You are on page 1of 25

Hukum Dagang| 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faham kapitalisme telah mewarnai perekonomian dunia. Dimana sebuah aliran atau
teori yang lebih mengedepankan akan adanya keberadaan modal sebagai alat untuk
mengapresiakan diri. Keberadaaannya kini juga merambah bukan saja kepada bidang
ekonomi namun juga hampir masuk dan berasimilasi dengan bidang lainnya.
Kapitalisme juga dapat menjadi suatu budaya di mana interaksi, komunikasi, plus
kolaborasi berjalan dengan capital sebagai pusat orbit. Kita berkompetisi untuk
mengumpulkan, mengelola, dan menguasai kapital. Kita mengukur keberhasilan-keberhasilan
kita dengan indikator-indikator kapitalisme. Kita berteman, bergaul dan saling membantu
dengan motivasi-motivasi kapitalisme.
Hari ini, kapital ini bukan hanya seonggok keping emas, uang atau harta kekayaan.
Dalam makna lebih luas, ada setidaknya 10 kapital yang kita berkompetisi untuk meraihnya!
Setidaknya ada 10 kapital yang, yang kita jadikan bahan evaluasi, bagi aktivitas sehari-hari
kita baik dalam belajar, sekolah, bekerja, berbisnis, ataupun berpolitik, dan bahkan dalam
pergaulan kita sehari-hari.
Banyak pihak pihak yang mendukung diberlakukannya paham ini, karena diangap
mampu untuk lebih meningkatkan produktifitas dan juga keefektifan serta efisiensi untuk
lebih me-manusia-kan manusia secara umum. Namun tidak sedikit juga yang tidak menerima
penerapan paham ini, bahkan melarang dan mengharamkan adanya paham ini untuk
dilakukan karena dianggap tidak adil dan hanya dapat menimbulkan kesjahteraan didalam
masyarakat.
Perdebatan terus bergulir bahkan juga memanas sehingga menimbulkan adanya
pembagian kelompok antara kaum kapitalis yang menguasai modal dan kaum non-
kapitalis,baik itu sosialis, komunis, dan lainnya yang secara jelas menolak keberadaan dari
kapitalisme. Perbedaan yang timbul jelas karena kehidupan masyarakat yang kapitalis lebih
baik daripada masyarakat non-kapitalis, misalnya; kehidupan masyarakat America secara
ekonomi liberal dan kapitalis lebih baik daripada kehidupan masyarakat di Rusia, yang
cenderung lebih konservatif dan sosialis.
Memang tidak dapat dipungkiri kehidupan masyarakat yang menganut sistem
kapitalis secara umum lebih baik, misalnya; USA, Singapura, UE, dll. Namun tidak
Hukum Dagang| 2

sepenuhnya, walau mereka secara umum lebih baik, harus ditiru dalam segala hal. Beberapa
budaya mereka tidak sesuai dengan kepribadian bangsa lainya. Budaya kaum kapitalis lebih
condong kepada budaya barat yang memiliki banyak perbedaan dengan budaya timur. Kita
bisa mengambil sedikit contoh dimana budaya barat lebih cenderung egoistik atau cuek
dibandingkan dengan budaya timur yang lebih ramah dan kekeluargaan.
Budaya itu juga yang membuat paham ini terkadang sulit untuk diterapkan secara
umum dalam kehidupan bermasyarakat. Kadang kala perbedaan itu banyak didiskusikan
didalam panel kemasyarakatan kita. Isu-isu juga banyak timbul sebagai dampak begitu
banyaknya persepsi yang hadir di dalam measyarakat mengenai hal tersebut.
Hal besar yang mungkin dapat kita lihat adalah bagaimana belakangan ini negara-
negara yang menganut paham kapitalis cenderung untuk lebih lagi menguasai dunia. Mereka
kemudian meluaskan sayap perekonomian mereka hingga beribu mil atau malah hingga
ujung dunia.
Dampak yang dihasilkan ialah adanya persaingan yang tidak seimbang antara negara
kapitalis yang sudah maju dibanding negara non-kapitalis yang kehidupan perekonomiannya
kurang kokoh. Selain itu dengan adanya globalisasi, yang kemungkinan besar akan terjadi
ditahun yang akan datang, negara-negara tersebut bukan saja membawa sistem perkonomian
mereka namun juga budaya mereka.
Di kota-kota besar akan berdiri perusahaan multinasional yang kepemilikan sahamnya
lebih besar dimiliki oleh kaum kapitalis dibandingkan oleh pengusaha dalam negeri. Toko-
toko dengan brand terkenal yang selalu mengikuti trend luar negeri juga akan hadir sampai
kepinggiran kota. Dari contoh diatas dapat kita lihat kapitalisme bukan saja akan berdampak
secara luas dalam bidang perkonomian namun juga dalam bidang budaya secara khusus.

B. Identifikasi Masalah
Telah muncul beberapa hal penting dalam judul Konsep Dasar Hukum Dagang Islam
Dan Kapitalisme yang mesti kita ketahui bersama dengan identifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep dasar kapitalisme tentang pemahaman hukum perdagangan?
2. Bagaimana konsep dasar islam tentang pemahaman hukum perdagangan?
3. Bagaimana islam memandang konsep kapitalisme?
4. Apakah selaras antara sistem hukum dagang islam dengan sistem hukum dagang
kapitalisme?

