You are on page 1of 16

DRAFT ANGGARAN DASAR (AD) PMR SMKN 1 SAMPANG

BAB I NAMA, WAKTU, STATUS DAN KEDUDUKAN

Pasal 1 Perhimpunan ini bernama Palang Merah Remaja SMKN 1 Sampang disingkat PMR SMKN 1 Sampang. Pasal 2 PMR SMKN 1 Sampang dibentuk di Sampang pada tanggal 9 September 2011, didirikan untuk kurun waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3 PMR SMKN 1 Sampang adalah satu satunya organisasi kepalangmerahan yang berstatus Ekstrakulikuler dan disahkan dengan Surat Keputusan Kepala SMKN 1 Sampang. Pasal 4 PMR SMKN 1 Sampang berkedudukan di SMKN 1 Sampang.
BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 5 PMR SMKN 1 Sampang berasaskan Pancasila. Pasal 6 PMR SMKN 1 Sampang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia, apapun sebabnya dengan tidak membedakan agama, bangsa, suku bangsa, bahasa, warna kulit, jenis kelamin, golongan dan pandangan politik. BAB III PRINSIP DASAR

Pasal 7

1. PMR SMKN 1 Sampang sebagai anggota Gerakan Palang Merah indonesia dan Bulan Sabit
Merah Indonesia melaksanakan Prinsip-prinsip Dasar : a. b. c. d. e. f. g. Kemanusiaan Kesamaan Kenetralan Kemandirian Kesukarelaan Kesatuan Kesemestaan

2. Prinsip-prinsip dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dalam menyusun rencana, program, serta semua aktivitas di PMR SMKN 1 Sampang
BAB IV MANDAT, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 8 Mandat PMR SMKN 1 Sampang adalah menjalankan Tri Darma PMR di dalam Lingkungan SMKN 1 Sampang dan di Luar Lingkungan SMKN 1 Sampang menurut AD/ART PMI.

Pasal 9 Tugas Pokok dan Fungsi PMR SMKN 1 Sampang adalah: 1. Bertindak untuk dan atas nama SMKN 1 Sampang dalam pelaksanaan hubungan ke luar lingkungan SMKN 1 Sampang di bidang kepalangmerahan menurut AD/ART PMR SMKN 1 Sampang 2. Mempersiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bantuan penanggulangan bencana baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah 3. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kepalangmerahan yang diberikan oleh SMKN 1 Sampang. 4. Semua kegiatan PMR dijalankan dengan berpegang pada ketentuan peraturan yang berlaku di SMKN 1 Sampang.

BAB V LAMBANG DAN LAGU

Pasal 10 Lambang PMR SMKN 1 Sampang sebagai Perhimpunan Nasional adalah lambang palang merah Indonesia di atas dasar warna kuning dilingkar garis merah yang berbentuk perisai. Pasal 11 Lagu PMR terdiri dari Mars PMI dan Bakti Remaja.

BAB VI PELINDUNG, PEMBINA DAN DEWAN KEHORMATAN Pasal 12 Pelindung PMR SMKN 1 Sampang adalah Kepala SMKN 1 Sampang Pasal 13 Pembina PMR SMKN 1 Sampang adalah: 1. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di SMKN 1 Sampang 2. Guru yang ditunjuk oleh SMKN 1 Sampang untuk melakukan pembinaan kelompok dan anggota PMR SMKN 1 Sampang.

Pasal 14 1. Dewan Kehormatan adalah mantan Pengurus PMR SMKN 1 Sampang dan/atau tokoh masyarakat yang mempunyai komitmen terhadap Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. 2. Dewan Kehormatan diusulkan dan diangkat oleh Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang pada masing-masing tingkatan. 3. Dewan Kehormatan berfungsi sebagai Pembina yang dapat memberikan nasehat, arahan dan bimbingan kepada Pengurus PMR pada masing-masing tingkatan, baik diminta atau tidak diminta. 4. Jumlah Dewan Kehormatan sebanyak-banyaknya 5 orang. 5. Komposisi Dewan Kehormatan terdiri dari seorang Ketua dan Anggota.

