You are on page 1of 130

KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

Oleh : Juniar Endrawanto, SE

FALSAFAH EKONOMI ISLAM


Oleh Juniar Endrawanto, SE

Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (al-Qashash 77)

Falsafah Ekonomi Islam

1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat 2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia di dunia 3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik 4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan manusia

Hidup di Dunia Mati Lahir Dari Mana? Kehidupan sebelum dunia Ke Mana?

Untuk Apa?

Kehidupan Kehidupan dunia setelah Dunia

Hubungan antar tiga simpul

AL-UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
- Simpul semua pertanyaan - Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang

TIGA PERTANYAAN MENDASAR MANUSIA


DARI MANA MANUSIA BERASAL? UNTUK APA MANUSIA HIDUP? KEMANA SETELAH MATI ?

Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar, sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah Qaidah fikriyah Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya

Mempengaruhi gaya hidup Menentukan kualitas hidup

ADA DUA MACAM JAWABAN


JAWABAN ISLAM
Manusia diciptakan Allah Hidup untuk beribadah

JAWABAN SEKULER
Manusia diciptakan Tuhan Hidup untuk mencari kepuasan

kepada-Nya Setelah mati akan hidup abadi di alam akherat: di sorga atau neraka Tergantung hidupnya di dunia: beriman atau tidak; bila beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)

jasmani Setelah mati, akan ada hidup yang abadi di alam lain (?), atau pasti di sorga karena sudah diampuni Alam nanti tidak ada hubungan dengan sekarang (?)
(Sumber: pemikiran spekulatif)

MANA JAWABAN YANG BENAR?


Yang benar adalah yang bersumber dari al-Quran

Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya bisa benar

bisa salah Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar, maka pemikiran spekulatif tentang hakekat hidup di dunia pasti salah adanya.

MAKA
DARI MANA Manusia, alam semesta dan kehidupan berasal?

DICIPTAKAN ALLAH

UNTUK APA MANUSIA HIDUP?


BERIBADAH KEPADA ALLAH Makna ibadah adalah thaatullah wa khudluu lahu wa iltizamu

ma syaraa minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama Islam)

Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan

hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi )
Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan

kebangkitan dan perhitungan (shilatul batsi wan nushur dan shillatul muhasabah)

MACAM IBADAH

Makna Khusus

Aktivitas hubungan dengan Allah (Shalat, puasa, Zakat, doa, dll)

Makna Umum

Segala aktivitas manusia

AMAL BERNILAI IBADAH

Amal Terbaik
Ikhlas hanya untuk Allah SWT

Benar sesuai tuntunan syariat Islam

KE MANA SETELAH MATI


Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-16) Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di dunia Tiga prototipe manusia dan balasannya

Keyakinan
1. Muslim

Perbuatan
Taat

Balasan
Kekal di Surga

2. Muslim
3. Kafir

Ingkar

Neraka lalu Surga


Kekal di Neraka

Dalil .
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)

Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungaisungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya
Tipologi 2

Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada bekas sujud.. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburukburuk makhluq.

Tipologi 3 (Al Bayyinah 6) Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan

KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1 TIPOLOGI 2 TIPOLOGI 3
Bahagia Menyesal kurang banyak beramal (alfajr:24) Menyesal lebih baik jadi tanah (An naba:40)

KESIMPULAN
Shillatul khalqi Shillatul batsi wa nushur
Kehidupan Sebelum Dunia Allah Kehidupan Dunia Ibadah Kehidupan setelah Dunia Akherat

Shillatul awamir wa nawahi Shillatul muhasabah

Hubungan 3 fase kehidupan


Sebelum dunia Hubungan dengan kehidupan dunia Penciptaan Perintah dan Larangan Sesudah dunia Kebangkitan Perhitungan

DUA GAYA HIDUP


GAYA HIDUP ISLAMY
Hidup untuk beribadah Landasan iman Tolok ukur perbuatan aturan

GAYA HIDUP SEKULER


Hidup untuk mencari

Islam (halal dan haram) Orientasi hidup akherat dan dunia Untuk untuk kemuliaan diri, keluarga, umat dan perjuangan agama (dakwah) Makna kebahagiaan: ridha Allah

kesenangan jasmani Landasan hawa nafsu Tolok ukur perbuatan: manfaat Orientasi hidup dunia semata Hidup untuk kepentingan diri dan keluarga sendiri

Makna kebahagiaan:

tercapainya kepuasan jasmani

AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA

KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik) Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu) Dalam urusan akhlaq (mulia) Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu) Dalam urusan pakaian (menutup aurat) Dalam urusan keluarga (sakinah) Dalam urusan pekerjaan (profesional) Dalam urusan masyarakat (peduli) Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

Pemikiran dan Hukum tentang

- Kepemilikan - Pemanfaatan kepemilikan - Distribusi kekayaan - Politik Ekonomi - Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah) - Moneter - Kelembagaan ekonomi Islam - Manajemen - Sumberdaya manusia

1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela. 2. Dilakukan dengan akhlaq karimah. 3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi. 4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran. 5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar. 6. Pembelaan terhadap yang didzalimi. 7. Amar maruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi masyarakat. 8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan bersama 9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para pelaku ekonomi mutlak diperlukan 10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan menimbulkan kerusakan 11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul kerusakan di dunia dan siksaan pedih di akhirat

WALLAHUALAM BI AL-SHAWAB

SISTEM EKONOMI ISLAM

Oleh : Juniar Endrawanto, SE

Disampaikan: Dalam Kuliah Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Malang 2009

I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.

Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya (Faktor Produksi)

Sistem Ekonomi
Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat (Pemikiran dan Konsep Ekonomi)

Masalah Ekonomi Islam:


Barang Jasa Mempunyai Nilai Guna (Utility)
Menjadi Alat Pemuas

Jumlahnya Terbatas (Scarcity) Terbatas (limited): Primary needs

Perspektif Islam
Kemiskinan Individu warga negara?

Kebutuhan Manusia (human need)

Cukup Tidak Cukup

Muncul

Distribusi Barang dan Jasa

Tak terbatas (unlimited): Scondary needs

Masalah Ekonomi
Kemiskinan negara? Peningkatan GDP dan GNP Negara

Perspektif Kapitalisme dan Sosialisme

Asas Ekonomi Islam:


Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership)

Kepemilikan Umum (Public Ownership)


Kepemilikan Negara (States Ownership)

Asas dan Kaidah Sistem Ekonomi Islam

Distribusi (Distribution)

Menjamin Kebutuhan per Individu Warga Negara Pengembangan Hak Milik

Disposisi (Tasharruf)

Nafkah dan Infaq

Kebijakan Ekonomi Islam:


Kebutuhan Pokok (Primary Needs) Kebutuhan per Individu
Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs)
Wajib Dipenuhi

Tidak Wajib tapi Dibantu

Human Needs Kebutuhan Manusia

Kebutuhan Mewah (Luxury Needs)


Khilafah Islam

Pendidikan (Needs for Education) Kebutuhan Kelompok

Kesehatan (Needs for Health)


Keamanan (Needs for Savety)

Wajib Dipenuhi

II- Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.

Bentuk Kepemilikan:
Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership)

Hukum syara yang berlaku untuk barang dan jasa, dimana pemiliknya berhak memanfaatkan dan mendapat kompensasi darinya Izin pembuat syariat (as-syari) kepada suatu kelompok untuk samasama memanfaatkan benda.
Harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim, sedangkan pengelolaannya menjadi wewenang Khalifah.

Kepemilikan Negara (States Ownership)

Tatacara Memiliki:
Shahih (Benar)
Hajat Adhuwiyah: Kebutuhan Jasmani

Kaifiyah Tamalluk: Sebab Pemilikan

Islam

Manusia

Hubb at-Tamalluk: Keinginan untuk memiliki

Kammiyah Tamalluk: Pembatasan Jumlah Hurriyah Tamalluk: Kebebasan Hak Mlk

Sosialisme

Gharizah al-Baqa: Naluri Survival

Kapitalisme

Batil (Salah)

Sebab Kepemilikan Islam:


Menghidupkan Tanah Mati Menggali Kandungan Bumi Berburu Makelar
Kebutuhan Harta Penyambung Hidup

Waris
Harta yang Diperoleh tanpa Kompensasi Sebab Kepemilikan (Asbab at-Tamalluk)

Bekerja
Mudharabah Musaqat

Pemberian Negara

Ijarah

Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki sebelumnya.

III- Disposisi (Tasharruf):


Kepemilikan Barang dan Jasa Disposisi (Tasharruf) Infaq (Perbelanjaa n)
Hukum Syara dalam Memanfaatkan Barang dan Jasa

Faktor Hubungan: Wasiat, Hadiah

Faktor Nafkah: Ayah kepada anak

Pertanian (Ziraah) Pengembang an Harta Tanah


Harta yang Diperolah dari Pertukaran Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk

Perdagangan (Tijarah) Perindustrian (Shinaah)

Hukum Tanah Pertanian:


Sebab Kepemilikan
Pembelian Lahan

Tahjir: Memagari

Ekstensifikasi Tanah Pertanian

Ihya al-Mawat: Menghidupkan Tanah Mati

Pengembangan Tanah Pertanian

Iqtha ad-Dawlah: Pemberian Negara pd Petani

Wajib Mengelola Tanah Pertanian

Intensifikasi Tanah Pertanian


Haram Menyewakan Tanah Pertanian

Sebab Pengembangan

Hukum Perdagangan:
Halal
Perdagangan Domestik

Jual-Beli Salam Istishna Sharf


Uang dg Uang Uang dg Uang Barang dg Barang Barang dg Barang

Bentuk Perdagangan

Riba Ghabn Fahisy Tadlis Perdagangan Luar Negeri Penimbunan

Haram

Hukum Perindustrian:
:
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang diproduksinya.
Produk Halal (Pabrik / Kilang yang halal)

Milik Individu

Hukum Pabrik dan Kilang

Hukum Produk (Barang yang Diproduksi)

Milik Umum

Produk Haram
(Pabrik / Kilang yang haram)

Milik Negara

Hukum Syarikah:
Sepakat Melakukan Syarikah Sepakat Memberikan Modal Sepakat Melakukan Syarikah dalam Urusan Tertentu Barang

Akad Syari: Ijab dan Qabul


Hukum Syarikah dalam Islam

Belum Sah

Orang yang Boleh Melakukan Tasharruf Obyek Akad: Sesuatu yang Bisa Diakadkan

Sah

Sah

Jasa

Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

Syarikah Amlak: Zat Barang

Pemburan Syarikah
Syarikah Inan: BadanBadan(+)Harta

Bentuk Syarikah dalam Islam

Syarikah Abdan: Badan-Badan(-)Harta

Gila Mati Mahjur


Dibubar kan Sepihak

Mudharabah: Badan(+)Harta

Syarikah Uqud: Pengembangan Harta

Syarikah Wujuh: Badan-Badan(+)Harta Orang Lain Badan-Badan(+)Harta Pembelian Berdua

Semua Kerugian Dikembalikan kepada Harta dan Pemiliknya, Sementara Keuntungan Milik Kedua Belah Pihak.