Hukum Dagang| 3

BAB II
TEORI PEMBAHASAN

A. Pemahaman Hukum Dagang
Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut
melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur
hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan
perdagangan. Sistem hukum dagang menurut arti luas dibagi dua yaitu tertulis dan tidak
tertulis tentang aturan perdagangan.
Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli barang dari
suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu
yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
Di zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada
produsen dan konsumen untuk membelikan menjual barang-barang yang memudahkan dan
memajukan pembelian dan penjualan.
Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah di mulai sejak abad pertengahan
Eropa (1000/ 1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di
Italia dan perancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan (Genoa, Florence,
Vennetia, Marseille, Barcelona dan Negara-negara lainnya ) .
Tetapi pada saat itu hukum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat menyelsaikan
perkara-perkara dalam perdagangan, maka dibuatlah hukum baru di samping hukum Romawi
yang berdiri sendiri pada abad ke-16 dan ke- 17 yang berlaku bagi golongan yang disebut
hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur perkara di bidang perdagangan
(peradilan perdagangan ) dan hukum pedagang ini bersifat unifikasi.
Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan
kodifikasi dalam hukum dagang oleh mentri keuangan dari raja Louis XIV (1613-1715) yaitu
Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada tahun 1681
disusun ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tenteng kedaulatan.
Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum sipil
yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du commerce
(1673) dan ordonnance du la marine(1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan adanya
hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda, dan pada tahun 1819 direncanakan dalam
Hukum Dagang| 4

KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838 akhirnya
di sahkan.
KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi KUHD belanda 1838 menjadi contoh
bagi pemmbuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848. Dan pada akhir abad ke-19 Prof.
molengraaff merancang UU kepailitan sebagai buku III di KUHD Nederlands menjadi UU
yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2
kitab yaitu, tentang dagang umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari
pelayaran.
Sistematika Hukum dagang di Indonesia terutama bersumber pada :
1. Hukum tertulis yang sudah di kodifikasikan
a. KUHD (kitab undang-undang hukum dagang) atau wetboek van koophandel
Indonesia (W.K)
b. KUHS (kitab undang-undang hukum sipil) atau Burgerlijk wetboek Indonesia
(B.W)
2. Hukum-hukum tertulis yang belum dikoodifikasikan, yakni :
a. Perudang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perdagangan.
3. Kebiasaan (custom)
4. Yurisprudensi
5. Traktat
6. Doktrin
Hukum dagang di atas terkait dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit
dari pelajaran, dan dagang pada umumnya.
KUHD di Indonesia kira-kira satu abad yang lalu di bawa dari Belanda ke tanah air
kita, dan KUHD ini berlaku di Indonesia pada 1 Mei 1848 yang kitabnya terbagi atas dua,
masing-masing kitab di bagi menjadi beberapa bab tentang hukum dagang itu sendiri. Dan
terbagi dalam bagian-bagian, dan masing-masing bagian itu di bagi dalam bagian-bagian dan
masing menjadi pasal-pasal atau ayat-ayat.
Pada bagian KUHS itu mengatur tentang hukum dagang. Hal-hal yang diatur dalam
KUHS adalah mengenai perikatan umumnya seperti :
1. Persetujuan jual beli (contract of sale)
2. Persetujuan sewa-menyewa (contract of hire)
Hukum Dagang| 5

3. Persetujuan pinjaman uang (contract of loun)
Hukum dagang selain di atur KUHD dan KUHS juga terdapat berbagai peraturan-
peraturan khusus (yang belum di koodifikasikan) seperti :
1. Peraturan tentang koperasi
2. Peraturan pailisemen
3. Undang-undang oktroi
4. Peraturan lalu lintas
5. Peraturan maskapai andil Indonesia
6. Peraturan tentang perusahaan negara

Pendapat Ahmad Ihsan hukum dagang adalah hukum yang mengatur tentang masalah
perdagangan atau perniagaan. Pendapat Purwo Sucipto hukum dagang adalah hukum
perikatan yang timbul dalam lapangan perusahaan. Dan Secara umum hukum dagang adalah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara satu orang dengan orang yang lain dalam
bidang perdagangan atau perusahaan.
Hukum dagang itu, tidak hanya membicarakan masalah kegiatan dagang (jual beli)
tetapi juga membicarakan dan membahas hal-hal lain yang langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan organisasi atau badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan/ jual
beli itu. Hukum dagang juga mengatur pelaku perdagangan, (PT, FIRMA).
Akhir-akhir ini istilah hukum bisnis lebih populer. Hukum bisnis berasal dari
BUSSINESS yg artinya kegiatan usaha. Jadi kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha
yang dijalankan oleh perorangan ataupun oleh suatu perkumpulan (badan usaha, perusahaan)
secara teratur dan terus menerus berupa kegiatan pengadaan barang maupun jasa. Dengan
demikian, hukum bisnis adalah kumpulan peraturan2 yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan-kegiatan perusahaan di dalam menjalankan roda
perekonomian.

B. Sistem Hukum Dagang Islam
Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli.
Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut
menggunakan tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya
seorang Muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah
SWT di dunia dan akhirat.
Hukum Dagang| 6

Aturan main perdagangan Islam, menjelaskan berbagai etika yang harus dilakukan
oleh para pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli. Dan diharapkan dengan
menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan
seorang Muslim akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah
SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun
pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.
Adapun etika perdagangan Islam tersebut antara lain:
1. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam
arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta
tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur? Karena berbagai
tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan
dalam berdagang juga akan mewarnal dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan
keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu
akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.
Dalam Al Quran, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual
beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebu di
beberapa ayat dihuhungkan dengan pelaksanaan timbangan, sebagaimana firman Allah SWT:
W-Ou4 ^OE:^-
4p-4OOg^-4 OO^) W
Artinya:Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. (Q.S Al
Anaam(6): 152)
Firman Allah SWT:
W-Ou ^O^- 4 W-O+^O7>
=}g` =}C)OOuC^- ^g
W-O+^)e4 +ECO^)
g74O^- ^gg 4
W-OOOECl> "EEL-
-47.4O;- 4 W-O1u> O)
^O- 4gO^N` ^g@
Artinya:Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan
Hukum Dagang| 7

manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan
membuat kerusakan. (Q.S AsySyuaraa(26): 181-183)
Dengan hanya menyimak kedua ayat tersebut di atas, maka kita sudah dapat
mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada
seluruh ummat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku
jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam
menimbang, menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan,
sekalipun tidak begitu nampak kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya pada manusia
ketimbang tindak kejahatan yang lebih besar lagi seperti; perampokan, perampasan, pencu
rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya. Mengapa? Jawabnya adalah; karena kebiasaan melakukan kecurangan
menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi cikal baka! dari
bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya
pengharaman serta larangan dari Islam tersebut, merupakan pencerminan dan sikap dan
tindakan yang begitu bijak yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia
yang akan merugikan manusia itu sendiri.
2. Amanah (Tanggungjawab)
Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan
sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan
mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban
di pundaknya.
Sudah kita singgung sebelumnya bahwa dalam pandangan Islam setiap pekerjaan
manusia adalah mulia. Berdagang, berniaga dan ataujual beli juga merupakan suatu pekerjaan
mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan
barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain:
menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah
yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang
sangat dilarang oleh Islam sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan tanggung jawab
dan para pedagang tersebut adalah menimbun barang dagangan.

3. Tidak Menipu
Hukum Dagang| 8

Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ini lantaran
pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di
dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan
keburukan tingkah polah manusia lainnya.
Sabda Rasulullah SAW:
Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburk-buruk tempat adalah pasar. (HR. Thabrani)
Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku. (HR. Bukhari)
Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Dan jika
sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya
sangatlah fatal. Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan kepada para
pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung
mengada-ngada, semata-mata agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang
pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian.
4. Menepati Janji
Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada para
pembeli maupun di antara sesama pedagang, terlebih lagi tentu saja, harus dapat menepati
janjinya kepada Allah SWT.
Janji yang harus ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya; tepat
waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan
atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi layanan puma jual, garansi dan
lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya;
pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat.
Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pedagang Muslim
misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran:
-O) ge41_~ 7E_OUO-
W-NOg=4^ O) ^O-
W-O74--4 }g` ;_ *.-
W-NO7^O-4 -.- -LOOg1E
7^UE- 4pO)U^> ^ -O)4
W-u4O E4OO_g` u -O^O
Hukum Dagang| 9

W-EOO_E^- OgO) EO74O>4
Vj*.~ _ ~ 4` ELgN *.- OOE=
=}g)` O;_^U- =}g`4
jE4OEg- _ +.-4 +OOE=
4-g~)eO- ^

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung.
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: Apa
yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Allah sebaik-
baik pemberi rezki (Q.S Al Jumuah (62):10-11)
Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual
beli yang sedang ditangani sebagai pedagang Muslim janganlah pernah sekali-kali
meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas
kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin
melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT banyak-
banyak supaya beruntung.
5. Murah Hati
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu
bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah,
sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.
Sabda Rasulullah SAW:
Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan
atau ketika menuntut hak. (HR. Bukhari)
Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang
mudah dan penagihan yang mudah. (HR. Aththahawi)
6. Tidak Melupakan Akhirat
Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban Syariat Islam
adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan
dunia. Maka para pedagang Muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya
semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.
Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya.
Hukum Dagang| 10

Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah,
ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi
rukun Islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang Muslim hendaknya tidak melalaikan
kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan perdagangan.
Sejarah telah mencatat, bahwa dengan berpedoman kepada etika perdagangan Islam
sebagaimana tersebut di atas, maka para pedagang Arab Islam tempo dulu mampu mengalami
masa kejayaannya, sehinga mereka dapat terkenal di hampir seluruh penjuru dunia.
Perlu kita ketahui bahwa dalam konsep dagang islam ada batasan dengan penerapan
tarif umum atau harga eceran tertinggi (HET) (yang memang wajib diterapkan secara umum,
misalnya tarif bahan-bahan pokok seperti beras, gula, minyak, dan semacamnya, atau produk
apa saja yang menjadi hajat orang banyak). Barang kebutuhan pokok, demi kemaslahatan
umum, tidak bisa tidak, harus diatur dengan menentukan HET, dan yang punya hak
menentukan itu tentu tiada lain adalah pemerintah. Kalau tidak, dikhawatirkan akan terjadi
manipulasi harga, penipuan dan lain-lain. Jadi kalau mau menjual bahan-bahan pokok,
misalnya, ya harus mengikuti aturan resmi pemerintah, atau hendak memproduksi sebuah
produk yang akan beredar luas, maka tentu harus mengikuti aturan (mendapat ijin)
pemerintah.
Mengenai ketentuan HET ini, kalau dirujuk ke hadis Nabi memang tidak bisa
ditemukan. Karena pada masa Nabi sendiri belum pernah terjadi penentuan HET (tas'iir).
Ketika suatu kali pada masa Nabi harga-harga pada naik, lantas para sahabat datang ke Nabi:
"Wahai Rasulullah, tentukanlah harga-harga untuk kita." Jawab Nabi: "Sesungguhnya
Allahlah yang menentukan harga, Maha Penggenggam, Maha Pembentang, Maha Pemberi
rizki..." (Sunan Abu Dawud) Atau jawaban Nabi yang lain yang senada ketika ditanya
mengenai hal yang sama: "Hanya Allahlah yang menaikkan dan menurunkan harga-harga"
(Ibnu al-Qayyim, al-Thuruq al-Hakiimah). Nabi selalu mengembalikannya kepada Allah swt.
Itu karena pada aslinya sebuah transaksi hanya berdasar kerelaan antara pihak-pihak
yang terkait, tidak boleh ada pemaksaan dan penipuan (lihat al-Nisaa' : 29). Setelah saling
rela tidak diperlukan dan tidak diperbolehkan campur tangan orang lain yang sifatnya
memaksa, walaupun itu pemerintah. Karena intervensi seperti itu tentu akan membatasi
kebebasan yang pada gilirannya akan menghilangkan prasyarat saling rela.
Kendati demikian, yang menyamai HET pada zaman sekarang adalah adanya
ketentuan "tsaman al-mitsl" (harga standard) pada masa Nabi. Tsaman al-mitsl ini adalah
harga yang berlaku umum, yang wajar dan hanya mekanisme pasar yang mengontrol. Sampai
Nabi pun mengakui tidak memiliki otoritas untuk menentukan harga-harga. Semuanya
Hukum Dagang| 11

