Professional Documents
Culture Documents
AYAH
Sangat popular di kalangan masayarakat kita bahwa ibu adalah pendidik dan ayah yang mencari nafkah. Apakah ini benar ? Memang dalam kitab suci Al-Quran, sedikit sekali tuntunan ibu dan bapak kepada anaknya, yang paling banyak adalah kewajiban anak kepada orang tua. Cinta orang tua kepada anak melebihi cinta anak kepada orang tuanya. Sehingga modal cinta ini yang sebenarnya mendorong untuk selalu berbuat yang terbaik kepada anaknya. Karena itulah Al Quran tidak banyak menuntut ibu dan bapak berbuat kepada anaknya. Setiap manusia termasuk Nabipun mendambakan anak, seperti Nabi Ibrahim. Orang tua mempunyai anak bukan sekedar untuk dapat mengambil manfaat dari anaknya, bahkan jika dianggap tidak bermanfaat pun, orang tua tetap membutuhkan sang anak. Pokoknya ada anak. Ini kita temukan di beberapa ayat Al-Quran, seperti isteri Firaun menemukan Musa kecil di sungai, berkata di dalam ayat Al-Quran : Siapa tahu dia bermanfaat buat kita atau kita angkat dia sebagai anak. Itu menunjukkan seorang ayah atau ibu sangat mendambakan anak. Karena dambaannya ini yang demikian besar, tuntunan tidak terlalu banyak dalam Al-Quran. Mari kita lihat kewajiban ayah kepada anak-anaknya. Al-Quran menekankan sejak awal, bahwa pilih-pilihlah calon pasanganmu, bukan sekedar sebagai pendamping tapi juga sebagai penerus generasi. Karena itu Nabi bersabda : Kawinlah dengan wanita yang bisa melahirkan (jangan yang mandul) dan yang menyenangkan kamu. Pilih-pilih tempat kamu meletakkan benihmu. Karena kalau sampai salah pilih, bisa membahayakan generasi selanjutnya. Kalau tanah tempat menanam benih gersang, tidak akan ada gunanya, begitu pula dengan tanah yang penuh hama. Ini adalah awal langkah dalam mendapatkan keturunan yang baik. Kita kupas dan lihat lagi ayat AlQuran yang ditujukan pada ayah : Dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 223 : Isteri-isteri kamu adalah ladang buat kamu. Maknanya apa ? Siapa yang menentukan jenis kelamin anak ? Betul memang Allah yang menentukan tapi Allah tentukan jenis kelamin anak melalui satu sistem. Siapa yang menentukan ini tomat atau apel ? Siapa yang menentukan jenis buah yang ditanam ? Tentu petani. Maka ketika Al-Quran berkata Isteri-isteri kamu adalah ladang buat kamu, otomatis para ayah adalah para petani. Jadi siapa yang menentukan jenis kelamin anak ? Tentunya adalah ayah. Kita lihat petani, supaya dia bisa mendapatkan buah yang baik, dia harus bersihkan ladang, dia harus mengairi ladang. Setelah berbuahpun, dia tetap harus perhatikan ladang, diberinya pupuk ladang tersebut. (Jangan pula ladang tersebut dituntut untuk terus menerus berproduksi, beri jeda sebagaimana ada jeda agar ladang siap untuk ditanami kembali). Setelah buah dipetikpun, harus dibersihkan sebelum dibawa ke pasar. Supaya buah ini jika dijual mendapatkan harga jual yang memuaskan, ataupun kalau buah itu hendak dimakannya maka dia dapat menikmatinya dengan lezat. Itulah tugas bapak, jadi petanilah Anda, jangan jadi ladang. Perhatikanlah isteri, jangan sampai ada hama di sana atau kotoran yang mengganggu. Begitu dia hamil, perhatikanlah. Begitu dia melahirkan, tetap perhatikan dan pelihara.
