You are on page 1of 6

.

CARA MENANAM PADI

Hamparan sawah 1luas satu hektar, hanya memerlukan waktu tiga jam untuk menanam padi. Keadaan ini sungguh nyata terjadi jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan. Dengan cara tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen lebih memuaskan. Per hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah. Sistem pertanian modern di Taiwan menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei saat mengikuti arahan konsultan teknik Chang Kuo-An dalam perjalanan kunjungannya menemui para petani Taiwan beberapa waktu lalu. Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang. Menurut Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa mencapai 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi. Namun jika menggunakan sistem tanam modern dari Taiwan ini, bibit padi di semai di sebuah wadah pot persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media tanam menggunakan campuran tanah humus, batu bata merah yang telah di haluskan dan sekam. Keberadaan batu bata merah halus dan sekam ini untuk menghemat tanah dan memberi pori-pori pernafasan bibit. Selanjutnya campuran padi dan pupuk di semaikan diatas media tanam.Hanya memerlukan waktu sembilan hari bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas lahan sawah. Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan sistem ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen, petani akan lebih diuntungkan dengan system ini. Keunggulan teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung mesin sehingga seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika

mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam. (Ilustrasi foto selengkapnya dapat mengunjungi ke tautan sumber tulisan di halaman web berikut : http://kdei-taipei.org/ ). Suhartono dalam kunjungannya juga sempat menjalankan mesin tanam padi.Menurutnya mesinnya mudah dijalankan, dan jika petani Indonesia menggunakan mesin ini, diharapkan Indonesia bakal menjadi negara surplus akan pangan. Mengingat lahan di Indonesia masih cukup luas sementara tak di manfaatkan dengan baik. Jika saja Indonesia mengadopsi sistem pertanian seperti ini, mungkin cerita soal import beras tak ada ceritanya lagi. Terutama bagi petani, yang bakal merasakan manfaatnya karena panen bisa tiga kali dalam setahun karena pendeknya waktu.Selain itu tenaga kerja muda, yang mungkin malu bekerja di sawah dan memilih ke luar negeri juga akan berkurang. Karena dengan menggunakan system pertanian modern hasil yang di dapatkan akan memuaskan. maka kenapa mesti keluar negeri? ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan Chang Kuo-An, jika sudah saat Indonesia menggunakan tehnologi modern dalam pertaniannya, karena jika tidak bakal ketinggalan dengan petani-petani dari negara lain. Yang karena ketertinggalan tersebut akhirnya sangat tak masuk akal, jika negara agraris sampai mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya. Kondisi memodernkan sarana pertanian di Indonesia sangat mungkin untuk diwujudkan mengingat kerbau dan sapi mulai ditinggalkan untuk membajak sawah dan lahan garapan pertanian yang tersedia juga masih cukup luas (meski telah berangsur-angsur berkurang karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian). Salah satu peralatan mesin pertanian yang akrab bagi petani di sawah adalah traktor pembajak sawah. Sejak traktor diterima oleh masyarakat petani maka banyak petani meski tidak membeli atau memiliki sendiri, ternyata banyak yang memakai jasa dengan cara menyewa. Kebanyakan sekaligus dengan jasa operator traktornyanya juga untuk membajak sawah mereka dengan lebih terampil, praktis dan mekanis. Mungkin bisa jadi memiliki alat ini dapat menjadi peluang bagus bagi para pemodal alih-alih membantu para petani dan membantu program pemerintah menuju swasembada beras. Jika sekarang petani sulit mendapatkan tenaga-tenaga yang mau bekerja di sawah, maka dengan mesin olah tanam ini semuanya dapat diatasi. Dengan menyewakan pada petani tentu menjadi peluang usaha bagi para petani besar yang lahannya luas, dan tentu saja dengan sekaligus menyiapkan operatornya. Permasalahannya tinggal menghitung berapa harga mesin ini dan kirakira sampai kapan dapat kembali modal. Perlu analisis usaha yang lebih detail lagi dalam memutuskannya.

CARA MEMANEN PADI

. Arah Memotong Memotong batang padi dengan golok, parang dkk dilakukan Dari arah Kanan Ke Kiri, karena ayunan tangan kanan saat memotong adalah dari kanan, maka Jika arah dibalik akan terasa tak nyaman. Dibayangkan saja biar jelas . 2. Cara menggenggam Batang Padi Nah. . . . Ini yang saya belum bisa. Dengan genggaman biasa hanya mampu 5-7 kelompok batang. Tapi dengan teknik ini, yaitu dengan menggunakan masing2 jari untuk mencengkram secara terpisah bukan menyatu seperti genggaman biasa. Pokoknya bisa lbh efektif 9-15 kelompok batang padi per genggaman. Hebat Bukan? 3. Batang Dicondongkan saat dipotong Dicondongkan kedepan. Bertujuan agar biji padi tidah kena muka. Karena biji padi masih terdapat semacam duri atau bulu kecil yang apabila kena kulit akan kegores dan iritasi juga gatal2. 4. Cara Menumpuk Setelah dipotong pastinya ditumpuk atau dikumpulkan. Itu tidak sembarangan, tapi ada teknik KHUSUS secara turun temurun [hahaha ]. Yaitu dibuat menyilang persekali tumpukan [dibuat silang pokoknya]. Tujuannya biar nanti mudah pas mau di EREK kalau basa NDESO nya . Wkwkwkwkwj.

