Professional Documents
Culture Documents
United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium proyek Decentralized Basic Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Sistem pendidikan formal di Indonesia sedang mengalami proses transformasi yang cukup besar. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menuntut adanya peningkatan kualitas dan menetapkan bahwa Standar Nasional Pendidikan (PP 19 Tahun 2005) yang meliputi delapan standar dalam bidang pendidikan sebagai berikut: Standar Isi Standar Sarana dan Prasarana Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Kompetensi Lulusan tahun 2003 Pemerintah Standar Penilaian Pendidikan telah berusaha keras untuk Sejak Indonesia Standar Proses Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Pendidikan
mengembangkan standar ini khususnya mengenai guru. PP 19 /2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mendiknas No 16/2007 tentang Standar Kompetensi Guru, dan Peraturan Mendiknas No 18/2007 tentang Sertifikasi Guru memerinci kualifikasi dan kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh guru dan proses penilaiannya. Menteri Pendidikan Nasional dan khususnya Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi sekarang mendapat tugas
yang sangat besar untuk menjamin bahwa 3,000,000 guru yang sudah bekerja dan mudah di negara yang besar dan beragam seperti Indonesia.
semua guru baru agar memenuhi standar ini. Hal ini bukanlah pekerjaan yang
Decentralized Basic Education Three (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan untuk mendukung Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama dan pendidikan non formal. melaksanakan program pelatihan guru yang disebut dengan Program Pelatihan Untuk mencapai tujuan ini, DBE3 telah mengembangkan dan
Kecakapan Hidup.
Program Pelatihan Kecakapan Hidup adalah program pelatihan guru yang secara
mendukung Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan untuk memenuhi standar nasional pendidikan dalam hubungannya dengan guru, muatan dan proses. Peraturan perundangan yang disebutkan di atas telah digunakan sebagai basis untuk pengembangan bahanbahan pelatihan.
Tujuh buah modul telah dikembangkan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sebagaimana digambarkan secara detil berikut ini. Tiga modul pertama adalah modul dasar. Ketiganya memperkenalkan beberapa prinsip tersebut dapat digunakan oleh guru semua mata pelajaran.
Modul & Isi 1. Pengajaran Profesial dan Bagaimana Modul tersebut mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia Pembelajaran Bermakna Modul ini akan membantu guru dalam memenuhi standar nasional tentang kompetensi guru.
dan konsep utama tentang mutu pendidikan dalam konteks bangsa Indonesia. Modul
Modul ini adalah modul pengantar untuk Program Pelatihan Kecakapan Hidup. Modul ini menyajikan prinsip dan konsep dasar tentang
menggunakan modul ini, guru-guru akan lebih dapat mengembangkan kompetensi inti pedagogik 110 yang kompetensi kepribadian, profesional, dan
Dengan
meliputi sosial.
pengajaran dan pembelajaran yang efektif melalui paparan siapa (guru dan siswa), apa (isi dan
peraturan perundangan tentang pendidikan dan dilatih menggunakan beberapa format resmi yang disiapkan oleh pembelajaran). belajar Depdiknas Melalui modul ini, guru-guru akan mengembangkan petunjuk portfolio dengan teknis (misalnya, rencana pelaksanaan
perencanaan) mana
mengapa
(tujuan), sejauh
bagaimana sesuai
konsep
pendidikan. ini
profesional
Depdiknas tahun 2007 dan akan mendapatkan bantuan untuk mulai menyusun portfolio
dari
Modul ini akan membantu guru-guru dalam memenuhi standar nasional pendidikan tentang kompetensi guru. bagaimana mengintegrasikan Kecakapan Hidup ke Modul ini membantu guru-guru untuk memahami dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sebagaimana
Konsep pada
persiapan hidup, belajar dan bekerja diperkenalkan Pengajaran menelaah masa dalam akan modul
dituntut oleh peraturan perundangan di Indonesia. Guru-guru akan mengenal definisi yang dikemukakan (Personal, Sosial, Akademik dan Guru-guru pelatihan belajar teknik oleh Depdiknas dan kategori Kecakapan Vokasional) dan berbeda Hidup
pembelajaran bermakna. Modul ini hidup yang lebih terperinci untuk apa (definisi) dan pendidikan
profesional
kecakapan
kategori. untuk
membantu guru dalam memahami (pentingnya) (proses) Hidup. 3. TIK untuk Pendidikan Kecakapan TIK sebagai Kecakapan hidup pokok dan sebagai perangkat Hidup bagaimana
mengapa Kecakapan
mengintegrasikan Kecakapan Hidup dan sepanjang kompetensi inti 2, 4, 6, 8 dan 10. modul ini akan lebih
mengembangkan
Pendidikan
Modul ini akan membantu guru dalam memenuhi standar nasional kompetensi guru.
TIK dimasukkan
pembelajaran
dalam Modul Pengajaran Profesional dan Pembelajaran yang Bermakna dan di Hidup ke dalam proses Pembelajaran Kelas. Modul ini mengintegrasikan Kecakapan akan
diperkenalkan
di
(kompetensi lebih
(kompetensi inti 24). Modul ini akan menjadikan guru kompeten dalam menggunakan TIK untuk
profesional
memadukan beberapa modul ini dan membantu guru dalam memahami apa (pentingnya) (definisi) dan yang mengapa
paling
Empat modul (modul 4-8) berikutnya menggunakan konsep, kecakapan, dan pengetahuan yang dikembangkan pada ketiga modul sebelumnya dan menelaah lebih mendalam bagaimana konsep, kecakapan, dan pengetahuan itu dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu, Oleh karena itu, modul-modul ini harus digunakan oleh guru-guru mata pelajaran.
Modul Pengajaran Profesional dan Pembelajaran mengidentifikasi dan beberapa yang ke Bermakna orang
kunci yang terlibat dalam pengajaran pembelajaran ini Mengintegrasikan Kelas, tujuan efektif.
Modul
Kecakapan
Hidup di
dalam
Pembelajaran
memperluas konsep-konsep ini dan menganalisis bagaimana kecakapan kehidupan konteks sesudah sekolah, yang dipelajari di kelas relevan untuk dan masyarakat dapat digunakan sebagai pendidikan anak serta muda.2 sumber bagi
untuk memenuhi standar nasional tentang kompetensi Modul ini akan membantu guru dalam guru . memahami bagaimana mereka dapat melakukan proses pembelajaran di lapangan dan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik (kompetensi inti 4). Modul ini akan mendorong guru-guru untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan masyarakat (kompetensi inti 17). Melalui perencanaan bagaimana bekerja bersama masyarakat untuk mendukung kegiatan pembelajaran, guru-guru juga akan menguasai materi, struktur konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang diampu (kompetensi inti 20) dan mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. (kompetensi inti 22)
.
1
Modul ini didukung strategi TIK DBE3 yang lebih luas yang membekali guru dengan perangkat TIK
secara terbatas, kecakapan untuk mengoperasikan dan memeliharanya dan buku-buku yang terkait dengan kegiatan TIK untuk digunakan dalam kelas dan kegiatan ekstrakurikuler.
Modul ini didukung oleh modul Kemitraan DBE3 yang membantu sekolah dan guru memahami
bagaimana Sektor Swasta juga dapat dilibatkan untuk mendukung pendidikan bagi remaja.
Modul ini membantu mengembangkan keterampilan guru pendidikan/KTSP berdasarkan standar isi, mengacu Modul ini akan menambah kecakapan guru untuk menyusun kurikulum tingkat
satuan
dan Pembelajaran Bermakna. Modul standar kompetensi untuk masingmasing mata pelajaran. menguraikan dengan bagaimana standar apa yang dimaksud mendalam Modul ini dan
kompetensi
menggunakannya mengembangkan
silabus
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelajaran diampu (kompetensi inti 3) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (kompetensi inti 4) di samping kompetensi profesional dasar 20, 21 dan 22 yang mewajibkan para guru untuk menguasai materi mata pelajaran yang mereka ajarkan. Selama mempelajari modul, guru akan memiliki kesempatan lebih luas untuk berlatih menyusun silabus dan RPP dengan menggunakan berbagai format termasuk yang disarankan oleh Depdiknas (Depdiknas 2007), yang dapat melengkapi portfolio mereka.
Pembelajaran Efektif diperkenalkan dalam modul Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna. Modul ini tersebut dikembangkan dan membahas atas konsep
metode
cocok untuk setiap mata pelajaran. macam pendekatan pengajaran dan mengujicobakan beberapa
Modul ini memperkenalkan berbagai memberikan guru kesempatan untuk melalui pengajaran mikro
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif (Pasal 19 PP 19/2005). Modul ini akan membantu membantu guru untuk mengembangkan kompetensi inti 2, 20, 21 dan 22. Melalui pengajaran mikro akan merefleksikan penampilan mereka dan mengembangkan kompetensi inti 10 dan 23.
teknik
penilaian
Modul ini
menggunakan dengan
penilaian formatif berbasis kelas dan penilaian seperti rubrik unjuk kerja. dan pengembangan
pada berbagai
berikutnya
merencanakan jenis
penilaian. Standar Nasional mewajibkan guru secara terus menerus melakukan pemantauan terhadap proses, peningkatan dan perbaikan hasil belajar (pasal 64 PP 19/2003). Modul ini akan mendukung guru mencapai standar ini dengan mengembangkan kompetensi inti 8 menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar dan kompetensi inti 9 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Selama mempelajari modul ini, guru akan memiliki kesempatan untuk berlatih mengembangkan instrumen penilaian, yang dapat dimasukkan dalam portfolio mereka.
nasional tentang
Sebagai hasil setelah mengikuti Program Pelatihan Kecakapan Hidup, guru akan lebih mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, artinya mereka lebih dapat menjamin siswa mencapai standar kelulusan. Lebih lanjut, guru yang sukses mengikuti dan menyelesaikan Program Pelatihan Kecakapan Hidup akan lebih siap menghadapi dan lulus dalam penilaian sertifikasi profesi guru.
Siapa Yang Dapat Mengambil Manfaat dari Program Pelatihan Kecakapan Hidup?
bekerja. Namun demikian, banyak dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dikemukakan dalam modul ini juga dapat diterapkan untuk program pelatihan calon guru dan dengan beberapa penyesuaian modul ini, dapat digunakan untuk melatih guru-guru pada jenjang pendidikan lain, termasuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Umum.
Modul Kecakapan Hidup secara khusus dirancang untuk melatih guru yang sudah
Ketika digunakan untuk pelatihan guru-guru yang sudah bekerja, modul ini dibagi menjadi tiga lokakarya yang berlangsung seluruhnya selama empat belas hari. Pengaturannya adalah sebagai berikut: Lokakarya Guru Pertama
Hari Pertama Pengajaran dan Hari Kedua Pengajaran dan Hari Ketiga Mengintegrasikan Kecakapan Hidup ke dalam Kelas Pembelajaran di Hari Keempat Mengintegrasikan Kecakapan Hidup ke dalam Pembelajaran di Kelas Hari Kelima TIK untuk Hari Keenam Pengajaran dan
Setiap modul berisi jadwal yang disarankan untuk diikuti untuk setiap lokakarya. Supaya guru memperoleh manfaat maksimal dari Program Pelatihan Kecakapan Hidup, anda sangat dianjurkan untuk mengikuti rencana jadwal ini.
Pertama di Indonesia. Namun, untuk dapat benar-benar menerapkan Program Pelatihan Kecakapan Hidup, banyak pelatih guru di Indonesia yang juga perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mereka tidak hanya mengenai program melainkan juga bagaimana melatih pelajar dewasa secara efektif yang mana sebagai guru yang sudah bekerja membawa banyak pengetahuan yang utama, pengalaman dan mengembangkan tingkah laku dan latihan-latihan dengan mereka. Oleh karena itu, DBE3 telah mengembangkan sebuah program untuk melatih para pelatih guru. Dasar dari program pelatihan ini adalah modul Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna. Modul ini mendukung para pelatih untuk melakukan pembelajaran dewasa dan proses belajar dalam rangka mencapai hasil akhir pembelajaran yang diharapkan dengan sukses.
Para pelatih guru dilatih melalui suatu rangkaian pelatihan yang berlangsung selama 15 hari. Selama pelatihan, mereka dilatih mengenai apa (isi) dan bagaimana (proses) dari Program Pleatihan Kecakapan Hidup
Fasilitator Efektif: 4, 5,
Sesi 1, 3,
(Micro Training)
Pembelajaran
Pembelajaran PekerJaan
Fasilitator
yang Efektif: 10
Sesi 8, 9 dan
Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Berbagai macam metode pembelajaran interaktif telah digunakan dalam tiap modul tidak hanya untuk memotivasi guru-guru dalam pelatihan, namun juga untuk menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Untuk menyusun pembelajaran di tiap sesi, modul ini menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Sistem ICARE meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran (baik dengan anak-anak, orang muda atau orang dewasa) yaitu Introduction, Connection, Application, Reflection, dan Extension. Penggunaan
sistem ICARE untuk memastikan bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kerangka ICARE dijelaskan secara terperinci di bawah ini.
Pada tahap pengalaman pembelajaran ini, para guru atau fasilitator menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran/sesi kepada para peserta. Bagian ini harus berisi penjelasan tujuan pelajaran/sesi dan apa yang akan dicapaihasil selama pelajaran/sesi tersebut. Introduction (pendahuluan) harus singkat dan sederhana.
Introduction
Sebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian dengan satu kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kompetensi sebelumnya. Oleh karena itu, semua pengalaman pembelajaran yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui, dapat dilakukan oleh peserta, dan mengembangkannya. Pada tahap connection dari pelajaran/sesi, anda berusaha menghubungkan bahan ajar yang baru dengan sesuatu yang sudah dikenal para peserta dari pembelajaran atau pengalaman sebelumnya. Anda dapat melakukan hal ini dengan mengadakan latihan
Connection
brainstorming yang sederhana untuk memahami apa yang telah diketahui para peserta, dengan meminta mereka untuk memberitahu anda apa yang mereka ingat dari pelajaran/sesi sebelumnya atau dengan mengembangkan sebuah kegiatan yang dapat dilakukan peserta sendiri. Sesudah itu, anda dapat menghubungkan para peserta dengan informasi baru. Ini dapat dilakukan melalui presentasi atau penjelasan yang sederhana. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi seharusnya tidak terlalu lama dan paling lama hanya berlangsung selama sepuluh menit.
A
Tahap
Application
ini adalah
memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka perlu kecakapan tersebut. Bagian application harus berlangsung
yang
paling
penting
dari
pelajaran/sesi. Setelah
peserta
paling lama dari pelajaran/sesi di mana peserta bekerja sendiri, tidak dengan instruktur, secara pasangan atau dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan nyata atau memecahkan masalah nyata menggunakan informasi dan kecakapan baru yang telah mereka peroleh.
Bagian ini merupakan ringkasan dari pelajaran/sesi, sedangkan peserta memiliki kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas intruktur adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi atau ringkasan dapat melibatkan diskusi kelompok dimana instruktur meminta peserta untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari. Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana peserta menulis
Reflection
sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis
singkat dimana instruktur memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran/sesi. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa instruktur perlu menyediakan kesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari.
Karena waktu pelajaran/sesi telah selesai, bukan berarti semua peserta yang telah mempelajari dapat secara otomatis menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan bagian Extension adalah kegiatan dimana fasilitator menyediakan kegiatan yang dapat dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir untuk memperkuat dan memperluas pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension biasanya disebut
Extension
Lihat kembali beberapa sesi di modul anda untuk melihat beberapa contoh dari kerangka ICARE yang digunakan untuk mendapatkan ide tentang berbagai kegiatan connection, application, reflection, dan extension.
Modul Program Pelatihan Kecakapan Hidup disusun secara khusus karena alasan Sesi-sesi yang dimasukkan dalam modul semuanya menggunakan tata letak dan pendekatan yang sama dalam pengaturan proses per sesi, sehingga anda mengetahui bagaimana cara menggunakannya, maka anda akan dapat menggunakan semuanya. Setiap sesi berisi hal-hal sebagai berikut:
Judul Sesi
Judul ditulis dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan merujuk langsung pada isi sesi dan pada akhir sesi, para guru harus dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Bagian pendahuluan sesi akan menjelaskan informasi latar belakang tentang isi sesi dan alasan mengapa bahan ini dimasukkan ke dalam modul.
Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan tujuan sesi dan apa yang harus dikuasai peserta pada akhir sesi. Ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana keterkaitan hasil belajar dengan peraturan perundangan bidang pendidikan dan standar nasional pendidikan.
Pertanyaan kunci berkaitan dengan hasil belajar pada masing-masing sesi. Pertanyaan itu harus disampaikan kepada guru pada awal sesi.
Pertanyaan Kunci
Bagian ini menyajikan gagasan dan petunjuk kepada fasilitator untuk menyiapkan dan menyampaikan materi dalam sesi. Anda seharusnya membaca catatan ini secara cermat bahkan sebelum anda mulai merencanakan pelaksanaan sesi tersebut. Penjelasan itu akan membantu anda k memastikan sesi berhasil dan guru-guru mempelajari apa yang telah anda tetapkan.
Bagian ini akan berisi daftar barang-barang yang anda perlukan untuk melaksanakan sesi tersebut. Persiapkan barang-barang tersebut sebelum anda melaksanakan sesi tersebut.
Bagian ini memberitahu anda batas waktu minimal yang akan anda perlukan untuk melaksanakan sesi tersebut. Ingatlah bahwa ini adalah batas minimal.
Waktu
Bagian ini menyediakan beberapa saran bagaimana anda dapat menggunakan berbagai macam aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung pembelajaran di sesi tersebut. Penggunaan TIK tidak wajib dan akan tergantung pada fasilitas dan sumber yang tersedia bagi anda di tempat pelatihan
I CT
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
20 menit
Connection
200 menit
Application
Reflection
10 menit
Extension
Bagian ini berisi ringkasan dalam bentuk bagan alur bagi anda tentang bagaimana sesi tersebut akan berjalan. Bagian ini dibagi dalam tahap-tahap ICARE.
Bagian ini berisi ide-ide bagaimana anda dapat menyegarkan guru-guru sepanjang pelatihan. Semua energizer berhubungan dengan tema dari sesi tersebut namun tidak menyatu dengan sesi tersebut sehingga tidak wajib untuk dilakukan. Gunakan penilaian Anda untuk menentukan apakah energizer akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan guru-guru dalam pelatihan
Energizer
10
Catatan Fasilitator
Kotak ini berisi informasi khusus hanya bagi anda (pelatih atau fasilitator). Pada kotakini, anda akan menemukan saran-saran bagaimana menyelesaikan kegiatankegiatan, ide untuk menyediakan masukan bagi peserta, rekomendasi bagaimana menyimpulkan sebuah diskusi, dan informasi utama yang anda perlu digunakan sebelum menyiapkan presentasi. Baca informasi dalam kotak ini dengan cermat.
Bagian ini berisi ringkasan sesi yang dengan singkat menyebutkan pokok utama yang seharusnya sudah dikuasai oleh peserta dari sesi tersebut. Anda sebaiknya memberikan pesan utama ini kepada guru-guru setelah mereka menyerahkan ringkasan mereka sendiri kepada anda.
Pesan Utama
Beberapa sesi memuat beberapa konsep yang menggunakan isitilah-istilah teknis. Konsep ini mungkin baru bagi para guru. Glosarium akan berisi daftar kata-kata dan artinya.
Glosarium
Bagian ini akan mengidentifikasi beberapa sumber yang mungkin ingin anda baca untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman anda tentang konsep yang terdapat pada sesi tersebut. Anda juga dapat memberikan daftar ini kepada guruguru di lokakarya jika mereka tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Bacaan Tambahan
Handout adalah alat pembelajaran yang dapat digunakan para guru untuk membantu mereka menyelesaikan beberapa kegiatan di sesi tersebut. Handout ini terdapat pada akhir tiap sesi dan perlu difotokopi sebelum pelatihan.
Informasi tambahan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Ini dapat digunakan oleh fasilitator untuk memperluas pengetahuan mereka tentang konsep yang
Informasi Tambahan
11
diberikan di dalam sesi atau untuk difotokopi dan disediakan bagi guru-guru sebagai bahan bacaan tambahan atau kegiatan lanjutan (extension).
Modul-modul ini dimaksudkan sebagai panduan pelatihan. Modul-modul ini dapat membantu para pelatih dalam melaksanakan lokakarya partisipatif yang berhasil dengan pembelajar dewasa. Modul-modul ini bukanlah seperangkat instruksi yang harus seluruhnya dilakukan dengan tepat. Yang terbaik adalah, kebanyakan fasilitator yang efektif adalah seoarng pemikir yang kritis dan kreatif, mampu bereaksi dengan situasi di ruang pelatihan dan fleksibel dalam melakukan pendekatan dan muatan training ini. Oleh karena itu, setiap fasilitator yang menggunakan modul Pelatihan Kecakapan Hidup ini dianjurkan secara aktif untuk dapat memodifikasi dan mengadaptasikan kegiatan-kegiaran yang terdapat dalam modul ini dan menyesuaikannya dengan peserta dan situasi pelatihan. Meskipun demikian, karena setiap sesi dalam setiap modul dan setiap modul adalah bagian dari pemikiran yang hati-hati mengenai program pelatihan ini, maka pentinglah kiranya untuk tetap mempertahankan tujuan, hasil pembelajaran dan pesan utama. Oleh karena itu, setiap kegiatan yang anda lakukan harus ditujukan pada pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran. Selain itu, ingatlah bahwa muatan dari modul-modul ini ditujukan bagi guru (bukan pelatih). Hal ini dimaksudkan untuk membangun pengetahuan, keterampilan, tingkah laku dan sikap dari pada guru-guru di dalam kelas. Jadi, hanya karena anda berfikir bahwa sesuatu itu sederhana, tidak lantas guru-guru akan berpendapat sama.
Ingatlah bahwa apa yang terjadi setelah pelatihan ini adalah penting juga. Seringkali guru-guru memerlukan dukungan tindak lanjut untuk mengalihkan apa yang telah mereka pelajari di pelatihan pada kegiatan di dalam kelas. Pada intinya, hal ini lebih penting dibandingkan pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Bacalah DBE3 Melampaui Pelatihan: Panduan untuk Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Setelah Pelatihan untuk memberikan beberapa gagasan tentang bagaimana mendukung guru-guru di dalam kelas.
Ingatlah bahwa tujuan dari program Pelatihan Kecakapan Hidup ini adalah untuk kondusi yang sama. Oleh karena itu, modul-modul Pelatihan Kecakapan Hidup
meningkatkan kualitas guru-guru di Indonesia. Tidak untuk mempertahankan meliputi beberapa muatan dan konsep yang sangat menuntut dan yang akan menguji dan menantang cara-cara dan tingkah laku guru-guru yang selama ini digunakan. Hal ini bukan berarti bahwa apa yang selama ini mereka gunakan adalah salah, hanya saja sekarang ini ada beberapa cara yang secara umum dapat dikatakan lebih baik. Pastikan anda membahas semua konsep dan muatan yang sulit. Tantanglah semua guru untuk berefleksi dan meningkatkan kemampuan diri.