Mufawadhah: Gabungan Syarikah

Hukum Syarikah Kapitalis:

Perseroan FIRMA: Badan-Badan Dagang

Bertentangan dengan Syarat Syarikah Islam

Bentuk Syarikah Kapitalis

Perseroan Terbatas:
Koperasi: Asuransi: Kerjasama Penjaminan

Bertentangan dengan Fakta Akad Syari

Bertentangan dengan Obyek Akad Syari

Tidak Dijalankan oleh Badan tapi Modal

Hukumnya Haram

Tasharruf yang Diharamkan:


Isyraf - Tabdzir

Infaq:

Taraf (Foya-foya) Taqtir (Kikir-Bakhil)

Tasharruf yang Diharamkan

Judi Riba
Syarikah Kapitalis

Pengembangan Harta:

Ghabn Fakhisy Tadlis

Ihtikar Mematok Harga

IV- Kepemilikan Umum:


Haram

Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat

Bentuk dan Ciri Harta Milik Umum

Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll.

Privatisasi

Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan

Izin pembuat syariat (as-syari) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda.

Hima dan Pemeliharaan Fasum:


Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat

yang dibiarkan). Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya. Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati, yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas. Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi yang memiliki sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.

V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi kewenangan khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan dan ijtihadnya.
Fai, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan. Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah). Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian. Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam. Dharibah dan Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal. Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti Narkoba, dll. Harta Kalalah:

Harta Orang Murtad

Baitul Mal:
Sumber Pemasukan
Fai
Ghanimah, dan Anfal Khumus Kharaj

Pos-pos Pengeluaran
Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub
Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad.

Jizyah
Dharibah Cukai) dan Usyur (Bea

Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll.


Kebutuhan Non Kompensasi: fasum, seperti masjid, jalan raya, sekolah, rumah sakit, dll. Kebutuhan Non Kompensasi Sekunder Dana Emergency: Bencana alam, serangan musuh, dll..

Harta haram Harta Kalalah Harta Orang Murtad Zakat

Penyusunan APBN:
Sistem Kapitalis Sistem Khilafah

APBN disusun pertahun oleh pemerintah disahkan oleh Parlemen


RAPBN diajukan pemerintah melalui Keuangan kepada Anggaran Parlemen oleh Menteri Panitia

APBN tidak disusun pertahun oleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah. Ketentuan APBN, sumber dan pos-posnya telah diatur oleh hukum syara, dan di sini berlaku ijtihad khalifah. Khalifah juga tidak perlu mengeluarkan peraturan baru, karena hukumnya sudah tetap..

Setelah jadi APBN, dikeluarkan peraturan perundang-undangan untuk mengesahkan APBN

Ekonomi Islam

Inti kehidupan manusia di dunia ini adalah mencapai falah (kemuliaan didunia dan di akhirat).

Pengertian Ekonomi Islam


Ekonomi Islam adalah

suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)

Difinisi Ekonomi Islam


adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia
untuk mengalokasikan dan mengelola sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai Al Quran dan Sunnah

Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma


Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal yang penting dalam memahami terminologi : 1. Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi) 2. Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
Alfred Marshal

Pernyataan normatif.

Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk.


Pernyataan positive.

Kemiskinan di negara-negara berkembang semakin buruk

Ekonomi konvensional 1. Aspek positif dan aspek normative terpisah. 2. Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma. 3. Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta. atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena bersifat objective dan akhirnya berlaku universal

Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang ditawarkan meningkat.

cateris paribus adalah pernyataan positif


Hukum tersebut berlaku karena para produsen memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi tingginya produsen mengharuskan mencari keuantungan maksimum adalah pernyataan normative

Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan

pendekatan integratif antara normative economics dan positif economics. Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih tinggi, jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika lah yg harus menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)

Metodologi Ekonomi Islam


Konsep Rasionalitas Islam.
Etika & Rationalitas Ekonomi Islam. Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam.

Kerangka Metodologis Ekonomi Islam

Konsep Rasionalitas Islam


Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan

pada pertimbangan rasionalitas. Argumentasi yg dibangun memenuhi kaidahkaidah logika & diterima akal serta diterima secara universal

Konsep Rasionalitas Islam


Kaidah umum dan universal, sesuai dengan

universalitas islam dalam konsep ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus : a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah. b. tidak melakukan kemubaziran. c. Berusaha meminimize resiko. d. Dihadapkan pada ketidak pastian.