Makna PUASA
Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Di dalam Al-Quran ada 2 kata, yaitu SHIYAM dan SHAUM. Kedua-duanya berasal dari kata yang sama, yang artinya menahan. Orang yang menahan diri disebut Shaim. SHAUM di dalam Al-Quran berarti menahan diri untuk tidak bicara, sedangkan SHIYAM di dalam Al-Quran berarti menahan diri dari hal-hal yang buruk menurut Allah Seringkali kata dalam Al-Quran tapi pemaknaannya dipersempit oleh hokum (fiqh). Seperti shalat, sebenarnya bermakna doa. Tapi dalam hukum (fiqh) itu adalah gerakan tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut fiqh, walaupun tidak khusyu tapi kalau sudah melakukan gerakan2 tertentu yg diawali takbir dan diakhiri salam, maka sudah bisa dikatakan itu shalat. Namun sebetulnya menurut Al-Quran, dia belum shalat yang sesungguhnya. Hukum hanya mengatur yang nampak saja, tapi tidak mengatur yang esensi. Begitu juga dengan makna SHIYAM. Shiyam menurut hukum adalah tidak makan, minum dan seks sejak terbit matahari sampai terbenam matahari. Tapi sebenarnya makna dalam Al-Quran adalah bukan hanya sampai di situ, tapi juga menahan diri dari segala yang buruk. Untuk apa SHIYAM ? Kata Allah dalam Al-Quran, adalah agar kita menjadi Tattaqun.Surat Al-Baqarah ayat 183. Apa arti Tattaqun ? Tattaqun adalah kamu menjadi orang-orang yang terhindar dari segala bencana, musibah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Manusia dalam hidupnya selalu menginginkan kesempurnaan. Orang yang kayapun ingin lebih kaya lagi. Orang menginginkan dirinya dan orang lain menjadi orang-orang yang terbaik dan lebih sempurna dari waktu ke waktu. Bahkan lingkungan tempat tinggalnya pun ingin lebih sempurna dan sempurna lagi. Karya-karya-nya pun disempurnakan terus menerus. Sesuatu dinilai sempurna jika memenuhi tiga hal, yaitu indah, baik dan benar. Untuk kesempurnaan ini, manusia menemukan bahwa Allah itulah yang Maha Sempurna, karena itu manusia ingin meneladaniNya. (Mempunyai sifat yang Maha Sempurna, karya-karya Allah sangat sempurna dan penuh ketelitian. Allah itu Maha Baik, Maha Indah dan juga Dialah Kebenaran itu sendiri (Al-Haq). PerbuatanNya tidak ada kesalahan atau error disana sini, walaupun jutaan bahkan triliyunan karyaNya. Tidak ada kita mendengar God Error, tapi manusia selalu melakukan Human Error. Manusia ingin memperkecil kesalahan yang diperbuatnya, mengecilkan nilai Human Error. Berapa banyak musibah yang diakibatkan oleh Human Error. Manusia ingin sempurna seperti sempurnaNya sang Maha Sempurna. Manusia ingin meneladaniNya. RED). Puasa adalah upaya untuk meneladaniNya. Itulah yang dimaksud Puasa untukKu, dan Akulah yang akan membalas-Nya dalam sebuah hadits. Shalat, Zakat, Haji juga untuk Allah, namun semuanya bukan untuk meneladani Allah. Sedangkan Puasa adalah untuk meneladani Allah, agar menjadi sempurna. Dalam menuju kesempurnaan lingkungan, metode menghilangkan kotoran adalah yang lebih diutamakan daripada menghiasinya. Begitu juga dengan sifat yang buruk dan dari hal-hal yang buruk itu lebih diutamakan untuk dibersihkan. Mana yang lebih dulu : menahan marah atau membaca Quran di bulan Ramadhan ? Jawabannya adalah menahan marah. Apa gunanya parfum
jika belum mandi ? Dan umumnya masyarakat melakukan mandi dan pakai parfum namun masih main kotor pula. Ini adalah bahasa kiasan.
Bukan hanya itu! Perhatikanlah ayat-ayat berbicara tentang al-Quran dan fungsi-fungsinya. Ambilah sebagai contoh awal surah al-Baqarah [2] : 1-2. Disana Allah berfirman : Alif Lam Mim. Itulah (al-Quran) kitab sempurna, tidak ada keraguan di dalamnya, dia adalah petunjuk bagi orang-orang berkata. Anda berkata bahwa ayat ini mempromosikan al-Quran. Allah menyatakan sebagai kitab sempurna. Dia menjamin kebenarannya, jaminan yang serupa dengan apa yang pebisnis dinamai dengan relability product guarantee sambil menyebut manfaatnya sebagai petunjuk dan menyebut pula siapa yang dimanfaatkannya. Bukankah ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh pebisnis, atau dapat juga dikatakan bahwa ini adalah pengajaran kepada setiap yang berminat melakukan jual beli baik jasa maupun barang untuk menempuh hal serupa dalam melakukan bisnisnya. Di samping itu, ada juga tempat-tempat dan waktu-waktu dimana sale diadakan, yakni memperoleh sesuatu yang berharga dengan pembayaran yang sangat murah. Ada bulan Ramadhan, ada Lailatul Qadr, ada tempat suci- Mekkah, Madina, Masjid al-Aqsa, dan lain-lain. Dimana siapa yang berada pada waktu atau tempat-tempat itu, ia dapat memperoleh anugerah yang tidak dapat diperolehnya pada waktu dan tempat lain. Dalam ajakan berbisnis dengan manusia, Allah menggunakan juga apa yang dinamai promotor atau katakanlah salesman yagn bertugas menjelaskan dengan lemah lembut dan simpatik apa yang dijual bahkan menunjukkan secara gambling manfaat dan keistimewaan apa yang ditawarkan. Promotor utama atau pemimpin para salesman itu adalah nabi yang diutus Tuhan kepada masyarakat. Ada juga yang mirip dengan apa yang dinamai oleh pebisnis Letter of Credit. Ia adalah bukti-bukti yang menyakinkan baik berupa mukjizat maupun keistimewaan yang melekat pada utusan-utusan-Nya itu. Memang, bukti yang menjamin terlaksananya jual beli itu bukan dari pihak ketiga (bank), tetapi ia lebih menyakinkan daripada apapun yang bersumber dari manusia. Selanjutnya, seperti halnya berbisnis dengan sesame manusia. Berbisnis dengan Allah pun mengandung resiko, yang bersumber bukan dari Allah tetapi dari yang berinteraksi dengan-Nya. Resikonya adalah tertolaknya komoditi (amalan) yang anda tawarkan karena tidak memenuhi kualifikasi yang ditentukan-Nya akibat rayuan setan atau ulah nafsu. Semua manusia dapat berdosa atau salah. Untuk itu hati dan pikiran perlu dikelola agar tidak terjerumus dalam dosa dan kesalahan. Salah satu pesan penting Allah adalah : Dan milik Allah apa yang dilangit dan apa yang dibumi. Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat disebabkan apa yang telah mereka kerjakan dan member balasan kepada orang-orang yagn berbuat baik dengan yang lebih baik. (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa nesar dan perbuatan keji tetapi (hanya melakukan) kesalahan-kesalahan kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya dan Dia lebih mengetahui kamu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibu; maka janganlah kamu menyatakan diri kamu suci, Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (QS. an-Najm [53]: 31-32) Dalam berbisnis, dibutuhkan juga kewaspadaan, waspada terhadap diri, mitra bisnis, dan pihak ketiga yang bermaksud merugikan. Dalam berbisnis dengan Allah hal srupa pun ditemukan. Manusia adalah mahluk lemah. Unsur tanah dalam kejdiaanya seringkali menjadikan ia lengah sehingga tergelincir dalam kesalahan, dosa, atau lupa dan tidak jarang berbangga dan lupa diri ketika meraih sukses. Karena itu, Allah mengingatkan agar jangan lupa daratan, bahkan jangan memuji dan menyucikan diri (QS. an-Najm [53] : 32)
Aktivitas Bangun pagi untuk sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid untuk berjamaah dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel jadinya pembuluh darah tidak bertambah sempit. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas. Subhanallah bukan?? dengan menjalankan sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid (terutama untuk yang laki-laki ni) kita dapat mencegah proses gangguan pada sistem kardiovaskular kita. Untuk orang-orang yang berfikir, demikian hikmah dari ajakan-Nya ash shalatu khairun minan naum.
waktu biasa dan ketika melakukan amal ibadat, misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya. Hal yang demikian ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma binti Abu Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah saw, ketika itu Asma sedang mengenakan pakaian tipis, lalu Rasulullah saw. memalingkan muka seraya bersabda: Wahai Asma! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya). Dengan demikian, sabda Rasulullah saw. itu menunjukkan bahwa rambut wanita tidak termasuk perhiasan yang boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan. Allah swt. telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin, dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti Al-Khimar itu ialah kain untuk menutup kepala, sebagaimana surban bagi laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli tafsir. Hal ini (hadis yang menganjurkan menutup kepala) tidak terdapat pada hadis manapun. Al-Qurthubi berkata, Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang, sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka, Allah swt. memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya. Dalam riwayat Al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata, Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah. Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka. Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah r.a. lalu berkata, Ini amat tipis, tidak dapat menutupinya.
untuk bergegas untuk mendirikan salat, karena ayah saya ketika sehat selalu salat tepat waktu lima kali sehari. Jadi, ketika sakit, jam badan itu bekerja seperti weaker yang memberi isyarat karena di dalamnya memiliki rekaman habit. Contoh lain yang dengan mudah kita saksikan dalam peristiwa-peristiwa sehari-hari adalah pengalaman sopir bis malam lintas kota. Dulu, waktu tol Cipularang belum dibuat, sebagian besar orang menggunakan jalur Puncak untuk pergi dari Jakarta ke Bandung. Pernahkah kita membayangkan bagaimana hebatnya para sopir bus jurusan Jakarta-Bandung itu ketika melawati Ciawi, Megamendung, Cisarua, Puncak Pass, Cipanas, Cianjur dan Bandung. Sopir-sopir bus itu dengan mudahnya menyusuri jalan berkelok yang naikturun. Mereka sangat lihai. Mereka hafal betul kapan dan dimana harus berbelok. Mereka tahu kapan dan dimana akan ada tanjakan dan tikungan, bahkan mereka tahu dimana akan ada banyak kerumunan orang di jalan. Mengapa mereka bisa sehebat itu? Mengapa sopir itu bisa secara refleks mengendarai dan hafal situasi jalur Jakarta-Bandung? Jawabannya kita pasti tahu: itu karena kebiasaan. Mereka telah terbiasa setiap hari melewati rute itu, sehingga anggota tubuhnya merekam situasi dan keadaan yang dilaluinya. Begitu juga orang yang dulu pernah mahir bermain ping-pong atau bermain badminton, ketika dia sudah tua, meskipun dia sudah meninggalkan kebiasaan itu selama puluhan tahun, pasti dia akan sanggup memainkan kembali. Mungkin gerakan dan tingkat kelihaiannya berbeda dengan masa mudanya, tetapi kemampuan dan teknik dasar bermainnya tentu akan terlihat. Jadi, kebiasaan masa lalu tak akan mudah terlupakan, karena tubuh ini merekam secara kuat apa yang pernah menjadi kebiasaan dan kesukaan atau hobi. Cerita di atas menyimpan pesan yang sangat dalam. Bahwa hendaknya kita membiasakan berpikir, berbicara dan berbuat yang baik-baik, agar ketika sakit atau menjelang ajal nanti, rekaman kebaikan itu yang akan menemani dan mengawal kita menempuh perjalanan lebih lanjut. Coba renungkan, ada kejadian pada orang tua yang menjelang ajal, namun sangat sangat