12
13
Daftar Isi
Halaman
Pengantar Program Pelatihan Kecapakan Hidup Daftar Isi Pengantar pada Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Untuk Mata Pelajaran Matematika Kapan dan Bagaimana Menggunakan Modul Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Sesi Satu Sesi Dua : : Apakah Strategi Belajar Mengajar Matematika itu? Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika Memilih Strategi Belajar Mengajar Untuk Siswa? Apakah yang Sebaiknya Guru pikirkan Ketika Sesi Tiga : Menentukan Strategi Pembelajaran untuk Mata Pelajaran Mereka? Sesi Empat : Bagaimana Guru Merangsang Partisipasi Aktif Siswa di dalam Proses Belajar Mengajar? Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses Belajar Mengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata? Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana BelajarMengajar yang Efektif? Bagaimana Anda Memilih Sumber-Sumber untuk
1 14 15
18
22
33
48
61
Sesi Lima
84
Sesi Enam
103
Sesi Tujuh
Mendukung Proses Belajar Mengajar? Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang Mengintegrasikan Seluruh Aspek Pembelajaran? Micro Teaching
118
137
158
14
Pengantar pada Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Untuk Mata Pelajaran Matematika
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, pedagogi, dan penilaian, menekankan pada standar atau hasil (Wilson, 2001). Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi mengajar atau metode mengajar, sedangkan tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian, yang mencakup penilaian, tugastugas, dan pengamatan. Permen Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, khususnya kompetesi Paedagogik mengharuskan guru menguasai dan mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. Disamping itu secara profesional guru dituntut untuk mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, melalui pemilihan materi pembelajaran serta mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada satuan pendidikan SMP/MTs khususnya mata pelajaran matematika, disamping memuat kompetensi yang harus dicapai juga memuat pendidikan kecakapan hidup yang dapat diberikan secara integrated dengan mata pelajaran matematika. Pendidikan kecakapan hidup tersebut mencakup kecakapan kepribadian, sosial, akademik, dan atau kecakapan vokasional. Pada hakekatnya, integrasi pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta didik (generasi muda) dengan seperangkat kemampuan tertentu yang relevan dengan kehidupan dunia nyata yang sangat berguna bagi mereka untuk hidup di masyarakat, bekerja dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Membekali siswa dengan seperangkat kompetensi matematika yang terintegrasi dengan kecakapan hidup membutuhkan strategi pembelajaran yang bermutu, bermakna dan relevan dengan tingkat perkembangan siswa pada jenjang usia SMP/MTs. Dalam hal ini fokus utama dari kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya. Oleh karena itu guru sebagai agen pembelajaran perlu mempersiapkan strategi pembelajaran dengan mempertimbangkan seluruh dimensi pembelajaran, meliputi: karakteristik dan gaya belajar siswa, karakterstik dan tujuan mata pelajaran matematika, partisi aktif siswa, relevansi pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata, suasana belajar baik fisik maupun emosional, sumber-sumber belajar yang relevan, serta
15
meramu/mengemas semua dimensi ini menjadi sebuah strategi pembelajaran yang bermakna bagi guru dan siswa. Pembahasan dalam modul dimulai dengan menyajikan sesi-sesi, yang secara umum mencoba mengembangkan Permen Nomor 16 Tahun 2007, meliputi: (1) Prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik, (2) Menentukan pengalaman belajar yang dapat mendorong siswa untuk mencapai prestasi, potensi, dan kreativitas, (3) Menentukan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, (4) Menentukan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, prestasi, potensi, kreativitas secara optimal, (5) Berkomunikasi secara efektif, empatik, santun dengan siswa, (6) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh, (7) Menyusun rancangan dan melaksanakan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (8) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran serta mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Akhirnya dengan modul ini diharapkan, guru matematika akan lebih termotivasi untuk untuk meningkatkan proses belajar aktif siswa melalui rancangan dan penerapan berbagai strategi, pendekatan, dan metode yang beragam dalam pengajaran dan pembelajaran matematika yang terintegrasi pendidikan kecakapan hidup.
Apa Tujuan Modul Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Untuk Mata Pelajaran Matematika?
Tujuan dari modul ini adalah untuk membantu guru mengembangkan Permen Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, yang membutuhkan guru untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Permen No. 14 Tahun 2007, hal 10). Modul ini juga akan membantu guru untuk menyiapkan diri menghadapi proses Sertifikasi Guru dengan mengembangkan kompetensi guru sesuai Permen No. 16 Tahun 2007 dan mendukung pengembangan portofolio guru sesuai Permen Nomor !8 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
16
Apa Hasil Pembelajaran yang Diharapkan Dapat Dicapai Dari Modul ini?
Modul akan mencapai sasaran oleh dukungan guru untuk mengembangkan lebih jauh kompetensi dasar dan inti melalui stategi atau metode pengajaran dan belajar menguasai:
yang sesuai, untuk itu hasil pembelajaran dari modul ini adalah guru dapat 1. Kompetensi 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 2. Kompetensi 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3. Kompetensi 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 4. Kompetensi 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 5. Kompetensi 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan. 6. Kompetensi 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 7. Kompetensi inti 5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 8. Kompetensi 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 9. Kompetensi 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. Melalui mikro teaching, peserta akan melakukan refleksi terhadap kinerja mereka mendukung mereka untuk mendukung mengembangkan kompetensi inti: 10. Kompetensi inti 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, dan kompetensi inti 23.Mengembangkan tindakan reflektif. Modul ini juga didesain untuk mendukung para guru untuk secara sukses menyiapkan diri dan meningkatkan serta memperoleh kesempatan menghadapi sertifikasi profesional. Selama modul ini, guru memperoleh kesempatan untuk berlatih mengembangkan instrumen penilaian, yang terdapat dalam portfolio profesional. Lebih dari itu modul ini akan mendukung untuk secara sukses menilai rencana pelajaran terutama (indikator 4.1, 4.2, 4.3, 5.2, 5.4) juga menilai pelaksanaan pembelajaran (indikator 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, dan 23) dari portfolio mereka. keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
17
Kapan dan Bagaimana Menggunakan Modul Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Untuk Mata Pelajaran Matematika
Modul TIK sebagai Kecakapan Hidup adalah merupkan modul mata pelajaran. Modul ini digunakan pada pelatihan ketiga. Modul ini digunakan hari pertama dan hari kedua. Seperti berikut: Hari Pertama Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Sesi 1 - 4 Hari Kedua Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Sesi 5 - 8 Hari Ketiga Menilai Perkembangan Kecakapan Hidup Hari Keempat Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup: Sesi 9 Mikro Teaching
Hari Pertama
Waktu
08:00 08:30 08:30 10:00
Sesi
Persiapan/Perkenalan Sesi 1:
Hasil Belajar
Pelatihan siap dilaksanakan dan peserta telah mempekenalkan identitas mereka Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran.
Mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran matematika. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran matematika yang ada. Menjelaskan pentingnya guru memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran matematika. Istirahat
10:30 10:30 10:30 12:00 Sesi 2: Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika Memilih Strategi
Mengidentifikasi karakteristik umum dan perbedaan gaya belajar siswa. Menentukan jenis-jenis strategi pembelajaran belajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa. siswa sesuai dengan perkembangan dan potensi kreativitas mereka. Makan Siang Menentukan pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada
Belajar Mengajar Untuk Siswa? 12:00 13.30 13.30 15.00 Apakah pikirkan Sesi 3: yang ketika sebaiknya
Mengidentifikasi berbagai kompetensi mata pelajaran matematika. menentukan guru Menentukan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Menentukan beberapa kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Istirahat Mengidentifikasi meransang ciri-ciri proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
strategi pembelajaran untuk mata pelajaran mereka? 15.00 15.30 15:30 17.00 Bagaimana Sesi 4: guru partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mengajar?
berpartisipasi secara aktif. Mengindentifikasi cara-cara menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mempraktekan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Hari Kedua
Waktu 08:00 09:30 hubungkan Sesi Ses 5: Bagaimana Guru dapat MengProses Belajar Mengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata? Hasil Belajar Memahami bahwa salah satu indikator perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika yang baik adalah jika ada hubungan pembelajaran di kelas dengan kehidupan nyata. Mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Mengidentifikasi topik pembelajaran matematika (fakta, konsep, dan keterampilan) yang relevan dengan situasi kehidupan nyata. Menjabarkan aspek kunci dari pembelajaran kontekstual dan menjelaskan mengapa
<
penting bagi siswa untuk mendapatkan makna dalam pembelajaran matematika. Istirahat Mengidentifikasi karakteristik lingkungan fisik belajar yang kondusif dan bermakna. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan emosional belajar yang kondusif dan bermakna. Mendisain lingkungan belajar yang kondusif dan bermakna. Makan Siang
09:30 10:00 10:00 12:00 Sesi 6: Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana BelajarMengajar yang Efektif? 12:00 13.30 13.30 15.00 Sesi 7: Bagaimana Anda Memilih Sumber-Sumber untuk Mengajar? Mendukung Proses Belajar
Menjelaskan pengertian sumber belajar (median dan alat) pembelajaran. Menjelaskan prinsif-prinsif penggunaan media dan peralatan (alat peraga) dalam pembelajaran. Memilih media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika. Istirahat
15.00 15.30 15:30 17.00 Dapatkah Strategi Sesi 8: Anda Membuat yang Pembelajaran pembelajaran.
seluruh
Hari Ketiga
Waktu
08:30 10:00
Sesi
Sesi 9: Mikro Teaching
Hasil Belajar Melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika (model ICARE) dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari suatu praktik pengajaran dan pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran tertentu. Melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Melakukan penilaian strategi pembelajaran metematika dengan menggunakan instrumen sertifikasi guru.
Istirahat
Makan Siang
Pendahuluan
Dalam bidang kemiliteran, sebelum pasukan menggempur musuh terlebih dahulu para pemimpin tentara mengatur strategi perang. Strategi tersebut antara lain: mengatur siasat, menentukan dan memilih pendekatan ketempat musuh, menentukan dan memilih cara dan teknik menaklukan musuh serta mengerahkan personil dan segala fasilitas yang dibutuhkan. Begitupula bidang-bidang lain pasti menggunakan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika direnungkan, hampir tidak ada kegiatan manusia yang dilakukan tanpa menggunakan strategi atau persiapan khusus. Demikian pula dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Setiap guru mempunyai nurani yang peka terhadap karakteristik anak didiknya dan selalu berupaya menanamkan prinsip-prinsip yang mendidik kepada anak didiknya. Setiap guru akan mempersiapkan diharapkan. Dengan demikian, strategi pembelajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan yang diperlihatkan dalam hasil belajar tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran yang dilakukan guru sebelum melaksanakan pembelajaran matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis berupa telaah kurikulum, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP berisi uraian tentang strategi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk sekali tatap muka yang melibatkan pemilihan pendekatan, metode, teknik pembelajaran, model dan fasilitas yang digunakan yang dijabarkan secara rinci dan fungsional dalam skenario kegiatan belajar mengajar serta evaluasinya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, terdapat berbagai strategi atau metode pembelajaran yang dapat digunakan. Guru matematika yang efektif diharapkan memahami pentingnya berbagai strategi pembelajaran, memilih strategi pembelajaran yang tepat, mengapa strategi digunakan, kapan serta bagaimana mereka menggunakan strategi itu untuk mata pelajaran matematika yang mereka akan ajarkan di kelas. strategi pembelajaran yang matang dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
22
prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu (kompetensi inti 2.2). Sehingga peserta diharapkan dapat mengidentifikasi strategi pembelajaran dan pentingnya bagi guru untuk mengetahui dan menguasai strategi tersebut. Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran. Mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran matematika. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran matematika yang ada. Menjelaskan pentingnya guru memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran matematika.
Pertanyaan Kunci
Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran? Strategi pembelajaran apa saja yang anda ketahui pada mata pelajaran matematika? Apa saja kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran yang anda ketahui? Mengapa guru perlu mengetahui dan memilih strategi pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
Fasilitator harus mempersiapkan dengan baik, penuh percaya diri, perlu diperhatikan bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti yakni agar guru menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Laksanakan semenarik mungkin kegiatan menentukan strategi pembelajaran. Kegiatan ini sangat baik untuk membangun pemahaman peserta pentingnya arti strategi pembelajaran matematika yang dipilih.
Petunjuk Umum
23
Periksa sumber dan alat yang akan digunakan pada sesi ini. Ingatkan kembali kepada peserta untuk selalu menuliskan hasil belajarnya pada jurnal mereka masing-masing. Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatankegiatan di sesi ini. Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam kegiatan.
Daftar sumber atau alat bahan yang diperlukan Kertas flipchart Handout 1.1 berisi Definisi dan deskripsi strategi pembelajaran utama. Handout 1.2: berisi tujuan, alasan, kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika Informasi tambahan: Strategi dalam pemecahan masalah matematika Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
60 Menit
Waktu
Beberapa penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bersifat opsional bergantung pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinan penggunaan TIK antara lain: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
I CT
24
Connection
Curah pendapat, peserta menuliskan macam-macam pendekatan, model Peserta menyele 1.1 tentang deskripsi metode, teknik, 20 menit
30 menit
Application
Peserta bekerja dalam kelompok Untuk mendiskusikan handout 1.2 dilanjutkan dengan presentase hasil masing-masing kelompok
Reflection
Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis ini ke dalam jurnalnya. hasil belajar sesi 5 menit
Extension
Peserta mempelajari semua informasi tambahan sesi 1 dan membuat analisa kasus berdasarkan
dan mengerjakn
pengalaman di
kelas pemecahannya
strategi pembelajaran
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta. Energizer pada sesi ini adalah Menebak Bulan, Tanggal, dan Hari Lahi yang dapat dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: Tanyakan pada teman anda pada bulan keberapa dia dilahirkan, tuliskan dengan angka dari januari angka 1 sampai Desember angka 12. begitu pula hari lahir Minggu dianggap 1 dan sabtu = 7. Perhatikan petunjuk berikut: a. Tulislah bulan kelahiran dengan angka pada secarik kertas b. Kalikan angka bulan kelahiran ini dengan 5 c. Tambahkan hasilnya dengan 6, tulis hasilnya. d. Hasilnya supaya dikalikan dengan 4 dan ditambah lagi dengan 9 e. Hasilnya dikalikan lagi dengan 5 f. Hasil terakhir ditambah dengan bulan lahir. g. Jelaskan konsep matematikanya.
Energizer
25
Fasilitator
Introduction (5 menit )
memaparkan
tema,
menyampaikan
tujuan,
hasil
belajar
dan
pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. (2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator Melalui sesi ini, dengan menyampaikan kepada peserta tentang pentingnya mengetahui strategi pembelajaran sebagaimana yang termuat dalam permen No.16 Tahun 2007 yaitu kompetensi inti 2.1 dan 2.2 . Berikan motivasi kepada peserta untuk mengemukakan ide-ide kreatif mereka.
(1) Organisasikan peserta menjadi beberapa kelompok dengan jumlah peserta setiap kelompok 4 atau 5 orang. Berikan kesempatan agar mereka sendiri yang menentukan nama kelompoknya. Agar lebih focus sebaiknya nama kelompok berdasarkan nama tokoh atau fakar dalam bidang matematika. (2) Curah pendapat tentang pengertian strategi pembelajaran. (3) Berikan waktu 5 menit kepada peserta untuk menuliskan pada kertas flipchart macam-macam pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran dalam pembelajaran matematika dengan cara melengkapi daftar berikut. No 1 2 3 4 5 Pendekatan Problem based learning Aktif learning Contextual learning Project based learning Service learning .. Ekspositori .. . .. .. . Teknik bertanya .. Metode Discovery based learning . Teknik . Model Cooperative learning ... ..
26
ii.
(4) Minta
peserta,
menemukan
definisi
dan
deskripsi
strategi
pembelajaran
matematika yang telah mereka tuliskan diberikan pada kertas flipchart di atas. Hidupkan kelas dengan diskusi antar teman dalam kelompoknya. (5) Berikan waktu 10 menit kepada peserta untuk membuat ringkasan tentang definisi dan strategi kunci pada pendekatan pada handout 1.1. Catatan untuk Fasilitator
iii. iv. Yakinkan kepada peserta apa makna dari strategi belajar mengajar dan mengapa ini penting. Lakukan sebuah kegiatan (brainstorming, memasangkan pendekatan, metode, dan teknik) untuk memperbaiki perbedaan strategi belajar mengajar yang peserta miliki.
v.
Jamin pengetahuan peserta untuk dapat menjelaskan apakah mereka memahami atau istilah atau terminology dalam strategi belajar mengajar, misalnya beda pendekatan, metode, dan teknik mereka lakukan.
vi.
Minta kepada peserta untuk menyebutkan strategi belajar mengajar yang biasa
(1) Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok. (2) Minta mereka mengerjakan handout 1.2 (3) Presentasikan hasil yang mereka telah peroleh dalam diskusi pleno. Catatan untuk Fasilitator
1. Minta peserta mengemukakan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran yang mereka ketahui. 2. Katakan kepada peserta untuk memikirkan, strategi belajar mengajar yang mana 3. Peserta diinginkan untuk memilih yang paling tepat untuk mata pelajaran itu. yang akan mereka gunakan di dalam kelas mereka.
Reflection (5 menit)
27
(2) Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk menjawab pertanyaan kunci tersebut dan cek seluruh peserta apakah telah mampu menjawabnya. (3) Minta kepada peserta untuk membuat menuliskan pesan kunci serta hasil pembelajaran yang mereka peroleh di sesi ini pada jurnalnya masing-masing.
Di luar sesi, minta setiap peserta mempelajari kembali seluruh informasi tambahan dalam sesi ini. Berdasarkan hal itu, minta mereka menuliskan kasus yang pernah mereka alami di kelas yang berhubungan dengan strategi belajar mengajar serta bagaimana seharusnya solusi dari kasus tersebut.
Extension
Terdapat beragam atau bermacam-macam metode/strategi belajar mengajar yang dapat dipilih. Tidak ada satupun metode yang benar atau salah, baik atau buruk. Guru yang efektif adalah guru yang dapat mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan metode yang berbeda-beda tersebut.
Pesan Kunci
Bacaan Tambahan
Degeng, I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: UNESA, 2000. Schuster Company, 1966. Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Depdikbud. Proyek P2LPTK, 1989.
Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon & E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 1991. Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, 2003. Ruseffendi,
28
29
Kelebihan
Siswa berpartisipasi aktif menggunakan Siswa dapat
Kelemahan
Sulit membuat soal matematika kontekstual dan bermakna Kadang-kadang siswa kesulitan bagaimana memberikan jawaban yang matematika. mengalami berarti secara Siswa pandai akan kegelisahan jawabannya yang situasional,
ended
pendekatan openended adalah yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki banyak jalaban benar Tujuannya adalah untuk membantu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan menghargai
pengetahuan dan keterampilannya secara komprehensif Siswa dapat menjawab dengan nya
selama mengerjakan
untuk
memberikan bukti-bukti cara menjawab yang kan sendiri. mereka kembangSiswa mendapat
dalam menyikapi Siswa mungkin merasa proses memuaskan, membuat belajarnya tidak karena kesulitan ringkasan.
proses penemuan
30
Informasi Tambahan
STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Oleh: Prof. Josua Sabandar, MA., Ph.D.
Dalam penyelesan soal matematika seringkali terjadi bahwa seseorang tidak dengan segera dapat mencari solusi dari masalah itu, bahkan dalam proses penyelesaiannya pun ia mengalami kemacetan atau kebuntuan. Namun ketika ia bersikeras untuk berusaha menyelesaikan soal tersebut, maka dikatakan bahwa ia sedang menghadapi situasi soal itu, maka ia tidak berada dalam situasi pemecahan masalah. Sesungguhnya,
pemecahan masalah (problem solving situation). Jika ia tidak tertarik untuk memecahkan
keperluan untuk menyelesaikan suatu masalah kita jumpai juga dalam kehidupan keseharian. Karena itu orang harus memiliki kiat atau strategi khusus, ataupun terdapat dalam menyelesaikan masalah matematika, yang sering kali tidak mudah. Sebagian besar yang kita lakukan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan pengalaman untuk dapat menyelesaikan soal yang ia hadapi. Hal yang sama juga
keseharian ataupun dalam masalah metematika amatlah bergantung pada pengalaman kita. Dan karena pengalaman kita berbeda-beda, maka dengan sendirinya terdapat pula berebagai cara atau strategi dalam memecahkan masalah. Pengalaman ini memang beragam, dapat dimulai dari mengenal masalah itu serupa dengan soal yang pernah menyelesaikan masalah, ia hanya mencontoh apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Hal diselesaikan sebelumnya. Namun, jika itu yang dilakukan, sesungguhnya ia tidak ini yang sering terlihat dalam pembelajaran matematika di kelas. Tetapi disisi lain, berlatih untuk menggunakan suatu ketrampilan secara berulang sangat diperlukan untuk mempertahankan kemampuan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang tidak asing lagi dalam kita berurusan dengan soal-soal yang sulit sering terlihat sebagai situasi-situasi yang semu yang diciptakan khusus untuk pelajaran matematika sesungguhnya tidak langsung menampilkan gagasan mengenai pemecahan masalah sebagai suatu proses yang harus dipelajari, dan bukan hanya sekadar sesuatu yang berperan sebagai fasilitator. Orang tidak menyelesaikan masalah-masalah yang usang, tetapi biasanya orang menyelesaikan masalah-masalah yang baru. Karena itu mereka perlu terlatih. Siswa haruslah memandang pemecahan masalah sebagai suatu tujuan yang harus
dicapai, dan bukan hanya sekadar suatu alat untuk mencapai tujuan, sehingga mereka
tidak hanya akan berhasil dalam pelajaran matematika di kelas, tetapi juga akan berhasil dalam kehidupan mereka di luar kelas. Demikian juga pemecahan masalah dapat dipandang sebagai suatu kendaraan yang dapat mengantarkan siswa untuk menyadari keindahan matematika, sekaligus berperan untuk mengikat mereka dengan kebermaknaan dari matematika yang mereka pelajari. Oleh karena itu, siswa harus menjadi tidak asing (familiar) dengan berbagai strategi dan berlatih secara teratur menggunakan strategi-strategi itu. Prosedur penggunaan strategi pengalaman matematika
31
mereka coba menyelesaikan masalah dan akhirnya dapat tersebut, siswa tidak Dengan tetap berlatih secara teratur dalam hanya berhasil menyelesaikan soal
matematika, tetapi mereka juga akan berhasil dalam kehidupan keseharian mereka. Seringkali ditemui bahwa setelah orang menggunakan suatu cara sederhana untuk menyelesaikan suatu soal yang rumit, muncul komentar bahwa: saya sama sekali tidak mengira pendekatan ini akan memberikan solusi. Namun seringkali keberhasilan tersebut dianggap remeh, seakan-akan prosedur atau trik tersebut hanyalah hal yang biasa saja, dan tidak terlalu penting. Dalam hal ini guru harus membantu siswa agar tidak memiliki anggapan yang seperti itu.
Di sisi lain, jika guru menghendaki agar siswa mampu menyelesaikan masalah, maka
guru seyogyanya harus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah, serta memiliki styrategi-strategi yang tepat. Mereka tidak hanya menerapkan strategi ini dalam memecahkan masalah matematika, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian, karena itu mereka harus terlatih. Seringkali, strategi-strategi ini dapat
diterapkan dalam soal-soal yang sederhana. Tentu saja, ada soal-soal matematika yang menantang, yang akan mengandalkan kekuatan dari strategi-strategi ini dalam upaya mencari solusi dari soal itu.
Dengan mempelajari strategi-strategi ini, dimulai dengan aplikasi yang sederhana dari strategi ini dan berangsur-angsur menuju menyelesaikan soal-soal yang menantang, guru maupun siswa akan memiliki peluang untuk bertumbuh dalam penggunaan
strategi-strategi ini. Dalam hal ini, sangat diperlukan kesabaran ketika siswa maupun guru memasuki pengembaraan yang baru dalam matematika.
Sangat jarang, bahwa dalam menyelesaikan suatu soal, hanya terdapat satu cara, ataupun hanya digunakan satu strategi saja. Tetapi, umumnya, dalam penyelesaian suatu soal, berbagai strategi dapat digunakan sekali gus.Oleh karena itu, guru maupun siswa harus umumnya selalu digunakan dalam pemecahan masalah matematika. 1. Bekerja mundur 2. Eliminasi kemungkinan-kemungkinan yang ada 3. Pertimbangkan kasus-kasus ekstrim 4. Membuat sketsa 5. Membuat daftar yang tereorganisasi 6. Menebak secara cerdik 7. Menemukan pola 8. Menyederhanakan masalah 9. Bernalar secara logis 10. Pecahkan kasus per kasus. familiar dengan berbagai strategi. Berikut ini disajikan beberapa strategi, yang pada
32
Sesi 2 Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika Memilih Strategi Belajar Mengajar untuk Siswa?
Kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) nampak kurang hidup, hal ini terlihat dalam pembelajaran, guru pada umumnya menggunakan metode ceramah. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. Siswa kurang serius memperhatikan pelajaran sehingga guru seringkali menegur supaya memperhatikannya. Bila guru mengajukan pertanyaan, siswa lebih sering tidak menjawab dengan baik bahkan tidak menjawab sama sekali. Kalau pertanyaan guru mudah atau bersifat melengkapi, maka siswa menjawabnya secara beramai-ramai. Di sisi lain, hasil belajar matematika siswa umumnya masih rendah. Hasil belajar yang dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti matematika sebagai Salah satu indikator yang dapat digunakan adalah rangking skor matematika siswa pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude) terhadap matematika. sekolah lanjutan pada kompetisi berlevel internasional dan nasional. Secara internasional, The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) melaporkan bahwa, siswa Indonesia hanya menempati rangking ke-39 dari 42 negara partisipan TIMSS dengan perolehan skor rata-rata 397 dari skor maksimal 1000.4 Begitupula secara nasional, rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) siswa SMU berada di bawah 5,0 dalam skala 0 sampai dengan 10. Selanjutnya untuk aspek sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika di sekolah dapat diketahui dari opini siswa di sekolah bahwa mereka tidak suka atau bahkan takut pada pelajaran matematika. Agar pengalaman belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi inti 3.3), mendorong siswa mencapai prestasi secara optmal (kompetensi inti 6.1) dan untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitas siswa (kompetensi inti 6.2), perlu dikembangkan strategi belajar mengajar matematika yang tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa tetapi juga membantu siswa untuk mencerna dan membentuk pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan gaya belajar (learning
Pendahuluan
style) siswa masing-masing. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi tersebut tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan hafalan, latihan soal secara mekanistik, rutin, dan algoritmis, serta proses pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher centered) yang akan menimbulkan budaya konsumtif antara lain, kebiasaan menerima informasi secara pasif, seperti mencatat, mendengarkan, dan meniru. Diperlukan sebuah strategi belajar mengajar yang membelajarkan siswa, sehingga dapat mengubah dari situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar,
33
dari pengalaman ber-matematis guru kepada pengalaman ber-matematis siswa, dari alam berfikir guru ke alam berfikir siswa. Mengorganisasi pembelajaran bukan untuk guru mengajar tetapi untuk siswa-siswa belajar. Guru matematika yang efektif adalah guru mengayomi proses belajar siswa dan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), dan mempersiapkan berbagai strategi pembelajaran yang tepat dengan gaya belajar siswa. Ciri-ciri pembelajaran seperti ini dapat menumbuhkan budaya produktif, seperti menulis gagasan, merancang model, meneliti, memecahkan masalah, menemukan pola, mengkomunikasikan gagasan baru baik secara individual maupun kelompok.
Fokus dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang gaya belajar siswa serta pentingnya sebuah strategi pembelajaran matematika yang cocok dengan gaya belajar tersebut. Secara khusus tujuan dari sesi ini adalah untuk mengembangkan lebih jauh Permen No. 16 tahun 2007 yakni pada kompetensi inti guru: menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu (komptensi inti-3.3), menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal (kompetensi inti 6.1), dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya (kompetensi inti 6.2). Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta dapat: Mengidentifikasi karakteristik umum dan perbedaan gaya belajar siswa. Menentukan jenis-jenis strategi pembelajaran belajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Menentukan pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada siswa sesuai dengan perkembangan dan potensi kreativitas mereka.
Karakteristik umum dan gaya belajar seperti apa yang anda jadikan acuan untuk memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa? Jenis-jenis strategi belajar apa sajakah yang cocok dengan gaya belajar siswa? Pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran apa yang dapat diberikan kepada siswa untuk mendukung potensi kreativitas siswa?
Pertanyaan Kunci
Petunjuk Umum
34
Mulailah sesi ini dengan mendiskusikan apa yang sebaiknya dipikirkan guru dalam memilih strategi belajar mengajar bagi siswa. Berikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi dan melakukan brainstorming diantara mereka. Minta kepada peserta menuliskan karakteristik umum/gaya belajar siswa.
Minta kepada peserta untuk melihat tujuan umum pembelajaran matematika jenjang SMP dalam kurikulum, dan menuliskan hasil belajar yang dicapai dari tujuan tersebut Minta peserta untuk menentukan pengalaman belajar yang dapat diberikan kepada siswa berkaitan dengan potensi dan kreativitas siswa. Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam menemukan atau memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Daftar sumber atau alat bahan yang diperlukan Kertas flipchart Handout 2.1 berisi tipe pelajar seperti apakah anda? Handout 2.2: Gaya Belajar Informasi tambahan Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
90 Menit
Waktu
Beberapa penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bersifat opsional bergantung pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinan penggunaan TIK antara lain: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
I CT
35
Connection
Informasi berbagai 25 menit
45 menit
Application
Bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan dan menyelesaikan handout 2.3 yang berisi tentang strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakateristik umum atau gaya belajar siswa dilanjutkan
Extension
Peserta mempelajari semua informasi tambahan sesi 2 dan membuat diagram gaya belajar berdasarkan kelas
karakteristik individual siswa, peserta mengerjakan handout 2.1 gaya belajar siswa berisi tipe atau
pengalaman di pemecahannya
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta dalam hal ini. Energizer pada sesi ini adalah Mathematical Mistake yang dapat dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Minta mereka mencermati kesalahan Matematikal Mistake berikut:
Energizer
16 1 64 4
2. Minta
peserta
menjelaskan
mengapa
siswa
melakukan
pengerjaan
sesederhana itu. 3. Apakah proses penyederhanaan tersebut benar? Jika tidak berikan penjelasan 4. Cari bentuk pecahan lain yang pengerjaannya bisa dilakukan dengan cara tersebut. Jika ada bagaimana membuatnya lebih umum. 5. Berikan kesempatan kepada peserta memberikan refleksi masing-masing dari Matematical Mistake tersebut.
36
(1) Fasilitator menyampaikan informasi tentang tujuan dan hasil yang diharapkan dapat dicapai dari sesi ini. (2) Menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kunci dan tugas utama yang harus terjawab setelah peserta selesai mengikuti sesi ini. Catatan untuk Fasilitator Tekankan kepada peserta agar strategi belajar mengajar yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar siswa..
Introduction (5 menit )
(1) Berikan handout 2.1 yang berisi quiz tentang tipe atau gaya belajar siswa. (2) Minta kepada peserta menyelesaikan quiz tersebut secara individual. (3) Minta kepada peserta untuk melihat deskripsi tipe belajar setelah mereka menyelesaikan quiz. (4) Diskusikan dengan peserta apa yang mereka peroleh atau yang ditunjukan dari quiz tersebut. Catatan untuk Fasilitator 1. Peserta harus menyadari bahwa setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda-beda(Visual, Auditori, dan Kinestetik). Setiap tipe pelajar membawa implikasi tersendiri terhadap penyelenggaraan pelatihan agar semua tipe pelajar dapat belajar dengan baik. Konsekuensi tersebut antara lain penggunaan metode fasilitasi dan media yang bervariasi. 2. Yakinkan peserta bahwa walaupun siswa mempunyai gaya belajar berbeda tapi terdapat beberapa dasar kesamaan antara siswa tentang gaya belajar yang mereka lebih sukai atau sering gunakan: Sebagian besar siswa lebih suka memulai dari konkret ke abstrak Sebagian besar siswa lebih suka belajar dengan kegiatan secara aktual Pada umumnya remaja seusia SMP mempunyai kelemahan untuk belajar dengan mendengar. 3. Peserta diharapkan memikirkan hal ini untuk memilih strategi relajar mengajar bagi siswa mereka. (5) Berikan penjelasan kepada kelompok untuk menyimpulkan karakteristik atau tipe/ gaya belajar yang dimiliki siswa.
37
1. Mintalah kepada peserta untuk bekerja dalam kelompok. 2. Minta kelompok mengerjakan handout 2.3 3. Katakan pada kelompok untuk memahami deskripsi dari setiap tipe/gaya belajar pada handout 2.3. 4. Minta kelompok menentukan jenis strategi pembelajaran matematika yang cocok dengan deskripsi tipe belajar pada handout 2.3. Catatan untuk Fasilitator a. Gunakan quis pada awal kegiatan untuk mengingatkan kembali peserta beberapa perbedaan gaya belajar dimana untuk orang yang berbeda juga memilih gaya yang berbeda. b. Lihat secara rinci pada beberapa gaya belajar dan apakah maknaanya (misalnya pembelajar visual membutuhkan diagram dll). c. Katakan kepada peserta untuk menggunakan quis tersebut di beberapa kelas yang mereka ajar ketika mereka kembali ke sekolah. d. Tulis portofolio: Apa artinya untuk ketika merencanakan pembelajaran? e. Presentasikan hasil dan kesimpulan yang mereka peroleh dalam diskusi pleno kelompok.
(1) Bacakan kembali pertanyaan kunci atau tampilkan melalui LCD. (2) Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk menjawab pertanyaan kunci tersebut dan cek seluruh peserta apakah telah mampu menjawabnya. (3) Minta kepada peserta untuk membuat menuliskan hasil pembelajaran yang mereka peroleh di sesi ini pada jurnalnya masing-masing.
Di luar sesi, minta setiap peserta mempelajari kembali seluruh informasi tambahan dalam sesi ini. Berdasarkan hal itu, minta mereka menuliskan kasus yang pernah mereka lakukan di kelas terutama apa yang mereka pikirkan atau lakukan pada saat mengembangkan strategi untuk siswa mereka.
Extension
Siswa di dalam kelas adalah beragam. Guru harus memahami perbedaan kebutuhan individual siswa, gaya dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Ruangan kelas guru yang paling efektif adalah yang dapat memilih dan mengadaptasi strategi dan metode pengajaran untuk siswa mereka. Pembelajaran yang menggunakan sebuah
Pesan Kunci
38
pendekatan
tunggal
seperti
auditory
(guru
menceritakan
kepada
siswa),
membelenggu para siswa yang menyukai pelajaran dengan cara yang lain (misalnya secara visual). Para guru efektif bisa menvariasikan metode mengajar dan belajar di dalam pelajaran untuk memenuhi kebutuhan dari semua siswa mereka
Bacaan Tambahan
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000. Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001. Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004 Degeng, I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Proyek P2LPTK, 1989. Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training Applications. Orlando: Harcourt Brace Company, 1996. Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: UNESA, 2000. Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon & Schuster Company, 1966. Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 1991. Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, 2003.
39
40
6. Anda baru memasuki museum, apa yang akan anda lakukan pertama kali? A. Melihat sekeliling dan mencari peta yang menunjukkan lokasi berbagai barang atau koleksi. B. Berbicara kepada pemandu museum dan menanyakan tentang barang atau koleksi yang dipamerkan C. Pergi ke pameran atau pajangan pertama yang kelihatan menarik 7. Restoran seperti apa yang tidak ingin anda kunjungi? A. Restoran dengan pencahayaan terlalu terang B. Restoran dengan musik yang terlalu keras C. Restoran dengan tempat duduk yang tidak nyaman 8. Kelas mana yang anda pilih? A. Kelas seni B. Kelas musik C. Kelas olah raga 9. Apa yang anda lakukan ketika anda merasakan bahagia? A. Tersenyum B. Berteriak C. Meloncat 10. Jika anda berada dalam sebuah pertemuan, biasanya yang anda ingat di hari berikutnya adalah: A. Wajah-wajah orang, tetapi bukan nama mereka B. Nama-nama orang, bukan wajah mereka C. Hal-hal yang anda katakan dan lakukan dalam pertemuan tersebut 11. Ketika anda membaca atau melihat kata SISWA, apa yang pertama anda lakukan? A. Memikirkan tentang gambar dari siswa tertentu. B. Mengucapkan kata siswa secara pelan-pelan pada diri sendiri C. Merasakan perasaan berada di dalam kelas bersama siswa anda 12. Ketika anda bercerita, anda akan lebih suka untuk: A. Menuliskannya B. Menceritakannya dengan nyaring C. Memerankannya (akting/drama)
41
13. Ketika anda mencoba untuk berkonsentrasi, apa yang paling mengganggu usaha anda tersebut? A. Gangguan visual B. Suara-suara/bunyi C. Hal lain seperti lapar, sepatu yang sempit 14. Apa yang biasanya anda lakukan ketika anda marah? A. Cemberut B. Berteriak C. Menghentakkan kaki dan membanting pintu 15 Ketika belajar mengeja kata-kata baru, cara mana yang cenderung anda lakukan? A. Menuliskannya dan melihat apakah terlihat benar B. Menyuarakannya C. Menuliskan untuk melihat apakah terasa benar Hitung jawaban Anda. Apakah jawaban Anda kebanyakan A, B, atau C?
42
43
Mencari alasan untuk dapat bermain-main dengan sesuatu atau pergi ketika merasa bosan. Mengandalkan pada apa yang dapat mereka alami atau lakukan secara langsung. Kegiatan yang berhubungan dengan memasak, bangunan, teknik, dan seni membantu mereka dalam memahami dan belajar sesuatu. Menyenangi kunjungan lapangan dan tugas-tugas yang berhubungan dengan rekayasa bahan. Duduk dekat pintu atau tempat lain dimana mereka dapat mudah bangun dan bergerak ke sana ke mari. Tidak betah di kelas yang kurang dalam memberikan pengalaman praktek. Berkomunikasi dengan cara menyentuh dan lebih menghargai motivasi yang diekspresikan secara fisik, seperti tepukan di bahu.
44
45
Type of Learning
Dengan ketiganya : 22 dari 30 siswa siswa dapat belajar dengan efektif 8 orang lebih menyenangi salah satu
Sumber: Nana Jumhana dan Moh. Nur Arifin. Bahan Presentase Active
Learning
Sumber: (Sheal, Peter (1989) How to Develop and Present Staff Training Courses. London: Kogan Page Ltd.)
46
SAVI
Sumber: Dave Meier (2002). The Accelerated Learning: Hand Book. Bandung: Kaifa
47
Sesi 3 Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika Menentukan Strategi Pembelajaran untuk Mata Pelajaran Mereka?
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terutama pada jenjang SMP, menuntut usaha-usaha guru untuk secara kreatif mengembangkan kurikulum mata pelajaran yang diampunya. Esensi dari KTSP adalah otonomi yang lebih besar diberikan kepada sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum secara mandiri. Dalam konteks KTSP ini tidak dikenal lagi adanya Kurikulum Nasional (Kurnas), yang menjadi acuan nasional adalah Standar Isi (SI) terutama Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dengan demikian adalah tugas guru untuk menyusun indikator, menyiapkan materi pelajaran, menyiapkan strategi dan pengalaman belajar, sistem evaluasi dan menetapkan sumber-sumber belajar yang relevan dan SK dan KD. Bagian ini akan membahas strategi belajar mengajar yang berkenaan dengan tujuan kurikuler atau tujuan dari mata pelajaran. Untuk mencapai tujuan ini guru memikirkan topik-topik atau materi pembelajaran tertentu yang akan disampaikan di kelas. Bagaimana konsep-konsep yang ada dalam SK/KD atau kurikulum dapat disampaikan dengan berbagai pendekatan, metode dan teknik untuk mencapai target kompetensi tertentu merupakan hal yang harus dipikirkan dalam memilih strategi belajar mengajar berkenaaan dengan mata pelajaran yang di ampu. Secara umum strategi belajar mengajar untuk mata pelajaran mencakup urutan kegiatan pembelajaran, metode atau pendekatan, media, dan waktu yang digunakan pengajar dan siswa dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Misalnya, bila guru akan melaksanakan pembelajaran dengan prinsip aktif learning, materi yang sesuai dengan SK/KD harus diatur sedemikian rupa sehingga prinsip itu terlaksana, misalnya siapa pembawa materi apakah guru atau siswa, siapa yang mengajarkannya digunakan dalam menyajikan materi apakah induktif, atau induktif dilanjutkan kelompok besar, kelompok-kelompok kecil koperatif atau perorangan. Inti dari sesi ini adalah untuk membekali peserta dengan kemampuan menyiapkan apakah kelompok (team teaching) atau perorangan, bagaimana pendekatan yang deduktif, atau deduktif saja, serta bagaimana siswa dikelompokkan apakah
Pendahuluan
experiences) yang sesuai untuk menjcapai tujuan pembelajaran dari mata pelajaran yang diampu oleh guru matematika.
48
Sesi ini menekankan pemahaman kepada peserta tentang strategi belajar mengajar matematika yang behubungan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai dalam mata pelajaran matematika. Tujuan utama sesi ini adalah untuk memberikan keterampilan kepada peserta sesuai Permen No. 16 tahun 2007 yakni untuk mengembangkan kompetensi pedagogik inti guru ke-3.3 yaitu menentukan Pada akhir sesi ini, peserta diharapkan dapat:
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
Mengidentifikasi berbagai kompetensi mata pelajaran matematika.
Menentukan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Menentukan beberapa kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
Apa saja kompetensi yang harus dicapai dalam mata pelajaran matematika? Apa saja strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran matematika? Pengalaman belajar yang bagaimana yang dapat dilaksanakan untuk mencapai kompetensi pada pelajaran matematika?
Pertanyaan Kunci
Mulailah sesi ini dengan mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi tersebut. Berikan kepada kelompok untuk berdiskusi dan brainstorming diantara mereka. Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam menjabarkan kompetensi ke dalam pengalaman belajar yang sesuai. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti ke-3.3. Minta kelompok untuk mendiskusikan langkah-langkah yang diambil atau dipikirkan dalam memilih strategi belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Berikan kesempatan kepada kelompok untuk mendiskusikan berbagai bentuk strategi pembelajaran yang efektif untuk beberapa komptensi pelajaran matematika
Petunjuk Umum
49
Daftar sumber atau alat bahan yang diperlukan Kertas flipchart Spidol marker besar Penggaris panjang Handout untuk peserta 3.1: tabel mencocokkan kompetensi dan strategi pembelajaran.
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
Waktu
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
I CT
Connection
Melalui kegiatan pada handout 3.1 berisi daftar kompetensi dan yang salah, strategi/metode peserta memberi alasan mengapa daftar kompetensi dan strategi belajar mengajar dari hand out salah, dan bagaimana seharusnya
55 menit
Application
Peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan diberi kesempatan berbagai
Reflection
Memeriksa ketercapaian hasil belajar dan mencatat hasil belajar yang diperoleh dijurnalnya masing-masing 5 menit
Extension
membaca informasi
Di luar sesi,
peserta diminta
meminta peserta
tambahan 3.1 & 3.2 yang akan menjadi dasar dalam kegiatan penyusunan strategi belajar
menganalisis perbedaan kompetensi untuk jenjang dan semester SMP/MTs, memilih stategi pembelajaran dan gaya belajar yang sesuai utk komptensi tsb pada diri siswa megembangkan
50
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta. Energizer pada sesi ini adalah mengeluarkan uang dari dalam cangkir yang dapat dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Minta kepada peserta untuk duduk dan membuat jarak dengan peserta lain. 2. Bagikan kepada setiap peserta 3 buah batang korek api dan sebuah uang logam Rp50. 3. Tampilkan melalui LCD atau pada kertas flipchart gambar berikut:
Energizer
4. Minta kepada setiap peserta untuk membuat model seperti gambar dengan menggunakan batang korek api dan uang logam sehingga menggambarkan uang logam dalam cangkir 5. Minta kepada setiap peserta untuk membuat koinnya berada di luar cangkir hanya dengan memindahkan dua batang korek api untuk membentuk cangkir yang kongruen pada posisi yang berbeda. 6. Peserta yang lebih dahulu menemukan solusinya menjadi pemenang dan berhak memperoleh hadiah yang disediakan
Introduction (5 menit)
51
Menetapkan strategi belajar mengajar untuk mencapai komptensi tertentu membutuhkan keterampilan khusus dari seorang guru karena baik atau buruk, tercapai atau gagal sebuah kompetensi sangat ditentukan oleh strategi atau metode yang telah disusun. Pemerintah mewajibkan guru memiliki kompetensi dalam pengembangan perencanaan pembelajaran melalui Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-3.3
(1) Bagikan kepada setiap kelompok copy dari handout 3.1 berisi sebuah daftar kompetensi dan strategi belajar mengajar yang akan dikomentari atau diperbaiki. (2) Jelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi pelajaran matematika. (3) Minta komentar setiap peserta mendiskusikan daftar tersebut dengan berdasar kepada: Kesalahan dari strategi atau metode yang dipiih untuk mencapai kompetensi. Alasan-alasan atau argument bagaimana seharusnya. Perbaiki strategi atau metode yang salah atau keliru sehingga menjadi sebuah daftar yang baik (4) Katakan kepada peserta agar mengingat kembali metode atau teknik yang mereka biasa gunakan untuk mencapai SK/KD pada pelajaran yang mereka ampu. Catatan untuk Fasilitator Berikan sebuah daftar kompetensi dan strategi belajar mengajar yang secara jelas salah (misalnya siswa akan mengembangkan keterampilan menyelesaikan soal cerita tetapi strategi pembelajarannya adalah dengan metode ceramah). Peserta akan mengatakan apakah salah dan mengapa. Bekerjalah melalui sebuah proses dengan peserta sehingga dapat memikirkan pemadanan antara kompetensi dan metode atau strategi pembelajaran.
(1) Bagi peserta ke dalam kelompok, satu kelompok untuk setiap tingkatan kelas dan semester SMP/MTs. (2) Setiap kelompok memilih sebuah kompetensi dari tingkatan dan semesternya. (3) Katakan pada peserta untuk melihat kompetensi berbeda yang mereka harus kembangkan pada diri siswa sesuai tingkatan kelas dan materi pelajaran
52
(4) Katakan kepada mereka untuk memilih beberapa pengajaran dan gaya belajar yang tepat dari sesi 1 untuk beberapa kompetensi tersebut. (5) Umpan balik (Feedback) Catatan untuk Fasilitator Katakan kepada partisipan untuk melihat pada perbedaan kompetensi yang dibutuhkan untuk dikembangkan pada siswa diberbagi tingkatan kelas dan pelajaran. Katakan kepada mereka untuk memadankan beberapa gaya belajar mengajar dari sesi 1 dengan beberapa kompetensi. Beri kesempatan peserta untuk mengeksplorasi strategi untuk berbagai kompetensi di tingkatan kelas dan semester. Minta kepada peserta untuk mengerjakan atau menuliskan pemadanan ini pada Kertas flipchart Lakukan umpan balik dari hasil pekerjaan mereka
Reflection (5 menit)
(1) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci (2) Minta kepada peserta mencatat pada buku catatannya hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh pada sesi 3 pada jurnalnya masing-masing.
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta diminta membaca pembelajaran. informasi tambahan 3.1 yang akan menjadi dasar dalam kegiatan penyusunan strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan
Extension
Disamping guru memikirkan siapa siswa yang diberi pengajaran, guru juga harus memikirkan apa yang direncanakan untuk diajarkan ketika memilih strategi belajar mengajar. Strategi atau metode belajar mengajar seharusnya mendukung kompetensi yang telah ditargetkan akan dicapai.
Pesan Kunci
53
Bacaan Tambahan
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000. Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001. Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004 Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon & Schuster Company, 1966. BSNP. Permen No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi BSNP. Permen No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusa Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 1991. Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, 2003.
