You are on page 1of 19

IDENTIFIKASI DAN PREDIKSI TERJADINYA KONFLIK DALAM SETIAP TAHAPAN PEMILUKADA TAHUN 2013 DAN PEMILU TAHUN 2014

SERTA LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM UPAYA MENGANTISIPASINYA

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum serta serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk - bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.1 Masyarakat pada umumnya sangat mendambakan kondisi kamtibmas yang kondusif. Kondusif yakni memiliki peluang seperti yang diinginkan atau memiliki peluang untuk mendukung keberhasilan usaha, pekerjaan atau tindakan.2 Kondisi kamtibmas yang kondusif akan menjamin masyarakat dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan aman, damai dan nyaman serta terhindar dari rasa gangguan dan kekawatiran terhadap keselamatan jiwa maupun keamanan harta bendanya. Gangguan kamtibmas adalah kejadian yang membawa kerugian, hambatan, rintangan terhadap seseorang dapat merupakan bahaya bagi orang lain. Pada penyelenggaraan Pemilukada sangat rentan terjadi gangguan kamtibmas pada setiap tahapannya. Mulai dari masa persiapan; penetapan daftar pemilih; pendaftaran dan penetapan calon pendaftaran dan penetapan calon; kampanye; pemungutan suara; penghitungan suara dan penetapan hasil; pelantikan calon terpilih. Beberapa contoh gangguan kamtibmas dalam penyelenggaraan Pemilukada kada antara lain : kerusuhan yang terjadi pada Pemilukada kada Propinsi

Maluku Utara yang banyak menewaskan belasan orang sebagai akibat kerusuhan dan tawuran antar pendukung, kerusuhan yang terjadi pada penyelenggaraan Pemilukada kada Kabupaten yang dilakukan oleh Arkam (Aliansi Rakyat Kabupaten Mojokerto) yang mengamuk dan melempari halaman gedung dewan Kabupaten Mojokerto dengan bom molotov dan gangguan kamtibamas lainnya. Untuk itu Polri sebagai aparat pemerintah yang mempunyai kewenangan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dituntut untuk berperan dalam pengamanan penyelenggaraan

Pemilukada kada sehingga dapat mencegah gangguan kamtibmas dan mewujudkan kamtibmas yang kondusif. Namun sering terjadi pengamanan penyelenggaraan Pemilukada kurang dilaksanakan secara optimal sehingga mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan Pemilukada. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk melakukan optimalisasi peran Polri dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilukada kada.

2.

Pokok Permasalahan. Permasalahan dalam tulisan ini bagaimana mengidentifikasi dan memprediksi terjadinya konflik dalam setiap tahapan pemilukada tahun 2013 dan pemilu tahun 2014 serta langkah yang dilakukan dalam upaya mengantisipasinya Permasalahan tersebut diatas, kemudian diidentifikasi menjadi persoalan-persoalan sebagai berikut : a. Prediksi ancaman terjadinya konflik dalam setiap tahapan pemilukada dan pemilu b. Upaya antisipasi terjadinya konflik dalam setiap tahapan

3.

Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi dan memprediksi serta melakukan upaya antisipasi terjadinya konflik dalam setiap tahapan pemilukada 2013 dan pemilu 2014 b. Tujuan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan masukan kepada pimpinan dalam rangka pengambilan keputusan guna mengantisipasi terjadinya konflik dalam setiap tahapan pemilukada 2013 dan pemilu 2014

BAB II PREDIKSI ANCAMAN DAN UPAYA ANTISPASI TERJADINYA KONFLIK DALAM TAHAPAN PEMILUKADA 2013

1. Tahapan Pemilukada a. Pemutahiran data dan daftar pemilih 1). Pengesahan dan pengumuman daftar pemilih sementara 2). Perbaikan daftar pemilih sementara dan pencatatan data pemilih tambahan 3). Penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap 4). Pembuatan dan penyampaian kartu pemilih b. Pendaftaran dan penetapan pasangan calon 1). Penyerahan dokumen pasangan calon 2). Verifikasi dan rekapitulasi dokumen pasangan calon 3). Pengumuman pasangan calon 4). Penetapan dan penentuan nomor urut c. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara 1). Pencetakan surat suara 2). Pendistribusian surat suara d. Kampanye 1). Pemaparan visi dan misi pasangan calon 2). Debat pasangan calon 3). Kampanye terbuka dan terbatas 4). Pembersihan atribut dan alat peraga kampanye e. Masa tenang f. Pemungutan suara 1). Undangan dan pemberitahuan kepada pemilih 2). Penyiapan TPS 3). Pemungutan dan penghitungan suara g. Penetapan pasangan calon terpilih h. Pelantikan dan pengucapan sumpah 2. Prediksi Ancaman

