You are on page 1of 6

Nama Kelompok : - Irmala sari - Katarina Ice - Wisda Seprima

Universitas Tanjungpura Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Program Studi Ekonomi Bkk Koperasi Reg B 2013

EKONOMI DUALISME

A. Pengertian Ekonomi Dualisme


Ekonomi dualisme (dual economy) merupakan istilah yang memiliki makna akademis teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan demikian karena dalam aspek teknisnya, istilah ini merujuk pada adanya dua sektor berlainan dalam perekonomian yang sama, masing-masing memiliki pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan disisi lain yang mencerminkan hal lebih umum adalah adanya perbedaan sektor subsistem tradisional yang berpendapatan rendah khususnya dipedesaan dengan sektor kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern (Singer, 2000:248) Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebgaian akibat penjajahan orang-orang barat. Dualism ini berarti dalam waktu yang sama didalam masyarakat terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu sama lainnya dan masing-masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi.

Jadi, menurut kelompok kami Ekonomi Dualisme adalah sistem ekonomi yang merujuk kepada dua sistem yang berlainan namun sama kuat. Sistem tersebut adalah perekonomian modern dan perekonomian kerakyatan.

B. Faktor-faktor Penyebab Ekonomi Dualisme


Ada empat faktor yang melatarbelakangi atau menjadi penyebab lahirnya dualisme ekonomi, yaitu : Mempertahankan agar surplus disektor pertanian tetap berada didalam negeri daripada dibawa keluar negeri seperti pada masa penjajahan,

Kebijakan untuk mengalihkan surplus pertanian kesektor industri (manufacturing), dan ekonomi seperti semula.

Adanya dari pola-pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara-negara Asia. Pertumbuhan penduduk yang cepat untuk Filipina, Taiwan, dan Korea Selatan (23% pertahun) berdampingan dengan miskinnya sumber-sumber alam. Ekspor hasil bumi dapat dikatakan kecil, dan tidak dapat mengimbangi angka pertumbuhan penduduk. Sementara pada daerah lainnya kita akan temukan takanan penduduk yang rendah, tetapi cukup memiliki sumber-sumber alam, dan potensial untuk mengadakan ekspor hasil bumi. Malahan ekspor hasil bumi memainkan peranan penting dalam ekonomi nasional. Ini dapat kita temukan dinegara Thailand dan Malaysia.

Dinegara-negara sedang berkembang, kebanyakan dari masyarakat tingkat pemilikan tanah kecil. Rasio antara manusia dan tanahnya dapat mencapai 1.0001.500 orang perkilometer persegi dengan 80% lebih hidup didaerah pedesaan, dan bekerja pada sektor pertanian tradional.

Lemahnya perekonomian nasional. Perekonomian nasional dari negara yang memiliki dualisme untuk pertumbuhan ekonominya. Pada sebagian besar negara sedang berkembang, biasanya tergantung kepada perdagangan luar negeri, bantuan luar negeri dan investasiinvestasi asing.

C. Ekonomi Dualisme di Indonesia


Penjajahan yang terjadi di Indonesia merupakan awal dari sejarah terbentuknya ekonomi dualistik di Indonesia. Penjajahan yang membawa pola dan sistem perekonomian kapitalis membawa pengaruh yang nyata dengan

berkembangnya perekonomian akan tetapi ini hanya terpusat pada daerah-daerah yang mereka jajahi sehingga munculah ketidak merataan dibeberapa daerah. Apabila tidak terjadi kedatangan orang-orang barat ke Indonesia mungkin sistem pra-kapitalisme Indonesia dan dunia timur lainnya suatu waktu akan berkembang menuju sistem kapitalisme secara bersamaan dan merata. Ciri perekonomian tradisional dan modern sebagai bentuk dualisme ekonomi memang dialami oleh Indonesia. Indonesia belum sepenuhnya keluar dari kondisi

perekonomian tradisional akan tetapi sektor modern dan tradisional ini dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia sehingga muncul ketidaksamaan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Dalam aspek pembangunan ekonomi Indonesia dibagi atas 3 wilayah, yaitu Sumatera, Jawa-Bali dan Indonesia bagian timur. Perekonomian Jawa-Bali sangat berbeda dengan sumatera sejak tahun 1966 awal pemerintahan Soeharto. Sifat-sifat perkembangan ekonomi dan masyarakat Sumatera berbeda sekali dengan ekonomi dan masyarakat Jawa-Bali. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sejarah dan budaya kedua masyarakat ini. Menurut sejarahnya, Jawa adalah daerah di Indonesia yang paling lama dijajah oleh Belanda hampir 350 tahun, hal ini juga ditunjang bahwa Jawa memilik tanah yang subur sehingga banyaknya terdapat peninggalanpeninggalan sejarah peradaban kerajaan Majapahit dan Mataram. Dengan kondisi daerah Jawa seperti ini maka salama 21 tahun pembangunan ekonomi Orde Baru (1966-1987) telah mampu membuat masyarakat Jawa-Bali memasuki proses tinggal landas. Hal ini terbukti dengan swasembada beras pada tahun 1984 yang merupakan proses yang cukup lama kurang lebih 14 tahun sejak tahun 1970-1984. Sehingga pada waktu itu keadaan sosial ekonomi penduduk jawa sudah cukup mapan dan dari segi Hankam sudah aman dan tentram karena sudah tidak nampak lagi gejala kemiskinan yang sangat serius dan ketimpangan sosial ekonomi yang menyolok. Begitu juga dengan Bali, kesejahteraan materil

