You are on page 1of 18

Teknik Pembudidayaan Sayuran Dengan Sistem Hidroponik 1.

Pengertian dan Pengenalan Hidroponik Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah,nutrisi yang diperlukan tanman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen. Hidroponik merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk becocok tanam. Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-akhir ini tanaman yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanman buah dan sayur karena dilihat dari segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan keuntungan yang lumayan. Selai itu, kualitas dan kuantitas produksi / hasil panen lebih tinggi dibanding dengan media tanah. Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk budidaya hidroponik adalah dimana saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah kita. Karena hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak perlu khawatir hasil panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau tanaman hidroponik dari rumah. Terdapat 6 dasar dari sistem hidroponik, yaitu : Sistem Sumbu (Wick), Sistem Kultur Air (Water culture), Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain), Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation), Sistem NFT (Nutrient film technique), dan Sistem Aeroponik.

A.

Sistem Sumbu (Wick)

Sistem Sumbu(Wick) (Gambar 1) adalah tipe hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini adalah sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan nutrisi diserap oleh media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkan daya kapilaritas sumbu). Sistem ini dapat menggunakan bermacam-macam media tanam, diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut Kelapa. B. Sistem Kultut Air (Water Culture)

Sistem Kultur Air (Water culture) (Gambar 2) adalah sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya dibuat dari styrofoam dan mengapung langsung di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan 1

udara melalui batu angin yang membuat banyak gelembung udara dalam larutan nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman. C. Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow/Flood and Drain)

Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain) (Gambar 3) adalah sistem yang cocok untuk digunakan bersama berbagai macam media tanam. Seluruh wadah pertumbuhan dapat diisi dengan batu-batuan, kerikil, atau butiran rockwool. Kebanyakan orang menggunakan pot-pot satuan yang diisi dengan media tanaman, hal ini memudahkan untuk memindahkan tanaman dan memasukkan tanaman ke dalam sistem. D. Sistem Irigasi Tetes

Sistem Irigasi Tetes (Gambar 4) merupakan sistem yang paling luas digunakan di dunia. Pengoperasiannya mudah, pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur waktu menyalakan pompa dan larutan nutrisi menetes pada pusat tiap tanaman dari selang penetes kecil. Pada sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung kembali ke dalam tandon untuk dipakai kembali. Untuk sistem terbuka larutan nutrisi yang berlebihan tidak diserap kembali. E. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem NFT (Nutrient Film Technique) (Gambar 5) adalah sistem yang dipikirkan orang ketika mereka mendengar kata hidroponik. Sistem NFT mempunyai aliran larutan nutrisi konstan, sehingga tidak lagi dibutuhkan pengatur waktu untuk menyalakan pompa rendamnya. Larutan nutrisi dipompakan ke wadah pertumbuhan (umumnya berbentuk tabung) kemudian mengalir melalui akar tanaman, dan kembali ke tandon. Umumnya tidak dipakai media tanam lain selain udara, sehingga menghemat penggantian media tumbuh setiap selesai panen satu produk. Umumnya tanaman ditahan oleh keranjang plastik dengan akar menjuntai ke dalam larutan nutrisi. F. Sistem Aeroponik Sistem Aeroponik (Gambar 6) adalah sistem hidroponik yang menggunakan teknologi tinggi. Seperti pada sistem NFT diatas, media tanamnya udara. Akar-akar menggantung di udara dikabutkan oleh larutan nutrisi. Pengabutan ini biasanya dilakukan setiap beberapa menit sekali. Karena akar-akar terekpos di udara seperti pada sistem NFT, akar-akar bisa cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu.

Sebuah timer mengontrol pompa larutan nutrisi seperti pada tipe-tipe sistem hidroponik lainnya yaitu sistem aeroponik memerlukan timer dengan perputaran singkat yaitu beberapa detik dalam dua menit sekali. Hidroponik terutama dengan sistem aeroponik mempunyai prospek yang sangat baik karena dapat mempersingkat umur panen dan produktivitas tanaman cukup tinggi (Sutiyoso,2003). Selain itu hemat dalam pemakaian air jika dikelola secara baik dan benar. Selain memiliki keunggulan, sistem hidroponik terutama sistem aeroponik memiliki kerugian, seperti (anonim, 2008) : Membutuhkan biaya tambahan untuk pengendali waktu, sistem irigasi, pompa, serta jadwal perawatan, yang jumlahnya cukup besar yakni mencapai jutaan bagi petani (growers) pada umumnya. Pada sistem aeroponik konvensional yang menggunakan pompa dan nozzle untuk mendapatkan efek penyemprotan spray, tekanan pompa yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan mineral pada nozzle dan penyumbatan, sedangkan bila tekanan pompa rendah akan menyebabkan penurunan kecepatan penyerapan nutrisi. Pada saat nozzle tersumbat atau terjadi kerusakan sistem aeroponik, maka tanaman mengalami kerusakan dalam pertumbuhannya.

