You are on page 1of 14

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI PADA IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN SAM MEDAN

Oleh : Ganda Sigalingging Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Darma Agung, Medan Abstrak Gizi adalah zat yang menyusun bahan makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan mineral. Salah saki ftktor penting yang menentukan tungkat kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat kescimbangan dan keserasian antara perkembangan mental orang tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamii tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin Sam Medan. Jumlah sampel adalah sebanyak 40 orang dengan tehnik pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang di peroleh dari kuesioner yang di bagikan kepada responden di Klinik Bersalin Sam Medan periode Juni-Juli Tabun 2009. Dari basil penelitian yang di lakukan terhadap 40 responden di dapat bahwa yang berpengetahuan baik 22 orang (55%) dari umur 21-30 tahun, yang berpengetahuan bails 14 orang (35%) dari pendidikan SLTA, yang berpengetahuan baik 35 orang (87,5%) dari pekerjaan ibu rumah tangga, yang berpengetahuan baik 21 orang (52,5%) dari sumber informasi media. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai sumber informasi yang berguna untuk mendapatkan tingkat pengetahuan ibu dalam gizi. Kata kunci: Pengetahuan, Gizi dan Ibu Hamil 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia, dimana akan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Hams mempunyai kebiasaan makan yang bergizi dan teratur berolahraga serta tidak merokok. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kurang gizi sehingga meskipun sudah cukup bulan, bayi tersebut akan lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan menyebabkan produksi ASI berkurang bila kelak menyusui (Wiryo, 2002 :22). Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Wiryo, 2002 :1). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup

bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pads keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (e-mail : zulhaida.telkom.net). Di Indonesia sering terjadi masalah gizi pada ibu hamil. Menurut data dari Puskesmas Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan Sebulu I kabupaten Kutai Karta Negara dari bulan Juli sampai Desember terdapat 308 orang ibu hamil dan terdapat kasus kurang gizi sebesar 68 orang atau sekitar 22% dari jumlah ibu hamil yang terdaftar di Puskesmas Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan Sebulu I kabupaten Kutai Karta Negara (Admin, 2009). Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Indonesia khussya di kaum wata 1296(m)-22(a)16(s)14h7( 129r(t)4(e)-6(n)22

Page 2
2
kesehatan bayinya jelas sangat diperlukan agar dapat melahirkan bayi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini yang berkembang sangat pesat masalah gizi yang timbul masih sangat memprihatinkan dimana tingkat kemampuan maternal masih sangat tinggi pada umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita masih banyak yang di garis kemiskinan sehingga dapat memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi oleh pendidikan rendah, umur, pekerjaan, pengalaman, paritas, budaya, status ekonomi yang berdampak pads hamil terhadap kebutuhan gizi kehamilan masih sangat rendah (Admin, 2009). Sebagian besar dari masalah gizi disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor sosial, budaya dan faktor ketidaktahuan juga mempengaruhi secara nyata gamabran menyeluruh mengenai masalah gizi. Kebiasaan pemberian makanan yang telah terjadi karena kekurangtahuan, tahyul dan adanya kepercayaan yang salah. Beberapa hal tersebut dapat dianggap sebagai faktor yang bertanggung jawab ikut memberatkan masalah gizi pada masyarakat. Dui data telah terkumpul di negara-negara maju dengan jelas menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara tingkat sosial ekonomi dengan berat badan bayi yang dilahirkan. Mereka yang lahir dari ibu dengan status ekonomi yang rendah biasanya menghasilkan bayi premature atau bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai berat badan 300-400 gram lebih ringan dari bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu yang cukup ekonominya. Berbagai kebijakan dan strategi telah dilibatkan untuk mengurangi terjadinya kekurangan gizi diantara berbagai strategi yang paling tepat adalah menganjurkan pads masyarakat untuk mengkonsumsi semaksimal mungkin makanan yang ada sekitarnya (Wiryo, 2002:1). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk memilih judul tentang "Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pads Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan 2009". 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah "Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pada Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Sam Medan 2009?" 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin Sam Medan 2009. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi klinik bersalin Sam Medan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mengenai pentinganya manfaat gizi pada ibu hamil. 1.5. Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengidentitikasi pengetahuan ibu hamil di klinik bersalin Sam Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di klinik bersalin Sam Medan pada bulan Juni- Juli 2009 yang berjumlah 40 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi tersebut diatas berjumlah 40 orang. Peneitian ini menggunakan total sampling yang artinya seluruh populasi yang menjadi unit yang di teliti. Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sam Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan dengan teknik wawancara dan alat kuesioner. Sebelum wawancara pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang isi dari (briar pertanyaan kepada responden. Data yang telah diediting kemudian disusun sesuai dengan variabel masingmasing kemudian dibuat dalam bentuk tabel distibusi frekuensi. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil "tabu" manusia ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuma, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang di cakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat pengetahuan yaitu : a. Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima yaitu tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah memahami materi hams dapat