masyarakatnya naik sangat cepat mencapai 20% pertahun selama 1980-1987. Perekonomian Sumatera amat berbeda dengan Jawa-bali. Disemua propinsi kecuali Sumatera Barat selama 21 tahun terakhir telah mengalami perkembangan yang sangat timpang. Disatu pihak sektor-sektor modern maju sangat pesat, sedangkan sektor tradisional berkembang sangat lamban (stagnasi). Pertanain disumatera didominasi oleh tanaman perkebunan (perkebunan rakyat), maka kecenderungan menurunya harga-harga komoditi primer dipasar dunia telah mengakibatkan menurun dan lambannya kesejahteraan petani, akibatnya adalah meningkatnya ketimpangan modern dan tradisional antara kota dan desa.

D. Dampak Positif dan Negatif dari Ekonomi Dualisme


Dampak Positif

Adanya dualisme ekonomi, dapat dilakukannya pengembangan sumber daya manusia secara efisien.
-

Dampak Negatif Akibat yang muncul dari ekonomi dualisme ini adalah a. Pembangunan sektor publik yang tidak seragam, Dengan adanya dualisme ekonomi, terjadi ketimpangan dalam membangun sektor publik, karena pembangunan hanya terjadi pada daerah yang dihuni industri-industri besar. Sementara, untuk daerah-daerah yang tidak tersentuh pertumbuhan industri, terjadi keterlambatan pembangunan sektor publik. Dengan adanya pertumbuhan industri pada daerah-daerah tertentu

menyebabkan pembangunan sektor publik seperti, infrastruktur jalan, rumah sakit, sekolah, dan sektor publik lainnya semakin cepat dan mengakibatkan jarak (gap) pembangunan terhadap daerah-daerah lain semakin besar. b. keketidakseimbangan pendapatan rakyat, c. kesejahteraan masyarakat tidak merata, Dengan pendapatan rakyat yang tidak seimbang, rakyak kesulitan memenuhi kesejahteraannya seperti sandang, pangan, serta papan. d. dan memicu munculnya disintegrasi bangsa e. Ekonomi dualisme mengakibatkan pengangguran

E. Upaya Menanggulangi Dampak Negatif dari Ekonomi Dualisme


Industri pribumi hampir tidak mempunyai organisasi tanpa modal, tidak berdaya dan tidak mengenal pasar. Mereka tidak percaya pada investasi modal. Rakyat lebih gemar pada kegiatan spekulatif daripada usaha yang memberikan laba secara teratur. Selain itu masayarakat pribumi kurang inisiatif dan jauh dari keterampilan organisasi yang merupakan ciri khusus sektor ekonomi barat. masyarakatnya bersifat fatalitas dan ragu-ragu dalam menggunakan teknologi modern, dan yang paling parah adalah orang enggan meninggalkan desanya. Maka dari itu bagi usaha yang masih bersifat tradisional, untuk mengembangkan pertanian dengan mengikuti garis barat tidak dapat digunakan karena akan menimbulkan kegagalan dan bahkan kemunduruan. Usaha yang perlu

dilakukan adalah melakukan perubahan sikap mental para petani agar dapat memperkenalkan teknik pertanian yang modern sehingga meningkatnya kesejahteraan rakyat. Dalam kehidupan saat ini tidak hanya dualisme dalam bidang ekonomi saja yang berkembang dalam masyarakat. Ekonomi Dualisme ini menimbulkan tanggapan yang berbeda antara kelompok ekonomi yang kuat dan kelompok ekonomi lemah. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi seperti ini sangat diperlukan peranan pemerintah dan LSM serta kita semua untuk mengendalikan yang kuat dan mendorong yang lemah. Dengan strategi pembangunan seperti ini diharapkan akan muncul pemerataan menuju pada suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Ekonomi dualisme adalah munculnya struktur perekonomian modern dan tradisional secara bersamaan namun tidak terintergrasi. Hal ini mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Strategi pembangunan Indonesia yang lebih berorientasi membangun sektor modern dengan strategi industri subtitusi impor ternyata malah menimbulkan fenomena pengangguran struktural. Pengangguran struktural adalah para pekerja sektor pertanian yang tidak tertampung dalam sektor industri, sementara pertumbuhan sektor perekonomian telah mengalami kemandegan. Pengangguran struktural ini kemudian ditampung oleh sektor informal. Sektor informal yang dimaksud adalah perdagangan kaki lima, pedagang eceran kecil dan pengerajin kecil. Sektor informal ternyata efektif dalam menanggulangi masalah pengangguran, minimal menjadi jarring pengaman bagi masalah sosial yang mungkin ditimbulkan dari fenomena pengangguran struktural.

Ekonomi yang lemah? Jelaskan dampak ekonomi yang lemah dan berkiian contohnya

You might also like