2. Sejarah Hidroponik Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor. Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi. Saat ini ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang hidroponik. Antara lain:PT.Saung Mirwan,Parung Farm,PT.Joro,Putri Segar,Amazing Farm,PT.Bandung Farmer Internasional,dan HMI Fruits & vegetables.

3. Teknik Pembudidayaan Hidroponik A. Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5.

Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman : Media untuk persemaian atau pembibitan Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa. Media untuk tanaman dewasa Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.

B.

Benih

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain. C. Peralatan Budidaya Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah : 1. Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.

2. Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman. 3. Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban 4. Ayakan pasir untuk mengayak media semai 5. Handsprayer untuk penyiraman 6. Centong pengaduk media 7. Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai 8. Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant 9. Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman 10. Ember penyiram

D.

Pelaksanaan/Langkah-langkah

D.1 Persiapan Media Semai D.1.1 Membuat Kotak Semai Kotak semai dibuat untuk menyemai tanaman / bibit tanman yang akan di hidroponik. Pembuatan kotak semai tidak telalu sulit dan juga tidak memerlukan alat dan bahan yang susah dicari. Kotak semai dapat dibuat dari papan berukuran panjang cm dan tinggi 5 cm. Setelah menyiapkan kotak semai kita akan membuat tungku pembakar. Tungku pemakar ini berfungsi untuk membuat sekam akan digunakan untuk media hidroponik. Tungku pembakar dapat dibuat dari kaleng roti yang sisinya dilubangi agar nyala api bisa keluar. Setelah tungku dibuat, kita akan membuat arang sekam yaitu media hidroponik yang sekam sebagai bahannya dapat diperoleh dari penggilingan padi. Langkah membuatnya : 1. Bahan bakar (kertas,kayu) diisikan dalam tungku pembakar. 2. Kemudian tungku pembakar ditimbun dengan sekam hingga yang tersisa pipa yang ada di atas tungku. 3. Bahan bakar dinyalakan. 4. Sekan akan ikut terbakar kemudian sekam dibalik agar tidak menjadi abu dan sekam rata menajdi arang. 5. Setelah merata sekam yang telah menjadi arang disemprot dengan air. 6. Setelah dingin sekam siap digunakan. 100 cm, lebar 15

7. Selain sekam media hidroponik juga diperlukan pasir steril, yaitu pasir yang telah dicuci dalam suatu wadah,ditiriskan kemudian dijemur sampai kering.

D.2 Persemaian D.2.1 Menyiapkan Benih Benih yang akan ditanam secara hidroponik misalnya tomat dan cabai. Dipilih benih yang bermutu tinggi. Agar hasil yang didapat maksimal dan pertumbuhannya tidak terhambat. Benih dapat ditemukan di toko pertanian. Kemudian benih yang telah dipilih dimasukkan dalam pestisida (larutan) agar terhindar dari gangguan jamur yang menyebabkan benih tidak tumbuh, larutan dnegan konsentrasi 0,02% (2cc/liter) selama 15 menit. D.2.2 Menyemai Kotak semai diisi dengan media arang sekam & pasir kemudian dibuat lubang benih sedalam 0,5 cm dengan jarak 4 cm.

D.2.3 Perawatan Agar pertumbuhan bibit selama persemaian sempurna, kita harus merawatnya dengan baik, seperti : 1. penyiraman bibit agar tidak kering 2. pembersihan dai rumput. 3. Penyiraman ini dilakukan sampai bibit berumur 15 hari.

D.2.4 Penyiraman Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut: Penyiraman manual Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :

Pada masa persemaian Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer. Pada masa pembibitan Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara. Pada masa pertumbuhan dan produksi Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya. Penyiraman otomatis Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.

