You are on page 1of 23

Pemeriksaan Fisik Neonatus

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada neonates, dilakukan anamnesis yang cermat untuk mengetahui hal-hal berikut ini: Riwayat penyakit keturunan Riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya Riwayat kehamilan sekarang Riwayat persalinan sekarang Informasi ini sangat membantu dalam menilai kelainan yang ditemukan dalam periksaan fisik. Pemeriksaan bayi dilakukan dalam keadaan telanjang dibawah lampu yang terang, yang ber fungsi sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas.

Pemeriksaan fisis pada neonatus dilakukan kurang lebih 3 kali, yakni: I. II. III. Pada saat lahir Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dalam 24 jam atau hari berikutnya Pemeriksaan pada waktu pulang.

Pemeriksaan pada saat lahir Tujuan pemeriksaan: Untuk menilai adaptasi neonates dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin Untuk mencari kelainan congenital terutama yang perlu penanganan segera Vital sign Keadaan umum Kepala dan leher Thorax Abdomen Urogenital Ekstremitas & spine

Penilaian adaptasi neonates

Penilaian terhadap adaptasi neonates dilakukan dengan cara menghitung nilai Apgar(apgar score) . Kriteria yang dinilai adalah 1. laju jantung 2. usaha bernapas 3. tonus otot 4. reflex terhadap rangsangan 5. warna kulitSetiap kriteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga neonates dapat memperoleh ni lai 0 sampai10. Cara-cara penilaian Apgar dapat dilihat pada table 1.

TABEL 1. NILAI APGAR Tanda Laju jantung Usaha bernapas Tonus otot 0 Tidak ada Tidak ada Lumpuh 1 <100 Lambat 2 >100 Menangis kuat

Ekstremitas fleksi sed Gerakan aktif ikit

Refleks Warna Kulit

Tidak bereaksi

Gerakan sedikit

Reaksi melawan

Seluruh tubuh biru/pu Tubuh kemerahan, ek Seluruh tubuh kemera cat stremitas biru han.

Apgar score dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk adapt asi neonatal. Nilai 7-10 Nilai 4-6 Nilai 0-3 :Neonatus yang beradaptasi dengan baik : asfiksia ringan sampai sedang, sedangkan : derajat asfiksia yang berat.

Penilaian apgar ini perlu diulangi setelah 5menit untuk mengevaluasi apakah tindakan res usitasikita sudah adekuat.bila belum, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain. Nilai apgar 5 menit ini mempunyai nilai prognostic karena berhubungan dengan morbiditas neonatal. Mencari kelainan congenital

Pada anamnesis perlu ditanyakan: Apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi, atau infeksi virus pada t rimester pertama. Adanya kelainan bawaan pada keluarga Apakah ibu menderita penyakit yang dapat menggangu pertumbuhan janin, seperti diabet es mellitus, asma bronchial dan sebagainya. Sebelum memeriksa bayi perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat, dan plasenta.

Cairan amnion Volume cairan amnion perlu diukur atau dperkirakan. Bila vomenya lebih dari 2000ml di sebut polihidramnion atau hidramnion saja, apabila kurang dari 500ml disebut sebagai oligohidra mnion. Polihidramnion biasanya terdapat pada bayi dengan obstruksi pada traktus intestinalis ba gian atas , anensefalus, bayi dari ibu diabetes atau eklampsia. Oligohidramnion berhubungan den gan agenesis renal bilateral atau sindrom Potter. Pada oligo hidramnion perhatikan juga ekstremit as bawah akan kemungkinan adanya pes equinovarus atau valgus congenital.

Plasenta Plasenta harus ditimbang, perhatiakan adanya perkapuran, nekrosis, dan ssebagainya. Pad a bayi kembar harus diteliti apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar ide ntik atau tidak). Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion; bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi transfusi feto-fetal.

Tali pusat Perlu diperhatikan kesegaran tali pusat, ada tidaknya simpul pada tali pusat. Pada potonga n tali pusat diperhatikan apakah ada satu vena dan dua arteri. Kurang lebih 1% dari neonatus han ya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15% dari padanya mempunyai satu atau lebih kelainan congenital terutama pada sistem pencernaan, urogenital, respiratorik, atau kardiovaskular. Setelah pemeriksaancairan amnion, plasenta dan tali pusat kemudian dilakukan pemeriks aan bayi secara cepat tapi menyeluruh.

