You are on page 1of 14

PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN (CEKM-171)

Komunikasi dan Perilaku Konsumen

Dikerjakan oleh : Abdul Kadir (C1B109439)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2012

PERILAKU KONSUMEN

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................


A. Komponen dan Komunikasi .......................................................... 1. Pengirim ....................................................................................... 2. Penerima ...................................................................................... 3. Medium.......................................................................................... 4. Pesan ........................................................................................... 5. Umpan Balik ................................................................................. B. Proses Komunikasi ......................................................................... 1. Pemrakarsa Pesan (Sumber) ...................................................... 2. Audien (Penerima Pesan) Yang Dibidik ...................................... 3. Umpan Balik (Tanggapan Penerima Pesan)................................. C. Merancang Komunikasi Yang Persuasif ...................................... 1. Strategi Komunikasi ..................................................................... 2. Strategi Media .............................................................................. 3. Strategi Pesan............................................................................... 4. Daya Tarik Iklan ........................................................................... 5. Partisipasi Audien ........................................................................

i
1 2 2 2 2 3 3 3 5 6 7 7 7 8 9 11 12

Daftar Pustaka ......................................................................

ii

PERILAKU KONSUMEN

KOMUNIKASI DAN PERILAKU KONSUMEN

Komunikasi merupakan alat unik yang digunakan para pemasar untuk membujuk para konsumen agar bertindak menurut cara yang diinginkan. Komunikasi terdiri dari beberapa aspek diantaranya, dapat berbentuk verbal (baik tertulis maupun lisan), visual (ilustrasi, gambar, demontrasi produk, mimic muka) atau kombinasi keduanya. Komunikasi juga dapat merupakan simbol (harga yang tinggi, pengemasan yang bermutu tinggi, logo yang mengesankan) dan menyampaikan arti khusus yang ingin ditanamkan oleh pemasar. Komunikasi dapat membangkitkan emosi yang menempatkan para konsumen dalam kerangka berpikir yang lebih reseptif, dan dapat mendorong pembelian yang membantu para konsumen memecahkan berbagai masalah atau menghindari hasil yang negatif. Singkatnya, komunikasi merupakan jembatan antara pemasar dan konsumen, dan antara konsumen dan lingkungan sosialkultural mereka. A. KOMPONEN KOMUNIKASI Komunikasi merupakan transmisi atau pengiriman pesan. Terdapat lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima, medium, pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan penerima pesan).

Pengiri m (Sumbe r)

Pesan

Saluran (Mediu m) Umpan Balik

Penerima (Konsume n)

PERILAKU KONSUMEN

1. Pengirim Pengirim sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk. Para konsumen sering mengandalkan sumber komunikasi informal dalam mengambil keputusan pembelian karena, tidak seperti sumber formal, pengirim dianggap tidak akan memperoleh apa-apa dari tindakan penerima yang mengiringinya. Karena alas an itu, komunikasi lisan informal cenderung akan persuasif. 2. Penerima Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar. Contoh, audien perantara adalah grosir, distributor, dan pedagang ritel, yang menerima iklan perdagangan pemasar yang dimaksudkan untuk membujuk mereka agar mau memesan dan mengadakan persediaan berang dagangan. Audien yang tidak diharapkan yaitu setiap orang yang terbuka terhadap pesan yang tidak ditargetkan khusus oleh pengirim.
3. Medium

Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik melalui telepon, surat maupun online). 4. Pesan Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik daripada pesan nonverbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan nonverbal

