejak dari jaman dahulu kehidupan beragama sudah ada di Indonesia. Ini dibuktikan dengan adanya kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut masayarakat indonesia dari jaman dahulu. Kepercayaan animisme dan dinamisme ada jauh sebelum agama masuk ke Indonesia. Bahkan masuknya agama yang pertama di Indonesia yaitu Hindu, animisme dan dinamisme masih lebih dulu ada dan berkembang. Di Indonesia sendiri ada beberapa agama yang diakui secara sah yaitu Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Budha dan Konghuchu. Saat ini keberagaman agama di indonesia diwarnai dengan munculnya banyak organisasi-organisasi atau aliran-aliran dari beberapa agama. Ada yang ditentang dan ada pula yang disetujui. Hal tersebut memang tak lepas dari faktor yang melatar belakanginya, yaitu perbedaan. Setiap agama memeliki pedoman untuk mengatur penganutnya. Pedoman tersebut berisi nilai-nilai yang akan membenarkan atau menyalahkan tindakan manusia. Agama sebagai sesuatu yang bisa terlepas dari bangsa Indonesia mempengaruhi perilaku manusia. Pedoman yang dimiliki oleh setiap agama mengatur berbagai hal sebagai berikut : mengatur kehidupan manusia dengan tuhan,manusia dengan manusia,dan manusia dengan lingkungan. Tidak ada nilai keburukan yang dibawa oleh

suatu agama. Untuk itu, kita perlu mengetahui hubungan antara agama dengan pancasila. B. PEMBAHASAN Dalam Bab ini, akan di bahas mengenai hubungan antara agama yang ada di Indonesia dengan pancasila, yaitu : 1. HUBUNGAN ISLAM DENGAN PANCASILA

1. Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih satu kepercayaan, dari beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid dan pengejawantahan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Al-Quran dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya

untuk selalu mengesakan Tuhan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Quran: a. Q.S Al-Baqarah ayat 163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS 2:163). Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata, namun dalam pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah. b. Q.S Al-Ikhlas ayat 1. Katakan Muhammad bahwa Allah itu Esa. c. Q.S Asy-Syuura ayat 11. (Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. d. Q.S Saba ayat 1. Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. e. Q.S Al-Hasyr ayat 22 24. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci,

Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai NamaNama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. f. Q.S Al-Maa-idah ayat 73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:

Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. g. Q.S Al-Baqarah ayat 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. h. Q.S Al-Baqarah ayat 21-22 Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutusekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

2. Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang melekat pada pribadi manusia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min al-nas, yakni hubungan antara sesama manusia berdasarkan sikap saling menghormati. Al-Quran dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menghormati dan menghargai sesama. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Quran: a. Q.S Al-Maaidah ayat 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali

kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil lah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. b. Q.S Ar-Rahman ayat 8. Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Artinya tegakkanlah timbangan dengan keadilan dan jangan sekali-kali kamu berlaku curang dalam timbangan. c. Q.S At-Tin ayat 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. d. Q.S Al-Israa ayat 70.

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. e. Q.S Al-Hujuraat ayat 11. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. f. Q.S Al-Maaidah ayat 2. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. g. Q.S Al-Insaan ayat 8 9 Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah

untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. h. Q.S Al-Baqarah ayat 224. Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. i. Q.S Luqman ayat 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. j. Q.S Al-Hujaraat ayat 10 Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. k. Q.S Al-Hujaraat ayat 13 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

3.

Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia bermakna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu dan bangsa yang menegara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah ukhuwah Islamiah (persatuan sesama umat Islam) dan ukhuwah Insaniah (persatuan sesama umat manusia). Al-Quran dalam beberapa ayatnya

menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga persatuan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam AlQuran: a. Q.S Ali-Imron ayat 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahilliyah)

bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Artinya berpegang teguhlah kamu dengan agama Allah dan jangan kamu berpecah belah. b. Q.S Al-Hujuraat ayat 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. c. Q.S Al-Hujuraat ayat 9. Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. d. Surah Al-Hujuraat: 10 Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. e. Surah Annisaa: 59 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. f. Q.S An-Nisaa ayat 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan

pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. g. Q.S Ali Imran ayat 200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan

kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. h. Q.S Al-Maaidah ayat 35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. i. Q.S At-Taubah ayat 111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. 4. Sila keempat berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan bermakna bahwa dalam mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara

10

musyawarah yang didasari oleh hikmad kebijaksanaan. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah mudzakarah (perbedaan pendapat) dan syura (musyawarah). Al-Quran dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan dan selalu menekankan musyawarah untuk menyelesaikannya dalam suasana yang demokratis. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Quran: a. Q.S Ali Imron ayat 159. Maka disebabka rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (urusan peperangan dan hal-hal duniawiah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya). Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekat, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. b. Q.S An-Nahl ayat 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

11

jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Artinya Ajaklah atau Dakwahilah itu kepada agama Tuhanmu dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik. c. Q.S Asy-Syuura ayat 38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. d. Q.S Al-Mujaadilah ayat 11. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. e. Q.S Al-Mujaadilah ayat 9. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. f. Q.S Ali Imron ayat 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

12

Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. g. Q.S An-Naml ayat 32. Berkata dia (Balqis): Hai para pembesar berilah aku

pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku). h. Q.S Asy-Syuura ayat 38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. 5. Sila kelima berbunyi Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bermakna bahwa Negara Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi memiliki kewajiban untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Quran dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Quran: a. Q.S An-Nahl ayat 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang

13

dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamuj dapat mengambil pelajaran. b. Hadits sahih Al-Bukhari. Rasulullah SAW bersabda Setiap pemimpin itu diminta pertanggungjawabannya. c. Q.S An-Nahl ayat 71. Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? d. Q.S Ali Imran ayat 180. Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. e. Q.S Al-Furqaan ayat 67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. f. Q.S Al-Hadiid ayat 11.

14

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, g. Q.S Adz-Dzaariyaat ayat 19. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. h. Q.S Al-Maauun ayat 1, 2 & 3. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. i. Q.S An-Nisaa ayat 135. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. j. Q.S An-Nisaa ayat 58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

15

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. k. Q.S Al-Maaidah ayat 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. l. Q.S An-Nahl ayat 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. m. Q.S An-Nisaa ayat 36-37. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang

16

telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.

2. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN AGAMA BUDHA Agama Buddha biasanya lebih dikenal dengan sebutan Budha Dhamma. Seluruh ajaran Sang Budha merupakan ajaran yang membahas tentang hukum kebenaran mutlak, yang disebut Dhamma. Dhamma adalah kata dalam bahasa Pali. Dhamma artinya kesunyataan mutlak, kebenaran mutlak atau hukum abadi. Dhamma tidak hanya terdapat di dalam hati sanubari atau di dalam pikiran manusia saja, tetapi juga terdapat di seluruh alam semesta. Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Budha (berarti yang telah sadar dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Sang Budha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum). Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidy), kehausan/napsu rendah (tah), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).

17

Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta atau Piaka (kotbah-kotbah tata tertib para Sang Piaka (peraturan

Buddha),Vinaya

bhikkhu)

dan Abhidhamma Piaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). Kebanyakan penganut agama Buddha berada di Jakarta walaupun ada juga di lain provinsi seperti Riau,Sumatra Utara,dan Sumatra Selatan. Pada tahun 2008, jumlah penganut agama Buddha sekitar 1.3 juta penduduk dari 217,346,140 penduduk Indonesia atau sekitar 0.6%. Pada tahun 2010, jumlah penganut agama Buddha sekitar 961.086 penduduk dari 240,271,522 penduduk Indonesia atau sekitar 0.4%. 1. Sila Ke- 1 Ketuhanan yang Maha Esa Dalam setiap agama konsep Ketuhanan yang Maha Esa merupakan sebuah bagian pokok. Tanpa adanya Tuhan maka tidak dapat disebut sebagai agama. Semua agama mengajarkan bahwa Tuhan itu tunggal. Konsep Ketuhanan yang Maha Esa mempunyai penafsiran berbeda diantara satu agama dengan agama yang lain. Pernyataan Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta pitaka, Udana VIII: 3 Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta,Yang Mutlak .Duhai para Bikkhu, apabila Tidak ada Yang Dilahirkan,Yang Tidak Menjelma,Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak,amaka tidak mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,penjelmaan,pembentukan,pemunculan dari sebab yang lalu.

18

Tetapi para bikkhu karena ada Yang Tidak Dilahitkan,Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak tercipta, Yang Tidak Mutlak maka ada kemungkinan untuk bebeas dari kelahiran,penjelmaan, pembentukan, pememunculan dari sebab yang lalu.. Memberi penjelasan bahwa konsep Ketuhanan yang Maha Esa dalam agama buddha adalah sebagai berikut : Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya suatu Yang Tidak Dilahirkan,Tidak Dijelmakan,Tidak Diciptakan,dan Yang Mutlak. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (Anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi. Dalam Kitab suci Tripitaka, Konsep Ketuhanan agama Buddha berbeda dengan Konsep Ketuhanan dalam agama lain. Konsep agama Buddha yang berlainan dengan agama lain antara lain mengenai : Alam Semesta,Kejadian Bumi dan Manusia,Kehidupan Alam Semesta, Kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.Perbedaan tersebut merupakan ciri khas yang ada dalam agama Buddha. Segala keyakinan tersebut

bersumber Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang Hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Pitaka (kotbah-kotbah Sang Buddha),Vinaya Pitaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Pitaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).

19

Berdasarkan Pernyataan Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta pitaka, Udana VIII: 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa pancasila khususnya sila 1 mempunyai korelasi dengan ajaran agama buddha. Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pancasila tidak bertolak belakang dengan ajaran agam Buddha. 2. Sila Ke-2 Kemanusian yang Adil dan Beradab Salah satu sila dalam pancasila berisi tentang kemanusian. Berbicara mengenai kemanusian maka kita akan melihat dari dua sisi,jasmani dan rohani. Begitu pentingnya pengakuan dan perlindungan terhadap

kemanusiaan sehingga muncul istilah HAM ( Hak Asasi Manusia ). HAM sering kali diterjemahkan menjadi perlindungan untuk kebebasan. Dalam perumusan pancasila tentulah sudah dipikirkan secara matang mengapa memasukan aspek kemanusian dalam dasar negara. Karena sesungguhnya dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea 4 tujuan negara Indonesia sendiri adalah untuk manusia. Sila ke-2 darpi pancasila menekankan pada aspek kemanusian yang adil dan beradab. Konsep penghormatan terhadap kemanusian dalam agama Buddha ditandai dengan adanya lima aturan yaitu menjauhi diri dari

pembunuhan,pencurian,perilaku seks yang menyimpang,berbohong dan mengkonsumsi bahan-bahan beracun. Pertama adalah aturan menahan diri dari pembunuhan. Aturan ini berkenaan dengan pembunuhan yang dilakukan secara langsung oleh diri sendiri atau dilakukan secara tidak langsung dengan menyebabkan orang lain membunuh. Aturan ini dibangun secara kuat atas dasar pengakuan kesamaan hakiki dari semua makhluk hidup dan saling timbal balik

20

hubungan. Sang Buddha mengajarkan prinsip tanpa kekerasan dan mendorong orang untuk meninggalkan niat jahat dan kemarahan. Kedua adalah aturan menahan diri dari pencurian. Mencuri secara langsung yaitu dilakukan oleh diri sendiri atau menyebabkan orang lain mencuri.Umat buddha diperingati untuk menghindari keserakahan dan keinginan untuk memiliki yang berlebihan.Aturan ini menjaga agar sikap ini tidak diekspresikan dalam tindakan yang akan mengakibatkan

ketidakbahagiaan bagi semua orang. Ketiga adalah aturan untuk menahan diri dari perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku seksual yang menyimpang pada dasarnya oleh hasrat yang berlebihan atau keserakahan. Keempat adalah aturan menahan diri dari kebohongan.Kebohongan bisa karena niat jahat dan kemarahan karena ingin merusak nama baik orang lain,atau karena nafsu atau keserakahan dalam rangka memperoleh benda yang diinnginkan. Kelima adalah aturan menahan diri dari mengkonsumsi ( makanan atau minuman ) bahan-bahan beracun. Mengkonsumsi barang-barang beracun mencuptakan keadaan yang dapat melanggar sila yang lain. Selain itu, jika melanggar keempat aturan pertama secara langsung melukai orang lain, melanggar aturan kelima secara langsung melukai diri sendiri. Pelaksanaan kelima aturan tersebut membantu orang untuk menanam lima kebaikan mulia yang berkaitan denngan masing-masing aturan. Mengembangkan belas kasihan,kedermawanan dan

ketidakmelaratan,rasa puas,kebenaran, penuh dan kejernihan pikiran.

21

Dari

lima

aturan

tersebut

menggambarkan

bahwa

konsep

penghormatan terhadap kemanusian ada dalam aturan agama buddha dimana fungsinya adalah melindungi individu tersebut sebagai manusia dan melindungi manusia yang lain. 3. Sila Ke-3 Persatuan Indonesia Semua agama termasuk budha mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersatu dan menjaga kesatuan dan persatuan.Rasa saling

menghormati ini akan menciptakan kerukunan dan persatuan. Agama Budha dalam Dhamma banyak dijumpai nasihat sebagai dukungan atas persatuan dan. Kerukunan dalam kelompok memberikan kebahagian ( Dhammpada 194 ). Babi-babi hutan yang bersatu bahkan mampu membunuh harimau,karena batinnya berpadu. ( Angguttara Nikaya ) Selain dalam Dhamma nasihat persatuan yang diajarkan agama budha juga terdapat dalam Angguttara Nikaya,Chakkanipita yaitu

Saraniyadhamma Sutta atau Sutta tentang hal-hal yang membuat dikenang,menyebutkan enam cara untuk mencapai kerukunan yaitu: Terdapat enam hal yang membuat saling dikenang,saling dicintai,saling dihormati; menunjang untuk saling menolong untuk kecekcokan,kerukunan dan kesatuan. Enam hal tersebut adalah sebagai berikut : point 1-3, memiliki perbuatan,ucapan,dan pikiran berdasarkan cinta kasih didepan maupun dibelakang oarang lain; point 4, mau berbagi miliknya dengan orang lain; point 5 ; melaksanakan kemoralan yang sama sewaktu ia sendirian maupun di depan umum; point 6,memiliki pandangan yang benar dikala sendirian maupun bersama.

22

Nasihat persatuan dalam agama Budda di terapkan oleh penganutnya terselenggaranya kongres Umat Buddha di yogyakarta pada tanggal 7-8 Mei 1978. Dalam Kongres ini terbentuklah Perwalian Umat Budha Indonesia ( WALUBI ) sebagai wadah tunggal umat budha di Indonesia yang berbentuk federasi.Nama Perwalian Umat Buddha sendiri diberikan oleh menteri agama, Alamsyah Ratu Perwiranegara. Dengan adanya dhamma yang menjelaskana tentang nasihat untuk tetapa nersatu menjalin kerukunan dan terbentuknya WALUBI dapat disimpulkan bahwa adanya nilai persatuan dan kesatuan yang diajarkan agama Buddha. 4. Sila Ke-4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Menurut Aganna Sutta, Buddha menunjukan bahwa fenomena Demokrasi dam kedaulatan ditangan rakyat. Pada mulanya manusia dilahirkan tanpa perbedakan kedudukan, semua masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi kehidupan yang damai mulai terganggu ketika manusia yang serakah mencuri, yang licik menipu, yang kuat menindas yang lemah. Didalam khotbahnya sang Buddha mengajarkan atau menjelaskan syarat-syarat kesejahteraan suatu bangsa, yang merupakan ciri dnegara demokrasi yaitu : a) Sering berkumpul mengadakan musyawarah b) Dalam musyawarah selalu menganjurkan perdamaian. c) Menetapkan peraturan baru dan menentukan pelaksanaan baru dan peraturan-peraturan lam yang baik

23

d) Menunjukan rasa hormat dan bhakti kepada orang tua. e) Melarang keras penculikan terhadap gadis-gadis dari keluarga baik-baik. f) Menghargai dan menghormati tempat suci serta sering melaksanakan puja bhakti. g) Menghargai dan melindungi orang-orang suci dengan seyogyanya (D.II.16). Konsep musyawarah mufakat telah diajarkan waktu Buddha masih hidup, upaya untuk menghindari terjadinya ketegangan hubungan antar agama, dengan membina toleransi antar umat beragama di India, yakni antar agama Buddha dengan agama Hindu, benar-benar diperhatikan oleh Sang Buddha. Hal ini terbukti dengan adanya kotbah Sang Buddha dalam Upali Sutta yang isinya:"Upali adalah seorang yang sangat terpandang dalam masyarakatnya. Ia menjadi siswa dari Nighanta, Nataputta, guru besar agama Jahina. Upali diutus oleh guru besar-Nya untuk berdialog dengan Buddha tentang hukum Karma. Setelah dialog itu selesai, Upali menyatakan dengan jujur, bahwa ajaran Buddha tentang hukum karma adalah yang benar. Upali lalu memohon kepada Buddha untuk menerimanya menjadi siswa dan penganut Buddha".Terbentuknya WALUBI dapat dijadikan bukti bahwa umat buddha mengaplikasikan masihat Sang Buddha tentang musyawarah. 5. Sila Ke-5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Kehidupan masyarakat akan berkembang bila ada kebebasan bagi seluruh anggota masyarakat untyk menempatkan dirinya sederajat dan mengambil peran masing-masing secara demokratis. Buddha memberikan sejumlah petunjuk untuk mengembangkan masyarakat yang merdeka dan

24

sejahtera,yang menempatkan kesucian dan nilai-nilai luhur diatas kekuasaan . Agama yang mengajarkan kebebbasan,persamaan derajat dan

persaudaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ( Mukti,2003:495 ) Prinsip-prinsip keadilan sosial menurut Agama Buddha.Di dalam membicarakan mengenai keadilan sosial maka prinsip yang terkait erat adalah mengenai penyelenggaraan pemerintahan.Pemerintah bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya.Di dalam berbagai Sutta dan Sutra Sang Buddha banyak membahas mengenai hal ini.Di dalam Kutadanta Sutta yang merupakan Sutta ke 5 dari Digha Nikaya dikatakan demikian:"Brahmana yang baik, dengar dan perhatikanlah apa yang akan Saya katakan. "Baik," jawab Brahmana Kutadanta."Dahulu kala ada seorang raja bernama Mahavijito yang memiliki harta dan kekayaan yang besar sekali; memiliki gudang-gudang emas dan perak serta hal-hal yang menyenangkan, barang-barang serta panen yang baik; lumbung dan penyimpanan harta yang penuh.Pada suatu hari ia sedang duduk sendiri, merenung dan berpikir:"Saya memiliki segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Seluruh dunia menjadi milikku karena saya taklukkan. Suatu hal yang baik jika saya melakukan upacara korban yang besar guna memantapkan kesejahteraan dan kejayaanku saya untuk kemudian hari." Raja memanggil brahmana penasehat spiritualnya dan mengatakan apa yang telah dipikirkannya dengan berkata: "Saya akan senang sekali melakukan upacara pengorbanan yang besar demi

kejayaan dan kesejahteraanku untuk masa yang lama. Katakan padaku bagaimana caranya?"