Berat lahir dan masa kehamilan Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan adalah dua kali lebih banyak dibanding pad a bayi cukup bulan, dan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian kelainan congenital terse but sampai 10 kali lebih besar.

Mulut Perhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis. Perhatikan apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia es ophagus. Pemeriksaan akan patennya esophagus dilakukan dengan memasukkan kateter k e dalam lambung. Bila kateter masuk ke dalam lambung, masukkan 5-10ml udara dan de ngan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke dalam lambung; dengan demikian a kan tersingkir atresia esophagus. Kemudian cairan amnion di dalam lambung diaspirasi. Bila terdapat cairan melebihi 30ml pikirkan adanya atresia usus bagian atas. Pemeriksaan patennya esophagus dianjurkan pada setiap bayi yang kecil untuk masa kehamilan, arteri umbilikalis hanya satu, polihidramnion, atau hipersalivasi. Perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depressor anguli oris. Pada keadaan ini terliha t asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan mandibula akan tertarik ke bawa h dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah yang sehat (sebaliknya pada par esis N.fasialis). Pada 20% keadaan seperti ini dapat ditemukan kelainan kongenital berup a kelainan kardiovaskular dan dislokasi panggul kongenital.

Anus Perhatikanlah adanya anus imperforata dengan memasukkan termometer ke dalam anus. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.

Kelainan pada garis tengah Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel, sinus pilon idalis, genetalia yang ambigus, eksomfalus, dan lain-lain.

Jenis kelamin

Apabila terdapat genetalia ambigua, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan a tau terdapatnya hipospadi atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelami n ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan kromosom.

Vital Sign Respiration Rate RR normal: 40-60x/menit dengan periodic breathing (henti nafas 5-10 detik diantara pola nafas reguler RR >60x/m : 1. kelainan paru 2. kelainan jantung 3. kelainan metabolik Pola nafas 1. normal : pola nafas abdominal (inspirasi bagian dada tertarik ke dalam & pada saa t yang sama perut bayi membuncit) 2. abnormal : gasping Evaluasi gawat Nafas (Downes score)

Pemeriksaan Nadi/Heart Rate Bayi aterm :

1. Saat tidur : 90x/menit 2. Saat aktif : 180x/menit Bayi prematur : 140-150x/menit (tidur) Harus diperiksa pada 4 ekstremitas Kelainan nadi : 1. Nadi lemah : curah jantung buruk/vasokonstriksi perifer 2. Nadi femoral lemah/(-) : lesi jantung koartasio aorta Suhu Tempat pemeriksaan : axila dan rectal Suhu normal : 36,5 37,5C Abnormal : 1. Febris/hipertermia : dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, kenaikan suhu lingkung an 2. Hipotermia : suhu dibawah normal : sepsis, kedinginan II. Pemeriksaan lanjutan Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil. pemeriksaan lanj utan terdiri dari:

1. pemeriksaan umum 2. pemeriksaan sistematik secara rinci 3. pemeriksaan usia kehamilan.

Pemeriksaan umum

Warna kulit Kulit neonatus normalnya berwarna kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada ujung-ujun g jari pada hari pertama. Cyanosis :Warna kebiruan pada kulit dan mukosa

Klasifikasi : Cyanosis sentral : kelainan jantung (TF) Cyanosis perifer : kedinginan

Warna kulit pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia palida. Plethora tampak pada p olisitemia. Anemia Refleksi kekurangan Hemoglobin dalam sirkulasi secara klinis Penyebab : Kekurangan aliran darah dari ibu ke bayi (intrauterine) Perdarahan tali pusat (ikatan kurang erat) Transfusi fetal to maternal (posisi bayi diatas posisi ibu saat lahir sebelum tali pu sat diikat ) Infeksi sistemik (sepsis) G6PD defisiensi Anemia of prematurity

Warna kulit yang kuning (ikterus) disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam seru m darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar bilirubin indirek member warn a kuning-jingga sedang penumpukan bilirubin direk memberikan warna kuning kehijauan . Pada neonatus yang berkulit gelap, ikterus sebaiknya diperiksa pada mukosa.

