Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
1
dipakai sebagai dasar analisis benar – benar teruji validitas atau
kebenarannya. Untuk menjamin hal itu, maka jumlah, jenis dan cara
pelaksanaan survai akan mengacu kepada pedoman survai untuk studi
perencanaan umum dan penyusunan program jalan kabupaten yang berlaku
selama ini.
2
intensif dengan semua pihak yang terkait. Dari hasil pembahasan akan dapat
dirumuskan rekomendasi akhir yang sudah mengakomodir aspirasi yang ada.
3
• Kinerja jaringan jalan, baik dilihat dari aspek kondisi maupun aspek
pemanfaatannya.
• Jumlah dana yang tersedia.
PERUMUSAN SASASARAN
OUT PUT
4
• Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi,
• Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek pemanfaatan.
5
• Mantap Sempurna, adalah semua ruas jalan dengan kondisi
sedang sampai baik dan lebarnya memenuhi ketentuan lebar
minimum perkerasan (berdasarkan LHR yang ada), atau semua
ruas jalan yang mantap baik dari aspek kondisi maupun aspek
pemanfaatan/kapasitas.
• Mantap Marginal, adalah semua ruas jalan denan kondisi
sedang sampai baik tetapi lebarnya kurang dari ketentuan
berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau sebaliknya yaitu jalan
dengan lebar yang cukup tetapi kondisi rusak sampai rusak
berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas jalan yang
mantap dari aspek kondisi tetapi tidak mantap dari aspek
pemanfaatan/kapasitas atau sebaliknya.
• Tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi
maupun kapasitas tidak mantap.
13
12
12
TIDAK MANTAP
11
10
10
9
8
8
NILAI IRI
7
6
6
5 MANTAP MARGINAL
4
4
3.5
3
3 2.5
2
MANTAP SEMPURNA
1
AADT 1000 3000 5000 7000 9000 11000 13000 15000 17000 19000 21000
3.5
4.5 KAPASITAS TIDAK MANTAP
4.5
5.5 6
7
6.5
LEBAR JALAN
7.5
8.5
9.5
10.5 KAPASITAS MANTAP
11.5
12.5
7x2
14.0
6
B. Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi
Kinerja jaringan berdasarkan kondisi dengan terminologi baik,
sedang, sedang rusak, rusak dan rusak berat. Terminologi ini
didasarkan pada besarnya persentase tingkat kerusakan dengan
penjelasan sebagai berikut :
• Kondisi Baik (B) ► adalah semua ruas jalan dimana permukaan
perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi baik
menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan ≤ 6%), sehingga arus
lalu – lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan
disain dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi
jalan.
• Kondisi Sedang (S) ► adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6 s/d
10 %). Kerusakan yang ada belum (atau sedikit saja)
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan
lalu – lintas.
• Kondisi Sedang Rusak (SR) ► adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi sedang menuju rusak menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan 10 s/d 16 %). Kerusakan yang ada mulai
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan
lalu – lintas, sehingga kendaraan harus mengurangi
kecepatannya.
• Kondisi Rusak (R) ► adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 16 s/d
20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat menghambat
kelancaran arus pergerakan lalu – lintas, sehingga kendaraan
harus berjalan secara perlahan – lahan, mengurangi
kecepatannya, kadangkala harus berhenti akibat adanya
kerusakan atau hambatan pada permukaan perkerasan.
7
• Kondisi Rusak Berat (RB) ► adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi rusak berat menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan
> 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat parah dan nyaris
tidak dapat lagi dilewati oleh kendaraan roda – 4, atau hanya
dapat dilewati dengan kecepatan sangat rendah.
8
A. Sasaran pengelolaan jalan ditinjau dari aspek pengguna jalan
Dari aspek pengguna jalan, maka sasaran pengelolaan jalan
adalah tersedianya prasarana jalan dalam tingkat pelayanan yang
memadai dalam arti :
• Kapasitas jalan mampu melayani jumlah kendaraan yang
ada, sehingga perjalan kendaraan atau arus pergerakan lalu –
lintas dapat berjalan secara lancar dan dalam kecepatan yang
memadai.