Etika & Rasionalitas Enomi Islam


Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional

adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional). Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh kesepakatan sosial

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi

islami untuk mencari informasi agar dapat meraih fallah. Sumber informasi meliputi dua hal : 1. ayat kauniyah (fakta empiris). 2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung dari sang pencipta)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Syariah diartikan sebagai seperangkat

peraturan atau ketentuan Allah untuk manusia yg disampaikan melalui rasulNya Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar : 1. keimanan. 2. moral. 3. fiqh (sumber hukum)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam


Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang

utama/pertama terdiri dari :

a. b. c. d.

Al Quran. Sunnah. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama) Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al Quran & Sunnah)

Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah :

a. b. c. d.

Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum) Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum) Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm muncul hukum baru Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)

Kerangka Metodologi Ekonomi Islam


Kebenaran & kebaikan.

Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu

sosial. Objek ekonomi Islam (bagan terlampir).

Kerangka Metodologis Ekonomi Islam


Quran & Sunah
Ushul Fiqh & Qawaid

Akidah

Syariah

Akhlak

Fiqh Muamalah

Sejarah Islam

-Nilai Ekonomi Islam -Prinsip Ekonomi Islam

Metode Deduksi

Konsumsi Produksi

Realitas ekonomi

Metode Induksi

Teori Ekonomi

Distribusi
Makro Ekonomi

Karakteristik Ekonomi Islam


Tujuan ekonomi Islam. Moral sebagai pilar ekonomi Islam Nialai-nilai dasar ekonomi Islam Prinsip ekonomi dalam Islam Basis kebijakan ekonomi islam Paradigma ekonomi islam

Tujuan ekonomi Islam.

Fallah (bahagia dunia akhirat) Hayyah thayibah (baik & terhormat) Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki)

Moral sebagai pilar ekonomi Islam

Nilai ekonomi Islam. konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll. Prinsip ekonomi Islam. memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun, syarat dan implementasinya

Nialai-nilai dasar ekonomi Islam


Adl
1. persamaan kompensasi. 2. persamaan hukum. 3. moderat. 4. proporsional

Khilafah (tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka


bumi yg meliputi tanggung jawab : 1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar. 2. mewujudkan mashlahah maksimum 3. perbaikan kesejahteraan setiap individu

Takaful (penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :


1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu. 2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu. 3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu. 4. amar maruf nahi munkar

Prinsip ekonomi dalam Islam


Kerja. Kompensasi. Efisiensi. Profesionalisme. Kecukupan. Pemerataan kesempatan. Kebasan. Kerjasama Persaingan. Keseimbangan. Solidaritas. Informasi simetri

Basis kebijakan ekonomi islam


Penghapusan riba. Pelembagaan zakat. Pelarangan gharar. Pelarangan yang haram

Paradigma ekonomi islam

Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour paradigm).


adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai ekonomi Islam

Paradigma umum (grand patern)


adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakatyg berpegang teguh pada paradigma perilaku. Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah individu meterialisme dalam berpikir & mekanisme pasar

Karakteristik ekonomi Islam

Tujuan : Fallah

Nilai : Adl, Khilafah, Takaful

Prinsip Ekonomi Islam

Paradigma : Adil & Harmoni

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI


Ekonomi Kapitalis Ekonomi Islam Ekonomi Sosialis

Paradigma Materialisme

Paradigma Syariah

Paradigma Dialektika

Seluruh aktivitas ekonomi bernilai materi / bermanfaat boleh dilakukan

Seluruh aktivitas ekonomi berdasarkan syariah Islam

Seluruh aktivitas ekonomi mengikuti dialektika masyarakat yang ditetapkan negara

Liberalisme ekonomi

Otoriterianisme negara

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Islam

Ilmu Ekonomi
Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas

Sistem Ekonomi Islam


Pengaturan cara kepemilikan, pengelolaan dan distribusi kekayaan

Universal, tidak terkait ideologi tertentu

Terkait dengan Ideologi Islam dan diatur oleh Syariah Mengikat individu, masyarakat dan negara

POLITIK EKONOMI ISLAM


Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya.
Tercapai karena : 1. Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu 2. Tanggungan ahli warisnya 3. Kewajiban Negara 4. Kewajiban seluruh kaum muslimin

PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM


1

KEPEMILIKAN
Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara Cara Kepemilikan Halal Haram 2

DISTRIBUSI

PENGELOLAAN
Pembelanjaan Pengembangan

Halal Haram

Halal Haram

PILAR EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN KEPEMILIKAN


K. INDIVIDU INDIVIDU Ekonomi Privat Konsumsi Produksi
PERTANIAN PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN

K. UMUM

K. NEGARA

KEPEMILIKAN PENGELOLA SEKTOR PENGELOLAAN

NEGARA Ekonomi Negara

BIDANG

Konsumsi

Pertanahan Jual Beli (al Bai) (al Aradhi) dan Syarikah

Industr &, Ketenagakerjaan

HUKUM

PERAN NEGARA
Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi Kebijakan Pertanian Kebijakan Industri Kebijakan Perdagangan Kebijakan Moneter Pengelolaan kepemilikan umum dan negara melalui baitul maal Menjaga mekanisme pasar Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi Menciptakan SDM unggul

DISTRIBUSI KEKAYAAN

Setiap Individu harus memperoleh jaminan pemenuhan kebutuhan primer Upaya mencapai keseimbangan ekonomi (equilibrium)

