Professional Documents
Culture Documents
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Sifat koligatif larutan terbagi 2 : 1. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit (ada faktor Vant Hoff berlambang i) 2. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Karena Xp + Xzt = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi: P = po . Xzt dimana: P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut po = tekanan uap pelarut murni Xzt = fraksi mol zat terlarut
dimana: Tf = penurunan titik beku (0C) m = molalitas larutan (m) Kf = tetapan penurunan titik beku molal W = massa zat terlarut (gram) Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut (gram)
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (0 Tf )oC Kb dan Kf adalah konstanta yang bergantung pada jenis pelarut. Adanya zat terlarut pada suatu larutan mempengaruhi penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap. Penurunan tekanan uap terjadi karena penambahan zat terlarut yang menyebabkan mengurangi fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang. Hal ini akan menggeser kesetimbangan antar fase sehingga terjadilah pergeseran titik didih dan titik beku. Agar lebih jelasnya bisa dilihat diagram fase air berikut ini.
TEKANAN OSMOTIK ()
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Menurut Vant Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmotik = , maka : dimana : = tekanan osmotik (atmosfer) C = konsentrasi larutan (mol/liter= M) R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol K T = suhu mutlak (K) Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. Contoh : NaCl (0.45%), setengah Normal Saline (0.5 NS). Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Contoh : NaCl (3%) larutan dekstrosa 5% dalam normal saline pada darah manusia. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis. Contoh : normal saline pada darah manusia, NaCl (0,9%)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.