Identifikasi : o inspeksi (Kramer) o pemeriksaan lab : HvdB(evaluasi BT, BD, BI)

Icterus fisiologis : icterus normal pada bayi Ciri : 1. kramer I-II 2. keadaan umum baik (gerak tangis normal, minum normal)

Icterus patologis : Ciri : 1. Kramer >II 2. Bayi malas minum 3. Terlalu banyak tidur 4. Kejang, iritabel 5. BAB acholis (pucat) 6. Perut distended ABO inkompatibilitas Rhesus inkompatibilitas G6PD defisiensi Sepsis Cholestasis TORCH infeksi

Dyspnea 1. 2. 3. 4. 5. Definisi : kesulitan bernafas Penyebab : 1. gangguan paru primer : HMD Respirasi rate/menit meningkat Atelektasis Pernafasan cuping hidung Pneumonia Meconeal aspiration Retraksi subcostal syndrome Retraksi suprasternal Transient tachypnea of the neorn Retraksi intercostal space 2. Gangguan jantung : CHD kompleks Pada orang kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada pun Identifikasi : ggung dan bokong yang disebut Mongolian spot.

Keaktifan Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi, gerakan tungkai dan lengan. Pada neon atus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam keadaan fleksi, sedang gerakan tun gkai dan lengannya aktif dan simetris. Bila ada asimetri pikirkan adanya kelumpuhan atau patah t ulang. Apabila neonatus diam saja, mungkin terdapat depresi susunan saraf pusat atau akibat oba t, akan tetapi masih mungkin juga bayi dalam keadaan tidur nyenyak.

Tangisan bayi Tangisan bayi dapat memberikan keterangan keadaan bayi, misalnya tangisan yang mele ngking menunjukkan bayi bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan tangisan yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesukaran pernapasan.

Wajah neonatus Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang khas misalnya pada wajah pasien sind rom down, sindrom Pierre-Robin, kretinisme, dan sebagainya.

Keadaan gizi Keadaan gizi neonatus dinilai dari berat badan serta panjang badannya disesuaikan denga n masa kehamilan, tebalnya lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.

Pemeriksaan secara rinci Kulit Perhatikan terdapatnya petekie atau ekimosis yang dapat disebabkan trauma lahir atau ole h sepsis, penyakit perdarahan, atau trombositopenia. Perhatikan terdapatnya tumor di kulit. Catat ukuran, bentuk, konsistensi serta warnanya. Perhatikan apakah ada kelainan bawaan lain pada kulit. Turgor kulit yang jelek atau kulit yang keriput menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi buruk. Pada lebih kurang 40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-binti k putih kekuningan yang disebut milia, yaitu kista epidermal yang berisi materi keratin, y ang biasanya menghilang dalam beberapa minggu. Kadang di daerah sekitar dahi dan keti ak terlihat miliara kristalina yaitu vesikula jernih yang disebabkan oleh retensi keringat a kibat obstruksi saluran keringat.

Kepala dan leher Kepala Ukuran kepala : kurva Nellhouse 1. Mikrosefalia : < -2SD 2. Makrosefalia : > +2SD 3. Normal : -2SD s/d +2SD Bentuk kepala : tergantung macam persalinan 1. Pervaginam : moulage 2. Sectio caesaria/sungsang : bulat Fontanella mayor : terbuka, ukuran 3x3cm Sutura : terbuka 0,5cm Trauma lahir : 1. Kaput sucudaneum 2. Cephal hematom 3. Perdarahan subaponeurotik

Fontanella mayor Besar Akondroplasia Sindroma alpert Hipotiroid/atiroid Hidrosefalus Prematuritas Sindroma rubella Wajah Seringkali wajah neonatus tampak asimetris karena posisi janin intrauterine. Kelainan wa jah yang khas terdapat pada beberapa sindrom seperti sindrom Down atau sindrom Pierre-Robin yang mudah dikenal. Perhatikan kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresis N.fas ialis atau patah tulang zigomatikus. Mata Pemeriksaan mata pada neonatus seringkali sulit dilakukan karena biasanya matanya tertutup.Dengan menggoyang-goyangkan kepala nya secara perlahan-lahan mata neonatus akan terbuka sehingga dapat diperiksa. Mikroftalmia kongenital dapat ditemukan dengan cara inspeksi dan palpasi Glaukoma kongenital mulanya terlihat pembesaran kemudian sebagai kekeruhan kornea Katarak kongenital terlihat pupil berwarna putih Trauma pada mata terlihat edema palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina Perhatikanlah adanya sekret mata

Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat menjadi panoftalmka dan menyebabkan buta

Telinga Pada neonatus yang cukup bulan telah cukup terbentuk tulang rawan sehingga bentuk telinga dapat dipertahankan. Perhatikan letak daun telinga, daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada neonates sindroma tertentu antara lain Sindroma Pierre-Robin Sinus yang terdapat pada daun telinga sisa dari branchial cleft Terlihat auricle tag

Karena sulit, ada kecenderungan untuk tidak memeriksa membrane timpani pada neonatus, padahal otitis media dapat ditemukan pada hari pertama dan didiagnosis dengan menggunakan otoskop.Sebaiknya bila terdapat tanda-tanda infeksi periksalah membrane timpani. Hidung Neonatus bernapas melalui hidung, bila ia bernapas melalui mulut maka harus dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresiakoana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.Pernapasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan paru.Lubang hidung sering tersumbat karena mucus.Bila terdapat sekret yang mukopurulen yang kadang-kadang berdarah perlu dipikirkan sifilis kongenital. Mulut Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.Dengan inspeksi dapat dilihat adanya : Labia dan gnatokisis Gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut) Perhatikan lidah apakah membesar seperti Sindroma Beckwith atau selalu bergerak seperti pada Sindroma Down Neonatus dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (Tanda Foote) Dengan palpasi dapat dideteksi terdapatnya : High arch palate Leher Palatokisis Baik atau tidaknya reflex hisap

Leher neonatus tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik.

Apabila terdapat keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher. Tumor di daerah leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan masalah sendiri dapat juga menekan trakea sehingga memerlukan tindakan segera.

Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit.Trauma leher ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresis pada tangan, lengan, atau diafragma.

Dapat terjadi perdarahan m.sternokleidomastoideus yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis. Perhatikan pula terdapatnya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan kongenital antara lain pada Sindroma Turner.

Ukuran pendek dengan pergerakan baik Abnormal : 1. Keterbatasan gerakan leher : kelainan tulang leher 2. Bentuk abnormal : tiroid, kistik higroma 3. Webber neck : sindroma turner 4. Trauma persalinan : kerusakan pleksus brachialis : paresis lengan 5. Perdarahan m sternocleidomastoideus : torticollis

Webber Neck (Turner Syndrome) Dada Inspeksi

Torticolis

Bentuk dada pada neonatus adalah seperti tong Pektus ekskavatum atau karinatum sering membuat orang tua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti klinis Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut Apabila terdapat gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi Gerakan dinding dada harus simetris, bila tidak harus dipikirkan kemungkinan pneumothoraks, paresis diafragma, atau hernia diafragmatika Laju napas normal neonatus berkisar antara 40-60 kali per menit, perhitungan harus dilakukan satu menit penuh, oleh karena sering terdapat periode breathing.periode breatging adalah pola pernapasan pada neonatus, terutama premature, yang ditandai dengan henti napas yang berlangsung kurang dari 20 detik dan terjadi secara berkala, perhatikan juga tipe napas neonatus

Kelenjar payudara neonatus, baik pada wanita atau lelaki akibat pengaruh hormone dari ibu kadang-kadang tampak membesar dan seringkali disertai sekresi air susu

Luas areola dan tebal jaringan payudara dipakai untuk menilai usia kehamilan Kadang ditemukan putting susu berlebih (supernumary nipples)

Palpasi Dengan palpasi kita dapat menemukan : Fraktur klavikula Meraba iktus kordis untuk menentukan posisi jantung (adanya dekstrokardia atau dekstroposisi) Perkusi Pada pemeriksaan neonatus jarang dilakukan perkusi dada

Auskultasi

Laju jantung dihitung selama satu menit penuh dengan menggunakan stetoskop Laju jantung normal adalah 120-160 kali per menit dan dipengaruhi oleh aktivitas fisik bayi

Bising jantung seringkali terdengar pada neonatus, tetapi ini belum berarti terdapat penyakit jantung bawaan Sebaliknya tidak terdengar bising jantung tidak menyingkirkan kemungkinan terdapatnya penyakit jantung bawaan Bunyi napas neonatus adalah bronkovesikular, kadang dapat terdengar ronki pada akhir inspirasi panjang Terdengarnya bising usus di daerah dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika

Abdomen Dinding abdomen : Cekung : hernia diafragmatika Cembung : hepatosplenomegali, tumor, cairan Bentuk abnormal : gastroskisis, omfalokel Umbilikus : normal warna putih mengkilap, abnormal jika layu, putih kecoklatan dan berbau Omphalitis : infeksi pada umbilikus : kemerahan pada daerah sekitar umbilikus, pus (+), bau (+)

Scaphoid (Hernia Diafragmatica)

Gastroschizis

Omphalocele

Organ intraabdominal : Hati : normal teraba 2-3cm bawah arcus costa Limpa : normal teraba 1cm bawah arcus costa Ginjal : membesar : neoplasma, kelainan bawaan, trombosis vena renalis Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dadanya sedemikian besarnya sehingga batas baahnya berada di abdomen bagian bawah, misalnya pada eritroblas fetalis Pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau thrombosis vena renalis. Trauma pada abdomen oleh karena kelahiran yang sukar, misalnya letak sungsang, dapat mengakibatkan perdarahan hati, limpa, atau kelenjar adrenal. Bila terdapat kelainan dalam perut, pemeriksaan USG akan banyak membantu

Genitalia Eksterna Bayi perempuan : Aterm : labia mayora menutup sempurna Prematur : labia mayora menutup sebagian Lubang urethra terpisah dari lubang vagina, bila hanya terdapat satu lubang berarti ada kelainan

Kadang-kadang tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh hormone ibu (withdrawal bleeding)

Bayi laki-laki : Phimosis Testis descencus minimal 1 pada saat lahir, pada usia max 1 th harus descencus Bentuk kelainan abnormal : mikropenis, hipospadia (defek pada ventral ujung penis/sepanjang penis), epispadia (defek pada dorsum penis) Ukuran penis bayi berkisar antara 3-4 cm (panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). Hipospadia adalah kelainan yang tidak jarang ditemukan, yang dapat berupa defek di bagian ventral ujung penis saja atau berupa defek sepanjang penisnya Epispadia yaitu defek pada dorsum penis lebih jarang ditemukan, dan merupakan varian ekstrofia kandung kencing Skrotum bayi biasanya besar dan mempunyai banyak rugae Testis biasanya sudah turun ke dalam skrotum pada bayi cukup bulan, pada bayi kurang bulan tidak jarang terdapat kriptokrismus (testis yang belum turun ke dalam kantong skrotum).Torsi testis dapat terjadi in utero dan dapat dilihat pada saat lahir berupa testis yang membesar dan keras Kadang-kadang sulit menentukan jenis kelamin neonatus, misalnya pada bayi perempuan terdapat klitoris yang sangat besar dan labia mayoranya berfusi serta berpigmen banyak atau pada bayi laki-laki terdapat penis kecil dengan hipospadia dan skrotum terpisah Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan kromatin seks atau kromosom seks Trauma di daerah genitalia eksterna seringkali ditemukan pada kelahiran sungsang dan dapat berupa perdarahan ke dalam rongga skrotum atau testis atau otot-otot pelvis

Phimosis Anus Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia ani, melainkan juga untuk mengetahui posisinya.kadang-kadang fistula yang besar dapat dianggap

sebagai anus yang normal, tetapi apabila diperhatikan benar-benar maka akan kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang normal. Harus sudah teridentifikasi saat lahir Meconium harus keluar dalam 24 jam pertama

>24 jam : meconium plug syndrome Megakolon obstruksi saluran cerna anus imperforata Cara pemeriksaan : colok dubur dengan kelingking atau termometer Bila terdapat darah dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah berasal dari bayi atau dari darah ibu yang tertelan Cara membedakannya adalah dengan uji APT yaitu dengan meneteskan basa kuat (Naoh atau KOH) darah ibu akan mengalami hemolisis sedangkan darah bayi tidak karena darah neonatus resisten terhadap alkali

Tulang Belakang dan Ekstremitas Untuk pemeriksaan tulang belakang neonatus diletakkan dalam posisi tengkurap Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari terdapatnya skoliosis, meningokel, spina bifida, spina bifida okulta, atau sinus pilonidalis Perhatikan pergerakan ekstremitas apabila ada asimetri pikirkan kemungkinan adanya patah tulang atau kelumpuhan saraf Patah tulang yang multipel terdapat pada osteogenesis imperfekta

