You are on page 1of 164

362.

11 Ind s

DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2009

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan c 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI

18 cm x 25 cm xxii + 143 halaman ISBN No. 978-979-9254-66-5

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI


362.11

Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik s .Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan -- Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2009
Ind

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dapat tersusun dengan baik dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1069/Menkes/SK/XII/2008. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ditujukan bagi setiap rumah sakit yang akan dan telah berfungsi sebagai tempat wahana pembelajaran bagi peserta pendidikan kedokteran serta menjadi acuan bagi rumah sakit dalam proses penyelenggaraan pendidikan kedokteran. Kepada Kontributor, Tim Penyusun dan kepada semua pihak terkait yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas buah pikiran, waktu, dan sumbang saran yang telah diberikan. Semoga segala upaya dan kerja keras Saudara bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kedokteran di tanah air.

DirekturEBina Pelayanan Medik Spesialistik, EN K SEH


DEPAR

EM

RAL ENDE EDIK TUR J M DIREK LAYANAN PE BINA

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS NIP. 195208201978071001

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

N TA

Tim Penyusun

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS Dr. Rochman Arif, M.Kes Dr. Noor Sardono, M.Kes Drg. Luki Hartanti, MpH Dr. Ady Iswadi Thomas Dr. Desriana Elizabeth Ginting Dr. Indri Yogyaswari

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

iii

Kontributor :

Dr. Mulya A. Hasjmy, SpB. M.Kes Prof. DR.Dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, MA Prof. DR.Dr. Budi Sampurna, Sp.F, SH DR. Dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM Dr. Agung Sutiyoso, SpOT (K), MM. MARS Prof. DR.Dr. Akmal Taher, SpU (K) Prof. DR.Dr. Cissy Prawira K, SpA (K) Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD DR.Dr. Melianna Zailani, MARS Prof. Dr. Merdias Almatsier, SpS DR.Dr. Nanan Sekarwana, Sp.A (K) Dr. Ratna Rosita, MPHM Dr. Sumaryono, Sp.PD (K) Dr. Suryo Purhananto, M.Kes DR. Dr. Sutoto Cokro, M.Kes DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, Sp.M (K) Dr. Tri Hesty, Sp.M Dr. Untung Suseno, M.Kes Prof. DR.Dr. Wiguno, Sp.PD (K) Dr. Luwiharsih, MSc Drg. Anwarul Amin, MARS Fresley Hutapea, SH.MH.MARS Drg. Luki Hartanti, MPH Dr. Noor Sardono, M.Kes Dr. Salwa Ahmad, MARS (alm)

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ............................................................................................i Tim Penyusun ............................................................................................iii Kontributor ..................................................................................................v Daftar Isi ....................................................................................................vii Sambutan Menteri Kesehatan....................................................................ix Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xi Sambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI).....................................................................................................xiii Sambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI)......................xv Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ................xvii BAB I Pendahuluan........................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Landasan Hukum ................................................................ 2 C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4 D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5 E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan ......................................................................... 5 Standar Rumah Sakit Pendidikan.......................... 7 Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11 Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan .......... 15 A. Persyaratan ........................................................................ 15 B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15 C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16 D. Sertifikasi............................................................................. 18 Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19 B. Standar Manajemen dan Administrasi ......................20 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Klinik ........................................23 D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25 Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29 vii

BAB II BAB III BAB IV

BAB V

BAB VI

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

BAB VII

BAB VIII

BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV BAB XV Referensi

B. Standar Manajemen dan Administrasi ................................ 30 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Klinik ........................................... 33 D. Standar Penunjang Pendidikan ..................... 34 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas .................... 35 Standar Rumah Sakit Pendidikan Satelit ........................ 39 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ................. 39 B. Standar Manajemen dan Administrasi ................. 40 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk ProgramPendidikan Klinik.................. 43 D. Standar Penunjang Pendidikan ................ 44 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ............... 45 Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sakit Pendidikan ............................................................................ 49 A. Rumah Sakit Pendidikan Utama ....................................... 49 B. Rumah Sakit Pendidikan Affiliasi........................................ 79 C. Rumah Sakit Pendidikan Satelit ....................................... 107 Hasil Penilaian dan Status Akreditasi ............................... 139 Pemantauan dan Evaluasi .............................................. 141 Pembinaan dan Pengawasan ........................... 143 Sanksi .................................................................................. 145 Pembiayaan....................... 146 Ketentuan Peralihan............................... 147 Penutup....................................................... 148 .............................. 149