sulit untuk mengucapkan zikir seperti tahlil, tahmid dan takbir. Hal ini disebabkan karena di masa hidupnya bacaan-bacaan zikir itu sangat asing, hati dan lidahnya tidak memiliki rekaman zikir. Dia tidak mempunyai memori yang dapat membangkitkan kesadarannya untuk mengucapkan kalimah tayyibah itu menjelang ajalnya. Sebaliknya, sering kali saya menyaksikan bagaimana mudahnya seseorang mengucapkan zikir atau membaca asmaul husna pada saat menjelang kematiannya. Ini dikarenakan dia telah terbiasa untuk mengucapkan kalimat itu di masa hidupnya. Dia telah membiasakan diri untuk membasahi lidahnya dengan kalimat zikir. Siang malam dia berzikir. Sebelum dan sesudah salat dia berzikir. Ketika tersandung batu dia beristigfar. Ketika mendengar petir dia bertasbih. Praktis, kalimat zikir telah menjadi bagian dari kebiasaanya sehari-hari, sehingga ketika ajal datang menjemput dia dengan mudah mengucapkan kalimat zikir untuk menutup usianya. Karena itu, bagi orang yang mempunyai kebiasaan buruk yang selalu mengucapkan kata-kata kotor di masa hidupnya, bisa jadi menjelang sakaratul maut yang akan diingatnya hanya katakata kotor. Orang yang biasa mengejek, mengomel atau mencemooh orang lain akan tertutup
hatinya untuk mengucapkan kata-kata yang baik, sebab dalam rekaman atau memori hidupnya selalu dipenuhi dengan kebiasaan buruk itu. Saya seringkali mendapatkan kisah-kisah nyata yang menceritakan hal itu. Semoga kisah-kisah di atas dapat menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi kematian sehingga kita menjumpai Izrail dengan senyum persahabatan. Mari kita membiasakan diri untuk melafalkan kata-kata yang baik, selalu berzikir dan mengingat Allah Swt., membiasakan diri mengerjakan salat, berpuasa dan bersedekah, serta berbuat baik pada sesama. Sebab semua itu akan terekam dalam memori kita sepanjang hayat, baik saat hidup di dunia, menjelang sakaratul maut, atau setelah kematian kita. Husnul khatimah (penghujung yang baik) di masa kematian kita itu tidak bisa diraih dengan tibatiba. Ia tak bisa dipaksa dan dibimbing oleh orang lain dengan mudah, karena diri kitalah yang menentukan apakah kita sanggup mendapatkan akhir yang baik atau tidak. Husnul khatimah merupakan akumulasi dari perjalanan panjang seseorang di masa hidupnya. Rekam jejak kehidupan seseorang menentukan hasil akhir dari perjalanan hidupnya di dunia.
beberapa artikel yang tersebar di media-media massa tanah air. Setiap isi kepala mempunyai kriteria yang berbeda beda, kami juga mempunya kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin, meski ada yang mengatakan kita saat ini krisis pemimpin Kita tunggu hasil akhir dari semua yang telah dilakukan oleh masyarakat kita ini, kekalahan adalah hal yang biasa karena memang kita hanya butuh satu pasangan.. andaikan kita butuh dua pasang tentu semua itu akan kita pilih dan kita daulat untuk menjadi imam kita.
meyakininya. So tidak bisa dipaksakan. Posting yang akan datang akan kita urai lebih detai tentang perbedaan qodho dan takdir
Barzanji
Al-Barzanji atau Berzanji seperti yang telah kita ketahui bersama berisi suatu doa-doa dan puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanakkanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. ada tradisi di masyarakat kita membaca barzanji pada saat aqiqah Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Jafar bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar.Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama AlBarzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak. Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Jafar Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah AlMunawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Syaban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw. Sayyid Jafar Al-Barzanji adalah seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Saadah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Jafar semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah. Nama nasabnya adalah Sayid Jafar ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn AlImam Jafar As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a. Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-Soidi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau
dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Jafar Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Maani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, Arudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah. Syaikh Jafar Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafii di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama-ulama terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al Ajimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri. Syaikh Jafar Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa untuk hujan pada musim-musim kemarau.
petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah. Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit. Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah, batang pepohonan yang tidak patah, kemudian lubang pada batang pohon tersebut terbentuk lubang lubang yang renik dan kecil yang diduga karena suhu panas, polanya rumit, adanya perubahan komposisi kimiawi dan lain sebagainya Yang pasti, ini adalah sebuah tantangan sains untuk membongkar misteri yang sangat ajaib ini. Begitulah Allah menunjukkan ayat ayat kauniyah-nya. Membuktikan bahwa manusia sehebat apapun pasti mempunyai kelemahan dan tidak bisa memecahkan masalah masalah rumit sebagai kekuasaan Allah.