BAB VII STUKTUR DAN KOMPONEN ORGANISASI Pasal 15 Stuktur Organisasi PMR SMKN 1 Sampang terdiri dari: 1. Kepala Sekolah Sebagai pelindung 2. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sebagai penanggung jawab 3. Pembina PMR Pasal 16 Komponen Organisasi PMR SMKN 1 Sampang adalah
1. 2. 3. 4. 5. Seorang ketua Seorang wakil ketua Seorang sekretaris Seorang bendahara Unit-unit: a. Bakti Masyarakat b. Ketrampilan, kebersihan, dan kesehatan c. Persahabatan d. Umum

BAB VIII MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 17 Musyawarah terdiri dari: Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang (MUSNIT) Musyawarah Unit Luar Biasa PMR SMKN1 Sampang (MUSNITLUB)

1. 2.

Pasal 18 1. 2. 3. Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang diadakan satu kali dalam kurun waktu satu tahun. Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya dua per tiga dari jumlah yang berhak hadir. Tiap keputusan pada`Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang diambil atas dasar musyawarah dan mufakat. Apabila tidak dapat diambil kesepakatan atas dasar musyawarah dan mufakat, keputusan diambil atas dasar suara terbanyak.

Pasal 19 1. Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di dalam PMR SMKN 1 Sampang. 2. Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang dihadiri oleh semua anggota aktif PMR SMKN 1 Sampang 3. Musyawarah Unit PMR SMKN 1 Sampang bertugas : a. Menilai Pertanggungjawaban Pengurus Inti selama masa baktinya b. Menentukan Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMR SMKN 1 Sampang untuk kurun waktu satu tahun mendatang c. Memilih Pengurus Inti PMR untuk masa bakti satu tahun mendatang d. Membahas hal-hal lain yang penting Pasal 20 Musyawarah Unit Luar Biasa dapat diselenggarakan:
1. Apabila Pengurus Inti tidak menyelenggarakan organisasi sesuai dg ketentuan AD / ART PMR SMKN 1 Sampang. 2. Untuk membahas masalah-masalah yang sangat penting dan luar biasa termasuk mengangkat Pengurus yang baru. 3. Berdasarkan keputusan Pengurus yang bersangkutan, atau berdasarkan usul tertulis sekurangkurangnya sepertiga dari utusan yang berhak hadir dalam Musyawarah Unit.

Pasal 21
Rapat adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh Pengurus yang terdiri dari : 1. Rapat Pleno Pengurus. 2. Rapat-rapat lainnya yang dianggap perlu. BAB IX HAK SUARA

Pasal 22 1. Hak suara adalah hak yang dimiliki oleh setiap Peserta Musyawarah Unit/Musyawarah Unit Luar Biasa dalam pengambilan keputusan. 2. Pengurus Inti hanya memiliki masing-masing 1 (satu) suara dalam Musyawarah Unit/Musyawarah Unit Luar Biasa

BAB X KEPENGURUSAN Pasal 23


Kepengurusan PMR terdiri dari : 1. Pengurus Inti. 2. Pengurus Bidang

Pasal 24 1. Pengurus inti PMR dipilih oleh Musyawarah Unit sebanyak 4 (empat) orang, terdiri dari : a. Ketua Umum. b. Wakil Ketua c. Sekretaris 1

d. Sekertaris 2 e. Bendahara 1 f. Bendahara 2 2. Ketua Umum dipilih untuk masa bakti selama 1 (satu) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya. 3. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas maka dapat menunjuk wakil ketua. 4. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, pelaksanaan tugas Ketua Umum dijabat oleh wakil ketua yang diputuskan dalam Rapat Pleno Pengurus.

Pasal 25 Pengurus Inti berkewajiban : 1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Melaksanakan keputusan Musyawarah Unit 3. Mengkoordinasikan, membina dan mengawasi seluruh kegiatan PMR SMKN 1 Sampang

Pasal 26 Pengurus Inti mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya pada Musyawarah Unit.

BAB XI KEANGGOTAAN

Pasal 27 1. Anggota PMR adalah pribadi-pribadi/individu yang memenuhi syarat sebagai anggota PMR. 2. Keanggotaan PMR terbuka bagi setiap siswa tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, golongan, warna kulit, jenis kelamin, bahasa dan pandangan politik. 3. Anggota PMR terdiri dari: a. b. c. Anggota Biasa; Anggota Luar Biasa; Anggota Kehormatan.