25

Penasehat

raja

menjawab:

"Kerajaan

sedang

dalam

kekacauan. Ada perampok yang merajalela di desa-desa dan kota-kota dan mengakibatkan jalan-jalan tidak aman. Bilamana hal itu masih seperti itu, lalu raja akan menarik pajak, maka raja akan bertindak salah. Namun bilamana raja berpendapat, akan segera menghentikan perampok-

perampok itu dengan cara penangkapan, mendenda, mengikat dan menghukum mati!' Tetapi kejahatan itu tidak akan lenyap dengan seperti itu. Karena penjahat yang tak tertangkap akan tetap melakukan

kejahatan. Ada sebuah cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekacauan ini. Siapa saja dalam kerajaan yang hidup sebagai peternak dan petani, Raja berikan makanan dan bibit kepada mereka. Orang-orang itu melaksanakan pekerjaan mereka masing-

masing, maka pendapatan negaraakan meningkat, kerajaan akan aman dan damai, rakyat akan senang dan bahagia, mereka akan menari dengan anakanak mereka dan mereka hidup dengan rumah yang aman.Demikianlah, rakyat hidup melaksanakan tugas mereka masing-masing, akibatnya

kejahatan lenyap. Dari Kutadanta Sutta yang merupakan Sutta ke 5 dari Digha Nikaya kita dapat melihat bahwa keadilan sosial telah diajarkan oleh Sang Budda.

26

3. HUBUNGAN KRISTEN PROTESTAN DENGAN PANCASILA Di negara Indonesia terdapat suatu agama kepercayaan Kristen masyarakatnya yaitu agam Kristen. Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama Kristen pertama kali dating ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat : Pancuran (sekarang wilayah dari Deli Serdang) dan Barus (sekarang wilayah Tapanuli Tengah) di Sumatera (645 SM). Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia ternyata nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidak terlepas dari ajaran-ajaran yang ada pada agama Kristen. Disini terdapat kolerasi antara nilai dalam ajaran Kristen dan pancasila. Disini dijabarkan bahwa tiap butir pancasila terdapat kolerasi yangdikatakan diatas tadi. Butir demi butir dari kelima sila Pancasila dalam penjelasannya jelas tidak bertentangan dengan Al-Kitab, dalam pelaksanaannya secara keseluruhan dapat mendukung pengembangan kegiatan setiap agama yang ada di Indonesia. Penjelasan butir demi butir dari kelima butir Pancasila yang erat hubungannya dengan Al-Kitab adalah: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini dapat memberikan suatu kebebasan ruang gerak bagi kemerdekaan beragama, setiap orang harus meyakini adanya Tuhan Yang maha Esa dan memberikan kebebasan untuk memeluk agamanya masingmasing.

27

Penjelasan Al-Kitab: Tuhan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai mana jelas dalam tindakannya Penciptaan langit dan bumi. (Kejadian 1:1-27). Tuhan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Maha Kasih (1 Yohanes 4:8). Tuhan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Maha Penolong, Tuhan Khalik Langit dan Bumi beserta segala isinya (Mazmur. 121:1-2) 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab Sila ini menjelaskan bahwa Bangsa Indonesia harus meningkatkan martabat manusia, dan dapat menikmati hak-haknya dan melaksanakan tanggung jawabnya. Penjelasan Al-Kitab: Manusia itu agung dan mulia karena manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang dibentuk atau diciptakan Allah (Kejadian: 1:22) 3. Sila Persatuan Indonesia Sila ini menjelasakan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan demi keselamatan bangsa dan negara, mendahulukan kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi walaupun berbeda-beda kita tetap satu. Penjelasan Al-Kitab: Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri (Roma 14:7a) 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Sila ini menjelaskan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, musyawarah untuk mancapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

28

Penjelasan Al-Kitab: Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati (I. Korintus. 13:14) Tidak mengambil keuntungan diri sendiri (I. Korintus. 13:5) 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Sila ini menjelaskan, untuk bersikap adil, suka memberikan pertolongan kepada orang lain. Penjelasan Al-Kitab: Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim belalah hak orang-orang yang sengsara dan orang yang kekurangan. (Mazmur 82:3) Dengan demikian menurut orang Kristen sila-sila dalam Pancasila tidak bertentangan dengan Al-Kitab bahkan dalam pelaksanaannya secara konsekuen/mendukung apa yang terdapat dalam Al-Kitab. 4. KORELASI PANCASILA DENGAN AGAMA KONGHUCHU Ajaran Konfusianisme atau Kong Tze atau Konfusius) dalam bahasa Hu Cu (juga: Kong istilah Fu aslinya

Tionghoa,

adalah Rujiao () yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut. Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke

seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong

29

Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu. Korelasi Pancasila dengan Agama Konghuchu : 1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Ketuhanan Yang Maha Esa, Tentang Tuhan dalam budaya Tionghoa atau mau digunakan kata Gaya Misterius (Istilah father Van Schie). Dan konsep keTuhanan budaya Tionghoa itu seperti konsep budaya India maupun Yunani pra penghancuran agamanya oleh agama lain. Bahkan beberapa pandangan ada yang mirip-mirip dengan agamaagama yang diyakini di sebagian Eropa. Buktinya adalah Diempat penjuru lautan semua manusia bersaudara (SABDA SUCI XII : 5). Artinya : semua manusia sederajat dan berkesempatan sama di hadapan Tuhan, siapa saja mengamalkan kebaikan dan mengembangkan kodratnya sebagai makhluk TUHAN pada dasarnya IA adalah seorang KONGHUCU. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di". Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu: a. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian) b. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De) c. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming) d. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen) e. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)

30

f. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo) g. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu) h. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao) 2. Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Dalam Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Budaya Tionghoa mengenal kata "ren" yang berarti adalah kemanusiaan. Bahkan kata keadilan dan beradab sudah tertuang dalam banyak aliran filsafatnya. Lima Hubungan Sosial (Wu Lun): a. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan b. Hubungan antara Suami dan Isteri c. Hubungan antara Orang tua dan anak d. Hubungan antara Kakak dan Adik e. Hubungan antara Kawan dan Sahabat Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya. Budaya Tionghoa mengenal kata "ren" yang berarti adalah kemanusiaan. Bahkan kata keadilan dan beradab sudah tertuang dalam banyak aliran filsafatnya. Seorang umat KONGHUCU bercitacita menjadi seorang KONGHUCU, SUSILAWAN, INSAN KAMIL yang tidak menunjukkan

31

tentang suatu golongan atau kelompok atau suku, melainkan seorang yang benarbenar bercitacita senantiasa menjunjung tinggi kebajikan (SABDA SUCI VI : 13). 3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia Dalam Persatuan Indonesia, adalah salah pandangan beberapa orang Tionghoa yang kebetulan beragama lain ( Ini bukan bertujuan meributkan agama, tapi fakta yang tertulis dalam sejarah ) pada masa ORLA yang beranggapan bahwa agama Khong Hucu berkiblat pada negri leluhur. Kong Zi tidak pernah mengatakan harus berkiblat pada negri leluhur, tapi mengabdilah pada negara tempat kamu tinggal dan menjadi warga negaranya dan jagalah. Arti kata guo yang berarti adalah tembok wilayah, satu orang memegang tombak sudah bermakna harus menjaga keutuhan wilayah atau negara. Jika anda perhatikan, jauh sebelum konsep republik Indonesia sudah ada banyak tokoh-tokoh Tionghoa yang berjuang bahu membahu dengan tokoh-tokoh suku lain menentang penjajahan Belanda. Buktinya adalah Tanah air harus dijaga dari generasi ke generasi, tidak boleh ditinggalkan sekedar pertimbangan pribadi, bersiaplah untuk mati, tetapi jangan pergi. (BINGCU I B : 15 : 3) 4. Sila keempat: Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan Dalam Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, terdapat di konsep Ru Jiao terhadap masalah negara dan masyarakat. Buktinya adalah Di dalam menjalankan 5 perkara diatas nabi KONGHUCU memberikan 3 pusaka sebagai

32

kebajikan yang harus dilaksanakan yaitu KEBIJAKSANAAN, CINTA KASIH, BERANI. (Tengah Sempurna : XIX : 8). Mensius adalah seorang filsuf Tiongkok. Ia adalah penerus

ajaran Khonghucu/Kongzi yang hidup sekitar 300 tahun setelah wafatnya Khonghucu sering melakukan pembicaraan dengan para Raja atau penguasa pada masa itu untuk meyakinkan mereka agar supaya menjadi pemimpin yang benar dan bermoral. Disamping itu pula beliau mengajarkan tentang demokrasi dalam pemerintahan, karena seorang Raja atau pemimpin itu dipercaya mendapatkan mandat dari Tian (Langit) atau disebut dengan Tian Ming. Dia harus bertindak sebagai ayah bunda rakyatnya. Ditegaskannya pula bahwa :"Tuhan melihat seperti halnya rakyat melihat, dan Tuhan mendengar seperti halnya rakyat mendengar". 5. Sila kelima: Kesejahteraan sosial bagi seluruh rahyat indonesia Dalam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia , bisa dilihat konsep min yi shi wei tian, juga prinsip menghargai sesama yang diajarkan Kong Zi. Buktinya adalah Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain (SABDA SUCI XII : 2), Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak maka IA berusaha agar orang lainpun tegak, IA ingin maju maka IA harus berusaha agar orang lainpun maju (SABDA SUCI VI : 20) Agama konghucu di Indonesia tidak hanya mengajarkan kepada penganutnya bagaimana seseorng berbakti kepada Tian (Tuhan yang maha esa) orang tua, orng yang lebih tua, para pemimpin, tapi juga

33

mengajarkan tata cara melakukan ibadah kepada Tian, Nabi, orang-orang suci, leluhur dan lain-lain. E. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN AGAMA HINDU 1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa a Eko Narayanad Na Dwityo 'Sti Kaccit artinya hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya. b Ekam Sat Viprah Bahuda Wadanti artinya hanya satu (Ekam) Hyang Widhi (sat=hakekat) hanya orang yang bijaksana (Viprah) menyebutkan (Wadanti) dengan banyak nama (Bahuda). Sesuai dengan fungsinya Hyang Widhi Wasa juga disebut dengan Tri Sakti yang terdiri dari Brahma adalah fungsinya sebagai pencipta (Utpatti), Wisnu yang fungsinya sebagai pelindung, pemelihara dengan segala kasih sayangnya (Shiti) dan Siwa fungsinya sebagai melebur (Pralina) dunia beserta isinya dan mengembalikan dalam peredarannya ke asal (sangkan paran) yaitu kembali ke asal. 2. Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab a Baba (1995 : 2) menekankan bahwa kebutuhan dan kewajiban utama dalam hidup manusia adalah menjadi manusiawi. Apa pun kesarjanaan, kedudukan atau wewenang kita, janganlah

mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. b Konsep tri semaya yakni persepsi orang Bali terhadap waktu. Menurut orang Bali masa lalu (athita), masa kini (anaghata) dan masa yang akan datang (warthamana) merupakan suatu rangkaian waktu yang perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan di masa yang akan datang.

34

Dalam kutipan sloka suci ditegaskan bahwa melakukan sesuatu yang terbaik, termulia, terhormat tidak dapt dipisahkan satu dengan lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh hasil perbuatan di masa lalu, dan , terbijaksana dimulai dan diri sendiri yang pada akhirnya untuk dipersembahkan selain untuk diri sendiri tetapi juga untuk pihak lain, orang lain, warga lain, sesama lain, suku lain, adat lain, negara lain, bangsa lain dan sebagainya

d Dalam agama Hindu hubungan-hubungan harmonis ini disebut Tri Hita Karana. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam lingkungan dimana ia hidup dan mencari kehidupan. Manusia yang manusiawi adalah manusia yang anti kekerasan. "Ahimsa paramo dharmah" Ahimsa atau pantang-kekerasan adalah agama atau kebenaran tertinggi. 3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia a. Menghayati dan mengamalkan ideologi bangsanya serta tunduk dan patuh menjalankan ketentuan konstitusional yang berlaku. Ketentuan ini dinyatakan di dalam Veda Smrti adhyaya VII sloka 13, 14 dan 18 yang berbunyi sebagai berikut: b "Tasmaddharmam anistesu sa vyavasyennaradhipah, anistam capyanistesu tam dharmam na vicalayet " c Tasyarthe sarvabhutanam goptaram dharmamatmajam, brahma tejomayam dandam asrjat purva isvarah "

35

"Dandah sasti prajah sarva danda evabhiraksati, danda suptesu jagarti danda dharmam vidurbudhah "

Artinya : a " Karena itu hendaknya jangan seorangpun melanggar undang-undang yang dikeluarkan oleh raja baik karena menguntungkan seseorang maupun yang merugikan pihak yang tidak menghendaki " b " Demi untuk itu, Tuhan telah menciptakan Dharma, pelindung semua mahluk, penjelmaannya dalam wujud undang-undang, merupakan bentuk kejayaan Brahman Yang Esa" c " Sangsi hukum itu memerintah semua mahluk, hukum itu yang melindungi mereka, hukum yang berjaga selagi orang tidur, orang orang bijaksana menyamakannya dengan dharma " d " Dalam lontar Sutasoma disebutkan juga bahwa Bhineka Tunggal Ika, tan hana Dharma mangrwa, yang artinya berbeda-beda tetapi satu tidak ada dharma yang dua. 4. Sila keempat: Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan a "Semoga musyawarahmu mencapai mufakat, semoga sidangmu

mencapai tujuan bersama, bersama dalam pikiran, dan pikiran-pikiran itu menjadi satu. Tujuan bersama Kuletakkan di depanmu. Dan memuja dengan persembahan bersama. Semoga tujuanmu sama, dan hatimu dalam satu pertujuan, dan semua kamu dalam satu pikiran. Dengan demikian kamu akan hidup sejahtera bersama." Rig Veda 10.191., 2-4 b. "Marilah kita rukun dan damai dengan orang kita, dan damai dengan orang asing di antara kita. Tuhan yang suci menciptakan di antara kita

36

dan orang-orang asing sebuah persatuan hati. Semoga kita bersatu dalam pikiran, bersatu dalam tujuan-tujuan kita, dan tidak berperang terhadap jiwa suci dalam diri kita. Semoga teriakan perang tidak muncul di tengah-tengah orang yang terbunuh. Dan tidak ada anak panah jatuh di fajar menyingsing." Atharva Veda 7. 53, 1-2. 5. Sila kelima: Kesejahteraan sosial bagi seluruh rahyat indonesia Budaya Ngarap, berdasarkan Tattwa- Tattwa dalam Sarasamucaya dan Itihasa Bharatayuda adalah suatu rangkaian kerja gotong royong dalam upacara pitra yadnya yang dilakukan pada waktu pengusungan sawa / jenazah dan balai ke tempat pembersihan / mepeningan, kemudian dari tempat pembersihan ke balai, dan balai ke tempat pengusungan (wadah, bade, papaga, dan lain- lain) kemudian pengangkatan sawa / jenazah dari wadah ke tempat pembasmian / penguburan.

37

BAB II KORELASI PANCASILA DENGAN BUDAYA INDONESIA

A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai

budaya, karena adanya kegiatan dan pranata khusus. Perbedaan ini justru berfungsi mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial Pluralisme masyarakat, dalam tatanan sosial,

masyarakat tersebut.

agama dan suku bangsa, telah ada sejak nenek moyang, keragaman budaya yang dapat hidup berdampingan, merupakan kekayaan dalam budaya Nasional. Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila PersatuanIndonesia yang berarti sebuah pluralisme, dan teosentrisme dari semangat sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang lebih baik. Menurut bahasa sansekerta Pancasila berasal dari dua kata yakni panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas atau prinsip. Sehingga dapat disimpulkan pancasila mengandung arti lima buah prinsip atau asas. Sedangkan kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan

pancasila. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang menekankan persatuan. Selain itu, dari segi pengertian Pancasila juga merupakan lima butir prinsip atau asas yang harus dijunjung tinggi

38

oleh kita sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil sebuah karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga

Pancasila tercipta berdasarkan Kebudayaan. Kaitan diantara keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara Pancasila dn Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikn karena keduanya saling berhubungan SILA 1: Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Minang, Sumatera Barat Indonesia jaman dahulu adalah untuk upacara keagamaan. Menhir di gunakan sebagai pemujaan arwah nenek moyang. Pemujaan arwah nenek moyang ini merupakan salah satu ibadah kepercayaan animisme. Pada zaman dahulu nenek moyang orang minang menganut kepercayaan animism. Dalam kepercayaan animism, mereka percaya bahwa roh orang yang telah meninggal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan jalan masyarakat, termasuk kesejahteraan dan kesejahteraan tanaman. Untuk pemujaan ini di bangunlah sebuah menhir. Dengan begitu mereka menjadikan menhir tersebut untuk menyembah para arwah nenek moyang. Pada zaman sekarang, menhir tidak lagi di gunakan sebagai sarana untuk menyembah para roh atau arwah nenek moyang, hal ini disebabkan karena orang jaman sekarang terutama masyarakat Minangkabau sangat wajib menganut agama islam. Masyarakat Minangkabau telah maju. Sejak masuknya agama islam ke

Minangkabau, menhir sudah lama di tinggalkan. Masyarakat mulai menyadari agama yang benar adalah agama islam.