3. Upaya antisipasi BAB III PREDIKSI ANCAMAN DAN UPAYA ANTISPASI TERJADINYA KONFLIK DALAM TAHAPAN PEMILU 2014 1. Tahapan Pemilu a. Pendaftaran, verifikasi dan penetapan parpol peserta pemilu dilakukan dimulai sekurangkurangnya 20 bulan sebelum hari pemungutan suara selama 5 bulan (Agustus-Desember 2012) b. Proses penyediaan data kependudukan dilakukan sekurang-kurangnya 16 bulan sebelum hari pemungutan suara (sekitar Desember 2012) c. Pemerintah dan KPU melakukan sinkronisasi data pemilih selama 2 bulan d. Penyerahan data potensial pemilih dari Pemerintah dan KPU dilakukan sekurangkurangnya 14 bulan sebelum hari pemungutan suara dan dilanjutkan proses pemutahiran data pemilih yang dilakukan selama 8 bulan e. KPU melakukan penetapan daerah pemilihan untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan sekurang-kurangnya 16 bulan sebelum hari pemungutan suara selama 3 bulan (Desember 2012 - Februari 2013) f. Proses pencalonan disepakati dilakukan selama 5 bulan (Mei September 2012) g. Pelaksanaan tahapan kampanye dilakukan sejak 3 hari ditetapkannya partai politik peserta pemilu hingga 1 hari sebelum masa tenang dengan durasi selama 15 bulan (Januari 2013 april 2014) h. Pengadaan dan pendistribusian logistik dilakukan selama 6 bulan dimulai sejak bulan Oktober 2013 Maret 2014 atau pasca penetapan calon tetap i. Pelaksanaan tahapan pemungutan suara, penghitungan suara, dan rekapitulasi suara dilakukan selama 1 bulan sejak hari pemungutan suara (sejak tingkat TPS hingga KPU) j. Penetapan hasil pemilu, penghitungan kursi dan penetapan calon terpilih dilakukan selama 5 bulan (Mei September 2014) k. Pelaksanaan tahapan pengucapan sumpah/janji calon terpilih dilakukan secara berjenjang untuk tiap tingkatan (DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR RI) dimulai sejak Juli hingga Oktober 2014

2. Prediksi Ancaman a) Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih. 1) Pemilih tambahan masih diberi kesempatan sampai dengan H-3 sehingga daftar pemilih masih terus bertambah. 2) Manipulasi data dalam dalam daftar pemilih (umur, pekerjaan, status, dan alamat, telah meninggal dunia, pindah domisili. 3) Banyak hak pilih tidak di daftar. 4) Anggota TNI / POLRI didaftar sebagai anggota pemilih. 5) Kampanye terselubung dari petugas pantarlih. 6) Intimidasi / terror terhadap petugas KPU. Tahapan Pendaftaran Peserta Pemilu dan Tahapan Penetapan Peserta Pemilu. 1) Data pengurus yang direkayasa 2) Sekretariat fiktif 3) Kolusi KPU dengan pengurus parpol. 4) Intimidasi / terror terhadap petugas KPU. 5) Polemik sah tidaknya Parpol 6) Unjuk rasa pendukung Partai Politik yang tidak lolos verifikasi Parpol. 7) Intimidasi terhadap Anggota KPU. 8) Sabotase untuk menggagalkan Pleno KPU. 9) Protes terhadap Pleno KPU dari masing-masing pendukung Parpol. 10) Unjuk rasa pendukung Partai Politik yang tidak lolos verifikasi Parpol. 11) Intimidasi terhadap Anggota KPU. 12) Sabotase untuk menggagalkan Pleno KPU. 13) Protes terhadap Pleno KPU dari masing-masing pendukung Parpol. 14) Dukungan yang direkayasa. 15) Dukungan ganda 16) Money Politik 17) Unjuk rasa terhadap KPU sehubungan dengan calon tidak lolos dan inplikasinya. 18) Persyaratan yang direkayasa 19) Dukungan Fiktif. 20) Ijazah palsu 21) Keterangan / identitas palsu Tahapan Penetapan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan. 1) Penambahan jumlah penduduk fiktif sehingga alokasi kursi bertambah 2) Pemalsuan dokumen. Tahapan Pencalonan Anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kab / Kota. 1) Money politik + KKN. 2) Berebut no urut caleg 3) Adanya peraturan intrernal partai tentang perolehan suara terbanyak yang dikemudian hari dapat terjadi perselisihan antar calon dan pendukungnya.