dibiarkan berjalan secara alami menuruti mekanisme pasar. Baru ketika, misalnya, terjadi
praktek penimbunan barang dagangan (ihtikaar), si penimbun harus dipaksa menjual barang-
barangnya sesuai tsaman al-mitsl.
Di dalam Al-Qur'an ketentuan-ketentuan berdagang (Arab = tijaarah) diberikan secara
umum (tidak berupa teori-teori yang terperinci). Itu terdapat dalam beberapa ayat :
1. Prinsip jangan sampai memakan riba, al-Baqarah: 275.
2. Pencatatan transaksi yang rapi dan jujur, al-Baqarah: 282.
3. Perniagaan itu berdasar suka-sama suka, tidak ada pemaksaan, al-Nisaa': 29.
4. Perniagaan tidak boleh melalaikan ibadah, al-Nur :34; al-Jum'ah : 9 - 11.

C. Sistem Hukum Dagang Kapitalisme
Kapitalisme merupakan paham di bidang ekonomi yang berpendapat bahwa
meningkatkan pendapatan perlu didukung dengan jumlah modal atau kapital yang banyak
untuk ditanamkan pada berbagai bidang usaha. Kapitalisme juga bisa disebut sebagai sistem
ekonomi yang individunya secara privat melakukan kegiatan produksi, pertukaran barang,
dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar. Menurut Karl Marx, kapitalisme adalah
sistem ketika pemilik modal menjadi penentu seluruh kebijakan pasar dan harga barang
dengan meminimalisasi kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Kapitalisme kuno berkembang pada abad XIII-XIV di Italia yang ditandai dengan
munculnya kota-kota dagang seperti Venesia dan Genoa. Para pemilik modal (kapitalis)
hanya merupakan pedagang perantara. Kapitalisme modern berkembang setelah Revolusi
Industri pada abad XVIII. Kapitalis merupakan produsen sekaligus pedagang dan distributor.
Mereka menguasai peralatan industri dan mempekerjakan manusia untuk menjalankan mesin.
Tujuan kapitalisme adalah menekan biaya semurah mungkin dan memperoleh keuntungan
setinggi mungkin.
Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan
ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang
dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu
bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang
menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang
mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti
komunisme.
a. Ciri-ciri kapitalisme antara lain sebagai berikut:
1. Modal dan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi dimiliki secara pribadi.
Hukum Dagang| 12

2. Aktivitas ekonomi dilakukan secara bebas dan hanya ditentukan penjualan dan pembelian.
3. Kapitalis bebas menggunakan cara untuk meningkatkan keuntungan.
4. Pengawasan negara diupayakan seminimal mungkin.
Para kapitalis sebagai produsen sangat membutuhkan bahan mentah dan bahan baku
untuk menjalankan industri. Selain itu, mereka juga membutuhkan pasar. Mereka kemudian
mendesak pemerintah untuk mencari tanah jajahan guna memenuhinya. Dari sinilah
kemudian muncul imperialisme modern.
Dalam sumber lain dikatakan bahwa Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem
ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik
pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak
melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan
campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia
b. Adapun Segi-segi Negatif Kapitalisme:
1. Sitem buatan manusia. Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk
mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai
kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan
umum.
2. Egoistik.

Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok
kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai
kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan
masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
3. Monopolostik.

Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis
memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila
barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya
untuk dijual dengan harga mahal yang berlipat ganda
mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
4. Terlalu berpihak kepada hak
milik pribadi.

Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi.
Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak
milik pribadi.
5. Persaingan.

Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan
menjadi arena perlombaan harga. Semua orang
berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan
dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di
mana yang kuat menerkam yang lemah. Hal ini
sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau
perusahaan tertentu.
6. Perampasan tenaga produktif.

Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai
barang komoditas yang harus tunduk kepada hukum
permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai
barang yang dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini
bisa jadi sewaktu-waktu diganti dengan orang lain
yang upahnya lebih rendah dan mampu bekerja lebih
banyak dan pengabdiannya lebih baik.
Hukum Dagang| 13

7. Pengangguran.

Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis
ialah munculnya pengangguran yang mendorong
pemilik perusahaan untuk menambah tenaga yang
akan memberatkannya.
8. Kehidupan yg penuh gejolak.

Ini adalah akibat logis dari persaingan yang
berlangsung antara dua kelas. Yang satu
mementingkan pengumpulan uang dengan segala
cara. Sedangkan yang satu lagi tidak diberi
kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok
hidupnya tanpa kenal belas kasihan.
9. Penjajahan.



Karena didorong mencari bahan baku dan mencari
pasar baru untuk memasarkan hasil produksinya
kapitalisme memasuki petualangan penjajahan
terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk
penjajahan ekonomi pola pikir politik dan
kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa
dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi
kepentingan penjajahan.
10. Peperangan dan malapetaka. Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk
pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya.
Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan
yang menimpa ummat manusia di bumi yang
melahirkan bencana paling keji dan kejam.
11. Didominasi hawa nafsu.

Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip
demokrasi politik dan pemerintahan. Pada umumnya
demokrasi yang mereka gembar-gemborkan
dibarengi dengan hawa nafsu yang mendominasi dan
jauh dari kebenaran dan keadilan.
12. Riba.

Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba.
Sedangkan riba merupakan akar penyakit yang
membuat seluruh dunia menderita.
13. Tidak bermoral.