39

Dan orang Minang wajib menyembah Allah swt. Meskipun sekarang ini menhir tidak berguna lagi untuk beribadah, melainkan menhir sekarang dugunakan untuk wisata juga sebagai penelitian sejarah bagi para peneliti. Untuk menjaga nilai sejarah masyarakat Minangkabau membiarakan menhir-menhir tersebut di tempatnya berada sesuai yang telah di tempatkan oleh masyarakat atau nenek moyang kita pada zaman dahulu. Dan juga membiarkan dalam bentuk aslinya supaya mudah di pelajari. 2. Bima, NTT Kepercayaan Makakamba Makakimbi Kepercayaan ini merupakan kepercayaan asli penduduk Dou Mbojo. Sebagai media penghubung manusia dengan alam lain dalam kepercayaan ini, diangkatlah seorang pemimpin yang dikenal dengan nama Ncuhi Ro Naka. Mereka percaya bahwa ada kekuatan yang mengatur segala kehidupan di alam ini, yang kemudian mereka sebut sebagai Marafu. Sebagai penguasa alam, Marafu dipercaya menguasai dan menduduki semua tempat seperti gunung, pohon rindang, batu besar, mata air, tempat-tempat-tempat dan barangbarang yang dianggap gaib atau bahkan matahari. Karena itu, mereka sering meminta manfaat terhadap benda-benda atau tempat-tempat tersebut. Selain itu, mereka juga percaya bahwa arwah para leluhur yang telah meninggal terutama arwah orang-orang yang mereka hormati selama hidup seperti Ncuhi, masih memiliki peran dan menguasai kehidupan dan keseharian mereka. Mereka percaya, arwah-

40

arwah tersebut tinggal bersama Marafu di tempat-tempat tertentu yang dianggap gaib. Masyarakat asli juga memiliki tradisi melalui ritual untuk menghormati arwah leluhur, dengan mengadakan upacara pemujaan pada saat-saat tertentu. Upacara tersebut disertai persembahan sesajen dan korban hewan ternak yang dipimpin oleh Ncuhi. Tempattempat pemujaan tersebut biasa dikenal dengan nama Parafu Ra Pamboro. 3. Batak Sebelum Injil masuk, suku Batak adalah suku penyembah berhala. Kehidupan agamanya bercampur, antara menganut

kepercayaan animisme, dinamisme dan magi. Ada banyak nama dewa atau begu (setan) yang disembah, seperti begu djau (dewa yang tidak dikenal orang), begu antuk (dewa yang memukul kepala seseorang sebelum ia mati), begu siherut (dewa yang membuat orang kurus tinggal kulit), dan lainnya. Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan istilah dewa-dewa. Kepercayaan orang Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta

kepercayaan kepada benda-benda mati. Benda-benda mati dipercayai memiliki tondi (roh) misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau

41

dianggap keramat dijadikan tempat yang sakral (tempat sembahan). Orang Batak percaya kepada arwah leluhur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit atau malapetaka kepada manusia. Penghormatan dan penyembahan dilakukan kepada arwah leluhur akan

mendatangkan keselamatan, kesejahteraan bagi orang tersebut maupun pada keturunan. Kuasa-kuasa inilah yang paling ditakuti dalam kehidupan orang Batak di dunia ini dan yang sangat dekat sekali dengan aktifitas manusia. Sebelum orang Batak mengenal tokoh dewa-dewa orang India dan istilah Debata, sombaon yang paling besar orang Batak (kuno) disebut Ompu Na Bolon (Kakek/Nenek Yang Maha Besar). Ompu Nabolon pada awalnya bukan salah satu dewa atau tuhan tetapi dia adalah yang telah dahulu dilahirkan sebagai nenek moyang orang Batak yang memiliki kemampuan luar biasa dan juga menciptakan adat bagi manusia. Tetapi setelah masuknya kepercayaan dan istilah luar khususnya agama Hindu; Ompu Nabolon ini dijadikan sebagai dewa yang dipuja orang Batak kuno sebagai nenek/kakek yang memiliki kemampuan luar biasa. Untuk menekankan bahwa Ompu Nabolon ini sebagai kakek/nenek yang terdahulu dan yang pertama menciptakan adat bagi manusia, Ompu Nabolon menjadi Mula Jadi Nabolon atau Tuan Mula Jadi Nabolon. Karena kata Tuan, Mula, Jadi berarti yang dihormati, pertama dan yang diciptakan merupakan kata-kata asing yang belum pernah dikenal oleh orang Batak kuno. Selanjutnya untuk menegaskan pendewaan bahwa Ompu Nabolon atau Mula Jadi Nabolon adalah salah satu dewa

42

terbesar orang Batak ditambahkanlah di depan Nabolon atau Mula Jadi Nabolon itu kata Debata yang berarti dewa (=jamak) sehingga menjadi Debata Mula Jadi Nabolon.

4.

Bali

Agama

Hindu

berkembang ke seluruh dunia dengan kitab sucinya Weda,

disesuaikan dengan budaya lokal (local genius). Sebagai payung dalam perkembangannya. Di Bali Agama Hindu berkembang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat Bali yang mayoritas sebagai petani. Sebelum Agama Hindu masuk ke Bali, masyarakat Bali telah memiliki kepercayaan yang disebut dengan Agama Nusantara atau Agama nenek moyang. Agama nenek moyang ini meletakan dasar pada hal-hal mistik yang mampu melindungi masyarakat Bali. Sebagai wadah untuk meyakini kepercayaan ini dibuktikan dengan adanya sekta-sekta yang berkembang di Bali. Sekta-sekta tersebut adalah : a. Sekta Pasupatya, ditandai dengan Lingga sebagai perlambang Dewa Siva.

43

Lingga tersebut banyak dijumpai pada pura atau tempat-tempat suci atau tempat-tempat yang sudah kuno. Dan Matahari sebagai manifestasi Tuhan dan surya sewana sebagai penghayatannya. b. Sekta Bairawa, pada umumnya ditandai dengan perwujudan Dewa Siva yang berwajah angker yang menyeramkan. Penghayatannya lebih ditujukan kepada Dewa Durga. Sering juga disebut Tantrisme, selanjutnya kita kenal aliran Niwerti Marga atau Tanrisme kiri dan Prawerti atau Tantrisme kanan. Tandanya suka makan darah, tuak, daging (lawar), komoh (daging mentah dicampur air darah mentah). c. Sekta Waisnawa mempunyai ciri-ciri pemujaan terutama ditujukan kepada Dewi Sri, Dewa Wisnu sebagai lambang kemakmuran, sumber kehidupan Dewa Wisnu (Wisnu Padha). d. Sekta Budha atau Sogatha ditandai dengan ciri-ciri suatu mantram disebut Tipeyetha mantram, disimpan di Pejeng dalam bentuk tulisan stupika. Juga ditemikan Bodhisatwa di Bedulu, di Pura Genuruan, Arca Bodhisatwa di Pura Galang Sanja Pejeng, arca-arca di Goa Gajah. Semua bukti-bukti itu sebagai tanda bahwa sekta tersebut telah ada jauh sebelum Empu Kuturan datang ke Bali. e. Sekta Pertapa di Bali, tidak jelas lagi terlihat karena telah menyatu dengan Sekta Siva Sidhiyanta dengan ditandai kitab Manawa Dharma, Purwa Digama, Adigama, Kutara dan lainnya. f. Sekta Rsi, pada umumnya pengikutnya berasal dari kesatria wangsa, kemudian berdwijati menjadi Dewa Rsi, Raja Rsi atau raja-raja

44

yang kemudian berwanaprasta selanjutnya menjadi Rsi atau Pandita. Kelompok ini semua disebut Brahmana karena telah disumpah Sastra Weda. g. Sekta Pasupateya, pada umumnya aliran ini memuja Surya. Pemujaan ini dilakukan pada waktu matahari terbit dan matahari terbenam, terkenal dengan istilah surya sewana, dan tata aturannya termuat di dalam lontar, semua apa yang telah dilakukan di dalam melakukan surya sewana tersebut merupakan bukti bahwa seseorang telah melakukan yadnya menurut Pasupatiya. h. Sekta Ganapatya, pada umumnya pemujaan itu ditujukan pada Ganesa atau Dewa Angin dan pada tempat-tempat yang sangat berbahaya tersebut ditempatkan patung Ganesa (Ganesa = angin). i. Sekta Budha Mahayana, dimana Empu Kuturan sebagai penganut utamanya juga akan melebur kesatu bentuk yang dikenal dengan paham Tri Murtinya, dimana semuanya tercakup di dalamnya dan saling mengisi dengan yang lainnya. Ciri-ciri lainnya sudah tidak tampak lagi. Demikianlah asal usul dari terciptanya paham ajaran Tri Sakti hingga mengalami perkembangan dari masa ke masa hingga saat ini (Manik Mas dkk., tt : 10-11). Empu Kuturan

mengharmoniskannya menjadi konsep Tri Murti yaitu Brahma Wisnu, dan Siva yang distanakan pada desa adat dengan Tiga Parahyangan yang disebut dengan Kahyangan Tiga yaitu Pura Puseh untuk pemujaan Dewa Wisnu, Pura Desa untuk pemujaan Dewa Brahma, dan Pura Dalem untuk pemujaan Dewa Siva.

45

5. Papua A. Suku Asmat Orang Asmat yakin

bahwa mereka adalah keturunan dewa yang turun dari dunia gaib yang berada di seberang laut di belakang ufuk, tempat matahari terbenam tiap hari. Menurut keyakinan orang Asmat, dewa nenek-moyang itu dulu mendarat di bumi di suatu tempat yang jauh di pegunungan. Dalam perjalanannya turun ke hilir sampai ia tiba di tempat yang kini didiami oleh orang Asmat hilir, ia mengalami banyak petualangan. Konsep tradisional orang Asmat tentang hidup

didasarkan pada keyakinan akan adanya suatu daerah di seberang ufuk terurai tadi. Kerena itu apabila nenek-moyang mengendaki kelanjutan keturunan, mereka mengirimkan suatu ruh tertentu ke bumi melalui seberkas sinar matahari, yang mendarat di atas atap rumah tempat tinggal wanita yang telah ditakdirkan menjadi ibu anak asal ruh tadi. Wanita itu akan hamil dan kemudian melahirkan bayi. Walaupun orang Asmat tahu bahwa hubungan seks berkaitan dengan kelahiran bayi, fungsinya hanya untuk memberi bentuk sebagai manusia kepada ruh yang masuk ke dalam kandungan ibu itu. Dalam hal ini peranan ayah si bayi sama dengan seorang

46

pemahat patung yang memberi bentuk kepada kayu yang disediakan oleh alam kepadanya (Zegwaard 1953). Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam ruh yang mereka bagi dalam tiga golongan, yaitu: yi-ow, atau ruh nenek moyang yang sifatnya pada dasarnya baik, terutama bagi keturunannya. osbopan, atau ruh jahat yang membawa penyakit dan bencana. dambin-ow atau ruh jahat orang yang mati konyol (Zegwaard 1953) Ruh-ruh yi-ow adalah penjaga hutan-hutan sagu, danaudanau dan sungai-sungai yang penuh ikan dan hutan-hutan yang penuh binatang buruan. Orang Asmat berkomunikasi secara simbolis dengan para yi-ow dengan berbagai upacara sajian berulang yang biasanya dipimpin oleh ndembero, atau pemuka upacara. Ruh-ruh ozbopan dianggap menghuni beberapa jenis pohon tertentu, gua-gua yang dalam, batu-batu besar yang mempunyai bentuk khusus, tetapi juga hidup dalam tubuh jenisjenis binatang tertentu. Sakit dan bencana biasanya disebabkan oleh ruh jahat, yang juga harus dipuaskan oleh manusia dengan berbagai macam upacara sajian. Berbeda dengan upacara-upacara sajian untuk berkomunikasi dengan para yi-ow, upacara sajian kepada para osbopan tak dilakukan secara berulang, tetapi hanya kalau ada orang yang sakit dan bila terjadi bencana. Ruh-ruh itu

47

diupayakan agar tidak terlampau sering mendekati tempat tinggal manusia, dengan melakukan serangkaian pantangan, dan kadangkadang dengan ilmu gaib protektif.

B. Suku Arso Dasar religi orang Arso adalah penghormatan pada roh-roh

nenek moyang yang upacaranya dipusatkan pada pesta dansa, atau yages. Orientasi, konsepkonsep serta kegiatan-kegiatan keagamaan ditujukan kepada upacara terima kasih atas keselamatan dan minta pertolongan untuk mengatasi kegagalan-kegagalan dalam pelbagai segi kehidupan. Konsep keagamaan orang Arso yang terpenting adalah sebutan terhadap Tuhan utamanya, yang mereka puji dan sembah, yaitu Chaimbo, dewa yang dianggap menciptakan dan memiliki langit, bumi dan segala isinya, termasuk manusia dan pada fowor, atau roh. Menurut hirarkinya, Tuhan membawahi tiga makhluk halus, yaitu fowor, atau manusia ruh, keti dan yonggoway. Chaimbo menjelma menjadi mata air, gunung, dan hutan, di samping menjaga agar hak kekuasaannya tidak bisa pindah kepada orang lain. Orang Arso paling takut akan yonggoway, karena roh itu bertugas untuk mencabut nyawa orang.

48

6. Baduy-Banten Dasar religi orang Baduy ialah penghoramatan moyang kepada dan satu ruh nenek

kepercayaan kuasa, Batara

Tunggal. Keyakinan mereka itu disebut Sunda Wiwitan atau agama Orientasi, konsep-konsep dan Sunda Wiwitan. keagamaan

kegiatan-kegiatan

ditujukan kepada pikukuh agar supaya orang hidup menurut alur itu dalam menyejahterakan kehidupan Baduy dan dunia ramai (orang Baduy dari hirarki tua dan dunia ramai keturunan yang lebih muda). Mereka bertugas menyejahterakan dunia melalui tapa (perbuatan, bekerja) dan pikukuh apabila Kanekes sebagai inti jagat selalu terbelihara baik, maka seluruh kehidupan akan aman sejahtera. Gangguan terhadap inti bumi ini berakibat fatal bagi seluruh kehidupan manusia di dunia. Konsep keagamaan dan adat terpenting yang menjadi inti pikukuh Baduy tanpa perubahan apa pun, seperti dikemukakan oleh peribahasa lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung (panjang tak boleh dipotong, pendek tak boleh disambung). Konsep-konsep itu tidak berada dalam diri orang Baduy sendiri yang kekuatannya tergantung

49

dari tindakan atau perbuatan seseorang. Konsep pikukuh merupakan pengejawantahan dari adat dan keagamaan yang ditentukan oleh intensitas konsep mengenai karya dan keagamaan. Dengan melaksanakan semuanya itu orang akan dilindungi oleh kuasa tertinggi, Batara Tunggal, melalui para guriang yang dikirim oleh karuhun dan Batara Tunggal karena orang tidak patuh kepada pikukuh, hakikat agama Sunda Wiwitan. 7. Kalimantan A. Suku Dayak Masyarakat memiliki keyakinan Dayak tentang

wujud tertinggi dimana segala kekuatan yang ada di jagad raya berasal dari Yang Tunggal.

Wujud tertinggi itu menguasai manusia, dewa, roh halus, dan roh leluhur. Dewa dan roh halus diberi tugas untuk menjaga dan menguasai suatu tempat tertentu dalam dunia ini, sehingga untuk mewujudkan keyakinan tersebut, orang Dayak senantiasa melakukan hubungan religius dengan Jubata, roh leluhur, dan roh halus yang banyak memberikan pertolongan dalam kehidupan mereka. Kebanyakan orang Dayak tidak mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa (zaman dulu-penulis), namun sikap keyakinannya tidak dapat dikategorikan dalam animisme, sebab agama justru berkembang dari asumsi dasar bahwa di dalam alam terdapat daya

50

hidup atau kekuatan hidup dalam benda-benda tertentu atau gejala-gejala alam, seperti sungai yang mengalir deras dan bergemuruh, gunung yang tinggi, pohon besar, matahari yang bersinar terang, kilat dan petir yang menyambar dahsyat. Daya hidup atau kekuatan penghidup itulah yang dinamakan roh. Roh itu kemudian dihubungkan dengan benda-benda dan kemudian dipuja. Alam dipandang sebagai suatu kekuatan yang mengerikan, sekaligus mempesonakan. Keindahannya bukan pertama yang diperhatikan, melainkan kedahsyatan dan kekuasaan tertinggi yang terkandung dalam fenomena alam tersebut. Setiap benda atau beberapa benda tertentu dianggap mempunyai suatu kesakralan yang dapat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kekuatan sakral tersebut dapat pula digunakan untuk membantu beberapa kegiatan atau pekerjaan manusia, seperti digunakan pamaliatn (dukun) untuk memanggil roh halus yang kemudian digunakan untuk membantunya dalam ritual pengobatan. Kekuatan-kekuatan seperti ini merupakan sebagian dari hierophany yang dimaksud. Masyarakat Dayak menyebut Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sebutan Ene Daniang (sebagian masyarakat Dayak di Kalbar-penulis) atau Jubata, yakni penguasa jagad raya beserta isinya. Jubata berada di langit ketujuh. Ia mempunyai enam bawahan, yaitu; Ne Pangedaong, Ne Patampa yang dipercaya membuat patung-patung dari tanah liat bentuk menyerupai manusia. Ne Amikng dan Ne Pamijar yang memberi napas kepada manusia. Ne Taratatn memberi kesegaran jasmani maupun rohani.

51

Ne Pangingu memberikan berkat perlindungan, sedangkan Ne Pajaji dipercaya yang menjadikan manusia berbudi dan memelihara hidupnya sampai pada semua keturunannya.4. Menurut kisah penciptaan nama-nama bawahan itu adalah nama lain dari Jubata, maksudnya satu pribadi pencipta dengan beberapa nama atau satu nama dengan berbagai sifat-sifat kekuasaanNya. Hal ini sama hal nya dengan nama Allah dalam agama Islam yang mempunyai 99 nama sesuai dengan kekuasaan dan kesempurnaannya. 8. Sulawesi Selatan Suku Kajang adalah suku yang mendiami desa-desa di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa suku Kajang yang utama adalah desa Tana Toa. Selebihnya, mereka tersebar di desa Bonto Baji, Malleleng, Pattiroang, Batu Nilamung, dan Tambangan. Ajaran tentang menjaga lingkungan dan kesederhanaan hidup tersebut tertuang dalam ajaran agama Patuntung, agama suku Kajang. Patuntung, secara bahasa, berarti penuntun. Penuntun untuk mencari sumber kebenaran. Ajaran utama agama Patuntung adalah jika manusia ingin mendapatakan sumber kebenaran maka manusia harus menyandarkan diri pada tiga pilar utama: menghormati Turiek Akrakna (Tuhan), tanah yang diberikan Turiek Akrakna (tana toa atau lingkungan secara umum), dan nenek moyang (To Manurung atau Ammatoa). Percaya pada Turiek Akrakna adalah hal mendasar dalam agama Patuntung. Suku Kajang percaya bahwa Turiek Akrakna adalah sang Maha Kekal, Maha Mengetahui, Maha Perkasa, dan Maha Kuasa.