Page 3
3
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan abjad atau materi yang telah dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisa (analysis) Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakuakn penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003). 2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikanpenyelidikan epidemiologi. Menurut kelompok ibu : 0 14 tahun : bayi dan anak-anak 15 40 tahun : orang muda dan dewasa 50 60 tahun : orang tua b. Pendidikan Pendidikan adalah sutu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. c. Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. d. Sumber Informasi Sumber informasi mempengaruhi pengetahuan baik dari orang maupun media. Dan kaitannya dengan kelompok manusia memberiakn kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain (Notoatmodjo, 2007). 2.3. Gizi a. Defenisi Gizi adalah zat yang menyusun bahan makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan mineral. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat

status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Namun demikian perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau bahkan jauh sebelum masa itu. Ini berarti bahwa konsumsi zat gizi masa kanak-kanak memberikan andil terhadap status gizi setelah dewasa (Wiryo, 2002: 1). b. Sumber Gizi Zat besi memiliki berbagai fungsi vital dalam tubuh manusia karena merupakan bagian penting dari hemoglobin. Kekurangan zat besi adalah kekurangan zat gizi dengan prevalensi yang paling tinggi di dunia, dan kondisi ini akan menyebabkan anemia, kekurangan zat besi dapat terjadi akibat konsumsi zat besi yang rendah atau akibat tubuh kehilangan zat besi dalam jumlah yang lebih besar yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti pendarahan karena menstruasi dan infeksi seperti hookworm (sejenis cacingan). Ibu hamil secara khusus merupakan kelompok resiko tinggi untuk terkena anemia karena kebutuhan mereka akan zat besi selama masa kehamilan akan meningkatkan menjadi lima kali lipat dibanding dengan tingkat pada saat mereka tidak hamil. Konsumsi zat besi dari sumber-sumber lain hams tinggi guna memenuhi kebutuhan fisiologis (Wiryo,2002:10). Seng (Zn) adalah mineral yang sangat dibutuhkan maanusia. Dalam tubuh manusia Zn terdapat pada prostat, semen, otak, mata, jantung, kelenjar adrenal dan kulit. Zn terdapat yang diabsorpsi sebesar 20 - 40% tergantung dari kebutuhan tubuh dan keasaman lambung. Zn berikatan dengan protein yang memudahkan absorpsi melalui usus. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwaa suplemen seng yang diberikan pada ibu hamil memiliki suatu dampak positif terhadap berat badan lahir. Suatu penelitian yang dilakukan pada ibu-ibu pasca persalinan di Indonesia menemukan bahwa 24% diantara mereka mengalami kekurangan seng (Wiryo, 2002: 103).

