You are on page 1of 31

MAKALAH

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan Komunitas III


Kelompok 2 Semester 7 F
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2012
10 Oktober 2012 10/10/2012

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

KeperawatanKomunitas III Makalah ini diselesaikan sebagai tugas kelompok materi keperawatan komunitas III semester 7 ganjil 2012

DISUSUN OLEH: Nama Yusi Harleni Fitra Jayadi Alfredo Nuriega Yurian Syafitri Metha Pramita Delula Boni Miki Susanto Edo Sanjaya Rio Aries Pasaribu NPM 0926010244 0926010229 0926010285 0926010231 0926010254 0926010281 0926010258 0926010257 0926010262

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjuknya pada penulis, sehingga Penulis dapat menyelaikan makalah ini yang berjudul Teori dan Model Konseptual Keperawatan Komunitas. Menjelang akhir abad ke-20, sistem perawatan kesehatan dan keperawatan, sebagai bagian integral dari sistem tersebut, memasuki era baru yang ditandai dengan tantangan yang tidak diketahui sampai sekarang. Dengan beralihnya perawatan kesehatan dari rumah sakit ke lingkungan komunitas dan rumah dalam usaha untuk menurunkan biaya perawatan kkesehatan, profesi keperawatan dan perawat dihadapkan pada respons akan urutan kebutahan dan perubahan. Meskipun peran perawat terhadap perawatan pasien telah diketahui di masa lalu, kebutuhan perawat untuk berperan aktif dan lebih nyata dalam mempengaruhi kebijakan sosial yang berhubungan dengan isu sosial yang berhubungan dengan kesehatan pada tingkat lokal dan nasional. Perubahan dan tantangan yang digambarkan membuat perawat wajib meningkatkan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi pasien dan keluarganya selama dan setelah perawatan, serta memiliki keterampilan berpikir kritis yang mendukung pemeriksaan masalah yang dijumpai selama memberikan perawatan. Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga bermanfaat bagi kita bersama, terutama bagi Penulis sendiri.

Bengkulu, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................................. ii Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1 1.1.Latar Belakang .............................................................................................................. 1 1.2.Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1 Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 2 A. Pengertian ..................................................................................................................... 2 B. Model keperawatan yang dikembangkan...................................................................... 3 2.1. Teori dan Model Konseptual Hildegard E Peplau ................................................. 3 2.2. Teori dan Model Konseptual Lydia E Hall ............................................................ 7 2.3. Teori dan Model Konseptual Ernesitine Weidenbarch .......................................... 10 2.4. Model konseptual dari Florence Nightingale..12 2.5. Model konseptual dari Virginia Henderson. .......................................................... 12 2.6. Model Konseptual dari Martha Rogers .................................................................. 14 2.7. Model konseptual dari Dorothea Orem.................................................................. 14 2.8. Model konseptual dari Kings ................................................................................ 17 2.9. Model konseptual dari Betty Neuman ................................................................... 17 2.10. Model Konseptual dari I.J Orlando ...................................................................... 22 2.11. Model konseptual dari Sr.Calista Roy ................................................................. 22 2.12. Model konseptual dari Johnson ........................................................................... 24 Bab III Penututp .................................................................................................................. 25 3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 25 3.2. Saran ............................................................................................................................ 26 Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 27

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari faktafakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan. 1.2.Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami model dan konseptual keperawatan komunitas. Mengatahui tugas-tugas perawat komunitas yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya Hildegard E Peplau, Lydia E Hall, Ernesitine Weidenbarch, Florence Nightingale, Virginia Henderson, Martha Rogers, Dorothea Orem, Kings, Betty Neuman, I.J Orlando, Sr.Calista Roy, dan Johnson Mengimplementasikan teori-teori tentang keperawatan yang dimukakan oleh para ahli tersebut dalam keperawatan komunitas.

BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian 1. Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu mewakili sesuatu yang nyata 2. Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and Roy,1980) 3. Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan pernyataan yang meninterpretasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan 4. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja atau kerangka piker,sebagai suatu cara melihat keperawatan,atau suatu gambaran tentang lingkup keperawatan 5. Model konseptual praktik keperawatan adalah suatu konstruksi yang sistematik,berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika,berkaitan dengan konsep yang diidentifikasikan pada komponen yang nyata pada praktik keperawatan. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik.Sedangkan teori dan konsep mencerminkan filosofi,nilai dan keyakinan tentang manusia. Terdapat 3 komponen dasar dari praktik ,yaitu sebagai berikut : 1. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model Keyakinan dan nilai sebuah model praktik merupakan dasar dari seluruh model-model yang akan dibangun dan akan mempengaruhi praktik 2. Tujuan praktik Yaitu tujuan praktisi appa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan berdasarkan kebuuhan klien 3. Pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang inmgin dibutuhkan seorang praktisi untuk mengembangkan upaya pencapaian tujuan

B. Model keperawatan yang dikembangkan

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada praktiknya memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli,diantaranya sebagai berikut (Marriner-Tomey,1994) 2.1. Teori dan Model Konseptual Hildegard Peplau Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali). Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal. a. Klien Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal. b. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
3

Perawat mempunyai 7 peran sebagai berikut : 1. Orang asing (Stanger), menerima klien dengan cara yang sama ketika bertemu orang lain dalam situasi kehidupan lain yang menyebabkan adanya suasana penerimaan yang membangun kepercayaan. 2. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai. 3. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab. 4. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan. 5. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien. 6. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya. 7. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan. c. Sumber kesulitan Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. d. Proses Interpersonal Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu : 1. Fase orientasi
4

Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.

2.

Fase identifikasi Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa : Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat. Individu mandiri terpisah dari perawat. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat. 3. Fase eksplorasi Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya. 4. Fase resolusi Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien. Implementasi Teori Peplau Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan Custodial Care, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
5

Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau. Teori Interpersonal dan Proses Keperawatan

Keduanya berfokus pada hubungan terapeutic. Keduanya menggunakan teknik pemecahan masalah kolaborasi perawat dan pasien, dengan tujuan akhir pemenuhan kebutuhan pasien. Keduanya observasi komunikasi dan recoding sebagai peralatan dasar yang disediakan oleh perawat. Assessment (Pengkajian)

Orientation (Orientasi)

Pengumpulan data dan analisa (continuous/berkelanjutan) May not be a felt need

Pengumpulan data tidak berkelanjutan Felt need Menentukan kebutuhan

Nursing diagnosis (Diagnosa Keperawatam) Planning (Intervensi)

Identification (Identifikasi)

Tujuan yang saling berhubungan

Tujuan akhir yang umum

Implementation (Implementasi)

Exploitation (Eksplorasi)

Memulai perencanaan menuju tujuan akhir Mungkin dicapai oleh pasien, perawat atau keluarga

Pasien dengan aktif mencari dan menggambarkan pertolongan Dimulai oleh pasien

Evaluation (Evaluasi)

Resolution (Resolusi)

Berdasarkan kelakuan umum yang diharapkan Bisa membawa ke terminasi dan memulai rencana baru

Terjadi setelah fase lain berhasil dengan sempurna Menuju ke terminasi

Implementasi Teori Hildegard E. Peplau Dalam Keperawatan Komunitas a. Menurut Peplau, tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian, hal ini membantu individu (klien) untuk mampu berinteraksi dalam komunitas atau lingkungan sosialnya. b. Peplau mengemukakan 7 peran perawat, ini dapat digunakan oleh perawat dalam beriteraksi dengan masyarakat ( komunitas). c. Perawat sebagai orang asing (stranger) akan menerima klien dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan klien terutama dalam komunitas. d. Perawat sebagai mitra kerja akan membantu dalam membangunn kerja sama antara perawat dan masyarakat dalam komunitas. e. Perawat sebagai nara sumber akan membantu masyarakat dalam pemberian informasi, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. f. Perawat sebagai nara sumber akan memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat (komunitas). g. Perawat sebagai konselor akan membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terumata berkaitan dengan kesehatan. h. Proses interpersonal yang dikemukakan Peplau akan sangat membantu perawat dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

2.2. Teori dan Model Konseptual Lydia E. Hall Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masingmasing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang pertama menunjukkan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan yang ketiga keperawatan (cure). Lingkaran Kepedulian (care) Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat. Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan. Lingkaran inti (core) Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu pasien untuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.