54
sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain
Metode ekspositori
pada bangun datar yang Teorema Pythagoras Melukis lingkaran dalam segitiga dan lingkaran luar suatu
Metode demonstrasi
Metode drill
Metode inkuiri
Menentukan ruang
55
Aljabar
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsurunsurnya 2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar 2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel
56
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram 4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah Geometri 5. Memahami hubungan garis dengan garis, serta menentukan ukurannya 5.1 5.2 serta besar dan jenis sudut Menentukan hubungan antara dua garis, Memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan 5.3 5.4 dengan garis lain Melukis sudut Membagi sudut
1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam 1.3 Memahami relasi dan fungsi 1.4 Menentukan nilai fungsi 1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat Cartesius
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus Geometri dan Pengukuran pemecahan masalah 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras
57
4.4 Menghitung panjang garis singgung 4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas prisma dan limas serta bagian-bagiannya persekutuan dua lingkaran
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
4.1 Menentukan ruang sampel suatu 4.2 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana percobaan
58
59
60
Sesi 4 Bagaimana Guru Merangsang Partisipasi Aktif Siswa di dalam Proses Belajar Mengajar?
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak melalui: mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka telah pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan
Pendahuluan
tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan
thinking aloud).
Untuk bisa
mempelajari
sesuatu
dengan
baik,
siswa
perlu
mendengarnya,
melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan teman (secara koperatif) dan guru. Bukan cuma itu, siswa perlu mengerjakan- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Melvin L. Silberman mengemukakan Paham Belajar Aktif, yang dikutip sebagai modifikasi dari kata-kata bijak Konfusius, yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan, atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Kata-kata bijak di atas, yaitu dengar, lihat, pertanyakan, diskusikan, terapkan, dan ajarkan adalah hal-hal pokok yang paling mendasar dan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa. Belajar aktif tidak hanya diperlukan untuk menambah kegairahan, namun juga untuk menghargai perbedaan
61
individual dan beragamnya kecerdasan. Oleh karena itu kemampuan merangsang kompetensi inti yang harus dikuasai guru.
Fokus dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana guru meransang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mengajar. Secara khusus tujuan dari sesi ini adalah untuk mengembangkan kompetensi guru sesuai Permen No. 16 tahun 2007 yakni pada kompetensi pedagogik inti guru: menentukan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu (komptensi inti-3.3), menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal (kompetensi inti 6.1), dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya (kompetensi inti 6.2). Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini sehingga pada akhir sesi, peserta dapat: Mengidentifikasi ciri-ciri proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Mengindentifikasi cara-cara menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mempraktekan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Bagaimana ciri-ciri pembelajaran yang dapat memotivasi partisipasi aktif siswa di kelas? Cara-cara atau tugas apa sajakah yang dikembangkan guru untuk menstimulasi partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran? Model pembelajaran apa saja yang dapat diterapkan untuk melibatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran?
Pertanyaan Kunci
Mulailah sesi ini dengan meminta peserta mengamati perbedaan pembelajaran aktif dengan pembelajaran secara tradisional melalui analisa gambar. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-3.3, kompetensi inti 6.1, dan kompetensi 6.2. Periksa sumber dan alat yang akan digunakan pada sesi ini. Ingatkan kembali kepada peserta menuliskan hasil belajarnya pada jurnal mereka masing-masing.
Petunjuk Umum
62
Beri kesempatan kepada setiap peserta mengidentifikasi ciri-ciri pembelajaran yang dapat memotivasi siswa berpartisipasi secara aktif. Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam kegiatan. Minta kelompok untuk mendiskusikan cara-cara atau teknik-teknik menstimualsi siswa agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Bimbing peserta untuk menerapkan pembelajaran partisipatif dan interaksi aktif siswa melalui bermain peran (role play).
Daftar sumber atau alat bahan yang diperlukan Kertas flipchart Spidol marker besar Handout 4.1 berisi perbandingan aktivitas pembelajaran dengan strategi/metode tradisional dan aktif learning di dalam kelas. Informasi tambahan 4.1: berisi informasi menggagas pembelajaran aktif Informasi tambahan 4.2: Power Point tentang cara-cara atau teknik dalam pembelajaran aktif Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
Waktu
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
I CT
63
Connection
- 25 menit Peserta membentuk kelompok, mengerjakan berikan handout 4.1. berisi perbandingan tradisional aktif. pembelajaran pembelajaran dan
- 50 menit Kelompok,
Application
mempraktekkan suatu proses dengan pembelajaran menggunakan salah satu teknik pada informasi tambahan 4.2
Reflection
- 10 menit
Extension
Peserta mempelajari bahan bacaan dan semua informasi
Menanyakan mengenai
kepada peserta ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis ini ke dalam masing hasil belajar sesi jurnalnya masing-
Mendeskripsikan inspirasional,
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta dalam hal ini. Energizer pada sesi ini adalah Emergency yang dapat dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: Perhatikan gambar di bawah ini: B
Energizer
A g
Dalam suatu kegiatan kemah bakti sosial, sekelompok anak pramuka sedang melakukan karya bakti di Kantor Lurah (A). Setelah semua anggota pramuka berada
64
di Kantor Lurah untuk melakukan karya bakti tersebut tiba-tiba terjadi kebakaran pada kemah-kemah mereka di lokasi B. Tidak begitu jauh dari Masjid tempat karya bakti, terdapat sungai (lihat garis g). Minta peserta menentukan satu titik (tempat) pada sungai untuk mengambil air buat memadamkan api yang berkobar pada lokasi perkemahan mereka.
(1) Fasilitator memaparkan tema, tujuan dan hasil pembelajaran, serta pertanyaanpertanyaan kunci kepada peserta. (2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini. (3) Mintalah para peserta untuk melihat materi kompetensi pedagogik inti guru yang mengacu pada kompetensi inti 3.3, 6.1, dan 6.2. Jelaskanlah bahwa sesi ini akan membantu mereka untuk mengembangkan berbagai kompetensi tersebut.
Introduction (5 menit)
(1) Organisasikan
diusahakan seheterogen mungkin. (2) Minta kelompok mempelajari handout 4.1 yang berisi gambar atau foto pembelajaran secara tradisional dan pembelajaran aktif. (3) Minta peserta untuk membandingkan dan menganalisa kedua gambar di dalam handout 4.1 tersebut. (4) Minta peserta menemukan ciri-ciri masing-masing pembelajaran tersebut. (5) Motivasi peserta agar memahami makna: partisipasi, interaktif, dan inspirasional, serta minta mereka mengidentifikasi ciri-ciri dari makna-makna tersebut dari gambar yang diberikan. (6) Beri kesempatan kepada peserta untuk memperkenalkan metode-metode yang mendorong partisipasi dan interaksi siswa. (7) Pada akhir dari bagian connection ini, minta peserta menyimpulkan apa makna partisipasi, interaktif, dan inspirasional dalam pembelajaran. Catatan untuk Fasilitator Guru aktif. Peserta diharapkan mempelajari strategi pembelajaran yang dapat mendorong partsipasi siswa di dalam pembelajaran. Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada jiwa atau ciri-ciri metode harus memahami sebuah proses pembelajaran yang interaktif,
65
pembelajaran aktif. Fokus pemamahan strategi pembelajaran aktif adalah pada ketepatan strategi tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran di kelas. Bagaimana guru dapat mengorganisasi dan mengelola kelas dengan berbagai cara antara lain dengan kerja kelompok kecil di dalam pelajaran.
(1) Peserta bekerja di dalam kelompok masing-masing. (2) Minta peserta mempraktekkan sebuah proses pembelajaran yang interaktif, inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dengan cara memilih salah satu teknik pada informasi tambahan 4.2. (3) Katakan kepada peserta melakukan teknik tersebut di dalam proses pembelajaran. (4) Strategi role play diserahkan kepada masing-masing kelompok. Catatan untuk Fasilitator Seorang guru matematika yang baik harus mampu memahami cara menstimulasi siswa agar mereka dapat terlibat dalam pembelajaran. Interaksi efektif, menyenangkan dan menantang akan membangun partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Semakin baik seorang guru dalam menstimulasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan semakin partisipatif siswa dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran aktif dapat digunakan membangun partisipasi aktif, yakni: 1. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri 2. Peserta didik menentukan sumber pembelajaran dan cara mencarinya 3. Peserta didik mampu memecahkan masalah 4. Peserta didik mampu mengevaluasi hasil belajar Beberapa strategi: BAGAIMANA MENJADIKAN SISWA AKTIF SEJAK AWAL Strategi pembentukan tim Strategi penilaian sederhana
Strategi pelibatan belajar langsung BAGAMANA MEMBANTU SISWA MENDAPAKAN PENGEAHUAN, KETERAMPILAN DAN SIKAP SECARA AKTIF Kegiatan belajar dalam satu kelas-penuh Mensimulasi diskusi kelas Pengajuan pertanyaan Belajar bersama
66
Belajar secara mandiri Belajar yang efektif Pengembangan keterampilan BAGAIMANA MENJADIKAN BELAJAR TIDAK TERLUPAKAN Strategi peninjauan kembali Penilaian sendiri Perencanaan Masa Depan
Ucapan perpisahan
Reflection (5 menit )
(1) Lihat lagi pada pokok-pokok pertanyaan yang diberikan pada awal sesi. Tanyakan kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut dan minta peserta untuk menjawab dengan menggunakan apa yang telah mereka pelajari selama sesi. Tanyakan apa lagi selain itu yang mereka pelajari. (2) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci dan menuliskannya dalam jurnal refleksi pembelajaran.
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta diminta membaca kembali seluruh informasi tambahan pada sesi ini sebagai bahan untuk pengembangan silabus lebih lanjut.
Extension
Pesan Kunci
Seluruh strategi atau metode pembelajaran yang guru gunakan seharusnya merangsang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mereka. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu, misalnya menemukan pola, mengajukan pertanyaan, memecahkan masalah, membuat pemetaan, dan memberi alasan logis. Kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.
Bacaan Tambahan
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000. Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001. Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004
67
Galvin
The Basic of Speech, Learning to Be a Competent Communicator, National Textbook Company. Illionis USA, 2004
& Cooper,
68
F o to A:
F o to B :
69
Petunjuk: Perhatikan dengan seksama kedua gambar di atas. Foto A mengilustrsikan metode tradisional di dalam kelas. Foto B mendemonstrasikan para siswa yang belajar dengan pendekatan aktif. Silahkan membandingkan kedua gambar tersebut. Fokus Apa yang siswa sedang lakukan? Apakah yang siswa gunakan? Dimanakah siswa sedang duduk? Bagaimana siswa duduk? Siapa siswa yang berbicara? Apa pendapat anda tentang perasaan siswa? (mis: bosan, bergairah? Apakah berpikir bahwa guru sedang melakukan sesuatu? Mengapa anda berpikir demikian? Apakah anda berpikir bahwa guru sedang berbicara? Kepada siapa? Mengapa anda berpikir demikian? Menurut anda, dimanakah guru berada? Mengapa anda berpikir demikian? Kesimpulan: Apa kata-kata yang kamu akan gunakan untuk menguraikan keseluruhan suasana dan lingkungan pada setiap foto? Adakah proses pembelajaran yang interaktif, inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif? Foto A Foto B
70
Teachers need time to reflect upon and discuss ideas, they need opportunities to try out and practice new strategies, to begin to change their own attitudes and behaviors in order to change those of their students, to observe themselves and their colleagues and then they need more time to reflect upon and internalize these concepts. (Paul, 1990: 352) Pembelajaran Sebelum masuk pada permasalahan seputar pembelajaran aktif, alangkah baiknya kita menyatukan persepsi terlebih dahulu mengenai makna pembelajaran. Masih banyaknya pandangan yang menganggap sama makna belajar dan pembelajaran, menuntut perlu dilakukanya upaya pendefinisian istilah pembelajaran. Karena, boleh jadi, ada beragam pula makna pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran didefinisikan dengan berbagai ragam pengertian (polisemi). Dalam tulisan ini, meminjam definisi Jerrold E. Kemp (1977), pembelajaran dimaknai sebagai suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen. Diperoleh melalui berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan tindakan (doing). Jadi, pembelajaran seharusnya mengubah individu dari tidak tahu menjadi tahu; dari tidak tanggap menjadi tanggap; dan dari tidak mampu menjadi mampu. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran, harus terjadi perubahan yang signifikan mencakup domain kognitif, psikomotor dan afektif. Atau dengan kata lain
pembelajaran yang baik, setidaknya pada akhir proses pembelajarannya mencapai salah satu dari ketiga domain tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya, dalam setiap perumusan sasaran pembelajaran dan setiap kali pengajar
aktifitas
71
melakukan evaluasi hasil pembelajaran, haruslah memperhatikan ketiga ranah kunci itu. Ketiga ranah sasaran pembelajaran tersebut di atas atau yang juga dikenal
dengan istilah taksonomi proses intelektual seharusnya tercermin dalam setiap sasaran pembelajaran. Sehingga pada akhir proses pembelajaran, penilaian keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan berpatokan pada
degree atau derajat kemampuan yang telah ditetapkan dalam sasaran pembelajaran. Istilah derajat kemampuan ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian mengenai sasaran pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran tentu saja tidak hanya termaknai pada kalimat yang dituliskan pada sasaran pembelajarannya saja. Ada segenap faktor yang juga intelektual peserta ajar di satu sisi sangat mendukung keberhasilan. Seorang turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Minat dan kemampuan yang memiliki minat pada bidang tertentu, sudah dapat dipastikan akan mempunyai motivasi lebih tinggi untuk menguasai bidang yang diminatinya. Kerja keras tentu menjadi bagian dalam proses penguasaan bidangnya bidang, akan tetapi adanya keharusan untuk menguasainya, tentu yang ada hanyalah kerja paksa menjadi bagian dalam proses penguasaannya.
Sistem pendidikan atau kurikulum juga menjadi bagian yang tak perpisahkan dalam pencapaian efektifitas pembelajaran. Sementara itu, faktor-faktor dan alat bantu juga tak seperti metode pengajaran, kemampuan pengajar, pengelolaan pendidikan, keberhasilan pembelajaran. sedikit membuat pengaruh dalam proses
72
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif atau yang diistilahkan oleh Candy (1994) adalah pembelajaran yang sengaja didesain agar peserta didik dapat secara aktif tidak lagi menempatkan peserta didik dan bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya. Pembelajaran di sini
sebagaimana yang selama ini terjadi, namun diposisikan sebagai subjek proses pembelajarannya. Sistem ini tidak lagi memposisikan pengajar sebagai pusat (teacher- centred), akan tetapi peserta didik
pembelajaran yang memiliki tanggung jawab sendiri dalam keberhasilan harus mampu
seberapa besar peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran juga dilakukan oleh peserta didik sendiri. Jadi, peserta didik sebagai peserta didik merupakan terhadap isi dan struktur kurikulum. (Candy, 1994: 127-128) Tahapan Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses aktif yang harus ditempuh oleh peserta ajar dalam memahami suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam sistem
USAID: DBE3 Life Skills for Youth
arsitek
pendidikannya
sendiri
yang
bertanggung
jawab
73
pembelajaran aktif, dengan mengutip teori pendidikan Galperin dalam Utomo (1991: 36-39), terdapat empat tahapan pembelajaran.
1. Orientasi
yang penting, termasuk cara-cara penalaran yang khas untuk bidang itu. juga diberitahukan mengenai hubungan masing-masing mata ajar dalam
Kaitan antara unsur-unsur ilmu harus diperlihatkan. Di sini peserta didik kerangka kurikulum dan kegunaan mata ajar tersebut. Bila peserta didik prosedur pengoperasian dan contoh penerapan juga harus diberikan. 2. Latihan
atau pemahaman peserta didik terhadap bahan yang diberikan. Di sini peserta didik didorong untuk menggunakan pengetahuan itu dan mempelajari semua sifatnya. Latihan ini dapat saja dilakukan dalam praktikum. Latihan ini akan berhasil bila selama latihan didampingi dan proses belajar dipelihara.
3. Umpan-balik
telah dilaluinya. Di sini, peserta didik mendapat kesadaran tentang hasil disebabkan oleh cara pendekatan yang tidak sistematis. belajar yang telah dicapainya. Mengetahui kesalahan, yang biasanya Umpan-balik ini berperan sebagai cermin atas proses pembelajaran yang
4. Lanjutan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi, tidak cukup jika suatu kuliah diakhiri dengan suatu ujian, tanpa adanya kesempatan bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahannya. Metode Pembelajaran Pemilihan metode pembelajaran tentu disesuaikan dengan sasaran
pembelajaran. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif, yakni:
1. Instruction methods Metode yang juga dikenal dengan istilah kuliah (ceramah), pengajar memberikan materi ajar kepada peserta didik dengan satu arah. Metode ini tidak memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan pengajarnya. Peserta didik menjadi pasif, tidak terlatih untuk mengeluarkan pendapat
74
dan menerima pendapat orang lain. Peserta didik juga tidak terlatih waktu, sumber daya pengajar yang diperlukan juga tidak banyak. ini, antara lain: ceramah, demonstrasi, dan excursion.
dalam memecahkan masalah. Namun, metode ini lebih bisa menghemat Sehingga metode ini jelas lebih dapat menghemat biaya. Contoh metode
2. Interaction methods
Metode ini memungkinkan Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode ini Peserta didik akan terbiasa untuk mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat orang lain. Peserta didik juga akan terbiasa memecahkan masalah. Contoh metode ini, yakni:
discussion, carroussel discussion, wall or blackboard discussion, panel discussion, discussion with an open chair, open questioning, brainstorming, class conversation, pro-contra methods, role-playing, case-study.
homework, literature study, make an exhibition, interview, learning inquary, practicum, write an essay, write on observation study
75
(Sumber: Nana Jumhana dan Moh. Nur Arifin. Bahan Presentase Active Learning)
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan * Buat soal sesuai SK/KD
1. 2. 3. 4.
Langkah-langkah :
Sampaikan materi sesuai SK/KD Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
31
Lanjutan
CONTOH :
T R A N S A K S I
Y A B A D O L A R
E U A N G N A C I
N A R I I L A E N
I N T R I S I K G
O K E R T A S B G
K U R S G I R O I
N O M I N A L S T
32
76
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siapkan kartu-kartu yang berisi pertnyaan pada satu kartu dan kartujawaban pada kartu lainnya. Kocok kartu-kartu tersebut, dan bagikan kepada para siswa kartuMinta siswa untuk bergerak mencari pasanga dari kartu yang dia miliki, Setelah menemukan pasangannya, minta mereka duduk berdampingan Tunjuk beberapa pasangan untuk membacakan pertanyaan dan jawaban yang telah mereka jodohkan Guru mengklarifikasi match dan tidaknya kartu-kartu itu kartuBerikan hukuman yang bersifat menghibur bagi pasangan yang salah menjodohkan kartu
77
Sinergetic Teaching
Bagi kelas ke dalam dua kelompok Minta satu kelompok untuk tinggal di dalam kelas dan kelompok lain lain diberi teks bacaan dan diminta untuk membaca di luar kelas Berikan materi bagi siswa yang berada di kelas, dengan ceramah Setelah selesai ceramah, minta siswa yang berada di luar untuk memasuki ruangan kembali dan dibasangkan dengan siswa yang ada di dalam kelas Minta mereka, untuk mendiskusikan materi yang dibaca dari teks bacaan dan yang didapat dari ceramah guru Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa secara pertanyaanrandom mengenai materi yang didiskusikan Klarifikasi dari guru.
78
JIGSAW LEARNING
Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada Setiap kelompok mendapat tugas membaca topik materi pelajaran yang berbeda Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah dipelajara di kelompok Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelmpok Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi
TEKS ACAK
Pilih bacaan yang akan disampaikan Potong bacaan tersebut menjadi beberapa bagian Potongan bisa dilakukan perkalimat atau perduan kalimat Bagi siswa menjadi beberap kelompok kecil Beri setiap kelompok satu bacaan yang sudah dipotongdipotongpotong Tugas siswa adalah menyusun bacaan sehingga dapat dibaca dengan urut Pelajari dan diskusikan teks bacaan dengan siswa, dengan cara yang anda kehendaki
79
DEBAT AKTIF
Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang sesuai dengan materi pelajaran Bagi kelas ke dalam dua team, Mintalah satu kelompok berperana sebagai kelompok yang pro dan kelompok lain sebagai kelompok yang kontra Buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok debat, setiap masingdebat, lelompok diminta mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi, masingposisi, diakhir diskusi setiap kelompok memilih juru bicara Siapkan dua sampai empat kursi untuk juru bicara yang pro dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang kontra Siswa yang lain duduk dibelakang para juru bicara Mulailah debat dengan cara juru bicara mempresentasikan pandangan mereka Setelah mendengar argumen pembuka hentikan debat dan kembali ke sub kelompok Setiap kelompok diminta untuk mempersiapkan argumen lanjutan yang menolak argumen pembuka dari kelompok lain Lanjutkan debat dengan juru bicara yang baru, dan diminta untuk memberikan baru, argumen penentang Siswa diperbolehkan bersorak atas argumen kelompok mereka. mereka. Pada saat yang tepat akhiri debat, tidak perlu menentukan kelompok mana yang debat, menang, pastikan bahwa kelas terintregasi kembali antara kelompok yang menang, berlawanan
Langkah-langkah :
1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar 4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas 5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai 7.Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 2
80
Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2.Menyajikan materi sebagai pengantar 3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7.Kesimpulan/rangkuman
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 3
(KEPALA BERNOMOR)
(SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya 4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 6.Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 4
81
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 7
Langkah-langkah :
1.Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2.Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3.Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4.Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5.Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6.Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa Materi 10 - Model-model Pembelajaran 11 7.Kesimpulan/penutup
82
Langkah-langkah :
1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban 2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang 4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) 5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya 7.Demikian seterusnya Materi 10 - Model-model Pembelajaran 13 8.Kesimpulan/penutup
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi sosial, pembicaraan atau siswa diam sama sekali
1. 2. 3. 4. 5.
Langkah-langkah :
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL) Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis Dan seterusnya
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 40
83
Sesi 5 Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses Belajar-Mengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata?
Pendahuluan
Dalam mindset beberapa siswa, seringkali matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan, menakutkan, ribet karena banyak rumus, dan tidak bermanfaat atau tidak akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mustahil, sebagian orang dewasa pun beranggapan seperti itu. Padahal, dalam penggunaan
handphone yang sekarang ini di masyarakat terdapat aplikasi konsep matematika sistem biner. Bahkan, dari mulai bangun tidur sampai kembali tidur, konsep-konsep matematika dari yang sederhana sampai yang rumit digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pun sebaliknya, sebagian konsep-konsep matematika pada dasarnya - diperoleh dari hasil pengamatan dan analisis para ahli terhadap adat budaya atau hal-hal yang terjadi dalam masyarakat. Keterkaitan antara matematika (mathematics) dan masyarakat (community) ini pernah dibahas dalam Modul 4.