Tercapai jika : 1. Terdapat kekayaan dalam masyarakat 2. Seluruh masyarakat menerapkan sistem Islam

DISTRIBUSI KEKAYAAN

Perbedaan kemampuan pikiran dan fisik

Kesenjangan Ekonomi

Distribusi kekayaan 1. Mekanisme ekonomi : baitul mal, larangan menimbun emas dan perak 2. Mekanisme non ekonomi : zakat, waris

LANDASAN EKONOMI ISLAM

- -

Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr. Ahmad Muhammad Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad
Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)


Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (Mabahits fil Iqtishad
al-Islamiy, hlm. 54)


Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad
Muhammad Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham alIqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)


Halaman 14

Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting

(dharuriyah basyariyah)

Dalam konteks ini Allah Berfirman :

Mereka berkata, Hai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi berakal

Masih kitab Al-Muamalah fil Islam


Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana firman Allah (hlm.16)


Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt).
(Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)

HADITS-HADITS TENTANG EKONOMI

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Nama Kitab Hadits


Shahih Bukhari Shahih Muslim Sh. Ibn Hibban Sh.Ibn Khuzaimah Sunan Abu Daud Sunan at-Tirmizi Sunan al-Nasaiy Sunan Ibnu Majah Sunan al-Darimi Sunan Baihaqi MuwattaMalik Musannaf Ibn Abi Syaibah Musannaf A.Razzaq Mustadrak al-Hakim

Jumlah Hadits Ekonomi


199 115 179 300-an 290 117 254 170 94 1145 78 1000-an 1354 245

Keterangan
Al-Buyu. Al-ijarah, Salam,dll Kitab al-buyu Buyudan Al-Ijarah Al-buyu Kitab al-Buyu Kitab al-Buyu Kitab al-Buyu Kitab at-Tijarah Kitab al-buyu; Kitab al-buyudan al-ijarah Buyu,ijarah, musaqat 639 Bab Kitab al-Buyu Kitab al-buyu

Belum termasuk Kitab Subulus Salam, Bulughul Maram dan Nailul Authar serta kitab hadits terbesar Musnad Ahmad bin Hanbal

Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam

Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah yang bersumber Alquran & Sunnah Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro dolar) Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan.

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam


Great gap selama 500-an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi pada dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter). Disisi lain dunia Islam justru mencapai kegemilangan. Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad pertengahan. Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran sarjana muslim & barat, memunculkan beberapa dugaan : a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana muslim dan barat. b. sarjana barat dipengaruhi oleh pemikiran sarjana muslim. c. sarjana barat melakukan plagiasi atas karya para sarjana muslim

Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat


Plato, Aristoteles, Xenophon dll : Mengecam pembungaan uang Ekonomi rumah tangga Abad 2-4 SM Awal Masehi

Bibel : Etika & moralitas, bisnis, riba dll

Abad ke 7 M: Quran & Hadist Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 7-11M (fase dasar) -Abu Yusuf (798) Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga Peranan negara, peranan pasar. -Muh. Bin Hasan (750) Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship, Mudharabah, teori konsumsi . -Abu Ubayd Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah -Ibnu Maskawih Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter -Mawardi. Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah

g r e a t g a p
Abad 13 scholastik St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)

Abad 10

Abad ke 16-18 Markantilisme Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi David Hume : hubungan uang-harga

Abad 11-15 fase kedua -Al Gazali (1111) Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll -Ibnu Taimiyah (1328) Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll -Ibnu Khaldun (1404) Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan -Nasirudin Tusi (1442) Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi

Abad 17-18 Psiokrasi Laissez faire laisszes passer Quesney : perekonomian sistim yang analog dg kehidupan biologis manusia Abad ke 16-19 fase ketiga Shah Waliullah 1762 Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba. Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi. Muhammad Iqbal (1873-1938) Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat

Abad 18-19 Klasik Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern, kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian tenaga kerja dll. Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan penduduk & pangan, kontrol populasi. David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan komparatif, analisis marjinal. JB Say 1832 : keseimbangan demand supply. J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan

Abad 19

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam


Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam (pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan ritual, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat. Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta pengikutnya sepanjang zaman. Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa nabi Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam. Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi : 1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058M). 2. Periode kedua (450-850H/1058-1446M). 3. Periode ketiga (850-1350H/1446-1932M). 4. Periode kontemporer (1350H sekarang/ 1932M sekarang)

Sejaraha Ekonomi Islam.


(pada masa Rasulullah SAW)

Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah). Setelah menata bidang politik dan pemerintahan (konstitusional, tahap selanjutnya Rasulullah menata bidang ekonomi & sosial.

Sejaraha Ekonomi Islam


(pada masa Raulullah SAW)
Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah : 1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua yang ada. 2. Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg sebenarnya. 3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena itu saudara2nya yg kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya. 4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun. 5. Kekayaan harus berputar 6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan. 7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal tersebut dapat menghapus konflik antar golongan. 8. Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu termasuk masyarakat miskin

Sejaraha Ekonomi Islam


(pada masa Raulullah SAW)
Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan dan distribusi dilakukan dengan rapi, karena : a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit. b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik distribusi maupun penerimaan. c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal. d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak umum digunakan. e. Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi peperangan.