Lingkaran keperawatan (cure) Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bisa membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban keluarga. Interaksi ketiga aspek (care,core,cure) dalam proses keperawatan Sejak Lydia E. Hall menekankan petingnya pendekatan terhadap seseorang atau pasien , guna untuk proses penyembuhan pasien. Selama langkah penyembuhan ini kepedulian dan aspek inti adalah yang terkemuka. Ukuran lingkaran menunjukkan derajat tingkat pada ketiga aspek tersebut (care,core,dan cure). Teori Hall dan 4 konsep utama Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Uraiannya dapat dijelaskan seperti dibawah ini. 1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih. Individu ini membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh. 2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri 3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh. 4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan keperawatan). Tujuan utama adalah untuk mencapai suatu hubungan antara individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien. TEORI LYDIA E. HALL DAN PROSES KEPERAWATAN Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1.Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah pada peningkatan kesehatan individu. 2.Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga proses penyembuhannya akan lebih muda.

3.Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis. 4.Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk memahami dan menerapkan rencana yang medis. 5.Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam mencapai suatu kesehatan. Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien. Implementasi Teori Lydia E. Hall Dalam Keperawatan Komunitas a. Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Hall, yaitu 3 teori lingkaran menunjukkan pentingnya peran perawat dalam keperawatan komunitas, terutama dalam membantu proses penyembuhan masyarakat. b. Lingkaran kepedulian (care), menunjukkan kepedulian perawat kepada masyarakat, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berkembang dalam masyarakat, dan memberikan informasi dan bimbingan kepada masyarakat dalam mencari solusi dari permasalahan yang di hadapi masyarakat. c. Lingkaran inti (core), perawat sebagai inti dari lingkaran masyarakat (komunitas), perawat sebagai tempat yang menampung seluruh aspirasi masyarakat dan keluhankeluhan masyarakat terumata tentang masalah kesehatan. d. Lingkaran keperawatan (cure), pentingnya peran perawat dalam proses kesembuhan klien dan membantu perawatan klien yang dilakukan diluar lingkungan rumah sakit, yaitu perawatan dalam masyarakat (perewatan rumah).

2.3. Teori dan Model Konseptual Ernestine Weidenbach Konsep dan Definisi Wiedenbach mendefinisikan kunci umum yang digunakan dalam praktik keperawatan. The patient (Pasien)

Semua individu yang menerima beberapa jenis pertolongan mungkin perawatan, instruksi atau nasehat dari anggota profesi kesehatan atau dari pekerja di bidang kesehatan. Pasien adalan semua orang yang sudah masuk sistem perawatan kesehatan dan sedang menerima beberapa jenis pertolongan seperti perawatan, pendidikan, atau nasehat. Pasien tidak akan menjadi sakit sejak seseoran menerima pendidikan yang berhungan dengan kesehatan yang akan mengqualify sebagai seorang pasien.

A need-for-help ( Kebutuhan akan Pertolongan)

A need-for-help didefinisikan sebagai sebuah ukuran keinginan bagi pasien yang mempunyai potensi untuk mengembalikan atau menambah kemampuan untuk mempertahankan diri dari berbagai macam situasi kehidupan yang mengakibatkan efek kesehatan dan kesejahteraan. Sangat penting bagi profesi keperawatan bahwa kebutuhan akan pertolongan bisa berdasarkan persepsi individu dari situasinya sendiri.

Nurse (Perawat)

Perawat adalah fungsi kemanusiaan Perawat tidak hanya bertindak, tetapi memikirkan dan merasakannya juga

Knowledge (Pengetahuan)

Knowledge meliputi semua yang berhubungan dan dipahami oleh pemikiran manusia. Knowledge dapat berupa: o Fakta o spekulasi o praktik

Judgment (Penilaian)

Clinical Judgment(penilaian klinik) mewakili persamaan perawat untuk membuat keputusan. Keputusan dibuat berdasarkan perbedaan fakta dari asumsi dan hubungan sebab akibatnya. Judgment adalah hasil dari fungsi kedisiplinan pemikiran dan emosi, dan meningkatkan dengan menambah ilmu pengetahuan dan menambah kejelasan dari tujuan.