Dengan demikian, perlu ada upaya dari guru untuk merubah mindset Misalnya dengan menghubungkan (connection) matematika dengan kehidupan nyata di atas.
yang dialami siswa sehari-hari. Hal ini merupakan salah satu indikator seorang siswa memiliki kemampuan koneksi sebagai hasil proses belajar matematika seperti yang diungkapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). Secara garis besarnya, beberapa indikator - yang digariskan oleh NCTM - tentang kemampuan siswa SMP dalam koneksi matematik dirangkum oleh Arthur F. Coxford sebagai berikut: menghubungkan dalam pengetahuan konsep lainnya; dan prosedur; menggunakan sebuah matematika yang daerah kurikulum menggunakan pemodelan
matematika dalam aktifitas hidup sehari-hari; memandang matematika sebagai keutuhan terintegrasi; menerapkan pemikiran dan matematika untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam disiplin ilmu lainnya seperti seni, musik, psikologi, sains, dan bisnis; menggunakan dan menilai hubungan di antara topik-topik matematik; menilai aturan-aturan matematika dalam budaya dan masyarakat; serta mengenali representasi yang ekuivalen dari konsepkonsep yang sama. Dengan demikian, upaya guru untuk menghubungkan proses belajar-mengajar matematika dengan kehidupan nyata dapat memberi dua dampak positif yaitu menghilangkan keterasingan matematika dari kehidupan siswa yang diharapkan merubah kesan matematika menjadi lebih
familiar untuk dipelajari serta memunculkan dan mengasah kemampuan siswa dalam koneksi matematik. Dengan kedua dampak ini, diharapkan materi sesi ini dapat mengembangkan kompetensi inti guru ke-3.3 yaitu menentukan pengalaman pembelajaran yang memadai untuk
84
mencapai tujuan pembelajaran, kompetensi inti guru ke-6.1 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mendukung siswa dalam mencapai hasil secara optimal, serta kompetensi inti guru ke-6.2 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mengaktualisasikan potensi siswa termasuk kreativitasnya.
Tujuan
mengembangkan
peserta untuk lebih menentukan pengalaman pembelajaran yang memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran, kompetensi inti guru ke-6.1 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mendukung siswa dalam mencapai hasil secara optimal, serta kompetensi inti guru ke-6.2 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mengaktualisasikan potensi siswa termasuk kreativitasnya. Pada sesi ini peserta akan mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi peserta didik dengan menghubungkan hal-hal yang mereka pelajari di kelas dengan kehidupan nyata mereka sebagai keluarga, anggota masyarakat, pembelajar, dan pekerja. Pada akhir sesi ini peserta dapat: Memahami bahwa salah satu indikator perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika yang baik adalah jika ada hubungan pembelajaran di kelas dengan kehidupan nyata. Mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Mengidentifikasi topik pembelajaran matematika (fakta, konsep, dan keterampilan) yang relevan dengan situasi kehidupan nyata. Menjabarkan aspek kunci dari pembelajaran kontekstual dan menjelaskan mengapa penting bagi siswa untuk mendapatkan makna dalam pembelajaran matematika. kompetensi pedagogik inti 3.3
dari
mendorong
para
Strategi pembelajaran matematika apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik? Topik-topik apa saja dalam pembelajaran matematika yang relevan dengan situasi kehidupan nyata? Apa saja manfaat pembelajaran matemtika yang berhubungan dengan kehidupan nyata peserta didik?
Pertanyaan kunci
85
Mulailah kegiatan ini dengan brainstorming tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya, materi pada modul 4 atau modul BTL sesi 5. Lihat kembali prinsip-prinsip kunci pembelajaran dan pendahuluan mengenai pendekatan pembelajaran kontekstual. Sesi ini dirancang agar para guru berpikir mengenai mengapa isi dan kompetensi mata pelajaran mereka relevan dengan berbagai jenis situasi kehidupan nyata yang berbeda yang dapat digunakan di dalam kelas untuk memberikan makna pembelajaran matematika kepada siswa. Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pengalaman mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas yang menerapkan aktivitas siswa sehari-hari ke dalam. Eksplorasi secara lisan tentang ide-ide yang dapat dikembangkan dalam menghubungkan proses pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata. Kemudian, antarkan peserta untuk memasuki materi sesi ini.
Petunjuk Umum
Hand-out 5.1: Himpunan (Himpunan Bagian dan Operasi-operasi dalam Himpunan) Hand-out 5.2: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV dan SPLDV) Hand-out 5.3: Peluang (Ruang Sampel dan Titik Sampel)
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
Waktu
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
I CT
86
Connection (C)
Brainstorming tentang CTL dalam pelajaran matematika. Mengerjakan tes diri yang berisi pandangan peserta tentang penggunaan CTL dalam pembelajaran matematika
30 menit
Application (A)
Peserta 50 menit dkelompokkan menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok mendiskusikan berisi materi matematika berbeda.
Reflection (R)
Mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dari sesi ini dan belajar dalam jurnal. menuliskan hasil 5 menit
Extension (E)
Peserta diminta menuliskan beberapa hubungan proses belajarmengajar dengan matematika kehidupan nyata yang akan dalam diterapkan pembelajaran. menit
Memotivasi
hand-out yang
Pada gambar di bawah ini terbentuk 7 bujursangkar yang dibentuk dari 20 batang korek api. Tugas kalian ialah mengambil 3 batang dari sisi 7 bujur sangkar. Tiga batang ini supaya dipasangkan kembali pada bentukan tadi sehingga bentukan baru menjadi 5 buah bujur sangkar saja.
Energizer
87
(1) Sampaikan tujuan, hasil pembelajaran, dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator keberhasilannya adalah jika peserta mampu menjawab pertanyaan kunci. (2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator
Introduction (5 menit)
Hubungan antara pembelajaran di kelas dan kehidupan nyata merupakan indikator sebuah perencanaan dan pembelajaran yang baik sebagai direkomendasikan oleh Depdiknas.
Pemerintah mewajibkan guru memiliki kompetensi ini melalui Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti ke-3.3, 6.1 dan 6.2.
(1) Mulailah sesi ini brainstorming diantara peserta. Minta mereka memberi definisi umum CTL. (2) Minta peserta merevisi CTL secara umum ke dalam CTL yang lebih khusus di dalam mata pelajaran matematika. (3) Beri peserta sebuah tes diri (seperti di bawah ini) yang berisi penggunaan CTL, untuk melihat seberapa jauh pandangan mereka tentang CTL dalam pembelajaran matematika. (4) Tanyakan setiap pertanyaan kepada peserta yang mendapat giliran dari seluruh kelompok. (5) Katakan kepada peserta untuk mengacungkan tangan jika mereka menjawab Ya dari pertanyaan yang diberikan. Pilih satu orang peserta yang mengacungkan tangan untuk memberikan mereka. (6) Setelah semua pertanyaan diajukan, minta peserta untuk mendaftar cara-cara yang dapat mereka menggunakan CTL. (7) Tulis tanggapan mereka pada kertas flipchart diikuti prinsip-prinsip yang tercakup dalam pertanyaan tersebut. Contoh: mengajarkan konsep Matematika
dalam situasi dan kejadian di kehidupan nyata (diluar kelas) yang biasa dialami oleh siswa.
APAKAH ANDA MENGAJARKAN MATEMATIKA SECARA KONTEKSTUAL ?
Kerjakanlah tes berikut ini dan temukan jawabannya: Apakah anda mengajarkan matematika secara kontekstual dalam kelas anda? Jawablah dengan jujur 88
Apakah anda mengajarkan konsep Matematika dalam situasi dan kejadian di kehidupan nyata (diluar kelas) yang biasa dialami oleh siswa? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah konsep Matematika yang terdapat pada contoh-contoh serta Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah anda menampilkan konsep Matematika dalam konteks yang telah diketahui oleh siswa? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah anda memberikan contoh-contoh serta latihan-latihan siswa yang mencakup berbagai situasi pemecahan masalah yang nyata serta mudah dipercaya sehingga siswa dapat menganggapnya sebagai penting bagi ya, mohon beri contoh kehidupan mereka di saat ini maupun di masa depan? Bila anda menjawab
Ya
Tidak
Apakah contoh-contoh serta latihan-latihan siswa yang anda berikan menumbuhkan sikap pada diri siswa untuk merasa,saya perlu mempelajari ini? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah anda memberikan kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan serta menganalisa data Matematika mereka sebagai bahan untuk pengayaan dan tambahan? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah pelajaran anda memungkinkan siswa untuk menerapkan konsepkonsep dan informasi Matematis ke dalam konteks yang berguna, mengajak siswa untuk membayangkan masa depan (misal: karir) dan lokasi (misal: tempat kerja)? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
Ya
Tidak
Apakah siswa diharapkan untuk berpartisipasi secara rutin dalam interaksi kelompok dimana terjadi proses berbagi pengalaman, komunikasi, dan Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh merespon terhadap konsep yang penting serta pengambilan keputusan?
Ya
Tidak
Apakah pelajaran, latihan, serta praktikum meningkatkan kecakapan komunikasi siswa, baik secara lisan maupun tulisan, selain dari
Ya
Tidak
89
meningkatkan pemikiran beserta prestasi matematika? Bila anda menjawab ya, mohon beri contoh
(1) Membagikan hand-out 5.1, 5.2, atau 5.3 kepada peserta yang dibentuk dalam (2) Mendiskusikan hand-out 5.1 berisi situasi masalah yang 3 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu hand-out. menghubungkan
proses belajar-mengajar matematika dalam materi himpunan (himpunan bagian dan operasi-operasi dalam himpunan) di kelas VII dengan kehidupan nyata. Catatan Untuk Fasilitator Peserta dapat menggunakan aturan pengisian tempat (filling slots) atau konsep himpunan bagian untuk menyelesaikan situasi masalah 1. Kunci jawaban: 31 cara. situasi masalah 2. Peserta dapat menggunakan diagram Venn atau formula penyelesaian untuk
(3) Mendiskusikan hand-out 5.2 berisi situasi masalah yang menghubungkan proses belajar-mengajar matematika dalam materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV dan SPLDV) di kelas VIII dengan kehidupan nyata. Catatan Untuk Fasilitator Peserta dapat menggunakan berbagai macam representasi matematik (multiple
Peserta dapat membedakan pengertian ruang sampel dan titik sampel dari suatu percobaan; menuliskan ruang sampel dengan berbagai representasi seperti aturan pengisian tempat (filling slots), himpunan pasangan berurutan, atau tabel; serta situasi masalah yang disajikan. (5) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya ke kertas menempelkan karyanya di tempat yang strategis. dapat menentukan susunan yang sama (kombinasi) atau berbeda (permutasi) dari
flipchart dan
(6) Setiap kelompok diminta untuk menilai hasil kerja kelompok lainnya dan memberikan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai dengan materi masingmasing kelompok. (7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan menjawab pertanyaan atau mengomentari pernyataan kelompok lain.
90
(1) Memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan kunci. (2) Memberi kesempatan kepada peserta untuk membuat kesimpulan. (3) Minta kepada peserta mencatat pada buku catatannya hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh pada sesi 5 pada jurnalnya masing-masing.
Reflection (5 menit)
Kegiatan berikut ini dilakukan peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta diminta membaca informasi tambahan 5.1 dan informasi 5.2 yang akan menjadi dasar dalam kegiatan penyusunan strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Extension
Pesan Kunci
Teaching and Learning. Guru-guru perlu menghubungkan aktivitas dan metode belajar-mengajar yang membuat pembelajaran lebih bermakna untuk siswa dengan menghubungkan hal-hal yang mereka pelajari di dalam kelas ke kehidupan mereka sekarang dan yang akan datang sebagai anggota keluarga dan masyarakat, peradaban, dan pekerjaan.
Bacaan Tambahan
Beberapa sumber yang dapat peserta baca untuk memperdalam pengetahuan pemahaman tentang hubungan proses belajar-mengajar matematika dengan kehidupan nyata adalah: - Baroody, A. J. dan Niskayuna, R. T. C. (1993). Problem Solving, Reasoning, and - Dris, J. (2006). Matematika. Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama.
Curriculum. Reston, Va: The Council. - Mason, J., Burton, L., dan Stacey, K. (1985). Thinking Mathematically. England: Prentice Hall. - Mudzakkir, H. S. (2006). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Ditebitkan. - National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, Va: The Council.
91
- Sears, S. (2002) Belajar dan Pembelajaran Kontekstual: Dasar-Dasar Pembelajaran yang Efektif - Sudirman. (2005). Cerdas Aktif Matematika. Bandung: Ganeca Exact. - Tampomas, H. (2005). Matematika. Jakarta: Yudhistira
92
voucher pulsa- terhadap 40 orang pelanggan tetap dalam satu minggu diperoleh data sebagai berikut: 20 orang menggunakan kartu 3, 16 orang menggunakan kartu As, dan 10 orang menggunakan kartu lain. Jika Pak Kusro ingin menyediakan voucher dalam bentuk fisik untuk keempat puluh pelanggan tetapnya tersebut, maka gunakan 2 cara untuk menentukan: a. Jumlah pelanggan yang akan membeli kedua jenis voucher. b. Jumlah pelanggan yang akan membeli voucher kartu 3 tetapi tidak menggunakan kartu As c. Jumlah pelanggan yang akan membeli voucher kartu As tetapi tidak menggunakan kartu 3. Jawab: Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut? Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat digunakan dalam konsep tersebut?
93
Jarak (km)
60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 6 7
Bensin (liter)
a. b. c. d.
Sajikan kembali data dari diagram batang di sebelah kiri dalam dua representasi yang berbeda. Tuliskan persamaan yang menghubungkan x dan y. Tuliskan pula langkahlangkah untuk memperoleh persamaan itu. Nyatakan interpretasi dari persamaan yang diperoleh pada jawaban (b) dengan kata-kata. Misalkan perjalanan ke suatu tempat membutuhkan waktu 1,5 jam dengan kecepatan rata-rata motor 50 km/jam. Untuk perjalanan tersebut tersedia bensin sebanyak 6 liter. Berapa banyak bensin lagi yang dibutuhkan? Jawab: .... Konsep matematika apa dan di kelas berapa situasi masalah 1 tersebut? Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat digunakan dalam konsep tersebut?
94
Situasi Masalah 2 Alfin dan Amalia membeli kue donat dan minuman seperti pada gambar di bawah ini:
Alfin membayar makanan dan minumminuman man tersebut sebesar Rp 16.000,00. Rp14.000,00.
1. Tanpa mengetahui harga satuan kue donat atau segelas minuman, coba tebak manakah yang harganya lebih mahal? Jelaskan jawabannya lengkap dengan representasinya, 2. Jika Amalia ingin menukar sebuah kue donat dengan segelas minuman yang dibeli Alfin, apakah pertukaran ini adil? Mengapa?. Jawab: . . . Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut? Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat digunakan dalam konsep tersebut? Apakah persamaan dan perbedaan dari kedua situasi masalah tersebut? Jelaskan secara detail
95
Situasi Masalah 2: Bu Ina memiliki 3 rok berwarna hitam, putih, dan krem serta 4 blazer berwarna pink, dari rok dan blazer yang dimilikinya dalam tiga representasi berbeda. Tentukanlah titik sampel dan ruang sampel dari percobaan tersebut. Jawab: .. .. Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut? Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat digunakan dalam konsep tersebut? Apakah persamaan dan perbedaan dari kedua situasi masalah tersebut? Jelaskan secara detail
hijau muda, ungu, dan kuning muda. Bantulah Bu ina untuk membuat mix and match
96
(CTL)
Menekankan pada pemecahan masalah Mengenal kegiatan mengajar yang terjadi di berbagai konteks seperti rumah, masyarakat, dan tempat kerja. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar bersama, dan Menggunakan penilaian otentik
19
2.
3.
4.
Matematisasi Horisontal Matematisasi Horisontal Matematika informal Matematika informal Matematisasi Vertikal Matematisasi Vertikal Matematika formal Matematika formal
97
Pendekatan Mekanis Pendekatan Mekanis Pendekatan Empiris Pendekatan Empiris Pendekatan Strukturalis Pendekatan Strukturalis Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual
PENDEKATAN
MATEMATIKA HORISONTAL
MATEMATIKA VERTIKAL
Tidak Ya Tidak Ya
Tidak Tidak Ya Ya
Dikembangkan cara, alat atau model Dikembangkan cara, alat atau model matematis untuk memperoleh jawaban matematis untuk memperoleh jawaban informal dari masalah. informal dari masalah. Terjadi interaksi antara guru dan siswa atau Terjadi interaksi antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa atau antara siswaantara siswa dan siswa atau antara siswapakar dalam suasana demokratif. pakar dalam suasana demokratif.
98
Ada keseimbangan antara proses Ada keseimbangan antara proses matematisasi horisontal dan proses matematisasi horisontal dan proses matematisasi vertikal matematisasi vertikal Ada kesempatan yang cukup bagi siswa untuk Ada kesempatan yang cukup bagi siswa untuk merefleksi, menginterpretasi dan merefleksi, menginterpretasi dan menginternalisasi proses dan hasil belajar menginternalisasi proses dan hasil belajar Tidak semata-mata menekankan komputasi Tidak semata-mata menekankan komputasi dan langkah-langkah prosedural penyelesaian dan langkah-langkah prosedural penyelesaian soal soal Memberi penekanan pada pemahaman konsep Memberi penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah dan pemecahan masalah
Aspek-aspek yang tercakup dalam Aspek-aspek yang tercakup dalam model pembelajaran matematika kontekstual model pembelajaran matematika kontekstual
Pendahuluan
Memulai pelajaran dengan Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah mengajukan masalah Permasalahan yang diberikan sesuai Permasalahan yang diberikan sesuai dengan tujuan dengan tujuan
Siswa mengembangkan atau Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model matematis menciptakan model-model matematis simbolik secara informal simbolik secara informal Kegiatan pembelajaran berlangsung Kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif secara interaktif
Pengembangan
Penutup/penerapan
Melakukan refleksi terhadap setiap Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran terhadap hasil pelajaran
99
Pembelajaran berbasis pemecahan masalah Pembelajaran berbasis pemecahan masalah Pembelajaran berbasis penemuan Pembelajaran berbasis penemuan Pembelajaran berbasis proyek Pembelajaran berbasis proyek Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif
100
atau tidak jelas antara materi kecakapan) dengan realitas kehidupan (misal: guru kecakapan tersebut menerangkan tentang kapan diperlukan dalam situasi
kecakapan) dengan
siswa untuk berpikir tentang materi yang mereka pelajari (fakta, dan kemudian
konsep dan kecakapan) mengaitkannya dengan situasi kehidupan nyata yang relevan
dalam situasi maupun nyata namun kurang kehidupan siswa dan masyarakat atau tidak berdasarkan profesi yang sesungguhnya
10
Melaksanakan
pembelajaran yang
Tidak terdapat
pembelajaran yang
Pelajaran mencakup
101
bersifat
kontekstual
bersifat
pelajaran menjadi bermakna bagi para siswa dengan cara memberi beberapa contoh antara apa yang mereka sederhana mengenai kaitan pelajari dengan kehidupan
bersifat kontekstual. Guru meminta para pelajaran menjadi siswa untuk membuat bermakna bagi diri
bersifat kontekstual. pengalaman di luar berdasarkan kehidupan nyata dimana para siswa dapat menerapkan
bermakna bagi para siswa dengan cara mengadakan kegiatan dimana mereka dapat mengaitkan apa yang kehidupan mereka mereka pelajari dengan sebagai keluarga dan anggota masyarakat, warga negara dan pekerja
mereka sendiri dengan cara mengaitkan apa dengan kehidupan mereka sebagai yang mereka pelajari
mereka sebagai keluarga dan anggota masyarakat, warga negara dan pekerja
kegiatan dimana kecakapan tersebut dapat digunakan sebenarnya) dalam konteks kehidupan
materi-materi menyertakan dimana kecakapan tersebut dapat digunakan dalam sebenarnya) konteks/situasi kehidupan
102
Pendahuluan
Pembelajaran matematika yang bermakna, menyenangkan, interaktif, dan menantang membutuhkan suasana belajar mengajar yang efektif. Suasana pembelajaran mencakup pengaturan lingkungan ruangan kelas dan faktor-faktor situasional. Secara umum emosional-pskologi. Pengaturan lingkungan fisik kelas dalam penataan yang baik akan merangsang siswa untuk termotivasi dalam belajar karena para siswa merasa nyaman berada di dalam kelas tersebut. Sebaliknya lingkungan fisik kelas yang tidak ditata dengan baik seperti posisi meja kursi yang tidak teratur, gelap, pengap, dan panas akan membuat siswa tidak betah tinggal di kelas. Oleh karena itu pengaturan ruangan kelas seperti meja belajar, penerangan, pajangan, peralatan, sirkulasi udara harus dilakukan atau diseting secara baik sebelum pembelajaran dimulai. Selain lingkungan pembelajaran fisik kelas yang tidak kalah pentingnya adalah lingkungan pembelajaran kelas terdiri dari lingkungan fisik kelas dan lingkungan
lingkungan non-fisik (emosional) yang terjadi di kelas melaui proses interaksi siswa dengan guru. Siswa dan guru akan merasa nyaman di kelas jika suasana atau atmosfir kelas berada dalam kondisi yang dinamis, fleksibel, dan menyenangkan. Untuk mencapai suasana ini maka rasa simpati dan empati serta kedekatan emosional siswaguru perlu dibina. Siswa adalah mitra guru di dalam mencapai tujuan pembelajaran. kata, harapan, keingintahuan sedapat mungkin mencerminkan suasana yang kondusif bagi pembelajaran. Begitupula pada pihak guru harus menampilkan keteladanan melalui bahasa yang santun, kedisiplinan, kecintaan, dan kedekatannya dengan siswa yang kondusif bagi pembelajaran di kelas. Akhirnya untuk mencapai suasana emosional yang hubungan kerja sama dan komunikasi yang harmonis antar guru dan siswa. Hal di atas sesuai dengan tuntutan bahwa guru yang professional memiliki kemampuan berkomunikasi seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 16/2007 yang menyuratkan kompetensi inti guru ke-7, yaitu: berkomunikasi secara positif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif diperlukan adanya Oleh karena itu apa yang ditampilkan siswa dalam bentuk sikap, tingkah laku, tutur
103
Berkaitan dengan pencapaian kompetensi inti guru ke-7, maka dalam sesi ini akan digambarkan cara-cara bagaimana guru dapat menciptakan suasana belajar-mengajar yang efektif.
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Pada sesi ini peserta akan
Karakteristik lingkungan fisik belajar seperti apa yang dikategorikan kondusif dan bermakna? Karakteristik lingkungan emosional belajar seperti apa yang dikategorikan kondusif dan bermakna? Seperti apakah disain lingkungan belajar yang kondusif dan bermakna itu?
Pertanyaan kunci
Petunjuk Umum
Mulailah kegiatan ini dengan mendefinisikan suasana lingkungan pembelajaran efektif. Berikan kesempatan peserta untuk berdiskusi dan brainstorming mereka. diantara
Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam mengidenfikasi karakteristik lingkungan fisik dan emosional pembelajaran. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti ke-7. menciptakan sebuah lingkungan belajar yang positif. Minta kelompok untuk mendiskusikan langkah-langkah yang diambil untuk Melalui sesi ini peserta diharapkan memahami dan dapat menciptkan lingkungan fisik dan emosional yang mendukung kegiatan pembelajaran. Peserta diharapkan memahami bahwa lingkungan baik fisik dan emosional dimana siswa belajar/bekerja mempunyai dampak yang kuat pada pembelajaran. . 104
Kertas HVS
120 menit
Waktu
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
Connection (C)
45 menit Brainstorming tentang lingkungan belajar fisik dan emosional. Peserta mengerjakan handoud 6.1 berisi foto lingkungan fisik & pembelajaran kelas yang akan ditayankan dgn VCD. Selanjutnya peserta mengerjakan handout 6.2 berisi ciri-ciri lingk fisik dan emosional
Application (A)
Peserta 60 menit dikelompokkan menjadi 2 Peserta kelompok. kelompok I
Reflection (R)
Peserta 5 menit merangkum
Extension (E)
bahan yang bacaan tertera dalam
Peserta mencari
mengerjakan handout 6.3 berisi penataan tempat duduk (lingkungan fisik) sesuai diberikan.
tambahan
deskripsi yang Selanjutnyan kelompok II mengerjakan handoud 6.4 berisi skenario bermain peran
105
Energizer
Seorang petani mempunyai sebidang tanah yang berbentuk bujursangkar. Dekat sudut tanahnya terdapat rumah dan halamannya berupa bujursangkar. Pada halaman dan tanahnya ditanami 15 batang pohon yang ditanam tidak beraturan. Pak Tani mempunyai 5 orang anak. Tanah miliknya dan batang pohon-pohon ini hendak diwariskan kepada ke 5 orang anaknya. Cobalah tolong bagaimanakah caranya agar tanah ini dapat dibagi lima bagian dengan sama luasnya dan setiap anak (rumah) memiliki 3 batang pohon. Para pembaca tolonglah Pak Tani ini.