b)

c)

d)

e)

Tahapan Kampanye. 1) KPU dan pemda belum menentukan tempat-tempat yang boleh dan tidak boleh untuk kampanye dan pemasangan alat peraga. 2) Kampanye tanpa izin dan melanggar batas waktu. 3) Penyalahgunaan izin. 4) Kampanye diluar jadwal yang ditentukan. 5) Merusak / robek tanda gambar dan peraga lainnya. 6) Gar lalu lintas 7) Bentrok massa. 8) Materi kampanye menyimpang. 9) Peserta kampanye mabuk, bawah sajam, handak / senpi. 10) Pelemparan. 11) Penyebaran issue dan selebaran gelap. 12) Penggunaan fasilitas pemerintah. 13) Konvoi atau arak rakan dijalan. 14) Pelanggaran Kampanye, menghina. 15) Sabotase. 16) Antar peserta berpapasan yang dapat menimbulkan gesekan. 17) Pengrusakan fasilitas umum. 18) Mobilisasi massa. 19) Laka lantas dan macet arus lalin 20) Unras / demo. 21) Terror dan intimidasi. 22) Kampanye ditempat terlarang. a. Kesalah pahaman antar satgas parpol. 23) Penyusupan kelompok terroris maupun provokator. 24) Penganiayaan. 25) Money Politik. Tahapan Masa Tenang 1) Kampanye terselubung (door to door). 2) Penyebaran issue. 3) Money Politik / serangan fajar. 4) Terror / intimidasi. 5) Alat peraga yang belum dibersihkan. 6) Pengrusakan TPS / Logistik Pilkada. 7) Unras / demo Tahapan Pemungutan Suara dan Perhitungan Suara. 1) Intimidasi kepada calon pemilih. 2) Mobilisasi pemilih ke dapil lain 3) Money politik. 4) massa membuat keributan dilokasi TPS. 5) Pencoblosan berulang kali/ berpindah tempat Tps. 6) Melakukan protes terhadap KPPS krn tdk mendapat surat suara atau tidak tidak terdaftar.

f)

g)

7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) h)

Kemungkinan ada WNA yang mencoblos. Pengrusakan / pembongkaran TPS. Penganiayaan. Kesalahan penghitungan surat suara. Penggelembungan suara. Pemilih fiktif Aksi protes karena tidak puas dengan penghitungan suara. Ketidak hadiran saksi di TPS. Saksi keliru menyalin perolahan suara. Ditutup sebelum waktunya. Pemadaman PLN. Kotak suara hilang. Kendala cuaca. Tindakan anarkis massa. Menghalangi pemilih datang ke TPS. Ke TPS mabuk. Kartu suara rusak. Provokasi untuk tidak menggunakan hak pilih. Perobekan surat suara. Pencoblosan tidak dibilik kamar / ruangan terbuka. Terror bom di TPS. Adanya alat peraga di sekitar TPS.