Dorongan Nafsu
Pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci, berdasarkan hadits Nabi setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithra namun kefitrahan dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dan serangan dari nafsu. Keinginan nafsu begitu kuat sehingga menghancurkan kefitrahan manusia tersebut, Nafsu menyerang tak kenla siapa yang diserang. Siapapun namanya dan apapun jabatannya semua harus bertarung dengan keinginan buruk. Kerja sama antara setan dan nafsu secara kooperatii menghasilkan akhlak yang buruk, munculnya akhlah buruk ditandai dengan ringan mengucapkan kotor, senang menggunjing, bangga dengan keadaan yang dia punya, sombong dan sederet perbuatan buruk lainnya. Nafsu dan setan mereasap untuk mengotori fitharah manusia, sehingga sampai pada perkembangan terakhirnya ia berubah menjadi seorang yang benar benar hina dan nista. Setan juga mampu membuat jebakan jebakan yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam jurang kehinaan di hadapan Allah Taala. Saking pinternya setan dan nafsu, tidak sedikit seseorang yang ceramah dengan sindir sana-sini, smash kanan dan kiri, tekuk atas bawah, menyudutkan orang lain dengan kecanggihan bahasa yang dia punya, setelah tujuannya telah tersampaikan, rasa puas dan senang-pun datang, jedah sebentar kemudian rasa senang dan gembira belum dinikmati sampai habis, dendam dan amarah pun muncul kembali, dan berkembang terus menerus. Subhanallah sungguh setan itu mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan orang-orang yang kualitas imannya rendah.
Sejak saat itu, aku pun menggaris bawahi bahwa untuk menjadi orang yang bersih dari nafsu itu susah, terbukti banyak para ulama yang menyampaikan fatwahnya bukan malah membuat
tenang di dalam hati akan tetapi justru malah menimbulkan fitnah-fitnah baru. Banyak orang orang yang berpakaian ulama tetapi justru keimanannya rendah seperti imannya seorang budak. Maka dari itu tata niat utama dengan ikhlas dan jangan sekali-kali lupa akan tujuan utamanya. Menolong orang dengan tujuan agar orang tersebut bebannya merasa ringan sembari menunggu janji Allah bahwa Allah akan menolong hambanya jika hamba tersebut mau menolong orang lain. Berdagang juga dengan ikhlas, yakni ingin melayani kebutuhan orang lain bukan menipunya para ulama pun harus tahu apa tujuan yang ia katakan. Jika berdagang semata mata untuk memenangkan kompetisi maka orang tersebut sama saja mengorbankan keikhlasan dalam bekerja, jika ulama ber-fatwa fatwa dengan menghantam kanan-kirinya maka sama hal-nya ia memperturutkan hawa nafsunya, yang semestinya fatwa itu li ishlahil ummat tetapi justu lnbiatsul fitnah. Naudzu min dzaalik
Faktor Malas
Setiap manusia diperkaya dengan keinginan, kemauan dan rasa malas itulah yang disebut dengan sifat. Sifat-sifat tersebut sudah terberikan dari lahir (given), sifat-sifat tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk memperbaiki aktifitas dan kreatifitasnya baik di hadapan allah amaupun dihadapan makhluknya. Dengan sifat keinginan manusia dapat meraih sesuatu yang dicita-citakan, dengan sifat malas manusia bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, semua itu tergantung bagaiman memanage apa yang disebut dengan sifat itu. Dalam bahasa tasawuf, untuk lebih mudahnya ada dua hal yang perlu di pertarungkan yaitu keinginan untuk berbuat baik yang disebut dengan nurani, sedangkan keinginan untuk menentang perintah atau disebut dengan nafsu. Apabila dalam mempertarungkannya manusia lebih memenangkan atau condong kepada nuraninya maka segala tindakannya akan mengarah kepada perintah allah dan pahala tetapi sebaliknya apabilah aktifitasnya didominasi oleh kemenangan nafsu maka, tindakan orang tersebut akan lebih mengarah kepada perbuatan yang jahat dan cenderung menentang perintah. Sifat malas semata-mata tidak disebabkan oleh betapa beratnya energi yang dikeluarkan untuk melakukan sebuah ibadah, tetapi lebih dikarenakan dominasi nafsu yang menghalanginya. Jika kita melihat seseorang yang jatuh dilakukan demi mendapatkannya akan terasa ringan semua, meski yang sebenarnya pekerjaan itu terbilang dalam kategori perbuatan yang berat. Begitu juga sebaliknya, perbuatan yang ringan seperti sholat, zakat, puasa dll adalah perbuatan yang ringan tetapi akan merasa berat dilakukan jika dalam diri ini di dominasi oleh kokohnya bangunan nafsu. Maka dari itu benar hadits Nabi, Bahwa pada saat ini kita telah berpindah dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar yakni jihad melawan hawa nafsu dikatakn oleh Nabi saw, Engkau telah kembali dari jihad yang kecil ke jihad besar,