PERILAKU KONSUMEN

sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima daripada salah satu diantara keduanya. 5. Umpan Balik Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam komunikasi interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan. B. PROSES KOMUNIKASI Pada umumnya, komunikasi pemasaran perusahaan dirancang agar konsumen mengetahui adanya produk tersebut, mendorong pembelian atau komitmen, menimbulkan sikap yang positif terhadap produk, memberikan arti simbolis kepada produk, atau menunjukan bagaimana komunikasi ini dapat lebih baik memecahkan masalah konsumen dari pada produk (jasa) pesaing. 1. Pemrakarsa Pesan (Sumber) Sponsor atau pemrakarsa pesan harus memutuskan kepada siapa pesan harus dikirim dan apa yang harus disampaikannya, dan kemudian merumuskan pesan sedemikian rupa sehingga artinya ditafsirkan oleh audien yang dibidik persis seperti yang dimaksudkan. Sumber komunikasi impersonal biasanya adalah organisasi yang mengolah dan mengirimkan pesan yang tepat melalui departemen khusus atau juru bicara. Publisitas biasanya merupakan hasil usaha hubungan masyarakat dan cenderung dapat lebih dipercayai karena sumber atau maksud komersialnya tidak mudah diketahui. a) Kredibilitas Kredibilitas sumber mempengaruhi perumusan pesan. Sponsor komunikasi dan kejujuran yang dirasakan, mempunyai pengaruh besar pada cara komunikasi diterima oleh penerima. Jika sumbernya sangat dihormati dan disukai oleh audien yang diharapkan, pesan tersebut kemungkinannya lebih besar untuk dipercaya. Sebaliknya, pesan dari

PERILAKU KONSUMEN

suatu sumber yang dianggap tidak dapat dipercaya mungkin diterima dengan ragu-ragu dan mungkin ditolak. Kredibilitas dibangun dengan menggunakan sejumlah faktor, yang terpenting adalah persepsi atas maksud sumber. b) Kredibilitas Sumber Informal Salah satu sebab utama mengapa sumber informal berpengaruh besar terhadap perilaku penerima pesan adalah karena mereka dianggap tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari transaksi produk yang mereka anjurkan. Sumber informal atau sumber-sumber editorial dianggap sangat obyektif dan sangat kredibel. Kredibilitas yang meningkat yang diberikan oleh sumber informal tidak dapat dijamin sepenuhnya, walaupun ada aura obyektivitas yang dirasakan. c) Kredibilitas Sumber Formal Sumber-sumber formal yang dirasa netral mempunyai kredibilitas yang lebih besar daripada sumber-sumber komersial karena persepsi bahwa mereka lebih obyektif dalam menilai produk. Para konsumen mengetahui bahwa tujuan sumber-sumber komersial jelas berorientasi pada laba, mereka akan menilai kredibilitas sumber komersial berdasarkan faktor-faktor seperti kinerja yang lalu, jenis dan kualitas pelayanan yang diberikan, kualitas dan citra berbagai produk lain yang mereka produksi, citra dan daya tarik juru bicara yang digunakan, jenis salurann ritel yang mereka gunakan untuk menjual, dan posisi mereka dalam masyarakat. d) Kredibilitas Jurubicara dan Pendukung Para konsumen kadang-kadang melihat juru bicara yang

menyampaikan pesan produk sebagai sumber atau pemrakarsa pesan. Para peneliti telah mempelajari hubungan antara pengertian konsumen mengenai pesan dan bujukan, dan telah menemukan bahwa jika pengertian rendah, para penerima tergantung pada kredibilitas juru bicara dalam membentuk sikap terhadap produk, tetapi jika pengertian dan pengolahan informasi sistematis tinggi, keahlian sumber jauh lebih kecil pengaruhnya terhadap sikap penerima. Dalam komunikasi interpersonal,