52

Turiek Akrakna menurunkan perintahnya kepada masyarakat Kajang melalui passang (pesan atau wahyu) yang diberikan kepada manusia pertama yang diturunkan ke dunia, To Manurung atau yang kemudian disebut Ammatoa.

SILA 2: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 1. Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesama manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus, aja kemaki, aja sawiyah-wiyah, dan sebagainya, tulisan Bharatayudha, Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras, Riwayat dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin, membantu orang sakit, dan sebagainya, hubungan luar negeri semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua meng-indikasikan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Saling menolong antarwarga a. Jawa Saling membantu antar warga di daerah Gamping, Yogyakarta sikap saling membantu ini sering diterapkan apabila ada orang yang sedang melaksanakan hajatan atau orang yang terkena musibah, selain membantu dalam bentuk materi mereka juga membantu dalam bentuk tenaga, misalnya ikut dalam membersihkan rumah orang yang terkena musibah tersebut, membantu menyiapkan jamuan untuk para tamu, mereka membantu sampai tuntas sehingga orang yang terkena

53

musibah tersebut tidak terlalu merasa keberatan. Selain itu masyarakatnya juga kompak untuk membuat desanya terlihat bersih dengan melaksanakan kerja bakti secara rutin. b. Minang, Sumatera Barat Orang minang identik dengan sifat saling tolong menolong antar warganya, hal ini dibuktikan dengan Undang-Undang Nagari. Barek samo dipikul, ringan samo dijinjing Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, Sakik basilau, mati bajanguak Salah batimbang, hutang babayie Undang-undang dalam Nagari mengatur tata hubungan warga masyarakat dalam sebuah nagari. Sistem yang dipakai adalah tipikal masyarakat komunal, dengan ciri-ciri: Setiap orang secara alami langsung menjadi warga Nagari Demokrasi langsung, karena para Penghulu sangat dekat dengan masyarakatnya, musyawarah dan mufakat dilaksanakan tanpa diwakilkan. Gotong royong. Kebersamaan dalam menghadapi segala masalah dalam Nagari Social safety net, semua warga Nagari, dapat mengandalkan bahwa dirinya akan dibantu secara bersama-sama oleh masyarakat jika dia mengalami kesusahan yang mendesak. Untuk menjaga hubungan yang harmonis dan saling tolong menolong antar semua warga, anggota masyarakat Nagari selalu

54

berusaha berkomunikasi dengan semua orang dengan bahasa yang tidak langsung, disebut baso-basi. Selain itu, pada rites of passage seperi kelahiran, khitanan, perkawinan, dan kematian selalu diadakan acara adat dengan format yang khusus dan baku, tetapi dapat sedikit berbeda antara satu Nagari dengan Nagari lainnya, sesuai dengan prinsip adat selingkar Nagari. SILA 3: Persatuan Indonesia A. Ikatan Marga 1. Orang Batak Toba Sumatera Utara Marga adalah istilah orang

Batak Toba untuk menyebut leluhur induk dari silsilah keluarga dan kekerabatan mereka. Sebagai

sebuah tradisi, marga telah menjadi identitas dan status social orang Batak Toba yang masih bertahan hingga saat ini. Orang Batak menganut falsafah kekeluargaan dan

kekerabatan yang disebut dengan Tungku nan Tiga (tungku tiga kaki). Dalam bahasa Batak Toba, falsafah ini disebut Dalihan na Tolu (tungku posisi duduk). Falsafah ini mengajarkan kepada orang Batak Toba bahwa sejak lahir hingga meninggal kelak, orang Batak harus jelas struktur hubungan kekeluargaan dan kekerabatannya. Falsafah Dalihan na Tolu berisi tiga kedudukan penting orang Batak Toba

55

dalam kekerabatan, yaitu hula-hula, tondong, dongan tubu atau sinna dan boru. Orang Batak Toba meyakini bahwa bentuk kekerabatan berdasarkan garis ketururunan ini didasarkan pada silsilah (Tamboro) yang berujung pada si Raja Batak. Berdasarkan keyakinan ini maka semua orang Batak diyakini pasti memiliki marga. Kekerabatan orang Batak Toba yang ditentukan berdasarkan wilayah pemukiman terlihat dari terbentuknya kesepakatan terhadap tradisi adat-istiadat yang ada di setiap wilayah. Sebagai contoh, orang Batak yang bermukim diwilayah Mandaililng, mereka akan

membentuk suatu tradisi adat-istiadat yang memiliki corak sendiri dibandingkan dengan adat-istiadat suku Batak yang bermukim di Toba. Hala ini dapat terjadi meskipun orang Batak yang bermukim ini memiliki daya rekat yang sama kuat dengan kekerabatan yang berdasarkan keturunan. Hal ini tergambar dalam peribahasa Batak Toba yang berbunyi jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul yang artinya semua orang menakui bahwa hubungn garis keturunan adalah sudah pasti dekat, tetapi dalam system kekerabatan Batak lebih dekat lagi hubungan karena bermukim di satu wilayah.

56

2.

Papua Bagian Barat Suku Biak merupakan suku Melanesia

terbanyak yang menyebar di pantai utara Papua, karena itu bahasa Biak juga terbanyak digunakan dan dianggap sebagai bahasa persatuan Papua. Akibat hubungan daerahdaerah pesisir Papua dengan Sultan-Sultan Maluku maka terdapat beberapa kerajaan lokal (pertuanan) di pulau ini, yang menunjukkan masuknya sistem feodalisme yang merupakan bukan budaya asli etnik Papua. Kerajaankerajaan tersebut diantaranya : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Kerajaan Waigeo Kerajaan Misool/Lilinta (marga Dekamboe) Kerajaan Salawati (marga Arfan) Kerajaan Sailolof/Waigama (marga Tafalas) Kerajaan Fatagar/(marga Uswanas) Kerajaan Rumbati (marga Bauw) Kerajaan Atiati (marga Kerewaindai) Kerajaan Sekar (marga Rumgesan) Kerajaan Patipi Kerajaan Arguni Kerajaan Wertuar (marga Heremba) Kerajaan Kowiai/kerajaan Namatota

m. Kerajaan Aiduma n. Kerajaan Kaimana

57

3.

Seluruh Indonesia Orang Indonesia memberikan nama Indonesia kepada anakanak mereka dengan berbagai cara. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan beragam budaya dan bahasa daerah, Indonesia tidak memiliki satu aturan tertentu dalam pemberian nama. Beberapa suku tertentu memiliki nama marga yang diturunkan dari orang tua ke anaknya. Suku-suku lain tidak mengenal nama keluarga. Konsep nama keluarga tidak dikenal dalam beberapa budaya Indonesia, misalnya budaya Jawa. Karena itu, banyak orang sampai saat ini hanya memiliki satu nama, yaitu nama pemberian. Apabila mereka kemudian pergi atau menetap di negara-negara yang mengharuskan setiap penduduknya untuk memiliki minimal dua nama (nama pemberian dan nama keluarga), kesulitan dapat terjadi. Pemecahan yang biasanya diambil adalah mengulang nama tersebut dua kali. Beberapa budaya lain memiliki peraturan mengenai nama keluarga atau nama marga. Dalam budaya Batak dan Minahasa misalnya, nama marga ayah diwariskan kepada anak-anaknya (patrilineal) secara turun-temurun. Dalam budaya Minangkabau, pria yang sudah menikah akan diberikan gelar di belakang namanya, sedangkan untuk wanita pada umumnya tidak bergelar. Orang ArabIndonesia juga memberikan nama keluarga di belakang namanya, misalnya Hambali, Shihab, Assegaf, dan lain-lain. Kemudian orang Jawa, Bali, dan beberapa orang Madura, serta Sunda juga sering menggunakan nama yang berasal dari bahasa

58

Sanskerta. Sejak kebijakan pemerintahan Soeharto di zaman Orde Baru, orang-orang Tionghoa dilarang menggunakan nama Tionghoa dalam administrasi negara. Sehingga mayoritas dari mereka memilki nama Indonesia di samping nama Tionghoa. Dalam nama

Indonesianya, orang Tionghoa sering menyelipkan nama marga dan keluarganya. Beberapa contoh: Sudono Salim (marga: Liem), Anggodo Widjojo (marga: Ang)

SILA 4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Sila ke empat yang berbunyi

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan memiliki nilai hikmat dan musyawarah mufakat. Bangsa Indonesia sendiri jauh sebelum adanya Pancasila sudah mengenal system pemecahan

masalah dengan musyawarah mufakat. Mulai dari masyarakat Sumatera sampai bumi Papua. 1. Budaya Musyawarah Masyarakat Jawa Dalam perspektif Jawa, sudah menjadi ketetapan adat manakala sedang ada masalah, maka penyelesaian masalahnya didekati dengan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab. Leluhur orang Jawa mengajarkan yen ana dirembug, nanging olehe ngrembug nganti sareh. Apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu jika sedang menyelesaikan masalah yang

59

menyebabkan perselisihan hendaknya dilaksanakan dengan hati tenang dan kepala yang dingin (Tinarbuko, 2011) 2. Budaya Musyawarah Masyarakan Minangkabau Produk budaya Minangkabau yang cukup menonjol ialah sikap demokratis pada masyarakatnya. Sikap demokratis pada masyarakat Minang disebabkan karena sistem pemerintahan Minangkabau terdiri dari banyak nagari, dimana pengambilan keputusan haruslah berdasarkan pada musyawarah mufakat. Selain itu tidak adanya jarak antara pemimpin dan rakyat, menjadi faktor lain tumbuh suburnya budaya demokratis di tengah masyarakat Minang. Hal ini terdapat dalam pernyataan adat bahwa "pemimpin itu didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting". Dalam budaya Minang juga terdapat pusat gelanggang yang disebut pemedenan atau gelanggang. Pemedenan yaitu suatu lapangan luas yang terletak di luar perkampungan, digunakan untuk menyelesaikan

persengketaan antara perorangan, antar kaum,, dan antara nagari yang tidak dapat diputuskan oleh penghulu masing-masing. 3. Budaya Musyawarah masyarakat Lombok Penduduk asli pulau Lombok adalah suku Sasak. Mereka berperawakan seperti layaknya orang Indonesia, berkulit sawo matang (kalaupun sedikit gelap itu karena pengaruh sinar matahari). Penduduk Sasak Asli masih banyak ditemukan di pelosok-pelosok pulau Lombok, khususnya di kakikaki Gunung Rinjani sebelah utara yang rimbun. Masyarakat suku Sasak sudah menerapkan musyawarah mufakat sejak sebelum Pancasila sila ke-4 diproklamirkan. Dalam memilih kepala dusun masyarakat Sasak sudah mengenal musyawarah. Dari hasil musyawarah

60

dengan penduduk dusun maka kepala dusun terpilih akan menjabat selama 8 tahun kepengurusan. Selain itu adalah adanya tradisi begundem dan sangkep yang bisa membuktikan jika masyarakat Sasak sudah mengenal musyawarah sebelum lahirnya Pancasila. Begundem merupakan kegiatan musyawarah yang dipimpin oleh seorang kepala dusun (jeroarah) yang berguna untuk menyelesaikan masalah dalam wilayah dusun. Sedangkan sangkep adalah kegiatan musyawarah yang dipimpin oleh kepala kampung (keliang) yang berguna untuk menyelesaikan masalah dengan skala yang lebih luas dari begundem. 4. Budaya Musyawarah Masyarakan Tana Toraja Masyarakat Toraja memiliki lembaga dan organisasi sosial yang mengelola kehidupan di lingkungan permukiman pedesaan. Setiap daerah adat besar terdiri dari beberapa kelompok adat yang dikuasai oleh satu badan musyawarah adat yang disebut Kombongan Ada. Setiap Kombongan Ada memiliki beberapa penguasa adat kecil disebut Lembang. Di daerah lembang masih terdapat penguada adapt wilayah yang disebut Bua. 5. Budaya Musyawarah masyarakat Bali Masyarakat Bali mengenal budaya banjar yaitu budaya musyawarah yang dipimpin oleh ketua adat dan melakukan musyawarah rutin di aula atau alun-alun di tiap desa. Kegiatan dalam setiap banjar yaitu pembicaraan seputar upacara adat, ceramah agama, maupun sosialisasi kegiatan lainnya. Orang-orang yang datang ke Banjar bukan hanya para tetua adat tetapi seluruh penduduk yang tinggal dalam banjar tersebut.

61

6.

Budaya Musyawarah Masyarakat Papua Suku Asmat Masyarakat Asmat mengenal sistem kemasyarakatan disebut Aipem. Pemimpin Aipem biasanya mengambil prakarsa untukmenyelenggarakan musyawarah guna membicarakan suatu persoalan atau pekerjaan.Syarat untuk dapat dipilih menjadi pemimpin Aipem yaitu harus orang-orang yangpandai berkelahi, kuat dan bijaksana.

SILA 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Bukti-bukti adanya korelasi antara nilai sila kelima pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dengan kebudayaan tradisional Indonesia sudah tampak mulai jaman purba. Hal itu tercermin dari adanya upaya menimbun hasil tani untuk kepentingan bersama dan bukti-bukti berupa bangunan misalnya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbung desa yang semuanya bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh seluruh penduduk desa dengan adil. Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita sejarah misalnya sejarah kerajaan Kalingga, sejarah Raja Air Langga, Sunan Kali Jaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Tiga Piatu, To Mampatawine To Kai Langi Mai, dan lain-lain. Bukti-bukti berupa perbuatan misalnya menolong fakir miskin, adat menerima tamu. Contoh bukti lainnya yaitu : 1. Batak Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mendapat tanah tadi tetapi tidak boleh

62

menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan. Adanya nilai kebudayaan di Batak yang dikenal dengan uhum dan ugari. Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji. 2. Bali Adanya sistem irigasi Subak di Bali yang mengatur pengairan sawah para petani secara bergiliran, tersebut melalui proses musyawarah. 3. Jawa Menyediakan air kendi di muka rumah bagi orang yang membutuhkan, selamatan waktu mengetam padi, selamatan waktu mempunyai hajat tertentu, 4. Bugis, Kalimantan Masyarakat Bugis memiliki tradisi khusus pada pola panen hasil sawahnya. Mulai dari turun ke sawah, membajak, sampai tiba waktunya panen raya. Ada upacara appalili sebelum pembajakan tanah. Ada Appatinro pare atau appabenni ase sebelum bibit padi disemaikan. Ritual ini juga biasa dilakukan saat menyimpan bibit padi di possi balla, sebuah tempat khusus terletak di pusat rumah yang ditujukan untuk menjaga agar tak satu binatang pun lewat di atasnya. Lalu ritual itu dirangkai dengan massureq, membaca meong palo karallae, salah satu epos Lagaligo tentang padi. yang penentuan giliran

63

Dan ketika panen tiba digelarlah katto bokko, ritual panen raya yang biasanya diiringi dengan kelong pare. Setelah melalui rangkaian ritual itu barulah dilaksanakan Mapadendang. Di Sidrap dan sekitarnya ritual ini dikenal dengan appadekko, yang berarti adengka ase lolo, kegiatan menumbuk padi muda. Appadekko dan Mappadendang konon memang berawal dari aktifitas ini. Bagi komunitas Pakalu, ritual mappadendang mengingatkan kita pada kosmologi hidup petani pedesaan sehari-hari. Padi bukan hanya sumber kehidupan. Ia juga makhluk manusia. Ia berkorban dan berubah wujud menjadi padi. Agar manusia memperoleh sesuatu untuk dimakan, yang seolah ingin menghidupkan kembali mitos Sangiyang Sri, atau Dewi Sri di pedesaan Jawa, yang diyakini sebagai dewi padi yang sangat dihormati. 5. Minahasa, Maluku Rumah nenek moyang masyarakat Minahasa dibangun dalam bentuk rumah panggung dengan ukuran yang besar. Rumah panggung tersebut dapat menampung lebih dari satu keluarga. Semua aktivitas, mulai dari tidur, makan, dan memasak dilakukan di rumah panggung ini. Semua keluarga yang tinggal dalam rumah panggung ini saling membantu, mulai dari berbagi makanan, ruang tamu dan lain-lain. Sikap tenggang rasa dan saling peduli sangat dibutuhkan agar tercipta perasaan damai sehingga meminimalisir timbulnya konflik.

64

DAFTAR PUSTAKA M.C. Ricklefs,(terj) 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi. hal, 314. http://togadebataraja.blogspot.com/2012/04/kepercayaan-asli-kuno-sukubatak.html http://indonesia-life.info/kolom2/msgview/250/58199/no/58199.html http://emzokombozo.freevar.com/index.php?page=berita_baru&data=36 http://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/sistem-kepercayaan-orangbaduy-jawa.html Koentjaraningrat, dkk. (1993). Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta. Gramedia. http://aligufron.multiply.com/journal/item/19/Sistem_Kepercayaan_Orang_ Asmat_di_Papua_Selatan Referensi: Koentjaraningrat, dkk. 1993. Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Sumber tulisan: http://uun-halimah.blogspot.com/2008/10/sistemkepercayaan-orangarso-papua.html http://banuadayak.blogspot.com/2010/08/kepercayaan-dan-agama-orangdayak.html http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/16/mengenal-suku-kajang http://research.amikom.ac.id/index.php/DTI/article/view/5630 http://almuzakky.blogspot.com/2011/10/penerapan-sila-kemanusiaanyang-adil.html http://dc159.4shared.com/doc/A9eWDHOr/preview.html

65

BAB III PANCASILA DAN IDEOLOGI-IDEOLOGI LAIN

A. Latar belakang Sebagai dasar Negara Indonesia Pancasila memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pada hakikatnya merupakan hasil penuangan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Melalui pendidikan Pancasila warga Negara Republik Indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisis dan menjawab masalah masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita cita dan tujuan nasional seperti digariskan di dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia. Dengan pedoman Pancasila para pedahulu kita bisa mempersatukan berbagai golongan dan kelompok. Selain ideologi Pancasila ada banyak ideologi lain yang berkembang didunia yaitu ideologi Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme dan Sosialisme. Semua itu memiliki banyak perbedaan dengan ideologi Pancasila. Maka dari itu makalah ini akan membahas berbagai perbedaan ideologi Pancasila dengan beberapa ideologi yang berkembang didunia.