Penetapan Hasil Pemilu 1) Unras ke kantor sekretariat KPU/ Panwas. 2) Rusuh bentrok. 3) Rusak / bakar terhadap suara pilkada. 4) Campur tangan pihak tertentu. 5) Tidak puas terhadap hasil. 6) Terror / intimidasi. 7) Emosi / tidak percaya. 8) Protes dari wajib pilih atas surat suara yang rusak / batal. 9) Pelemparan. 10) Issu Terror. 11) Memanipulasi penghitungan. 12) Saksi menolak tanda tangan / saksi tidak hadir. 13) Curi kotak suara. 14) Aniaya, intimidasi. 15) Penghitungan tidak transparan. 16) Menolak hasil Pleno KPU 17) Unjuk rasa ke Kantor KPU 18) Tidak puas terhadap hasil 19) Terror 20) Money Politik 21) Unjuk rasa.

i)

Pengucapan Sumpah Janji 1) Unjuk rasa

3. Upaya antisipasi a) Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih. 1) unsur tripika beserta perangkat desa, melakukan himbauan kepada masyarakat untuk proaktif mengecek daftar pemilih 2) Memberikan pengamanan kepada petugas pemutahiran data 3) Meningkatkan pengawasan internal terhadap masing-masing personil Tahapan Pendaftaran Peserta Pemilu dan Tahapan Penetapan Peserta Pemilu. 1) melakukan monitoring intelijen 2) pengamanan komisioner dan kantor KPU 3) melakukan lidik sidik oleh unit reskrim reskrim terkait laporan yang diterima 4) melakukan penggalangan oleh intelijen terhadap tokoh-tokoh partai yang memiliki pengaruh. Tahapan Penetapan Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan. 1) Intelijen melakukan monitoring dengan berkoordinasi bersama-sama dengan Panwaslu dan Gakkumdu Tahapan Pencalonan Anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kab / Kota. 1) Intelijen melakukan monitoring dan penyelidikan dengan berkoordinasi bersama Panwaslu dan Gakkumdu Tahapan Kampanye. 1) kapolres bersama muspida mengumpulkan para pengurus partai daerah bersama KPU dan panwas dialog terbuka dan memberikan sosialisasi tentang lalu lintas, prosedur pengamanan sehingga ketika para peserta pemilu melaksanakan kampanye dan ditemukan ada pelanggaran lantas ketika ditindak tidak akan mengadakan perlawanan 2) berkoordinasi dengan KPU dalam penentuan lokasi kampanye sehingga dapat mengantisipasi pertemuan atau bentrokkan dari peserta kampanye. 3) polri segera menindak para pelaku/ pelanggar tindak pidana 4) unit bimmas polsek bersama instasi terkait melaksanakan himbauan secara tatap muka melalui pertemuan saat ada kegiatan masyarakat dan keagamaan , dan secara tertulis kepada tokoh agama, pemuda, dan tokoh masyarakat untuk disampaikan kepada masyarakat dalam rangka menangkal isu negatif dan menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif 5) Polri menyediakan layanan telepon untuk informasi dari masyarakat Tahapan Masa Tenang 1) cipta kondisi dengan melaksanakan patroli/ patroli dialogis, operasi lalu lintas, operasi sajam, 2) melakukan monitoring lokasi tempat pemungutan suara

b)

c)

d)

e)

f)

3) berkoordinasi dengan KPU perihal penyaluran logistik dan memberikan informasi apabila ada kekurangan sarana di TPS 4) melakukan sambang dan penggalangan 5) polres menyiapkan personil untuk pengamanan penyaluran logistik pemilu g) Tahapan Pemungutan Suara dan Perhitungan Suara. 1) Melaksanakan pengamanan TPS 2) Menyiapkan pasukan untuk patroli dan antisipasi gangguan kamtibmas 3) Intelijen melakukan monitoring dan mendeteksi kerawanan Penetapan Hasil Pemilu 1) Melaksanakan pengamanan KPU, Panwas, Kantor Pemkab, Kantor DPRD 2) Menyiapkan pasukan untuk patroli dan antisipasi gangguan kamtibmas 3) Menyiapkan pasukan cadangan untuk antisipasi unras 4) Intelijen melakukan monitoring dan mendeteksi kerawanan 5) upaya penegakkan hukum terhadap oknum-oknum yang melakukan tindak pidana pemilu maupun perundang-undangan lain Pengucapan Sumpah Janji 1) Menempatkan personil untuk pengamanan lokasi pelantikkan 2) Melaksanakan sterilisasi lokasi tempat pelaksanaan 3) Menyiapkan pasukan untuk patroli dan antisipasi gangguan kamtibmas 4) Menyiapkan pasukan cadangan untuk antisipasi unras 5) Intelijen melakukan monitoring dan mendeteksi kerawanan 6) upaya penegakkan hukum terhadap oknum-oknum yang melakukan tindak pidana pemilu maupun perundang-undangan lain

h)

i)

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1.