• Kondisi perkerasan maupun geometrik jalan memungkinkan
perjalanan kendaraan dilakukan secara nyaman dan aman
9
produksi pangan, peningkatan lapangan kerja, peningkatan usaha
kecil dan menengah serta pelayanan kebutuhan dasar. Fokus
kegiatannya adalah menangani ruas – ruas jalan yang :
• Menghubungkan kawasan irigasi utama menuju jalan nasional /
propinsi,
• Meningkatkan akses dari dan ke kawasan produksi pangan,
• Meningkatkan akses dari dan ke kawasan perkebunan,
• Menghubungkan kawasan produksi ke pusat pemasaran,
• Membuka akses ke daerah terisolir,
• Mendukung pengembangan kawasan pariwisata,
• Berhubungan dengan prasarana transportasi utama lainnya
TERINTEGRASI DG JALAN
PROPINSI & JALAN ASPEK JARINGAN
NASIONAL
TUJUAN SASARAN
KONDISI MANTAP
ASPEK KINERJA
SEMPURNA
KONTRIBUSI MAKSIMAL
ASPEK KEPENTINGAN
UNTUK MENDUKUNG
DAERAH
KEMANDIRIAN DAERAH
10
• Pembangunan Baru
A. Pekerjaan pemeliharaan
Pekerjaan pemeliharaan, baik pemeliharaan rutin maupun
pemeliharaan berkala dilakukan untuk mempertahankan kondisi
permukaan jalan dengan :
• Memperbaiki kerusakan permukaan jalan seperti lubang –
lubang, retak buaya, daerah yang lunak, alur bekas roda,
11
daerah bergelombang dan berbagai macam jenis kerusakan
permukaan lainnya,
• Memperbaiki bahu jalan, drainase samping, pengamanan
tebing atau lereng serta perbaikan assesories jalan lainnya.
4.50
PENINGKATAN
4.00 4.00
In d ek P e rm u k aa n (IP )
3.50
3.00
2.50
2.32 2.32
PENINGKATAN
2.00 PENINGKATAN
1.00
TAH UN 1
TAH UN 2
TAH UN 3
TAH UN 4
TAH UN 5
TAH UN 6
TAH UN 7
TAH UN 8
TAH UN 9
T A H U N 10
T A H U N 11
T A H U N 12
T A H U N 13
T A H U N 14
T A H U N 15
T A H U N 16
T A H U N 17
T A H U N 18
T A H U N 19
T A H U N 20
Tahun Pelayanan
12
Konklusinya adalah sebagai berikut :
• Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dilaksanakan secara
kontinyu setiap tahun dari tahun pertama sejak
dilaksanakannya pekerjaan berat,
• Biaya pekerjaan pemeliharaan rutin perkilometernya harus
selalu meningkat dari tahun ke tahun (tahun ke 3 > tahun ke 2
> tahun ke 1),
• Setelah tiga periode pemeliharaan rutin, perlu diberikan
pemeliharaan periodik dengan biaya yang lebih besar dari
pemeliharaan rutin. Penanganan pemeliharaan periodik
tergantung kepada tingkat kerusakan jalan.
B. Pekerjaan peningkatan
Pekerjaan peningkatan secara umum didefinisikan sebagai
pekerjaan jalan yang bertujuan untuk meningkatkan struktur
perkerasan dan atau meningkatkan kapasitas pelayanan jalan. Secara
umum lingkup pekerjaan peningkatan adalah :
• Meningkatkan struktur perkerasan jalan untuk mengantisipasi
bertambahnya beban lalu – lintas yang dilayaninya,
• Meningkatkan kapasitas jalan dengan pelebaran sebagai akibat
bertambahnya volume lalu – lintas yang dilayaninya,
• Mengembalikan kondisi permukaan dengan melakukan
perbaikan kerusakan – kerusakan pada permukaan jalan dengan
tingkat kerusakan > 16 %.
13
Pekerjaan peningkatan dilaksanakan pada ruas jalan yang baik
secara kondisi maupun kapasitas dikategorikan tidak mantap.
C. Pembangunan baru
Pembangunan baru pada umumnya merupakan pekerjaan untuk
meningkatkan jalan tanah agar dapat dilalui oleh kendaraan roda 4.