PERILAKU KONSUMEN

para konsumen mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk dibujuk oleh tenaga penjual yang mampu menimbulkan keyakinan dan yang memberikan kesan jujur dan ketulusan hati. e) Kredilitas Pesan Pengalaman sebelumnya yang diperoleh konsumen atas produk atau pedagang ritel tertentu berpengaruh besar terhadap kredibilitas pesan. Harapan terhadap produk yang terpenuhi cenderung meningkatkan kredibilitas pesan pada masa mendatang, sebaliknya produk yang mengecewakan cenderung mengurangi kredibilitas pesan pada waktu berikutnya. f) Pengaruh Waktu Terhadap Kredibilitas Sumber Pengaruh persuasif dari sumber-sumber yang berkredibilitas tinggi tidak selalu bertahan lama, walaupun lebih berpengaruh dari pada sumber yang berkredibilitas rendah. Riset menunjukkan bahwa baik pengaruh kredibilitas yang positif maupun negatif cenderung lenyap setelah sekitar 6 minggu. Gejala seperti ini disebut efek penidur (sleeper effect). Para konsumen lebih cepat melupakan sama sekali sumber pesan dari pada melupakan pesan itu sendiri. Tetapi, jika pesan yang sama diulang kembali oleh sumber tersebut, hal ini akan membantu kembalinya ingatan audien dan pengaruh semula dimanifestasikan kembali yaitu, sumber yang berkredibilitas tinggi tetap lebih persuasif dari pada sumber yang berkredibilitas rendah. Implikasi bagi para pemasar yang menggunakan juru bicara yang berkredibiltas tinggi adalah mereka harus mengulangi seri iklan cetak atau TV yang sama secara teratur untuk mempertahankan tingkat persuasi tinggi yang telah dicapai oleh para juru bicara mereka. 2. Audien (Penerima Pesan) Yang Dibidik Para penerima pesan menafsirkan pesan yang mereka terima berdasarkan pengalaman dan karakteristik pribadi.

a) Pengertian

PERILAKU KONSUMEN

Tingkat ketepatan arti yang diperoleh dari pesan merupakan fungsi dari karakteristik pesan, kesempatan dan kemampuan penerima untuk mengolah pesan itu, dan motivasi penerima. Karakteristik pribadi seseorang mempengaruhi ketepatan dalam menafsirkan pesan. Tingkat keterlibatan seseorang memainkan peran penting dalam menentukan seberapa besar perhatian yang diberikan terhadap pesan dan seberapa teliti pesan itu diuraikan. b) Suasana Hati Suasana hati (mood) atau pengaruh perasaan memainkan peranan penting terhadap cara pesan yang diterima. Suasana hati konsumen mempengaruhi cara bagaimana sebuah iklan diterima, diingat, dan ditindaklanjuti. c) Hambatan Komunikasi Berbagai hambatan terhadap komunikasi dapat mempengaruhi ketepatan interpretasi pesan oleh konsumen. Hambatan ini meliputi:

Persepsi selektif, para konsumen cenderung mengabaikan iklan-iklan yang tidak mengandung kepentingan khusus atau tidak berkaitan dengan mereka.

Kegaduhan psikologis, misalnya pesan-pesan iklan yang bersaing, dapat mengganggu penerimaan suatu pesan.

3. Umpan Balik (Tanggapan Penerima Pesan) Pengirim pesan penting untuk memperoleh umpan balik sesegera dan seakurat mungkin, karena melalui umpan balik pengirim dapat menentukan apakah dan seberapa baik pesan telah diterima. Riset Keefektifan Iklan Para pemasang iklan sering berusaha mengukur keefektifan pesan dengan menyelenggarakan riset audien untuk mengetahui media apa yang dibaca, program-program televisi apa yang ditonton dan iklan-iklan apa yang diingat. Riset keefektifan iklan, yang disebut copy testing, dapat dilakukan sebelum iklan benar-benar dimuat (pretesting) atau setelah terbit (posttesting).