yang
Sabda Nabi saw di atas memberikan warning kepada kita bahwa, yang paling seulit dalam hidup
ini adalah memerangi hawa nafsu. Lih. Nashaihuddiniyah h.59, dan perjuangan ini membutuhkan waktu yang panjang, berbeda dengan peperangan yang melawan tentara musuh. So, jadilah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsu, karena hawa nafsu akan membuat kita sengsara sepanjang masa, di dunia dan di akhirat kelak
Kebohongan
Akhir akhir ini, kosa kata kebohongan banyak dipertanyakan dan banyak diperbincangkan, terkati dengan berbagai masalah dan problem yang mengemuka disekitar lingkungan kita tinggal. Kebohongan itu sendiri sederhanya adalah sebuah aktualisasi dari perkataan yang tidak sesuai dengan fakta, secara umum dalam kebohongan ada pihak yang dirugikan karena wacana yang ditelurkan melalui pemberitaan. . Karena kebohongan adalah merugikan pihak pihak lain, maka agama melarang keras berbuat demikian, jangankan bohong yang terkait dengan pihak lain, berbohong kepada diri sendiri saja dilarang. Kebalikan dari bohong adalah jujur, Agama manapun menuntut untuk berbuat jujur, berkata yang jujur, lidah sesuai dengan hati dan aktifitas sesuai dengan isi nurani hanya semata mata niat suci mengharap pahala dari Allah. Agama mendorong pemeluknya untuk berbuat jujur, karena perbuatan jujur akan mendorong manusia untuk berbuat benar dan kebenaran akan menuntun manusia menuju jalan surga, sebaliknya kebohongan akan mendatangkan malapetaka dan dosa yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Karena itu Ibnu Masud meriwayatkan Hadits dari Rasulullah saw, berbuatlah jujur karena jujur menunjukkan kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga, jauhilah dusta karena dusta akan mendatangkan dosa, dan dosa menjerumuskan ke neraka. Orang yang berbuat bohong kelak akan ditempatkan oleh Allah di neraka terhina, sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya orang-orang munafik berada pada tingkatan paling bawah dari neraka. Dan sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka (QS. An nisa:45). Ayat ini turn tekait atas kebohongan dan pengkhianatannta Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya, kataran kejahatan berbuat bohong begitu besar sehingga Allah mengancam adzab berupa tempat beraka tingkatan paling bawah. Yang menarik lagi, sejatinya orang yang berbuat kebohongan tidak akan mendapat pertolongan dari Allah, dan rupanya fakta di masyarakat, orang yang berbohong juga tidak akan mendapat perlindungan dari orang sekelilingnya. Terkait manusia adalah makhluk yang bergerak di wilayah domistik dan publik, maka kebohongan yang munculpun sesuai dengan skala yang ada. Ada kebohongan domistik, yaitu kebohongan yang dibuat untuk mengelabuhi orang orang lingkup masyarakat domistik, dan ada kebohongan publik, yaitu suatu kebohongan yang ranah jelajah kebohongan tersebut sudah menyebar ke wilayah publik. Karena bohong adalah salah satu tanda dari sifat munafik, sedangkah orang munafik adalah musuh dalam selimut maka siapapun orangnya, tak perduli apakah dia pejabat atau rakyat,
sahabat atau kerabat, atasan maupun bawahan, terhadap orang yang mengidap penyakit bohong harus diwaspadai, sesungguhnya meraka adalah musuh yang senantiasa mengancam keberlangsungan kehidupan sosial.
digambarkan oleh keluarga Rasulullah seperti dalam sabdanya rumahku adalah surgaku. Jadi keduanya mempunyai nilai pahala yang sama, meski bentuk pengabdiannya berbeda. Karena sesungguhnya ibadah di dalam Islam itu banyak bentuknya. Sepakat atau tidak, bahwa banyak rumah tangga yang berantakan disebabkan dari dua pola ini tidak tercapai secara maksimal, suami mencurigai isterinya dan isteri-pun cemburu dengan perbuatan suaminya. Banyak orang yang ketika keluar rumah tidak merindukan pulang lagi di tengah-tengah keluarganya yang serba panas dan banyak pula keluarga yang tidak begitu menginginkan suaminya (kepala rumahtangganya) untuk hadir dan ikut serta di dalam rumah kecuali penghasilannya saja. Di sini menguatkan pendapat, bahwa kebahagiaan bukan semata mata dari hartanya saja, akan tetapi kebahagiaan adalah sebuah jalan untuk mengarungi kehidupan dengan berbagai cara dan modelnya.
