You are on page 1of 12

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia. Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing. Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal. B. Beberapa Alasan Timbulnya Perhatian Kepada Lansia Meliputi: 1. Pensiunan dan masalah-masalahnya 2. Meningkatnya jumlah lanjut usia 3. Kewajiban Pemerintah terhadap orang cacat dan jompo 4. Mahalnya obat-obatan C. Aspek Biologis Pada Penuaan Proses penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk saat diperlukan penurunan tingkat ketergantungan fisik yang tinggi. Berikut ini teori biologis tentang penuaan : A) Teori seluler Sel diprogram hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas. B) Teori sistesis Akibat penuaan, protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang elastis. C) Teori keracunan oksigen Kemampuan lansia untuk melawan efek racun oksigen akan berkurang. D) Teori sistem imun Kopetensi yang menurun dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. 1

D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menua 1. Herediter 2.Nutrisi 3.Status Kesehatan 4.Pengalaman hidup 5.Lingkungan 6.Stress E. Macam Proses Menua Proses Menua Primer : berjalan scr normal sesuai umur kronologis Proses Menua Sekunder : tejd krn adanya masalah fisik, psikologis, & sosial :

a. Lansia Biologik : Perubahan2 struktur & fx tubuh sepanjang kehidupan (Parit, 1980) b. Lansia Fungsional : Kemampuan2 individu u/ ber=fx di masyarakat dibanding dg usia yg sama (Burren, Renner, 1977) c. Lansia Psikologik : perubahan2 perilaku, persepsi diri, & rx thd perubahan2 biologik (Grees, Bahr, 1984) d. Lansia Sosiologik : Peran & kebiasaan sosial dr individu2 di masy (Birrren, Renner, 1977) e. Lansia Spiritual : Perubahan2 pd diri & persepsi diri, hub diri dg org lain, menempatkan diri di dunianya & pandangan thd diri sendiri (Stallwood, 1975). F. Penuaan Pada Sistem Tubuh (Fisiologis) Penuaan dapat dibedakan antara penuaan yang normal (fisiologis) dan penuaan karena kondisi penyakit (patologis). Berikut ini merupakan efek fisiologis dari penuaan : 1. Sistem muskuloskeletal Atrofi otot, dekalsifikasi tulang, dan perubahan postural. 2. Sistem Respirasi Penurunan fungsi paru 3. Perubahan kardiopulmonal Pembuluh darah kehilangan elastisitas, peningkatan nadi dan peningkatan tekanan darah. Pendistribusian tulang kalsium menyebabkan dekalsifikasi tulang iga dan kalsifikasi kartilago kosta : Perubahan ini dan perubahan postural menyebabkan penurunan efislensi paru. 4. Sistem perkemihan Kehilangan irama diurnal pada produksi urine dan penurunan filtrasi ginjal 5. Sistem pencernaan (1) Gigi. (2) Penurunan sensitifitas indera penciuman dan perasa. (3) Penurunan produksi asam lambung dan enzim pencernaan. (4) Penurunan absorbsi. (5) Penurunan motilitas usus. (6) Perubahan fungsi hati. 2

6. Sistem saraf Kemunduran pendengaran dan penglihatan serta penurunan daya ingat. 7. Sistem endokrin Kemunduran fungsi gonad 8. Perubahan fisik Komposisi tubuh (1) Penurunan kekuatan otot. (2) Penurunan/pengurangan air tubuh. (3) Penurunan massa tulang. 9. Perubahan mental Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan mental ; (1) Tipe kepribadian. (2) Faktor sosial. (3) Faktor budaya. Perubahan mental pada lansia dapat dikurangi dengan sikap positif masyarakat pada lansia, dengan cara ; Tidak menilai lansia sebagai orang lusuh, lemah, siap dibuang dan beban bagi orang lain. Para lansia harus merasa sebagai orang baru dan menjadikan masa lansia sebagai massa yang menggairahkan. Penurunan kemampuan dan penyakit jangan dijadikan beban, tetapi harus terus dimotifasi untuk meningkatkan disiplin dalam mencapai kesehatan yang prima. Bangkitkan optimisme dalam menciptakan kesehatan dan kebugaran pada lansia.