: Rumah : Pohon
1. Sampaikan tujuan, hasil pembelajaran, dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa 2. Sampaikan point atau hal-hal penting dari sesi ini. Catatan Untuk Fasilitator indikator keberhasilannya adalah jika peserta mampu menjawab pertanyaan kunci.
1. Melalui sesi ini peserta seharusnya memahami dan dapat menciptakan lingkungan belajar baik secara fisik maupun emosional untuk mendukukung keragaman kegiatan belajar mengajar. 2. Peserta diharapkan memahami bahwa lingkungan (baik fisik maupun
emosional) di dalam mana siswa bekerja mempunyai dampak yang kuat pada pembelajaran.
106
1. Katakan kepada peserta untuk mendefinisikan lingkungan belajar fisik dan yang baik atau tidak dan seperti apa lingkungan emosional yang baik atau tidak. emosional. Catatan Untuk Fasilitator
1. Lingkungan pembelajaran fisik adalah tempat/daerah dimana guru mengajar dan siswa belajar. Lingkungan ini mencakup ruangan kelas dan segala sesuatu di dalamnya, seperti: Mebel Pencahayaan atau penerangan Pajangan Tempat duduk Peralatan 2. Lingkungan pembelajaran emosional atau psikologi adalah apa yang para siswa rasakan ketika mereka sedang belajar. Lingkungan ini mencakup: Bahasa dan suara guru Harapan dan sikap Perilaku siswa
Suasana ruangan kelas Harga diri siswa 3. Berikan peserta handout 6.1 yang berisi (a) sebuah foto suatu ruangan kelas, and (dalam CD). 4. Katakan kepada peserta untuk mendaftar apa yang mereka pikirkan menjadi karakateristik positif lingkungan belajar fisik dari foto dan lingkungan emosional positif dari skenario. Beri waktu kepada mereka 10 menit. 5. Umpan balik: Daftarkan ide-ide mereka pada kertas flipchart. Fisik Emosional
(b) suatu skenario suatu kelas yang mana melukiskan situasi yang emosional
107
6. Meyakinkan peserta memahami lingkungan emosional dan lingkungan phisik tidaklah otomatis berhubungan. Dapat terjadi bahwa suatu lingkungan fisik yang baik tetapi lingkungan emosionalnya negatif. dan emosional. 7. Beri peserta handout 6.2 yang berisi daftar karakteristik positif lingkungan fisik 8. Minta peserta menyimpulkan bagaimana menciptkan lingkungan belajar baik fisik dan emosional dengan baik.
1. Bagi peserta dalam beberapa kelompok. Beri 50% dari kelompok mengerjakan 2. Pada akhir sesi ini minta kelompok memaparkan hasil kerja masing-masing. Catatan Untuk Fasilitator 1. Kegiatan dari sesi ini sebaiknya membuat peserta melihat pada bagaimana tampilan fisik ruangan kelas dapat mempromosikan atau menghalangi belajar (misalnya pengelompokan meja) dan bagaimana ruangan kelas seharusnya diatur agar memberi suasana fleksibel. 2. Peserta harus tahu apa yang dilakukan untuk mencipatkan lingkungan emosional positif yang dibutuhkan untuk menfokuskan pada suasana di dalam untuk mendukung siswa belajar dengan baik (misal menjadi lebih optimistik, guru siswa yang positif . tidak bias, memotivasi seluruh siswa dll) dan bagian dari sebuah hubungan handoud 6.3, selanjutnya 50% lagi mengerjakan handout 6.4.
1. Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaanpertanyaan kunci 2. Peserta diminta untuk menuliskan hasil belajar pada jurnal masing-masing.
Reflection (5 menit)
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, peserta diminta membaca dan bacaan tambahan dan informasi tambahan 6.1 yang akan menjadi dasar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.
Extension
108
Pesan Kunci
Ruang kelas yang menyenangkan, positif, menantang, mendukung siswa menolongnya untuk belajar dan memiliki perilaku yang lebih baik serta mengembangkan pemahaman mengenai kelas dan penciptaan atmosfir (suasana) yang positif. yang bermakna. Para guru perlu mempertimbangkan secara berhati-hati tata ruang fisik
Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000. Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001. Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004. DBE3. Pengajaran professional dan pembelajaran bermakna. Modul Pelatihan 1. Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training Applications. Orlando: Harcourt Brace Company, 1996. Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon & Schuster Company, 1966. MBE and Depdiknas. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Baik. Paket Pelatihan 1. Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 1991. Silberman, Melvin L., Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terjemahan Raisul Muttaqien. Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2006) Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, 2003.
Bacaan Tambahan
109
110
111
112
Sebuah kelas yang terdiri dari 45 siswa berumur 13 tahun bekerja secara berkelompok (4 orang per-kelompok) untuk membuat bermacam diagram sembarang data.
113
Skenario Satu Saya tidak menyukai belajar Matematika karena gurunya. Guru tersebut berasal dari daerah yang aksen dan tekanan bahasanya lebih cepat dibanding di daerah kami. Suaranya yang pelan dan
bahasanya yang terlalu cepat susah untuk saya mengerti. Semangat untuk belajar yang berusaha tersebut ke kelas kami. Saya menjadi malas mengikuti pelajaran Matematika. Pernah suatu ketika,
saya kumpulkan sebanyak mungkin dari rumah hilang bersamaan dengan masuknya guru saya diminta untuk mengerjakan soal, tapi dengan ogah-ogahan saya maju dan berpura-pura tidak mau lagi belajar.
menyelesaikan soal itu. Saya tidak peduli, benar atau pun salah. Akhirnya saya menyerah dan
Skenario Dua
Kelas VII SMP Al-Fajar terdiri atas 15 laki-laki dan 18 perempuan. Hanya 3 perempuan dan satu laki-laki yang menunjukkan perhatiannya dalam pembelajaran Matematika di kelas. Keempat siswa tersebut lebih bersemangat dalam belajar Matematika. Sedangkan yang lain terkesan hanya sekedar ikut saja dalam kelas. Mereka tidak menunjukkan minat yang baik terhadap pembelajaran Matematika.
Skenario Tiga Rahmad adalah siswa yang punya motivasi tinggi untuk belajar Matematika di kelas VII SMP AlFajar. Walau begitu bersemangat, terkadang dia bisa menimbulkan kegaduhan yang mengganggu bagi 31 teman yang lain di kelasnya. Beberapa guru menyebutnya hyperaktif. Terlebih lagi, posisi duduknya yang ada di bagian tengah. Sehingga ketika pembelajaran Matematika berlangsung, lain tidak lagi bersemangat untuk belajar. Bahkan ketika mereka diminta menyelesaikan soal di keakuan Rahmad. Hanya dia siswa dalam kelas tersebut, pikirnya.
seakan siswa di kelas tersebut hanyalah seorang Rahmad saja. Akhirnya, teman-temannya yang papan tulis misalnya, mereka enggan untuk mengerjakannya. Hal ini semakin memperbesar rasa
114
Informasi Tambahan
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran adalah agen pengetahuan (bukan pemilik pengetahuan). Ia memastikan siswa memperoleh cukup informasi dan pengetahuan, baik melalui penjelasan atau kegiatan yang dirancangnya maupun melalui sources yang ia rekomendasikan (misalnya buku-buku penunjang). Guru sebagai fasilitator berarti guru merancang situasi sehingga siswa berperan dalam mengarahkan pembelajaran. sehingga siswa mau mengeluarkan seluruh potensinya untuk menemukan cara meraih pengetahuan. Ketika masuk ke dalam kelas, guru sebaiknya menyapa para siswa dengan ramah dan menarik minat siswa. Suara yang lantang dan nyaring dengan bahasa yang jelas terdengar dapat membuat siswa memperhatikan guru. Ketika menanyakan sesuatu permasalahan yang disampaikan. Guru tidak perlu tergesa-gesa dalam menjelaskan pengaturan tempat duduk (Melvin L. Silberman, 1996). kepada siswa, guru memperlihatkan gesture yang baik sehingga siswa memperhatikan Guru perlu hadir dalam pelaksanaan pembelajaran, memberikan bimbingan dan support
materi. Disamping pengaturan ruangan kelas juga perlu diperhatikan, berikut contoh
Gambar di atas merupakan alternatif bentuk penataan tempat duduk siswa yang diberikan oleh Melvin L. Silberman. Bentuk U (gambar (a)), bentuk setengah lingkaran (gambar (b)), bentuk tanda pangkat (gambar (c)), bentuk meja konferensi (gambar (d)), bentuk lingkaran (gambar (e)), bentuk lingkaran kursi (gambar (f)), dan bentuk lingkaran
115
(formasi alternatif untuk diskusi kelompok) (gambar (g), dapat diterapkan dalam kelaskelas pembelajaran Matematika.
produk, pembelajaran akan lebih berpusat kepada guru melalui pengulangan kegiatan di kelas sambil berkeliling kelas atau menjawab pertanyaan siswa. Namun guru dengan pandangan belajar sebagai proses mengkonstruksi informasi dan pengalaman baru menjadi pemahaman siswa yang bermakna, guru akan berusaha melakukan kegiatan dengan melibatkan siswa secara aktif. Guru dengan pandangan belajar sebagai proses mengkonstruksi informasi dan pengalaman baru menjadi pemahaman siswa yang bermakna, guru akan berusaha melakukan kegiatan sebagai berikut: (2) Memilih tugas-tugas matematika sedemikian sehingga memotivasi minat siswa dan meningkatkan keterampilan intelektual siswa. (3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendalami pemahaman mereka terhadap produk dan proses matematika serta penerapannya. (4) Menciptakan suasana kelas (lingkungan fisik dan emosional) yang mendorong dicapainya penemuan dan pengembangan idea matematika, sumber lain untuk menigkatkan penemuan matematika, semula dengan pengetahuan baru; (5) Menggunakan dan membantu pemahaman siswa, alat-alat teknologi, serta sumber(6) Mencapai dan membantu siswa untuk mencari hubungan antara pengetahuan (7) Membimbing secara individual, secara kelompok dan secara klasikal. Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas, selain guru matematika harus pembelajaran matematika yang lebih menekankan kepada: (1) Pengertian kelas sebagai komunitas sekumpulan individu, (2) Pengertian logika dan kejadian matematika sebagai verifikasi daripada guru sebagai penguasa tunggal dalam memperoleh jawaban benar, atau algoritma saja, (3) Pandangan terhadap penalaran matematika daripada sekadar mengingat prosedur (4) Penyusunan konjengtur, penemuan dan pemecahan masalah daripada penemuan jawaban secara mekanik, dan
menguasai matematika dengan baik, guru juga harus mempunyai pandangan terhadap matematika daripada hanya sebagai
116
(5) Mencari
hubungan
antara
ide-ide
matematika
dan
penerapannya
daripada
matematika sebagai sekumpulan konsep yang saling terpisah. Sumber: Utari Sumarmo, Impelementasi Kurikulum Matematika, PMIPA IKIP Bandung, 1999
117
Sesi 7
Bagaimana Anda Memilih Sumber-Sumber untuk Mendukung Proses Belajar Mengajar?
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesatnya telah memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap seting pembelajaran. Henich dkk (1996) dalam bukunya Instructional Media and Technology for Learning, menyatakan Media dan alat-alat menawarkan peluang yang lebih baik dalam proses belajar bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan. mengajar. Pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk menfasilitasi belajar. Penggunaan lingkungan dimaksudkan bukan hanya pada saat pembelajaran berlangsung, melainkan juga metode, media, peralatan yang diperlukan untuk memberikan informasi, dan membimbing siswa belajar. Pendekatan pembelajaran yang dikontrol oleh guru. Apakah peranan guru akan menjadi berbeda ketika mengintegrasikan media dan alatalat dalam pengajarannya? Peranan guru dan siswa jelas menjadi berubah karena media dan teknologi di dalam kelas. Guru dan buku bukan lagi menjadi satu-satunya sumber yang dapat diambil guru adalah senantiasa merencanakan proses pembelajaran, bekerja belajar (learning resources) atau sumber ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini peran dapat terbentang dari belajar yang dikontrol oleh siswa sendiri sampai ke pendekatan
sama dengan guru lain dan ahli media, guru dapat mengintegrasikan media ke dalam proses pembelajaran sehingga dapat memperbesar perolehan (hasil belajar) yang berdampak pada peningkatan prestasi siswa. Sehubungan bagaimana memilih sumber belajar, media dan peralatan dalam
pembelajaran, Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) No. 16 Tahun 2007 khususnya pada kompetensi inti guru 4.5 yang mengharuskan guru menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Khususnya dalam informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Peraturan tersebut mengandung arti bahwa guru, termasuk guru matematika harus berusaha dan meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan media dan peralatan dalam
kompetensi inti guru ke-5 dikemukakan bahwa guru dituntut memanfaatkan teknologi
118
mengajarkan matematika serta memanfaatkannya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih mengembangkan kompetensi guru dalam Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti 4.5, yaitu
menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh dan kompetensi inti ke-5 guru mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
Fasilitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat: Menjelaskan pengertian sumber belajar (median dan alat) pembelajaran. Menjelaskan prinsif-prinsif penggunaan media dan peralatan (alat peraga) dalam pembelajaran. matematika. Memilih media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Apa yang dimaksud dengan sumber belajar (media dan alat) pembelajaran? Apa saja prinsif-prinsif yang harus diperhatikan dalam menggunakan penggunaan media dan peralatan (alat peraga)? pembelajar matematika? Apa saja penggunaan media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai tujuan
Pertanyaan kunci
Selalu mengingat bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega. Perlakukan peserta sebagai pembelajar dewasa. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti 4.5 dan 5 tentang kompetensi penguasaan media, sumber belajar dan TIK yang harus dimiliki guru untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Petunjuk Umum
119
pengertian
berorientasi kepada penggunaan teknologi canggih semata. Ingat definisi TIK pada modul dasar DBE3 yakni modul TIK. fleksibel. Baca dengan seksama catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan Perhatikan ketersediaan media, sumber belajar dan perangkat TIK diantaranya media gambar, model-model, sumber belajar yang ada di kelas dan dilingkungan sekolah, laptop, OHP, LCD dan kalkulator. kegiatan pada sesi ini. secara optimal. Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatanPantau seluruh kegaiatan dalam sesi ini agar tujuan dan hasil belajar dan tercapai
kriteria
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
Waktu
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi Kalkulator untuk peragaan
ICT
120
Connection
Peserta 35 menit menuliskan beberapa perbedaan
Application
Peserta bekerja dalam kelompok. 45 menit
Reflection
Peserta 5 menit merangkum
Extension
Membaca seluruh bacaan
Di luar sesi,
peserta diminta
Peserta memilih SK/KD sesuai yang akan jenjang dan KD dikembangkan. Selanjutnya peserta
(benar/salah) penggunaan
tentang prinsip media dan alat pembelajaran yang ditayankan melalui power point.
mengerjakan handout 7.1 berisi media dan alat pembelajaran selanjutnya memilih mana yang paling tepat untuk mengajarkan balik
SK/KD. Umpan
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta dalam hal ini. Tiga orang bersaudara mendapatkan surat wasiat pembagian harta peninggalan 17 domba yang hanya berupa surat. Adapun bunyi surat peninggalan itu berbunyi demikian; si sulung harus mendapatkan bagian setengahnya. Sedang Si Tengah mendapat bagian sepertiganya. Dan Si Bungsu mendapat bagian sepersembilannya. Untuk peninggalan harta warisan yang lainnya, dibagi sama rata. Khusus untuk
Energizer
pembagian domba ini harus dalam keadaan hidup dan tidak boleh dijual dulu. Pada pembagian 17 ekor dombanya inilah yang menjadi pertengkaran karena jelasnya domba tidak boleh dipotong. Karena tidak menemukan strategi (siasat) bagaimana cara membaginya, mereka bertiga pergi kepengadilan untuk membaginya secara adil sesuai
121
dengan surat wasiatnya. Ternyata dipengadilanpun tidak dapat diatasi. Pada waktu itu muncullah seorang yang terkenal pandai di desanya. Setelah membaca isi surat wasiat itu, dia dapat membaginya secara adil dan sama sesuai dengan surat wasiatnya. Nah bagaimanakah strategi pembagian yang adil ini dilaksanakan seandainya saudara diminta tolong?
Sampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. Catatan untuk Fasilitator Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini. Berbagai sumber belajar yang dapat mendukung pembelajaran matematika di kelas, mulai dari guru, buku, jurnal, lingkungan, media, TIK, dll. Guru perlu memilih sumber yang dapat mendukung strategi belajar mengajar. Penguasaan dan penggunaan media, sumber belajar dan TIK untuk mendukung tujuan pembelajaran matematika yang dituntut dalam Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-4.5 dan ke-5.
Introduction (5 menit)
C
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Beri peserta 5 menit untuk menggolongkan daftar sumber (media dan alat)
122
Catatan untuk Fasilitator Guru perlu memikirkan bagaimana memilih sumber pemebalajaran (bukan hanya buku teks) untuk mendukung stratetgi pembelajaran.
Yakinkan bahwa TIK adalah tercakup di dalam sesi ini dan digunakan sebagai dari strategi pembelajaran.
(7)
Jelaskan kepada peserta bahwa hal yang terpenting tentang sumber (media dan alat) pembelajaran adalah bukan menyebutkan atau menggolongkannya tapi bagaimana guru menggunakan sumber tersebut di dalam kelas.
(8) (9)
Beri peserta dua buah kartu, minta mereka menulis BENAR pada sebuah kartu dan SALAH yang lainnya. Bacakan pertanyaan berikut tentang prinsif penggunaan sumber pembelajaran kepada peserta dan minta mereka untuk mengatakan apakah benar atau salah sesuai meningkatnya nomor kartu.
Alat dan media pembelajaran sebaiknya asli dan imanajinatif serta menciptakan pesan menarik yang menghubungkan siswa dengan proses belajarnya. Para guru sebaiknya menyediakan beberapa alternatif peralatan untuk mengantisipasi hal yang terduga (misalnya listrik mati). Slide 3: Peralatan pembelajaran sebaiknya digunakan oleh para guru untuk membantu mengajar dan tidak oleh siswa. Slide 4: Media dan peralatan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan membantu siswa untuk mengembangkan tujuan pembelajaran lebih baik. Slide 5: Media dan peralatan pembelajaran tidak perlu tepat untuk jenjang perkembangan mental siswa (misalanya siswa kelas VII dapat diberi dasar-dasar teori limit) Slide 6: Sumber pembelajaran tidak perlu mengacu kepada rencana pelakasanaan pembelajaran Slide 7: Dengan menggunakan alat peraga maka proses belajar termotivasi, sehingga baik siswa Slide 2:
123
maupun guru, dan terutama siswa minatnya akan timbul. Ia akan senang, teransang, tertarik, dan karena itu bersikap positif tertahadap pengajaran matematika. Slide 8: Alat peraga pembelajaran matematika membuat bentuk kongkrit menjadi konsep yang lebih abstrak Slide 9: Alat peraga yang digunakan hanya sekadar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam matematika Slide 10: Dengan alat peraga, konsep-konsep abstrak dapat disajikan dalam bentuk kongkrit yaitu dalam bentuk model-model matematika yang dipakai objek penelitian. (10) Fasilitator harus meyakinkan bahwa peserta mengoreksi pernyataan yang salah. (11) Siapkan dan berikan peserta handout yang meringkas pentuntun
untuk
menggunakan pendukung pembelajaran atau sumber yang didasarkan pada (12) Lihat kembali daftar sumber pembelajaran. Minta peserta, sumber yang mana yang paling sesuai dengan pelajaran matematika. pernyataan dari quiz benar-salah.
A
(1) (2) (3) (4)
Yang mana sumber pembelajaran yang mereka pilih? Mengapa mereka memilih sumber pembelajaran itu? pembelajaran? Bagaimana mereka akan menggunakan sumber ini di dalam pelajaran? Apakah yang mereka pikirkan ketika menggunakan sumber ini? (5) Umpan balik dari facilitator dan beberapa peserta. Bagaimana sumber pembelajaran ini mendukung siswa untuk mencapai tujuan
124
Catatan untuk Fasilitator Penggunaan sumber pembelajaran (media dan alat) dapat diakitkan dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari: a. Pembentukan konsep b. Pemahaman konsep c. Latihan dan penguatan
d. Pelayan terhadap perbedaan individual, termasuk pelayananan terhadap anak lemah dan anak berbakat. e. Pengukuran: alat peraga dipakai sebagai alat ukur f. Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulan seacar umum, alat peraga sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti. g. Pemecahan masalah matematika.
Reflection (5 menit)
Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci dan menuliskannya dalam jurnal refleksi pembelajaran.
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu peserta diminta melakukan: (2) (3) Menelusuri sumber bacaan dari internet sebagaimana disebutkan dalam bacaan tambahan Membaca informasi tambahan 7.1 dan informasi tambahan 7.2.
Extension
Sumber
Pesan Kunci
belajar
mengembangkan kompetensi yang telah ditargetkan atau akan dicapai. Sumber-sumber Sumber-sumber sebaiknya digunakan oleh siswa untuk mendukung pembelajaran.
sebaiknya
dipilih
secara
hati-hati
untuk
mendukung
siswa
tersebut sebaiknya imajinatif dan menciptakan sebuah pesan yang menarik untuk siswa.
