You are on page 1of 8

6.

Keluhan dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan Pada umumnya, 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini dari gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan maupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilaklukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. 6.1 Definisi Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatau tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007). Pendapat ini sesuai dengan pernyataan dari Pusdiknakes (2003), tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. 6.2 Jenis-Jenis Tanda Bahaya Menurut Pusdiknakes 2003 ada 6 tanda bahaya kehamilan: a. Perdarahan pervaginam b. Sakit kepala yang hebat c. Masalah penglihatan d. Bengkak pada muka atau tangan e. Nyeri abdomen yang hebat f. Bayi kurang bergerak seperti biasa 1. Perdarahan Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari Friabel cervik. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Jika terjadi perdarahan

yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik. Pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri (Pusdiknakes, 2003 ). Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umunya (60-80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan dan adanya massa di adneksa ( tuba falopi) biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umunya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian besar plasenta maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi peyebab dari 25% kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum (George Adriaansz,2008 ). 2. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003). Penyebab sakit kepala pada kehamilan menurut Suparyanto (2010)

disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan. Pentalaksanaan pada sakit kepala saat kehamilan ini menurut Suparyanto (2010) dengan cara menanyakan kepada ibu apakah ia mengalami edema/pembengkakan pada wajah/tangan atau terjadi masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan edema. Periksa suhu badannya dan jika suhunya naik pertimbangkan untuk memeriksa darah untuk mengetahui apakah ada penyakit/parasit malaria. 3. Masalah Penglihatan Masalah penglihatan saat kehamilan ini menurut Pusdiknakes (2003) karena pengaruh-pengaruh hormonal, akuitas visual (ketajaman penglihatan) seorang ibu bisa berubah pada saat kehamilan. Perubahan kecil dalam masa ini adalah normal. Sedangkan masalah penglihatan yang bisa mengindikasikan kondisi yang mengancam jiwa ialah perubahan tiba-tiba dalam penglihatan, seperti kekaburan penglihatan atau melihat adanya bintik-bintik dihadapan mata. Perubahan-perubahan seperti ini bisa dibarengi dengan sakit kepala berat. Perubahan penglihatan yang tiba-tiba bisa merupakan pertanda adanya preeklamsia ( Suparyanto,2010 ). 4. Bengkak pada muka dan tangan Hampir setengah dari jumlah seluruh wanita pasti mengalmi sedikit pembengkakan yang sifatnya normal pada kaki dan telapak kaki yang biasanya muncul pada akhir (sore) hari dan biasanya akan hilang setelah istirahat atau dengan meninggikan kaki sedikit (Suparyanto,2010). Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia (George Adriaansz,2008). Menurut Suparyanto (2010) edema terjadi karena sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman. 5. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda dibawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan (revealed) atau tersembunyi (occult): 1 2 3 4 5 6 Trauma abdomen Preeklampsia Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan Bagian-bagian janin sulit diraba Uterus tegang dan nyeri Janin mati dalam rahim (George Adriaansz,2008 ). 7 Sedangkan yang dimaksud dengan nyeri abdominalpelvikum

menurut Suparyanto (2010), adalah rasa sakit abdominal yang tidak ada hubungannya dengan persalinan normal biasanya adalah tidak normal. Rasa sakit abdominal yang mungkin bisa mengindikasikan masalah yang mengancam jiwa ialah rasa sakit yang parah, terus berlanjut dan tidak bisa diperingan dengan jalan istirahat. Hal ini bisa berarti adanya apendicitis (radang usus buntu), penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, abortus, gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsi plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), infeksi saluran kemih atau infeksiinfeksi lainnya. 6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal (George Adriaansz,2008 ). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu

berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya (Suparyanto,2010). 6.3 Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah: 1 Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan 2 Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi 3 Disuria Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Suparyanto,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). 5 Ketuban Pecah Dini atau Sebelum Waktunya 6 Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi persalinan berlangsung yang disebabkan karena sebelum lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Pusdiknakes,2003). 4 Menggigil atau demam

berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru (Suparyanto, 2003). 7 Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya 8

6.4 Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibuibu sehingga dapat dilakukan rujukan ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit). Meningkatkan mutu perinatal care Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang dapat diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. (Rachmat, 2007) 6.5 Komplikasi tanda bahaya kehamilan a. Perdarahan Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah: 1. Kelainan letak plasenta. 2. Pelepasan plasenta sebelum waktunya. 3. Penyakit pada vagina atau leher ketiga rahim (misalnya risiko infeksi). Perdarahan pada trimester memiliki terjadinya

kematian bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear. b. Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut: 1. Ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim. 2. Perdarahan. 3. Stress fisik atau mental. 4. Kehamilan ganda. 5. Ibu pernah menjalani pembedahan rahim.

c. Bayi lahir belum cukup bulan. d. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR). e. Keguguran (abortus). f. Persalinan tidak lancar / macet. g. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. h.Janin mati dalam kandungan. i.Ibu hamil / bersalin meninggal dunia. j.Keracunan kehamilan/kejang-kejang. (Firdaus, 2006)

6.6 Skrining Tanda Bahaya Kehamilan 1. Batasan skrining

Suatu kegiatan deteksi pro-aktif pada semua ibu hamil untuk menemukan faktor risiko yang belum memberikan gejala atau keluhan dengan menggunakan alat skrining. Ibu hamil yang memiliki masalah/faktor risiko yang masih merasa atau kelihatan sehat disebut kelompok ibu hamil risiko tinggi, sedangkan ibu hamil tanpa faktor resiko disebut ibu hamil risiko rendah (Rochjati, 2003).

2. Tujuan skrining

Menjaring, menemukan dan mengenal ibu hamil yang mempunyai faktor risiko, yaitu faktor risiko tinggi.

3. Alat skrining

Dalam strategi pendekatan risiko, kegiatan skrining merupakan kompnen penting dalam pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan komunikasi, informasi dan diikuti dengan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami dan keluarga.

Untuk perencanaan persalinan aman dilakukan persiapan rujukan terencana bila diperlukan. Melalui kegiatan ini beberapa faktor risiko yang ada pada ibu hamil telah dapat dilakukan persalinan prediksi/prakiraan kemungkinan macam misalnya,

macet sudah dapat diperkirakan akan terjadi pada ibu hamil dengan tinggi badan rendah 140 cm, ibu dengan janin letak sungsang, pernah operasi sesar. Oleh karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga dapat ditemukan secara dini faktor risiko yang berkembang pada umur kehamilan lebih lanjut (Rochjati, 2003). 9 10 11

You might also like