Kapitalisme memandang manusia sebagai benda
materi. Karena itu manusia dijauhkan dari
kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam
sistem kapitalisme antara ekonomi dan moral
dipisahkan jauh-jauh.
14. Kejam. Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja
komoditas yang lebih dengan cara dibakar atau
dibuang ke laut karena khawatir harga akan jatuh
disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani
melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa
yang menjerit kelaparean.
15. Boros. Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-
barang mewah disertai iklan besar-besaran tanpa
peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat.
Sebab yang mereka cari keuntungan belaka.
16. Tidak berperikemanusiaan.

Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang
buruh karena alasan tenaganya kurang produktif.
Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini
dengan adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.
Hukum Dagang| 14

Kita perlu mengenal paham Neoliberalisme yang merupakan Paham Ekonomi yang
mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan
BUMN, Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara
dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS
(Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi
perahan AS dan sekutunya/MNC.
Pasar Modal (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas
utama. Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di
Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.Memberikan kebijakan
pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan
bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea
Utara, dan Iran adalah contoh utama. Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara
terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa
menghentikan spekulasi minyak.
Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal,
salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit
Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan
semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther
King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat
menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin
Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu Time Is Money, bahwa manusia
hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Perkembangan kapitalisme tidak bisa lepas Dari sang maestro, yaitu Adam Smith
dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari kapitalisme :
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas batas tertentu.
2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status
sosial ekonomi.
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan
semaksimal mungkin.
4. Kebebasan melakukan kompetisi.
Hukum Dagang| 15

5. Mengakui hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.




c. Kelebihan Kapitalisme
Suatu paham tentu mempunyai nilai lebih sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat
secara umum. Namun unsur-unsur apakah yang dikandung kapitalisme sehingga ia saat ini
tetap tangguh? Terdapat beberapa kekuatan yang memungkinkan kapitalisme masih bertahan
hingga kini melalui berbagai kritikan tajam dan rintangan.
Pertama, daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang sangat tinggi, sehingga ia
mampu menyerap dan memodifikasi setiap kritik dan rintangan untuk memperkuat
eksistensinya. Sebagai contoh, bagaimana ancaman pemberontakan kaum buruh yang
diramalkan Marx tidak terwujud, karena di satu sisi, kaum buruh mengalami pembekuan
kesadaran kritis (reifikasi), dan di lain sisi, kelas borjuasi kapital melalui negara memberikan
"kebaikan hati" kepada kaum buruh dengan konsep "welfare state". Pada gilirannya, kaum
kapitalis memperoleh persetujuan (consent) untuk mendominasi masyarakat melalui apa yang
disebut Gramsci sebagai hegemoni ekonomi, politik, budaya; atau seperti yang disebutkan
Heilbroner bahwa rezim kapital memiliki kemampuan untuk memperoleh kepatuhan massa
dengan memunculkan "patriotisme" ekonomik.
Kedua, berkaitan dengan yang pertama, tingginya kemampuan adaptasi kapitalisme
dapat dilacak kepada waktu inheren pada hakekat kapitalisme, yaitu dorongan untuk berkuasa
dan perwujudan diri melalui kekayaan. Atas dasar itulah diantaranya, maka Peter Berger
dalam Revolusi Kapitalis (1990) berani bertaruh bahwa masa depan ekonomi dunia berada
dalam genggaman kapitalisme.
Ketiga, kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide serta
toleransi terhadap berbagai pemikiran. Menurut Rand, kebebasan dan hak individu memberi
ruang gerak manusia dalam berinovasi dan berkarya demi tercapainya keberlangsungan hidup
dan kebahagiaan. Dengan dasar pemikiran ini, Bernard Murchland dalam Humanisme dan
Kapitalisme (1992) dengan penuh keyakinan menaruh harapan bahwa kapitalisme demokratis
adalah humanisme yang dapat menyelamatkan peradaban manusia di masa depan.
Hukum Dagang| 16

d. Kelemahan Kapitalisme
Setiap hal tentu tidak hanya mempunyai kelebihan saja. Tidak ada gading yang tidak
retak, oleh sebab itu kapitalisme juga mempunyai problematikanya sendiri sehingga kadang
mengalami kendala untuk diterpakan. Mengacu kepada asumsi-asumsi dasar kapitalisme,
klaim-klaim pendukung kapitalisme dan praktek kapitalisme, terdapat beberapa kelemahan
mendasar kapitalisme, antara lain;
Pertama, pandangan epistemologinya yang positivistik mekanistik. Positivisme yang
memisahkan fakta dan nilai, bahkan hanya terpaku pada apa yang disebut fenomena fakta dan
mengabaikan nilai, terbukti sudah ketidakmampuannya menjelaskan perkembangan sains
modern dan kritikan dari fenomenologi hermeneutik (human sciences). Pola pikir positivistik
hanya satu dimensi, yaitu dialektika positif, yang pada gilirannya mereduksi kemampuan
refleksi kritis manusia untuk menari makna-makna tersembunyi di balik fenomena-fenomena.
Herbert Marcuse dalam One Dimensional Man (1991) berkata: "... Kapitalisme, yang didorng
oleh teknologi, telah mengembang untuk mengisi semua ruang sosial kita; telah menjadi
suatu semesta politis selain psikologis. Kekuasaan totalitarian ini mempertahankan
hegemoninya dengan merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi, yaitu kemampuannya
berpikir negatif mengenai sistem, dan dengan memaksakan kebutuhan-kebutuhan palsu
melalui iklan, kendali pasar, dan media. Maka, kebebasan itu sendiri menjadi alat dominasi,
dan akal menyembunyikan sisi gelap irasionalitas..."
Kedua, berkaitan dengan yang pertama, asumsi antropologis yang dianut kapitalisme
adalah pandangan reduksionis satu dimensi manusia yang berasal dari rasionalisme
Aufklarung. Temuan alam bawa sadar psikoanalisis menunjukkan bahwa banyak perilaku
manusia tidak didorong oleh kesadaran atau rasionalitas, melainkan oleh ketidaksadaran dan
irasionalitas. Asumsi kapitalisme yang mengandaikan bahwa distribusi kekayaan akan terjadi
dengan sendirinya bila masyarakat telah makmur (contoh: konsep trickle down effect)
melupakan aspek irasionalitas manusia yang serakah dan keji. Dorongan yang tidak pernah
puas menumpukkan kapital sebagai watak khas kapitalisme merupakan bentuk patologis
megalomania dan narsisisme.
Ketiga, keserakahan mengakumulai kapital berakibat pada eksploitasi yang melampau
batas terhadap alam dan sesama manusia, yang pada gilirannya masing-masing menimbulkan
krisis ekonologis dan dehumanisasi. Habermas (1988) menyebutkan kapitalisme lanjut
Hukum Dagang| 17