Kedua, anak yang baik. Anak atau keturunan mempunyai peranan penting dalam menciptakan kebahagiaan. Secara tidak langsung kita melihat anak kita bagaikan melihat kreasi kita, apabila kreasi itu menarik dan sesuai dengan yang diinginkan maka melihatnya adalah kebahagiaan tersendiri. Bagaimana tidak seperti kreasi, bukankah anak adalah awalnya benda yang dititipkan, atas kreasi orang tuanya anak dicetak sesuai keinginan orang tuanya. Ada sebagian orang tua yang mengingikan agar anaknya menjadi ahli dalam percaturan politik maka ia dikader sejak dini untuk menjadi politisi yang ber-etika, adakalanya orang tua yang mengingikan keturunannya kelak menjadi seorang atlit maka sejak dini sudah diarahkannya dan begitulah seterusnya. Pendek kata setiap anak adalah kreasi orang tuanya. Di dalam hadis dikatakan Setiap anak dilahirkan secara bersih, sehingga orang tuanya yang menjadikan dia yahudi, nasrani atau majusi Ketiga, kumpulan prang yang shalih, perkumpulan dan pertemanan sangat mempengaruhi style kehidupan yang ia pilih, orang yang senantiasa berkumpul dengan orang yang salih maka kesehariannya akan menginginkan untuk berbuat baik seperti perkumpulan mereka. Begitu sebaliknya biasanya seseorang yang berkumpul dalam komunitas orang jahat maka sedikit demi sedikit akan ikut bergeser kepada ideologi yang jahat pula. Pertemanan dengan orang yang baik, selalu mengajarkan kebaikan yang muaranya adalah kebahagiaan, karena itu sangat bisa dipaham jika Rasulullah menggambarkan hal demikian. Maka dari itu ada penggalan di dalam al Qur'an yang berbunyi wa kun maash shadiqiin dan jadikan kami bersama sama dengan orang orang yang berbuat benar Keempat, Rizkinya berada di daerah mereka sendiri. Ini membuktikan bahwa nasionalisme dan cinta tanah air sangat di anjurkan di dalam Islam, diharapkan agar setiap penduduk mempunyai kepedulian untuk membangun masyarakatnya sendiri. Banyak masyarakat kita yang berbondong bondong pergi ke negara orang lain hanya semata mata membawa misi untuk mencari harta. Terlepas apalah itu alasannya, yang pasti hal itu bukanlah sebuah kebahagiaan. Betapa ia sangat menderita jauh dari keluarga, lalu letak kebahagiaannya dimana?. Mereka membangun gedung bertingkat di negara orang lain sedangkan dinegaranya sendiri masih kacau balau dan gedung kumuh, mereka ke negeri rantau untuk memperbaiki sarana
umum untuk orang dinegeri itu sedangkan dinegaranya sendiri jalanan rusak, telepon mati, listrik padam korupsi merajalela. Apakah aktifitas semacam ini merupakan jalan menuju kebahagiaan, sungguh ini adalah cara yang tidak baik. baca tidak bersedih
Kemengan sejati
. . . . . . . . . . . . . . . , . . . . , , , Kaum muslimin yang berbahagia Saat matahari tenggelam di belahan kaki bumi bagian barat, hari senin sore kemarin, maka serentak terdengar suara takbir, tahlil dan tahmid menggema di pelosok-pelosok desa sampai ke seluruh penjuru kota, ummat islam seluruhnya mengagungkan kebesaran Allah, mengesakan Allah, dan takbirnya selalu membasahi bibir mereka.
Hal ini dilakukan untuk menandai bahwa kita telah SELESAI memasuki sekolah, yang namanya sekolah ramadhan. Hanya bedanya sekolah ramadhan tidak dipungut biaya atau administrasi apapun, sekolah ramadhan di nilai, tetapi nilai oleh dirinya sendiri, baik tidaknya nilai tersebut ditentukan oleh pelakunya sendiri. Sekolah ramadhan itu adalah Puasa, semua orang muslim tahu aturannya bahkan anak anak sekalipun mengerti tentang aturan mainnya. Dan predikat nilai terbaiknya, yang akan dicapi sebagai standar kelulusanya adalah perdikat al-muttaqin, manakala ada orang yang menjalankan puasa dan tidak mendapatkan predikat tersebut maka orang tersebut gagal dalam pendidikan ramadhannya. Kaum muslimin yang berbahagia Semua ibadah adalah menuju ke arah ketaqwaan, jika ada ibadah yang tidak menimbulkan efek taqwa, maka kesalahan pasti tidak terletak dalam ajaran ibadah tersebut tetapi kesalahan utamanya adalah terletak pada proses ibadah itu sendiri. Tujuan utama puasa di bulan ramadhan adalah untuk menjadikan manusia bertaqwa, jika tidak menjadi taqwa itu berarti puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga, karena itu Rasulullah bersabda: Banyak orang yang berpuasa, tidak mendapatkan baginya dari puasa itu kecuali lapar dan dahaga Setelah rangkaian sekolah ramadhan di mana kegiatan utamanya adalah Itikaf, tadarrus, zakat dan rangkaian ibadah-ibadah lainnya di bulan ramadhan hendaknya kita jadikan sebuah kebiasaan yang masih memberikan efek sisa di 11 bulan yang akan datang. Karena tidak ada ajaran satupun yang mewajibkan hanya dibulan ramadhan kita taat kepada allah sedangkan di luar ramadhan melakuakn maksiat dan kembali lagi ke perbuatan sedia kala. Orang yang seperti ini tidak layak dikatakan sebagai orang yang bertaqwa. Di antara ciri orang yang bertaqwa adalah sebagaimana tersebut didalam surat : Q.S. Ali 'Imran : 134 Artinya: (orang yang beriman). adalah orang yang menginfakkan harta bendanya baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang, menahan marah, mema'afkan orang lain. sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik . Ada tiga hal yang penting untuk