Page 4
4
Asam folat, kebutuhan akan asam folat meningkat drastis selama masa kehamilan disebabkan kebutuhan janin yang sedang tumbuh menjadi besar. ibu hamil yang tidak menerima suplemen asam folat beresiko tinggi pada terjadinya kelahiran premature atau bayinya lahir dengan berat badan kurang untuk usia kehamilan. Suplementasi dengan asam folat sebelum terjadi kehamilan sangat dianjurkan untuk semua wanita

subur (Wiryo, 2002: 15). c. Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut. Antropometri secara umum artinya ukuran tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai tingkat umur dan tingkat gizi digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Klinis adalah metode pemeriksaan yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja. Juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik maka penentuan kimia dapat lebih banyak mendorong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. Biofisik adalah metode penentuan status gizi yang spesifik. Kemampuan fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (Suparyasa dkk., 2001 : 18 19). d. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi 3 kelompok yaitu: survei konsumsi makanan, status vital, dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut: Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi dan pengumpulan data komsumsi makanan digunakan untuk dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Pengukuran gizi dan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi dan penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi. Faktor ekologi

mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai basil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Penggunaan pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Supariasa dkk, 2001:2021). 2.4. Klasifikasi Status Gizi Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, DepKes dalam pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan World Health Organization National Centre For Health Statistics (WHO-NCHS). Pada Loka Karya Antropometri tahun 1975 telah diperkenalkan baku Harvard. Berdasarkan semi Loka Antropometri, Ciloto, 1991 telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan WHO-NCHS. 2.5. Ibu Hamil a. Pengertian Ibu Hamil Hamil adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Mon, 2006: 1). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007 : 3). b. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh itu. Sehingga kekurangan zat gizi tersebut yang dip

Page 5
5
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini bias ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 kkal,

yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 kkal dibulatkan menjadi 80.000 kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraan lamanya kehamilan dalam hari), sehingga diperoleh 300 kkal. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian trimester II dan III'kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, 350 kkal per hari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 kkal dan 300 kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi IV tahun 1998 ditentukan angka 285 kkal per hari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperature ruangan, kegiatan fisik dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak pernah merubah kegiatan fisik selama hamil. Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 dan yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IV tahun 1998 menganjurkan protein 12 g/hari selama kehamilan (sekitar 12% dari jumlah total kalori), atau sekitar 1,3 g/kg BB/hari (gravida nature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah cukup 1/3 bagian (Lubis, 2003). c. Dampak Kurang Gizi Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini : 1). Terhadap Ibu Kurang gizi pada ibu hamil dapat

menyebabkan resiko dan komplikasi pada iou antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Anemia pada ibu hamil dapat didefenisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal denga istilah anemia gizi besi. Anemia didefisiensi besi merupakan satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 g/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan morbilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbilitas juga lebih besar (Lubis, 2003). 2) Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), BBLR. 3) Terhadap Persalinan Pengaruh gizi kurang proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature). Perdarahan Skala persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. 3. Pembahasan a. Umur Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (55%) dari umur 21- 30 tahun, dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (7,5%) dari umur > 31 tahun. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai saat ulang tahun yang terakhir ketika di lakukan penelitian. Umur di pandang sebagai suatu keadaan yang menjadi dasar kematangan dan perkembangan seseorang

Page 6
6
berdasarkan konsep ini di sebutkan bahwa semakin tua usia seseorang maka semakin matang dan kuat juga seseorang tersebut dalam berfikir dan bekerja.