viii

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

BH INN E

K A TUNGGAL

A IK

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Keberadaan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik. Hal ini mengingat misi Rumah Sakit Pendidikan disamping memberikan pelayanan kesehatan, juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Tidak kalah penting juga bahwa Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran. Rumah Sakit Pendidikan harus tampil lebih baik, lebih bermutu karena merupakan etalase mutu pendidikan kedokteran kita. Upaya peningkatan mutu pendidikan akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan perkembangannya, Pemerintah telah membuat beberapa regulasi serta pengaturan tentang pelaksanaan Rumah Sakit Pendidikan diantaranya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 544/ Menkes/SKB/X/81; Nomor 0430a/U/1981; Nomor 324 A tentang 14 (empat belas) Rumah Sakit Pemerintah yang Digunakan Sebagai Tempat Pendidikan Calon Dokter dan Dokter Spesialis; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/2007 pasal 6 ayat 2 bahwa penetapan rumah sakit, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan. Selanjutnya, saya mengharapkan agar buku ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sekaligus menyesuaikan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

ix

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

dengan aturan yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No 1069/Menkes/SK/XI/2008 sebelum disahkannya Undang Undang Rumah Sakit yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR. Kepada tim penyusun dan para kontributor, saya ucapkan selamat dan penghargaan atas dedikasinya dalam penyusunan buku Pedoman, Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan.

Jakarta, Agustus 2009 Menteri Kesehatan RI


ME
N

TE

E R I K S EH

DR.Dr.Siti Fadillah Supari,SpJP (K)

AN AT

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950 Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872 Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,seyanmed@depkes.go.id
INDONESIA SEHAT 2010

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005. Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu, transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xi

perlindungan hukum bagi pemberi pelayanan, penerima pelayanan, peserta didik, dan dosen pembimbing klinik. Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang telah menyumbangkan gagasan serta pemikiran dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka penyelenggaraan pendidikan kedokteran sekaligus peningkatan mutu pelayanan kesehatan di tanah air. Jakarta, Juni 2009

DEPAR

DirekturH Jenderal Bina Pelayanan EN K E SE A Medik EM


RAL ENDE EDIK TUR J M DIREK LAYANAN PE BINA

Farid W. Husain NIP. 195003091979121001

N TA

xii

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA


The Indonesian Teaching Hospital Association (ARSPI)

SAMBUTAN KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini. Jakarta, Juli 2009

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia

Dr.dr. Sutoto, M.Kes

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xiii

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA


ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA

AIPKI

(INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL EDUCATION INSTITUTION)


SEKRETARIAT : GEDUNG CHS LANTAI II, JL. SALEMBA RAYA 6, JAKARTA PUSAT TELP : (021) 3100354, FAX : (021) 3907411

SAMBUTAN KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian, Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan, infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan tercapai. Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xv

Kami berharap bahwa seluruh institusi pendidikan dokter mengkordinasikan berbagai ketentuan dalam buku pedoman dan standar ini dengan pihak Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai wahana pendidikan dokter maupun dokter spesialis. Jakarta, 31 Juli 2009 Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Prof. Dr. Irawan Yusuf. Ph.D

xvi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

BH INN E

K A TUNGGAL

A IK

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1069/MENKES/SK/XI/2008 TENTANG PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memegang peranan penting; b. bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu menetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xvii

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 10.P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 512/MENKES/PER/IV/ 2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran; xviii
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/07; Memperhatikan : Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 544 Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang digunakan untuk Pendidikan Dokter;

MEMUTUSKAN : Menetapkan Kesatu : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh Institusi, Lembaga dan Organisasi Profesi terkait sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit Pendidikan.

Kedua

Ketiga

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xix

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Keempat

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Nopember 2009 MENTERI KESEHATAN,


ME
N

TE

E RI K SE

H
AN AT

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)

xx

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan. Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis. Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang diperlukan. Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. RSU Dr.Pirngadi, Medan RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung RSUP Dr.Kariadi, Semarang RSUP Dr.Sardjito, Yogjakarta RSU Dr.Soetomo, Surabaya RSU Ujung Pandang, Makasar RSUP Palembang RSU Gunung Wenang, Manado RSU Persahabatan, Jakarta

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

11. 12. 13. 14.

RSU Surakarta, Solo RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang RSUP Sanglah, Denpasar RSUP Dr.M.Jamil, Padang

Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan. Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005. Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun 2009 tercatat hanya ada 39 RS yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan. Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam proses pembelajaran klinik bagi peserta didik pendidikan kedokteran terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun Standar RS Pendidikan. B. Landasan Hukum Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1295/Menkes/Per/XII/2007;

C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS Pendidikan (Teaching Hospital) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia mendefinisikan RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, internship dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (University Hospital). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis. Di berbagai negara maju saat ini Academic Health Center (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat. Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih Rumah Sakit yang ber Afiliasi, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi. Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi: a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti. b. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru. c. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna. d. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama. e. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik. f. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.

D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 yang merupakan salah satu peraturan pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi RS Pendidikan, Standar RS Pendidikan dan Standar Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh stake holder pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan yang lebih luas meliputi RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

yang merupakan Rumah Sakit jejaring pendidikan. Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin meningkatnya jumlah Institusi Pendidikan Kedokteran dan jumlah peserta didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran. E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan Tujuan penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan; Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran; Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran II Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB II STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi Spesialis. 1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan. Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan. Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. 2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didiknya. Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya. Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar RS Pendidikan menjadi : 1. Standar RS Pendidikan Utama. 2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi). 3. Standar RS Pendidikan Satelit. Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masingmasing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan. Standar Manajemen dan Administrasi. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik. Standar Penunjang Pendidikan. Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang berkualitas.

Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan RI. Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut. Untuk pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis, Rumah Sakit yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Spesialis. Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat merupakan RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit ataupun RS Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan yang sudah ada. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi : a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ; b. Manajemen dan Administrasi ; c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ; d. Penunjang pendidikan ; e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB III PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Penyelenggaraan. Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI. B. Pengorganisasian Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 1. Tim Pengarah. Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota dengan susunan sebagai berikut : Penanggung Jawab : Menteri Kesehatan Ketua I : Sekretaris Jederal Ketua II : Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Sekretaris I : Kepala Biro Hukum dan Organisasi Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik Anggota : 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

11

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2. Konsil Kedokteran Indonesia 3. Ketua ARSPI 4. Ketua AIPKI 5. Ketua MKKI 6. Ketua KKI Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan : a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan RS Pendidikan. b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RS Pendidikan. c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan. d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS Pendidikan. e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 2. Tim Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan. Ketua Sekretaris I Sekretaris II Anggota : Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik RS Pendidikan : Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik Non Pendidikan 2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS 3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus 4. Kepala Sub Dit Bina Pelapisan Teknologi Medik Spesialistik 5. Unsur ARSP 6. Unsur AIPKI 7. Unsur MMKI 8. Unsur KKI

12

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat

: 1. Kepala Seksi Standarisasi 2. Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi 3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik Spesialistik 4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU Pendidikan

Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan: a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan Pelaksanaan Penilaian Rumah Sakit Pendidikan; b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; e. Melaksanakan kajian pengembangan standar Rumah Sakit Pendidikan; f. Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

13

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran IV Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB IV TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. Persyaratan 1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku. 2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. 3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan. 4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat. 5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan Institusi Pendidikan Kedokteran. 6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit. 7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir. B. Prosedur Pengajuan 1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A. 2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya Disampaikan kepada : a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

15

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat C. Penilaian Kelayakan 1. Pra Visitasi a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi. b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada Rumah Sakit. c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan klasifikasi. d. Setelah menerima surat balasan Direktur Rumah Sakit setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur pemangku kepentingan Rumah Sakit dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS Pendidikan. e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit. g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa rekomendasi layak atau belum layak visitasi dan rekomendasi tersebut di umpan balikkan kepada Rumah Sakit bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat. 16
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan dipertimbangkan belum layak visitasi maka Rumah Sakit dapat mengajukan permohonan fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 2. Visitasi a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan layak visitasi maka kepada Rumah Sakit dijadualkan waktu kunjungan Tim Visitasi. b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit. c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit, selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing Standar dan Parameter. d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir penilaian. e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir katagori penilaian : A, B atau C. 3. Penetapan a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak Rumah Sakit, maka pihak Rumah Sakit wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan visitasi. b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak Rumah Sakit dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

17

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Tim Visitasi dan Pihak Rumah Sakit. c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi. d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan perbaikan/penyempurnaan dari Rumah Sakit, Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan. e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi. F. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS Pendidikan. g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan Rumah Sakit pemohon sebagai RS Pendidikan. D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi) 1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan; b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas nama Menteri Kesehatan; c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit.

18

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran V Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB V STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN. Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1. 2. Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal 12 pelayanan. Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya. 19

3.

4. 5.

6.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI. Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran. Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1 Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 2.1 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan

20

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2.4. 2.5. 2.6.

2.7.

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke RS. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). 3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

21

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa. 4.2. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.3. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan Kedokteran. 4.4. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 5. Evaluasi dan Penjaminan Administrasi Pendidikan Mutu Sistem Manajemen dan

Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh

22

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 1.2. Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

23

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian kedokteran. 1.3. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu. 1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya. 1.5. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria : 2.1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2.2. Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. 24
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kriteria : 1. Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

2.

3.

4. 5.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran kilinik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

25

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kriteria : 1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria : 2.1. Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.3. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan 1.3

26

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 2.4. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. 2.5. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. 2.6. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria : 3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. 3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF. 3.3. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

27

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

3.4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersamasama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria : 4.1. RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali. Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan

4.2. Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

28

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran VI Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB VI STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI) RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik. 1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran. 1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan bidang ilmu terkait. 1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Afiliasi/Eksilensi.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

29

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1.6 Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 1.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan

30

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). 2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. 2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

31

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

pengaturan jadual dan administrasi). 3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

4.2

4.3

4.4

32

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan. Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring Untuk Pembelajaran Klinik. Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan dan mendapat persetujuan dari Institusi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

33

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan akademiknya. 1.3 Terdapat SK pengangkatan/penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya. 1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria : 2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2.2 Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

34

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

3.

