You are on page 1of 9

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Katak sawah ( Fejervarya cancrivora ) merupakan hewan yang dapat hidup di darat dan di air sehingga di klasifikasikan sebagai anggota classis Amphibia. Habitat Katak sawah tergolong luas karena kemampuannya untuk beradaptasi cukup tinggi. Katak sawah merupakan hewan berdarah dingin, suhu tubuhnya mengikuti suhu di sekelilingnya, baik suhu udara maupun suhu air. Katak sawah umumnya memiliki panjang tubuh mulai dari 3,5 cm hingga mencapai 90 cm, kulitnya licin, atau kasar. Kulit katak juga memiliki fungsi lain disamping berguna untuk penutup tubuhnya, yaitu untuk respirasi. Untuk memungkinkan terjadinya pernafasan melalui kulit, kulit harus selalu basah apabila katak berada di luar air. Katak sawah selalu basah karena memiliki lendir yang di hasilkan oleh kelenjar-kelenjar berbentuk piala. Katak sawah merupakan bagian dari kelas amphibia. Pada awalnya katak sawah di masukkan dalam famili ranidae dan memiliki nama spesies Rana cancrivora, namun mulai dari tahun 2012 diubah menjadi Fejervarya cancrivora. Secara garis besar klasifikasi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) menurut adalah sebagai berikut:

Filum Sub Filum Class Ordo Familia

: Chordata : Vertebrata : Amphibia : Anura : Ranidae

Genus Species

: Fejervarya : Fejervarya cancrivora

Praktikum kali ini memakai katak sawah (Rana cancrivora). Selain mudah diperoleh dan ukurannya besar, katak sawah juga menunjukan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi termasuk mamalia, sehingga dapat disebut sebagai wakil binatang yang cukup representatif. Susunan tubuhnya mudah dipelajari, cara hidupnya sederhana dan mudah diamati. Katak sawah mudah di jumpai di sekitar lingkungan.

B. TUJUAN

Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari struktur anatomi Katak Sawah (Rana cancrivora ).

II. MATERI DAN METODE

A. MATERI

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum histoligi 2 adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, dan air. Bahan yang digunakan adalah Katak sawah (Rana cancrivora). B. METODE

A. Katak dibius menggunakan eter, atau di matikan dengan cara ditusuk kepalanya menggunakan gunting lalu diletakkan di dalam baki pembedahan. B. Rongga mulut (Cavum oris) diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian-bagiannya terlihat lebih jelas. C. Katak di kuliti dngan cara menggunting kulit katak dari medio-posterior ke arah interior sehingga seluruh kulit ventral terlepas. D. Setelah kulit terlepas lalu bagian perut katak dibedah dengan dengan menggunakan gunting bedah, di mulai dari bagian posterior ke arah interior. E. Setelah pembedahan selesai organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan keterangannya sesuai dangan gambar yang ada pada diktat praktikum.

B. PEMBAHASAN

Morfologi luar dari katak Sawah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), badan (truncus), kaki depan (Extrimitas anterior) dan kaki belakang (Extrimitas posterior). Truncus katak sawah tidak memiliki leher yang nampak jelas. Bagian kaki belakang dari katak sawah memiliki ukuran yang lebih panjang dari kaki depannya karena berfungsi untuk membantu katak sawah melompat. Digiti kaki belakang yang berjumlah 5 dari katak sawah memiliki selaput yang disebut web yang berfungsi untuk berenang. (Brotowidjoyo, 1993) Di bagian caput terdapat organon visus mata berkelopak 2 yaitu palpebra inferior dan palpebra superior. Selain organon visus juga terdapat dua buah nares yang menghubungkan dengan cavum oris yang bergigi dan berlidah yang dapat dijulurkan ke muka. katak jantan memiliki bagian khusus yaitu saccus vocalis yang terbuka di sebelah muka dari ostium pharyngeum auditivae Eustachii yang dapat dikembang-kempiskan sehingga menimbulkan suara (Jasin, 1989). Extriminitas anterior dari katak sawah terdiri dari brachium, antebrachium, carpus dan digiti. Brachium (lengan atas) berupa humerus, antebrachium yang berupa radio-ulna, dan digiti berjumlah 4. Extriminitas posterior terdiri dari femur (paha), crus (bagian kaki bawah), pes (telapak) dan digiti. Pes terdiri atas tibia dan fibulan dan pes terdiri dari meta tarsus dan digiti yang berjumlah 5. (Djuhanda, 1982) Organ yang menyusun sistem pencernaan pada katak secara berurutan adalah cavum oris, farink, oesophagus, gastrum, phylorus, intestinum, rektum, dan kloaka.. Oesophagus memiliki dinding lurus yang langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan berkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum,

rectum yang langsung bersatu dengan kloaka. Hati maupun pancreas mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum. (Brotowidjoyo, 1993) Makanan masuk melalui cavum oris Kemudian dilanjutkan menuju pharink, oesophagus dan gastrum. Kontraksi otot dari dinding gastrum memeras makanan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Sari makanan lalu masuk intestine yang terletak dalam rongga tubuh. Dan terakhir masuk loaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan (Jasin, 1989). Sistem uregenitalia pada katak merupakan suatu sistem gabungan karena masingmasing sistem tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi. Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren merupakan alat filter paling selektif untuk membuang sisi-sisi zat organik dan garamgaram mineral dari pembuluh darah ( Jasin, 1989). Katak jantan mempunyai sepasang testis berbentuk oval dan berwarna putih terletak di sebelah atas ginjal. Testis terdapat saluran yang disebut Vas diferent yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa urinaria yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh. Saat musim kawin pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. (Zug,1993).

Organ utama sekresi pada katak yaitu ginjal dan organ yang lainnya yang terdiri atas kandung kemih, dan ureter. Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak secara osmosis. Saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Kantong urine merupakan derivat ektodermal dari kloaka. Ureter pada katak bermuara pada kloaka dan urine dari sini akan diserap kembali ke dalam kantong urine. (Villee et al, 1988). Tubuh katak dan juga vertebrate lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya involunter. Otot lurik yang kerjanya volunter dan otot jantung yang kerjanya involunter. Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen, dan sistem otot pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus deltoideus, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis, muscullus obliqus externus, muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae.

Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus. Bagian crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang tibio fibula (Moment,1967).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Morfologi luar dari katak Sawah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), badan (truncus), kaki depan (Extrimitas anterior) dan kaki belakang (Extrimitas posterior). 2. Organ yang menyusun sistem pencernaan pada katak secara berurutan adalah cavum oris, farink, oesophagus, gastrum, phylorus, intestinum, rektum, dan kloaka. 3. Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. 4. Gonad jantan pada katak sawah adalah testis dan gonad pada betina adalah ovarium. 5. Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen, dan sistem otot pada extrimitas posterior.

V. DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar . Erlangga., Jakarta. Juhanda. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Armico, Bandung. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas. Sinar Wijaya, Jakarta. Moment, G.B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston. Villee, C.A., W.F. Walker and R.D. Barries. 1988. General Zoology. W.B. Saunders Company, Philadelphia. Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and reptiles. Academic Press, London.

You might also like