menimbulkan ketidakseimbangan ekologis, ketidakseimbangan antropologis (gangguan
sistem personaliti), dan ketidakseimbangan internasional.
Keempat, problem moral. Bernard Murchland (1992), seorang pembela gigih
kapitalisme, mengakui bahwa masalah yang paling serius yang dihadapi kapitalisme
demokratis adalah pengikisan basis moral. Ia lalu menoleh ke negara-negara Timur yang
kaya dengan komponen moral kultural. Atas dasar problem etis inilah, maka Mangunwijaya
(1998) dengan lantang berkata: "... ternyatalah, bahwa sistem liberal kapitalis, biar sudah
direvisi, diadaptasi baru dan diperlunak sekalipun, dibolak-balik diargumentasi dengan fasih
ilmiah seribu kepala botak, ternyata hanya dapat berfungsi dengan tumbal-tumbal sekian
milyar rakyat dina lemah miskin di seluruh duia, termasuk dan teristimewa Indonesia...."
Kelima, implikasi dari praktek mengkomoditikan segenap ide-ide dan kegiatan-
kegiatan sosial budaya, maka terjadilah krisis makna yang pada gilirannya menimbulkan
krisis motivasi. Habermas (1988) mengatakan bahwa pada tataran sistem politik, krisis
motivasi ini menimbulkan krisis legitimasi, atau menurut istilah Heilbroner (1991) dengan
krisis intervensi.










Hukum Dagang| 18



BAB III
ANALISIS

A. Kritik Islam Terhadap Paham Kapitalisme
Kalau kelompok Marxis dan non-Marxis telah memberikan kritik bahwa praktek
kapitalisme itu tidak bermoral, serta ada kelompok moderat yang memberikan solusi
alternatif dari kapitalisme dan sosialisme, lantas bagaimana dengan Islam? Kapitalisme
mengakui adanya kepemilikan individual, dan sosialisme tidak mengakui adanya kepemilikan
individual, lantas bagaimana dengan Islam? Di bawah ini akan dijelaskan beberapa point
yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang dipercaya sebagai
khalifah, yaitu mengemban amanat Allah untuk memakmurkan kehidupan di dunia (Q.S. al-
Anam/6: 175; Hud/11: 61).
Untuk manusia diberi kemampuan lebih dibanding makhluk-makhluk lain.
Amanat itu nantinya akan diminta pertanggungjawabannya (Q.S. al-Qiyamah/75: 36) di muka
mahkamah Ilahi.
Untuk dapat memakmurkan dunia, Allah menciptakan bumi, langit dan alam
seisinya diperuntukkan kepada manusia (Q.S. Luqman/31: 20; al-Jasiyah/45: 13) untuk
dinikmati secara baik dan merata sehingga manusia akan sejahtera secara ekonomi. Namun
Islam melarang melakukan eksploitas sumber daya alam secara berlebihan, lebih-lebih hanya
untuk diiinya sendiri, yang nantinya hanya akan mengakibatkan kerusakan alam semesta
(Q.S. al-Syuara/26: 183).
b. Memanfaatkan potensi alam dan bekerja bukan tujuan melainkan hanya sarana
untuk mencari keridhaan Allah. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja keras dan
beramal shaleh, hasil dari pekerjaan untuk dimanfaatkan sebaik-baik dalam kerangka ibadah
kepada Allah (Q.S. al-Kahfi/18: 110).
Maka harta benda yang dimiliki seseorang dari hasil kerja keras tersebut tidak
akan menimbulkan hak-hak istimewa. Tidaklah tepat bahwa kekayaan berarti suatu
kemuliaan dan kemiskinan merupakan kehinaan di mata Allah. Kemuliaan seseorang bukan
Hukum Dagang| 19