Faktor Internal. a. Kekuatan. 1) Undang-undang No. 2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang mengatur tentang tugas pokok dan kewenangan Polri. 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang salah satunya mengatur tentang penyelenggaraan Pemilukada. 3) Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Tingkat Resort dan Sektor yang mengatur tentang tugas dan wewenang Polres.

4)

Adanya Grand Strategy Polri untuk mewujudkan Reformasi Birokrasi Polri dan pelayanan masyarakat yang prima sehingga Polri dipercaya dan dicintai masyarakat.

5)

Program Revitalisasi Polri menuju Pelayanan Prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat.

b.

Kelemahan. 1) Kelemahan anggota tentang tehnologi informasi sehingga tidak dapat memanfaatkan keberadaan tehnologi informasi untuk mendukung

pelaksanaan pengamanan kampanye. 2) Tidak dukungan anggaran pengamanan Pemilukada pada DIPA Polres mengakibatkan harus Polres harus mengajukan anggaran kepada Pemda dan anggaran yang diajukan tidak sepenuhnya disetujui oleh Pemda. 3) Lemahnya kemampuan personil Polres untuk melakukan koordinasi dengan stake holder lainnya sehingga mengakibatkan pelaksanaan tugas masih dilaksanakan secara sektoral. 4) Pemahaman personil tentang tugas pokoknya masih dirasa kurang sehingga dengan keterbatasan tersebut cenderung raguragu dalam bertindak, selain itu dampak yang lebih buruk adalah melakukan kesalahan dalam bertindak dan mengakibatkan bomerang Polres.

2.

Faktor Eksternal. a. Peluang. 1) Adanya kebijakan Pemerintah dan DPR untuk mewujudkan Pemilukada yang LUBER dan berjalan secara aman, tertib dan lancar. 2) Sosialisasi dari KPUD kepada masyarakat, partai politik dan pasangan calon, tentang mekanisme dan prosedur pelaksanaan Pemilukada sejak tahap persiapan sampai dengan penghitungan suara. 3) Adanya dukungan partai politik dan pasangan calon terhadap terhadap Polri untuk bersikap netral dan profesional dalam mengamankan pelaksanaan Pemilukada. 4) Adanya stake holder lain yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

menyukseskan penyelenggaraan Pemilkada antara lain, KPUD, Panwas, Gakumdu, Satgas Parpol, Kesbang Linmas.

b.

Kendala. 1) Adanya fanatisme pendukung terhadap Balonkada/wakada sehingga akan mengakibatkan rentan terjadinya konflik antar pendukung masing-masing. 2) Adanya strategi masing-masing Balonkada/wakada untuk mencari dukungan dari masyarakat sehingga melakukan berbagai cara untuk mempergaruhi masyarakat dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan daripada kepentingan umum. 3) Masih adanya sikap dan prilaku sebagian elit politik lokal atau pemerintah yang melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas polri yang mengakibatkan para peroleh tidak obyektif dalam melaksanakan tugasnya dan cenderung memihak salah satu pihak tertentu. 4) Masih adanya sikap skeptis atau kurang percaya dari sebagian kelompok masyarakat Pemilukada. terhadap tugas polri dalam melaksanakan pengamanan

BAB V KONDISI IDEAL TERKAIT DENGAN PERAN POLRI DALAM MENGHADAPI KERAWANAN TAHAP KAMPANYE

15.