BAB XII PERBENDAHARAAN

Pasal 28 Yang dimaksud dengan perbendaharan PMR adalah seluruh harta kekayaan yang berupa uang, barangbarang bergerak, barang-barang tidak bergerak yang dimiliki PMR

Pasal 29 Pengurus Inti mempertanggungjawabkan perbendaharaan yang diperoleh, pengelolaan dan penggunaannya kepada Musyawarah Unit Pasal 30 1. Kekayaan PMR diperoleh dari:

a. b. c. d.

Kas Anggota yang di bayar tiap bulannya Bantuan/subsidi Sekolah Sisa Dana dalam sebuah kegiatan Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Sekolah.

2. Upaya-upaya untuk memperoleh Kekayaan PMR SMKN 1 Sampang sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Organisasi.

BAB XIII PEMBINAAN

Pasal 31 Pengurus PMR melakukan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang ke bawah dalam manajemen dan tertib organisasi. Pasal 32 1. Apabila seorang Pengurus melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga diberhentikan sementara berdasarkan Keputusan Pengurus Inti; 2. Anggota Pengurus Inti yang diberhentikan, diberi hak untuk membela diri pada Rapat Pleno Pengurus.

BAB XIV PEMBEKUAN KEPENGURUSAN

Pasal 33 1. Pengurus Inti PMR dapat dibekukan apabila tidak dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMR. 2. Untuk menjaga kelangsungan jalannya organisasi, Pengurus Inti PMR, menetapkan pelaksana tugas di PMR setelah berkonsultasi dengan Pembina 3. Pembekuan Pengurus hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pembina.

BAB XV PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 34 1. Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan secara tertulis kepada Pengurus Inti oleh Pengurus Bidang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah Unit.

2. Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan oleh Pengurus Inti dan sekurang-kurangnya sepertiga Anggota PMR

Pasal 35 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah oleh Musyawarah Unit dalam sidang yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah Anggota PMR. 2. Keputusan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah sah, apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 36 Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diberitahukan kepada Pembina.

BAB XVI PENUTUP

Pasal 37 1. Penjabaran dan ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. 3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak disahkan dan ditetapkan oleh Musyawarah Unit

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PMR SMK NEGERI 1 SAMPANG

BAB I NAMA, WAKTU, STATUS DAN KEDUDUKAN

Pasal 1 Penggunaan nama penuh Palang Merah Remaja maupun dengan singkatan PMR memiliki makna dan arti yang sama. BAB II PRINSIP DASAR DAN FUNGSI

Pasal 2 Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Remaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Anggaran Dasar adalah: 1. Kemanusiaan Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia yang terjadi dimana pun. Tujuan Gerakan adalah melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin penghargaan kepada umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia. 2. Kesamaan Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, ras, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah. 3. Kenetralan Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama atau ideologi. 4. Kemandirian Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional di samping membantu pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus menaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip Gerakan ini. 5. Kesukarelaan Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun. 6. Kesatuan Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah. 7. Kesemestaan Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai status yang sederajat serta berbagi hak dan tanggung jawab dalam menolong sesama manusia.

BAB III KEGIATAN POKOK

Pasal 3 Untuk memenuhi Azas dan mencapai Tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Anggaran Dasar serta sebagai penjabaran dari Mandat, Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 Anggaran Dasar, PMR melaksanakan kegiatan pokok: a. Pembinaan dan Pengembangan Organisasi. b. Penanggulangan Bencana termasuk Pemulihan Hubungan Keluarga. c. Pelayanan Sosial dan Kesehatan, termasuk Upaya Kesehatan Transfusi Darah. d. Penyebarluasan dan pengembangan aplikasi nilai-nilai kemanusiaan dan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta Hukum Perikemanusiaan Internasional. e. Pembinaan generasi muda dan relawan.

BAB IV LAMBANG DAN LAGU

Pasal 4 1. PMR menggunakan lambang PMI di atas warna Kuning sebagai tanda Pelindung. 2. PMR menggunakan lambang PMI di atas warna kuning di lingkari garis merah berbentuk perisai sebagai tanda Pengenal. 3. Penggunaan lambang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan nasional serta ketentuan-ketentuan penggunaan lambang yang berlaku bagi Perhimpunan Nasional.

