You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah untuk memperdalam dan memperluas materi kuliah Geologi Dasar dan memenuhi syarat mengikuti mata kuliah. Selain itu peserta dapat mengenal secara langsung objek dan fenomena geologi yang ada di lokasi fieldtrip dengan menerapkan teori yang sudah diberikan saat proses perkuliahan. Kuliah lapangan ini juga dilaksanakan agar peserta bisa mengaplikasikan teori yang telah diterima selama perkuliahan dan kemudian diterpakan di lapangan. Beberapa hal yang dilakukan peserta yakni seperti pembacaan peta topografi. Pembacaan dan penggunaan skala yang ditunjukkan oleh kompas geologi. Selain itu juga ada penggunaan alat dan bahan geologi seperti penggunaan palu geologi untuk mengambil sampel bebatuan serta penggunaan HCl untuk menganalisis batuan apakah batuan tersebut mengandung karbonat atau tidak. Peserta juga melakukan pengambilan sampel dan penulusuran di tiap stasiun penelitian untuk dianalisis.

1.2 Lokasi dan Kesampaian Penelitian

Lokasi pelaksanaan kuliah lapangan Geologi ini dilaksanakan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Lokasi kuliah lapangan ini terdapat tiga stasiun penelitian. Namun karena keterbatasan waktu, hanya dua stasiun saja yang dituju, yakni daerah Gunung Temas dan Gunung Pendul. Untuk stasiun kedua tepatnya di daerah Gunung Pendul masih dibagi menjadi tiga lokasi yaitu lokasi batuan metamorf, lokasi batuan beku, dan lokasi Watuprau. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok

dan setiap kelompok didampingi oleh satu orang asisten dosen. Setiap stasiun dapat dicapai tepat waktu.

1.3 Waktu Penelitian

Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24 November 2012. Peserta berangkat dari Fakultas Biologi pukul 07.30 WIB. sebelum berangkat tiap kelompok diberi pengarahan singkat oleh dosen pengampu mata kuliah Geologi dan perkenalan dengan asisten dosen. Untuk mencapai stasiun pertama maupun kedua, kami dapat sampai tepat waktu. Perjalan menuju stasiun juga berjalan lancar tanpa hambatan. Saat melakukan penelitian di Stasiun pertama yaitu di daerah Gunung Temas, waktu yang digunakan cukup banyak untuk penelitian terhadap kondisi yang ada disana, penggunaan kompas geologi oleh seluruh peserta dan penentuan lokasi dengan peta topografi, mengukur kemiringan lereng, serta penentuan deskripsi Litologi yang ada di daerah tesebut. Kuliah lapangan ini selesai sekitar pukul 15.00 WIB dan sampai kembali di Fakultas Biologi sekitar pukul 17.00 WIB.

1.4 Metode dan Tahap Penelitian

Tiap Stasiun Penelitian memiliki berbagai metode dan tahap penelitian yang berbeda. Untuk penelitian pada Stasiun pertama yaitu di Gunung Temas, peserta kemudian mendengarkan metode penjelasan dari asisten. Peserta melakukan praktik penggunaan kompas geologi dengan membidik ke arah Gunung Temas sebagai acuan dan membaca skala yang ditunjukkan untuk dianalisis. Setelah itu peserta mengukur kemiringan lereng. Selain itu juga menentukan deskripsi morfologi dan deskripsi litologi serta pengambilan sampling batuan yang ada disana yaitu batuan Sedimen dengan cara mengambil secara utuh atau jika terlalu besar, dapat dipecah dengan palu geologi agar dapat dilihat struktur yang terdapat di batuan tersebut. Peserta
2

juga diberi penjelasan tentang apa saja yang ada di tempat tersebut dan juga dijelaskan mengenai asal terbentuknya daerah perbukitan. Pada stasiun kedua, lokasi batuan metamorf dan lokasi batuan beku peserta juga diberi penjelasan tentang deskripsi asal terbentuknya daerah tersebut dan batuan yang terdapat di sana. Di lokasi Watuprau yang awalnya dijadikan cagar Biologi termasuk batu gamping berfosil Numulites.