125
Max Sobel & Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika; Sebuah Buku Sumber Alat Peraga,
Bacaan Tambahan
Aktivitas dan Stategi. Erlangga, Jakarta, 2003 Dari internet: Membuat dan mengedit laporan dan presentasi http://ikc.cbn.net.id/umum/deddy-word.php http://www.oke.or.id/tutorial/7Mencetak%20Dokumen.doc http://www.oke.or.id/tutorial/6Membuat%20MailMaerge.doc http://www.oke.or.id/tutorial/5Membuat%20tabel%20dan%20kolom.doc http://www.oke.or.id/tutorial/4Mengunakan%20Tabulasi.doc http://www.oke.or.id/tutorial/3Melakukan%20editing%20sederhana.doc http://www.oke.or.id/tutorial/2Mengoperasikan%20Software%20Pengolah%20Kata.doc http://www.oke.or.id/tutorial/1Mengoperasikan%20Software%20Pengolah%20 http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/tutorial/Membuat%20Slide%20Presentasi.pdf http://ikc.cbn.net.id/umum/yuhefizar-office.php Menggunakan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain
http://www.oke.or.id/tutorial/Yamta~Email%20OKE.pdf http://belajarblog.tk/ http://bebas.vlsm.org/v10/onno-ind-2/application/education/belajar-internetmelalui-istilah-internet-04-2001.rtf Penggunaan komputer untuk pembelajaran matematika (http://www.nctm.org) (http://imo.math.ca) (http://forum.swarthmore.edu) (http://turnbull.mcs.st-and.ac.uk/~history/Indexes/HistoryTopics.html)
126
Media
Alat Peraga
127
128
129
Sosialisasi KTSP
130
MEDIA PEMBELAJARAN
MEDIA ADALAH SEGALA SESUATU YANG DAPAT MENYALURKAN PESAN, DAPAT MERANGSANG PIKIRAN, PERASAAN, KEMAUAN, SEHINGGA MENDORONG TERJADINYA BELAJAR PADA SISWA MEDIA ARE ANYTHING THAT CARRIES
INFORMATION BETWEEN A SOURCE AND RECEIVER
(HEINICH 86)
131
LANJUTAN
6. SISWA LEBIH BANYAK BELAJAR, TIDAK HANYA MENDENGARKAN 7. MENGEMBANGKAN MINAT DAN MOTIVASI 8. MENUNTUN BERPIKIR KONGKRIT 9. MEMBERIKAN PENGALAMAN YANG TAK MUDAH DIDAPAT 10. MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN DAN BELAJAR
132
* MEDIA AUDIO
RADIO, TAPE RECORDER, LAB BHS, CD, MP3
* MEDIA PROYEKSI
SLIDE, OHP, LCD
MEDIA PROYEKSI
SLIDE, OHP, FILM, VCD, DVD,
MEDIA LINGKUNGAN
BENDA, BINATANG, TUMBUHAN, DAN ALAM
133
LANJUTAN GAMBAR ATAU FOTO YG BAIK SEBAGAI MEDIA YANG MENGANDUNG GERAK DAN BERWARNA TAMPILAN SEDERHANA TIDAK KOMPLEKS, MUDAH DIPAHAMI, TIDAK MENIMBULKAN MAKNA GANDA, TULISAN, GAMBAR, WARNA, BENTUK, KOMPOSISI, KESEIMBANGAN HARUS BAGUS DAPAT MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
134
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Tidak ada media digunakan ATAU pembelajaran yang Media pembelajaran digunakan namun guru secara efisien (misal: guru tidak dapat Media pembelajaran digunakan secara telah dipersiapkan dan efisien oleh guru, namun tidak secara telah terorganisir tidak membantu memperbaiki pemahaman, ide mereka) ATAU efektif (misal: media secara baik namun peserta ajar untuk Media pembelajaran digunakan secara telah dipersiapkan dan efisien dan efektif oleh guru (misal: semua handout telah dipersiapkan, pemutar video berfungsi dengan baik dan guru videonya dan juga berguna untuk memperbaiki pemahaman, ide mereka) Semua kriteria untuk PLUS nilai 4 telah terpenuhi
tidak menggunakannya
menemukan handout, pemutar video tidak berfungsi, guru tidak bisa mengoperasikan OHP/proyektor) maupun efektif (misal: tidak membantu meningkatkan pemahaman, ide mereka)
Media pembelajaran telah dipersiapkan dan digunakan secara efektif oleh guru,
135
efisien (misal: tidak terorganisir secara baik namun mampu untuk memperbaiki pemahaman, ide mereka) 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Tidak ada media digunakan ATAU pembelajaran yang Media pembelajaran telah dipersiapkan namun yang
ketrampilan atau ideBeberapa media Media pembelajaran digunakan oleh Semua kriteria untuk PLUS
pembelajaran telah
Siswa menggunakan sebagian dari media pembelajaran namun kurang memancing pelajaran)
telah dipersiapkan dan seluruh siswa untuk membantu mereka belajar (misal: para
nilai 4 telah terpenuhi Guru telah menyiapkan beragam media yang kreatif dan menarik siswa dalam
(misal: beberapa siswa maju ke depan kelas dan menggunakan boneka model kerangka untuk bagian tubuh)
kelompok-kelompok
mengenali bagian-
136
Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang Mengintegrasikan Seluruh Aspek Pembelajaran?
Sesi 8
Kerangka dasar kurikulum berbasis kompetensi menyatakan bahwa kompetensi adalah perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual dengan kehidupan nyata. Pencapaian kompetensi melalui pengalaman belajar yang sesuai ditentukan oleh strategi belajar mengajar yang tepat. Ketepatan strategi belajar mencapai kompetensi dari mata pelajaran matematika tetapi juga strategi mengajarkan siswa bagaimana seharusnya belajar. mengajar yang dimaksudkan di sini tidak hanya mencakup strategi guru dalam
Pendahuluan
Siswa adalah subyek pembelajaran, karena itu karakteristik dan gaya belajar mereka harus dipikirkan atau dipertimbangkan ketika merencanakan strategi belajar mengajar di kelas. Untuk mengakomodasi karakteristik siswa yang beragam, strategi belajar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk mengajar harus di susun sedemikian rupa sehingga dapat memberi suasana yang berpartisipasi secara aktif. Untuk mendukung strategi belajar mengajar yang efektif dibutuhan pencipataan
lingkungan belajar baik fisik dan emosional. Lingkungan belajar yang kondusif mempunyai dampak yang kuat terhadap pembelajaran karena dapat mempromosikan atau mengahalangi proses pembelajaran. Lingkungan belajar perlu disediakan agar lebih memberi suasana terutama di kelas yang fleksibel untuk mendukung siswa belajar dengan baik. Strategi belajar mengajar yang mempertibangkan karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran, relevansi dengan kehidupan nyata, dan lingkungan belajar baik fisik dan emosional akan berjalan dengan baik jika ditunjang oleh adanya sumber belajar yang memadai. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat menempatkan peran guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Terdapat bentangan sumber belajar mulai dari yang paling sederhana misalnya buku teks sampai pada yang canggih misalnya komputer/internet dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang lebih baik.
137
Cakupan materi pada standar kompetensi sifatnya masih luas. Untuk memudahkan guru dalam mengembangkan kurikulum, standar kompetensi diuraikan menjadi sejumlah kompetensi dasar. Kompetensi dasar memiliki cakupan materi yang relatif lebih sempit, dan menggunakan kata kerja operasional yang mudah diukur. Kata kerja yang digunakan terkait dengan tingkat berpikir yang diperlukan untuk mempelajari suatu mata pelajaran. Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan garis-garis melaksanakan program pembelajaran. Tingkat pencapaian kompetensi dasar sangat ditentukan oleh minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Mereka yang berminat tugas guru adalah membangkitkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran melalui pembelajaran . Hal ini sesuai Permen No 16 Tahun 2007 tentang standar kompetensi dapat diharapkan akan mencapai prestasi hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, suatu strategi belajar mengajar yang efektif yang mengintegrasikan seluruh aspek pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya kompetensi inti 4.3 yaitu guru mampu
menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih mengembangkan kompetensi pedagogik inti yang dibahas pada sesi-sesi sebelumnya (sesi 1- 7), yaitu: 11. Kompetensi inti 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 12. Kompetensi inti 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. tujuan pembelajaran yang diampu. 13. Kompetensi inti 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai 14. Kompetensi inti 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 15. Kompetensi inti 5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. inti 6.1 16. Kompetensi 17. Kompetensi Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran pembelajaran untuk untuk
relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. inti 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
18. Kompetensi inti 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
138
Fokus dari sesi ini adalah untuk membantu peserta mengembangkan kompetensi inti 4.3 yaitu menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan sebagai persiapan melakukan mikro teaching. Karena pentingnya sesi ini maka fasilitator hendaknya menfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat: Menyusun garis besar pelajaran yang mengintegrasikan seluruh aspek pembelajaran.
Pertanyaan Kunci
Strategi belajar mengajar apa yang akan digunakan dalam pelajaran? Mengapa atau apakah strategi yang digunakan sudah tepat untuk siswa? Bagaimana strategi yang digunakan mendukung pengembangan kompetensi? Bagaimana menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata? Penataan ruang kelas seperti apa yang akan digunakan di dalam pelajaran ini? Mengapa menggunakan tata ruang kelas? Bagaimana tata ruang ini mendukung pembelajaran? Sumber-sumber belajar apa yang digunakan di dalam pelajaran ini? Bagaimana sumber-sumber tersebut mendukung strategi pembelajaran?
Selalu mengingat bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega. Perlakukan peserta sebagai pebelajar dewasa. Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-4.3. RPP yang dimaksud dalam sesi ini adalah RPP mata pelajaran matematika. Jadi jangan terjebak dengan pengertian umum. Ingat bahwa informasi umum perihal RPP telah diperoleh peserta pada pelatihan modul dasar 2 BTL. fleksibel. Baca dengan seksama catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan Perhatikan ketersediaan perangkat TIK diantaranya laptop, OHP, dan LCD sebelum memasuki sesi ini. Manfaatkan peralatan yang tersedia semaksimal mungkin. Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatankegiatan di sesi ini. Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam kegiatan. tercapai secara optimal.
Petunjuk Umum
Pantau dan arahkan seluruh aktivitas dalam sesi ini agar tujuan dan hasil belajar dan
139
Kertas flipchart
Spidol marker besar Penggaris panjang. Dokumen standar isi matematika Handout untuk peserta 8.1: Konstelasi hubungan strategi pembelajaran antar sesi Handout dikembangkan peserta untuk peserta 8.2: Rancangan outline pembelajaran yang akan
Informasi tambahan 8.1: Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika jenjang SMP Informasi tambahan 8.2: Rubrik penilaian rencana pembelajaran
Waktu
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah: OHP untuk presentasi LCD dan laptop untuk presentasi
ICT
Connection
Peserta 20 menit mereview materi yang telah sesi 1-7. Peserta diperoleh dari
Application
Peserta bekerja Berdasarkan 60 menit dalam kelompok. handout 8.2, outline
5 menit Peserta
Reflection
merangkum
Extension
bacaan
Di luar sesi,
mengerjakan
140
Energizer berikut merupakan energizer yang berhubungan dengan sesi ini. Makna dari energizer ini adalah bahwa apa yang dimiliki perlu ditata penempatannya agar maksimal termanfaat secara baik. Energeizer ini berjudul Menakar bensin sama isinya hasilnya. Penataan ini membutuhkan strategi yang tepat agar sumber daya yang ada Tiga orang pegawai mendapat pembagian bensin sebanyak 24 liter, yang dibawanya dalam jeriken besar. Di kantornya hanya mempunyai kaleng yang berukuran 3 liter, 11 liter, dan 13 liter. Pada hari berikutnya dia membawa kaleng masing-masing. Akan tetapi alangkahnya kecewanya mereka ketika hendak membaginya 8 liter masingmembaginya sama rata sehingga masing-masing mendapat 8 liter. masing menjumpai kesukaran. Nah teman-teman coba tolonglah bagaimana cara
Energizer
(1) Sampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator (2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini. Catatan untuk Fasilitator Sesi ini sebaiknya memuat durasi lebih panjang dimana peserta dapat bekerja Fokus dari sesi ini adalah menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan Fasilitator menyampaikan penting memiliki dan menguasai kompetensi dalam pengembangan perencanaan pembelajaran melalui Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-4.3 hasil belajar yang telah diperoleh pada sesi 1 -7. dalam kelompok untuk mempersiapkan sebuah mikro teaching. keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
Introduction (5 menit)
(1) Minta peserta melihat kembali hal-hal yang telah dipelajari pada sesi 1-7. Tanyakan point-point penting dari setiap sesi yang telah dipelajari. (2) Minta peserta menuliskan karakteristik utama atau kata-kata kunci dari setiap sesi 1-7.
141
(3) Minta peserta menghubung-hubungkan antara satu sesi dengan sesi lain. Tanyakan kepada peserta inti atau tujuan dari keseluruhan sesi. Dapat dilakukan dengan diagram. (4) Review hasil-hasil yang telah diperoleh dari sesi 1-7. untuk mendiskusikan dan menyelesaikannya. Catatan Untuk Fasilitator Inti dari sesi ini adalah menggabungkan seluruh pemahaman peserta dari sesi 17. Melihat sesi mana yang merupakan dasar dari sesi lain, sesi mana yang saling
(5) Bagikan kepada setiap kelompok handout 8.1. Beri kesempatan selama 15 menit
mendukung, sesi mana yang menjadi prasyarat dari sesi lain, dan sesi mana yang dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan demikian sesi ini adalah ringkasan dari seluruh kemampuan sebelumnya yang merupakan inti dari modul ini.
(6) Minta kepada setiap kelompok menyimpulkan hasil kerja mereka dari handout 8.1. (7) Umpan balik dari fasilitator.
(1) Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok (2) Bagi peserta dalam kelompok sesuai dengan jenjang kelas. Kelompok tersebut seterusnya. (3) Susunlah sebuah outline pembelajaran sesuai dengan hal-hal yang telah dibahas pada sesi 1 7. (4) Outline pembelajaran, harus mencirikan atau dengan kata lain menjawab misalnya kelompok kelas VII semester 1, kelompok kelas VII semester 2 dan
Strategi belajar mengajar apa yang akan anda gunakan dalam pelajaran ini? Bagaimana strategi tersebut mendukung pengembangan kompetensi?
Mengapa? apakah strategi yang digunakan tersebut sudah tepat untuk siswa? Bagaimana menghubungkan pembelajaran itu dengan kehidupan nyata?
Penataan ruang kelas seperti apa yang akan digunakan di dalam pelajaran ini? Gambarkan dalam sebuah diagram. mendukung pembelajaran? Sumber-sumber belajar apa yang digunakan di dalam pelajaran ini? Bagaimana sumber-sumber tersebut mendukung strategi pembelajaran? Mengapa menggunakan tata ruang kelas tersebut? Bagaimana tata ruang ini
142
(6) Minta
wakil
kelompok telah
menyajikan Beri
selama
menit
outline lain
pembelajaran menanggapi.
dibuat.
kesempatan
kelompok
Catatan Untuk Fasilitator Kegiatan dalam aplikasi ini diarahkan untuk membuat outline (garis-garis besar) pembelajaran, yang menfasilitasi seluruh kemampuan yang telah diperoleh dari yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan, berisi: Penyiapan pengetahuan sebelumnya, menyampai kompetensi yang dicapai, menyampaikan 2. Kegiatan Inti, berisi: Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Kegiatan initi menggunakan strategi/metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran matematika, yang meliputi: Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. 3. Kegiatan Penutup, berisi: Membuat rangkuman/simpulan, penilaian/refleksi, memberikan umpan balik, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut. kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, tugas individu/kelompok), dan cakupan materi peserta didik secara fisik dan psikis, mengaitkan dengan sesi 1 sampai sesi 7. Outline tersebut memuat sekurang-kurangnya tiga bagian,
(7) Beri waktu selama 5 menit kelompok untuk menilai outline pembelajaran yang meraka telah dibuat. Agar penilaian efektif dapat menggunakan rubrik rencana pembelajaran pada informasi tambahan 8.2. (8) Beri waktu 10 menit, kepada peserta untuk melakukan kegiatan meringkas sehingga pada akhir sesi ini peserta memiliki ringkasan yang menyoroti hal-hal yang benarbenar merupakan titik kunci tentang mengajar dan belajar dari sesi ini. pembelajaran.
(9) Beri hadiah kepada kelompok yang paling cepat dan paling dalam menyusun outline
Reflection (5 menit )
kunci.
143
(2) Minta kepada peserta mencatat hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh dari sesi 8 pada jurnalnya masing-masing.
Minta peserta mempelajari kembali informasi tambahan 8.1 tentang rubrik peniliaian rencana menggunakan seluruh informasi tersebut dalam memilih satu strategi belajar mangajar untuk melaksanakan microteaching pada sesi 9. pembelajaran, termasuk informasi tambahan sesi 1-7. Minta mereka
Extension
berbasis SK/KD dalam menyusun outline pembelajaran yang baik sebagai persiapan
Guru diharapkan tidak hanya mengetahui strategi belajar mengajar yang tepat untuk
Pesan Kunci
siswa, tujuan atau kompetensi, penataan kelas yang baik, dan penggunaan sumber yang mendukung pembelajaran tetapi bagaimana meramu itu semua ke dalam sebuah aksi untuk mendukung siswa belajar.
Bacaan Tambahan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0604/12/jogja/22994.htm - 44k http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/13112007191947_1809200718061 1_kubutekx_jadi.rt http://www.blogger.com/feeds/1345826977056316310/posts/default/362666313 0405328593 - 10k http://www.suaramerdeka.com/harian/0410/25/opi04.htm - 9k http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/2609200782828_kobuteks.rtf http://www.sertifikasiguru.org/uploads/File/instrument/inst_portofolio.pdf http://www.teach-nology.com/teachers/lesson_plans/ http://www.adprima.com/lesson http://www.csun.edu/~hcedu013/plans.html - 96k http://www.tapperware.com/LessonPlan/index.htmlm http://www.lessonplanz.com
144
Klasifikasi A= B=
Judul sesi Sesi 1: Apakah Strategi Belajar Mengajar Matematika itu? Sesi 2: Apakah yang sebaiknya Guru pikirkan ketika memilih strategi belajar mengajar untuk siswa?
C=
D=
Sesi 4: Bagaimana guru meransang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mengajar? Sesi 5: Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses BelajarMengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata? Sesi 6: Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana BelajarMengajar yang Efektif?
E=
F=
G=
Sesi 7: Bagaimana Anda Memilih Sumber-Sumber untuk Mendukung Proses Belajar Mengajar?
H=
Sesi 8: Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang Mengintegrasikan seluruh aspek pembelajaran?
145
Berdasarkan jawaban yang Anda tulis pada bagian aplikasi, susunlah sebuah outline pembelajaran sesuai dengan hal-hal yang telah dibahas pada sesi 1 7!, dengan mengikuti pola berikut. Tahapan Komponen Strategi
Kegiatan
Deskripsi
Keterangan
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
146
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Aljabar
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar 2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu 2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel variabel
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram 4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah Geometri 5. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta menentukan ukurannya 5.5 5.6 Menentukan hubungan antara dua garis, Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan 5.7 5.8 Melukis sudut Membagi sudut garis lain serta besar dan jenis sudut
147
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik Geometri dan Pengukuran 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar siku
4.4 Menghitung panjang garis singgung 4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, persekutuan dua lingkaran
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
148
4.3 Menentukan ruang sampel suatu percobaan 4.4 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana
bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
6.1 Menentukan pola barisan bilangan 6.2 Menentukan suku ke-n barisan aritmatika 6.3 Menentukan jumlah n suku pertama deret 6.4 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika dan deret geometri dan barisan geometri sederhana
149
150
I.2
Tujuan pembelajaran hanya meliputi satu aspek saja (misalnya pengetahuan) (misalnya siswa hanya
Tujuan pembelajaran
meliputi 2 aspek atau lebih (misalnya pengetahuan, dan keterampilan sikap dan keterampilan) menengah setiap siswa (misalnya, siswa dituntut untuk menjelaskan, menyimpulkan atau
dan keterampilan rendah dituntut untuk belajar dan menghapal pengetahuan, fakta atau pembelajaran sebelumnya atau
keterampilan tingkat tinggi (misalnya: menganalisis, sa, mensintemensa atau mengevaluasi materi pelajaran)
mengcopy informasi dari satu temapat ke tempat lainnya) I.3 Kejelasan urutan tujuan pembelajaran Objectives Clarity of ranking of Learning Urutan tidak dinayatakan dengan jelas stated Learning objectives are not Urutan dinyatakan dengan jelas tetapi tidak dirangkai, dikelompokkan dan diranking
menafsirkan fakta dari apa yang mereka telah pelajari.) Tujuan pembelajaran dirangkai atau (misalnya: dikategorikan (misalnya: mengelompokkan ke dalam aspek atau menuliskannya sesuai urutan dalam KTSP) Tujuan pembelajaran KD berhubungan dengan SK,
I.4
Keseuaian Tujuan
Beberapa tujuan
Penulisan tujuan
2 2.1
PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Materi pelajaran tidak tidak sempurna dinyatakan, tidak jelas atau Materi pelajaran jelas tetapi tidak berhubungan dengan tujuan pembelajaran Materi pembelajaran diangkat dari tujuan pembelajaran tetapi tidak berhubungan jelas dengan dunia nyata (misalnya; meliputi sebuah contoh dapat digunakan untuk Materi pembelajaran diangkat dari tujuan pembelajaran dan
berhubungan jelas dengan dunia nyata (misalnya; meliputi sebuah contoh dapat digunakan untuk
151
kehidupan) 2.2 Kesesuaian dengan karakteristik siswa Materi tidak jelas atau sesuai dengan karakteristik atau terlalu mudah pada umumnya siswa) Materi jelas atau sesuai dengan karakteristik siswa namun tidak menantang dapat melakukan tetapi baru) (misalnya: umumnya siswa mereka tidak belajar hal Materi jelas atau sesuai dan lebih menantang (misalnya: materi membantu siswa dengan karakteristik siswa
kehidupan) Materi jelas atau sesuai dengan karakteristik siswa dan dikhususkan untuk karakteristik siswa secara iperorangan (misalnya: ada materi tambahan dikhususkan untuk siswa yang pandai dan materi lambat) remedi untuk siswa yang
3 3.3
PENGORGANISASIAN MATERI AJAR Alur dan pengaturan materi Rencana pelajaran tidak materi tidak jelas. diorganisasikan atau alur Rencana pelajaran diorganisasikan atau alur materi jelas tetapi tidak logis (misalnya: materi materi lain) tidak berkaitan dengan Rencana pelajaran diorganisasikan atau alur materi jelas dan logis tetapi hanya pada satu Rencana pelajaran diorganisasikan atau alur sesui dengan mata pelajaran.
Kemajuan belajar berarti bahwa orang belajar menyusun pengalaman dari pengalaman sebelumnya
pokok bahasan (misalnya: jelas dari pembelajaran tetapi tidak dengan pembelajaran
sebelumnyamateri tidak jelas bagaimana hubungannya dengan pokok bahasan lain) 3.4 Ketepatan waktu " Pengisi" suatu aktivitas ekstra yang guru siapkan untuk mengisi waktu jika beberapa siswa 4 Waktu tidak dinyatakan atau tidak jelas. Waktu ada tetapi terlalu banyak atau terlalu sedikit dibandingkan waktu yang dialokasikan. Tingkat kedalaman materi dapat diajarkan dengan ada tetapi perencanaan pembelajaran tidak materi alokasi waktu yang
Tingkat kedalaman materi dapat diajarkan dengan ada dan perencanaan aktivitas pengisi materi alokasi waktu yang pembelajaran memuat
152
4.1
namun tidak sesuai dengan (misalnya buku tes siswa dapat mengembangkan siswa) keterampilan pengukuran
pembelajaran relevan pembelajaran tetapi tidak dapat membantu pengembangan tujuan baik (misalnya: guru
pembelajaran relevan pembelajaran dan dapat membantu pengembangan tujuan pembelajaran dengan lebih baik (misalnya: guru
pembelajaran dengan lebih menggunakan benang dan mistar dalam pengukuran dan menggunakannya.) tetapi siswa tidak memiliki
menggunakan benang dan mistar dalam pengukuran menggunakannya.) dan siswapun memiliki dan Ada sumber/media yang dinyatakan dan dapat membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih baik. (misalnya sebuah roda siswa mengetahui
4.2
Ada sumber/media yang dinyatakan tetapi tidak memahami materi dapat membantu siswa pelajaran dengan lebih dimensi dua untuk membantu siswa dimensi)
memahami bangun 3
lingkaran, busur lingkaran dan keliling lingkaran.) Ada sumber/media yang dinyatakan dan sesuai dengan tingkat kelas siswa. (misalnya siswa kelas IX menggunakan kalkulator grafik untuk mengetahui grafik persamaan kuadrat).
4.3
153
5 5.1
KEJELASAN SKENARIO PEMBELAJARAN Langkah-langkah proses pengajaran dan pembelajaran Langkah-langkah proses pengajaran dan pembelajaran tidak dinyatakan atau membingungkan Langkah-langkah proses pengajaran dan pembelajaran dinyatakan tetapi tidak lengkap (misalnya tidak mencakup seluruh langkah-langkah pembelajaran mulai dari pembuka hingga penutup) Langkah-langkah proses pengajaran dan pembelajaran dinyatakan tetapi tidak mendalam (misalnya tidak memuat ruang untuk latihan atau dilakukan) contoh-contoh yang dapat Strategi pembelajaran, Langkah-langkah proses pengajaran dan pembelajaran dinyatakan ruang untuk latihan atau dilakukan pada semua tingkatan kelas.
