Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Devita nuriya putri (121 684 013) Adelina efa milyanti (121 684 014) Reny zuliyani S (121 684 017) Nikmatul khasanah (121 684 023) Maya novita (121 684 048) Wahyu novita sari (121 684 050) Kristina ene keu (121 684 225)
PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Penulis
B. Pengertian Psikologi Humanistik Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah alhi psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis (Misiak dan Sexton, 2005) Psikologi Humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utamanya, yaitu Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan unyuk memahami sifat keadaan manusia Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah-kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luaskan kaedahkaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi Tokoh humanistik salah satunya adalah Abraham Maslow. Menurut Maslow, setiap orang memiliki rasa takut, seperti: Takut untuk berusaha atau berkembang Takut mengambil kesempatan Takut membahayakan apa yang sudah dimiliki
Tetapi hal itu mendorong untuk bisa maju ke arah kesempatan, kepercayaan diri dan pada saat itu juga dia dapat menerima diri sendiri. Berikut ini kami akan membahas tentang Hirarki kebutuhan Abraham Maslow.
3
I. Abraham Maslow A. Riwayat hidup Abraham Maslow Lahir dengan nama Abraham Harlod Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengeyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebanyak. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang meyoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalanya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme. Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year. B. Hirarki Kebutuhan Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau inginkan mencapai sesuatu matlamat. Motivasi boleh juga dikatakan sebagai rancangan atau kehendak untuk menuju kejayaan dan mengelakkan dari
4
Gambar 1. Piramida Kebutuhan menurut Abraham Maslow Model Maslow yang berbentuk peringkat itu merupakan perkembangan ontological individu kerana setiap peringkat perkembangan perlu dilalui oleh individu misalnya pada masa bayi atau kanak-kanak, individu memerlukan perlindungan dan keselamatan, diikuti dengan kasih-sayang, dan penghormatan diri dan keperluan ini terus bertambah sehingga kepada peringkat penyempurnaan kendiri. Kajiannya mendapati semakin tinggi
keperluan individu itu maka semakin kurang pergantungan kepada persekitaran social kerana dalam hal ini individu menggunakan pengalaman lampau untuk menentukan tingkah-lakunya. Pada masa ini motivasi bergantung kepada kemahuan dalaman, kemampuan, potensi, bakat, dan kreativiti impuls individu. Sementara itu persekitaran sosial merupakan faktor desakan dalam mencapai kemahuan ini. Maka dengan itulah juga Maslow menamakan keperluan peringkat terbawah sebagai keperluan kekurangan dan peringkat paling tinggi sebagai keperluan perkembangan. A. Kebutuhan Fisiologi Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam
7
C. Kebutuhan Cinta, Sayang dan Kepemilikan Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs). Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan. Berdasarkan Teori Maslow, turut diperlukan kebutuhan ini untuk mendapatkan hubungan yang mesra, kasih-sayang, dan perasaan diri. Kebiasaan yang berlaku di dalam kelas, pelajar kadang-kadang akan berasa terganggu apabila terjadi perkelahian atau perbalahan antara satu sama lain. Mereka berasakan diri dan emosi mereka berada di dalam keadaan yang tidak stabil menyebabkan tidak dapat menumpukan perhatian terhadap proses pembelajaran mereka. Keadaan ini akan menjadi lebih kritikal dan tegang jikalau mereka dimarahi pula oleh guru dan dikenakan denda. Situasi ini akan menimbulkan rasa tidak senang di kalangan pelajar terbabit dan merasakan diri mereka seolah-olah tidak disukai, dihargai, atau tidak dipedulikan oleh guru mahupun kawan-kawan.
8
Meta Pantologi Apatisme Kebosanan Putus asa Tidak punya rasa humor lagi Keterasingan Mementingkan diri sendiri Kehilangan selera dan sebagainya Maslow melakukan sebuah studi kualitatif dengan metode analisis biografi guna mendapat gambaran jelas mengenai aktualisasi diri. Dia menganalisis riwayat hidup, karya, dan tulisan sejumlah orang yang dipandangnya telah memenuhi kriteria sebagai pribadi yang beraktualisasi diri. Termasuk dalam daftar ini adalah Albert Einstein, Abraham Lincoln, William James, dam Eleanor Roosevelt.