1.5 Alat dan Bahan Penelitian

Untuk kuliah lapangan geologi ini, peserta membutuhkan beberapa alat dan bahan yang telah dipersiapkan dari awal. Berikut merupakan alat dan bahan yang dipakai dalam kuliah lapangan ini :

A. Peralatan yang digunakan: 1. Barang Pribadi Pensil dengan kekerasan sedang (2B) Ballpoint Pensil warna Sepasang mistar segitiga Busur derajat Karet penghapus Buku catatan lapangan Peta topografi Topi, pakaian, dan sepatu lapangan Payung / ponco Air minum dan obat-obatan pribadi Tas ransel 2. Barang Kelompok Palu Geologi Kompas Geologi Lup
3

Kantong plastik bening Spidol marker Kamera B. Bahan yang digunakan: HCl 0,1 M

BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1

Stasiun Pengamatan 1

2.1.1

Geomorfologi

Stasiun Pengamatan 1 terletak di Kecamatan Bayat di daerah Gunung Temas. Bentuk morfologi dari hasil pengamatan di daerah ini, satuan geomorfologinya adalah topografi perbukitan dengan materi penyusun karbonat, besi dan tuff karbonat. Kemiringan lereng atau Slope Stasiun Pengamatan 1 ini adalah curam ekstrim dengan kemiringan lebih dari 55o atau sama dengan lebih dari 140%. Adanya tebing di karenakan oleh pertambangan batu gamping. Lapisan horizontal tipis pada batuan terjadi karena faktor gaya berat pada batuan lunak yang mengakibatkan batuan longsor ke bawah membentuk lipatan. Berdasarkan batuan yang ditemukan di lokasi, yaitu berupa batu gamping. Dapat diketahui bahwa beberapa ribu tahun yang lalu, lokasi adalah lereng yang agak curam di dasar laut. Lipatan yang terbentuk kemudian mengangkat ke atas karena proses endogenik berupa epirogenesis. Itulah proses geologi yang terjadi pada daerah gunung temas.

Gambar 1. Keadaan alam di sekitar Gunung Temas

2.1.2

Deskripsi Litologi

Luas singkapan batuan di Stasiun Pengamatan satu adalah 55,63 m2 (9,35m x 5,95m). Jenis batuan yang ada di sana adalah batuan sedimen. Struktur batuan ini adalah berlapis pada bagian bawah dengan warna batuan segar, artinya berwarna coklat dan putih. Tekstur batuan sedimen ini adalah klastik dengan berbutir amat halus. Batuan sedimen yang terdapat di sana adalah jenis batu lempung yang disusun oleh kuarts dan mineral lempung, komposisi batuan adalah karbonat, larutan HCl dapat di dibuktikan atas batuan dengan tersebut saat dan

diteeteskannya

menghasilkan buih yang banyak. Tebal lapisan terukur -/+ 15 cm yang artinya tipis. Tingkat pelapukan batuan yakni pelapukan segar.

Gambar 2. Batuan di Stasiun Pengamatan satu

2.1.3

Geologi Lingkungan A. Sumber Daya Geologi Stasiun pengamatan 1 ini memiliki sumber daya batuan yang dimanfaatkan untuk lahan pertambangan.

B. Bencana Geologi Bencana geologi yang mungkin terjadi pada daerah ini adalah longsor atau gerakan massa disebabkan oleh slope nya curam ekstrim sehingga sering terjadi Debrisflow, dan kadang-kadang terjadi rockfall.

C. Penggunaan lahan

Daerah sekitar stasiun pengamatan 1 ini terdapat beberapa pemukiman penduduk. Terdapat beberapa

vegetasi berupa meniran, randu, jarak, lamtoro, dan dominan pohon jati.

Gambar 3. Vegetasi di Stasiun Pengamatan Satu

Gambar 4. Vegetasi di Stasiun Pengamatan Satu

2. 2 STASIUN PENGAMATAN 2 A 2. 2. 1 Geomorfologi Stasiun dua terletak di Gunung Semangu Kecamatan Bayat. Bentuk morfologi dari hasil pengamatan di daerah ini, dengan satuan geomorfologinya adalah topografi perbukitan dengan materi penyusun kalsit(CaCO3),dolomit ( CaCO3.MgCO3) dan ditemukan pula batuan metamorf seperti kuarsit. Kemiringan lereng atau Slopestasiun pengamatan 2 ini adalah curam dengan kemiringan 35o-55oatau sama dengan 70%140%. Strike di stasiun 2 ini adalah 311o dan deep nya adalah 5 (N311oE/5). Dari batuan yang ditemukan diketahui bahwa proses geologi yang terjadi adalah pelapukan,berupa pelapukan biologis.