66

B. PEMBAHASAN Ideologi berasal dari kata iden dan logos. Ideologi diartikan sebagai ilmu tentang idea atau gagasan. Seperti dikemukakan oleh 1) Destutt de Tracy seorang filsuf Prancis bahwa ideologi merupakan ilmu yang mempelajari gagasan atau ide manusia beserta kadar kebenarannya. 2) W. White merumuskan bahwa ideologi merupakan cita-cita politik atau doktrin/ajaran dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-badakan. 3) Oetoyo Oesman dan Alfian mendefinisikan bahwa ideologi berintikan serangkaian nilai/norma atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat/bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup. Umumnya ideologi dianut oleh sekelompok masyarakat, bangsa atau negara. Pengertian ideologi mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Ideologi merupakan keseluruhan pemikiran, cita, rasa, serta segala upaya di bidang politik.; 2. Ideologi merupakan falsafah hidup maupun pandangan hidup suatu bangsa.; 3. Ideologi merupakan asas pendapat atau keyakinan yang dicita-citakan sebagai dasar pemerintahan negara.; 4. Ideologi merupakan merupakan sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi dalam kehidupan.; 5. Ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan menyangkut tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa ideologi bangsa adalah suatu paham atau ajaran yang dihasilkan dari pemikiran manusia. Ideologi melandasi cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna

67

mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan. Dalam sebuah ideologi terkandung tiga unsur yaitu : 1. Adanya nilai-nilai yang diyakini.; 2. Adanya cita-cita; 3. Adanya upaya mewujudkan ideologi tersebut dalam kenyataan. Suatu negara yang berdiri tentu memiliki tujuan, cita-cita serta bentuk kehidupan yang didambakan. Di samping adanya tujuan, setiap bangsa memiliki kewajiban untuk menjaga keberadaan bangsa dan negara tersebut agar tetap kokoh berdiri di tengah percaturan internasional. Ideologi sebuah negara yang berisi rumusan atau konsep tentang berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya, maupun hankam, dapat menunjang keutuhan negara tersebut di dalam pergaulan internasional. Rumusan tersebut diwujudkan dalam cara berpikir dan bertindak dalam kehidupan bernegara. Ideologi sangat penting bagi sebuah negara dalam rangka : 1) Memberi landasan tentang cara berpikir dan bertindak bagi segenap bangsa dalam mencapai tujuannya; 2) Membentuk identitas atau jati diri melalui nilai-nilai yang diyakini sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman; 3) Memberi arah bagi negara dalam mewujudkan cita-cita dan kehidupan yang diinginkan; 4) Memberi pegangan bagi bangsa dan negara agar tidak mudah terpengaruh dan terbawa oleh arus negara lain; serta 5) Sarana mempersatukan bangsa dan negara dalam rangka menjaga kedaulatan negara. Tanpa ideologi yang jelas suatu bangsa akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh pengaruh dunia internasional. Bahkan, tanpa ideologi bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan dan berdiri kokoh.

68

Ideologi Liberalisme Ideologi Liberal adalah aliran pikiran perseorangan atau individualistic. Ideologi ini tidak dibatasi oleh ajaran ajaran filsafah.Ajarannya bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa , kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Ciri ciri Ideologi Liberal , antara lain adalah mempercayai adanya Tuhan, mengakui persamaan dasar manusia dan menghargai pemikiran manusia, lebih mengutamakan kepentingan individu. Berikut ciri-ciri negara yang menganut ideologi liberalism, sekulerisme, artinya adanya negara sama sekali tidak mengatur kehidupan beragama; masyarakat cenderung individualistis; kegiatan ekonomi cenderung kapitalis yang mengutamakan pengembangan modal sebesar-besarnya; kepemilikan alat produksi dan kegiatan ekonomi diserahkan pada setiap individu; kekuasaan dalam

negara antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif dipisahkan secara tegas; kegiatan koperasi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.; paham liberalisme tidak melarang ateisme/tidak beragama. Inti ajaran liberalisme adalah kebebasan individu, sehingga cenderung terjadi free fight liberalisme atau persaingan bebas dalam segala bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Negara liberal cenderung terbentuk masyarakat yang individualistis atau mementingkan kepentingan sendiri dan kapitalis. Kapitalis artinya mengutamakan pengembangan modal dan laba sebesar-besarnya. Contoh negara yang menganut ideologi liberalisme, yaitu Inggris, Prancis, Amerika Serikat, dan Kanada.

69

Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara khusus norma-normanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dikatakan bahwa hal-hal yang terdapat di dalam Liberalisme terdapat di dalam pasal-pasal UUD 1945, tetapi Pancasila menolak Liberalisme sebagai ideologi yang bersifat absolutisasi dan determinisme.

Ideologi Komunisme Ideologi Komunis merupakan penerapan ajaran sosialis radikal marxisme-leninisme. Pokok-pokok ajaran ideologi ini adalah tidak mempercayai adanya Tuhan(atheisme), menyanggah persamaan manusia dan tidak terdapat pengakuan terhadap hak asasi manusia, legalitas tindakan kekerasan, sistem perekonomian yang sentralistik (diatur oleh pusat), kekuasaan dipegang oleh satu golongan, omunisme bersumber dari ajaran Marxisme-Leninisme. Marxisme yang berasal dari gagasan Karl Marx. Komunisme sebagai anti Kapitalisme menggunakan sistem Sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunisme juga disebut anti Liberalisme. Ideologi komunisme merupakan kebalikan dari liberalisme. Segala kegiatan ekonomi, alat produksi, sosial budaya sepenuhnya dikuasai oleh negara. Setelah dikembangkan oleh Lenin, ide-ide komunisme berkembang menjadi ajaran Leninisme. Leninisme berawal dari gerakan revolusi dengan dukungan kaum buruh dan demokrat di Eropa Barat. Gerakan tersebut kemudian berkembang di Rusia dan menyebar ke penjuru dunia. Semboyan

70

gerakan ideologi komunisme adalah proletar sedunia bersatulah. Dalam ideologi komunisme, tidak ada jaminan kehidupan beragama. Penerapan sistem pemerintahan dalam ideologi komunisme cenderung diktator. Ideologi komunisme dianut oleh negara RRC, Rusia, Polandia, Hongaria, Republik, Ceko dan Kuba. Negara yang menganut ideologi komunisme memiliki ciri-ciri antara lain adalah penghapusan hak-hak individu; negara tidak mengakui agama, kehidupan beragama diserahkan setiap individu. bahkan negara membolehkan paham atiagama; penguasaan atas alat produksi kegiatan ekonomi sepenuhnya dikuasai negara (etatisme), dan tidak memberi kesempatan kepada peran swasta; berbagai bidang kehidupan, pendidikan, sosial dan budaya dikuasai negara; sistem pemerintah cenderung diktator; kekuasaan negara dikuasai satu partai dominan, yaitu Partai Komunis; kurangnya jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara. Dalam Komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Jadi perubahan sosial dimulai dari buruh, namun

pengorganisasian buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai.

Ideologi Agama Ideologi Agama adalah ideology yang bersumber pada falsafah agama yang termuat dalam kitab suci suatu agama . Ciri-ciri ideologi agama antara lain adalah urusan Negara dan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan hukum agama, hanya ada satu agama resmi dalam suatu Negara, negara berlandaskan agama.

71

Agama Sebagai Ideologi pada tataran individu, etika berfungsi sebagai proses awal pembentukan indentitas. Konstruksi identitas akan

memberikan kesadaran untuk mempercayai segala kebenaran yang disampaikan oleh suatu agama. Jika seorang penganut agama sudah punya kesadaran tentang identitasnya dalam suatu agama, maka komitmennya pada agama tidak akan diragukan lagi. Dapat dikatakan bahwa militansi seorang penganut agama berawal dari pembentukan identitas pada dirinya. Adanya identifikasi spesifik di antara anggota kelompok. Termasuk masalah komitmen di antara mereka dapat kita lihat pada cerita kepahlawanan ataupun perilaku yang menidentikan perlawanan antara yang baik dan jahat. Tradisi keagamaan selalu menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka pada beberapa perilaku yang dianggap salah dan juga memberikan restu pada perilaku yang dianggap benar. Konsep ini juga memberikan pemahaman untuk memberikan reward pada pelaku agama, yang benar diberikan pahala sedangkan yang salah diberikan dosa. Identitas kelompok (agama) inilah yang menjadikan awal ideologisasi agama bagi pemeluknya. Ideologi sendiri berfungsi untuk mempengaruhi kehidupan suatu kelompok agar sesuai dengan apa yang telah digariskan sejak awal oleh agama tersebut. Di sisi lain pada tingkat lebih lanjut identitas agama memberikan harapan besar bagi masyarakat untuk maju, karena membentuk moral personal dan juga solidaritas bagi masing-masing pemeluk agama. Namun demikian, sebagaimana ideologi, agama tidak

akan serta-merta dipercaya oleh para penganutnya, dalam keadaan ini konstruksi identitas memberikan pengamanan akan keraguan tersebut. Hingga penerimaan akan sebuah kepercayaan mutlak dan mesti dilakukan.

72

Pada dataran inilah kebanyakan pemerhati keagamaan memetakan asalmula tindakan kekerasan atas nama agama muncul. Menurut penulis sendiri agama sebagai Ideologi tidaklah menjadi pokok persoalan, ketika ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi hidup di dunia dan akhir nanti. Karena memang setiap agama menawarkan rasa aman kepada pengikutnya. Tentunya perasaan seperti inilah yang dicari oleh setiap pengikut agama. Rasa aman memberikan ketenangan kepada manusia akan kehidupan setelah mati, seperti apa yang selalu di informasikan oleh setiap agama di dunia ini. Permasalahannya adalah pembenaran tindak kekerasan terhadap kelompok lain. Negara yang menganut ideologi berdasar agama dinamakan teokrasi atau negara agama. Negara agama adalah negara yang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan mendasarkan diri pada hukum agama tertentu. Contohnya : Saudi Arabia berdasarkan Islam dan Vatikan Roma berdasarkan Kristen. Negara teokrasi sulit dilaksanakan bila dalam sebuah terdapat keanekaragaman agama.

Ideologi Pancasila Ideologi Pancasila adalah Ideologi yang bersumber dari seluruh nilainilai Pancasila yang terdapat pada sila yang satu dengan sila yang lainnya. Ciri-ciri Ideologi ini antara lain adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemerintahan berdasarkan persetujuan rakyat, dan negara

berdasarkan atas hukum. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian (BP7 Pusat,1991 : 192), Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka khususnya di

73

Negara Republik Indonesia. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memberikan orientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki dimensi-dimensi idealitas, normatif, dan realitas. Ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah ideologi Pancasila. Pancasila digunakan sebagai landasan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi Pancasila bersumber dan digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Prinsip ideologi Pancasila adalah terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bangsa dan negara.

C. PENUTUP

a. Kesimpulan Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah bagian dari Ideologi bangsa yang diangkat dari nilai nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Ideologi dapat diartikan sebagai suatu gagasan dan buah pikiran yang dikembangkan secara keseluruhan yang tersusun secara sistematis untuk mewujudkan tujuan dan cita- cita suatu Negara. Pancasila sebagai Ideologi bangsa menunjukkan adanya

74

keseimbangan ide dan gagasan serta tidak bersifat absolute dalam memandang manusia dan kehidupan bernegara, sedangkan Liberalisme, Komunisme lebih bersifat mutlak atau totaliter. Keduanya juga cenderung menutup mata akan adanya dampak individualisme dan persaingan. Selain itu, jika dibandingkan dengan Pancasila, Sosialisme sering dikatakan sebagai antitesa Kapitalisme, yang tingkah laku ekonomi dikuasai oleh kepentingan untuk memperoleh keuntungan maksimal lewat persaingan bebas, sistem pasar, dan harga.

b. Saran Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia. Jadi, Indonesia saat ini sangat membutuhkan sebuah idiologi dalam menjalankan pemerintahan ini ke depan. Tidak lain ideologi itu adalah Pancasila. Sebelumnya melangkah lebih jauh, sangat perlu kita memahami apa arti dari ideologi dan apa itu Pancasila sebenarnya.

75

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly M. 2003.Pendidikan Pancasila. Jakarta : Gramedia Purwastuti, L. Andriani.2002.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : UNY Press http://thehilmanscoy.blogspot.com,Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lainnya http://slowdownthing.blogspot.com,Perbedaan Ideologi Pancasila, Komunis dan Sosialis http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2276673-ideologibangsa/#ixzz2DWvWvskm

76

BAB V PAPARAN TENTANG IDEOLOGI AGAMA MERUPAKAN POTENSI ANCAMAN TERHADAP KEDERADAAN IDEOLOGI PANCASILA DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM

A. LATAR BELAKANG Aceh yang terletak di posisi strategis (dekat dengan Selat Malaka), menjadi pusat perdagangan dan wilayah pemeluk Islam yang pertama di Nusantara. Masa kejayaan kesultanan tahun 1610 dan 1640 membawa Aceh menjadi bangsa yang masyur dan berdaulat. Pada masa kejayaan kesultanan ini terjadi konflik menentang Belanda yang ingin menguasai wilayah Aceh. Hal ini menimbulkan perlawanan rakyat sehingga terjadi perang panjang (1873-1904) dan secara sporadis hingga tahun 1942. Di masa penjajahan Jepang, konflik sengaja diciptakan. Belanda dengan politik devide et imperanya membuat kelompok uleebalang (bangsawan tuan tanah) dan kaum ulama berseteru. Kemenangan kaum ulama yang dipimpin Daud Beureurh menciptakan masyarakat lebih religius, dengan menjalankan syariat Islam dan mengembalikan Aceh pada masa kejayaan kesultanan. Pada masa kemerdekaan Indonesia, kuatnya gerakan

kemerdekaan Indonesia yang dipimpin Soekarno-Hatta, mendorong rakyat Aceh mendukung gerakan tersebut. Bahkan, rakyat Aceh bersedia menyumbangkan pesawat Dakota untuk kepentingan

77

perjuangan Republik pada tahun 1948; kemudian ini menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan Garuda. Setelah penyerahan kedaulatan Belanda ke Republik, Aceh digabungkan dengan Sumatera Timur. Walaupun Daud Beureueh diangkat sebagai gubernur militer RI di daerah ini, Daud merasa kecewa dengan penggabungan ini dan muncul konflik baru. Faktor lain pemicu konflik adalah kecurigaan terhadap pemerintah pusat yang menempatkan seorang komandan militer di Aceh yang dianggap komunis dan terhadap kabinet baru (PNI) yang tidak menerima permintaan Daud Beureueh untuk status khusus bagi Aceh dalam penerapan syariat Islam. Kekecewaan itu melahirkan gerakan perlawanan untuk membentuk Negara Islam Indonesia/Darul Islam (NII/DI) yang dipimpin langsung Daud Beureueh dan didukung sebagian rakyat Aceh. Perlawanan ini diatasi oleh pemerintah dengan mengangkat perwira asal Aceh untuk menjadi pimpinan militer tertinggi sekaligus berperan sebagai penyebar gagasan pemerintah terhadap penyelesaian

perlawanan DII/NI, memberi status khusus pada Aceh sebagai daerah otonomi luas terutama dalam urusan agama, pendidikan dan adat istiadat serta terpisah dari Sumatera Timur. Pemberlakuan ini tidak lama bertahan karena ketika Orde Lama diganti Orde Baru, kebijakan pembangunan industrialisasi multinasional dilakukan. Ini mendorong Aceh ke arah daerah yang sekuler. Peraturan syariat Islam dan lembaga adat seperti Tuha Peut, Gampong, Keuchik, Sago dan Mukim dihapus, diganti dengan peraturan yang diseragamkan dari pusat ke semua

78

daerah Aceh. Kebijakan yang sentralistis ini menimbulkan jurang lebar antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Situasi ini mendorong beberapa kalangan di masyarakat Aceh berkeinginan untuk menjadikan Aceh sebagai negara makmur, berdaulat dan islami. Keinginan inilah sebagai cikal bakal berdirinya Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin Hasan Tiro. Pemerintah Orde Baru kemudian melakukan tindakan yang sangat represif. Pemerintah menghancurkan gerakan ini melalui operasi militer. Yang terjadi selanjutnya adalah pemberlakuan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) sejak 1989 hingga 1998. Selama DOM berbagai pelanggaran HAM telah terjadi. Tercatat 534 korban jiwa dan 114 yang diculik (YAPPIKA, Aceh). Pelanggaran HAM terjadi dengan alasan bahwa korban adalah anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kekerasan demi kekerasan terjadi, pencabutan status DOM tahun 1998 tidak berpengaruh pada berkurangnya berbagai

pelanggaran HAM di Aceh. B. LANDASAN HUKUM

1. Islam secara expressiv verbis terdapat Eksistensi ideologi pada


Pembukaan UUD 1945 sekaligus sebagai Pancasila yaitu, Ketuhanan yang Maha Esa yang terkesan mengutip ayat pada Q.S. Al-Ikhlas ayat (1) yaitu: Katakanlah bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 disebutkan yaitu Negara berdasar


atas Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga dapat disimpulkan bahwa UUD 1945 mempunyai nilai keislaman yan tinggi yang

79

berhubungan dengan aqidah (keyakinan) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

3. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR-RI/1999 tentang GBHN, Bab IV,


Arah Kebijakan, A. Hukum, butir 2, menetapkan bahwa hukum Islam, hukum Adat, hukum Barat adalah sumber pembentukan hukum nasional.

4. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan sifat bangsa yang


percaya bahwa terdapat kehidupan lain di masa nanti setelah kehidupan di dunia sekarang. Ini memberi dorongan untuk mengejar nilai-nilai yang dianggap luhur yang akan membuka jalan bagi kehidupan yang baik di masa nanti.

