You are on page 1of 27

Pengolahan Pasca panen Tanaman Obat

Suatu perlakuan pada hasil panen hingga produk siap dikonsumsi Umumnya : petani, pengumpul dan produsen tanaman obat ---hal terpenting hasil panen tinggi secara kuantitas. Penurunan kualitas akibat pengolahan pasca panen yg x tepat berdampak pada nilai ekonomis Penyebabnya keterbatasan pengetahuan dan modal
2

Solusinya
Memberikan penyuluhan intensif (Pemerintah/swasta), didukung teknologi tepat guna yang terjangkau para petani dan pengumpul tanaman obat

Bagian tumbuhan (bentuk, warna, bau dan rasa) berkaitan dg tanda2 atau penyebab penyakit yang dapat diobati
tumbuhan yg berwarna kuning diyakini dapat menyembuhkan penyakit kuning, tumbuhan yg rasanya sangat pahit dpt mengobati kencing manis

Pengalaman tsb disampaikan dari mulut ke mulut sampai sekarang --- empiris Peningkatan penggunaan bahan alam ini semakin populer --- negara berkembang -- negara maju. Seiring trend gaya hidup masyarakat dunia ---back to nature

Dipelopori ilmuan dg penelitian:


eksplorasi dan inventarisasi (dasar pengembangan obat herbal) botani, ekologi, arkeologi (jenis tumbuhan dan manfaatnya) --- bahan baku obat herbal farmakologi (pembuktian khasiat empiris secara ilmiah fitokimia (mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa aktif farmasetika (pengembangan formulasi; produk kosmetika, bahan tambahan makanan, suplimen)

Semua komponen ini bergantung pada aspek hulunya:


Teknik budidaya dan pengolahan pasca panen yg baik sehingga dpt menjamin kualitas dan kesinambungan bahan baku
6

Lemahnya pengembangannya di Indonesia disebabkan rendahnya kualitas bahan baku yg belum memenuhi persyaratan mutu
Minimnya hasil penelitian standarisasi bahan baku dan teknologi pasca panen Belum intensifnya kemitraan ant pemerintah dan industri Kurangnya bimbingan dan pembinaan petani/ pengumbul bahan baku ---pengelolaan hasil panen tidak optimal
7

Bahan baku industri obat umumnya berupa sebagian/seluruh tanaman yang telah dikeringkan --- simplisia Simplasia harus memenuhi persyaratan standar mutu yg telah ditetapkan sesuai kandungan senyawa aktif berkhasiat obat Syarat ini akan terpenuhi apabila perlakuan mulai dari penanaman hingga siap diolah di tingkat industri. Tiap tahap memberikan kontribusi yg berbeda terhadap parameter simplisia
8

Simplisia yg baik dan kadar senyawa aktif yg tinggi dan stabil


Budidaya Cara dan waktu panen Pengolahan hasil panen Penyajian sedian akhir
9

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik/kimia


Perubahan fisiologis bahan
umur tanaman kualitas simplisia hasil panen yg belum cukup umur masih mengalami perkembangan kand senyawa aktifnya belum optimal Kerusakan fisiologis : rimpang, biji dan buah Akibatnya nilai jual simplia rendah/tidak bernilai ekonomis Umur panen harus diperhatikansesuai yg dipersyaratkan
10

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik/kimia


Pencemaran mikroba patogen
Saat tan masih hidup Proses pembuatan simplisia Produk siap digunakan oleh konsumen

11

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik/kimia


Pencemaran mikroba patogen
Pencemaran mikroba patogen sangat tergantung pada bag tanaman yg digunakan Semakin jauh letak tan dari atas permukaan tanah tingkat pencemaran semakin kecil Biji dan daun pd tan tingkat tinggi tingkat pencemarannya paling rendah Diikuti bagian kulit kayu, batang dan biji dan daun tan rendah Tingkat pencemaran tertinggi adalah pada akar dan rimpang Hasil panen yg tercemar akan mengalami proses enzimatis sehingga menghasilkan senyawa yg bersifat racun (Mis: aflatoksin)
12

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik/kimia


Kerusakan penyimpanan
Tempat penyimpanan petani seringkali belum memenuhi persyaratan u/ menjamin kualitas hasil Berbeda dgn industri obat tradisional dan kosmetika umumnya memiliki gudang yg representatif u/ penyimpanan Faktor yg perlu diatur kelembaban dan cahaya Jenis serangga dan serangan tikus
13

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik/kimia


Kerusakan fisik
Cara pemanenan yg tidak benar (umur, waktu, bag tan yg dipanen) Pengangkutan hasil panen (melebihi kafasitas angkut) Kerusakan kimia Next.