Gambar 5. Batuan di Stasiun Pengamatan 2

2. 2. 2 Deskripsi Litologi

Luas singkapan batuan di stasiun pengamatan 2 adalah panjang = 34m dan tinggi = 5m. Jenis batuan yang ditemukan berupa batuan metamorf dengan warna batuanputih mengkilap. Struktur penyusun batuan adalah mineral kuarts yang tidak berfoliasi. Batuan lain yang ditemukan adalah batuan sedimen dengan warna batuan gelap (abu-abu tua) dengan mineral penyusun kalsit&dolomit. Batuan yang juga ditemukan memiliki ciri-ciri berwarna perak&coklat tua,mineral penyusunnya diketahui adalah muskovit (perak) dan batuan tersebut tidak berfoliasi.

Gambar 6. Struktur Batuan di Stasiun Pengamatan 2

2. 2. 3 Geologi Lingkungan

A. Sumber Daya Geologi

Bentuk lahan di stasiun 2 ini memiliki ukuran t(tinggi) = 2,5 m dan p (panjang) = 34 m sedangkan tebal tanahnya 1 m dan tebal lapisannya 2,5 m.

B. Bencana Geologi

Bencana geologi yang mungkin terjadi pada daerah ini adalah longsor dan pelapukan. Pelapukan yang terjadi adalah pelapukan secara biologis. Erosi juga dapat terjadi di daerah ini karena kemiringannya yang curam.

C. Penggunaan Lahan

Daerah sekitar stasiun pengamatan 2

ini terdapat beberapa

pemukiman penduduk. Terdapat beberapa vegetasi berupa pohon jati,pohon lontar,pohon bambu dan rumput liar. Dominan di daerah ini adalah pohon jati.

Gambar 7. Vegetasi di Stasiun Pengamatan 2A

2. 3 STASIUN PENGAMATAN 2 B

2. 3. 1 Geomorfologi

Penelitian Stasiun Pengamatan2B berlokasi di antara Gunung Semangu dan Gunung Pendul.Berdasarkan geomorfologinya, Stasiun Pengamatan2B merupakan topografi perbukitan dengan morfogenesis berupa daratan aluvial. Daratan alluvial merupakan dataran yang terbentuk
10

akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.

Daerah di Stasiun Pengamatan2B ini tergolong lembah dengan kedalaman > 300 cm, sehingga terolong ravine.Bentuk dividenya rata/mendatar dengan stadia lembah maupun stadia yang tergolong tua.

Gambar 8. Stasiun Pengamatan 2B

2.3.2 Deskripsi Litologi

Batuan yang banyak ditemukan di Stasiun Pengamatan2B ini adalahbatuan beku. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Luas singkapan batuan tergolong sedang dengan jenis batuan
11

yang teramati adalah diorit yang menurut klasifikasi Williams tergolong batuan beku asam menengah. Batuan beku asam menengah umumnya memiliki kadar silika 5266% dengan color-indices (indeks warna) <40.

Warna batuan adalah abu-abu dan abu-abu gelap hingga kehitamhitaman.

Gambar 9. Batuan di Stasiun Pengamatan2B

Struktur batuan beku di Stasiun Pengamatan 2B ini merupakan batuan beku dalam yang memiliki ciri-ciri batuan saling

mengunci/bersentuhan,masif dan pejal,serta tidak ada lubang atau amygdule (mineral sekunder pengisis lubang atau rongga).

Batuan yang ditemukan ukurannya relatif sama (bertekstur equigranular phaneritic) dan jenis mineralnya dapat dikenali dengan mata telanjang(porphyritic phaneric). Materi penyusun batuan diperkirakan berupa alkali feldspar. Tebal lapisan tergolong sedang/agak tebal, dengan tingkat pelapukan batuan
12

adalah agak lapuk, sedangkan tebal tanah tergolong agak tebal, yaitu antara 30-50 cm.

2. 3. 3 Geologi Lingkungan

A. Sumber Daya Geologi

Bentuk lahan Stasiun Pengamatan 2B berupa tegalan, ladang dan perkebunan.