Gangguan kamtibmas yang terjadi selama kampanye. Peran Polri dalam menghadapi perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia seharusnya berperan mencegah gangguan kamtibmas dalam rangka mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif. Dengan demikian maka diharapkan akan dapat menjadikan kondisi ideal antara lain sebagai berikut : a. Bentrokan antar kelompok pendukung masa seharusnya dapat dihindari. Hal ini dapat dilaksanakan dengan pengaturan massa pendukung yang masuk dan keluar

pada pelaksanaan kampanye. Disamping itu lokasi kampanye yang berdekatan juga sebaiknya dihindari guna menghindari petrtemua para simpatisan partai. b. Kemacetan lalu lintas dapat dihindari pada pelaksanaan tahapan kampanye bila semua pihak tahu dan konsisten dalam melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Disamping itu peranan pengurus partai untuk mengatur massanya juga menjadi bagian penting dalam menghindari kemacetan lalu lintas, pengaturan lokasi parkir dan rute yang baik juga akan memudahkan aparat Polri dalam bekerja. c. Kecelakaan lalu lintas dapat dihindari jika masing masing pihak sadar dan perduli akan keselamatan dirinya, disamping itu faktor kehati hatian juga menjadi penentu dalam menjaga keselamatan dalam berlalu lintas. d. Aksi teror bom dapat diminimalisir dengan melaksanakan pemeriksaan tanpa terkecuali terhadap orang, barang dan benda yang akan masuk lokasi kampanye..

16.

Pengamanan kampanye yang dilakukan oleh Polres. Pengamanan kampanye yang dilakukan oleh Polres sebaiknya dilaksanakan pola pola sebagai berikut : a. Posko Operasi melakukan pemetaan kerawanan daerah operasi yang menjadi lokasi pengamanan. Dengan pemetaan kerawanan akan memudahkan pemantauan terhadap objek kegiatan termasuk penggunaan CB dan perkuatan yang akan dilibatkan. Pemetaan dapat dilakukan dengan cara menggunakan media internat pada program Google Map yang dapat mengakses lokasi secara detail dengan alternatif jalan yang dapat dipantau secara real time. b. Seluruh pasukan cadangan dipecah dalam ikatan kompi / peleton pada lokasi kegiatan kampanye. Hal ini akan memudahkan pergeseran pasukan jika dibutuhkan pergerakan yang cepat dengan tidak mengesampingkan kesiapan dan ikatan pasukan. c. Pemanfaatan tekhnologi informatika guna memantau lokasi kampanye secara realtime dan pelaporan menggunakan media sms dirasakan mutlak diperlukan.Hal ini akan memudahkan posko memonitor secara real time pergerakan patroli Sabhara dan Polsek-polsek dalam melakukan pemantauan giat kampanye. d. Disusun prosedur kontijensi pengamanan. Dengan adanya sistem kontijensi menyebabkan kanalisasi penyelesaian permasalahan yang mengakibatkan setiap permasalahan yang terjadi pada saat tahapan kampanye dapat dilakukan secara

segera. Polres selaku pengendali memiliki prosedur prosedur jika terjadi hal hal yang kontijensi semisal bom ataupun bencana.

17.

Kerjasama Polres dengan stake holder dalam menghadapi gangguan kamtibmas. Koordinasi dengan instansi atau badan lainnya yang terkait dilakukan secara intens dan berkelanjutan yang pada akhirnya akan menggambarkan kondisi idela sebagai mana berikut : a. Koordinasi dengan KPUD dalam penyusunan jadwal kampanye dilaksanakan secara sinergi dan berkelanjutan. Dalam penyusunannya melibatkan aparat Kepolisian, sehingga dapat memberikan pertimbangan terkait perkiraan keadaan intelijen sebelum dilakukan penyusunan dan pembagian Zona Kampanye oleh KPUD.

Pelibatan unsur Polri mulai awal dalam penyusunan dan pembagian Zona Kampanye adalah sangat krusial untuk mengantisipasi potensi konflik horizontal antar pendukung pasangan calon selama massa kampanye. b. Adanya kesamaan konsep pengamanan yang dilaksanakan Polres dengan satgas Partai. Koordinasi ini menjadi sangat penting untuk dapat dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi situasi yang sedang berkembang. c. Koordinasi dengan Pemda terkait kegiatan pendukung dalam pelaksanaan pengamanan terjalin dengan harmonis. Dengan koordinasi yang harmonis dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan aman dan tertib. d. Kordinasi dengan Gakumdu berjalan optimal. Sentra Penegakan Hukum Terpadu atau Gakumdu yang dibentuk bersama oleh Badan Pengawas Pemilukada, Kejaksaan Agung dan Kepolisian bersinergi bahwa pelaksanaan Pemilukada merupakan kepentingan bangsa dan negara yang harus diamankan bersama. Pada seluruh tahapan Pemilukada termasuk tahapan kampanye.