14

15

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Kandungan air bahan
Simplisia yg belum dipanen berada dlm sistim tumbuhan hidup=== proses metabolisme (fotosintesis dan biosistesis) berbagai kandungan kimia yg dikatalisir enzim Produk fotosistesis adalah glukosa yg masuk keberbagai jalur biosintesis membentuk berbagai kandungan kimia Setelah panen, jalurnya sudah terputus
16

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Kandungan air bahan
Jika kadar air simplisia tinggi, enzim masih aktif. Berhubung substrat tidak ada lagi maka enzim tsb akan mengubah kand kimia yg telah terbentuk menjadi produk lain Yg mungkin tidak lagi mmlk efek farmakologi seperti senyawa aslinya Jika simplisia dikeringkan segera (kurang 10%) hal tsb tidak akan terjadi
17

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Kandungan air bahan
Beberapa jenis enzim perusak kandungan kimia:
hidrolase oksidase polimerase

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Pengaruh sinar ultra violet
Sinar UV pd cahaya matahari dpt merusak kandungan kimia bahan Rimpang temu hitam : senyawa turunan azulen Bunga kamilen : seny turunan chamazulen

19

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Faktor pemanasan
Jenis kand kimia utama yg perlu diperhatikan adalah minyak atsiri Jika suhu tinggi komponen penyusun minyak atsiri (terpenoid hidrokarbon) yg memiliki ttk didih rendah akan berkurang jika dikeringkan > 70oC

20

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kimia simplisia


Derajat keasaman (pH)
Untuk memperbaiki warna Pendidihan irisan rimpang (memutus mekanisme enzim sehingga proses biokimia terhambat Perubahan kimia dan fitokimia terhalang Kerugiannya sebagian minyak atsiri hilang, Warna bagus tapi kandungan kimia berkurang
21

Simplisia
Bahan alamiah yg dipergunakan sbg obat yg belum mengalami pengolahan Kecuali dinyatakan lain : bahan yg telah dikeringkan Berdasarkan bahan bakunya 3:
simplisia nabati simplisia hewani simplisia pelikan /mineral
22

Simplisia
Simplisia nabati
simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman

Simplisia hewani
simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat2 berguna yg dihasilkan o/ hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelikan
simplisia yang berupa bahan mineral yg belum dioleh /telah dioleh dg cara sederhana dan blm berupa zat kimia murni
23

Simplisia
Prosedur standar pengolahan tan obat menjadi simplisia bertujuan utk memenuhi persyaratan simplisia sbg bahan baku obat tradisional Terutama utk menjamin :
keseragaman senyawa aktif keamanan khasiat sediaan akhir
24

Senyawa aktif
Hasil metabolisme sekunder, yg kemudian disebut metabolit sekunder Metabolit sekunder ad : senyawa yg disintesis makhluk hidup (tumbuhan) yg bukan utk memenuhi kebutuhan dasarnya (tumbuh dan berkembang) Melainkan berfungsi utk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dlm berinteraksi dgn ekosistem
25

Fungsi metabolit sekunder


Alat pemikat serangga atau hewan lain; alat penolak terhadap berbagai gangguan (hama insekta, mikroba patogen atau hewan pemangsa) Sebagai alat pelindung thadap kondisi lingkungan yg ekstrim (adaptif, spesifik, variatif) Melainkan berfungsi utk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dlm berinteraksi dgn ekosistem
26

Kualitas metabolit sekunder dipengaruhi


Faktor internal
kualitas genetik umur tanaman

Faktor eksternal
agroklimat (kondisi lahan, iklim, ketinggian, hama dan penyakit, cekaman lingkungan; intensitas UV dan cemaran logam berat,

Melainkan berfungsi utk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dlm berinteraksi dgn ekosistem Waktu panen dan pengolah pasca panen berpengaruh pada kadar metabolit sekunder
27

You might also like