B. Bencana Geologi

Beberapa bencana geologi yang mungkin terjadi antara lain erosi, gerakan massa berupa sliding dan retakan retakan.

C. Penggunaan Lahan

Lahan digunakan penduduk untuk bercocok tanam berupa tegalan, ladang, perkebunan. Beberapa vegetasi yang tamapak antara lain mangga, jambu, rumput rumputan dan ketela.

Gambar 10. Vegetasi di Stasiun Pengamatan 2B

13

2. 4 STASIUN PENGAMATAN 2 C

2. 4. 1 Geomorfologi

Penelitian di Stasiun Pengamatan 2C berlokasi di Watuprau. Berdasarkan geomorfologinya, Stasiun Pengamatan 2C merupaka

topografi perbukitan. Materi penyusunnya terdiri dari kristal kalsit, mineral karbonat. Di Stasiun Pengamatan 2C ini juga ditenukan batu gamping berfosil Numulites. Kemiringan lereng di stasiun pengamatan ini berkisar antara 5o-7o atau tergolong dalam kategori landai(Sloping).

2. 4. 2 Deskripsi Litologi

Jenis batuan yang ditemukan di Stasiun Pengamatan 2C adalah batuan sedimen dengan zona sesar batuan campur. Warna batuannya abu abu dengan panjang 16 m dan tinggi 1,5 m. Struktur dari batuan ini adalah berlapis dengan tekstur klastik (abu abu cerah), sedangkan materi penyusun batuannya antara lain kristal kalsit, mineral karbonat. Strike dan deep dari Watuprau adalah 82o dan 36 (N 82oE / 36) sedangkan strike dan deep di lereng lokasi adalah 353o dan 69 (N 353o E / 69).

Gambar 11. Stasiun Pengamatan 2C

14

2. 4. 3 Geologi Lingkungan

A. Sumber Daya Geologi Sumber daya di Stasiun Pengamatan 2C berupa batuan (Watuprau).

B. Bencana Geologi Bencana geologi yang mungkin terjadi di daerah tersebut adalah longsor.

C. Penggunaan Lahan Sebagai cagar geologi yang perlu dijaga keasliannya. Beberapa vegetasi di sekitar stasiun pengmatan adalah pohon jati, rumput liar, pohon jarak dan pohon singkong.

Gambar 12. Vegetasi di Stasiun Pengamatan 2C

15

Gambar 13 : Watuprau

16

BAB III KESIMPULAN

1. Jenis batuan di tempat penelitian S.P 1 Batuan yang terdapat di sekitar Gunung Temas adalah

batuan sedimen. Batuan sedimen yang terdapat di sana adalah jenis batu lempung yang disusun oleh kuarts dan mineral lempung, komposisi batuan adalah karbonat, dapat dibuktikan dengan saat meneteskan larutan HCl di atas batuan tersebut dan menghasilkan buih yang banyak.

S.P. 2A

Jenis batuan yang ditemukan berupa batuan metamorf

dengan warna batuan putih mengkilap. Batuan lain yang ditemukan adalah batuan sedimen dengan warna batuan gelap (abu-abu tua) dengan mineral penyusun kalsit dan dolomit. Batuan yang juga ditemukan memiliki ciri-ciri berwarna perak dan coklat tua, mineral penyusunnya diketahui adalah muskovit (perak) dan batuan tersebut tidak berfoliasi.

S.P.2B

Batuan yang banyak ditemukan di Stasiun Pengamatan 2B adalah batuan yang terbentuk

ini adalah batuan beku. Batuan beku langsung dari pembekuan magma.

S.P.2C

Jenis batuan yang ditemukan di Stasiun Pengamatan 2C

adalah batuan sedimen dengan zona sesar batuan campur. Warna batuannya adalah abu abu.

2. Perubahan yang akan terjadi terus menerus di permukaan bumi memerlukan upaya manusia untuk mengantisipasi agar perubahan tersebut tidak merugikan manusia. Upaya yang dimaksud dapat berupa pencegahan
17

agar pohon disekitar Stasiun yang berfungsi sebagai penahan tanah agar pohon tersebuttidak rusak.

3. Lingkungan geologis bumi memiliki berbagai keunikan dan kisah sejarah yang menarik. Sehingga pantas untuk dipelajari, dilestarikan dan diadakan inovasi bermanfaat yang berkaitan dengannya.

18

You might also like