You are on page 1of 9

Dia Hadir dalam Janji Penyelamatan

Mikha 4:6-14 mengungkapkan janji keselamatan bagi umat Tuhan. Ayat 6 berkata, "... Aku akan mengumpulkan mereka yang pincang, dan akan menghimpunkan mereka yang terpencar-pencar ...."

Sering kali, dalam kehidupan berjemaat, kita jumpai orang yang tadinya setia mengiring Yesus, hidup saleh, aktif dalam berbagai kegiatan di gereja, tetapi setelah kecewa dengan seseorang, dia menjadi mundur, dan kian hari kian tenggelam, terbawa oleh kehendak dagingnya. Ada pula karena merasa telah cukup lama berdoa memohonkan kesembuhan, tapi tak kunjung sembuh, mereka lalu undur pergi mencari pertolongan dukun. Akibatnya, hidupnya makin jauh dari Tuhan. Ada pula yang tak kuat menanggung beban kesulitan; saat cobaan datang, mereka lalu jatuh dan undur dari Tuhan. Mikha menyamakan mereka dengan orang-orang pincang, yang tidak tegar berdiri, yang langkahnya tidak rata alias tidak jujur di mata Tuhan, namun Alkitab berkata, ada lengan yang kekar, yang mengumpulkan dan menghimpunkan mereka yang pincang dan yang terpencar-pencar itu. Ada tangan yang berkuasa membawa minyak dan membalut luka hati, dan ada tangan yang menopang dan menguatkan yang lemah, sehingga kembali tegak berdiri. Dan Mikha membahasakannya dengan kata "keselamatan" yang dari Allah. Jadi, keselamatan itu bukan saja akan kita peroleh pada waktu telah nyata berada di surga, tetapi keselamatan itu bisa kita miliki saat ini. Misalnya, pada saat kita mendengar atau membaca kupasan sebuah ayat firman lewat khotbah seorang pendeta, sehingga meluluhkan hati kita dan akhirnya membuat kita bertekad untuk kembali kepada Tuhan, mengaku dosa kita, dan mohon pengampunan dari pada-Nya. Itulah keselamatan yang dikerjakan Allah bagi kita; dengan mengumpulkan kita dan mengembalikan kita dari jalan sesat ke jalan yang benar. Penjabaran keselamatan itu juga digambarkan dalam Mikha 4:7b: "... Tuhan akan menjadi Raja atas mereka di gunung Sion, dari sekarang sampai selama-lamanya." Sebagai Raja, Dia tentu memunyai hukum dan peraturan yang harus ditaati. Dia memunyai perintah dan ketetapan yang harus dipatuhi tanpa syarat. Dia juga memunyai aparat yang bertugas menyebarluaskan perintah dan ketetapan-Nya, sehingga kita yang tadinya berjalan seturut kedagingan kita, sekarang setelah mendengar Injil-Nya, kita pun takluk dan berjalan di dalam terang kebenaran firman-Nya. Itulah saat di mana kita memeroleh keselamatan yang dari Tuhan. Banyak orang enggan bertobat, mereka takut pertobatan akan mengekang mereka dari kenikmatan dunia, akan menjauhkan mereka dari pergaulan "modern", sebab itu mereka lebih senang hidup menurut apa kata hatinya, sekalian tanpa arah dan tujuan yang jelas, namun katanya

sanggup membuat hidup mereka lebih berarti, lebih bahagia. Keliru! Alkitab menegaskan: "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik ..." (Yesaya 5:20a).

