You are on page 1of 5

BAB II BATAKO

2.1. Bahan Dasar Material Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland dan air dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir. Batako difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan nonstruktural. Supribadi (1986: 5) mengatakan bahwa batako adalah semacam batu cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu. Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi. Dalam pembuatan batako pada umumnya bahan yang digunakan adalah pasir, semen dan air dengan uraian penjelasan sebagaimana berikut: -pasir di siapkan di campur dengan semen diratakan dengan cara mengaduk menjadi satu, -bila campuran pasir dan semen sudah rata maka di masukkan air sebagai bahan penyatu lebih lanjut. Air tidak boleh terlalu banyakcukup agar tidak encer. -bila sudah siap campuran tersebut maka sudah bisa di masukkan kedalam cetakan batako yang sudah di lumuri minyak agar tidak lengket dan mudah saat melepas cetakan tersebut.

2.2.

Portland Cement (PC)

Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan sifat kohesif yang digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) yang dipakai bersama dengan batu kerikil, pasir dan air. Portland semen merupakan bahan utama atau komponen beton terpenting yang berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan mengeras secara hidrolik.
Gambar no 2.2.1. Semen sebagai bahan pencampur.

Semen Portland adalah material yang mengandung paling tidak 75 % kalsium silikat (3CaO. dan 2CaO., sisanya tidak berkurang dari 5% berupa Al silikat, Al ferit silikat, dan MgO. Pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur yang paling terpenting dari Portland Cement adalah : 2SiO2SiO 1. 2. 3. 4. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2 Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2 Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3 Tetrakalsium Aluminoferit (CAAF) atau 4CaO.Al2O3.FeO3

Sifat kimia yang perlu mendapat perhatian adalah kesegaran semen itu sendiri. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit kesegaran semen. Dalam keadaan normal kehilangan berat sebesar 2% dan maksimum kehilangan yang diijinkan 3%. Kehilangan berat

terjadi karena adanya kelembaban dan karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap. 2.3. Pasir Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan semen untuk membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh terhadap sifat tahan susut, keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan bangunan campuran semen lainnya. Pada pembuatan batako ringan ini digunakan pasir yang lolos ayakan kurang dari 5 mm Gambar 2.3.1. Penambangan pasir (ASTM E 11-70) dan harus bermutu baik yaitu pasir yang bebas dari lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida dan garam sulfat. Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Menurut Persyaratan Bangunan Indonesia agregat halus sebagai campuran untuk pembuatan beton bertulang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam dan keras. 2. Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila lebih dari 5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu sebelum digunakan. Adapun yang dimaksud lumpur adalah bagian butir yang melewati ayakan berdiameter 0,063 mm. 3. Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak. 4. .Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca. 5. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk beton. (Wijanarko, W.2008) 2.4. Air Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan, harus berupa air bersih dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat menurunkan kualitas batako. Menurut PBI 1971 persyaratan dari air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan adalah sebagai berikut: a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tiak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahanbahan organik atau bahan lain yang dapat merusak dari pada beton. b. Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke Laboratorium Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana yang dipersyaratkan. Gambar no 2.4.1 mesin cetak c. Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

2.5.

Proses Pembuatan Batako

Proses produksi batako dan paving block menggunakan bahan baku yang terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75:20:5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986 Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai berikut:

..?

1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin seper ti

Gambar no.2.5.1.

Gambar no 2.5.2

2. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk (Gambar no 2.5.2) dan setelah rata ditambahkan air. 3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang me rata dan siap dipakai. 4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat). 5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak seperti pada Gambar d samping ini. 6. Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak. 7. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati sehingga batako atau paving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya. 8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara dianginanginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi. Hasil produksi batako/paving block sebelum dipasarkan harus menjalani pengujian mutu yang meliputi : a.pengujian ukuran dan tampak luar; b.pengujian daya serap, dan c. pengujian kuat tekan Batako/paving block yang dihasilkan dengan sistem produksi ini mempunyai kelebihan bentuk cetakan lebih bagus, permukaan lebih rata dan pori-porinya lebih rapat sehingga kuat tekan dan tegangan tekannya lebih tinggi serta tidak mudah retak. Di samping itu dengan sistem produksi ini skala produksi harian dapat ditingkatkan dari 200-250 buah batako/hari (dengan sistem produksi manual) menjadi 650 buah batako setiap harinya. Untuk produksi paving block dapat ditinglcatkan dari 20 m2/hari (sistem manual) menjadi 40 m2/hari. Keuntungan lain yang bisa didapat dari sistem produksi barn itu ialah menurnnnya tingkat produk cacat dari 35% menjadi20%.

2.5.1. Spesifikasi Teknik Batako Hasil penelitian laboratorium yang pernah dilakukan untuk batako berumur 28 hari diperoleh berat fisik rata-rata sebesar 12,138 kg, densitas rata-rata sebesar 2,118 gr/c, penyerapan air sebesar 12,876% dan kuat tekan rata-rata sebesar 1,97 MPa (Darmono, 2009). Berdasarkan PUBI 1982, sesuai dengan pemakaiannya batako diklasifikasikan dalam beberapa kelompok sebagai berikut : 1. Batako dengan mutu A1, adalah batako yang digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindungi dari cuaca luar. 2. Batako dengan mutu A2, adalah batako yang hanya digunakan untuk hal-hal seperti dalam jenis A1, tetapi hanya permukaan konstruksi dari batako tersebut boleh tidak diplester. 3. Batako dengan mutu B1, adalah batako yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindungi dari cuaca luar ( untuk konsruksi di bawah atap). 4. Batako dengan mutu B2, adalah batako untuk konstruksi yang memikul beban dan dapat digunakan untuk konstruksi yang tidak terlindungi. (Darmono, 2009)

Gambar tabel bataco dan paving serta kuat tekan

2.5.2.

Aplikasi Pemakaian Material

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive). Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding. Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari batako sangatlah banyak d gunakan seperti contoh:

a. Pasangan dinding dalam pembangunan pabrik b. Pasangan dinding sebagai pagar pembatas atau sekat. c. Pasangan dinding dalam pembangunan rumah baik rumah sederhana maupun menengah. Berikut gambar aplikasi dalam pelaksanaan.

Gambar bataco pada aplikasi pembuatan rumah tinggal

Gambar pemasangan bataco oleh pejabat pemerintah

You might also like