D.2.5 Pemindahan Bibit Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga. Bibit yang berumur 15 hari sudah dapat dipindahkan kedalam pot kecil. Bibit yang baik memiliki ciri-ciri : warna daun hijau,bentuk batang lurus dan kekar,bibit tidak diserang hama/penyakit. Bibit yang dipilih dipindahkan kedalam pot satu pot satu bibit. Pot bisa menggunakan gelas air mineral. Bibit yang telah dipindah dirawat sampai berumur 30 hari.

D.3 Penanaman Penanaman dapat menggunakan polybag. Yaitu yang digunakan untuk penanaman yang terbuat dari bahan plastik. Polybag yang digunakna berukuran 30 x 35 cm kemudian di isi arang sekam dan pasir sebanyak bagian kemudian pot kecil dari gelas air mineral di buka. Usahakan agar media tanam ikut dimasukkan kedalam polybag.

Setelah dipindah, kita akan segera membuat larutan nutrisi,karena budidaya hidroponik menggunakan bahan makanan beupa larutan nutrisi. Larutan diperlukan tanaman secara kontinu. Oleh karena itu, larutan nutrisi dibuat dalam jumlah cukup,sebagian diperlukan tanaman/dibeikan,sebagian merupakan stock (persediaan). Macam-macam larutan nutrisi menurut pengelompokkan pembeian pada tanaman adalah : stock A

- Ca (NO3).4H2O (Kalsium Nitrat) - HNO3 (Asam Nitrat) - FeSO4 (Ferrum Sulfat) Stock B

- H3PO3 (Asam Phospat) - KNO3 (Kalium Nitrat) - KH2PO4 (Kalium Hidrogrn Phospat) - MgSO4 (Magnesium Sulfat) - H3BO3 (Asam Borat) - (NH4)6Mo7O4 (Amonium Molibdat) - ZnSO4 (Seng Sulfat) - CuSO4 (Kupri Sulfat) - K2SO4 (Kalium Sulfat) - Stock C - CO (NH3) (Urea)

D.4 Perawatan D.4.1 Pemberian Nutrisi Nutrisi diberikan dengan interval 3 kali sehari yaitu pagi hari, dari pukul 06.00 08.00, siang hari pukul 12.00 13.00 dan sore hari pukul 15.00 16.00 sebanyak 1 liter tiap tanaman. D.4.2 Pengajiran Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak keatas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.

Cara pengajiran : - Mengikat batang tanaman (dibawah daun pertama) - Melilitkan tali kasur pada batang tanaman. D.4.3 Pemangkasan tanaman Pemangkasan yaitu memotong bagian tanaman yang terganggu oleh hama dan penyakit, dilakukan setiap 2 kali sehari. Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. D.4.4 Pengikatan Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami). D.4.5 Penjarangan bunga (pada sayuran buah) Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga. D.4.6 Pengendalian hama dan penyakit Agar tanaman tidak terserang penyakit & merusak tanaman, ada baiknya kita menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit. Jika kita memantau tanaman setiap hari, kita akan segera tahu tanaman yang tekena hama & penyakit. Dan kita segera bertindak dengan cara membuang bagian yang terserang hama & penyakit. Jika sudah tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan dengan cara penyemprotan.

D.5 Panen Panen harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil panen. Sebagai contoh tomat yang akan digunakan untuk sayur biasanya dipanen pada waktu masih muda, sedangka tomat yang dikomsumsi untuk buah dipanen pada saat tomat sudah masak. Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu

yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.

Pembudidayaan Sayur Bayam Dengan Sistem Hidroponik 1. Botani Bayam (Amaranthus Sp.) Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman sayuran yang termasuk dalam divisi Magnoliophyta, kelas Magnolipsida, ordo Caryophyllales, family Amaranthaceae, dan genus Amaranthus. Genus ini terkenal dengan pertumbuhan generatif (menghasilkan benih). Namun, ada beberapa spesies yang digunakan sebagai tanaman sayuran daun, seperti A. tricolor, A. lividus, A. gangeticus, A. blitium, A. hybrydus, dan A. viridis (Susila 2006). Bayam berasal dari Amerika Tropic. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropics seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 mdpl (meter dari permukaan laut), tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tuumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya cukup panas (Susila 2006). Tanaman ini merupakan herba setahun dengan perawakan tegak atau agak condong. Tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah dan berair. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau, merah, atau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulil (Susila 2006). Bayam yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran dikenal dengan bayam cabutan atau bayam sekul. Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hiijau biasa, bayam merah (Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang warna hijau keputihputihan. Selain A. tricolor, terdapat bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam kotok/bayam tanah (A.blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A.hybrizdus. sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar (Susila 2006).