Untuk ruang lingkup jalan propinsi, pembangunan jalan baru sebagian
besar berupa jalan lingkar yang bertujuan untuk mengatasi
kemacetan lalu – lintas di perkotaan.
14
A. Panjang Jalan dan Lokasi
Panjang jalan di Kabupaten Purworejo menurut daftar K – 1
(SK Gubernur Jawa Tengah Tahun 1997) adalah 738,79 km. Lokasinya
tersebar di 16 kecamatan, dengan bagian terbesar terletak di
Kecamatan Purworejo (86,13 km atau 11,66 %) dan terkecil di
Kecamatan Kemiri (17,92 km atau 2,43 %). Distribusi panjang jalan
menurut lokasi kecamatan selengkapnya terlihat seperti pada Gambar
1 – 5.
100
86.13
90
80
65.44
58.82
58.79
70
Panjang (km)
52.68
51.72
49.55
60
47.39
44.42
43.35
41.62
50
35.79
33.09
28.33
40
23.75
30 17.92
20
10
0
Banyuurip
Purwodadi
Butuh
Pituruh
Gebang
Bruno
Grabag
Kaligesing
Ngombol
Bener
Kutoarjo
Purworejo
Bagelen
Loano
Bayan
Kemiri
B. Tipe Perkerasan
Tipe permukaan perkerasan jalan kabupaten di Kabupaten
Purworejo berupa Aspal, Batu, Kerikil dan Tanah. Jalan dengan tipe
permukaan aspal merupakan persentase terbesar yaitu 76,62 %
(565,32 km).
15
C.1. Kinerja berdasarkan kondisi
Kinerja kondisi berdasarkan data tahun 1999 adalah sebagai
berikut :
• Baik ► 91,57 km ► 12,39 %
• Sedang ► 301,06 km ► 40,75 %
• Sedang Rusak ► 42,88 km ► 5,80 %
• Rusak ► 222,87 km ► 30,17 %
• Rusak Berat ► 80,41 km ► 10,88 %
738.79
800.00
700.00
565.32
600.00
Panjang (km)
500.00
301.06
278.80
400.00
222.87
300.00
118.46
200.00
91.57
91.57
82.85
80.41
73.12
45.26
41.85
38.80
33.61
42.88
42.88
19.86
17.50
17.30
100.00
8.00
2.20
0.20
0.00
0.00
Aspal Batu Kerikil Tanah Total
16
tersedia, maka kinerja aspek pemanfaatan akan ditinjau berdasarkan
lebar jalan (perkerasan).
800.00
565.32
700.00
738.79
600.00
410.21
Panjang (km)
500.00
328.58
326.48
238.84
400.00
173.47
171.37
300.00
200.00
100.00
2.10
0.00
Aspal Non Aspal Total
800.00
565.32
700.00
738.79
600.00
Panjang (km)
500.00
346.16
248.71
248.71
400.00
194.95
300.00
143.92
121.66
82.85
80.65
200.00
73.12
53.26
19.86
17.30
17.50
100.00
2.20
0.20
0.00
Aspal Batu Kerikil Tanah Total
17
1.3 METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
1.3.1 Umum
Kegiatan perencanaan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian
kegiatan :
18
1.3.2 Acuan Dasar
Acuan dasar bagi seluruh kegiatan pengelolaan jalan kabupaten
terbagi menjadi 2 (dua) acuan dasar pengelolaan yaitu acuan dasar umum
dan acuan dasar khusus. Acuan dasar umum adalah acuan yang berlaku
secara umum untuk setiap tahun anggaran, sedangkan acuan dasar khusus
hanya berlaku sebagai acuan pada tahun anggaran yang bersangkutan.
• Survai Lapangan.
• Analisis Kelayakan Ekonomi.
19
• Penyusunan Rangkuman Hasil Kegiatan Survai Lapangan dan
Analisis Kelayakan Ekonomi.
• Penyusunan Usulan Program Tahunan
• Pemutakhiran Database
20
(perbaikan database K – 1) maupun untuk analisis usulan
pekerjaan. Data – data yang dihimpun dari survai ini
berupa data perkerasan jalan (tipe, kondisi, lebar), data
jembatan (tipe, kondisi, panjang, lebar) dan
penggunaan lahan di kiri dan kanan jalan.