terletak pada kekayaannya yang berlimpah ruah, dan kemiskinan yang papa melainkan
terletak pada tingkat ketakwaannya.
Oleh karenanya Allah adalah pemilik mutlak atas segala-galanya. Harta benda
bukanlah milik pribadi (kapitalisme) dan bukan pula milik bersama (sosialisme) melainkan
milik Allah. Manusia hanya dititipi atau diberi amanah untuk membelanjakan harta benda
tersebut sesuai dengan aturan atau undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemilik harta
yaitu Allah. Harta benda adalah anugerah dari Allah kepada manusia untuk dinikmati dan
diurus dengan baik, maka manusia hanya berhak untuk mengelola dan menikmati saja. Selain
itu sifat kepemilikan harta benda atau kekayaan oleh manusia itu hanya sementara, sebatas
usia manusia di dunia. Kalau manusia meninggal dunia maka harta benda tersebut harus
segera dibagikan kepada ahli waris menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Hal ini
tidak ada dalam madzhab ekonomi kapitalisme dan sosialisme.
Islam melarang menumpuk-numpuk harta benda dan tidak menafkahkannya atau
menelantarkannya. Islam tidak menginginkan adanya penumpukkan harta benda tanpa
difungsikan sebagaimana mestinya, karena hal ini dapat mematikan roda perekonomian.
Penumpukkan harta benda (barang dagangan) dengan maksud supaya terjadi kelangkaan
barang di pasar, sehingga harga akan tinggi, dapat menimbulkan kesengsaraan,penderitaan
rakyat sangat dilarang oleh Islam.
) (
Artinya : Barangsiapa yang menumpuk-numpuk suatu barang sedang dia bermaksud
hendak menjualnya dengan mahal terhadap kaum muslimin,maka dia itu bersalah
Rasa cinta yang berlebihan terhadap harta benda sangat dikutuk, karena itu dapat
menjadi sumber yang menimbulkan rasa tamak dan kikir. Riba dilarang dalam Islam karena
ia merupakan faktor utama timbulnya konsentrasi kekayaan. Terkonsentrasinya kekayaan
pada orang-orang tertentu atau penimbunan barang merupakan sesuatu yang tidak adil dan
merupakan kejahatan, karena menimbulkan kerugian produksi, konsumsi dan perdagangan
(Mustaq Ahmad: 2001: 72).
Dalam kapitalisme berlaku hukum mengeksploitasi tenaga kerja, baik laki-laki,
perempuan dan anak-anak dengan upah yang rendah. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam
yang menjunjung tinggi equality antara laki-laki dan perempuan. Upah atau gaji yang
diberikan kepada mereka bukan karena status kelaminnya, melainkan kualitas kerjanya,
Hukum Dagang| 20

. Manusia bekerja sesuai dengan kapasitas beban yang ada dalam diri
manusia. Seluruh hidupnya tidak hanya untuk bekerja, melainkan juga untuk beribadah,
istirahat dan bermasyarakat. Islam tidak hanya memperbolehkan dan mendorong segala
bentuk kerja produktif, tetapi Islam menyatakan bahwa bekerja keras bagi seorang muslim
adalah suatu kewajiban. Penghargaan kerja keras ini sebagaimana tertera dalam hadis yang
artinya:
Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu
lebih baik daripada kalau ia meminta-minta kepada seorang yang kadang-kadang diberi,
kadang pula ditolak (H.R. Bukhari dan Muslim)
Barangsiapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan
tangannya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya
Kalau dalam kapitalisme yang dipraktekkan di Amerika itu menimbulkan pola dan
gaya hidup yang mewah sehingga terjadi pemborosan, itu tidak dibenarkan dalam Islam.
Islam menekankan keseimbangan dalam membelanjakan harta benda, tidak boleh boros tetapi
tidak boleh kikir. Ada keseimbangan antara hak dan kewajiban, kepentingan pribadi dan
kepentingan umum, kebutuhan jasmani dan rohani. Selain itu dalam kapitalisme walaupun
ada unsur keadilan, tetapi kenyataan tidak adil karena intervensi pemerintah yang begitu
besar dalam mengarahkan roda perekonomiannya. Islam sangat menganjurkan bertindak adil,
dengan memberikan kesempatan kepada umatnya untuk bekerja keras kemudian bertawakkal
kepada Allah. Hasil dari kerja keras itu sebagian didermakan kepada orang lain yang
membutuhkan.
Dalam dunia bisnis, tenaga kerja harus diperhatikan kesejahteraannya, makannya,
kesehatannya sebagaimana perhatian manajer kepada dirinya sendiri. Hal ini tidak terjadi
dalam kapitalisme, karena tidak mungkin buruh akan makan sekualitas majikannya. Sampai-
sampai Nabi Muhammad Saw menegaskan kewajiban majikan terhadap buruh-buruhnya atau
karyawannya seperti yang diturukan oleh Ali bin Abi Thalib yang artinya:
Wahai sekalian manusia! Ingatlah Allah, Ingatlah Allah, dalam agamamu dan amanatmu
sekalian. Ingatlah Allah, Ingatlah Allah, berkenaan dengan orang-orang yang berada di
bawah kekuasaanmu. Berilah mereka makan seperti yang kamu makan, dan berilah mereka
pakaian seperti yang kamu pakai. Dan janganlah kamu bebani mereka dengan beban yang
Hukum Dagang| 21

yang mereka tidak sanggup menanggungnya. Sebab sesungguhynya mereka adalah daging,
darah dan makhluk seperti halnya diri kamu sekalian sendiri. Awas barangsiapa bertindak
dzalim kepada mereka, maka akulah musuhnya di hari kiamat, dan Allah adalah Hakimnya
Kapitalisme mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan sulit
berkembang karena pemilik modal memiliki kuasa penuh bahkan diatas aturan -aturan
pemerintah, ambil contoh saja sekarang yang sedang rame yaitu Toko ritel waralaba sebut
saja xxxx-mart (dilarang sebut merk).
Memang hadirnya toko ritel ber waralaba memudahkan pembeli untuk berbelanja
praktis dan nyaman tapi di sisi perdagangan ini jelas mematikan toko-toko dan kios kecil di
sekitarnya terlebih lagi sekarang sudah sampai masuk wilayah kampung, hal ini jelas
merupakan persaingan bebas yang tidak ber etika.
Selain itu ditambah lagi dengan begitu mudahnya dibangun mall-mall dan
supermarket baru yang jelas akan mematikan pasar tradisional, memang jika saya disuruh
memilih antara berbelanja di pasar tradisional dengan belanja di supermarket tentu saya
memilih belanja di supermarket, karena lebih bersih, nyaman, dan aman, tapi sebenarnya
pasar tradisional pun jika dikelola dengan baik oleh pemerintah bukan mustahil bisa
menghadirkan suasana-suasana yang menyenangkan.
Maka, Secara umum Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum
yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai dasar etika bisnis dalam Islam
adalah tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah dan ihsan. Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke
prinsip umum tentang keadilan, kejujuran, keterbukaan (transparansi), kebersamaan,
kebebasan, tanggungjawab dan akuntabilitas.
Ada alternatif ekonomi yang lebih baik untuk rakyat ketimbang sistem Neoliberalisme
(kecenderungan terhadap paham kapitalisme). Sistem Ekonomi Alternatif ini memberikan
keadilan dalam pembagian modal dan sumber daya alam serta harga kebutuhan pokok yang
stabil dan terjangkau bagi rakyat. Sistem Ekonomi Islam, Sosialis, atau Pancasila memberi
negara wewenang untuk mendistribusikan modal dan SDA. Sistem ini juga memberi negara
hak untuk menguasai dan mengelola faktor produksi penting dan menguasai hajat hidup
orang banyak. Sementara pada sistem Neoliberal, itu dikuasai oleh MNC yang hanya
Hukum Dagang| 22