(Ahmadi, 2003). b. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpendidikan baik sebanyak 14 orang (35%) berpendidikan SLTA dan responden yang berpendidikan kurang sebanyak 3 orang (7,5%) berpendidikan SD. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu oroses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga ilmu pengetahuan dimilikinya. c. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang pekerjaan ibu rumah tangga yang memperoleh pengetahuan baik sebanyak 35 orang (87,5%) dan wiraswasta 2 orang (5%) yang memperoleh pengetahuan kurang. Pekerjaan adalah bahwa suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kiebutuhanh hidupnya sehari-hari, dengan demikian bahwa kesempatan kerja yang di peroleh merupakan modal hidup untuk masa kini dan masa yang akan dating dan pekerjaan pada hakikatnya adalah untuk memperoleh kelayakan hidup dalam keluarga. (Ahmadi, 2003 ). Menurut asumsi penulis, berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki banyak waktu di rumah sehingga lebih banyak waktu untuk memenuhi gizinya sedangkan ibu yang bekerja lebih sedikit waktu untuk memenuhi gizinya di karenakan sibuk bekerja sehingga ibu yang bekerja dapat kekurangan gizi semasa kehamilannya. d. Sumber Informasi Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik 21 orang (52,5%) yaitu responden yang memperoleh sumber informasi dari media elektronik, dan responden yang berpengetahuan kurang 19 orang ( 47,5% ) yaitu responden yang memperoleh sumber informasi dari keluarga. Kemampuan manusia dalam memperoleh informasi yang di sampaikan baik itu dari radio, tv, video, tabloid maupun tenaga kesehatan, dengan demikian berilah motivasi kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu memenuhi kebutuhan gizinya. e. Pengetahuan Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memperoleh pengetahuan baik yaitu 15 orang (37,5%), berpengetahuan cukup 14 orang (35%) dan berpengetahuan kurang yaitu 11 orang (27,5%). Pengetahuan adalah salah satu

hasil dari "tahu" dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, tahu artinya mampu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman, orang lain, media massa dan lingkungan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut asumsi penulis, berdasarkan hasil penelitian masih banyak memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian gizi, mungkin karena kurangnya kesadaran untuk lebih meningkatkan pengetahuan. Dalam hal ini, dikarenakan pengetahuan yang kurang atau sistem pelayanan kesehatan serta lingkungan yang tidak mendidik ke arah tersebut. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan 2009 yang dilaksanakan pada juni dan juli 2009, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil berdasarkan umur mayoritas baik 22 orang (55%) yaitu yang berumur 21-30 tahun, dan yang berpengetahuan kurang 3 orang (7,5%) dari umur > 30 tahun. 2. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil berdasarkan pendidikan mayoritas SLTA 14 orang (35%) yang berpengetahuan baik, SD 11 orang (27,5%) berpengetahuan kurang. 3. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu rumah tangga 35 orang (87,5%) yang berpengetahuan baik, wiraswasta 2 orang (5%), berpengetahuan kurang. 4. Pengetahuan ibu tentang gizi pada ibu hamil berdasarkan sumber informasi dari media elektronik 21 orang (52,5%) yang berpengetahuan baik, dari keluarga 19 (47,5%) yang berpengetahuan kurang. 4.2. Saran 1. Bagi petugas kesehatan di klinik sam di

harapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan guna meningkatkan citra klinik sam agar menjadi lebih baik.

Page 7
7
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dan bidan untuk lebih meningkatkan pelayanan khususnya dalam pemberian informasi dan penyuluhan kepada ibu yang mengalami kekurangan gizi. 3. Bagi keluarga di harapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil. 4. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan penelitian yang berhuhungan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi pada ibu hamil sehingga di peroleh hasil yang baik terhadap kebutuhan gizi ibu. Daftar Pustaka Admin. 2009. Gizi Ibu Hamil, Dibuka pada http// Gizi Ibu Hamil/2009 Ahmadi, A.(2003). Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Dernpsey.(2002).Riset Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC Guyton.(2003).Kehamilan, dibuka pada http// Cresol't.com/ KehamiIan/ 2003. Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruh Terhadap Bayi di Lahirkan, dibuka pada www. Dot. Telkoin. Net/2003. Mandriwati. 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Edisi 3, Jakarta: EGC. Mon. 2006. Kehamilan, dibuka pada http// wikipedial kehamilan/2006. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. 2007. Konsep Dan Pen ulisan Riset Keperawatan, Surabaya: Akper Hang Tuah. Stoppard. 2007. Kehamilan, Edisi 1, Jakarta: FKUI. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi, Edisi 2, Jakarta: EGC. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktik untu/c Propesi Perawat, Edisi 1, Jakarta: Rineka Cipta. Wiryo. 2002. Peningkatan Gizi Bayi dan Ibu Hamil,

Jakarta: Sagung Seto.

You might also like