• Survai Kecepatan (S4)
Tujuan dari survai ini adalah untuk memperkirakan
kecepatan normal dari kendaraan bermotor melewati
ruas jalan yang disurvai. Data tersebut dapat memberi
gambaran kondisi ruas yang bersangkutan untuk
dibandingkan dengan kondisi ruas yang didapatkan dari
survai S2.
• Survai Perhitungan Lalu – Lintas (S5A)
Dimaksudkan untuk mendapatkan data Lalu – Lintas
Harian Rata – Rata (LHR) serta sebaran tipe kendaraan.
Survai ini dilaksanakan selama 12 jam (dari jam 0600 s/d
1800) selama 2 (dua) hari perhitungan. Data S5A
dirangkum dalam formulir S5B. Data lokasi, hari serta
nama pelaksana pencatat perhitungan lalu – lintas
dirangkum dalam formulir S5C.
21
secara langsung maupun tidak langsung jika ruas jalan
tersebut dibangun.
• Survai Lalu – Lintas Yang Terhambat (S8) : Untuk
mengetahui tingkat hambatan dari ruas jalan yang
disurvai.
22
• Data hasil survai : S2, S3, S4, S5A, S5B, S5C
• Tabel Manfaat Lalu – Lintas
• Formulir Analisis A1 dan A2 :
Formulir A2
Digunakan untuk menghitung nilai manfaat (sekarang) atas
dasar data lalu - lintas per km yang diharapkan selama umur
proyek
Formulir A1
Digunakan untuk merangkum informasi pokok hasil survai
lapangan untuk keperluan :
• Penyederhanaan analisis biaya jalan dan jembatan.
• Penyederhanaan penaksiran manfaat lalu – lintas.
23
• Pembangunan jembatan dengan bentang yang panjang.
TB TMH TST
STUDI KHUSUS
24
• Kelompok 1 :
Proyek luncuran (P2 bagian A)
• Kelompok 2 :
Analisis proyek PK dan MP hasil studi perencanaan tahun
terakhir (tahun 2001). Kelompok ini dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian :
25
C.3 Daftar Penyaringan Pekerjaan Pemeliharaan (P1)
Daftar P1 disusun berdasarkan K – 1 yang sudah di-validasi.
Daftar ini merangkum semua ruas jalan yang layak untuk
mendapatkan program pemeliharaan. Ruas atau segmen ruas jalan
yang masuk dalam daftar P1 awal adalah :
26
M8 : Pemeliharaan Periodik (MP) untuk jalan kerikil dengan KRLL 1,
dimana PK atau MP terakhir kali dikerjakan > 2 tahun
M9 : Pemeliharaan Periodik (MP) untuk jalan kerikil dengan KRLL 2,
dimana PK atau MP terakhir kali dikerjakan > 2 tahun
M10 : Pemeliharaan Periodik (MP) dan Pemeliharaan Rutin (MR) untuk
jalan batu dengan KRLL 1 dan 2, dimana PK atau MP terakhir kali
dikerjakan > 2 tahun
27
Survei S2, S3,
Analisa A3, A1,
S4, S7, S8
A3 : analisa
kependudukan
A2 : analisa lalu -
lintas
No Yes
VALIDASI K - 1
Daftar P2
Ada Penetapan Skala
Berdasarkan RD - 1 Jalan Prioritas
Yes hambatan Bagian A
JK minimum 3 terbuka utk
LL secara Bagian B
tahun sebelum roda 4 ? dari Bag A dan B
berkala ? Bagian C
tahun studi
Bagian D
S5C
ruas jalan
Jalan Jalan A2 : analisa lalu -
No
Mantap Survei S1 Mantap lintas
? ?
P2 Luncuran dr tahun
DAFTAR P3
Yes Yes sebelumnya
PEMELIHARAAN
< 10 %
RUTIN (MR)
28
D. Penyusunan Usulan Program Tahunan
Format Usulan Program disebut Format UR – 1JK (Usulan
Rencana). Semua ruas dari hasil rangkuman survai dan analisis
kelayakan dimasukkan dalam daftar Usulan Program Tahunan (UR – 1
JK). Semua ruas yang ada dalam daftar P1 dan P3 akan masuk ke
dalam daftar UR – 1 JK.