10

2. Langkah-langkah Budidaya bayam dengan sistem Hidroponik Budidaya bayam (Amaranthus sp.) dengan sistem hidroponik menggunakan teknik aeroponik. Sebelum dilakukan proses produksi, terlebih dahulu sarana pendukung seperti GH (Greenhouse), jaringan irigasi, nutrisi, benih, media tanam, pompa air (Water pump), pengatur waktu (timer), bak bedengan untuk proses pembesaran tanaman dan penyemaian harus disiapkan. Proses budidaya bayam meliputi kegiatan penyemaian, pembesaran, pemeliharaan, pemanenan, dan penanganan pasca panen. Penyemaian Penyemaian benih dilakukan pada media kerikil dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique), dengan luas bedengan 1,65 m, panjang bedengan 10 m, ketebalan media (kerikil) 2 cm. Pada bagian bawah kerikil diberi lapisan plastik sebagai lapisan kedap air yang berfungsi sebagai penampung nutrisi atau unsur hara yang dialirkan pada penyemaian tersebut. Sebelum benih bayam ditebar terlebih dahulu media harus dibersihkan dari cendawan setelah itu media dibersihkan dan dialirkan nutrisi dari pipa paralon yang terhubung dengan bak nutrisi atau bak penampung nutrisi utama. Pengaliran unsur hara ini dilakukan dengan pompa air (otomatis), hingga seluruh media basah dan cukup tergenang, maka benih bayam dapat ditebar. Penyebaran dilakukan secara merata dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Cara ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan memudahkan bibit yang tumbuh dapat menerima cahaya matahari yang cukup dan merata. Setelah benih ditebar, bedengan ditutup dengan plastik guna mempercepat perkecambahan dan menghindari serangan OPT. Waktu perkecambahan benih bayam adalah 13-15 hari. Setelah bibit tumbuh dengan baik maka dapat dilakukan pemindahan pada bedengan pembesaran. Pembesaran Setelah proses penyemaian selama 13-15 hari bibit bayam siap untuk dipindahkan pada bedengan pembesaran dengan ukuran bak bedengan pembesaran 8 x 1 m dengan ketinggian 30 cm dari permukaan tanah. Sebelumnya bibit tersebut telah dibungkus dengan rockwool yang nantinya akan dipindahkan ke bak pembesaran produksi yang menggunakan sistem aeroponik.

11

Setelah bibit dibungkus dengan rockwool sebagai media, pada bagian pangkal akar, bibit yang telah dibungkus kemudian ditempatkan menggunakan wadah agar-agar yang biasa disebut jelly cup., Setelah itu jelly cup yang telah berisi tanaman bayam ditempatkan pada styrofoam yang terdiri dari 81 lubang dengan jarak per lubang 4 cm, diameter lubang disesuaikan dengan ukuran jelly cup. Setelah itu styrofoam diletakan diatas bak pembesaran yang telah dilapisi dengan plastik yang bertujuan menampung sisa larutan nutrisi yang disemmprotkan pada akar dan dialirkan lagi ke bak penampungan nutrisi agar nutrisi tidak terbuang cuma-cuma. Bak pembesran telah dilengkapi dengan sistem irigasi dimana jaringan irigasi meliputi pipa utama dan pipa sekunder/pipa lateral. Pipa utama menggunakan pipa PE dengan diameter 20 mm yang dihubungkan dengan bak penampungan utama, pompa air, dan alat pengatur waktu penyiraman (timer). Alat pengatur penyiraman ini yang akan mengatur lamanya penyiraman pada akar tanaman yang dapat disesuaikan. Pipa sekunder /pipa lateral menggunakan pipa PE berdiameter 13 mm yang dimasukkan kedalam bak dengan posisi melintang setinggi 10 cm dari dasar bak, dan sepanjang pipa lateral ini dipasang spray jet dengan jarak 75 cm. Pemeliharaan Selama masa penanaman sangat penting untuk melakukan perawatan terhadap tanaman meliputi pengendalian organisme penggangu tanaman dan penyakit tanaman, menjaga kepekatan kandungan unsur hara dalam larutan, dan kecepatan curah/kecepatan volume pengaliran larutan nutrisi. Pengendalian terhadap OPT dilakukan secara manual tanpa menggunakan pestisida. Kontrol dilakukan secara berkala, pengontrolan ini dilakukan dengan teliti dan teratur sehingga hama penyakit dapat dengan cepat diketahui dan dilokalisir dengan baik. Pengontrolan terhadap kepekatan kandungan unsur hara sangat penting dilakukan setiap saat. Larutan unsur hara harus memiliki kepekatan sekitar 2 mS/cm dimana kandungan haranya masih terjaga. Kontrol dapat dilakukan dengan menggunakan EC meter atau secara manual dengan melihat keadaan fisik dari larutan pupuk (kekentalan larutan) dan keadaan fisik tanaman (tanaman yang kekurangan nutrisi dapat dilihat dari daun yang mulai menunjukan perubahan warna agak kekuning-kuningan) Kenaikan pada larutan EC tidak boleh terlalu drastis karena sangat mempengaruhi metabolisme tanaman. Pengaruhnya sangat signifikan pada tanaman dewasa. Penurunan EC yang drastis menyebabkan daun-daunnya menjadi kaku dan sulit tumbuh yang