Nah. . . . Semoga temen2 bisa lebih menghargai SEBUTIR NASI, Karena begitu susahnya usaha mereka

CARA MENANAM PADI


Hamparan sawah 1luas satu hektar, hanya memerlukan waktu tiga jam untuk menanam padi. Keadaan ini sungguh nyata terjadi jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan. Dengan cara tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen lebih memuaskan. Per hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah. Sistem pertanian modern di Taiwan menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei saat mengikuti arahan konsultan teknik Chang Kuo-An dalam perjalanan kunjungannya menemui para petani Taiwan beberapa waktu lalu.

Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang. Menurut Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa mencapai 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi. Namun jika menggunakan sistem tanam modern dari Taiwan ini, bibit padi di semai di sebuah wadah pot persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media tanam menggunakan campuran tanah humus, batu bata merah yang telah di haluskan dan sekam. Keberadaan batu bata merah halus dan sekam ini untuk menghemat tanah dan memberi pori-pori pernafasan bibit. Selanjutnya campuran padi dan pupuk di semaikan diatas media tanam.Hanya memerlukan waktu sembilan hari bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas lahan sawah. Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan sistem ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen, petani akan lebih diuntungkan dengan system ini. Keunggulan teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung mesin sehingga seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam. (Ilustrasi foto selengkapnya dapat mengunjungi ke tautan sumber tulisan di halaman web berikut : http://kdei-taipei.org/ ). Suhartono dalam kunjungannya juga sempat menjalankan mesin tanam padi.Menurutnya mesinnya mudah dijalankan, dan jika petani Indonesia menggunakan mesin ini, diharapkan Indonesia bakal menjadi negara surplus akan pangan. Mengingat lahan di Indonesia masih cukup luas sementara tak di manfaatkan dengan baik. Jika saja Indonesia mengadopsi sistem pertanian seperti ini, mungkin cerita soal import beras tak ada ceritanya lagi. Terutama bagi petani, yang bakal merasakan manfaatnya karena panen bisa tiga kali dalam setahun karena pendeknya waktu.Selain itu tenaga kerja muda, yang mungkin malu bekerja di sawah dan memilih ke luar negeri juga akan berkurang. Karena dengan menggunakan system pertanian modern hasil yang di dapatkan akan memuaskan. maka kenapa mesti keluar negeri? ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Chang Kuo-An, jika sudah saat Indonesia menggunakan tehnologi modern dalam pertaniannya, karena jika tidak bakal ketinggalan dengan petani-petani dari negara lain. Yang karena ketertinggalan tersebut akhirnya sangat tak masuk akal, jika negara agraris sampai mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya. Kondisi memodernkan sarana pertanian di Indonesia sangat mungkin untuk diwujudkan mengingat kerbau dan sapi mulai ditinggalkan untuk membajak sawah dan lahan garapan pertanian yang tersedia juga masih cukup luas (meski telah berangsur-angsur berkurang karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian). Salah satu peralatan mesin pertanian yang akrab bagi petani di sawah adalah traktor pembajak sawah. Sejak traktor diterima oleh masyarakat petani maka banyak petani meski tidak membeli atau memiliki sendiri, ternyata banyak yang memakai jasa dengan cara menyewa. Kebanyakan sekaligus dengan jasa operator traktornyanya juga untuk membajak sawah mereka dengan lebih terampil, praktis dan mekanis. Mungkin bisa jadi memiliki alat ini dapat menjadi peluang bagus bagi para pemodal alih-alih membantu para petani dan membantu program pemerintah menuju swasembada beras. Jika sekarang petani sulit mendapatkan tenaga-tenaga yang mau bekerja di sawah, maka dengan mesin olah tanam ini semuanya dapat diatasi. Dengan menyewakan pada petani tentu menjadi peluang usaha bagi para petani besar yang lahannya luas, dan tentu saja dengan sekaligus menyiapkan operatornya. Permasalahannya tinggal menghitung berapa harga mesin ini dan kirakira sampai kapan dapat kembali modal. Perlu analisis usaha yang lebih detail lagi dalam memutuskannya.

CARA MEMANEN PADI

. Arah Memotong Memotong batang padi dengan golok, parang dkk dilakukan Dari arah Kanan Ke Kiri, karena ayunan tangan kanan saat memotong adalah dari kanan, maka Jika arah dibalik akan terasa tak nyaman. Dibayangkan saja biar jelas . 2. Cara menggenggam Batang Padi Nah. . . . Ini yang saya belum bisa. Dengan genggaman biasa hanya mampu 5-7 kelompok batang. Tapi dengan teknik ini, yaitu dengan menggunakan masing2 jari untuk mencengkram secara terpisah bukan menyatu

seperti genggaman biasa. Pokoknya bisa lbh efektif 9-15 kelompok batang padi per genggaman. Hebat Bukan? 3. Batang Dicondongkan saat dipotong Dicondongkan kedepan. Bertujuan agar biji padi tidah kena muka. Karena biji padi masih terdapat semacam duri atau bulu kecil yang apabila kena kulit akan kegores dan iritasi juga gatal2. 4. Cara Menumpuk Setelah dipotong pastinya ditumpuk atau dikumpulkan. Itu tidak sembarangan, tapi ada teknik KHUSUS secara turun temurun [hahaha ]. Yaitu dibuat menyilang persekali tumpukan [dibuat silang pokoknya]. Tujuannya biar nanti mudah pas mau di EREK kalau basa NDESO nya . Wkwkwkwkwj.

Nah. . . . Semoga temen2 bisa lebih menghargai SEBUTIR NASI, Karena begitu susahnya usaha mereka

You might also like