10

Nursing Skills (Keterampilan Perawat)


Nursing Skills membawa kepada pencapaian spersifik pasien-tujuan pusat lebih baik dari melengkapi keterampilan skill itu sendiri menjadi tujuan akhir. Skill dibuat dari variasi tindakan dan karakteristik dari harmoni pergerakan, presisi, dan efektivitas penggunaan diri perawat.

Person (Orang)

Masing-masing orang (perawat atau pasien), dilengkapi dengan potensi yang unik untuk mengengembangkan sumber dasar diri. Orang biasanya tunduk kepada kebebasan dan pemenuhan tanggung jawab aktualisasi diri dan penerimaan diri adalah inti dari integritas personal dan penghargaan diri. Apapun yang dilakukan oleh individu pada setiap kesempatan yang diberikan mewakili penilaian terbaik yang tersedia untuk orang tersebut pada saat itu.

KEY ELEMENTS (Elemen Kunci)

Wiedenbach mengemukakan 4 elemen keperawatan klinik o filosofi o tujuan o praktik o seni.

The Philosophy (filosofi)


Filosofi perawat adalah tingkah laku dan kepercayaan mereka tentang hidup dan bagaimana efeknya bagi mereka Wiedenbach percaya bahwa ada 3 komponen inti yang berhubungan dengan filosofi perawat: o Referensi kehidupan o Penghargaan pada martabat, nilai, otonomi dan induviality yang dimiliki masing-masing orang o Resolusi untuk bertindak secara personal dan dengan profesional membangun kepercayaan.

The Purpose (Tujuan)


Tujuan perawat adalah yang diinginkan perawat untuk menyelesaikan apa yang ia lakukan. Itu adalah semua kegiatan langsung untuk semua kebaikan pasien.

The Practice (Praktik)

Practice adalah tindakan observasi perawat yang menimbulkan kepercayaan dan perasaan tentang kebutuhan pasien akan pertolongan.

11

The Art (Seni)

Seni keperawatan meliputi of nursing includes o Mengerti kebutuhan dan kepentingan pasien o Pengembangan tujuan dan tindakan penghargan untuk menambah kemampuan pasien o Aktivitas langsung yang berhubung dengan rencana kesehatan untuk meningkatkan kondisi pasien. Keperawatan juga fokus pada pencegahan komplikasi yang berhubungan pada kekambuhan atau pengembangan dari kepentingan yang baru.

Imlementasi Teori Ernestine Weidenbach Dalam Keperawatan Komunitas a. b. c. d. e. Menurut Weidenbach yang menerima perawatan adalah masyarakat (komunitas) Perawat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya. Perawat membantu masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Perawat memberikan pendidikan pada masyarakat agar tidak menjadi sakit. Philosofi sangat dibutuhkan oleh perawat dalam menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. f. Perawat harus mempunyai tujuan (purpose) dalam menjalankan tugasnya yaitu membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang dihadapi.

2.4 Model konseptual dari Florence Nightingale. Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal dengan istilah Environmental Model.Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perawat komunitas berupaya memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa pemberian udara yang bersih dan segar,penerangan (lampu) yang tepat,kenyaman lingkungan,mengatur kebersihan,keamanan dan keselamatan serta pemberian nutria atau gizi yang ade kuat yang pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada profesi lain.Kesehatan dilihat dari fungsi interaksi antara keperawatan,manusia dan lingkunngan .Misalnya ,lingkungan yang kotor tidak baik untuk kesehatan,sedangkan lingkungan yang bersih dapat mengurangi penyakit.Keperawatan memiliki kontribusi baik secara langsung maupun idak langsung untuk mempertahankan kesehatan manusia melalui manajemen manusiaLingkungan. 2.5 Model konseptual dari Virginia Henderson. Model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh virgina Henderson adalah model konsep need based atau aktivitas hidup sehari-hari (activity daily living model) dengan memberikan gambaran tugas perawat. Tugas perawat menurut model konseptual ini adalah mengkaji individu, baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan aktivitas kuntuk mendukung kesehatanya, proses penyembuhan
12