PERILAKU KONSUMEN

C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF Untuk menciptakan komunikasi yang persuasif, sponsor (individu maupun organisasi) lebih dahulu menentukan tujuan komunikasi, kemudian memilih audien yang tepat untuk pesan yang disampaikan dan media untuk mencapai mereka serta menyusun (encode) pesan dengan cara yang tepat untuk setiap medium dan setiap audien. 1. Strategi Komunikasi Dalam menyusun strategi komunikasi terlebih dahulu harus

menentukan tujuan komunikasi yang utama. Komponen strategi komunikasi yang penting adalah memilih audien yang tepat. 2. Strategi Media Strategi media merupakan unsur penting dalam rencana komunikasi. Rencana ini diperlukan untuk penempatan iklan dalam berbagai media khusus yang dibaca, ditonton, atau didengar oleh berbagai pasar yang dipilih untuk dibidik. Untuk mencapai hal ini, para pemasang iklan menentukan melalui riset, suatu profil konsumen dari para pelanggan yang mereka targetkan. Sebelum memilih sarana media khusus, para pemasang iklan harus memilih kategori media umum yang dapat meningkatkan kesan terhadap pesan yang ingin mereka sampaikan. Pemilihan media tergantung pada produk, audien, dan tujuan kampanye iklan.

World Wide Web (melalui internet) Internet telah menimbulkan banyak media pemasaran dengan

alternative on-line, seperti bulletin, majalah dan berbagai program lainnya. Hampir semua media cetak dan siaran sekarang ini mempunyai dan mempromosikan situs web dan berbagai edisi on-line mereka.

Penentuan target yang seksama Banyak pemasar telah memakai strategi media yang disebut

penentuan target atau pembidikan yang seksama. Strategi ini telah dipermudah oleh media yang mencari relung khusus untuk mereka sendiri
7

PERILAKU KONSUMEN

di pasar dengan memenuhi kebutuhan dan minat segmen yang dibidik secara khusus.

Pemasaran langsung Direct mail dan pemasaran langsung merupakan contoh yang baik

dalam penentuan target yang seksama. Direct mail merupakan iklan yang dikirim secara langsung kepada para pelanggan yang dibidik atau yang menjadi target. Pemasaran langsung merupakan teknik pemasaran interaktif yang menggunakan berbagai media untuk berusaha mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen. 3. Strategi Pesan Pesan merupakan pemikiran, gagasan, sikap, citra, atau informasi lain yang ingin disampaikan pengirim kepada audien yang diharapkan. Komponen dalam strategi pesan meliputi:

Retorika dan Persuasi Iklan, fokus utama riset retorika adalah

menemukan cara yang paling efektif untuk menyatakan pesan dalam situasi tertentu. Penyampaian retorik paling efektif terhadap para konsumen yang tidak mempunyai motivasi. Resonansi iklan didefinisikan sebagai permainan kata yang dikombinasikan dengan gambar yang ada kaitannya.

Teori Keterlibatan, bahwa dalam situasi pembelian dengan keterlibatan

yang tinggi orang mungkin lebih mencurahkan usaha kognitif yang aktif untuk menilai hal-hal yang disetujui maupun tidak atas produk tertentu. Dalam situasi keterlibatan yang rendah seseorang lebih cenderung memfokuskan pada isyarat-isyarat pesan yang bukan pokok.

Penyajian Pesan, diantara berbagai keputusan yang harus diambil oleh

para pemasar dalam merancang pesan adalah keputusan apakah akan menggunakan susunan pesan yang positif-negatif, pesan satu-sisi atau dua-sisi, iklan perbandingan, pengaruh urutan, atau pengulangan. Cara pesan yang disajikan mempengaruhi dampaknya. Sebagai contoh, pesan satu-sisi lebih efektif pada beberapa situasi dan audien, pesan dua-sisi lebih efektif pada situasi lain. Produk dengan keterlibatan yang tinggi