5.2
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode jelas tetapi tidak sesuai (misalnya siswa dengan hasil pembelajaran menyelesaikan tugas
Strategi pembelajaran,
jelas tetapi kurang sesuai (misalnya banyak strategi dari buku teks, misalnya sesui dengan langkahStrategi pembelajaran, dinyatakan dan sesuai dengan materi tetapi dangkal dan tidak
dengan hasil pembelajaran yang mengikuti rangkaian guru melakukan pengajaran langkah pada buku teks) pendekatan dan metode
menulis padahal mereka dituntut untuk mampu bercakap) 5.3 Kesesuaian dengan bahan pelajaran Strategi pembelajaran, tidak dinyatakan dan membingungkan. Strategi pembelajaran,
pembelajaran memadukan semua teori dasar, pengalaman dan praktik) Strategi pembelajaran, dinyatakan dan sesuai
pendekatan dan metode dengan materi serta dapat membantu siswa terlibat yang diajarkan. Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan tetapi dan karakteristik siswa sesuai dengan umur dan aktif dan memahami apa
menyenangkan (misalnya bergantung kepada buku teks) 5.4 Kesesuaian dengan karakteristik siswa Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode tidak dinyatakan dan membingungkan. Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan tetapi tidak sesuai dengan karakteristik siswa (misalnya menugaskan yang memiliki Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan tetapi kurang siswa
154
penguasaan matematika rendah untuk 5.5 Kesesuaian langkah-langkah proses pengajaran dan kelas siswa pembelajaran dengan tingkat Strategi pembelajaran, tidak dinyatakan dan membingungkan. menyelesaikan soal sulit) pendekatan dan metode Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan tetapi tidak sesuai dengan tingkatan Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan dan lebih sesuai dengan tingkatan siswa kebutuhan siswa tetapi tidak sesuai dengan (misalnya, siswa mulai Strategi pembelajaran, pendekatan dan metode dinyatakan dan sangat siswa sesuai dengan tingkatan (Misalnya siswa mulai mempelajari suatu ketrampilan dengan tepat tetapi belum lancar. Guru memilih metoda praktek dengan menggunakan ketrampilan dan memastikan mengajar ada umpan balik yang dapat meningkatkan keterampilan siswa) Ada rincian langkah-
siswa (Misalnya, siswa baru saja memulai mempelajari sebuah keterampilan tetapi dimana siswa sendiri harus melakukan kegiatan itu secara mandiri)
belajar bagaimana
menggunakan suatu
ketrampilan dengan tepat tetapi belum lancar. Guru memilih metoda untuk siswa praktek menggunakan keterampilan tetapi tidak ada umpan balik
untuk peningkatan siswa ) 6 6.1 KERINCIAN SKENARIO PEMBELAJARAN RIncian aktivitas pengajaran dan pembelajaran Ada rincian langkahlangkah pengajaran dan lengkap dan Ada rincian langkahlangkah pengajaran dan Ada rincian langkahlangkah pengajaran dan jelas dan perencanaan memuat perintah dan lain sulit untuk melaksanakan
pembelajaran lengkap dan jelas tetapi perencanaan tidak memuat perintah dan lain tidak dapat melaksanakan tersebut.
pembelajaran lengkap dan perintah dan penjelasan bagi siswa. Guru lain mudah untuk melaksanakan dengan benar rencana tersebut.
Dengan benar rencana tersebut jika hanya RPP mengikuti instruksi dari Waktu dinyatakan tetapi
6.2
155
proporsional untuk tahaptahap pelajaran the lesson is Timing of each stage of proportionate.
(misalnya. 5-10% membuka pelajaran, 7080% materi dan 10-15% menutup pelajaran
7 7.1
EVALUASI PEMBELAJARAN Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Tidak ada teknik penilaian yang dinyatakan are stated No assessment techniques Ada teknik penilaian pada RPP tetapi membingungkan. Teknik penilaian tertulis dengan jelas pada RPP tetapi tidak jelas tetapi pembelajaran. Teknik penilaian tertulis dengan jelas pada RPP tetapi tidak jelas dan pembelajaran sesuai dengan tujuan (misalnya: unjuk kerja
untuk mengukur
7.2
bagaimana melakukan
bagaimana menggunakan
bahwa akan dilakukan dikatakan siswa tetapi tidak menjelaskan rubric kinerja)
bagaimana menggunakan
156
8 8.1
KELENGKAPAN INSTRUMEN EVALUASI Ketersediaan instrumen Tidak ada instrumen yang tersedia. Instrumen penilaian ada, membingungkankan. tetapi sangat kurang dan Instrumen penilaian tersedia dan jelas tetapi tidak sesuai dengan teknik penilaian atau proses yang diuraikan dalam RPP (misalnya instumen Instrumen penilaian tersedia dan jelas dan sesuai dengan teknik diuraikan dalam RPP penilaian atau proses yang (misalnya RPP menyatakan
dilakukan dalam bentuk dikatakan siswa dan format observasi tersedia lengkap dengan rubrik penilaiannya.
157
Micro-Teaching
Pendahuluan
Seluruh hasil belajar yang diperoleh pada sesi 1 8 hanya akan bermakna jika guru memiliki kemampuan mempraktikkannya dalam pembelajaran di kelas. Pada akhirnya kemampuan memilih strategi belajar, mengetahui gaya belajar dan karakteristik siswa, menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif, menciptakan suasana belajar yang kondusif melalui lingkungan fisik dan emosional kelas, memilih media dan alat peraga pembelajaran akan dilihat hasilnya dalam praktek pengajaran di kelas. Guru yang efektif adalah yang mampu melakukan pengajaran dan pembelajaran serta mampu membelajarkan siswa dengan baik. Pengembangan profesionalitas dan karir guru harus memperhatikan kemampuan guru dalam mengimpelmentasikan kurikulum di kelas. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari pelatihan (inservice
Sesi 9
training) yang secara sistematis dan berkesinambungan dirancang khusus untuk membekali guru menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran secara tepat. Impelementasi KTSP sebagaimana diamanatkan pemerintah, tidak hanya ditentukan oleh ketetapan dalam aspek dokumen kurikulum (silabus dan RPP) tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru mengimplementasikannya melalui strategi pembelajaran yang tepat dan bermakna sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Mengacu kepada instrumen penilaian sertifikasi guru, kompetensi guru yang harus dimiliki dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, meliputi: 1) kompetensi pra pembelajaran, 2) kompetensi penguasaan materi, 3) kompetensi penguasaan strategi pembelajaran, 3) kompetensi penggunaan media/sumber belajar, 4) kompetensi memicu dan memelihara keterlibatan siswa, 5) kompetensi menilai pembelajaran dan kompetensi penggunaan bahasa serta 6) kompetensi menutup pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Permen No. 16 tahun 2007, yang mendorong guru mengembangkan kompetensi ini 4.4 yaitu guru mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan, kompetensi 10 yaitu guru mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, dan kompetensi 23 yakni mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
Sesi ini akan memfasilitasi peserta untuk memperoleh kompetensi yang dibutuhkan dalam pengajaran dan pembelajaran matematika melalui kegiatan micro teaching sehingga peserta dapat mempraktikkan seluruh hasil belajar yang telah diperoleh peserta selama pelatihan.
158
Throughout teaching career teachers need to continue improving your knowledge and skills in all aspects of teaching and learning. Teachers need to be proactive in finding ways to develop as professionals. One effective way to improve as a classroom teacher is to have teaching performance assessed, teachers can assess their own performance through reflection and self assessment or colleagues can assess teachers through observation and providing feedback through micro teaching or daily lessons.
micro teaching digunakan peserta untuk berbagi pengalaman, mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan masing-masing peserta dan bagaimana memperbaiki kekurangan guna menghasilkan pengajaran dan pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal terpenting lagi dari sesi ini adalah bahwa peserta akan saling melakukan penilaian pengajaran dan pembelajaran dengan menggunakan instrumen pelaksanaan pembelajaran seperti yang digunakan dalam sertifikasi guru. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru untuk melakukan penilaian diri (self assessment) dan kolega sehingga pada saat mengikuti sertifikasi guru yang sebenarnya, peserta telah memiliki persiapan dan gambaran bagaimana melakukan kegiatan pengajaran dan pembelajaran matematika yang efektif agar memperoleh nilai sertifikasi yang tinggi.
Kesempatan
Tujuan dari sesi ini adalah untuk membantu peserta mengembangkan lebih jauh
pembelajaran dan kompetensi inti ke-23 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Peserta diarahkan agar peserta menggunakan seluruh hasil belajar yang diperoleh pada sesi 1-8 didalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran matematika di kelas dalam bentuk micro teaching.
Fasilitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat: Melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika (model ICARE) dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari suatu praktik pengajaran dan pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran tertentu. Melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Melakukan penilaian strategi pembelajaran metematika dengan menggunakan instrumen sertifikasi guru.
159
Bagaimana melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika model ICARE dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi dalam pelajaran matematika? Apa sajakah kelebihan dan kekurangan apa yang ditemui dari suatu praktik strategi pembelajaran matematika? Bagaimana melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran matematika yang telah dilakukan? Bagaimana melakukan penilaian diri tentang strategi pembelajaran matematika dengan menggunakan instrumen sertifikasi guru?
Pertanyaan Kunci
Peserta adalah mitra kerja atau kolega. Perlakukan mereka sebagai pebelajar dewasa. Fokus dari sesi ini pada pelaksanaan dari semua pelajaran dari modul yang telah dilatihkan Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-4.4, ke-10 dan ke-23 serta keberhasilan guru dalam penilaian sertifikasi guru pada unsur pelaksanaan pembelajaran di kelas. Baca catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan fleksibel. Perhatikan ketersediaan perangkat TIK diantaranya laptop, OHP, dan LCD sebelum memasuki sesi ini, khususnya peralatan yang akan digunakan peserta melakukan micro teaching. Siapkan jadwal melakukan micro teaching bagi semua peserta sebelum
Petunjuk Umum
memasuki sesi ini. Sebaiknya jadual telah diketahui peserta pada akhir sesi 8 untuk memberi kesempatan setiap peserta mempersiapkan diri. Pastikan bahwa seluruh peserta tampil melakukan micro teaching sehingga seluruh peserta dapat mengoptimalkan hasil belajar yang telah diperoleh. Bagi waktu yang tersedia dan sesuaikan dengan banyaknya peserta.
Pantau dan tuntn kegiatan dalam sesi ini untukmencapai tujuan dan hasil belajar dan tercapai secara optimal.
Buku pegangan sumber matematika Outline Pembelajaran ICARE . Handout untuk peserta 9.1: Instrumen sertifikasi guru: penilaian pelaksanaan pembelajaran Handout untuk peserta 9.2: Catatn Perabaikan Pelaksanaan Pembelajaran matematika sesi 8 yang dikombinasikan dengan model
160
Waktu
Penggunaan TIK untuk menunjang sesi ini merupakan sebuah pilihan dan akan bergantung pada perlengkapan apa yang tersedia di tempat Anda. Beberapa kemungkinan adalah: LCD dan Laptop untuk presentasi Sebuah kamera video untuk merekam kegiatan micro teaching peserta.
I CT
Connection
45 menit tentang micro teaching, manfaat micro teaching, staretegi pembelajaran yang mengintegrasika semua aspek pembelajaran. Curah pendapat
140 menit
Application
Peserta dalam kelompoknya mempelajari ouline yang dan memilih pembelajaran dikembangkan di sesi 8. Peserta latihan microteaching. Tiap kelompok melakukan microteaching
Reflection
Peserta 10 menit meringkas pembelajaran dari sesi, menjawab
Extension
Peserta menuliskan dalam Jurnal Refleksi Belajar Apa kekuatan seorang guru dan Apa yang perbaiki. mereka tentang mereka sebagai
161
Energizer berikut ini berhubungan dengan tema sesi ini. Kegiatan ini akan membantu peserta untuk mengamati beberapa kunci pembelajaran dari pelatihan ini, yakni bahwa inti dari micro teaching adalah sebuah strategi pembelajaran yang mengintegrasikan semua kompetensi dari sesi 1- 8. Strategi pada dasarnya siasat mencapai suatu tujuan. Fasilitator menyediakan bermacam-macam rute perjalanan, dengan deskripsi sebagai berikut: Seseorang hendak bepergian dari kota A menuju kota C melalui kota P atau Q. Dari kota A ke kota P ada 3 jalan dan dari kota P ke kota C ada 4 jalan Dari kota A ke kota Q ada 2 jalan dan dari kota Q ke kota C ada 5 jalan. Dari kota P ke kota Q atau sebaliknya tidak ada jalan. Berapa banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A ke kota C? 1 2
Energizer
1 2 3
P
4
C
1 2
A
1
Q
2
3 4 5
(1) Gunakan bagian pendahuluan di atas untuk memberikan latar belakang singkat dari tema yang dibahas pada sesi ini. (2) Jelaskan tujuan dan hasil belajar dari sesi ini, sampaikan pula pertanyaan kuncinya. Jelaskan pada peserta bahwa mereka perlu dapat menjawab (3) Jelaskan peserta bahwa mereka akan melakukan micro teaching dengan pembelajaran yang telah mereka kembangkan pada sesi 8. pertanyaan kunci pada akhir sesi ini.
162
(4) Pastikan peserta mengetahui tujuan utama kegiatan micro teaching. Yakinkan peserta bahwa kegiatan ini akan membantu mereka mengembangkan kompetensi inti serta memperoleh nilai memuaskan pada penilaian sertifikasi guru sebagaimana yang telah dijelaskan pada tujuan dan hasil belajar. (5) Sampaikan kepada peserta untuk dapat mengikuti sesi ini dengan baik dengan memberikan lembar penilaian di awal sesi.
(1) Lakukan curah pendapat selama 5 menit mengenai apa yang peserta pahami tentang micro teaching?
Catatan Fasilitators Ingat bahwa kegiatan pada sesi ini adalah memfasilitasi peserta dalam mengasah
kompetensi
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
matematika
yang
mengintegrasikan semua aspek pembelajar pada sesi 8 dengan model ICARE yang lebih baik melalui penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat untuk mencapai kompetensi tertentu dalam pelajaran matematika. Pastikan bahwa seluruh peserta mengetahui tujuan micro teaching dan manfaat mereka melakukannya.
yang dapat mereka peroleh melalui kegiatan micro teaching serta kesiapan (2) Melalui LCD proyektor, tampilkan poin-poin penting yang harus dilakukan peserta dalam melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika seperti pada catatan fasilitator berikut: Catatan Fasilitators
Mengajar adalah seni Guru harus mengetahui perlengkapan mereka Guru harus mengenal siswa yang mereka ajar Selain itu guru harus mengetahui bagaimana mengajar secara menarik
Pembelajaran Matematika Model ICARE Pembelajaran matematika model ICARE adalah strategi pembelajaran matematika inovatif yang seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan (2x40 menit) mengikuti langkah-langkah: Inroduction (pengenalan) 5 menit Ini merupakan kegiatan mengawali pelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk apersepsi dan motivasi. Ini bertujuan untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Mulailah pelajaran dengan cara menarik Banyak sekali guru matematika menggunakan waktu 2x40 menit dengan kegiatan: 30 menit----membahas tugas-tugas yang lalu
163
20 menit ---memberi pelajaran baru 20 menit---membahas hal-hal yang tidak relevan dengan materi pelajaran 10 menit----menutup pelajaran Pendekatan rutin ini berbahaya karena akan mengakibatkan pembelajaran menjadi 3M yakni Membosankan, Membahayakan dan Merusak seluruh minat belajar siswa terhadap Matematika. Mulailah pelajaran dengan pertanyaan menantang atau memberi tantangan, misalnya:
Jika anda memasuki ruangan kelas ini, kemukakan konsep matematika apa yang anda kemukakan? Connetion (menghubungkan) 30 menit Kegiatan pada langkah ini berorientasi kepada guru dalam memberi informasi baru kepda siswa. Namun demikian langkah ini dapat menarik jika menggunakan strategi yang tepat. Beberapa strategi yang dapat digunakan diantaranya: 1) menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, yakni menjadikan lingkungan dan konteks alam untuk dimanfaatkan siswa mengkostruksi informasi baru., 2) Pembelajaran berbasis masalah, dimana siswa diarahkan untuk menemukan sendiri informasi baru melalui serangkaian kegiatan. Application (aplikasi) 50 menit Kegiatan aplikasi ini didominasi oleh siswa. Tujuannya adalah untuk menggunakan dan mengembangkan informasi baru yang diterima siswa dalam memecahkan masalah matematika. Di samping itu langkah ini juga sangat baik untuk mengintegrasikan kompetensi kecakapan hidup pada siswa dengan menyiapkan kegiatan bagi mereka sebelumnya. Beberapa bentuk pendekatan yang dapat dilakukan diantarnya: 1) belajar koperatif, 2) kegiatan lapangan (pengukuran/pengambilan data), 3) kegiatan pemecahan masalah secara individu) dan sebagainya. Pada langkah ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang bertugas memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan informasi baru. Pada 5 menit terakhir guru harus meluangkan waktu untuk melakukan penilaian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa. Reflection (refleksi) 5 menit Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kembali proses pengajaran dan pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru dan siswa yakni: 1. Guru membuat catatan pada jurnalnya kelebihan dan kelemahan pengajaran dan pembelajaran yang telah dilakukan khususnya pencapaian kompetensi pembelajaran yang lebih baik(lihat hasil belajar sesi 9 ini). 2. Siswa membuat catatan hasil belajar dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran. Refleksi ditulis pada buku catatan siswa
164
Extension (perluasan) Buatlah strategi sehingga siswa merasa menyesal jam pelajaran sudah berarkhir. Salah satu strategi adalah memberi permainan matematika kepada siswa untuk menutup pelajaran. Beberapa kegiatan energizer diberikan.
(1) Minta setiap peserta memeriksa kembali kelengkapan yang digunakan untuk keperluan microteaching, antara lain outline pembelajaran yang telah dibuat pada sesi 8, media dan sumber yang digunakan dan lain sebagainya.
(2) Beri nomer undian kepada seluruh peserta dengan cara menghitung langsung dari nomor urut 1 hingga sebanyakpeserta. Catat nama peserta dan nomor undiannya kemudian bagi peserta ke dalam kelompok. Salin setiap nomer undian peserta pada secarik kertas kecil kemudian gulung dan masukkan ke stoples. Catatan Fasilitators Nomer undian ini untuk menentukan urutan tampil melakukan presentasi
microteaching. Urutan tampil berdasarkan hasil undian. Namun demikian undian tidak langsung dilakukan sekali jadi namun dilakukan setiap peserta selesai melaksanakan microteaching sehingga konsentrasi peserta dapat terjaga hingga akhir sesi. Pembagian peserta menjadi 5 kelompok bukan dimaksudkan seperti kelompok sebelumnya, namun dimaksudkan agar proses penilaian pelaksanaan microteaching mudah dilakukan. Anggap peserta berjumlah 5 orang maka setiap kelompok beranggotakan 5 orang. Dengan demikian peserta akan terbagi menjadi kelompok I (nomer undian 1 5), kelompok II (nomer undian 5 8) dan seterusnya. Masing-masing anggota pada setiap kelompok akan saling menilai. Jadi nomer undian 2 pada kelompok I hanya menilai anggota dalam kelompoknya yakni nomer undian 1, 3, dan 4. Demikian seterusnya.
Berikan pula setiap peserta lembar handout 9.1 tentang instrumen penilaian sertifikasi guru unsur pelaksanaan pembelajaran. Minta mereka mempelajari dan menuliskan nama-nama peserta yang akan dinilai pada linstrumen tersebut. Bantu peserta mengingatkan kembali kelompok beserta nama-nama anggota kelompok dan nomer urutnya.
(3)
(4)
Setelah seluruh peserta menyiapkan seluruh kebutuhan micro teaching dan memahami bagaimana menggunakan instrumen penilaian, jelaskan kepada lain: mereka apa saja yang harus mereka atur pelaksanaan micro teaching, antara
165
- Peserta yang tampil melakukan mikroteaching berdasarkan undian dan - Setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan mikroteaching selama t
menit. (t adalah alokasi waktu masing-masing peserta, lihat catatan fasilitator 4) - Fasilitator memberikan petunjuk bila waktu habis, dan peserta harus menghentikan setelah t menit, meskipun kegiatan fasilitasinya belum selesai. - Segera setelah seorang peserta selesai presentasi, seluruh peserta yang diberi tugas (lihat catatan fasilitator 3) harus menyelesaikan penilaian terhadap penyaji.
Catatan Fasilitators
Alokasi waktu didasarkan kepada jumlah peserta. Semakin banyak jumlah peserta
maka semakin sedikit alokasi waktu yang dipergunakan untuk masing-masing peserta melakukan microteaching, demikian sebaliknya. Sebagai petunjuk dalam menentukan alokasi waktu untuk setiap peserta, dapat dilakukan langkah sebagai berikut: 1) Waktu yang tersedia untuk bagian aplikasi adalah 400 menit. Alokasikan waktu untuk persiapan sebanyak 15 menit dan sharing ide selama 10 menit. Jadi total waktu untuk kegiatan microteaching sebanyak 375 menit. 2) Misalkan jumlah peserta sebanyak 25 orang maka alokasi waktu setiap peserta adalah 375 : 25 = 25. Jadi setiap peserta diberi waktu 15 menit. Dalam hal ini hendaknya pembagian waktu di dilakukan seefektif mungkin dengan memperhatikan kepentingan masing-masing kegiatan. Kurangi
(5)
Lakukan undian dan persilahkan peserta yang mendapat undian untuk tampil ke melakukan microteaching. Minta peserta memperhatikan dan melakukan penilaian. Perhatikan waktu pelaksanaan. Beri tanda kepada penyaji jika waktu. Kegiatan micro teaching berlangsung selama 375 menit.
(6)
Bagikan handout 9.2 tentang identifikasi kelemahan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran matematika (micro teaching) yang yelah dilakukan. Minta peserta menyelesaikannya selama 10 menit. Catatan Fasilitators Handout 9.2 merupakan pelengkap dari handout 9.1. Peserta harus melengkapi
handout 9.2 untuk memberi identifikasi kelebihan dan kekurangan peserta yang telah melakukan kegiatan microteaching beserta bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaannya sehingga proses pembelajaran matematika yang mengintegrasikan semua aspek pembelajaran menjadi lebih baik.
(1) Melalui LCD, tampilkan pertanyaan kunci satu persatu dan persilahkan peserta menjawabnya.
166
(2) Minta kepada peserta mencatat hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh pada sesi 9 pada jurnalnya masing-masing.
Kembalikan handout 9.2 kepada peserta untuk dijadikan tolak ukur dalam perbaikan pembelajaran matematika yang akan dilakukan di kelas pada sekolahnya masingmasing. Minta mereka mengembangkan strategi pembelajaran dengan model ICARE.
Extension
Melalui karir mengajar guru akan diperoleh perbaikan berkelanjutan terhadap pengetahuan dan keterampilan di dalam seluruh aspek belajar mengajar. Para guru perlu untuk proaktif di dalam menemukan cara-cara untuk mengembangkan pengajaran secara profesional. Satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas adalah menilai kinerja pengajaran, guru dapat menilai kinerja mengajar mereka sendiri melalui refleksi dan penilaian diri atau dengan rekan kerja yang dapat menilai para guru dengan pengamatan dan umpan balik melaui micro
Pesan Kunci
167
168
LEMBAR PENILAIAN Petunjuk Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan criteria sebagai berikut. 1 2 3 4 5 NO I 1. 2. II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15. D. 16. = sangat tidak baik = tidak baik = kurang baik = baik = sangat baik INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/startegi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 SKOR
169
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antsiasme siswa dalam belajar INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 SKOR
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan Total Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
., Penilai,
() NIP/NIK
170
Menurut pengamatan, penampilan anda pada saat melakukan microteaching sebagai berikut: 1. Masih perlu mendapat perbaikan pada:
171