You are on page 1of 4

PEMBESARAN IKAN NILA BEST (Oreochromis niloticus) DI LOKA RISET PEMULIAAN DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR

(LRPTBPAT) SUKAMANDI SUBANG, JAWA BARAT

ASEP MUGIA RAHARJO

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

RINGKASAN
Asep Mugia Raharjo. J3H107057. Pembesaran Ikan Nila BEST (Oreochromis niloticus) di Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar (LRPTBPAT) Sukamandi - Subang, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Irzal Effendi, M. Si.

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar (LRPTBPAT) Sukamandi merupakan lembaga yang bergerak dalam kegiatan riset pemuliaan dan teknologi budidaya perikanan air tawar, baik di kolam, danau, rawa dan sungai. LRPTBPAT Sukamandi berlokasi di Jl. Raya 2 Sukamandi Desa Rancamulya, Kecamatan Patok Beusi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. LRPTBPAT Sukamandi berada di bawah naungan dan tanggungjawab Sekretariat Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan. LRPTBPAT Sukamandi berdiri pada 26 Juni 1927. Sejak didirikan, LRPTBPAT telah mengalami beberapa kali perubahan status hierarki. LRPTBPAT Sukamandi dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana (fasilitas) untuk menunjang kegiatan pembesaran. Fasilitas yang dimiliki terbagi menjadi fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama pembesaran nila di LRPTBPAT Sukamandi meliputi wadah dan penataannya, sistem tata air, dan peralatan. Fasilitas pendukungnya meliputi energi listrik, bangunan dan oksigen. Benih yang digunakan dalam kegiatan pembesaran nila BEST di LRPTBPAT Sukamandi merupakan benih hasil pemijahan (F1) induk nila BEST yang berasal dari Bogor. Benih diseleksi untuk mendapatkan benih yang unggul. Benih yang terseleksi ditebar di waring berdimensi 5 x 3 x 1 m yang berada di kolam jaring tancap (KJT) dengan luas kolam 5000 m2. Padat penebaran 15 ekor/m3. Selama pemeliharaan, benih diberikan pakan pellet komersil dengan kandungan protein 25-28%, yaitu yaitu Pellet T779 dan Pellet T781. Pemberian pakan secara add-

satiation/sekenyangnya (selisih bobot sisa pakan dengan bobot awal pakan), yakni pakan diberikan langsung ke wadah pembesaran. Frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari (pagi dan sore).

Selama praktik kerja lapangan (PKL) pembesaran nila BEST di LRPTBPAT Sukamandi dilakukan pengukuran kualitas air seminggu sekali, baik di lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran dilakukan di tiga tempat, yaitu inlet, outlet, dan wadah budidaya. Parameter yang diukur di lapangan meliputi suhu, DO, pH, dan kecerahan (turbidity). Pengukuran di laboratorium meliputi CO2, Amoniak (NH3), dan Nitrit (NO2). Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi dan sore hari, namun untuk pengukuran di laboratorium hanya pagi saja. Hasil pengukuran di tiga tempat tersebut adalah suhu (28,4 - 32,6 oC), DO (1,0 - 6,9 ppm), kecerahan/ turbidity (42 - 132 ntu), pH (7,0), CO2 (5,9 - 29,9 mg/L), NH3 (0,01 - 0,12 ppm), dan NO2 (0,01 0,08). Selain itu juga dilakukan pengamatan dan pengukuran kelimpahan plankton tiap dua minggu sekali di laboratorium. Plankton yang sering muncul adalah G. monotenium De Bary dengan kelimpahan mencapai 3.200 sel/L dan Gloeotricha echinulata, Smith dengan kelimpahan 2933 sel/L. Selama PKL tidak ditemukan adanya hama dan penyakit dalam pemeliharaan benih. Namun pada minggu akhir masa PKL terjadi fenomena kematian massal pada ikan sapu-sapu. Ikan sapu-sapu ini sengaja ditaruh di wadah waring pembesaran untuk menetralisir kotorankotoran sisa feses yang terdapat di wadah waring pembesaran. Kejadian ini memberikan efek negatif pada komoditas budidaya, yaitu menurunnya tingkat nafsu makan ikan. Alternatif pemecahan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengambil dan membuang ikan sapu-sapu mati yang terdapat pada wadah budidaya. Selain itu juga dilakukan penyikatan waring untuk membersihkan kotoran dan lumut yang menempel di waring, karena kotoran dan lumut dapat mengganggu sirkulasi air wadah budidaya. Kegiatan sampling dilakukan setiap dua minggu sekali. Metode sampling adalah dengan mengambil sampel ikan sebanyak 10 % dari populasi awal. Selama PKL dilakukam sampling sebanyak 4 kali. Pertumbuhan harian (Grow Rate) dan laju pertumbuhan harian (Specific Grow Rate) selama pemeliharaan 41 hari adalah 0,74 gr/hari dan 3,41%. Pemanenan pada kegiatan pembesaran dilakukan apabila ukuran ikan sudah mencapai ukuran pasar atau ukuran konsumsi. Berdasarkan data sekunder yang tersedia, ukuran panen pada pembesaran nila BEST di LRPTBPAT Sukamandi adalah pada size 4-5 (250 gr/ekor) dan 2 (500 gr/ekor). Sebelum dilakukan pemanenan, peralatan panen disiapkan seperti saringan/seser, bambu, blong/ember, dan wadah packing. Waring digeser dari ujung satu ke ujung lainnya dengan menggunakan bambu yang telah dimasukkan dari bawah waring. Hal ini adalah untuk mempersempit pergerakan ikan sehingga ikan mudah ditangkap dengan

saringan/seser. Kemudian ikan ditangkap dengan menggunakan saringan/seser dan ditaruh di ember/blong. Ikan diangkut ke darat untuk di packing. Pengepakan (packing) dapat menggunakan kantong plastik 60 x 90 cm.. Namun karena konsumen yang datang sendiri ke tempat dan telah membawa peralatan packing dan transportasi, maka packing tidak menggunakan kantong plastik melainkan drum kotak yang diisi. Pada dasarnya, hasil kegiatan pembesaran nila BEST di LRPTBPAT Sukamandi tidak untuk dipasarkan, karena tujuan dari kegiatan di tempat ini adalah untuk skala riset. Namun terkadang ada permintaan dari para pengumpul dan konsumen yang berada di sekitar LRPTBPAT Sukamandi. Harga jual ikan nila Rp 15.000/kg. SR (Survival Rate) yang didapat 99,18 % dari 13500 ekor benih yang ditebar (hasil scale up), maka penerimaan yang didapat dalam satu siklus Rp 60.255.000. Dalam satu siklus tersebut dapat menghabiskan biaya sebanyak Rp 43.811.625. Berdasarkan perhitungan, maka keuntungan yang didapat selama satu siklus pembenihan Rajungan adalah Rp 16.443.375.

You might also like