Sesungguhnya, Allah mengerti segala sesuatu tentang seluk-beluk hidup manusia, Dia mengetahui bahwa hanya orang yang menaklukkan kehendaknya pada kehendak Allahlah yang akan berbahagia. Hanya dengan menjauhkan pola hidup bebas, lalu mematutkan langkah pada ketetapan dan perintah Allah, maka manusia akan mampu hidup saling mengasihi, saling menghormati, panjang sabar dan lemah lembut, serta akan berusaha memelihara kesucian hatinya. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:5, 8). Jelas sudah, hidup berbahagia adalah janji Allah bagi orang yang mematuhi hukum dan perintah-Nya, yang menaruh pengharapan kepada-Nya, dan yang setia beriman kepada-Nya. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan pada jalan orang berdosa, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tapi yang kesukaannya taurat Tuhan dan merenungkan taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:1-2)

Lebih jauh, Mikha menjabarkan keselamatan itu dalam Mikha 4:9-10, "Maka sekarang, mengapa engkau berteriak dengan keras? Tiadakah raja di tengah-tengahmu? Atau sudah binasakah penasihatmu, sehingga engkau disergap kesakitan seperti perempuan yang melahirkan? Menggeliatlah dan mengaduhlah, hai perempuan Sion, seperti perempuan yang melahirkan! Sebab sekarang terpaksa engkau keluar dari kota dan

tinggal di padang, terpaksa engkau berjalan sampai Babel; di sanalah engkau akan dilepaskan, di sanalah engkau akan ditebus oleh Tuhan dari tangan musuhmu."

Kata-kata sederhana yang berbunyi: Mengapa kau duduk dan menjerit-jerit, seperti seorang perempuan kesakitan hendak melahirkan. Apakah padamu tidak ada raja, apakah padamu tidak ada penasihat yang dapat memberikan petuah dan bimbingan, supaya jeritan dan tangisanmu berhenti? Bukankah Allah itu Penasihatmu? Bukankah Allah itu Rajamu? Menggeliatlah, ambillah tindakan, dan bawalah keluhanmu. Mengeluhlah engkau kepada-Nya. Itu berarti, jika kita sedang diimpit kesulitan, berserulah kepada Dia, Penasihat yang Ajaib, Raja Damai, sebab hanya Dialah yang sanggup mendengar dan menjawab doa kita. Dan ketika doa dan seruan kita dikabulkan, itu pun salah satu karya keselamatan yang dari Allah.

Dalam Markus 5, ada sebuah kisah tentang seorang perempuan yang menderita sakit pendarahan selama 12 tahun. Suatu hari, ketika sedang mengiring Yesus, timbul niat di dalam hatinya, kalau saja ia dapat menjamah jubah Yesus, ia yakin penyakitnya akan sembuh. Wanita itu bertindak menjamah jubah Yesus, dan seketika itu juga ia pun sembuh. Lalu apa kata Yesus kepada perempuan itu? "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu." Dari kisah ini, kita dapat menyimak kebenaran ungkapan Mikha, bahwa keselamatan itu merupakan suatu anugerah yang dapat dinikmati sekarang, sebelum kita mengalaminya secara utuh di surga.

Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, kita terjual kepada penguasa yang tidak sah, yaitu Iblis, si pembinasa itu. Di dalam genggamannya kita menderita, di atas genggamannya hati kita kosong dan merana. Tetapi pada waktu kita mendengar kabar keselamatan bahwa di Golgota telah terdengar jeritan "Eli Eli lama Sabakhtani" -- Ya Tuhanku, ya Allahku, mengapa engkau meninggalkan aku? Maka kita pun dapat berseru: "Immanuel" -- Allah beserta kita. Pada waktu kita mendengar Injil keselamatan, kemudian menerima dan mengundang Yesus masuk dalam hati kita dan percaya akan kemampuan darah-Nya yang menyucikan, maka kita ditebus-Nya. Ditebus dari tangan kuasa kegelapan yang membawa maut, masuk ke dalam tangan Allah yang hidup, yang berlimpah kasih setia.

Apa yang harus kita katakan kepada Tuhan tatkala mengetahui bahwa kita telah dibeli dan ditebus bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah Yesus Kristus -- harga yang sangat mahal? Tak satu pun di kolong langit ini yang setara, yang dapat dipersembahkan kepada-Nya sebagai rasa terima kasih atas pengorbanan-Nya. Pemazmur berkata: "Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebajikan-Nya kepadaku?" (Mazmur 116:12). Allah tahu hal itu, Dia tahu keterbatasan dan ketidakmampuan kita, namun satu yang diinginkan-Nya dari kita, seperti yang diungkapkan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma: "Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang seati." (Roma

12:1)

Mikha telah mengungkapkan suatu kebenaran, dan Yesus telah mewujudkannya di Bukit Golgota. Di sana, Ia disalibkan menanggung dosa isi dunia, di sana, darah-Nya yang suci tercurah sebagai tebusan atas hidup kita.