4. 5.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS. Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria : 1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

35

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.

1.3

2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria : 2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2 2.3 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

36

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2.4 2.5

Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.

.
2.6

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : 3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.

3.2

3.3

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

37

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

3.4

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 4.1 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali, termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik. Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian, mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kolegium terkait.

4.2

38

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran VII Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB VII STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1. RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran, termasuk penelitian dan pelayanan. Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis antara RS Pendidikan Satelit, Institusi Pendidikan Kedokteran dan RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan pihak RS Pendidikan Utama. Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dalam bidang tertentu. RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Satelit.

2.

3.

4. 5.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

39

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

6.

RS Satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan penunjang lainnya . Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama.

7.

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1 Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit. 1.2 SK bersama Direktur RS Pendidikan Satelit , RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria: 2.1 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.

40

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2.2

Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal 1: 5. 2.3 Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). 2.4 Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5 Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6 Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah di sosialisasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik. 2.7 Kebijakan/ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas sehari- hari. 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1 Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, tujuan Bagian/Departemen/SMF yang dituju, daftar nama dan jumlah peserta didik yang akan masuk. 3.2 Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3 Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

41

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan tahunan progress report pendidikan. 3.4 Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Dekan fakultas kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yangmeliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan sarana dan prasarana. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Bagian/Departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, Kepala Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.

4.2

4.3

4.4 Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran yang disahkan oleh Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

42

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.1 Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK. Penyiapan tenaga pendidik dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidik dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan kategori,tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan atau non medis. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang ditempatkan di RS Pendidikan Satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan

1.2

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

43

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan akademiknya. 1.3 Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS bagi yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya. Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.

1.4

1.5

2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: 2.1 2.2 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan.

D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

44

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta didik. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

3.

4. 5.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria : 1.1 Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 45

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1.2

Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.

1.3

2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria : 2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.

2.2 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.3 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

2.4

2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. 46
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

n g a r s i p a n , p e n g g a n d a a n , d a n p e n d i s t r i b u s i a n Pe buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan.

2.6 Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : 3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator masing-masing Bagian/Departemen/SMF 3.2 Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.

3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan. 3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

47

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama- sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria : 4.1 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. 4.2 Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan, mengacu pada ketetapan bagian.

48

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran VIII Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB VIII PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Dalam rangka mengukur suatu Rumah Sakit telah memenuhi Standar RS Pendidikan, maka diperlukan tolak ukur setiap standar sesuai dengan klasifikasinya. Oleh karena itu indikator obyektif perlu ditetapkan. Indikator ini digunakan oleh surveyor dalam melakukan visitasi dalam rangka akreditasi maupun reakreditasi RS Pendidikan. Berdasarkan Indikator ini dilakukan pengukuran setiap standar dengan indikator skor nilai dan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dimasukan dalam Borang Penilaian. A. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS kelas A atau B telah terakreditasi minimal 12 pelayanan SKOR 0 1 2 INDIKATOR RS kelas A tetapi belum terakreditasi 16 pelayanan atau B tetapi belum terakreditasi 12 pelayanan. RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS kelas B sudah terakreditasi 12 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya. RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS Kelas B sudah terakreditasi 12 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih berlaku. PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

49

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1 2

Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.

PARAMETER Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. PARAMETER Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. SKOR 0 INDIKATOR Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.

50

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. PARAMETER

RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (antara lain : Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik). SKOR INDIKATOR RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan belum ada 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik). RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh waktu. RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan dilayani oleh dokter spesialis yang purna waktu.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

51

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK Penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan. RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya. RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan yang masih berlaku. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PARAMETER Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.

52

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran SKOR 0 INDIKATOR Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

53

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. PARAMETER

Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR SKOR 0 Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).

54

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR

INDIKATOR Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).

PARAMETER Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan Prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

55

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan

56

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. PARAMETER

Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. INDIKATOR SKOR 0 Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

PARAMETER Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. SKOR INDIKATOR Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

57

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.

PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. INDIKATOR SKOR 0 Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. PARAMETER Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).

58

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).

PARAMETER Terdapat sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu. Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.

1 2

PARAMETER Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). SKOR 0 INDIKATOR Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

59

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap. PARAMETER

Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.

60

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. PARAMETER

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian /Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

61

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. SKOR INDIKATOR Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. PARAMETER Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR SKOR 0 Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian serta disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

62

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan bersama oleh 2 Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

PARAMETER Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. SKOR 0 1 INDIKATOR Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

63

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK


PARAMETER Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR SKOR Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik), tetapi belum ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

64

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/ Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

PARAMETER Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. SKOR INDIKATOR Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

65

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf 2 Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. PARAMETER Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya. SKOR 0 INDIKATOR Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik. Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.

PARAMETER Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. INDIKATOR SKOR Tidak ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS 0 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

66

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum ada kriteria penilaian yang jelas. Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. PARAMETER

Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Ada presensi/kehadiran tetapi tidak lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik . Ada presensi / kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. PARAMETER Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS. Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/ Sekretariat Bersama Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

67

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN PARAMETER

Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi.

Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi. PARAMETER Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. 2 SKOR INDIKATOR Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.

68

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap. Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. PARAMETER

Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung. SKOR 0 INDIKATOR Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung. Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.

Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi 2 standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung. PARAMETER Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 69

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1 2

Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik. Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. PARAMETER penelitian dan pengembangan di bidang INDIKATOR

Terdapat sarana kedokteran. SKOR 0 1 2

Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu. Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

PARAMETER RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). SKOR INDIKATOR Rumah Sakit tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan

70

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

tersebut, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). PARAMETER Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam program pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

71

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf. Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga 2 pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf. PARAMETER

RS Pendidikan mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. SKOR INDIKATOR RS Pendidikan belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. RS Pendidikan telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

72

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter /Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. RS Pendidikan telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/ Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.

PARAMETER Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. SKOR 0 INDIKATOR Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik. PARAMETER Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). INDIKATOR SKOR 2 0 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine)

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

73

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine) Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidance based medicine). PARAMETER

Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 1 INDIKATOR Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1` bulan.

Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. PARAMETER Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. 2 SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan. Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan, tetapi belum di miliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian belum memiliki arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

74

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.

PARAMETER Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/ SMF. Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/Departemen/SMF. 75

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning 2 dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh koordinator pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. PARAMETER Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. INDIKATOR SKOR 0 Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/Prosedur Peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik Yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. PARAMETER Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

76

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Terdapat Pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan.

PARAMETER Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala secara tersendiri, maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. SKOR INDIKATOR Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

77

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik di akhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiaptiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurangkurangnya satu kali dalam satu tahun. PARAMETER

Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan, psikomotor dan afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF SKOR INDIKATOR Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik Rumah Sakit Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

78

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

B. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI) STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu dan telah terakreditasi. SKOR 0 1 2 INDIKATOR RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu belum terakreditasi. RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya. RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi dengan Sertifikat Akreditasi masih berlaku. PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. PARAMETER

Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

79

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. PARAMETER

Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. SKOR INDIKATOR Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. PARAMETER RS memiliki pelayanan spesialistik atau sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan dan sudah terakreditasi.

80

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR RS memiliki pelayanan spesialistik sudah terakreditasi dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan masih belum terakreditasi. RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang telah habis masa berlakunya. RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang belum habis masa berlakunya.

PARAMETER RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan. RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya. RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PARAMETER Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 81

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit. Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit. PARAMETER

Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan 0 yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi 1 Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan 2 Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. INDIKATOR SKOR 0 Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

82

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam 1 Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan. Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana 2 tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. PARAMETER Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

83

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR

INDIKATOR Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). PARAMETER

Adanya kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tidak tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

84

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. INDIKATOR SKOR 0 Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.

PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. SKOR INDIKATOR Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya.Sudah ada sosialisasi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

85

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua

PARAMETER Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. SKOR 0 INDIKATOR Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut 2 sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. PARAMETER Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. INDIKATOR SKOR Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan 0 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh

86

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan 1 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh 2 Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/ Departemen/ SMF(nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. PARAMETER Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

87

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Tidak ada selalu staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). PARAMETER

Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu. Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. PARAMETER Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). SKOR 0 INDIKATOR Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).

88

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap. PARAMETER

Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

89

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.

PARAMETER Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan.

90

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. INDIKATOR SKOR 0 Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.

Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan 2 kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di RS. PARAMETER Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian serta 0 disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

91

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan 2 bersama oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama 2 berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. PARAMETER Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut SKOR 0 1 INDIKATOR Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

92

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK PARAMETER

Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada tata cara rekruitment tetapi belum ada kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

93

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR

INDIKATOR Tidak ada satupun staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. Ada sebagian staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

Seluruh staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan PARAMETER Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. INDIKATOR SKOR Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf 0 Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu. Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas 1 Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. 2 94
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik 2 Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. PARAMETER Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik. Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.

PARAMETER Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. INDIKATOR SKOR Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS 0 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum 1 ada kriteria penilaian yang jelas.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

95

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. PARAMETER

Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik .

PARAMETER Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan. SKOR INDIKATOR Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan. Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan. Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan.

96

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN PARAMETER Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur 1 RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi. Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur 2 RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi. PARAMETER Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. SKOR INDIKATOR Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap. 97

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. PARAMETER

Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung. SKOR 0 INDIKATOR Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung. Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas pendukung. Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung.

PARAMETER Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.

98

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat sarana kedokteran. SKOR 0 1 2 penelitian dan pengembangan di bidang INDIKATOR Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran. Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu. Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS PARAMETER RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). SKOR INDIKATOR RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktivitas staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

99

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf 2 medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). PARAMETER Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi belum mendapat persetujuan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf. SKOR 0 INDIKATOR Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.

100

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf. Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.

PARAMETER RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. INDIKATOR SKOR RS belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. RS telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

101

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

RS telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. PARAMETER

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. SKOR 0 INDIKATOR Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum 1 disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui 2 oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik. PARAMETER Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). INDIKATOR SKOR Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti 0 (evidence based medicine). 1 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).