Kelumpuhan pada lengan mungkin disebabkan oleh fraktur humerus atau kelumpuhan erb, yaitu kerusakan pada saraf servikal 5 dan 6 Kelumpuhan pada tangan dapat disebabkan oeh paralisis klumpke yaitu kerusakan pada saraf servikal 7 dan torakal I Paralisis kedua tungkai dapat disebabkan oleh trauma berat atau kelainan bawaan di tulang belakang Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan , hipotonia umum (floppy infant) biasanya disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat Perhatikan posisi kedua kaki, apakah ad apes equinovarus atau valgus Juga keadaan jari-jari tangan dan kaki apakah ada polidaktili, sindaktili, atau claw hand atau claw-feet Periksa juga adanya dislokasi terutama dislokasi panggul, dengan cara ortholani

Ukuran Antopometrik Neonatus cukup bulan yang sesuai untuk masa kehamilannya mempunyai ukuran badan sebagai berikut : Berat antara 2500 sampai 4000 gram Panjang 45 sampai 54 cm Lingkaran kepala 33 sampai 37 Lingkaran dada biasanya 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala

Perlu diukur panjang kepala-simfisis dan simfisis-kaki untuk menilai proporsi tubuh bayi, agar kelainan seperti akondroplasia dapat dideteksi Pemeriksaan neurologis pada neonatus

Pemeriksaan neurologis pada neonatus seharusnya dilakukan pada semua bayi, baik yang sehat maupun yang sakit.Pada bayi yang sehat dilakukan pemeriksaan neurologis untuk meyakinkan orangtua, bahwa bayinya benar-benar tidak menderita kelainan neurologis.Pada bayi sakit pemeriksaan neurologis untuk menentukan diagnosis, pengobatan dan prognosis.

Inspeksi

Jangan memegang atau merangsang pasien, tetapi cukup diperhatikan Perhatikan terdapatnya malformasi, trauma fisis, dan kejang Pada bayi dengan riwayat kejang harus diperhatikan lenih teliti dan lama, karena kejang pada neonatus berbeda dengan pada bayi dan anak Pada keadaan normal bayi cukup bulan lebih sering tidur rata-rata pada hari pertama tidur selama 17 jam Perhatikan pada waktu istirahat,pada neonatus normal dalam masa kehamilan 3240 minggu terliaht abduksi pada paha dan fleksi pada sendi anggota gerak (siku, panggul dan kaki), simetris kanan dan kiri

Pada bayi lahir sungsang kadang-kadang posisi bayi agak lain yakni tungkai tetap dalam posisi lurus. Pada neonatus dengan masa kehamilan 25-30 minggu lengan dalam keadaan fleksi, dan tungkai dalam fleksi atau ekstensi Pada neonatus dengan masa kehamilan 25 minggu atau lebih , apabila dalam keadaan istirahat semua anggota gerak berada dalam posisi ekstensi berarti tidak normal

Sikap frog leg juga berarti pasien tidak normal , kedua tungkai abduksi penuh sedemikian sehingga sebagian lateral paha terletak di alas tempat periksa, demikian pula lengannya , fleksi pada siku dengan bagian dorsal tangan menempel di alas tempat periksa, dan telapak tangan menghadap ke atas di samping kepala

Pemeriksaan kepala Ubun-ubun besar dan sutura diraba secara lembut,tentukanlah ukurannya dan ketegangannya Diameter ubun-ubun besar normal adalah 21 cm 1,5 cm, dan sutura tidak dapat dimasuki ujung jari

Sutura yang lebar,dengan ubun-ubun besar tegang dan membonjol terdapat pada tekanan intrakranial yang meninggi pada hidrosefalus Ubun-ubun besar yang tegang dan membonjol pada bayi dalam keadaan tidur berarti tidak normal Ubun-ubun besar tegang tidak selalu abnormal , mungkin juga normal karena edema,molding berlebihan,perdarahan subgaleal atau berkas infuse yang salah Tingkat kesadaran terdiri atas sadar, apatik/letargi, somnolen, spoor, koma Ada keadaan yang disebut jitteriness/tremulousness, gerakan gemetaran pada angggota gerak dan rahang, keadaan ini dapat dibedakan dengan kejang dengan monitoring EEG atau dengan criteria klinis berupa tidak adanya gerakan bola mata, tidak ada perubahan pernapasan, timbulnya dapat diprovokasi, dan gerakan berhenti bila anggota gerak difleksikan secara pasif