Terima Kasih Thank You Syukria

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM I


Oleh : Juniar Endrawanto

Islam memiliki khasanah fiqih muamalah yang sangat kaya dan luas, diantara khasanah tersebut adalah prinsip Syirkah al Inan, al Mudharabah, Baias Salam, baial Istishna, Baial Murabahah, Ijarah, hawalah, ar Rahn, al Wakalah, al Qardh dan al Ajr wal Umulah.

Khasanah fikih muamalah selain bersumber dari Quran dan hadis juga bersumber dari Kitab atau karya-karya para ulama antar lain : 1. al-Kindi, 2. al Ghazali, 3. Ibnu Rusd, 3. al-Khaawrizmi, 4. Ibnu Khaldun, 5. Ibnu Haitam, 6. Ibnu Hazm, 6. al-Farabi, 7. Jabir Ibnu Hayam, 8. Ibnu Sina, 9. Ibnu hajja. 10. Ar razi dll.

Bahkan beberapa ekonom barat yang terinspirasi karya ekonom muslim adalah : Teori Pareto Optimum diambil dari kitab Nahjul Balaqah Imam Ali. Abu Yusuf (798 M) dalam kitabnya al-Kharaj yang menulis tentang tanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Adam Smith (1776) dengan bukunya The Wealt of Nation banyak terinspirasi oleh buku al-Amwal-nya Abu Ubaid (838 M). Teori Leffers Curve yang diciptakan oleh Leffer (penasehat ekonomi Presiden Ronald Reagan) teori ini diciptakan pada saat krisis yang melanda Amerika diakhir masa jabatan Reagen yang pertama dan terori ini cukup ampuh untuk menanggulangi krisis tsb. Leffer berterus terang bahwa teorinya terinspirasi oleh buku Ibnu Khaldun (1404 M).

Dalam buku The Wealth of Nation karya Adam Smith (1776 M) yang terdiri dari lima jilid. Dalam jilid ke lima bab pertama, Adam Smith membandingkan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang berbeda (bangsa dengan ekonomi terbelakang dan bangsa dengan ekonomi maju) Contoh masyarakat terbelakang adalah masyarakat Indian di Amerika, sedangkan contoh masyarakat ekonomi maju adalah bangsa Arab dan Tartar.

Adam Smith menjelaskan, bangsa arab yang dimaksud adalah yang dipimpin oleh :

Mohamet and his immediate successor


atau lebih tepatnya Rasululloh saw dan Khulafaur Rasyidin

Tepatnya pada 774 M, Raja Offa yang berkuasa di Inggris ketika itu mencetak koin emas yang merupakan direct copy dari dinar Islam berikut tulisan Arabnya. Yang uniknya koin (uang) tersebut mencatumkan kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasululloh dan juga dua buah salib kecil, karena Raja Offa bergama Nasrani.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw


Kharaj (sejenis pajak tanah), Zakat, kums (pajak 1/5), jizya (sejenis pajak atas badan orang non Muslim) dan penerimaam lain-lain (diantaranya Kaffarah/denda).

Ushr (pajak) Ghanimah (pampasan perang) Amwal Fadhla (Muslim yg meninggal tanpa ahli waris). Nawaib (pajak bagi kaum muslim yg kaya u/ keperluan negara yg sifatnya darurat.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah SAW

Sumber penerimaan negara meliputi


Dari kaum muslim
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Dari kaum non muslim

Dari masyarakat umum


1. 2. 3. 4. 5. ghanimah. Fa Uang tebusan Pinjaman dari kaum muslim Hadiah dari pemimpin/ negara lain

Zakat. Ushr (5-10%) Ushr (2,5%) Zakat fitrah. 1. Wakaf. 2. Amwal Fadhla 3. Nawaib Sadaqah yag lain khums

jizya. Kharaj Ushr (5%)

Penerimaan zakat dan kums dihitung secara proporsional, secara ekonomi hal ini akan menciptakan built-in stability (hal ini akan menstabilkan harga dan menekan inflasi). Sistim zakat perniagaan dihitung dari hasil usaha (tax on quasi rent) sehingga tidak mempengaruhi harga dan jumlah penawaran. Ini berbeda dengan sistim Pajak pertambahan nilai (Ppn) yang ada sekarang yg dihitung atas harga barang, sehingga harga barang bertambah mahal dampak jumlah yang ditawarkan lebih sedikit (up-ward shift on supply curve). Sedangkan zakat ternak, Islam menerapkan sistim yang progresif untuk memberi insentif peningkatan produksi. Makin banyak ternak yang dimiliki makin kecil zakat yang harus dibayar, ini akan mendorong skala produksi yang lebih besar dan terciptanya efisiensi biaya.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw Disisi pengeluaran, terdiri dari pengeluaran untuk : dakwah, pendidikan dan kebudayaan, iptek, hankam, kesejahteraan social dan belanja pegawai

Peranan Institusi keuangan publik


Peranan Baitul Maal (Keuangan Publik) adalah
1. 2. 3. 4. Menampung sumber penerimaan negara dan mendistribusikannya ke berbagai sektor. Pengelolaan keuangan negara langsung dibawah pengawasan Rasulullah dengan sekretaris khusus. Sebagian besar disalurkan untuk kebutuhan ekonomi, social dan budaya. Sistim distribusidan sangat fleksibel (tidak birokratis)