102

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu. Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

PARAMETER Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. INDIKATOR SKOR Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, 0 tertulis dan dibukukan. Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut belum dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki 1 minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.

PARAMETER Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

103

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. PARAMETER

Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/ SMF. Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF. Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan di masing-masing Bagian/Departemen/SMF.

104

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. PARAMETER Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Pedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

105

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.

Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai 2 fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan. PARAMETER Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. 1 SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan

1 2

106

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri memalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiaptiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikkan sekurangkurangnya satu kali dalam satu tahun. PARAMETER Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

C. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN PARAMETER RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

107

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0 1 2

INDIKATOR RS belum terakreditasi 5 pelayanan. RS sudah terakreditasi 5 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya.

RS sudah terakreditasi 5 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih berlaku. PARAMETER Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.

108

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan. PARAMETER

Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. INDIKATOR SKOR 0 Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut. Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.

Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran 2 mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut PARAMETER RS Pendidikan Satelit minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya. SKOR 0 INDIKATOR RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan belum ada 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik). RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh waktu 109

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan 2 Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan oleh dokter spesialis purna waktu. PARAMETER RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. INDIKATOR SKOR RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang 0 Penetapan sebagai RS Pendidikan. RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang 1 Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya. 2 RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.

PARAMETER RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama. INDIKATOR SKOR 0 1 2 RS belum memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama. RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama namun sudah habis masa berlaku. RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama dan masih berlaku. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PARAMETER Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 110
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. PARAMETER

Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran INDIKATOR SKOR 0 Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

111

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. SKOR INDIKATOR Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan 0 Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran 1 dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi 2 Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. PARAMETER Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

112

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). SKOR INDIKATOR Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikandan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). PARAMETER Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

113

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

PARAMETER Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. SKOR 0 INDIKATOR Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semperatuua unsur yang terlibat dalam pendidikan. PARAMETER Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.

114

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR

INDIKATOR Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang Peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.

PARAMETER Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. SKOR INDIKATOR Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya. Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. 115

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. SKOR 0 INDIKATOR Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

PARAMETER Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. SKOR INDIKATOR Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan

116

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. PARAMETER Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual. Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.

PARAMETER Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

117

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). PARAMETER

Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. INDIKATOR SKOR 0 1 2 Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu.

Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu. PARAMETER Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). SKOR 0 INDIKATOR Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap.

PARAMETER Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

118

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung. Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

119

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana. PARAMETER Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR SKOR 0 Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing 2 Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

120

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.

Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan 2 kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit. PARAMETER Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. INDIKATOR SKOR Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF 0 serta disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1 Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan 2 disahkan bersama oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. INDIKATOR SKOR Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik 0 yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

121

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

PARAMETER Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak ada data umpan balik staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. Ada data umpan balik sebagian staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. Ada data umpan balik seluruh staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK PARAMETER Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR INDIKATOR Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing / Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

122

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) tetapi belum ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan. Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

123

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. SKOR INDIKATOR Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu. Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu. PARAMETER Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.

124

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik. Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis. PARAMETER

Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik namun belum ada kriteria penilaian yang jelas. Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. PARAMETER

Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

125

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0 1 2

INDIKATOR Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik . Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.

PARAMETER Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan /Sekretariat Bersama Pendidikan. INDIKATOR SKOR Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit maupun di 0 bawah Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama Pendidikan. 1 Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan. Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan / Sekretariat Bersama Pendidikan.

PARAMETER Terdapat dokumen kesepakatan yang mencantumkan penyediaan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan yang ditandatangani antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

126

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi.

Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur 2 RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi. PARAMETER Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap. Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual. PARAMETER Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

127

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR 0

INDIKATOR Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung. Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas pendukung. Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung. PARAMETER

Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik. Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. PARAMETER penelitian dan pengembangan di bidang

Terdapat sarana kedokteran. SKOR INDIKATOR Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang 0 kedokteran. Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang 1 kedokteran di bagian-bagian tertentu. 2

Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.

128

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS PARAMETER RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). SKOR INDIKATOR RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). PARAMETER Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

129

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. PARAMETER

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf. SKOR 0 INDIKATOR Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta wawancara staf. Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf.

130

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Rumah Sakit mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. INDIKATOR SKOR Rumah Sakit belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar 0 Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar 1 Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi 2 Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. PARAMETER Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. INDIKATOR SKOR Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta 0 didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

131

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum 1 disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui 2 oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik. PARAMETER Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). SKOR 0 INDIKATOR Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine). Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine). Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidance based medicine). PARAMETER Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. SKOR 0 1 2 INDIKATOR Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1` bulan. Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

132

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan. Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan, tetapi buku program tersebut belum dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan. PARAMETER Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

133

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. PARAMETER Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/SMF. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/ SMF. Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF. Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan di seluruh Bagian/Departemen/SMF.