Allah Mencari Putri Sion

M1 (MENERIMA) 1. Berdoalah supaya kita beroleh hikmat Tuhan untuk dapat mengampuni; memafkan, melupakan dan menerima kembali orang yang bersalah kepada kita.

M2 (MERENUNGKAN) 1. Apakah yang Tuhan akan lakukuan pada hari-hari terakhir terhadap Samaria dan Yerusalem sebagaimana yang Ia telah firmankan kepada Mikha? (6-8) 2. Apakah yang di rasakan oleh Yerusalem sebelum mereka mendapatkan penebusan oleh Tuhan dari tangan musuh? Mengapa demikian? (9-10) 3. Apakah rancangan Tuhan bagi Yerusalem (Putri Sion) ? (11-12) 4. Apakah yang diserukan dan harus dilakukan oleh Yerusalem? (13-14)

Pengajaran Kegagalan umat Isarel untuk hidup sesuai dengan ketetapan ikatan perjanjian Allah (kovenan) dengan mereka, telah membawa akibat yang sangat berat kepada umat Israel tersebut. Kegagalan tersebut telah mengakibatkan mereka disingkirkan dari tanah perjanjian (Ul.28:15-68). Adapun perjanjian yang telah di buat Allah bagi umat Israel adalah bahwa jikalau mereka taat maka berkat disediakan Allah bagi mereka sebaliknya, jika mereka tidak taat maka laknat atau kutuk tersedia juga bagi mereka. (Ul. 28:1-14). Sebenarnya ketetapan Allah ini akan memotivasi umat Israel untuk hidup seturut kehendak-Nya, tapi nyatanya sebaliknya. Mereka senantiasa hidup dalam dosa baik dalam penganiyaan, suap, ketamakan, keangkuhan, penipuan dan kekerasan. Semuanya ini telah membawa mereka kepada penghukuman dan pendisiplinan Allah. Namun, sekali lagi kasih setia Tuhan bagi umat Israel didemonstrasikan Allah kepada mereka.

Mikha 4:6-13 menjelaskan bagaimana Allah dengan kemurahan hati-Nya kembali berinisiatif untuk datang mencari dan mengadakan pemulihan dengan umat Israel yang seharusnya tindakan pemulihan ini harus dimulai dari umat Isarel sendiri, karena merekalah yang berbuat kesalahan kepada Allah. Dan luar biasanya adalah bahwa, Allah tidak hanya sekedar memulihkan kembali relasi dengan umat Israel, tetapi juga menjadi Raja atas mereka. Inilah PENGAMPUNAN yang sejati. Tidak hanya memaafkan kesalahan tetapi juga mau melupakannya dan menerima kembali. Allah tidak hanya memaafkan dosa mereka tetapi Allah juga mau melupakan segala kejahatan yang telah mereka buat serta mau menerima mereka kembali sebagai warga kerajaan Allah. Menjelang bulan kesengsaraan ini, marilah kita belajar untuk saling mengampuni satu sama yang lain. Tidak hanya memafkan tetapi mau melupakan kesalahan orang lain terhadap kita dan punya hati yang lapang untuk menerima mereka kembali menjadi bagian hidup kita. Sebagaimana yang telah lakukan juga bagi kita. Kita tidak bedanya dengan umat Israel, kita adalah orang-orang yang berdosa dan di mata Allah kita adalah orang-orang yang layaknya menerima hukuman berat. Tetapi sebagaimana yang telah Ia lakukan kepada umat Isarel, itupun juga yang Dia telah lakukan bagi kita. Melalui Yesus Kristus Dia berinisiatif datang memulihkan kembali relasi kita dengan-Nya.