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW


Kebijakan dilaksanakan tanpa mungganakan instrumen bunga. Perekonomian jazirah Arab sebagian besar adalah sektor perdagangan (bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam). Mitra dagang terbesar adalah Parsia dan Roma. Persyaratan untuk melakukan transakasi adalah alat pembayaran yang dapat dipercaya yaitu Dinar dan Dirham. 1. kedua koin tersebut memiliki berat yang tetap dan 2. memiliki kandungan emas dan perak yang tetap, 3. nilai satu dinar sama denga sepuluh dirham. Secara alamiah transaksi yang beredar didaerah Mesir atau Syam menggunakan Dinar sebagai alat tukar, sementara di kekaisaran Persia menggunakan Dirham. Ekspansi yang dilakukan Islam ke wilayah Kekaisaran Persia dan Roma menyebabkan perputaran uang semakin meningkat. Selama pemerintahan Nabi uang tidak dipenuhi dari keuangan negara semata melainkan dari hasil perdagangan dengan luar negri.

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW


Karena tidak adanya pemberlakukan tariff dan bea masuk pada barang impor, uang diimpor dalam jumlah cukup untuk memenuhi permintaan internal. Pada sisi lain nilai emas dan perak pada kepingan Dirham maupun Dinar sama dengan nilai nominal (face velue) uanganya (sehingga dapat dipergunakan sebagai hiasan atau ornamen).
Dapat disimpulkan bahwa awal periode Islam penawaran uang (Money Supply) terhadap pendapatan sangat elastis.

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW


Selain Dirham dan Dinar, alat pembayaran yang digunakan pada awal periode Islam khususnya para pedagang besar dan bereputasi tinggi adalah : 1. Surat wesel dagang dan 2. Surat hutang Meningkatnya perdagangan antara Yaman dan Syam menciptakan kemungkinan untuk menerbitkan dan menerima alat pembayaran lainnya yaitu surat wesel tagih atau surat hutang diantara pedagang, Pada masa kekalifahan Umar Ibn Khatab, diterbitkannya surat pembayaran yg disebut dengan Saq, yg saat ini dikenal dg sebutan cek yang penggunaannya dapat diterima masyarakat.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW


Pemercepatan peredaran uang. Dengan sistim pemerintahan yang legal dan perangkat hukum yang tegas dalam menentukan peraturan etika dagang dan penggunaan uang, maka hal-hal yang dilarang adalah :

1. Larangan terhadap Kanz (penimbunan uang untuk spekulasi) cenderung mencegah dinar dan dirham kelaur dari perputaran. 2. Larangan praktek bunga mencegah tertahannya uang ditangan pemilik modal.

Sedangkan pemercepatan peredaran uang, Rasul mendorong masyarakat untuk mengadakan kontrak kerjasama dan mendesak mereka untuk memberikan pinjaman tanpa bunga sehingga lebih memeprkuat peredaran uang.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW


Kebijakan fiskal terhadap nilai uang. 1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kaum Muslim dalam melakukan aktivitas produktif dan ketenagakerjaan. 2. Rasulullah mendesak golongan Anshar dan Muhajirin untuk melakukan perjanjian Mudharabah (bagi hasil), Muzaraa (pembagian panen) dan Musaqat (satu pihak menyediakan kebun, pihak lain mengatur irigasi dan j jasa tenaga kerja).

dengan kerjasama ini meningkatkan penawaran agregat masyarakat yang berdampak pada stabilitas nilai uang ketingkat equilibrium yang tinggi.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW


Mobilisasi dan utilitas tabungan. Pihak pemilik dana dan enterprenuer bekerjasama dengan exente agreement share yang menghasilkan nilai tambah. Karena kegiatan ekonomi saat itu adalah jasa, agricultural, perdagangan, dan kerajinan, bentuk hukum yang sesui kegiatan tersebut adalah Mudharabah, Muzaraah, Musaqat dan Musyarakah. Tabungan yang dimiliki oleh masyarakat (investor) dialokasikan untuk perdagangan dan Kerajinan, sedangkan assets fisik seperti tanah peralatan digunakan untuk gricultural.

Dengan bimbingan Rasulullah kaum Muhajirin dan Ansar bekerjasama dengan share 50% :50%

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab Administrasi telah ditata dengan dengan pencatatan double entry system, penataan ini sejalan dengan makin bertambahnya pemeluk Islam dan luas wilayahnya Selain Baitul Maal pusat didirikan pula Baitul Maal distrik, propinsi dan lokal

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab


Disisi pengeluaran, pembangunan infrastruktur mendapat perhatian besar. Memerintahkan Gubernur Mesir, Amr Ibn Ash untuk membelanjakkan sepertiga APBN untuk : 1. Melakukan penggalian kanal dari Fustat (Kairo) ke Suez untuk memudahkan transoprtasi dagang antara semenanjung Arab dan Mesir. 2. Juga membangun dua kota bisnis : Kufa (untuk bisnis dengan Romawi) dan Basra (bisnis dengan Persia).

Catatan

APBN jarang sekali mengalami defisit, karena pengeluaran hanya dilakukan apabila ada pemasukan (sistim cash bassis).