PARAMETER Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

134

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. PARAMETER

Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER Terdapat pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik. Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

135

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan. PARAMETER

Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. SKOR 0 INDIKATOR Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan. Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiaptiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurangkurangnya satu kali dalam satu tahun. PARAMETER Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

136

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SKOR

INDIKATOR Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran. Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

137

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran IX Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB IX HASIL PENILAIAN DAN STATUS AKREDITASI Perhitungan hasil penilaian terhadap kepatuhan setiap standar adalah sebagai berikut :
Jumlah hasil penilaian masingmasing parameter sesuai skor Hasil penilaian = --------------------------------------------------- X 100 % Nilai Standar

Nilai standar adalah seluruh jumlah parameter dari masing-masing standar dikalikan 2 (dua) atau Skor maksimal. Adapun perhitungan hasil akhir penilaian kepatuhan terhadap seluruh standar adalah sebagai berikut :
Jumlah Kumulatif Hasil Penilaian --------------------------------------------------- X 100 % Jumlah Nilai Standar

Total Hasil = Penilaian

Hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : 1. Akreditasi A, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan lebih dari 79 % sampai dengan 100 %; 2. Akreditasi B, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan mencapai lebih dari 60 % sampai dengan 79 %. 3. Akreditasi C, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan mencapai lebih dari 33 % sampai dengan 60 %. Rekomendasi hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut :

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

139

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

No. 1. 2.

Nilai > 79 % - 100 % 60 % - 79 %

Rekomendasi Sebagian besar atau seluruh standar telah dipenuhi. Pada umumnya telah memenuhi standar, tetapi masih memerlukan peningkatan kepatuhan beberapa parameter standar. Perlu pembinaan untuk peningkatan kepatuhan sebagian besar standar.

3.

33 % - 60 %

Berdasarkan hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit, maka status akreditasinya dikatagorikan sebagai berikut : 1. Status Akreditasi A, telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. 2. Status Akreditasi B, dapat diberikan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan, namun dalam jangka waktu selambat lambatnya 3 (tiga) tahun harus dilakukan penilaian kembali. 3. Status Akreditasi C, belum mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan dan dalam waktu 1 (satu) tahun harus dilakukan penilaian kembali.

140

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran X Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB X PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap kinerja Tim Akreditasi RS Pendidikan serta pemantauan terhadap mutu pengelolaan dan pelaksanaan RS Pendidikan. Untuk menjamin mutu pembelajaran klinik peserta didik agar dapat mencapai Standar Kompetensi sesuai dengan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran, maka konsistensi RS Pendidikan dalam kepatuhan pelaksanaan Standar RS Pendidikan harus terus menerus dilakukan pemantauan dan evaluasi. RS Pendidikan yang belum memenuhi kepatuhan minimal perlu dilakukan pembinaan secara berkala. Pemantauan dan evaluasi mutu pengelolaan dan pelaksanaan Rumah Sakit Pendidikan diseluruh Indonesia dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan di Tingkat Pusat bersama-sama dengan Tim Akreditasi RS Pendidikan Tingkat Provinsi yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Sesuai kemampuan rentang kendali wilayah dan kemampuan sumber daya manusia serta pembiayaan yang tersedia Dinas Kesehatan Provinsi dapat melimpahkan tugas dan kewenangan dalam pemantauan RS Pendidikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayahnya. Pemantauan terhadap pelaksanaan Pedoman Standar RS Pendidikan dilakukan meliputi input, proses dan output. 1. Input a. b. c. d. Terbentuknya Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan; Terbentuknya Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan; Tersedianya Buku Pedoman Standar RS Pendidikan; Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Tim Koordinasi serta Tim Penilaian dan Pembinaan Akreditasi RS Pendidikan di tingkat Pusat maupun Provinsi; e. Tersedianya data dasar seluruh RS Pendidikan.

2. Proses a. Terselenggaranya Penyusunan Rencana Kerja 5 tahunan dan Rencana Tahunan. b. Terselenggaranya kegiatan Akreditasi RS Pendidikan. c. Terselenggaranya sosialisasi Pedoman Standar RS Pendidikan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

141

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

d. Terselenggaranya pertemuan koordinasi RS Pendidikan. e. Terselenggaranya Rapat Koordinasi lintas sektor terkait dengan RS Pendidikan. 3. Output a. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Utama yang telah terakreditasi b. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) yang telah terakreditasi c. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Satelit yang telah terakreditasi

142

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran XI Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota) Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia dan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia membina serta mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
A. Pembinaan.

Pembinaan terhadap penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan diarahkan untuk :


1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan; 2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan

profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan. Pembinaan terhadap RS Pendidikan dilakukan melalui kegiatan komunikasi, informasi, supervisi dan edukasi (penyuluhan, penataran, dan pelatihan).
B. Pengawasan.