G. Aspek-aspek Psikologis Pada Penuaan Aspek psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak. Pengertian yang salah tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan kecerdasan mental yang kurang. Berikut aspek psikologis pada penuaan : A) Kepribadian, intelegensi dan sikap Tes intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia. Lansia seringkali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk diubah. B) Teori aktivitas dan pelepasan Teori pelepasan : Lansia secara berangsur-angsur mengurangi aktivitasnya dan bersama menarik diri dari masyarakat. 3

Teori aktivitas : Sebagai orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti, dan mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang baru.

H. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia a) Pendekatan fisik Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu : Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit. b) Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. c) Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka. d) Pendekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. I. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lanjut Usia Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Wreda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b). Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk 4

kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet). J. Tujuan Asuhan Keparawatan Lanjut Usia 1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. 2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia melalui perawatan dengan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup / semangat hidup lansia. 4. Menolong dan merawat klien yang menderita sakit. 5. Merangsang petugas kesehatan agar dapat mengenal dan menegakkan diagnosa secara dini. K. Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia 1) Peningkatan kesehatan (health promotion) 2) Pencegahan penyakit (preventif) 3) Mengoptimalkan fungsi mental. 4) Mengatasi gangguan kesehatan yang umum. Penyakit lanjut usia di Indonesia berhubungan dengan gangguan sistem respirasi 1) Paru-Paru Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatn kontraksi otot pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut usia diantaranya Penumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi. 2) Nyeri Dada Nyeri dada yang berkaitan dengan kondisi pulmonary mungkin terasa tajam menusuk, dan intermiten atau mungkin pekak, sakit dan persisten. Nyeri biasanya terasa pada tempat terjadi patologi,tetapi mungkin dapat beralih keseimbangan tempat, misalnya leher, punggung, atau abdomen. Penyakit paru tidak selamanya menimbulkan nyeri dada karena paru-paru dan pleura 5

viseral tidak mengandung saraf sensory dan tidak sensitif terhadap nyeri. 3) Sesak Nafas Pada waktu melakukan kerja fisik dapat disebakan oleh : (a) kelemahan jantung (b) gangguan sistem saluran pernafasan (c) karena BB berlebih. L. Tahap-Tahap Asuhan Keperawatan Lanjut Usia A) Pengkajian : Tujuan: 1. Menentukan kemampuan klien untuk memlihara diri sendiri 2. Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu 3. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien 4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab. Proses pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah keperawatan meliputi aspek : a) Fisik : Wawancara (1) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya (2) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia (3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri (4) Kekuatan fisik lanjut usia: otot,sendi, penglihatan, dan pendengaran (5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK (6) Kebiasaan gerak badan / olah raga/senam lanjut usia (7) Perubahan fungsi tubuh yang sanga bermaknang dirasakan (8) Kebiasaan lanju usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi , perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi tubuh b) Psikologis Apakah mengenal masalah-masalah utamanya Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak Apakah optimis dalm memandang suatu kehidupan Bagaimana mengatasi stress yang dialami 6

Apakah mudah dalam menyesuaikan diri Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan Apakah harapan pada ssaat ini akan dating Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, prosespikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah.

c) Sosial ekonomi Dari mana sumber keuangan lanjut usia Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisii waktu luang Dengan siapa dia tinggal Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah Siap saja yang mengunjungi Seberapa besar ketergantungannya Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

B) Pengkajian dasar a) Temperatur

Mungkin serendah 95 F (hipotermi) kurang lebih 35 C Lebih teliti dperiksa di sublingual kecepatan, irama, dan volume Aplika, radial, pedal Kecepatan, irama, dan kedalaman Tidak teraturnya pernafasan Saat baring, duduk, berdiri Memory (ingatan) Pola tidur Penyesuaian psikososial Kesimetrisan raut wajah 7

b) Pulse (denyt nadi)

c) Respirasi

d) Tekanan darah e) Tingkat orientasi

f) Sistem persyarafan

P:

Tingkat kesadaran adanya perubahan dari otak Mata: kejelasan melihat, adanya katarak Pupil: kesamaan, dilatasi Ketajaman penglihatan penurunan karena menua Ketajaman mendengaran Adanya sakit dan nyeri pemasukan diet anoreksia, mual, dan mulut mengunyah dan menelan keadaah gigi, rahang, mual muntah warna dan bau urine Distensi kandung kemih, inkontinensia Frekuensi, tekanan, atau desakan Pemasukan cairan dan pengeluarkan cairan Disuria

g) status gizi

h) Sistem gastrointertinal

i) Seksualitas. Post menopause: atrofi dr organ reproduksi Vagina tipis & kering Panjang & lebar vagina berkurang Lubricasi vagina berkurang selama intercourse Degeneratif organ reproduksi Intensitas respon thd stimulus sex berkurang Aktivitas sexual berkurang Gg. Kelenjar prostat Proliferasi epidermal menurun Kelembaban kulit menurun Suplai darah ke kulit menurun Dermis menipis 8

L:

j) Sistem kulit

Kelenjar keringat (-): kulit kering pigmentasi ireguler kuku mudah patah kulit berkerut, elastisitas berkurang sensitivitas kulit menurun Pengerasan pembuluh darah Hipertropi dinding ventrikel kiri Vena tebal, kurang elastik Perubahan mekanisme konduksi Peningkatan resistensi perifer Konsekuensi: Tekanan darah meningkat Ber(-)nya respon adaptif thd exercise Ber(-)nya aliran darah ke otak Meningkatnya susceptibilitas untuk aritmia Atherosclerosis & varicosis Kontraktur atrofi otot Ketidakadekuatannya gerakan sendi tingkat mobilisasi keterbatasan gerak kekuatan otot kemampuan melangkah atau berjalan gerakan sendi paralysis kifosis Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan Fokus pada diri bertambah Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian 9

k) Sistem kardiovaskuler

l) Sistem Musculoskeletal

m) Psikososial

Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih saying yang berlebihan.

M. Diagnosa Keperawatan Fisik/Biologis 1. Gangguan nutrisi :kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan yang tidak adequate 2. Gangguan persepsi sensorik : Pendengaran, penglihatan b/d hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan 3. Kurangnya perawatan diri b/d penurunan minat dalam merawat diri 4. Potensial cedera fisik b/d penurunan fungsi tubuh 5. Gangguan pola tidur b/d kecemasan atau nyeri 6. Perubahan pola eliminasi b/d kecemasan atau nyeri 7. Perubahan pola eliminasi b/d penyempitan jalan nafas atau adanya secret pada jalan nafas Gangguan mobilitas fisik b/d kekuatan sendi Psikososial 1. Isolasi social b/d perasaan curiga 2. Menarik diri dari lingkungan b/d perasaan tidak mampu 3. Depresi b/d isolasi social 4. Harga diri rendah b/d perasaan ditolak 5. Coping tidak adequate b/d ketidakmampuan mengemukakan perasaan secara tepat 6. Cemas b/d sumber keuangan yang terbatas Spiritual 1. Reaksi berkabung atau berduka cita b/d ditinggal pasangan 2. Penolakan terhadap proses penuaan b/d ketidakstabilan menghadapi kematian 3. Marah terhadap tuhan b/d kegagalan yang dialami 4. Perasaan tidak tenang b/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat N. Rencana Tindakan Meliputi : 1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan 2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lainnya 3. Tulis semua rencana jadwal 10

O. Perencanaan Untuk menentukan apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan intervensi keperawatan yang tepat. Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain 1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi 2. Peningkatan keamanan dan keselamatan 3. Pemeliharaan kebersihan diri 4. Pemeliharaan keseimbangan istirahat/tidur 5. Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi P. Pelaksanaan Tahap dimana perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi / perencanaan yang telah ditentukan. Q. Evaluasi Penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan / dilakukan dan mengetahui apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan.

Penggunaan obat pada lansia. Pedoman penggunaan obat ; 1. Obat harus digunakan secara rasional ; tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis serta waspada terhadap efek samping obat. 2. Perhatikan pengaruh konsumsi makanan terhadap aktifitas khasiat obat. 3. Konsultasikan selalu dengan dokter, waktu penggunaan obat, jenis obat yang tepat serta dosis yang tepat.

Penggunaan obat yang aman dan menyehatkan ; Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat. Sebelum melakukan pengobatan lakukan review dengan dokter mengenai obat yang telah diberikan. Perhatikan selalu informasi yang tercantum didalam label kemasan obat. Disiplin dalam menggunakan obat. Hindari frekwensi penggunaan obat yang berlebihan.

11

12

You might also like