BAB VI UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Di dalam mengoptimalkan peran Polres dalam rangka pengamanan Pemilukada terutama pada tahap kampanye guna mencegah gangguan kamtibmas di wilayah hukum Polres dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif melakukan pendekatan manajemen strategik antara lain sebagai berikut : 1. Visi Terwujudnya peran Polres yang profesional, bermoral dan modern sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang terpercaya; memelihara kamtibmas; dan menegakan dalam rangka mengamankan kampanye Pemilukada dengan kerjasama antar stake holder secara sinergis dan berkesinambungan guna mewujudkan kamtibmas yang kondusif. 2. Misi Dari visi tersebut dapat diuraikan misi antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan pemahanam personil Polres terhadap tugas dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilukada terutama tahap kampanye. b. Meningkatkan kemampuan personil Polres tugas dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilukada terutama tahap kampanye. c. Memberikan pelayanan prima yang berkaitan dengan seluruh administrasi kegiatan Pemilukada. d. Meningkatkan kehadiran Polri melalui kegiatan patroli, pengaturan, penjagaan dan pengawalan dan pengaman pada setiap kegiatan kampanye. e. Melaksanakan penegakan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia dengan mensinergiskan hukum adat yang berlaku f. Meningkatkan kerjasama koordinasi lintas sektoral dengan stake holder yang lain dalam rangka kesamaan dan kesepahaman didalam melakukan pengamanan tahap kampanye Pemilukada.

3.

Tujuan a. Mampu mengeliminir setiap ancaman gangguan kamtibmas maupun konflik yang akan menjadi. b c. Mampu memberikan pelayanan prima terhadap setiap administrasi kegiatan Pemilukada. Mampu menanggulangi dan mengantisipasi setiap permasalahan yang akan

menimbulkan konflik yang terjadi. d Dapat membangun kerja sama lintas sektoral dengan seluruh stake holder serta dapat memberdayakan semua potensi masyarakat dalam rangka mencegah gangguan

kamtibmas dan pengamanan pemilu kada guna mewujudkan kamtibmas yang kondusif. 4. Sasaran a. Terlaksananya peningkatkan pemahaman tugas dan peningkatan pemampuan personil Polres dalam mengamankan Pemilukada. b. c. Terlaksana pelayanan prima terhadap setiap administrasi kegiatan Pemilukada. Terlaksananya kegiatan pengamanan tahap kampanye Pemilukada melalui kegiatan

preemtif dan preventif guna mencegah gangguan kamtibmas. d. Terselenggaranya perencanaan dan penggunaan program anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pengamanan Pemilukada. e. Terselenggaranya kegiatan pemberdayaan potensi masyarakat dengan melaksanakan kerjasama dengan seluruh stake holder dalam pengamanan Pemilukada. .

5.

Kebijakan a. b. c. Meningkatkan kemampuan personil yang terlibat dalam pengamanan Pemilukada. Memberikan pelayanan prima terhadap setiap administrasi kegiatan Pemilukada. Meningkatkan deteksi dini guna mengantisipasi kerawanan yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada. d. Menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Pemilukada secara profesional, transparan dan akuntabel. e. Melakukan kerjasama dengan seluruh stake holder secara sinergis dan

berkesinambungan.

6.

Strategi Menyusun strategi menjadi strategi jangka pendek, menengah dan panjang antara lain sebagai berikut : Strategi Jangka Pendek 1) Meningkatkan pemahaman tugas Polres dalam mengamankan Pemilukada 2) Mewujudkan kamtibcar lantas selama penyelenggaraan Pemilukada. 3) Menyusun peta kerawanan dalam penyelenggaraan Pemilukada. a. Jangka menengah/sedang 1) Menyelenggarakan manajemen operasional kepolisian dengan baik dalam

pengamanan Pemilukada. 2) Melaksanakan kerjasama dengan seluruh stake holder dalam rangka pengamanan Pemilukada. b. Strategi jangka panjang. 1) Meningkatkan kemampuan personil polri yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilukada. 2) Menyusun rencana anggaran untuk mendukung pengamanan Pemilukada. 7. Upaya-Upaya / Action Plan. Action plan yang dilakukan menindaklanjuti dari strategi yang telah disusun diatas, dengan melakukan upaya-upaya antara lain sebagai berikut : a. Jangka pendek. 1) Melakukan edukasi kepada anggota melalui sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan VCD fungsi tentang tugas Polres dalam pengamanan Pemiluada dan pada saat akan diselenggarakan operasi kepolisian Mantap Praja dapat dilakukan lat pra ops. 2) Melakukan penjagaan dan pengaturan lalu lintas terutama tempat rawan kemacetan dan tempat rawan bertemunya antar pendukung calon kada/wakada.

