You are on page 1of 4

larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan. Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara:

1. Molaritas (M) Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah :

3. Normalitas (N) Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :

5. Persen Berat (% w/w) Persen berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator. Larutan Baku Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu :
LARUTAN BAKU PRIMER DAN SEKUNDER Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.

Adapun syarat syarat larutan baku primer : Mempunyai kemurnian yang tinggi Rumus molekulnya pasti Tidak mengalami perubahan selama penimbangan Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat diabaikan) Larutan stabil didalam penyimpanan

Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.

Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:

Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2. Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF. Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3. Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat. Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3. Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3 Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit. Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.

Adapun syarat syarat larutan baku sekunder : Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer Berat ekivalennya tinggi Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

Indikator dalam Titrasi Asam Basa Indikator yang digunakan dalam titrasi asam basa dinamakan indikator asam basa. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Indikator Metil Kuning Metil Jingga Bromo Fenol Blue Merah Metil Fenol Merah Timol Blue Phenolphtalein Warna Asam Merah Merah Kuning Merah Kuning Kuning Tidak Berwarna Basa Kuning Jingga Jingga Kuning Ungu Kuning Merah Biru Merah Ungu Trayek pH 2,9 4,0 3,1 4,4 3,0 4,6 4,2 - 6,2 6,4 8,0 8,0 9,6 8,0 9,8

You might also like