Pasal 5 Bentuk, perbandingan ukuran dan arti lambang Palang Merah Remaja atau PMR adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 6 1. Mars PMI dan Bakti Remaja Musyawarah Unit. dikumandangkan dalam acara-acara resmi PMR terutama pada

2. Lirik dan Mars PMI dan Bakti Remaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran II Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB V PELINDUNG Pasal 7 (1) Pelindung dapat memberikan saran pertimbangan serta dukungan moril/materil kepada PMR di masing-masing tingkatan.

(2) Pengurus PMR memberikan laporan kepada Pelindung secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali sesuai dengan tingkatan organisasi.

BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 8

1. Kepala Sekolah melindungi setiap angota PMR 2. Wakil kepalah sekolah Bertanggung jawab atas semua tindakan PMR 3. Pembina PMR membina setiap kegiatan PMR

BAB VII KEPENGURUSAN Pasal 9 Syarat-syarat bagi seseorang calon Pengurus adalah: a. Siswa SMKN 1 Sampang yang setia pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; b. Belum pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi terlarang; c. Bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Garis-garis Kebijakan PMR d. Berpengalaman dalam berorganisasi; e. Bersedia mengabdi untuk memajukan PMR; f. Bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk organisasi; g. Tidak dibenarkan merangkap menjadi Pengurus pada tingkat kepengurusan PMR

Pasal 10 (1) Pengurus Inti mulai berfungsi setelah disahkan oleh Musyawarah Unit (2) Pengurus Bidang mulai berfungsi setelah mendapatkan Surat Pengesahan dari Pengurus Inti.

Pasal 11 (1) Serah terima antara Pengurus yang Lama dan Pengurus yang Baru harus dilaksanakan selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah pengesahan oleh Musyawarah Unit (2) Pada serah terima kepengurusan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas, wajib dilengkapi dengan berita acara serah terima yang mencakup Keuangan, Harta Kekayaan, Hutang Piutang, Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya.

Pasal 12 Dalam melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional, Pengurus Inti berkewajiban: a. Menjabarkan pokok-pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMR dalam bentuk program kerja tahunan;

b. Menetapkan peraturan pelaksanaan; c. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiatan kepalangmerahan di seluruh SMKN 1 Sampang melalui hubungan dan pendekatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan segenap jajaran PMR; d. Bekerjasama dengan Sekolah dalam mengembangkan kegiatan kepalangmerahan; e. Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan lainnya di tingkat PMI dalam rangka pengembangan kepalangmerahan; f. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Gerakan PMI; g. Melakukan hal-hal lain untuk kepentingan PMR.

Pasal 13 Dalam melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kerja Provinsi, Pengurus Provinsi berkewajiban: a. Menjabarkan pokok-pokok kebijakan, Rencana Strategis PMI dan Rencana Program Pokok dalam bentuk rencana kerja tahunan; b. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiatan kepalangmerahan di seluruh wilayah Provinsi melalui hubungan dan pendekatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan segenap jajaran PMI; c. Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dalam mengembangkan kegiatan kepalangmerahan; d. Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan lainnya di tingkat Provinsi dalam rangka pengembangan kepalangmerahan; e. Melakukan hal-hal lain untuk kepentingan PMI Provinsi.

Pasal 18 Dalam melaksanakan keputusan Musyawarah Kabupaten/Kota, Pengurus Kabupaten/Kota berkewajiban: a. Menjabarkan pokok-pokok kebijakan, Rencana Strategis PMI dan Rencana Program Pokok dalam bentuk rencana kerja tahunan; b. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiatan kepalangmerahan di seluruh wilayah Kabupaten/Kota melalui hubungan dan pendekatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan segenap jajaran PMI; c. Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dalam mengembangkan kegiatan kepalangmerahan; d. Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan lainnya di tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan kepalangmerahan; e. Melakukan hal-hal lain untuk kepentingan PMI Kabupaten/Kota.

Pasal 19 Pengurus Kecamatan berkewajiban: 1. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Pengurus Kabupaten/Kota;

2. Melakukan hubungan, pendekatan dan kerja sama dengan pemangku kepentingan di wilayah kerjanya.

Pasal 20 1. Pengurus Pusat menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepalangmerahan pada Musyawarah Kerja Nasional dengan tembusan kepada Pembina PMI. 2. Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota, dan Pengurus Kecamatan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepalangmerahan kepada Pengurus setingkat di atasnya dengan tembusan kepada Pembina PMI di masing-masing tingkatan.