Gambar 2. (dari atas) Abraham Lincoln, Eleanor Roosevelt, Albert Einstein, Willian James Berdasar hasil analisis tersebut, Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan karakteristik pribadi- pribadi yang telah beraktualisasi: 1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias. 2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
11
12
Karakteristik SELF-ACTUALIZER
Mempersiapkan realitas secara efesien dan mampu menghadapi ketidakpastian Menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya Spontan dalam pemikiran dan perilaku Berorientasi pada masalah dan bukan pada diri sendiri Mempunyai rasa humor tinggi Sangat kreatif Menentan enkulturasi, meskipun tidak benar-benar bermaksud nonkonvensional Memperhatikan kesejahteraan umat manusia Mempu mengapresiasikan pengalaman dasar kehidupan secara mendalam Mengembangkan hubungan antarpribadi yang memuaskan dan mendalan dengan beberapa, tidak dengan orang banyak Perilaku yang Mengarahkan Pada Aktualisasi Diri Mengalami hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konstentrasi sepenuhnya Mencoba hal-hal yang baru dan tidak bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman daripada suara tradisi, atau otoritas, atau mayoritas Jujur; menghindari kepura-puraan dalam bersandiwara Siap menjadi orang yang tidak populer bila mempunyai pandangan yang tidak sesuai dengan pandangan sebagian besar orang Memikul tanggung jawab Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan Mencoba mengidentifikasi pertanan diri dan mempunyai keberanian untuk menghentikan
JAWABAN: 1.Jika dalam berbagai meta patologi atau meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi Apatisme Kebosanan Putus asa Tidak punya rasa humor lagi Keterasingan Mementingkan diri sendiri Kehilangan selera dll.
2. kebutuhan kekuatan suatu humanis yang berfokus pada potensi, percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat dasar kemampuan serta mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. 3. sama, karena membahas mengenai pikiran hitam/ putih, pandangan salah satu dari dua, pandangan sederhana tentang kehidupan. 4.apatisme berasal dari apathela dalam bahasa yunani yang berarti segala sesuatu yang mempengaruhi tubuh atau jiwa, sedangkan menurut istilah adalah suatu keadaan ketidakpedulian dimana seorang individu tidak menanggapi rangsangan kehidupan emosional, sosial atau fisik. 5.penyakit kejiwaan seperti sinisme, kebencian, kegelisahan, depresi dan metapotologi laennya. 6.dalam kebutuhan merupakan faktor-faktor yang mendorong (memotifasi) orang untuk melakukan perbuatan, kebutuhan tingkat yang berupa kebutuhan fisiologis,
14
Meta Pantologi Apatisme Kebosanan Putus asa Tidak punya rasa humor lagi Keterasingan Mementingkan diri sendiri Kehilangan selera dan sebagainya
9. pada intinya meta pantologi itu sesuatu hal atau sikap yang muncul jika meta kebutuhan tidak terpenuhi atau relatif terpenuhi. 10. sebagai seorang guru kita harus bisa mengembangkan kepercayaan anak mulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki,serta anak dapat berinteraksi dengan mudah. Sehingga peranan guru sangatlah penting dalam menembangkan kepercayaan anak.
11. Jika salah satu kebutuhan dari piramida kebutuhan maka untuk mendapatkan atau memeperoleh kebutuhan yang selanjutnya tidak akan berjalan lancar bahkan tidak dapta terbenuhi. Jadi, sebelum beranjak ke tingkatan berikutnya maka tingkatan yang terbawah harus terpenuhi terlebih dahulu. Motivasi tersebut di peroleh dari keinginan diri sendiri serta dorongan lingkungannya. 12. jika seseorang tidak mempunyai harga diri maka seseorang tersebut tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan yang ia miliki seperti, percaya diri, kemandirian,kebutuhan akan penghargaan dari orang lain serta tidak tergantung sama orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus dalam memenuhi kebutuhan
15
16
Penutup
Pada bab ini, kami akan mengemukakan kesimpulan dari analisis mengenai teori hirarki kebutuhan menurut abraham masllow yang di khususkan pada pembahasan di tingkat kebutuhan dimiliki dan cinta.Jelas perbedaan sifat dan karakteristik tiap tokoh dalam menyembuhkan diri setelah di tinggal dengan orang yang di sayang, tetapi dalam perbedaan itu terdapat benang merah yaitu perasaan saling sembutuhkan yaitu sama lain, seperti yang di kemukakan abraham masllow, manusia mendambakan lingkungan penuh kasih sayang dengan orang lainpada umumnya, khususnya kebutuhan akan rasa memiliki tempat di tengah kelompoknya dan iya akan berusaha keras mencapai tujuan yang satu ini.
17