bahkan meninggal dalam damai, yang dilakukan secara mandiri karena individu memiliki kemampuan, kemauan dan pengetahuan. Fungsi unik perawat menurut model konseptual ini, antara lain: 1. Membantu individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit dalam menunjang keseehatan atau penyembuhannya. Bantuan diberikan dengan tujuan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri; 2. Membantu individu, keluarga dan masyarakat dlam melaksanakan program pengobatatan yang ditentukan dokter. 3. Perawat sebagai tim kesehatan, bekerja sama dan sling membantu dalam merencanakan, serta melaksanakan program kesehatan secara menyeluruh. Menurut Henderson, prisip dasar dari konsptual ini adalah sebagai berikut 1. Pertama, manusia mengalami pengembangan slama reentang kehidupan (life span) melalui proses tumbuh kembang. 2. Kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu mengalami rentang ketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui sebuah proses yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi pola asuh, linkungan sekitar dan status kesehatan individu. 3. Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, individu klasifiksikan dalam tiga kondisi, yaitu belum dapat melaksanakan aktivitas, terlambat melaksanakan aktivitas, dan tidak dapat melaksanakan aktivitas. Komponen aktivitas sehari-hari dapat dikembangkan menjadi bahan untuk mengkaji kebutuhab klien, sehingga dapata menentukan masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan. Komponen tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bernafas secara normal Minum dan makan sesuai dengan kebutuhan Eliminasi secara normal, baik urine maupun alvi Bergerak dan memelihara postur tubuh Tidur dan istirahat Membuka dan menngunakan pakaian Mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian den memodifikasi lingkungan 8. Memelihara kebersihan tubuh dan merias diri 9. Mencegah kecelakaan dan bahaya 10. Berkomunikasi 11. Beribadah 12. Bermain dan berekreasi 13. Bekeerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 14. Belajar memuaskan keingintahuannya

13

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual keperwatan komunitas Virginia Henderson member indikasi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2.6 Model Konseptual dari Martha Rogers Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraks dengan lingkungannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda dengan lainnya. Konsep marta E. Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dengan demikian, teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi prilaku yang ada di masyarakat, dimana jika prilaku mereka baik, maka dapat menunjang kesehatan, tetapi jika prilaku mereka kurang baik, maka dapat menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.

2.7 Model konseptual dari Dorothea Orem Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemamapuan dasar manusia dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut orem, keperawatan mandiri (self care) adalah suatu pelaksaan kegiatan yang diprakasai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan,dan kesejateraan rakyat,baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut ini: 1. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia mampu melaksanakannya 2. Keperawatan mandiri didasarkan pda kesengajaan dan pengambilan keputusan sebagai pedoman tindakan 3. Setiap orang menghendaki keperawaytan mandiri dan menjadi kebutuhan dasar manusia 4. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri sendiri dan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat 5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terusmenerus didukung dari pengalaman social sebagai hubungan interpersonal 6. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang,sehingga mempengaruhi konsep diri

14

Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan menentukan masalah/diagnosis keperawatan,diantaranya yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan Pemeliharaan proses eliminasi Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial 7. Pencegahan resiko pada kehidupan dan keadaan sehat manusia 8. Perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi,pengetahuan,dan keinginan manusia Pandangan orem terkait dengan paradigma keperawatan antara lain sebagai berikut: 1. Individu Individu merupakan integrasi keeluruhan aspek,baik fisik internal,psikologis, maupun sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri. Self care merupakan refleksi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam konsep keluarga dipandang sebagai anggota keluarga,yang harus dimandirikan untuk mencapai kemandirian keluarga 2. Keperawatan Pelayanan terhadap manusia,proses interpersonal,dan teknikal merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat meningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik. Asuhan keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan keluarga dengan sasaran : a) Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terpeutik b) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan keperawatan mandiri c) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami ganggaun,sehingga kembali kompeten. 3. Fokus asuhan keperawatan a) Aspek interpersonal,aspek ini meningkatkan hubungan di dalam keluarga b) Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya
15