5. Undang-Undang nomor 44 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

6. UU No. 18 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propinsi


Daerah Istimewa Aceh sebagai Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (selanjutnya UU PNAD) membawa perkembangan baru di Aceh dalam sistem peradilan. Pasal 25 26 UU PNAD mengatur mengenai Mahkamah Syariyah NAD yang merupakan peradilan syariat Islam sebagai bagian dari sistem peradilan nasional. C. KEJADIAN-KEJADIAN PENTING DI ACEH Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah propinsi yang berdasarkan pada syariat Islam di Indonesia, mengingat mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Keberadaan Aceh sebagai daerah otonom yang bersyariat Islam tidak mudah di dalam negara kesatuan

80

Republik Indonesia yang pluralistik. Apalagi adanya konflik bersenjata antara tentara Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik yang memporakporandakan ekonomi, politik, sosial dan budaya Negeri Serambi Mekah ini belum juga berujung perdamaian. Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang berjuang untuk memisahkan diri dari Indonesia muncul pada tahun 1976 dan terus berlanjut maju mundur hingga ditandatanganinya perjanjian

perdamaian di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Pada pokoknya pemberontakan tersebut selalu bersifat nasionalis dan pemimpin GAM tidak pernah menunjukkan ketertarikan yang serius untuk bekerja sama dengan sesama kelompok Muslim di tempat lain. Lampu hijau untuk menerapkan hukum Islam pada tahun 1999 merupakan bagian dari sebuah upaya setelah jatuhnya Presiden Soeharto untuk mendapatkan sebuah penyelesaian politik atas konflik yang terjadi di Aceh. Hal ini lebih didasarkan atas penilaian dari elit politis Jakarta dan Aceh mengenai apa yang dapat meredam sebuah daerah yang menderita oleh konflik, pelanggaran HAM dan eksploitasi ekonomi selama bertahun-tahun. Hukum Islam mendapatkan

dukungan, khususnya karena sistem peradilan biasa yang jarang sekali memberikan keadilan bagi masyarakat Aceh, sudah tidak berfungsi sama sekali akibat perang. Syariat dipromosikan sebagai sebuah obat mujarab: banyak yang berharap syariat akan mampu menghapuskan penyakit sosial, menghasilkan sebuah masyarakat yang egalitarian atau sederajat, dan meminjam kata-kata yang dipakai oleh seorang

81

akademis, membuat rakyat Aceh menjadi "jujur, hemat, rajin belajar dan bekerja, setia, cerdas serta matang secara emosi. Aceh adalah salah satu daerah dalam wilayah Republik Indonesia yang memiliki keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah. Legitimasi ini diberikan oleh pemerintah pusat untuk memenuhi harapan masyarakat Aceh yang menginginkan daerah ini berlaku hukum syariat sebagaimana dahulu kala di masa kesultanan Aceh. Akhirnya pemerintah pusat menyetujui dengan membuat UU No. 44 tahun 1999 yang antara lain mengatur tentang syariat Islam di Aceh. Selanjutnya untuk mengatur tentang pelaksanaan syariat Islam tersebut, dibuatlah Perda No. 5 tahun 2000. Perda No. 5 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat Islam menyatakan bahwa seluruh aspek syariat akan diterapkan, termasuk yang berhubungan dengan aqidah, ibadah, transaksi ekonomi, akhlak, pendidikan dan dakwah agama; baitu al-mal; kemasyarakatan, termasuk cara berbusana bagi Muslim; perayaan hari raya Muslim; pembelaan Islam; struktur wilayatu peradilan, al-hisbah peradilan (WH) pidana dan badan

warisan.Membentuk

sebagai

pengawasan dan penegakan syariat, tetapi tidak ada perincian mengenai bagaimana ia berfungsi. D. HIKMAH YANG DAPAT DIAMBIL 1. Negara Indonesia adalah termasuk sistem Negara yang ketiga, yaitu yang mengakui syariat dan sistem hukum nasional berlaku bersama-sama dalam suatu Negara. Sebagaimana diketahui, Indonesia bukanlah negara yang berideologi Islam, melainkan

82

Pancasila. Berdasarkan hal tersebut, ada suatu pertanyaan yang memerlukan analisis mendalam tentang kedudukan Daerah Istimewa Aceh. 2. Ada semacam Negara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat memicu timbulnya keinginan-keinginan yang serupa di daerah lain, dengan mayoritas agama yang lain pula. 3. Hukum positif yang berlaku di Indonesia agar tetap efektif dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dinamika masyarakat, haruslah menjadi hukum yang hidup di masyarakat dengan

menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat. Dengan kata lain, hukum positif baru akan berlaku secara efektif apabila berisikan atau selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Hal ini berdasarkan dari tujuan hukum itu sendiri, yaitu : 1. Kepastian (hukum harus ditegakkan: jika hukum yang ditegakkan dibuat tidak bersumber dari aspirasi masyarakat luas, maka penegakan hukum menjadi semu); 2. Ketertiban (hukum harus dipaksakan: jika hukum yang dipaksakan dibuat tidak berdasarkan aspirasi masyarakat luas, maka pemaksaan menjadi otoriterisme); 3. Kedamaian (tolok ukur kedamaian apabila kepentingan dan hak semua pihak terlindungi);

83

DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah Bintang, http://diskursusislam.wordpress.com/tag/luarbiasa-penduduk-aceh/, diakses tganggal 28 Nopember 2012 Rasyid Rizani KEDUDUKAN QANUN JINAYAT PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL

84

BAB V KEGIATAN KENDURI DIKAITKAN DENGAN NILAI PANCASILA

A.

Latar Belakang Kenduri adalah suatu ritual selamaten yakni berdoa bersama yang dihadiri para tetangga yang dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang dituakan di satu lingkungan Biasanya disajikan tumpeng lengkap dengan lauk pauknya yang nantinya akan dibagikan kepada yang hadir. Nasi tumpeng, atau yang banyak dikenal sebagai tumpeng saja merupakan salah satu warisan kebudayaan yang sampai saat ini masih dipercaya untuk dihadirkan dalam perayaan baik yang sifatnya simbolis maupun ritual. Dimulai dari masyarakat di pulau Jawa, Madura dan Bali, kini penggunaan tumpeng sudah menyebar ke bagian pelosok nusantara lainnya bahkan ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura bahkan Belanda. (dikenal dengan nama rijstafel). Di balik tradisi tumpeng yang biasa dipakai dalam acara selametan, terdapat nilai-nilai yang sifatnya filosofis. Tumpeng

mengandung makna-makna mendalam yang mengangkat hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan alam dan dengan sesama manusia. Asal muasal bentuk tumpeng ini ada dalam mitologi Hindu Bentuk tumpeng yang berupa kerucut dan mempunyai satu titik pusat pada puncaknya dipercaya melambangkan Gunung. Gunung, dalam

kepercayaan Hindu adalah awal kehidupan, karenanya amat dihormati.

85

Acara-acara selamatan dimana tumpeng digunakan selalu dikaitkan dengan wujud syukur, persembahan, penyembahan dan doa kepada Tuhan. Kehidupan orang Jawa sangat lekat dengan alam, mereka sadar bahwa hidup mereka bergantung dari alam. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut ditempatkan di tengah-tengah dan bermacam-macam lauk pauk disusun di sekeliling kerucut tersebut. Penempatan nasi dan lauk pauk seperti ini disimbolkan sebagai gunung dan tanah yang subur di sekelilingnya. Puncak sebuah upacara dimana terdapat tumpeng didalamnya ditandai dengan pemotongan bagian teratas atau terlancip kerucut nasi tumpeng tersebut. Pemotongan ini biasanya dilakukan oleh orang yang paling dituakan. Ini menyiratkan bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang masih memegang teguh nilai nilai kekeluargaan dan memandang orang tua sebagai figur yang sangat dihormati, kemudian dibagikan kepada yg hadir. B. KEGIATAN KENDURI DIKAITKAN DENGAN NILAI PANCASILA 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Dengan kegiatan kenduri terdapat : a. Mengakui bahwa berkah dan rejeki berasal dari tuhan b. Kegiatan yang nyata berupa : memuji kebesaran Tuhan dan memanjatkan doa (QS 112 Al-Ikhlas:1) Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (QS 2 Al Baqarah: 163) Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

86

(QS 2 Al Baqarah: 21-22) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS 2:) (Surah Saba: 1) Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Surah Alhasyr: 22 24) Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Quran Al-Karim Surah An-Nahl [16]: ayat 18) Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

87

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab a. Semua orang diajak, tanpa membedakan kaya dan miskin b. Tidak membedakan status c. Terdapat rasa menghargai dan menghormati (QS 49:13) Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS:al kafirun1-6) Katakanlah: Hai orang-orang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (Q:S al-Hujurat ayat: 10, 11 dan 13) 10.orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang

88

buruk sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. 3. Sila Persatuan Indonesia Kegiatan melibatkan lingkungan sekitar sehingga dapat mempersatukan setiap masyarakat (Surat Ali Imron ayat 103 dan 105) 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. 105. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (surat ke-42 asy-Syura;13) Dia Telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada

89

Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan a. Dalam pengadaan kenduri terdapat musyawarah antara anggota yang mengadakan kenduri b. Ada pembagian tugas pada pengadaanya : seperti konsumsi, undangan c. Dalam kegiatan palaksanaannya di pimpin oleh tokoh masyarakat / agama d. Sebelum acara dimulai, dapat menjadi forum komunikasi antar masyarakat e. Dalam kondisi tertentu, maka ada gotong royong saat pengadaan kenduri. Misalnya pada kegiatan kenduri pada selamatan rumah baru, kelahiran anak, peringatan orang meninggal terdapat kegiatan masak bersama, ada tetangga datang membawa sesuatu baik berupa barang atau uang. (surat Ali 'Imran (3): 159) Maka disebabkan rahmat dari Allahlah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan (tertentu). Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.

90

(QS. Asy-Syura: 38) "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat sedang urusan mereka (putuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.

5. Sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia a. Pembagian kenduri ada azas sama rata tidak ada perbedaan bagi setiap orang b. Saat orang tidak datang tetap mendapatkan pembagian kenduri (Surah Annahl: 71) Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? (Surah Al-Imran:180) Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surah Al-Furqaan: 67) Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

91

(Surah Al-Hadiid: 11) Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (Surah Adz-dzaariyaat: 19) Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. (Surah Al-Maauun: 1, 2 & 3) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

92

BAB VI KONSEP INFORMED CONCENT DALAM PANCASILA

A. Pengertian Informed Consent Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara dua pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain. Definisi operasionalnya adalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa izin atau persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya. B. Tiga elemen Informed consent 1. Threshold elements Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap). Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis. Kompetensi manusia untuk membuat keputusan sebenarnya merupakan suaut kontinuum, dari sama sekali tidak memiliki kompetensi hingga memiliki kompetensi yang penuh. Diantaranya terdapat berbagai tingkat

93

kompetensi membuat keputusan tertentu (keputusan yang reasonable berdasarkan alasan yang reasonable). Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan. Dewasa diartikan sebagai usia telah mencapai 21 tahun atau telah pernah menikah. Sedangkan keadaan mental yang dianggap tidak kompeten adalah apabila mempunyai penyakit mental

sedemikian rupa sehingga kemampuan membuat keputusan menjadi terganggu. 2. Information elements Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Pengertian berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat. Dalam hal ini, seberapa baik informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar, yaitu : a. Standar Praktik Profesi Bahwa kewajiban memberikan informasi dan kriteria ke-adekuatan informasi ditentukan bagaimana BIASANYA dilakukan dalam komunitas tenaga medis. Dalam standar ini ada kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut di atas tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial setempat, misalnya resiko yang tidak bermakna (menurut medis) tidak diinformasikan, padahal mungkin bermakna dari sisi sosial pasien.

94

b.

Standar Subyektif Bahwa keputusan harus didasarkan atas nilai-nilai yang dianut oleh pasien secara pribadi, sehingga informasi yang diberikan harus memadai untuk pasien tersebut dalam membuat keputusan. Kesulitannya adalah mustahil (dalam hal waktu/kesempatan) bagi profesional medis memahami nilai-nilai yang secara individual dianut oleh pasien.

c.

Standar pada reasonable person Standar ini merupakan hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan umumnya orang awam.

3.

Consent elements Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan). Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari tekanan yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan dibiarkan apabila tidak menyetujui tawarannya. Consent dapat diberikan : a. Dinyatakan (expressed) 1) Dinyatakan secara lisan 2) Dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang

95

persetujuan tindakan medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis.

b.

Tidak dinyatakan (implied) Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya. Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-hari. Misalnya adalah seseorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya.

C.

Proxy Consent Adalah consent yang diberikan oelh orang yang bukan si pasien itu sendiri, dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi, dan consent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien, bukan baik buat orang banyak). Umumnya urutan orang yang dapat memberikan proxy consent adalah suami/istri, anak, orang tua, saudara kandung, dst. Proxy consent hanya boleh dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan ketat.

D. Konteks dan Informed Consent Doktrin Informed Consent tidak berlaku pada 5 keadaan : 1. Keadaan darurat medis 2. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat 3. Pelepasan hak memberikan consent (waiver)

96

4. Clinical privilege (penggunaan clinical privilege hanya dapat dilakukan pada pasien yang melepaskan haknya memberikan consent. 5. Pasien yang tidak kompeten dalam memberikan consent. Contextual circumstances juga seringkali mempengaruhi pola

perolehan informed consent. Seorang yang dianggap sudah pikun, orang yang dianggap memiliki mental lemah untuk dapat menerima kenyataan, dan orang dalam keadaan terminal seringkali tidak dianggap cakap menerima informasi yang benar apalagi membuat keputusan medis. Banyak keluarga pasien melarang para dokter untuk berkata benar kepada pasien tentang keadaan sakitnya. Sebuah penelitian yang dilakukan Cassileth menunjukkan bahwa dari 200 pasien pengidap kanker yang ditanyai sehari sesudah dijelaskan, hanya 60 % yang memahami tujuan dan sifat tindakan medis, hanya 55 % yang dapat menyebut komplikasi yang mungkin timbul, hanya 40 % yang membaca formulir dengan cermat, dan hanya 27 % yang dapat menyebut tindakan alternatif yang dijelaskan. Bahkan Grunder menemukan bahwa dari lima rumah sakit yang diteliti, empat diantaranya membuat penjelasan tertulis yang bahasanya ditujukan untuk dapat dimengerti oleh mahasiswa tingkat atas atau sarjana dan satu lainnya berbahas setingkat majalah akademik spesialis. Keluhan pasien tentang proses informed consent : 1. Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu teknis 2. Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak perhatian, atau tidak ada waktu untuk tanya jawab.

97

3. Pasien sedang dalam keadaan stress emosional sehingga tidak mampu mencerna informasi 4. Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk. Keluhan dokter tentang informed consent 1. Pasien tidak mau diberitahu. 2. Pasien tak mampu memahami. 3. Resiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi. 4. Situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.

E.

Hubungan Informed consent dengan Pancasila Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa Informed consent merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak, dimana Allah sebagai saksi sebagaimana sesuai dengan

kepercayaannya. Surah Saba: 1 Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab Informed consent menempatkan pasien sesuai dengan martabat kemanusiaan, yang dilayani sesuai dengan Operasional. Surah Al-Israa: 70 Standar Prosedur

98

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Sila 3: Persatuan Indonesia Informed consent menempatkan orang-orang yang berkaitan dalam kedudukan yang sama. Surah Alhujuraat: 10 Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

Sila 4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Informed consent mengandung persetujuan atau tidak setuju yang sebelumnya sudah ada penjelasan dan pemahaman diantara kedua belah pihak. Surah Asysyuura: 38 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

99

Surah Almujaadilah: 9 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu kamu mengadakan tentang

pembicaraan

rahasia,

janganlah

membicarakan

membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. Sila 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Informed consent mengandung suatu keadilan bagi kedua belah pihak yaitu penerima dan pemberi pelayanan. Surah Al-Hadiid: 11 Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak,

100

Daftar Pustaka

Yusuf

Alam

Romadhon.

Informed

Consent.

http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2008/01/informedconsent.html diakses tgl 29 nop 2012

101

BAB VI NILAI NILAI PANCASILA DI DUNIA

A. Latar Belakang Eksistensi Indonesia beberapa tahun belakangan ini mulai tidak diperhitungkan oleh negara-negara lain. Berbagai kebijakan (policy) dari negara tetangga seringkali melukai perasaan masyarakatnya, yang dianggap merendahkan, melecehkan, seperti kasus Ambalat, TKI di Malaysia, kasus Sutiyoso di Australia, dan lainnya. Orang lalu mencoba melihat kelemahan bangsa ini terletak pada lemahnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan pemerintah dan masyarakat, sehingga belakangan ini eksistensi Pancasila mulai digugat. Penulis mencoba melihat prospek Pancasila dalam menghadapi masa depan. Tawaran penulis adalah bahwa Pancasila itu memang tidak sesuatu hal given, hal sudah jadi, melainkan sesuatu yang diusahakan. Besar tidaknya pengaruh yang diberikan Pancasila bagi proses kehidupan berbangsa akan ditentukan oleh sejauhmana rakyat ini mau mengaplikasi nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata. Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan

mempunyai peranan yang penting dalam proses kehidupan berbangsa. Sebagai perawat materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat

102

kalau mereka mampu memahami apa itu caring. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan, dimana perawat akan

mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners. Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Lebih lanjut Mayehoff

memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan Sobel mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan. Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus memperhatikan pasien dan bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dengan

103

hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, nilai pancasila sangat mendunia, hal ini dibuktikan dengan adanya Theory Human Care yang memiliki nilai nilai dasar dari pancasila.

B. TEORI 1. Caring pada perawat Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang/cinta (Johnson, 1989) . Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik .

104

Human

care merupakan

hal

yang

mendasar

dalam

teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold (1989) serta Watson (1979), human care terdiri dari upaya untuk melindungi,

meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri . Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian

mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Lebih lanjut Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan Sobel mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan

berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang

mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan malah melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas pendampingan perawatan. Caring juga sebagai

105

suatu affect yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien . Marriner dan Tomey (1994) menyatakan

bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan sematamata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan

bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring . Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit

106

caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien . Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada tujuh asumsi yang mendasari

konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah a. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal, b. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien, c. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga, d. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya, e. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri, f. Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit, g. Caring merupakan inti dari keperawatan (julia,1995).