BAB VIII KEANGGOTAAN

Pasal 21

(1) Anggota Biasa adalah mereka yang terdaftar dalam anggota PMR. (2) Anggota Luar Biasa adalah anggota yag sudah lulus dari SMKN 1 Sampang. (3) Anggota Kehormatan adalah mereka yang sudah Lulus dari SMKN 1 Sampang tapi masih aktif dalam perkembangan PMR dan dianggap telah berjasa memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap kemajuan PMR.

Pasal 22 Anggota Biasa mendaftarkan diri kepada Pengurus PMR dan Harus mengikuti DIKLATSAR PMR.

Pasal 23 Hak dan Kewajiban Anggota Biasa: (1) Hak Anggota Biasa adalah: a. Mendapat pembinaan dan pengembangan dari Pengurus PMR; b. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum/pertemuan resmi PMR; c. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah serta Rapat PMR; d. Memilih dan dipilih sebagai Pengurus PMR. (2) Kewajiban Anggota Biasa adalah: a. Menjalankan dan menyebarluaskan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; b. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan organisasi PMR; c. Mempromosikan kegiatan PMR; d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR; e. Menjaga nama baik PMR; f. Membayar uang iuran KAS PMR.

Pasal 24 Anggota Luar Biasa mendaftarkan diri kepada Pengurus PMR aktif.

Pasal 25 Hak dan Kewajiban Anggota Luar Biasa:

(1) Hak Anggota Luar Biasa adalah: a. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan PMR; b. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum/pertemuan resmi PMR. (2) Kewajiban Anggota Luar Biasa adalah: a. Menjalankan dan menyebarluaskan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; b. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMR; c. Mempromosikan kegiatan PMR; d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR; e. Menjaga nama baik PMR;

Pasal 26 Anggota Kehormatan diangkat dengan Surat Keputusan Pengurus Inti PMR berdasarkan usulan pembina.

Pasal 27 Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan: (1) Hak Anggota Kehormatan adalah: a. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum/pertemuan resmi PMR; b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR; c. Dipilih sebagai Pembina PMR. (2) Kewajiban Anggota Kehormatan adalah: a. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; b. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMR; c. Membantu mempromosikan kegiatan PMR; d. Menjaga nama baik PMR. Pasal 28 (1) Keabsahan sebagai Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan PMR dinyatakan oleh tercantumnya nama anggota yang bersangkutan dalam buku daftar anggota di PMR dan kepadanya diberikan kartu anggota. Pasal 29 Pembinaan Anggota dilaksanakan oleh Pembina.

Pasal 30 (1) Anggota PMR gugur keanggotaanya apabila yang bersangkutan: a. Berhenti; b. Diberhentikan; c. Meninggal dunia. (2) Anggota PMR dapat diberhentikan oleh pengurus PMR sesuai tingkatannya, apabila yang bersangkutan melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik PMR dan/atau di jatuhi hukuman pidana yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pasal 31 (1) Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan keanggotaan PMR ditetapkan oleh Pengurus Inti. (2) Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan iuran Anggota Biasa ditetapkan oleh Pengurus Inti.

BAB IX MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 32

Pimpinan Musyawarah adalah: 1. Presedium sidang dibantu oleh wakil presedium dan sekertaris 2. Presedium sidang dipilih dari Anggota aktif PMR yang Menjadi Peserta Musyawarah dan disepakati oleh sekurang-kurangnya dua pertiga peserta sidang. 3. Pimpinan Musyawarah dipilih setelah disahkannya Tata Tertib dan Jadwal Musyawarah.

Pasal 33 (1) Pengurus dinyatakan Demisioner setelah Laporan Pertanggung jawaban Pengurus yang bersangkutan diterima oleh Musyawarah. (2) Pengurus yang dinyatakan Demisioner menjadi peserta Musyawarah dan dapat menjadi Narasumber. (3) Kewenangan Pengurus Demisioner diatur lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.