c) Aspek prosedural,melatih keterampilan dasar keluarga,sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi d) Aspek teknis,mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan dasar yang mampu dilakukan keluarga di dalam rumah seperti cara mengompres secara baik dan benar. 4. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri. Teori system keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri penderita dipenuhi oleh perawat atau penderita sendiri berdasrkan kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini, orem melakukan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan mandiri yang dibagi dalam tiga kategori bantuan,antara lain: a) System bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatory system) Yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya,serta tidak berespon terhadap rangsangan. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri memerlukan bantuan perawat dalam hal pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta manipulasi pergerakan. Misalnya,klien dengan koma, fraktur vertebra, dank lien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri, sehingga diperlukan penilaian serta keputusan dalam perawatan mandirinya. b) System bantuan sebagian (partially compensatory system) Yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klien pascaoperasi abdomen dimana klien ini memiliki kemampuan dalam minum,cuci tangan,gosok gigi, cuci muka,dan lainnya, tetapi membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka. c) System pendukung dan edukatif (supportive educative) Yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukan bantuan belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri. Model kenseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga,yaitu: mengenal masalah,mengambil keputusan untuk mengatasi masalh,merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan,dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat.

16

2.8 Model konseptual dari Kings Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi,orang,dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu,manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang mempengaruhi masa depannya. Sedangkan sebagai makhluk sosial,manusia hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama lain. Berdasrkan hal tersebut,manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan informasi kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan akan perawatan ketika sakit. Menurut King, komunitas merupakan suatu system yang terdiri atas subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah system sosial yang lebih luas. Subsistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan interaksi,interelasi,dan interdependensi antara yang satu dan yang lain. Adanya gangguan atau stressor pada slah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas. Misalnya,gangguan pada salah satu subsistem pendidikan,maka masyarakat akan kehilangan informasi atau mengalami ketidaktahuan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan system terbuka dimana terjadi hubungan timbale balik antara keluarga dan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model system, untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas, maka perlu dilakukan pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran,yaitu keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasr di masyarakat atau komunitas. 2.9 Model konseptual dari Betty Neuman Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersift fleksibel, normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek social dan cultural, serta aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dangan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut. 1. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembngan, dan spiritual. 2. Lingkungan, meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruhpengaruh dari sekitar atau system klien. 3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan

17

menghindari atau mengatasi stressor . untuk lebih jelas mengenai hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Optimum health

incipient illness

over illnes

very serious illness

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, sosio, cultural, dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis bpertahanan fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifakasikan dalam delpan tahapan, yaitu: 1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis, dan social; 2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandanagn tidak mengandung harapan baik ( misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain) 3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampusecara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyerakat; 4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alas an; 5. Medically ill. Yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur; 6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada menyerah karena mempertahankan agama /kepercayaan. Dalam hal kesehatan, seseorang yang tidak mempedulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain; 7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan baik, keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya; 8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan social.

18

Tabel komposisi delapan tahapan kesehatan

Keadaan kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8

Health Dimension Label Sosial Biasanya baik Pesimistis Sakit secara sosial Murung tanpa alasan Sakit secara medis Menganiaya Optimistis Sakit serius baik baik sakit sakit baik baik sakit sakit Psikologi baik sakit baik baik baik sakit baik sakit Medis baik Baik baik sakit sakit sakit sakit sakit

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu: Keperawatan ditunjukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi berikut ini. 1. Intervensi yang bersifat promosi , dilakukan apabila gangguan terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan atau keseimbangan garis pertahanan normal. 2. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau gangguan kesehatan atau gangguan keseimbangan garis pertahanan,misalnya deteksi dini tumbuh kembang balita, keluarga , serta memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu , misalnya konseling pranikah. 3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative , dilakukan apabila garis pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau berjalan , memberikan konseling untuk penyesalan masalah, melakukan rujukan keperawatan atau nonkeperawatan, baik secara lintas program maupun lintas sector. 4. Keperawatan . keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga,kelompok,dan komunitas), berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan, yaitu: fleksibel, normal dan resisten , serta berupaya