12

disebabkan kandungan unsur hara terlarut sangat sedikit. Besarnya kenaikan dan penurunan EC harus dapat dijaga seminimal mungkin. Ketersediaan unsur hara bagi tanaman juga ditentukan oleh derajad keasaman larutan (pH larutan). Derajad keasaman menunjukan tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman. Derajad keasaman/pH yang terlalu tinggi dapat menggangu penyerapan unsur-unsur mikro oleh tanaman. Sedangkan pH yang rendah juga akan menggangu penyerapan unsur-unsur hara makro seperti N,P dan K. Derajad keasaman yang cocok bagi penyerapan unsur hara oleh tanaman adalah 6,3-6,5 (Roberto 2004). Nutrisi yang digunakan dalam proses produksi di Parung Farm adalah A-B mixed yang diramu sendiri oleh Parung Farm dengan perbandingan 5 ml pekatan A + 5 ml pekatan B dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 (satu) liter air. Kecepatan atau debit pengaliran larutan unsur hara harus diperhatikan dengan baik. Pengontrolan dilakukan terhadap alat-alat yang terkait dengan penyiraman seperti kondisi pompa, timer, pipa utama, pipa lateral, filter dan emiter. Semakin pelan debit penyiraman larutan hara maka penyerapan nutrisi terhadap tanaman akan semakin lama dan berpangaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sistem penyiraman dengan teknik hidroponik dilakukan secara kontinu dan diskontinu. Hasil semprotan membentuk butiran-butiran air yang diatur melalui emiter. Penyiraman dilakukan dengan memerhatikan tingkat keterjangkauan penyiraman sampai ke akar tanaman. Hal ini bertujuan memaksimalkan daya semprot emiter. Pemanenan Pemanenan dapat dilakukan apabila tanaman bayam telah memiliki bobot maksimal. Bobot ini didapat apabila daun sudah banyak dan daun termuda sudah memendek atau menjelang tanaman beralih dari fase vegetatif ke fase generatif, atau sesuai dengan permintaan pasar. Apabila tanaman menunjukan adanya inisiasi pembungaan maka panen di anggap terlambat. Proses pemanenan dapat dilakukan pada pagi atau sore hari antara jam 06.30 09.30 dan 15.30 16.30. Pemilihan waktu ini dilakukan karena pada waktu tersebut sinar matahari tidak begitu terik sehingga hasil panen tidak mengalami fluktuasi suhu yang berarti. Fluktuasi suhu yang besar dapat menurunkan kadar air dan kualitas hasil panen secara drastis. Proses pemanenan dilakukan secara hati-hati, teliti dan cepat.

13

Satu meter persegi styrofoam dapat menghasilkan sayuran bayam dengan bobot 1,5 Kg. Pemanenan dapat dilakukan secara merata pada satu lembar styrofoam jika pertumbuhan tanaman baik dan merata. Namun, jika pertumbuhannya tidak merata maka pemanenan dilakukan dengan cara panen pilih. Tanaman yang layak dipanen akan dipanen, sedangkan bagi tanaman yang pertumbuhannya belum optimal/rusak maka ditanam ulang/diganti dengan tanaman baru.

14

Cara Menanam Kangkung Hidroponik

Kangkung merupakan tanaman air, walau begitu kita dapat menanamnya di lahan kering seperti dihalaman rumah atau juga secara hidroponik. Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. Kangkung merupakan sejenis tumbuhan dan termasuk jenis sayur-sayuran serta di tanam sebagai makanan. Kangkung dapat dengan mudah didapat dipasar-pasar. Kangkung banyak dijumpai di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang bisa dijumpai hampir diseluruh kawasan terutama di kawasan berair.