Pasal 34 Pemilihan Pengurus dilaksanakan sebagai berikut: (1) Ketua Umum PMR, Wakil Ketua, Sekertaris 1, Sekertaris 2, Bendahara 1, dan bendahara 2 dalam Musyawarah Unit PMR. (2) Pengurus Inti PMR dipilih dalam musyawarah melalui sistem formatur.

Pasal 35 (1) Formatur adalah representasi dari peserta musyawarah yang dipilih dalam Musyawarah Unit yang bertugas membentuk susunan lengkap Pengurus PMR. (2) Formatur berjumlah ganjil sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang termasuk Ketua Umum Dan Wakil ketua. (3) Ketua Umum PMR langsung menjadi Ketua Formatur. (4) Hasil kerja Formatur Musyawarah Unit disampaikan pada sidang pleno musyawarah untuk mendapatkan pengesahan. (5) Hasil kerja Formatur Musyawarah Unit disampaikan paling lama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan pengesahan dari Pengurus PMR setingkat di atasnya.

Pasal 36 Pengurus Inti mengajukan Rancangan Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis untuk kurun waktu satu tahun berikutnya.

Pasal 37 Musyawarah dapat mengambil keputusan mengenai masalah-masalah penting lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

Pasal 38 Musyawarah Unit Luar Biasa dapat diadakan atas prakarsa Pengurus yang bersangkutan.

Pasal 39 Musyawarah Nasional Luar Biasa, dapat diadakan atas usul sepertiga jumlah Anggota PMR

Pasal 40 (1) Musyawarah Luar Biasa, harus jelas mencantumkan agenda yang bersifat luar biasa di dalam undangan. (2) Musyawarah Luar Biasa, adalah sah apabila dihadiri dua pertiga dari jumlah yang berhak hadir dalam Musyawarah Unit (3) Keputusan di dalam Musyawarah Luar Biasa diambil atas dasar Musyawarah mufakat, atau didukung sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah yang hadir sebagaimana dimaksud ayat (2). (4) Keputusan yang diambil dalam Musyawarah Luar Biasa sama kuatnya dengan keputusan yang diambil dalam Musyawarah Unit

Pasal 41 Rapat Pengurus: (1) Rapat Pleno Pengurus Inti dan Pengurus Bidang dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun yang disesuaikan menurut kebutuhan organisasi. (2) Rapat Pleno Pengurus Inti adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah Pengurus yang bersangkutan. (3) Apabila tidak memenuhi kuorum, maka Rapat Pleno diskors paling lama 1 (satu) jam. (4) Setelah diskors 1 (satu) jam rapat tidak memenuhi kuorom, Rapat Pleno tetap dilaksanakan dan segala keputusan yang diambil dalam rapat tersebut dinyatakan sah.

BAB X HAK SUARA

Pasal 42 (1) Untuk memberikan hasil suara yang proporsional, maka suara dalam Musyawarah Unit diberikan bobot suara. (2) Pengaturan terhadap bobot suara ditetapkan dalam tata tertib musyawarah pada masing-masing tingkatan.

BAB XI PERBENDAHARAAN

Pasal 43 Inventarisasi seluruh kekayaan PMR Ditempatkan Pada Markas PMR SMKN 1 Sampang

Pasal 44 (1) Hak atas harta kekayaan PMR Pusat berupa uang, barang bergerak dan barang tak bergerak , tidak dibenarkan dialihkan kepada pihak ketiga, kecuali diusulkan oleh Pengurus dan diputuskan pada Musyawarah Unit (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ayat (1) dan ayat (2) di atas diatur di dalam Petunjuk Operasional.

BAB XII PEMBEKUAN KEPENGURUSAN

Pasal 45 (1) Pembekuan Kepengurusan PMR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Anggaran Dasar dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengurus Inti dapat dibekukan oleh Musyawarah Nasional Luar Biasa; b. Pengurus Inti dapat membekukan Pengurus Bidang; (2) Dalam waktu tidak lebih dari enam bulan, Pengurus harus menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa untuk membentuk kepengurusan baru menggantikan kepengurusan yang dibekukan.

BAB XIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 46 Perubahan Anggaran Rumah Tangga mengikuti perubahan Anggaran Dasar.

BAB XIV PENUTUP

Pasal 47 (1) Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur dengan Peraturan Organisasi oleh Pengurus Pusat dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. (2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak disahkan dan ditetapkan oleh Musyawarah Unit.

You might also like