19

membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui: a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor , serta mendukung koping pada klien secara konstruktif. b. Pencegahan sekunder , meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor c. Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur , serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan model konsektual keperawatan komunitas dari Betty Neuman berfokus pada penurunan sters dengan cara memperkuat garis pertahanan diri dan intervensi pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi. Sesuai dengan teori Neuman , komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh 2 factor utama, yaitu : 1. Komunitas yang merupakan klien , dan 2. Penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas 5 tahapan yaitu:pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan intervensi, inplementasi, dan evaluasi Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut. 1. Pengkajian Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut. a. Inti(CORE), meliputi:data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko, pendidikan ,jenis kelamin , pekerjaan, agama, nilainilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas , antara lain: . perumahan, bagaimana penerangannya , sirkulasi, bagaimana pendapatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk . pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakart . keamanan dan keselamatan , bagaimana keselamatan dan keamanan dilingkungan tempat tinggal , apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,apakah sering mengalami sters akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin

20

. politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan , apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarat mendapatkan pelayanan berbagai bidang , termasuk kesehatan . pelayanan kesehatan yang tersedia , untuk melakukan deteksi ini dan merawat / memantau gangguan yang terjadi . system komunitas, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan dimasyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media televise, radio,Koran, leflet yang diberikan kepada masyarakat. System ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan upah minimum regional (UMR) atau sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan ekonomi masing-masing. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biaya dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat untuk membantu mengurangi stresor.

2. Diagnosa keperawatan Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem atau masalah), E (etiology atau penyebab) dan S (symptom atau manifestasi/data penunjang). Misalny, resiko tinggi peningkatan gangguan penyakit kardiovaskular pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan somowinangun sehubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat ditandai dengan: a. b. c. d. e. 0,15% ditemukan angka dirawat dengan gannguan kardiovaskular; 50% RT 01 RW10 mengkosumsi lemak tinggi; Didapat 20% saja yang kebiasaan berolahraga; Rekreasi tidak teratur; Informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang.

3. Perencanaan intervensi Perencanaan intervensi yyang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan komunitas yang muncl diatas adalah : a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskular; b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi; c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda ganguan penyakit kardiovaskular melalui pemeriksaan tekanan darah; d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk mendapatkan diet yang tepat bagi yang berisiko; e. Lakukan olaraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung;
21

f. Lekukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stresor; g. Lakukan rujukan kerumah skit apabila perlu. 4. Implementasi Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat: a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di komunitas; b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hali ini berprilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya penigkatan kesehatan; c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit kardiovaskular; d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas. 5. Evaluasi a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi; b. Menilai kemampuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan; c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit. 2.10 Model Konseptual dari I.J Orlando Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka stress akan berjurang, meningkatkan kepuasan dan mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat komunitas menggunakan teori Orlando, diharapkan perawat mampu mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapai dalam komunitas dan berusaha memberikan promosi kesehatan tentang upaya yang dapat dilakukan oleh komunitas dalam mencapai pemenuhan keutuhan ,ereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan perawat. Harapanya setelah dilakukan perawatan, klien akan merasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya. 2.11 Model konseptual dari Sr.Calista Roy Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagaiman individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaftif dan mengubah perilaku maladaftif. Individu/manusia merupakan holistic adaptive system yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi model konseptual keperawatan komunitas menurut Roy adalah untuk mempertahankan perilaku adaptif dan
22

mengubah perilaku maladaptive pada komunitas. Upaya pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antar lain meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif serta memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi. Kunci utama dari model adaptasi Roy adalah sebagai berikut. 1. Manusia sebagai makhluk biologis,psikologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Manusia sebagai makhluk individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. 3. Agar terjadi keadan homeostasis atau terjadi integrasi antara individu dengan lingkungannya,maka individu tersebut harus beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi 4. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu,yaitu: a) Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung beradaptasi dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap individu b) Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,dan dapat diukur secara subjektif c) Residual stimulation, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sulit untuk di observasi. 5. System adaptasi memiliki empat efektor, yaitu: a) Fungsi biologis/fisiologis. Komponen system adaptasi ini antara lain kebutuhan oksigenasi (oksigen demand),nutrisi (nutrition),eliminasi (elimination), aktivitas dan istirahat (activity and rest), integritas kulit (skin integrity), indra,cairan dan elektrolit, fungsi neurologis,serta fungsi endokrin. b) Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal polapola interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain. c) Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain. d) Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola kasih saying dan cinta yang terjadi melalui hubungan secara interpersonal, baik pada tingkat individu maupun kelompok. 6. Individu harus mampu meningkatkan energy untuk beradaptasi, sehingga mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan,reproduksi,dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkan respons adaptif.
23