Berikut ini adalah cara menanam kangkung hidroponik, menanam kangkung dengan cara hidroponik ini dapat anda lakukan di halaman rumah anda dan juga tidak memerlukan tanah yang luas. Bahan dan alat menanam kangkung hidroponik : Bibit kangkung

Sekam atau pasir Baskom atau pot 2 buah ( 1 pendek dan 1 tinggi ) Cutter untuk memotong styrofoam Pinset untuk mengambil bibit kangkung Air Styrofoam

Cara pembibitan kangkung untuk hidroponik : Siapkan satu buah baskom atau pot sebagai media tanam bibit. gunakan yang pendek Media tanam yang digunakan adalah sekam, biarkan sekam dalam keadaan basah dan tidak perlu dicuci. Bila anda ingin menggunakan pasir sebagai media tanam, maka pasir tersebut mesti dicuci terlebih dahulu seperti beras. Buatlah baris baris pada sekam, beri jarak 2 cm dengan ukuran 1 cm. Tebarkan biji kangkung kedalam baris baris pada sekam, jangan sampai bertumpuk tumpuk. Tutup kembali biji dengan sekam hingga semua biji tertutup dan tidak terlihat. Setelah 3 hari, jemur media tanam dibawah sinar matahari. Tanaman kangkung akan mulai terlihat dalam waktu 5 hari.

15

Cara menanam kangkung hidroponik : Siapkan satu buah baskom atau pot sebagai media tanam kangkung. Gunakan yang tinggi. Isikan baskom atau pot dengan air, jangan sempai penuh. pH air yang digunakan harus netral, gunakanlah air sumur jangan air pam. Ambil styrofoam, potonglah sesuai ukuran baskom atau pot yang di gunakan. buatlah lubang di styrofoam masing masing dengan ukuran diameter 1 cm untuk tempat menanam kangkung. Letakan styrofoam diatas air dalam baskom atau pot Ambil bibit kangkung yang sudah berusia 5 hari dengan menggunakan pinset. cuci terlebih dahulu akar kangkung dalam air dengan menggoyangkan secara perlahan akar dalam air. Masukan kedalam lubang styrofoam yang telah disediakan dalam baskom. Jangan lupa selalu periksa ketersediaan air didalam baskom atau pot dan pastikan juga terbebas dari hama tanaman. Kangkung dapat di panen dalam waktu 25 hingga 30 hari sejak ditanam di mediatanam kangkung Anda dapat menyiapkan media tanam sesuai dengan yang anda inginkan, untuk media pembibitan cukup satu baskom atau pot saja. Kangkung yang di hasilkan dapat anda jual sebagai usaha rumahan maupun anda sajikan pada keluarga tercinta sebagai sumber gizi.

16

Hidroponik memerlukan pupuk atau nutrisi khusus sebagai sumber unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditanam secara hidroponik dimana tanah tidak digunakan sebagai media tanam. Nutrisi Hidroponik ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang berupa hara makro N, P, K, Mg, Ca dan S maupun hara mikro Fe, Mn, Zn, B, Cu dan Mo. Adapun H, C dan O didapat dari udara dan air. Nutrisi Hidroponik ini diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis tanaman seperti tanaman Paprika, Tomat, Melon, Sayuran Daun ( Selada, Pakcoy, Caisim, Bayam, Horenzo dsb) , Stroberi, Mawar, Krisan dan lain-lain. Komposisi menggunakan garam-garam mineral yang larut dalam air secara sempurna sehingga tidak menyebabkan drip irigasi tetes tersumbat. Dikemas dalam kantong plastic sehingga mudah dalam transportasi. Satu set Nutrisi Hidroponik terdiri dari dua bagian yaitu BAGIAN A untuk membuat Larutan Stok A dan BAGIAN B untuk membuat Larutan Stok B. Pada BAGIAN A terkandung Calcium dan pada BAGIAN B terkandung Phosphate dan Sulfate. Dalam keadaan pekat ( yang berupa larutan Stok) Calcium tidak boleh bercampur dengan Phosphate atau Sulphate, oleh sebab itulah ada BAGIAN A dan BAGIAN B. Harga: Rp. 80.000 Untuk info dan pemesanan Ari Lusianto (083898448035)

17

18

You might also like