memikirkan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan merampas modal dan SDA
dari rakyat.
Kini telah dibangun pusat perbelanjaan Muslim pertama dan terbesar di Bosnia akan
segera dibuka di pusat Kota Sarajevo. Ciri keislaman pusat perbelanjaan ini terletak pada
sistem perdagangan yang ditetapkan oleh pihak manajemen, yaitu sistem perdagangan
berdasarkan prinsip hukum Islam.
Beberapa bank Islam yang bermarkas di negara-negara Teluk mengucurkan dana
sebesar 55 juta dolar Amerika untuk membiayai pembangunan gedungnya hingga rampung.
Dan, pihak manajemen telah bekerjasama dengan 100 perusahaan untuk memasarkan produk-
produknya yang berlebel halal.
Dalam pusat perbelanjaan tersebut terdapat supermarket, restauran, salon kecantikan,
pusat fitnes, tempat bermain anak-anak, serta tempat ibadah.
Regulasi yang ditetapkan manajemen melarang penjualan segala bentuk minuman
beralkohol dan lokasi praktek perjudian. "Islam melarang menjual dan mengkonsumsi
minuman beralkohol, sebagaimana mengharamkan perjudian dan pornografi. Semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan bisnis di sini sepakat menanggung resiko dari sistem Islam ini,"
jelas salah seorang pengelola kepada Reuters. Umat Muslim di Sarajevo berperan penting
dalam menjalankan roda perekonomian sejak 1992. Fakta ini diperkuat dengan semakin
berkembangnya sistem perbankan Islam di kota tersebut. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan
Muslim diharapkan dapat berkembang dengan baik dan mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
Kemudian Profesor Mubyarto merumuskan Ekonomi Pancasila sebagai sistem
ekonomi yang bermoral Pancasila, dengan lima platform sebagai manifestasi sila-sila
Pancasila yaitu moral agama, moral kemerataan sosial, moral nasionalisme ekonomi, moral
kerakyatan, dan moral keadilan sosial. Ekonomi Pancasila merupakan prinsip-prinsip moral
(ideologi) ekonomi yang diderivasikan dari etika dan falsafah Pancasila. Oleh karena itu,
selain berisi cita-cita visioner terwujudnya keadilan sosial, ia juga mengangkat realitas sosio-
kultur ekonomi rakyat Indonesia. Jika merujuk kepada penjelasan mengenai beberapa hal di
atas, maka sangat jelas pertentangan antara ideologi ekonomi hukum dagang islam dengan
kapitalisme.
Hukum Dagang| 23



BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kapitalisme merupakan suatu sistem perekonomian dimana modal memegang
peranan penting. Kapitalisme tidak hanya terjadi di bidang ekonomi namun juga di bidang
sosial.
Kelebihan kapitalisme antara lain:
1. Daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang sangat tinggi, sehingga ia mampu
menyerap dan memodifikasi setiap kritik dan rintangan untuk memperkuat
eksistensinya.
2. Adanya dorongan untuk berkuasa dan perwujudan diri melalui kekayaan.
3. Kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide serta toleransi
terhadap berbagai pemikiran.
Kekurangan kapitalisme antara lain:
1. Merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi,
2. Asumsi kapitalisme yang mengandaikan bahwa distribusi kekayaan akan terjadi
dengan sendirinya bila masyarakat telah makmur.
3. Keserakahan mengakumulai kapital berakibat pada eksploitasi yang melampau batas
terhadap alam dan sesama manusia.
4. Problem moral

Problem moral yang akan diciptakan oleh kapitalisme telah menciptakan ekses yang
negatif didalam kehidupan masyarakat misalnya, hedonisme, materialisme, egoisme, dan
sifat-sifat buruk lainnya yang menciptakan masyarakat yang berbeda kulturnya dengan
kehidupan masyrakat di zaman dulu.
Ekses negatif inilah yang harus ditanggulangi secara benar oleh semua pihak agar
jangan samapai bangsa ini kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang beradab dan terkenal
Hukum Dagang| 24

dengan ethnimologi yang beragam dan jiwa kebersamaan khas dunia timur tetap tertanam
dalam kehidupan masyarakat kita.
Islam tidak membenarkan adanya kepemilihan individual yang mengakibatkan
mereka menguasai kekayaan. Islam juga tidak membenarkan kepemilikan bersama, karena
hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan. Orang yang bekerja keras lebih berhak
membelanjakan kekayaan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Mereka yang
malas bekerja tidak akan mempunyai hak yang penuh atas harta benda orang lain, mereka
hanya berhak untuk menerima derma, infak, sadaqah dan zakat. Kepemilikan harta benda
mutlak hak Allah semata. Manusia hanya diberi wewenang untuk mengelola dan menikmati
sesuai dengan aturan-aturan Allah Swt.
Mulai sekarang dan selanjutnya Islam sangat tepat dijadikan rujukan dalam
berbisnis, karena didalamnya menjunjung tinggi prinsip kejujuran, keadilan, kehalalan dan
tanggungjawab yang betumpu pada nilai-nilai tauhid.





















Hukum Dagang| 25

You might also like