3) Melakukan deteksi dini secara profesional dan membuat produk-produk intelejen dan membuat peta kerawanan daerah sebagai dasar untuk melakukan tindakan kepolisian yang tepat dalam rangka pengamanan Pemilukada. b. Jangka menengah. 1) Menyusun rencana operasi kepolisian Mantap brata . 2) Menyusun rencana kontijensi. 3) Melakukan latihan sistem pengamanan kota. 4) Melakukan kerjasama dengan stake holder lain dengan baik antara lain : a) Kerjasama dengan KPU dalam menyusun jadwal kampanye sehingga terhindar jadwal yang bersamaan dalam pelaksanaan kampanye. b) Kerjasam dengan dengan satgas parpol untuk mendukung pengamanan kampanye. c) Kerjasama dengan TNI dalam rangka permintaan bantuan personil TNI dalam rangka pengamanan kampanye Pemilukada. c. Jangka Panjang 1) Mengikutsertakan personil Polres dalam pendidikan dan latihan yang

diselenggarakan oleh Mabes Polri maupun Polda dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota Polri sesuai dengan fungsi tehnis masing-masing dalam rangka mengoptimalkan peran Polri dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilukada terutama tahap kampanye. 2) Menyusun rencana anggaran pengamanan pemilu kada dan diteruskan gusulkan pemerintah daerah untuk turut dimasukan dalam pembahasan musrenbang tingkat pemerintah daerah sehingga dukungan anggaran pengamanan Pemilukada masuk dalam APBD Pemda.

BAB VII PENUTUP 24. Kesimpulan a. Gangguan kamtibmas yang terjadi selama kampanye masih dirasakan cukup berpotensi terhadap gangguan kamtibmas. Kemampuan dalam menghadapi gangguan kamtibmas yang terjadi dirasakan belum optimal, hal ini mengakibatkan kurang optimalnya peran Polri dalam menghadapi perkembangan politik dan demokrasi khususnya pada tahap kampanye. Seharusnya setiap gangguan kamtibmas yang terjadi selama kampanye dapat diminimalisir dengan sinergi seluruh stake holder yang terlibat didalamnya. b. Pengamanan kampanye yang dilakukan oleh Polres dirasakan belum optimal. Hal ini tergambar pada belum adanya pemetaan kerawanan daerah operasi, pemanfaatan tekhnologi dan belum disusunnya protap kontijensi. Seharusnya Polres dapat memanfaatkan penggunaan tekhnologi dan penyusunan protap kontijensi dalam pelaksanaan pengamanan kampanye. c. Kerjasama Polres dengan stake holder dalam menghadapi gangguan kamtibmas dirasakan belum optimal. Hal ini dikarenakan koordinasi yang dilaksanakan belum sampai pada tataran tekhnis.

25.

Saran a. Peningkatan kemampuan SDM Polri dilaksanakan melalui sosialisasi dan pelatihan perundang undangan yang terkait dengan pelaksanaan Pemilukada dan perumusan metode pengamanan yang terintegrasi dengan pemanfaatan tekhnologi informatika dilakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pemberian hibah pendidikan serta peralatan pendukung. b. Pembuatan Protap Kontijensi pelaksanaan tahap kampanye dengan pelibatan kekuatan dari Polres, Polsek dan BKO Polda maupun Mabes Polri sehingga jika terjadi situasi kontijensi dapat diminimalisir dampak yang akan timbul.

26.

Rekomendasi agar Kapolri membuat Mou dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam pemanfaatan tekhnologi internet bagi jajaran Polri khususnya pada pelaksanaan Pemilu/Kada.

You might also like