Pemeriksaan saraf otak Pemeriksaannya tidak perlu urut dari saraf I, akan tetapi yang mana yang dapat diperiksa terlebih dahulu, misalnya pada pasien menangis mengerenyutkan muka perhatikan mata, dan sudut mulutnya untuk memeriksa saraf nervus VII (saraf fascialis), kemudian perhatikan mulut dan perhatikan lidah dan perhatikan langit-langit untuk memeriksa saraf XII dan IX.Pada neonatus juga diperiksa : Reflex rooting diperiksa dengan menyentuhkan ujung jari di sudut mulut pasien, maka pasien akan menengok kearah rangsangan dan berusaha memasukkan ujung jari ke mulutnya, kalau ujung jarinya di masukkan ke dalam mulutnya 3 cm akan dihisap, disebut sucking reflex, pemeriksaan ini untuk menentukan kelainan saraf V, VII, dan XII. Dolls eye maneuver dilakukan dengan memutar kepala pasien ke kiri dan ke kanan untuk menilai gerakan bola mata ke lateral.Ini juga dapat digunakan untuk memeriksa saraf VIII bagian vestibular Pemeriksaan motor Tonus fasik : tonus fasik diperiksa dengan menguji tahanan anggota

gerak untuk bergerak dan aktivasi reflex tendon,pada neonatus predominan dalam posisi fleksi,reflex tendon yang selalu ada pada neonatus reflex patella.selain itu terdapat reflex hammer, reflex biceps dan Achilles.

Tonus postural

: tahanan terhadap tarikan gaya berat.Terdapat 3 macam

pemeriksaan tonus postural, yaitu reaksi tarika, suspense vertikal dan horizontal.Reaksi tarikan yang paling sensitive dan berguna dapat dilakukan saat pasien dengan endotracheal tube.Suspensi horizontal dilakukan memegang toraks pasien dan mengangkat horizontal, suspense vertical digunakan untuk memeriksa deviasi mata ke lateral. Pemeriksaan reflex neonatal primer Reflex moro : suatu reaksi kejutan dengan menimbulkan perasaan jatuh pada bayi.reaksi bayi akan kaget, lengan direntangkan dalam posisi sbduksi ekstensi, dan tangan terbuka dan disusul dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi. Refleks tonic neck : bayi diletakkan dalam posisi terlentang, kepala di garis tengah dan anggota gerak dalam posisi fleksi, kemudian kepala ditenggokkan ke kanan, maka akan terjadi ekstensi pada anggota gerak sebelah kanan, dan fleksi pada anggota gerak sebelah kiri,normalnya adalah ekstensi lengan, akan tetapi ekstensi tungkai dan fleksi anggota gerak kontralateral tidak selalu terjadi.Setelah itu kepala dimiringkan ke kiri, tonus ekstensor meninggi pada anggota gerak arah muka berpaling.Tonus fleksor anggota gerak kontralateral Refleks withdrawal : dilakukan dengan jarum untuk merangsang telapak tangan kaki, maka akan terjadi fleksi pada tungkai yang dirangsang, dan terjadi ekstensi pada tungkai kontralateral, tetapi ekstensi tungkai kontralateral ini tidak selalu ada Reflex plantar graps : pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan sesuatu pada telapak tangan pasien , maka akan terjadi fleksi jari-jari kaki Pemeriksaan oftalmologi Pemeriksaan oftalmologi dilakukan secara indirek dengan obat midriatikum atau secara direk tanpa obat.Pemeriksaan direk lebih baik dilakukan pada pasien sedang menyusu, oleh karena biasanya mata tebuka. Pemeriksaan sensibilitas Bagian pemeriksaan neurologis pada neonatus, reflex sentuhan dan rangsang sakit yang menyebabkan bayi menangis dapat pula dipakai sebagai cara untuk uji sensibilitas. Pemeriksaan pada waktu memulangkan Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu diperhatikan :

Susunan saraf pusat : aktivitas bayi, ketegangan ubun-ubun Kulit : adanya ikterus, pioderma Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian Abdomen : adanya tumor yang tiiidak terdeteksi sebelumnya Tali pusat: adanya infeksi

Di samping itu perlu diperhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar.

You might also like