kita renungkan di dalam ayat tersebut: Pertama, Infak dalam keadaan susah maupun dalam keadaan lapang, artinya untuk mencapai derajat ketaqwaan maka Allah memberikan kebabasan kepada semua kalangan baik orang yang di beri rizki yang lapang maupun yang ditimpa kekuarangan dalam harta, ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya mengedepankan kualitas dari ibadah tersebut. Infak ternyata tidak dapat dilihat dari nilai kwantitasnya, bisa saja seseorang berinfak jutaan rupiah tetapi persoalan kwalitas tidak menutup kemungkinan justru yang ratusan ribu adalah lebih berkwalitas karena yang jutaan rupiah mempunyai aset yang besar sedangkan yang ratusan ribu keluar dari tangan orang orang yang mempunyai aset jutaan rupiah.. Kedua, Menahan rasa Marah marah adalah sifat yang dapat merusak sifat kesucian seseorang,
Oleh karena itu tahanlah semua kemarahan yang ada, selsesaikan semua masalah dengan berbicara dan duduk bersama dengan harmonis. Pada tahap tertentu kemarahan akan merusak detak jantung dan menjadikan peredaran darah tidak berjalan dengan normal, yang akhirnya akan menyakiti diri sendiri. Agaknya ajaran menahan amarah ini menjadi hal penting dalam kehidupan kita sehari hari. Dan merupakan solusi murah untuk mengurangi keresahan dan kesengsaraan dalam jiwa. Yang ada kaitannya dalam hal ini adalah ciri ketiga Memaafkan, memaafkan adalah sehat, kalau kita tahu bahwa marah adalah bagian dari penderitaan maka obat yang mutlah dibenarkan adalah memaafkan, karena itu di dalam al Qur'an setiap ayat yang berkaitan dengan kesalahan seseorang adalah dengan kata memafkan dan bukan minta maaf. Seseorang yang minta maaf bisa saja hanya hiasan bibir belaka, tetapi dalam hati kecilnya masih ada sisa-sisa kekesalan, tetapi orang yang memaafkan kesalahan orang lain, tentu dengan tulus dan tidak mungkin membohongi dirinya. akan berdampak positif terhadap beban jiwanya yang diberatkan oleh rasa marah yang pernah dirasakannya. Intinya pada hari ini adalah hari kemenangan bagi kita semua Karena itu, sebelum meminta maaf hendaknya seseorang dengan tulus dari sanubari hati terdalam bahwa, kita pernah melakukan kesalahan sehingga permohonan maaf yang disampaikan tidak hanya ritual formal belaka tetapi permohonan maaf yang berdampak positif dan terlahir karena dorongan hati nurani terdalam dari diri kita. 1. Kemenangan iman atas kekufuran Kenapa keimanan itu pasti menang? karena, keimanan adalah kehidupan, sementara kekufuran adalah sebuah kematian. Keimanan adalah kehidupan hati seorang yang mendapatkan pancaran nur Robbani yang menerangi kehidupan, sehingga seorang muslim mengetahui tujuan hidupnya, Berbeda dengan watak kekufuran yang selalu menyeret manusia kepada kehancuran, tindakan anarkis, dan mandul dalam memproduksi kebaikan, Wahai orang-orang yang berimana!Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerukan kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi anatara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkanQS:8:24 2. Kemenangan akhirat atas dunia Karena dalam ibadah puasa kita diajarkan untuk menahan kenikmatan sesaat di dunia demi memperoleh kenikmatan abadi di akhirat, obesesi ini lah yang kemudian menjadi kebahagiaan dan merupakan kemenangan kita yang kita peringati saat ini. Karena kebahagiaan dunia adalah kenikmatan yang semu, nikmat sejati adalah kenikmatan ukhrawi.. Wahai orang-orang yang beriman!mengapa apabila dikatakan kepadamu Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah kamu merasa berat dan tinggal di tempatmu?apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat?padahal kenikmatan hidup di
dunia
ini
dibandingkan
dengan
kehidupan)di
akhirat
hanyalah
sedikitQS:9:38
4. Kemenangan kesabaran dan pengendalian diri Hari raya idul fitri adalah hari dimana kaum muslimin merayakan kemenangan kesabaran dan pengendalian diri dalam bulan ramadhan, dimana seluruh ummat islam mampu mengendalikan diri dengan kesabaran, tidak minum dan tidak makan, padahal alangkah mudahnya untuk bohong berpuasa, hal ini tidak dilakukan demi kesabarannya untuk mengendalikan diri. Hanyaorang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batasQS:39:10 5. Kemenangan kepedulian sosial Hari raya idul fitri hendaknya dijadikan momentum penting untuk mempertahankan kebersamaan dan persatuan, seperti halnya kita melaksanakan shalat tarawih witir tadarus bersama dan juga buka puasa bersama. Sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kaum yang tak berpunya. Idul fitri yang kita rayakan saat ini tidak lain adalah bagian dari penguatan makna kebersamaan kita dalam payung agama allah. Kebersamaan ini tidak boleh berhenti hanya dibulan ramadhan saja tetapi kebersamaan dalam amal islami menuntut adanya kesinambungan dan kontinyuitas terpadu, sehingga kaum muslimin dalam ibadah dan perjuangannya terutama menghadapi kedzoliman, kemaksiatan, dan musuhmusuh Allah lebih mendapatkan barakah dari Allah swt, Terakhir, melalui mimbar ini marilah kita berjanji untuk senantiasa menjaga kemenangankemenangan yang telah dianugerahkan oleh Allah swt, sebab kemenangan itu anugerah Allah yang wajib kita syukuru bersama. , , , . .