PERILAKU KONSUMEN

(produk yang sangat berkaitan dengan segmen konsumen) paling baik diiklankan dengan cara yang pokok melalui persuasi, yang mendorong usaha kognitif aktif. Produk dengan keterlibatan yang rendah paling baik dipromosikan melalui berbagai isyarat tidak pokok, seperti latar belakang pemandangan, music, atau juru bicara selebritis. 4. Daya Tarik Iklan Daya tarik emosi yang sering digunakan dalam iklan meliputi rasa takut, humor, dan daya tarik seksual. Jika tema seksual berkaitan dengan produk, maka hal ini dapat menjadi sangat efektif dan jika digunakan hanya sebagai penarik perhatian, ingatan pada merk jarang tercapai. Partisipasi audien merupakan strategi komunikasi yang sangat efektif karena mendorong internalisasi pesan iklan. Riset lebih lanjut diperlukan untuk mengenali berbagai variabel produk, audien dan situasi yang menjadi perantara pengaruh urutan dan penyajian pesan dalam membujuk para konsumen untuk membeli. Kadang-kadang daya tarik faktual dan obyektif lebih efektif dalam membujuk audien yang dibidik, kadang-kadang daya tarik emosional lebih efektif. Daya tarik mana yang lebih efektif tergantung pada jenis audien yang akan dicapai dan tingkat keterlibatan mereka dalam kategori produk. Tetapi, pada umumnya daya tarik logis dan beralasan mengapa daya tarik faktual lebih efektif dalam membujuk audien yang terpelajar, dan daya tarik emosional lebih efektif dalam membujuk para konsumen yang kurang terpelajar. Bagian berikut ini mempelajari keefektifan beberapa daya tarik emosional yang sering digunakan. Rasa Takut Rasa takut merupakan daya tarik efektif yang sering digunakan dalam komunikasi pemasaran. Beberapa peneliti telah menemukan hubungan negatif antara intensitas daya tarik rasa takut dan kemampuan daya tarik tersebut untuk membujuk, sehingga daya tarik rasa takut yang kuat cenderung kurang efektif dari pada daya tarik rasa takut yang ringan. Humor

PERILAKU KONSUMEN

Banyak pemasar yang menggunakan daya tarik yang lucu dengan keyakinan bahwa humor dapat meningkatkan daya persuasive dan penerimaan atas komunikasi iklan mereka. Beberapa pemasar menghindari penggunaan humor karena mereka khawatir produk mereka akan menjadi ejekan, sehingga para konsumen akan menertawakan mereka dan bukannya memujui mereka. Humor yang relavan meningkatkan perilaku berlangganan, tetapi jika humor tidak relavan dengan obyek promosi maka tidak mempunyai dampak ataupun mempunyai dampak negatif. Iklan yang Kasar Iklan yang tidak menyenangkan dan mengesalkan para pendengar atau pemirsa dapat hilang karena waktu, dan yang tinggal hanya merknya di pikiran para konsumen. Seks dalam Iklan Dalam masyarakat kita yang sangat longgar, iklan yang sensual tampak menembus media cetak dan siaran radio dan televisi. Para pemasang iklan semakin berusaha membangkitkan perhatian public dengan gambar-gambar yang sugestif dan bahasa yang kasar, dan lebih banyak menunjukkan ketelanjangan dari pada sebelumnya, dalam usaha untuk tampil modern dan kontemporer. Terdapat penyampaian citra seksual yang lebih berani. Tidak diragukan bahwa tema seksual mempunyai nilai untuk menimbulkan perhatian, tetapi berbagai studi menunjukan bahwa tema ini jarang mendorong keingintahuan mengenai produk.

5. Partisipasi Audien Syarat umpan balik mengubah proses komunikasi dari komunikasi satu arah menjadi komunikasi dua arah. Bagi pengirim pesan, umpan balik memungkinkan untuk menentukan apakah dan seberapa baik komunikasi telah terjadi. Bagi penerima pesan, karena memungkinkan untuk

10

PERILAKU KONSUMEN

berpatisipasi, untuk terlibat dan dalam hal tertentu untuk mengalami pesan itu sendiri. Partisipasi oleh penerima pesan memperkuat pesan tersebut.

11

PERILAKU KONSUMEN

DAFTAR PUSTAKA

Schiffman, L. G and Kanuk, L. L (2004), Perilaku Konsumen, Edisi 7, PT Indeks Group Gramedia (Edisi Indonesia)

12

You might also like