Melalui model adaptasi ini, individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual serta sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Untuk dapat beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri, serta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri. Individu selalu berada dalam rentang sehat sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam mempertahankan proses adaptasi. 2.12 Model konseptual dari Johnson Jhonson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan system prilaku. Menurut Jhonson, komponen subsistem yang membentuk system perilaku manusia adalah: 1. Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam mencapai kesenangan atau pencapaian pengakuan dari lingkungannya 2. Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuan keterampilan yang kreatif 3. Aggressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari berbagai ancaman yang berasal dari lingkungan 4. Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai (love and belonging) 5. Elimination, yang dimaksudeliminasi disini adalah segala bentuk pengeluaran/sampah atau barang yang tidak dipergunakan kembali oleh manusia 6. Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan cara menyesuaikan kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidupnya 7. Dependent, yaitu bagian yang membentuk system perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kultur atau kepercayaan Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai system prilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal maupun internal. Individu juga memiliki keinginan mengatur dan myesuaikan diri terhadap pengaruh yang timbul. Masyarakat ( individu/kelompok) memerlukan bantuan dari ancaman sakit atau potensi penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan dengan cara menyeimbangkan siste perilaku tersebut. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mampu berprilaku untuk memelihara keseimbangan dengan lingkungan.

24

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pandangan tentang model dan teori model dalam keperawatan komunitas merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan terhadap masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan upaya meningkatkan status kesehatannya melalui pendekatan model-model yang ada. Model konseptual praktik keperawatan merupakan suatu konstruksi yang sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang diidentifikasikan pada komponen yang nyata pada praktek keperawatan. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik, sedangkan teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai, dan keyakinan tentang manusia. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada praktiknya memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli,diantaranya : 1. Model konseptual dari H.E.Peplau (1952),menekankan pada hubungan perawat secara interpersonal atau interpersonal relation in nursing 2. Teori dan Model Konseptual Lydia E. Hall, menekankan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan yang ketiga keperawatan (cure). 3. Teori dan Model Konseptual Ernestine Weidenbach, 4. Model konseptual dari Florence Nightingale (1859),menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal dengan istilah Environmental Model. 5. Model konseptual dari Virginia Henderson (1966),dikenal dengan Need Based Model atau aktifitas hidup sehari-hari (activity Daily Living Model) 6. Model Konseptual dari Martha Rogers (1970),dikenal dengan The Science Of Unitary Human Beings 7. Model konseptual dari Dorothea Orem (1971),dikenal dengan istilah Model Keperawatan Mandiri atau Self-Care Theory Of Nursing 8. Model konseptual dari Kings (1971),model ini dikenal dengan model system 9. Model konseptual dari Betty Neuman (1972),dikenal dengan Systems Model Of Nursing atau Health Care System Model 10. Model Konseptual dari I.J Orlando (1972),dikenal dengan istilah The Dynamic Nurse-Patient Relationship 11. Model konseptual dari Sr.Calista Roy (1976),dikenal dengan istilah Adaption Model Of Nursing 12. Model konseptual dari Johnson,menekankan pada pendekatan system
25

3.2. Saran Sebagai seorang pendidik, perawat diharapkan dapat memberikan pendidikan pada masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi, sebagai nara sumber perawat diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat dan sebagai seorang mitra kerja, masyarakat dapat bekerja sama dengan masyarakat dengan baik.

26

DAFTAR PUSTAKA

Ilnas. 2008. Makalah Teori Lydia E. Hall. www.google.com. Nursing Theories. 2011. Application of Interpersonal Theory in Nursing Practice.www.google.com. Nursing Theories. 2011. The Helping Art Of Clinical Nursing, Ernestine Weidenbach. www.google.com. Nursing Theories. 2011. Theory of Interpersonal Relations, Hildegard E. Peplau.www.google.com Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Yusiko, dkk. 2010. Model Keperawatan Menurut Hildegard Peplau. www.google.com Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta: Salemba Medika

27

You might also like