M3 (MELAKUKAN) 1. Pikirkanlah siapa orang yang mungkin telah bersalah kepada Anda, ambillah inisiatif untuk mencari orang itu dan berikan pengambpunan yang sejati kepada dia.

M4 (MEMBAGIKAN) 1. Ceritakanlah pengalamanmu dalam mengampuni orang lain dan berkat berkat apa yang Anda dapatkan dari pengalaman tersebut!

HARAPAN BAGI ANAK PERJANJIAN TUHAN Mikha 4 : 6 14 (ayat 7)

Pembuka

Sesuatu yang lumrah apabila setiap orang pernah merasakan tidak kerasan/ tidak betah berada di suatu tempat. Baik itu tempat yang baru atau tempat yang sudah ditinggali lama. Karena menurut penelitian, penyebab seseorang tidak kerasan di suatu tempat selain karena masalah pribadi (internal), juga bisa karena masalah kiri kanannya (eksternal), atau bahkan bisa dua-duanya. Masalah seperti di atas juga pernah dirasakan oleh Nabi Mikha. Ia pernah merasakan tidak betah ketika hidup di kota-kota besar Israel, seperti kota Yerusalem dan Samaria.Tidak betahnya Nabi

Mikha di kota-kota tersebut bukan karena ia berasal dari dusun yang tidak dapat menyesuaikan diri (Mikha berasal dari Masyoret, suatu dusun di tanah Yudea, 40 km dari Yerusalem). Tetapi karena merasakan tidak ada ketentraman ketika melihat kebobrokan yang dilakukan warga kota besar tadi, seperti : - Banyaknya kejahatan, serta penyelewengan di bidang sosial, yang tidak saja dilakukan oleh penjahat, tapi juga oleh para pemimpin negara dan pemimpin umat. - Juga adanya pelacuran bakti yang dilakukan oleh beberapa tempat ibadah, sehingga membuat rusaknya kehidupan beragama para umat Israel. Walaupun begitu, Mikha tidak dengan seenaknya memutuskan untuk meninggalkan/menyingkir dari kota-kota tadi untuk pindah ke kota lain. Karena, Tuhan telah memanggil dan mengutus Mikha supaya memberitakan kepada bangsa Israel tentang masalah-masalah yang akan diterima mereka sebagai konsekuensi atas perbuatan mereka.

Isi Hal-hal yang harus diberitakan oleh nabi Mikha kepada bangsa Israel, yaitu :

1. Tuhan akan memberikan hukuman kepada bangsa Israel (baik yang di kota maupun di desa/dusun) terutama yang sudah melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan, seperti : merancang kedurjanaan, merencanakan kejahatan di tempat tidur, merampas barang milik orang lain, merebut jubah orang yang suka damai, mengusir para istri yang menjadi umat Tuhan, serta bangkit sebagai musuh Tuhan, dsb. Sebagai gambaran dari hukum Tuhan dapat di baca di Mikha 2:3 & 10 : Sebab itu beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waku yang mencelakakan..Bangkitlah dan pergilah, sebab ini bukan tempat perhentian bagimu! Oleh karena kenajisan maka kamu akan dibinasakan dengan kebinasaan yang tidak terpulihkan.

2. Namun demikian, di Dalam hukuman yang mereka terima, Tuhan masih memberikan harapan, terutama kepada orang yang sudah menerima dan merasakan ketidakadilan, serta yang memperlihatkan kesetiaan kepada Tuhan. Harapan ini dapat kita temukan di bacaan tadi, seperti : - Tuhan akan mengumpulkan yang pincang, yang terpencar-pencar, serta yang sudah pernah Tuhan celakakan. - Dari yang pincang akan dijadikan pangkal suatu keturunan - Tuhan akan membangun orang-orang tadi menjadi bangsa yang besar lagi.

- Dan Tuhan akan menjadi Allah mereka.