107

h. Watson juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar. Faktor karatif membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan membantu klien. Sepuluh faktor karatif tersebut adalah sebagai berikut. 2. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistic. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien. Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.

108

Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal,

memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu dihadapkan pada

109

pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri (Julia, 1995). Dari kesepuluh faktor karatif tersebut, Watson merumuskan tiga faktor karatif yang menjadi filosofi dasar dari konsep caring. Tiga faktor karatif tersebut adalah: pembentukan sistem

nilai humanistik dan altruistik, memberikan harapan dan kepercayaan, serta menumbuhkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain (Julia, 1995). Kesepuluh faktor karatif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum memahami orang lain (Nurahmah, 2006). Leininger (1991) mengemukakan teori culture care diversity and universality, beberapa konsep yang didefinisikan antara lain Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.

110

3. Budi pekerti pada perawat sebagai pengamalan pancasila Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan perawatan khususnya berarti tata

kebiasaan. Budi pekerti dalam

susila yang berhubungan dengan cita cita adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya. a. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat Dasar dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci. b. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut. Seringkali perawat diajukan pertanyaan pertanyaan yang bertalian dengan pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang tidak mempunyai harapan sembuh.

111

4. Senyum tulus perawat merupakan pengamalan pancasila. a. Makna senyuman Senyum merupakan sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Senyuman mengandung samudera hikmah atau kemanfaatan yang luar biasa baik bagi pemberi maupun penerimanya. Tanadi Santoso menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali. Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap mental yang positif. Akan memancar kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan (feeling) yang mudah menular. Juga menunjukkan keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan (confident) akan hidup dan yang terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain. Soejitno Irmim dan Abdul Rochim dalam bukunya Penampilan Pribadi yang Simpatik, menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan persediannya luar biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lemah dan semangat yang terkoyak-koyak. kenyataan. Seorang perawat juga hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu memotivasi pasien-pasien yang ditanganinya. Senyum dapat mengubah impian menjadi

112

Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi seorang perawat dalam bersosialisasi dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja. Seyum seorang perawat terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat pasien nyaman dalam menjalani pengobatan. Perhatian yang diberikan perawat merupakan salah satu factor yang penunjang dalam bisnis dibidang pelayanan kesehatan. Zig Zaglar mengatakan bahwa bila kita cukup memberikan apa yang diinginkan oleh orang lain, maka kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan. Memberikan apa yang diinginkan orang lain berarti menciptakan nilai tambah bagi orang tersebut, siapapun dan bagaimanapun rupanya, orang tersebut akan merasa sangat dihargai. Bentuk pemenuhan kebutuhan ini tidak saja dengan terapi medikamentosa, namun lebih dari itu adalah sikap yang ramah tamah, penuh kesabaran dan perasaan serta senyum polos yang tidak dibuat-buat. b. Senyuman Perawat dalam Menangani Pasien sebagai Pengamalan Pancasila Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-pasien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan pasien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi pasien dengan memotivasi keinginan pasien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.

113

Salah satu motivasi seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam menangani pasiennya, yaitu dapat mengambil dari pengamalan Pancasila. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalam Pancasila terdapat butir-butir yang memuat seluruh pedoman dalam menjalani kehidupan sebagai manusia yang memiliki bangsa dan negara yang telah merdeka. Setiap masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat mengamalkan beberapa dari butir-butir pengamalan Pancasila tersebut. Salah satu profesi yang menuntut agar berpedoman pada Pancasila dalam menjalankan tugasnya yaitu seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan. Perawat atau mahasiswa keperawatan dituntut dapat mengamalkan beberapa pengamalan Pancasila sebagai upaya dalam merawat pasien. Hal ini dikarenakan seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan bekerja untuk sosial, berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat, serta bersosialisasi dengan masyarakat. Perawat maupun mahasiswa keperawatan dituntut mampu mengayomi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan (pasien). Dalam butir pancasila sila kedua dalam pengamalannya disebutkan mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Ini berhubungan dalam bidang keperawatan. Karena dalam keperawatan seorang perawat harus memiliki sifat saling mencintai dalam penyembuhan pasien. Sifat saling mencintai dapat menumbuhkan jati diri seorang perawat dalam menjalankan

114

tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Dalam butir pancasila sila kelima mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Jadi seorang perawat harus dapat menerima keadaan setiap pasien yang ditanganinya baik itu dari golongan bawah maupun golongan atas.

c. Senyum Tulus Perawat untuk Penyembuhan Pasien Keramah tamahan merupakan hal yang sangat utama dalam pelayanan kesehatan. Impian masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan yang ramah dari pelaku kesehatan sangat tinggi, Namun kondisi ini sangat bertentangan dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam kenyataannya, pelaku kesehatan telah menomorduakan pasien dan yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari pelayanannya. Sebagaimana dijelaskan bahwa Quality Assurance (QA) adalah usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. QA ini merupakan salah satu faktor penting dan fundamental bagi manajemen rumah sakit itu sendiri dan para stakeholder. Dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit. Bagi rumah sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat rumah sakit mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Mengacu pada konsep ini, apabila para perawat yang merupakan jumlah terbanyak dalam rumah sakit tersebut dalam pelayananannya

115

menunjukkan sikap tidak profesional dengan tidak tersenyum saja maka sebenarnya rumah sakit tersebut sudah kalah bersaing dengan rumah sakit lainnya. Bagi pelaku kesehatan, dengan adanya QA para pelaku kesehatan dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati-hati dalam menjaga mutu pelayanannya. Ternyata senyuman saja pun membawa dampak yang sangat besar bagi sebuah rumah sakit. Selain Djajendera (2008), yang mengatakan bahwa senyum tulus Anda adalah mahakarya kebaikan, Purwodadi, S. H. (2008) juga mengungkapkan beberapa hal tentang senyum. Diantaranya adalah: Senyum itu murah, tetapi menciptakan banyak hal yang baik. Senyum itu menguntungkan bagi yang menerima, tanpa merugikan yang memberiSenyum itu terjadi sekejap dan kesannya kadangkala tidak akan pernah berakhir selamanya, artinya senyum yang hanya sekejap diperlihatkan itu mempunyai kesan yang mendalam seolah tidak akan bisa terlupakan. Agar suatu rumah sakit terhindar dari sebutan rumah sakit yang tidak ramah, perlu adanya beberapa langkah konkrit untuk mencapai QA dalam hospitality in nursing services, seperti yang ditawarkan oleh Purwodadi, S.H (2008), yaitu: Mulailah dengan Senyum. Senyuman yang dimaksud adalah senyuman yang murni dan tulus dari dalam lubuk hati, bukan senyum yang dibuat-buat. Watson menekankan dalam sikap caring ini juga harus tercermin sepuluh faktor kuratif yaitu: Pembentukan sistem nilai humanistic

116

dan altruistik. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien. Memberikan kepercayaan harapan dengan cara

memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan kesehatan. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain. Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat

memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan

117

internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan

manisiawi. Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman atau pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri. Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain. 5. Peran dan manfaat keperawatan dari segi ideologi pancasila Perawat profesional pemula mempunyai peran dan funsgi sebagai berikut: Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila, khususnya pelayanan atau asuhan

keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah yaitu :

118

a. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam


mengelola asuhan keperawatan.

b. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang


keperawatan perkembangan dan ilmu menggunakan pengetahuan hasil dan penelitian teknologi serta untuk

meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan.

c. Berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam


kemandirian untuk hidup sehat.

d. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningatkan


kemampuan profesional.

e. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang


sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang reaktif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi kemasa depan, sesuai dengan perannya.

119

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Black M. Joyce&Jane H. Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing : clinical management for positive outcome. 7th edition. St Louis : Elseiver Inc. Elly Nurachmah. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=786&tbl=artikel. (diakses 27 Agustus 2006). Farland M&Leininger M. 2002. Transcultural Nursing, Concept, Theories, Research & Practice. Mc. Grow-Hill Companies. George B. Julia. 1995. Nursing Theories : The Base Professional Nursing Practice. 4 edition. Connecticut : Appleton&Lange. Kidd Pamela Stinson. 2001. High Acuity Nursing. 3rd edition. New Jersey : Prentice Hall. Leininger M. Madeline. Culture Care Diversity and Universality : a theory of nursing. 1991. New York : National league for nursing press. M. Margaretha Ulemadja Wedho. Modalitas Perawat Adalah Empati (Refleksi Memperingati Ulang Tahun Ppni). http://www.indomedia.com/poskup/2005/03/16/edisi16/1603pin1.h tm. (diakses 29 Agustus 2006). Meidiana Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1. Semarang : Akper Depkes Semarang. Munir Kamarullah. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Perawat. http://risetdua.tblog.com/. (diakses 27 Agustus 2006).
th

120

Nila Ismani. 2000. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika. Potter A. Patricia&Anne G. Perry. 2001. Fundamentals of Nursing. 5 edition. St Louis : Mosby, Inc. Rawin. 2005. Action Research Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Perilaku Caring Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan. Rokiah Kusumapradja. Pelayanan Prima Dalam Keperawatan. www.pdpersi.co.id/mukisi/hospex/rokiah.ppt. (diakses 29 Agustus 2006). Roswita Hasan. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. http://www.pjnhk.go.id/asuhankeperawatan3.htm. (diakses 27 Agustus 2006).
th

121

BAB VIII PROSPEK MASA DEPAN PANCASILA TETAP EKSIS DENGAN ADANYA PENDIDIKAN KARAKTER

A.

Latar Belakang Pengembangan karakter bangsa ialah rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh seluruh warga suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Ada beberapa karakter bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang mulai berubah ke arah yang memprihatinkan. Misalnya sikap religius, santun sabar, saling menghormati, dan mengutamakan musyawarah. Sekarang cenderung ke arah yang destruktif dalam melakukan aktivitas bermasyarakat. Karakter menentukan tingkah laku manusia. Sehingga salah satu faktor penyebab yang lazim dijadikan kambing hitam terjadinya tingkah laku warga negara yang tak terpuji ialah karakter bangsa yang mulai bergeser, bahkan menurun kualitasnya. Kondisi demikian dipengaruhi oleh tren dunia yakni globalisasi, yang memungkinkan informasi dapat masuk dengan tidak terbatas (borderless information). Di dalam situasi yang

122

seperti ini terjadilah proses lintas budaya (trans-cultural) dan silang budaya (cross cultural) yang kemudian mempertemukan nilai-nilai budaya satu dengan yang lainnya. Pertemuan nilai nilai budaya (cultural contact) dapat

menghasilkan dua kemungkinan, yaitu: (1) asimilasi, pertemuan tanpa menghasilkan nilai-nilai baru yang bermakna; dan (2) akulturasi, pertemuan yang membuahkan nilai-nilai baru yang bermakna. Pendidikan merupakan faktor dominan dalam mengembangkan karakter bangsa. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain (Tirtarahardja dan Sulo, 2005:33). Pendidikan merupakan proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan dan mengembangkan budaya. Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama anggota manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat. Salah satu fungsi dari pendidikan formal mencakup fungsi sosial. Pendidikan formal dalam

123

menjalankan fungsi sosial harus mampu mensosialisasikan peserta didik, sehingga mereka nantinya bisa mengubah diri mereka dan masyarakatnya. Eksistensi Indonesia beberapa tahun belakangan ini mulai tidak diperhitungkan oleh negara-negara lain. Berbagai kebijakan (policy) dari negara tetangga seringkali melukai perasaan masyarakatnya, yang dianggap merendahkan, melecehkan, seperti kasus Ambalat, TKI di Malaysia, kasus Sutiyoso di Australia, dan lainnya. Orang lalu mencoba melihat kelemahan bangsa ini terletak pada lemahnya implementasi nilainilai Pancasila dalam kehidupan pemerintah dan masyarakat, sehingga belakangan ini eksistensi Pancasila mulai digugat. Penulis mencoba melihat prospek Pancasila dalam menghadapi masa depan. Tawaran penulis adalah bahwa Pancasila itu memang tidak sesuatu hal given, hal sudah jadi, melainkan sesuatu yang diusahakan. Besar tidaknya pengaruh yang diberikan Pancasila bagi proses kehidupan berbangsa akan ditentukan oleh sejauhmana rakyat ini mau mengaplikasi nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata. Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan

mempunyai peranan yang penting dalam proses kehidupan berbangsa. Sebagai perawat materi yang sangat penting dan menentukan adalah

124

memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu memahami apa itu caring. Saat

ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan, dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya

perilaku caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners. Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus memperhatikan pasien dan bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses

penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.

125

Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam

masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah pisahkan. Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat / kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan sikap caring perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya. Sebab akhlak yang teguh dan sikap caring merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk bagi perawat. B. TINJAUAN TEORI 1. Merekonstruksi Pendidikan Pendidikan harus mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik yang beragam. Pendidikan memiliki tugas

mengembangkan potensi manusia secara maksimal yang terhimpun dalam

126

jasmani dan rohani. Apa saja potensi yang dimiliki manusia? Potensi manusia telah terancang dengan baik di dalam otak. Otak merupakan pusat berpikir. Manusia yang berotak akan selalu berpikir guna menyelesaikan permasalahan kehidupan. Otak manusia terbagi menjadi empat bagian, yakni: otak kanan, otak kiri, otak kecil, dan God Spot. Keempat bagian otak itulah bermuara potensi-potensi manusia. Otak kanan merupakan pusat emotional qoutient, berpikir acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Otak kanan menyimpan potensi moral qoutient, adversity qoutient, mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Emotional qoutient lebih berpusat pada rekonstruksi hubungan yang bersifat horizontal (sosial). Otak kiri merupakan pusat intelligence qoutient, berpikir logis, memecahkan persoalan, linear, dan rasional. Otak kiri menyimpan potensi mengetahui problem serta kondisi baru, berpikir abstrak, dan menerima hubungan yang kompleks. Otak kecil merupakan pusat penyeimbang, cerebellum qoutient, dan taat. Otak kecil menyimpan potensi orang yang rendah hati, tawaduk, sederhana, dan ketaatan. God Spot bagian otak yang menjadi pusat spiritual qoutient, kebermaknaan. Potensi God Spot ialah pengembangan kejiwaan yang berdimensi ketuhanan, hubungan yang bersifat vertikal atau sering

127

disebut spiritual qoutient. Manusia berbeda antara satu dengan lainnya, hanya disebabkan perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan, sehingga manusia mampu menerima pengetahuan tentang alam semesta ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pendidikan berupaya

menggabungkan emotional qoutient, intelligence qoutient, cerebellum qoutient dan sehingga diharapkan dapat mengembangkan potensi menjadi manusia yang moral qoutient, adversity qoutient, dan religious qoutient. Bagaimana memproses keseluruhan domain dan segenap potensi agar menjadi integral dalam dunia pendidikan? Sebuah pedoman dalam mengembangkan segenap potensi manusia yang merujuk pada Al Quran, merupakan sebuah upaya yang nyata (Gunawan, 2011:32). Al Quran surat Al Araaf ayat 205 merupakan konsep otak dan prototipe tujuan pendidikan. Al Quran surat Al Araaf ayat 205: Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu: menyebut berarti manusia sadar, ingat Tuhan, dzikir menjadi kepribadiannya, merupakan intelligence qoutient yang tertinggi. Keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

128

kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. Dalam hatimu: merenungi di hati, berpikir hakikat penciptaannya, dan melahirkan spiritual qoutient. Spiritual qoutient sebagai potensi kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna. Hanya manusia yang memiliki potensi spiritual qoutient. Dengan merendahkan diri: rendah hati, tidak menyombongkan diri, merupakan dampak dari kesadaran tujuan penciptaanya melalui proses berpikir, merenung dengan hati, dan hasilnya ketaatan kepada Tuhan. Dan rasa takut: membentuk emotional qoutient dan lebih rendah hati. Manusia akan memiliki kejujuran dan integritas, bertanggung jawab, hormat pada aturan dan hukum masyarakat, dan hormat pada hak orang/warga lain. Dengan tidak mengeraskan suara: berbisik, hatinya diam-diam berdoa, doanya diam-diam, penuh harapan, selalu optimis, berserah diri, banyak ide, dan banyak pendapat. Manusia yang berbisik/bersuara memiliki bahan untuk dibicarakan, dikaji, didiskusikan, dan bertukar ilmu, ide, gagasan, dan pendapat. Di waktu pagi dan petang: tanpa mengenal ruang dan waktu dalam berpikir, dan tidak terputus-putus. Manusia berpikir setiap kejadian dan setiap kesempatan, tidak terbatas

129

ruang dan waktu. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai: tidak lalai, sadar secara jiwa dan raga, sadar diri. Manusia akan sadar secara totalitas jiwa dan raganya, sehingga dalam bertindak sesuai dengan tuntunan Tuhan. Manusia yang selalu ingat Tuhan dalam setiap langkah, denyut jantung, dan helakan nafas; mengetahui hakikat penciptannya; selalu rendah hati, tidak sombong akan ilmunya; memiliki rasa takut, kejujuran dan integritas; selalu optimis, berserah diri, dan banyak pendapat; berpikir setiap kejadian dan setiap kesempatan; dan sadar secara jiwa dan raga; maka akan tercipta manusia seutuhnya. Manusia yang memiliki emotional qoutient, intelligence qoutient, dan spiritual qoutient. Pendidikan menggabungkan melalui kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan sehingga

keseluruhan

potensi otak

membentuk kebermaknaan (GodSpot). Segenap potensi tersebut secara fitrah dianugerahkan Tuhan kepada manusia dalam kedudukannya sebagai insan, manusia seutuhnya, dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Pendidikan perlu terus ditingkatkan, dioptimalkan, dan masih

memungkinkan untuk ditingkatkan. Sehingga perlu adanya perubahan dalam pemikiran para pendidik yang cenderung pada transfer pengetahuan

130

belaka. Pendidikan pada akhirnya dapat kembali pada fitrahnya, yang memanusiakan manusia dalam kedudukannya sebagai insan. 2. Pendidikan Karakter Pendidikan adalah elemen penting dalam pembangunan bangsa karena melalui pendidikan, dasar pembangunan karakter manusia dimulai. Karakter merupakan sifat yang melekat pada setiap manusia, sebagai faktor penentu seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku, dengan dipengaruhi oleh situasi, kondisi, dan yang dirasakan dalam hati seseorang. Karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Wynne berpendapat karakter merupakan nilai kebaikan dalam bentuk tingkah laku (Zuhdi, 2009:10). Sementara itu Kamus Bahasa Indonesia (2008:639) mengartikan karakter sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan Kemendiknas (2010) menyatakan karakter sebagai suatu moral excellence atau akhlak dibangun di atas berbagai kebajikan (virtues) yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa).