Pengawasan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik dititik beratkan agar Rumah Sakit dapat senantiasa memberikan perlindungan dan keselamatan baik terhadap pasien maupun kepada tenaga medik pendidik, tenaga non medik pendidik, serta peserta didik yang bekerja di Rumah Sakit Pendidikan. Oleh karena itu hal-hal yang terkait dengan pengawasan yang penting dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Rumah Sakit yang menjalankan fungsi Rumah Sakit Pendidikan wajib memiliki Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan. 2. Rumah sakit pendidikan senantiasa wajib mematuhi semua standar RS Pendidikan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

143

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

3. Rumah Sakit Pendidikan berkewajiban menjalankan program keselamatan pasien (patient safety). 4. Institusi Pendidikan Kedokteran yang mengirim peserta didik ke RS Pendidikan wajib memberikan perlindungan hukum kepada peserta didik dengan asuransi profesi. 5. Institusi pendidikan kedokteran wajib memberikan jabatan akademik kepada dokter pendidik klinik / dosen klinik di RS Pendidikan. Agar pengawasan dapat berhasil guna dan berdayaguna, hasil pengawasan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk : 1. Mencari pemecahan masalah dan cara yang lebih baik dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan 2. Menentukan layak atau tidak layaknya suatu Rumah Sakit menyandang predikat Rumah Sakit Pendidikan. Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap RS Pendidikan yang dapat mengikutsertakan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing.

144

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran XII Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB XII SANKSI Rumah Sakit Pendidikan yang telah memperoleh Akreditasi dan Sertifikasi apabila melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Keputusan ini dapat dikenakan sanksi berupa : a. Teguran Tertulis kepada Pemilik Rumah Sakit dan tembusannya disampaikan kepada Institusi Pendidikan Kedokteran yang terkait. b. Penghentian sementara kegiatan Rumah Sakit Pendidikan. c. Pencabutan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan sebelum habis masa berlakunya.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

145

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran XIII Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB XIII PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk penyelenggaraan proses klasifikasi dan akreditasi standar Rumah Sakit Pendidikan milik Pemerintah dibebankan kepada APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk Rumah SakitRumah Sakit TNI/POLRI, BUMN/BUMD, BHMN dan Rumah Sakit milik Swasta dibebankan kepada anggaran yang ada pada pemilik/penyelenggara Rumah Sakit sesuai dengan lingkup fungsi dan tugasnya berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku dilingkungannya masing-masing. Pembiayaan untuk pemantauan, evaluasi dan pembinaan dibebankan kepada APBN Departemen Kesehatan RI serta sumber dana lainnya yang tidak mengikat.

146

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran XIV Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Seluruh Rumah Sakit yang pada saat ditetapkannya Keputusan ini telah menyelenggarakan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit yang digunakan sebagai pembelajaran klinik peserta didik Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Spesialis masih tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan agar menyesuaikan pelaksanaannya dengan ketentuan ini selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya Keputusan ini. Setetah selesai masa peralihan Rumah Sakit yang melaksanakan fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan tanpa memiliki akreditasi dan sertifikasi dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan ijin operasional Rumah Sakit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

147

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran XV Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008

BAB XV PENUTUP Pedoman Klasiikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini dibuat untuk mendorong peningkatan mutu Rumah Sakit yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pembelajaran klinis bagi peserta didiknya. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Meningkatnya pemanfaatan Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik pendidikan profesi kedokteran akan meningkatkan daya tampung peserta pendidikan sekaligus mutu pelayanan medik yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Untuk kelancaran teknis penilaian standar, penetapan dan pembinaan RS Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini diatur dan ditetapkan lebih lanjut teknis pelaksanaannya oleh Direktur Jenderal Bina Pelayananan Medik Departemen Kesehatan RI.

TE

RI

K ES EHMENTERI AT
AN

KESEHATAN,

MEN

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K

148

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

REFERENSI : 1. Benbasat J, and Cohen R. Clinical Instruction and Cognitive Development in Medical Students.Lancet.1982. 2. Bruckner H et al. Giving effective feedback to Medical students: a workshop for Faculty and house staff.Medical teacher.1999. 3. Elstein A. Clinical Reasoning in Medicine. In: Clinical Reasoning in Health Professional. Higgs J,Jones M Ieditor).1995. 4. Featherstone HJ, Beitman BD, and Irby DM. Distorted Learning from Unusual Clinical Anecdotes. Medical Education.1984. 5. Gordon K, and Meyer. Five Microskills for Clinical Teaching. Departement of Family Medicine , University of Washington. Seattle. Washington.1999. 6. Irby DM. How Attending Physycians Make Instructional Decissions When Conducting Teaching Rounds. Academic Medicine.1992. 7. Irby DM. Three Exemplary Models of Case-Base Teaching. Academic Medicine.1994. 8. Miller GE. The Assestment of Clinical Skills/Competence/ Performance. Academic Medicine. 1990. 9. Neher JO, Gordon KC, Meyer B, and Stevens NA. A five-step 'Microskills' Models of Clinical Teaching. Journal of the American Board of Family Practice. 1992. 10. Standar Rumah Sakit Pendidikan, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 2005.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

149

You might also like