3. Oleh sebab itu, di ayat 9-10 Tuhan mengingatkan orang Israel, supaya menerima masalah yang berat (yaitu hukuman) tidak dengan mengeluh tapi dengan kesetiaan. Sebab, selain semuanya yang terjadi karena perbuatan mereka, Tuhan juga sudah berjanji akan memberikan jalan keluar dan keselamatan.

Melalui sabda Tuhan yang kita baca bersama tadi, kita diingatkan bahwa: - Semua masalah yang terjadi di dunia ini sebenarnya adalah konsekuensi dari perbuatan kita (langsung atau tidak langsung). Oleh sebab itu bila masalah ini terjadi, kita tidak dapat menghindari tapi kita harus menerima serta menghadapinya (termasuk masalah yang berat sekali) - Namun demikian, Tuhan masih mau mengasihi para umat kepunyaanNya. Tuhan tidak mengharapkan umatnya menghadapi masalah yang berat, apalagi sampai celaka. Terbukti, Tuhan masih mau memberikan pengampunan dosa dan kesalahan umatNya, serta mau memberikan kehidupan yang lebih baik kepada orang yang setia kepadaNya.

Penutup Sebagai umat Tuhan, kita diingatkan supaya kita tidak menghindar dari segala masalah hidup yang akan datang (walaupun kita tidak secara langsung memberikan kontribusi, sehingga membuat hidup bertambah berat), sebab : - Seperti Nabi Mikha, kita mendapat tanggung jawab mengingatkan orang lain tentang hal-hal yang diharapkan Tuhan terhadap manusia. - Kita juga sudah diingatkan bila Tuhan akan memberikan hidup yang lebih baik kepada umatNya yang selalu menyandarkan diri kepada Tuhan dan selalu melakukan perintah Tuhan. Oleh sebab itu, dalam masa Advent, masa dimana kita mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan yang kedua kali yang akan memberikan keselamatan yang sempurna, serta masa dimana kita mempersiapkan perayaan natal, kita diberi kesempatan menerima lebih dahulu Perjamuan pemberian Tuhan sebagai wujud kasih Tuhan yang besar serta wujud persekutuan kita dengan Tuhan Yesus. Diharapkan, melalui perjamuan yang akan kita terima nanti kita lebih dapat introspeksi diri, apakah kita sungguh-sungguh sudah memperlihatkan kesetiaan kita kepada Tuhan, baik itu di keadaan susah atau senang ? Atau, apakah kita masih ingin menghindar dari keadaan yang berat ini ?

Dasar Penanjihan:

Oleh sebab itu, supaya kita sungguh-sungguh dapat menerima perjamuan serta dapat mengerti maknanya bagi kehidupan iman kita, mari kita melakukan pendadaran diri kita sendiri-sendiri terlebih dahulu. Pendadarannya demikian : 1. Apakah kita mengakui besarnya dosa-dosa kita sehingga kita risih terhadap badan kita sendiri dan bertobat di hadapan Tuhan Allah ? 2. Apakah kita percaya bahwa kita sudah menerima kasih rahmat dari Tuhan Allah, yaitu pengampunan dosa melalui sengsara dan wafatnya Tuhan Yesus Kristus, dengan demikian kita menerima keselamatan sempurna di dalam persekutuannya ? 3. Apakah kita mempunyai niat yang sungguh-sungguh, untuk mengucap syukur dengan selalu melakukan perintah Tuhan baik dalam pikiran, perkataan maupun dalam perbuatan kita ? Semua orang yang mengakui perkara-perkara tadi, diperbolehkan ikut dalam Sakramen Perjamuan. Sebaliknya, yang tidak mengakui, bila ikut makan dan minum di dalam Sakramen Perjamuan, tindakannya ini akan mendatangkan hukuman Tuhan Allah terhadap dirinya sendiri. Ini bukan berarti bahwa Sakramen Perjamuan hanya untuk orang yang tidak mempunyai dosa, tapi untuk semua orang yang datang kepada Tuhan Yesus dengan hati yang kecewa karena dosanya, serta meminta pertolongan Tuhan supaya dapat melakukan semua perintah Tuhan Allah

You might also like