131

Pendidikan karakter merupakan salah satu hal penting untuk membangun dan mempertahankan jati diri bangsa. Pendidikan karakter memiliki makna yang luas daripada pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah,tetapi lebih dari itu. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif) tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mampu merasakan dan menghayati (domain afektif) nilai baik, dan biasa melakukannya (domain psikomotorik). Lickona (1992) berpendapat adanya moral absolute, yang harus diajarkan kepada generasi muda, agar mereka memahami dan melakukan mana yang baik dan menjauhi yang buruk. Lebih lanjut Lickona tidak sependapat dengan cara pendidikan moral reasoning dan value clarification yang diajarkan di Amerika Serikat, karena sesungguhnya terdapat nilai moral universal yang bersifat absolut yang bersumber dari ajaran agama-agama di dunia yang disebut dengan the golden rule. Nilai moral tersebut seperti: saling menghormati, jujur, bersahaja, saling menolong, adil, dan bertanggung jawab. Sedangkan Wynne berpendapat karakter merupakan nilai kebaikan dalam bentuk tingkah laku (Zuhdi, 2009:10). Karakter apa yang harus ditanamkan kepada siswa?

132

Terdapat delapan karakter yang dapat dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Cinta Allah dan Rasul Cinta orangtua dan guru Cinta sesama Cinta keunggulan Cinta diri sendiri Cinta ilmu pengetahuan dan teknologi Cinta alam sekitar Cinta bangsa dan negara

Karakter pada manusia dikreasikan dan ditambahkan dengan nilainilai (created). Setelah itu direkatkan, diinternalisasi, dan terdapat pembiasaan dalam bertingkah laku seseorang (embedded). Karakter setelah diinternalisasi, dikembangkan lagi (developed), hal ini terkait kedinamisan budaya. Karakter yang terbentuk dan baik dipelihara (ultimately manipulated), dipertahankan keberadaannya. Karakter yang telah terbentuk

133

tersebut diarahkan (managed), menjadi sebuah nilai budaya. Proses tidak pernah selesai, dan begitu seterusnya. Nilai nilai tersebut berintegrasi dalam mata pelajaran, antarpelajaran, dan kurikulum, sehingga tidak harus diajarkan dalam mata pelajaran tersendiri. Proses ini harus menjadi daya tarik dan membangkitkan rasa ingin tahu mahasiswa. Dosen menjadi inspirasi, pembelajaran harus menyenangkan, penguatan isi, dan metode yang mencerahkan siswa. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa ialah interaksi edukatif, dialogis, dengan prinsip-prinsip demokrasi, kesetaraan, keberagaman, dan

penghargaan. Nilai-nilai dasar kemanusiaan sebagai inti pendidikan karakter dibangkitkan, ditanamkan, dipelihara, dan direfleksikan melalui sikap, pemikiran, dan perilaku, sehingga menjadi budaya kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan Karakter Bangsa Berdasarkan Kearifan Lokal Karakter sebagai suatu moral excellence atau akhlak dibangun di atas berbagai kebajikan (virtues) yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya bangsa (Kemendiknas, 2010). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan

134

bangsa Indonesia. Pancasila sebagai inti karakter bangsa Indonesia, mengandung lima pilar karakter, yakni: 1. Transendensi, menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari-Nya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhan. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya; 2. Humanisasi, setiap manusia pada hakikatnya setara di hadapan Tuhan kecuali ketakwaan dan ilmu yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek yang memiliki potensi; 3. Kebinekaan, kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan; 4. Liberasi, pembebasan atas penindasan sesama manusia. Oleh karena itu tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia; 5. Keadilan, merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Nilai-nilai Pancasila digunakan sebagai parameter tingkah laku pemerintah, masyarakat, dan individu. Pancasila memiliki kedudukan yang jelas dan tegas. Inti sila-sila Pancasila menjadi norma dan tolak ukur bagi kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan perseorangan. Perbuatan manusia dianggap bermoral (beretika) atau

135

mempunyai nilai etik, jika memenuhi tolak ukur Pancasila. Pembangunan karakter bangsa dengan demikian juga tidak lepas dari nilai-nilai dasar Pancasila. Kearifan lokal didefinisikan sebagai sintesis budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi, dan interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Kearifan lokal merupakan gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan bersifat biasa-biasa saja). Kearifan lokal ialah koleksi fakta, konsep, keyakinan, dan persepsi masyarakat terhadap lingkungan mereka. Kearifan lokal dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan, diakui akal, dan sesuai dengan ketentuan agama. Local genius adalah juga cultural identity, merupakan identitas bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai

136

dengan watak sendiri. Unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena teruji kemampuannya untuk bertahan. Karakteristik kearifan lokal ialah: (1) terbangun berdasarkan pengalaman; (2) teruji setelah digunakan selama berabad-abad; (3) dapat disesuaikan dengan budaya sekarang; (4) lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat; (5) bersifat dinamis; dan (6) sangat terkait dengan sistem kepercayaan. Kearifan lokal berwujud tata aturan yang menyangkut: (1) hubungan sesama manusia, seperti perkawinan; (2) hubungan manusia dengan alam, sebagai upaya konservasi alam, seperti hutan milik adat; dan (3) hubungan dengan yang gaib, seperti Tuhan dan roh gaib. Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, dan pepatah. Seperti dalam kebudayaan Jawa terdapat parian dan tembang. Tembang Gugur Gunung yang diciptakan oleh Bapak Ki Nartosabdo misalnya, dalam tembang ini terdapat nilai-nilai filosofis dan kaya makna. Teks tembang Gugur Gunung seperti berikut ini. Ayo (ayo) kanca (kanca) Ngayahi karyaning praja Kene (kene) kene (kene)

137

Gugur gunung tandang gawai Sayuk-sayuk rukun bebarengan ro kancane Lila lan legawa kanggo mulyaning negara Siji (loro) telu (papat) maju papat papat Diulung-ulungake mesthi enggal rampunge Holobis kuntul baris, holobis kuntul baris ( 2x ) Teks tembang Gugur Gunung mengajak semua orang untuk melakukan tugas-tugas bangsa dan negara. Sejak kalimat pertama teks vokal menunjukkan betapa pengarang memiliki kecintaannya yang besar terhadap bangsa dan negara. Orang lain diajak untuk melakukan hal yang sama dengan cara mengerjakan tugas dan membuat karya sesuai keahliannya. Kehidupan masyarakat terorganisasi secara rapi, dalam masyarakat Jawa tercermin dalam nilai-nilai budaya hormat dan rukun. Konsep keseimbangan tercermin dalam terjaminnya pemerataan distribusi kesempatan dan sumber daya ekonomi, sosial, politik, dan budaya secara adil, serta terpeliharanya hubungan selaras dengan lingkungan alam. Nilai budaya keserasian hidup bersama menjadi filosofi dasar masyarakat Jawa, yaitu cita-cita yang berupa tatanan sosial terorganisasi secara rapi dalam keseimbangan. Manusia dalam posisi hidup

138

bermasyarakat, tidak dapat bersifat individual yang di mana seseorang tersebut dihadapkan pada pranata sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tersebut. Seseorang hidup bermasyarakat tentunya harus mengikuti dan menaati tatanan sosial yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya. Kegiatan gotong-royong terdapat proses timbal balik yang merupakan hubungan sebab dan akibat dari aktivitas tersebut. Apabila seseorang melakukan pekerjaan pribadinya secara gotong-royong, berarti orang ini telah mengajak orang lain masyarakat untuk bekerja bersamasama menyelesaikan pekerjaan pribadinya. Dengan demikian orang yang mengajak ini juga harus siap membantu pekerjaan orang lain yang diadakan secara gotongroyong. Sehingga dalam proses ini terjadi saling membantu dan dibantu antarwarga masyarakat. Kerja gotong-royong ini lazim sering digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan sosial atau bersama. Kearifan lokal bukan pada fokus budaya regional (kabupaten, kota, provinsi), melainkan penerapan nilai. Misalnya orang Banjar yang lama tinggal di Jawa akan terbawa budaya Jawa. Kearifan lokal dapat berubah dalam aspek nilai, seiring kedinamisan masyarakat dan keyakinan. Guna

139

mengembangkan karakter bangsa berdasarkan kearifan lokal, perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Mengembangkan modal sosial untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam menghadapi derasnya arus budaya global, dengan mendorong terciptanya ruang yang terbuka dan demokratis bagi pelaksanaan dialog kebudayaan; 2. Mendorong percepatan proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia modern yang berkelanjutan dan menguatnya masyarakat sipil; 3. Menyelesaikan peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan dan peraturan pelaksananya; 4. Mendorong reaktualisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas nasional; 5. Mengembangkan kerja sama yang sinergis antarpihak terkait dalam upaya pengelolaan kekayaan budaya; 6. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkepribadian, berbudi luhur, dan mencintai kebudayaan Indonesia dan produk-produk dalam negeri.

140

4. PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER Pendidikan karakter diterapkan pada sekolah sekolah, salah satunya yaitu SDIT, kurikulum SDIT : Sebagai lembaga formal yang bernaung di bawah Depdiknas, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Nasional yang ditetapkan Depdiknas yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan rambu-rambu yang ditetapkan Depdiknas tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program-program pembelajaran yang disesuaikan dengan Visi dan Misi serta Strategi SDIT ATTAQWA PUSAT. Sebagai sekolah Islam maka Kurikulum Agama menjadi bagian yang terpenting dari proses pembelajaran dan menjadi program unggulan, disusun secara terpisah dengan mengacu dan meramu beberapa model kurikulum agama baik dari Depdiknas, Depag dan Pesantren Modern yang ada di Indonesia sehingga menjadi KURIKULUM SDIT ATTAQWA PUSAT. Untuk kurikulum Muatan Lokal, disamping menyesuaikan dengan program pemerintah Propinsi Jawa Barat juga menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di lingkungan SD Islam Terpadu ATTAQWA PUSAT berada dan kebutuhan masyarakt era globalisasi. Sebagai gambaran berikut ini disajikan tabel struktur program SD Islam Terpadu ATTAQWA PUSAT:

141

KELAS DAN ALOKASI WAKTU KOMPONEN I A. Mata X II X III X IV X V X VI X

Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam 2. Pendidikan Kewarganegara an 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dann Sosial 8. Penjaskes 9. Bahasa Sunda

5 7

5 7

5 7

5 7

5 6

6 6

2 2 X

2 2 X

2 2 X

2 2 X

2 2 X

2 2 2

142

B. Lokal

Muatan

1. Aqidah Akhlak 2. Quran Hadist (Kandungan dan hadits) 3. Fiqih 4. Tarekh 5. Bahasa Arab 6. Bahasa Inggris 7. Tahfidz 8. Tahsin (Tajwid) 9. Komputer Jumlah

1 1 2 2 2 4 1 35

1 1 2 3 2 4 1 39

2 2 2 3 3 4 2 47

2 2 2 3 3 4 2 47

2 2 2 3 3 4 2 47

Xk Xm 3 3 3 4 2 47

SISTEM PEMBELAJARAN Rutinitas Setiap pagi diawali dengan pembiasaan Sholat Dhuha. Berdoa sebelum dan sesudah belajar.

143

Tadarus selama 30 menit di pagi hari. Penulisan/pengecekan buku penghubung. Pembiasaan keberanian berbicara di depan orang banyak. Pembiasaan menggunakan kalimat kalimat thoyyibah untuk kejadian sehari hari.

Metode Proses Pembelajaran Menggunakan pendekatan lintas kurikulum dalam berbagai penugasan. Pengenalan dan pemanfaatan berbagai sumber belajar mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Senantiasa berusaha membuat kegiatan belajar nyaman, menyenangkan, dipahami. Berusaha selalu menggunakan interaksi yang edukatif. Menerapkan beragam cara menghargai dan menerima sesama manusia sesuai usia perkembangan anak didik Memberi kesempatan baik siswa maupun guru untuk mengaktualisasikan diri dalam berbagai kompetensi pada setiap mata pelajaran Mengamati secara kontinyu perkembangan fisik anak didik. Mencermati bentuk tulisan anak didik sebagai dasar tulisannya kelak Menggunakan proses penulisan yang benar sebagai dasar pembiasaan ekspresi tertulis

144

Memberi penugasan penelitian perpustakaan, wawancara, pengamatan lingkungan dan penulisan laporan

Menekankan pembiasaan kemandirian melalui berbagai kesempatan di kelas, memimpin upacara, memimpin do'a, membersihkan kelas, berdiskusi, berdebat, bercerita secara individual, presentasi kelompok.

Memberi kesempatan leluasa untuk mengadakan percobaan IPA, IPS, untuk mencapai pemahaman konsep tertentu.

Mencermati pembiasaan menulis dan kaidah-kaidah umum yang harus ditaati bersama (huruf besar/kecil, jarak, tata penulisan dst)

Memberi kesempatan mendapatkan materi secara langsung melalui karyawisata

Memberikan kesempatan anak didik untuk menemukan pemahaman mengenai emosi diri dan lingkungan serta mengembangkan kecerdasan emosi melalui berbagai kegiatan bersama

Memberikan informasi berantai pada guru kelas jenjang berikutnya agar kemampuan murid bisa digali semaksimal mungkin.

Sarana dan Fasilitas Sekolah Gedung milik sendiri 3 lantai Masjid Ruang kelas Laboratorium komputer Perpustakaan Sekolah Sarana dan fasilitas olah raga (Futsal, Bola Basket, & Bulu Tangkis)

145

Toko sekolah dan kantin prasmanan UKS (Unit Kesehatan Sekolah)

Kegiatan Ko Kurikuler Kegiatan kokurikuler dilakukan sebagai kegiatan yang menunjang secara langsung proses pembelajaran di kelas (intra kurikuler) dan sebagai aplikasi atau penerapan hasil pembelajaran yang tidak dapat dipraktekkan di kelas atau memerlukan waktu yang relatif lama, diantaranya : Salat Berjamaah, Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin s.d. Kamis untuk salat Zuhur dan hari Jumat untuk salat Jumat dengan tujuan : Memupuk keimanan siswa. Melatih dan membiasakan gerakan-gerakan salat yang benar. Membiasakan diri untuk melaksanakan salat lima waktu. Membiasakan sikap tertib/disiplin terhadap waktu.

Kebiasaan Beramal Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa memiliki kepekaan terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Kegiatan beramal dilakukan pada hari Jumat atau peristiwa tertentu dalam bentuk, pengumpulan : Dana amal, kurban, dan teman asuh. Pakaian layak pakai. Alat-alat belajar (buku pelajaran, alat tulis, dan lain-lain) layak pakai.

Orientasi Siswa Baru Kegiatan ini dilakukan satu tahun sekali pada awal tahun pelajaran dalam bentuk dinamika kelompok, pengenalan fasilitas sekolah, rutinitas yang dilakukan siswa serta kesepakatan peraturan di kelas/sekolah.

146

Kunjungan Pustaka Untuk menumbuhkan rasa kecintaan membaca pada siswa, sekolah menjadwalkan satu minggu sekali kegiatan kunjungan pustaka dengan mengaitkan pada jadwal pelajaran. Siswa berkunjung ke perpustakaan untuk membaca serta bisa meminjam buku-buku yang disukai untuk dibawa pulang. Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dan bantuan orangtua untuk mengingatkan anak mengembalikan buku yang dipinjamnya tepat waktu. Pembiasaan ini dapat membantu siswa untuk menggunakan bahan pustaka secara maksimal. Selain itu siswa bisa mengambil beberapa jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru. Kunjungan ke perpustakaan ini tidak hanya dapat dilakukan seminggu sekali namun dapat dilakukan juga ketika ada penugasan dari guru atau pada waktu - waktu lain.

Pentas Akhir Tahun Pementasan diadakan dengan tujuan untuk memberi pengalaman pada murid, baik pengalaman pementasan, menari, menyanyi, menghafal sesuatu, maupun pengalaman menonton pentas itu sendiri. Dalam acara ini orang tua diharapkan selalu hadir untuk memberikan apresiasi terhadap kreatifitas dan ekspresi diri putra-putrinya.

Amaliah Ramadhan Kegiatan ini dilakukan setiap awal bulan puasa Ramadhan untuk memperkaya pemahaman keagamaan secara praktis (pelaksanaan ritual ibadah) dan

147

kontekstual (kegiatan kreatif). Pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan kelompok dan minat, serta melibatkan seluruh siswa kelas I s.d VI.

Kegiatan Ekstra Kurikuler Untuk memberikan wadah kepada anak didik dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta sebagai wujud dari program pengembangan Diri (Dalam Struktur Program Kurikulum ekuivalen dengan 2 jam pelajaran), SDIT ATTAQWA PUSAT memberikan banyak pilihan kegiatan ekstra kurikuler, diantaranya :

Ekstra kurikuler Wajib Kegiatan ini berupa KEPRAMUKAAN /PANDU SIT yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas III V. Bentuk kegiatannnya berupa latihan rutin seminggu sekali dan setiap akhir periode untuk kenaikan tingkat diadakan semacam ujian melalui kegiatan perkemahan.

Ekstra kurikuler Pilihan Sebagaimana sifatnya, pelaksanaan kegiatan ini dikelola dengan beberapa ketentuan keikutsertaan peserta sebagai berikut : Setiap siswa memilih eks-kur sesuai dengan minat dan bakatnya. Periode pemilihan berlaku untuk sekurang-kurangnya satu semester.

Macam Ekstra kurikuler : Drumband Sepak Bola/Futsal

148

Pencak Silat Bulu Tangkis Sanggar Seni Qiroah dan Tilawah Karate

149

ateri buku ini adalah kumpulan bahan mata kuliah yang

diajarkan selama satu semester di Universitas Diponegoro, Semarang. Buku ini mengulas tentang Pancasila di Indonesia

150

You might also like