Kebijakan Moneter Khalifah Umar ibnu Khatab

Diiterbitkannya surat pembayaran cek yang penggunaannya dapat diterima masyarakat. Menginstruksikan untuk mengimpor sejumlah barang dagangan dari Mesir ke Madinah, karena barang yang diimpor dalam jumlah yang besar sehingga distribusinya menjadi terhambat, Oleh karena itu Khalifah Umar menerbitkan saq/cek kepada yang berhak

Tugas Baitul Maal diatur dan diuraikan sebagi berikut : Mengatur dan mengurus permasalah dan kebutuhan masyarakat. memeperbaharui kota tua dan membangun yang baru. mengumpulkan kharaj. mempersiapkan pertahanan negara.

Kebijakan Fiskal pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib

Kebijakan pembangunan pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib

Pembangunan sektor-sektor umum yang diorganisasi masing-masing distrik. Penetapan secara rinci tingkat ekonomi dalam masyarakat dan menjamin bagian masing-masing orang (Ia mengatakan setiap individu mendapatkan bagian pada pendapatan nasional) Menekankan kepada para gubernur untuk benar-benar mendistribusikan pendapatan kepada kelompok masyarakat sehingga tercapailah kesejahteraan dan keadilan.

Kebijakan Moneter pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib

Dinar dan Dirham merupakan satusatunya mata uang yang dipakai. Pada masa pemerintahan Imam Ali, Islam mencetak uang sendiri, namun demikian masa pemerintahan Imam Ali tidak terlalu lama (-/+ 4 tahun), sehingga uang yang dicetak tersebut tidak dapat beredar luas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penawaran uang selama masa itu sama seperti pada masa Nabi Muhammad.

Kesimpulan
Tidak ada satu pun instrumen kebijakan moneter yang digunakan pada masa awal periode keislaman. Karena penggunaan uang sebagai alat tukar, tidak ada alasan untuk melakukan perubahan supply uang melalui kebijakan diskresioner.

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM II


(Sektor Keuangan)

Oleh : Juniar Endrawanto

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi


Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk harta benda, adalah Allah SWT (kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuanNya). Status harta yang dimiliki manusia adalah : 1. Harta sebagai amanah (titipan, as a trust) dari Allah SWT. 2. Einstain berpendapat, manusia tida mampu menciptakan energi, yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. 5. Harta sebagai perhiaasan hidup yang memungkinkan manusia bisa meninkmati dengan baik dan tidak berlebihan. 6. Harta sebagai ujian keimanan. (menyangkut cara mendapatkan dan memanfaatkan. 7. Harta sebagai bekal ibadah

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi


Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha (amal) atau mata pencaharian (maisyah). Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan kematian (Q.S. At Takatsur: 1-2), melupakan Dzikurullah (Q.S. Al Munafiqun: 9), Melupakan shalat & Zakat (Q.S. An Nur: 37), dan memusatkan kekayaan pada sekelompok orang saja (Q.S. Al Hasyr: 7). Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti : 1. Kegiatan Ribawi (Q.S. Al Baqarah: 275-281). 2. Berjual beli barang yang dilarang atau haram (Q.S. Al Maidah: 90-91). 3. Mencuri/merampok/penggasaban (Q.S. Al Maidah: 38). 4. Curang dalam takaran dan timbangan (Q.S. Al Muthaffifin: 1-6). 5. Melalui cara-cara yang bathil dan merugikan (Q.S. Al Baqarah: 188). 6. Melalui cara suap menyuap (H.R Imam Ahmad).

Sektor Lembaga Keuangan


1. Secara implisit didalam Al Quran dan Hadist tidak tercantum istilah bank. 2. Fungsi perbankan secara partial telah diaplikasikan sejak zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin (yaitu menerima simpanan, menyalurkan dana dan memberikan jasa pengiriman uang)

Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan satu fungsi dari perbankan) tersebut adalah :

Sektor Lembaga Keuangan

Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan al Amin, dipercaya oleh masyarakat Mekah untuk menerima simpanan harta, sehingga pada saat hijrah ke Madinah, beliau meminta kepada syaidina Ali ra untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memiliki, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut. (Wadiah ad Amanah). Sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam lebih suka menerima titipan dalam bentuk pinjaman yang memiliki hak untuk memanfaatkan (Wadiah at Dhomanah). Karena bentuknya pinjaman maka ia wajib mengembalikan utuh. Penggunaan cek (media pembayaran yang pada waktu itu istilahnya saq) telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dan Yaman. Bahkan di zaman Umar bin Khattab ra beliau menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek tersebut kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal. Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah, Musaqah telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Sektor Lembaga Keuangan


Ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu individu tumbuh dan berkembang dizaman Bani Abbasiyah, dan lebih berkembang pesat lagi setelah beredarnya jenis mata uang Pada zaman Abbasiyah, pada saat pemerintahan Muqtadir (908-932 M). Saat itu setiap wazir mempunyai bankir sendiri, misalnya Ibnu Abi Isa menunjuk Ali Ibn Isa ; Hamid Ibnu Wahab mnunjuk Ibrahim Ibnu Yuhana. Kemajuan praktik perbankan pada zaman itu ditandai dengan beredarnya alat pembayaran saq (cek) sangat luas sebagai media pembayaran. Perbankan saat itu tidak menggunakan konsep bunga dalam operasionalnya, namun menggunakan konsep bagi hasil disisi penghimpunan dananya, dan jual beli, gadai, sewa dan bagi hasil disisi pembiayaannya.

You might also like