Berdasarkan perkiraan alokasi dana (dalam bentuk DADPD –
Daftar Alokasi Dana Pembangunan Daerah) yang diterima oleh
Daerah, selanjutnya kabupaten mempertajam kembali usulannya
berdasarkan skala prioritas untuk disesuaikan dengan alokasi dana
yang akan diterimanya. Usulan –usulan yang telah disesuaikan ini
selanjutnya dirangkum dalam Format RD – 1 JK (Rencana Definitif).
SURVEI PEMELIHARAAN
DAFTAR P1 awal DAFTAR P1 Final
S1, MS2 DAN MS2A
RENCANA DEFINITIF
USULAN RENCANA (UR. 1 JK)
RD. 1 JK
DAFTAR P3 Hasil
DAFTAR P3 AUDIT LAPANGAN
Audit
Perkiraan alokasi
dana
E. Pemutakhiran Database
Pemutakhiran database (Formulir K1 – K14) dapat dilakukan
berdasarkan hasil dari kegiatan pada butir A, B, C dan D.
29
1.3.4 Analisis Biaya Jalan dan Manfaat
Analisis biaya jalan dan manfaat secara garis besar didasarkan pada
tiga komponen yaitu : (1) Biaya penanganan per kilometer, (2) Nilai manfaat
per kilometer, dan (3) Nilai NPV per kilometer.
KONDISI
KRLL
TIPE PERMUKAAN
NILAI CBR
TANAH DASAR
30
jalan terhadap kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya perbaikan.
Manfaat tersebut antara lain menyangkut :
Nilai NPV (Net Present Value atau Nilai Bersih Saat Ini) merupakan selisih
dari nilai manfaat dikurangi biaya yang menunjukkan gambaran kelayakan
suatu investasi pembangunan/penanganan jalan.
31
dalam ruang lingkup pengelolaan jalan di kabupaten tersebut. Konsep ini
membagi kriteria dimaksud dalam 2 (dua) kelompok, yaitu kriteria teknis
dan non teknis.
• Kelas Rencana Lalu – Lintas atau Lalu – Lintas Harian Rata – Rata
(LHR) dan hubungannya dengan lebar perkerasan minimum.
Kelas Rencana Lalu – Lintas (KRLL) yang ditentukan berdasarkan nilai
LHR terkait erat dengan tingkat pelayanan suatu ruas jalan, dimana
tingkat pelayanan tersebut ditunjukkan oleh suatu besaran yang
32
merupakan perbandingan antara volume lalu – lintas dengan kapasitas
jalan (V/C).
V/C rasio menunjukkan gambaran mengenai tingkat pelayanan suatu
jalan dalam melayani arus (pergerakan) lalu – lintas, dimana semakin
besar nilai V/C rasio berarti semakin rendahnya tingkat pelayanan
jalan tersebut yang ditunjukkan dengan terjadinya kemacetan.
Dimana :
33
permukaannya jelek sudah pasti akan menunjukkan gambaran
pergerakan yang berbeda.
34
• Riwayat pekerjaan jalan.
Catatan mengenai riwayat pekerjaan jalan, terutama yang berupa
penanganan peningkatan (PK) dan pemeliharaan periodik (MP)
hubungannya dengan penentuan skala prioritas usulan pekerjaan
berat ditentukan sebagai berikut :
• Jalan yang akan mendapatkan pekerjaan peningkatan
dibedakan menjadi :
o Lebih dari 10 tahun ! prioritas utama
o 5 ≤ PK ≤ 10 Tahun ! prioritas menengah
o Kurang dari 5 tahun ! prioritas rendah
• Jalan yang mendapatkan penanganan pemeliharaan periodik :
o Lebih dari 6 tahun ! prioritas utama
o 3 ≤ PK ≤ 6 Tahun ! prioritas menengah
o Kurang dari 3 tahun ! prioritas rendah
35
kemampuan ekonomi masyarakat, peningkatan usaha kecil dan menengah
serta pelayanan kebutuhan dasar.
Akan dilanjutkan dengan hasil studi (Laporan Analisis dan Evaluasi serta Laporan
Rekomendasi) penyusunan RpiJM Jalan Kabupaten di Kabupaten Purworejo Tahun 2001.
36