You are on page 1of 6

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual LATAR BELAKANG Proses pelaksanaan pemerintahan

n pasca reformasi menuntut proses pelaksanaan yang lebih terbuka terutama pada bidang keuangan. Telah terekam bagaimana buruknya system keuangan pemerintah dan buruknya mental pengelola keuangan Negara yang mengakibatkan Negara mengalami krisis ekonomi. Salah satu reformasi dalam bidang keuangan yang dirancang pemerintah adalah penerapan standar akuntansi pemerintahan. Dimulai dengan diterbitkannya Undang undang nomor 17 tahun 2003 Pasal 31 ayat 1 tentang keuangan Negara yang menyatakan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan diasajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Standar akuntansi pemerintahan ini disusun oleh komite standar akuntansi pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan pemeriksa keuangan. Dalam undang undang nomor 17 tahun 2003 pasal 36 yang mengamanatkan ketentuan pengakuan pendapatan dan belanja berdasarkan basis akrual dilaksanakan selambat lambatnya dalam lima tahun. Penerapan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 masih bersifat sementara sebagai mana yang diamanatkan pada Undang undang 17 tahun 2003. Setelah lima tahun untuk menggantikan PP no 24 tahun 2005 maka diterbitkanlah peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 yang menggunakan basis full akrual. Lingkup peraturan pemerintah ini meliputi SAP berbasis akrual dan SAP berbasis kas menuju akrual. SAP berbasis akrual berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas, sedangkan SAP berbasis kas menuju Akrual berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP berbasis Akrual. Penerapan SAP berbasis kas menuju akrual ini dilaksanakan sesuai jangka waktu yang tercantum pada peraturan pemerintah. Selanjutnya , setiap entitas pelaporan , baik pada pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual, entitas pelaporan diharapkan dapat segera menerapkan SAP berbasis akrual. TUJUAN PENULISAN Agar pembaca mampu mengetahuit dan memahami perbedaan SAP dengan SAK, serta mampu menjelaskan isu-isu krusial dalam SAP

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual PEMBAHASAN Standar Akuntansi berbasis Akrual dan model penyusunan SAP basis akrual Dalam perkembangan standar akuntansi pemerintahan terdapat pengaruh dari luar ,ini terlihat dari penyusunan standar yang mengambil referensi dari IPSAS (International Public Sector Accounting Standard) atau GASB (Govermental Accounting Standard Board). Pilihan Indonesia untuk mengambil basis akrual didasarkan pada pengmatan standar akuntansi pada Negara Negara maju yang lebih dulu menerapkan basis akrual seperti prancis dan swedia. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Pada dasarnya, jika dibandingkan dengan akuntansi pemerintah berbasis kas menuju akrual, akuntansi berbasis akrual sebenarnya tidak banyak berbeda. Pengaruh perlakuan akrual dalam akuntansi berbasis kas menuju akrual sudah banyak diakomodasi di dalam laporan keuangan terutama neraca yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberadaan pos piutang, aset tetap, hutang merupakan bukti adanya proses pembukuan yang dipengaruhi oleh asas akrual, meskipun hampir sepenuhnya merupakan suatu diskresionari. Ketika akrual hendak dilakukan sepenuhnya untuk menggambarkan berlangsungnya esensi transaksi atau kejadian, maka nilai lebih yang diperoleh dari penerapan akrual adalah tergambarkannya informasi operasi atau kegiatan. Penyusunan SAP berbasis akrual dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1) menyusun SAP berbasis akrual seluruhnya dari awal; dan (2) menyesuaikan SAP berbasis kas menuju akrual (sesuai PP Nomor 24 Tahun 2005) menjadi PSAP berbasis akrual dengan referensi IPSAS, dengan mempertimbangkan praktek-praktek yang berlaku, administrasi pemerintahan yang ada dan kemampuan sumber daya manusia. Atas dua strategi tersebut, KSAP sepakat menggunakan strategi yang ke-2, dengan pertimbangan sebagai berikut : SAP berbasis kas menuju akrual telah disusun dengan mengacu pada beberapa referensi bertaraf internasional antara lain IPSAS, Governmental Accounting Standards Board (GASB), dan Government Finance Statistics

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (GFS), sehingga diharapkan SAP berbasis kas menuju akrual yang akan disesuaikan menjadi akrual sudah dapat diterima umum; Mengurangi resistensi dari para pengguna SAP (PP Nomor 24 Tahun 2005) terhadap perubahan basis akuntansi. Pengguna PP Nomor 24 Tahun 2005 masih dalam tahap pembelajaran dan perlu waktu yang cukup lama untuk memahaminya sehingga apabila SAP akrual berbeda jauh dengan SAP berbasis kas menuju akrual akan menimbulkan resistensi; Penyusunan SAP berbasis akrual relatif menjadi lebih mudah karena sebagian dari PSAP berbasis kas menuju akrual (SAP Nomor 01, 05, 06, 07, dan 08 dalam PP 24/2005) telah berbasis akrual sehingga hanya memerlukan penyesuaian beberapa PSAP berbasis akrual; Penerapan SAP berbasis akrual yang disusun sesuai pola SAP berbasis kas menuju akrual lebih mudah bagi para pengguna standar karena sudah disosialisasikan, dan para pengguna telah memiliki pemahaman dan pengalaman terhadap SAP berbasis kas menuju akrual Keuntungan dan Kendala dalam penerapan basis Akrual di Indonesia Keuntungan Dalam wacana akuntansi, secara konseptual akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan informasi yang lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Akuntansi berbasis akrual mampu mendukung terlaksanakannya perhitungan biaya pelayanan publik dengan lebih wajar. Dalam rangka pengukuran kinerja, informasi berbasis akrual dapat menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu sarana pendukung yang diperlukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Selain itu peluang untu, melakukan perbandingan dengan Negara lain juga memungkinkan karena kita sudah menggunakan basis akrual. Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain: 1. Mendukung manajemen kinerja. 2. Menfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik. 3. Memperbaiki pengertian akan biaya program. 4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya. 5. Meningkatkan pelaporan keuangan. 6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Kendala yang dihadapi Penerapan akuntansi berbasis akrual jika akan dilakukan harus dirancang secara hati-hati mengingat Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual) baru saja diterbitkan dan belum diimplementasikan sepenuhnya, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kondisi di atas bagaimanapun akan memungkinkan timbulnya kesulitan dalam penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual. Bagi kalangan yang baru belajar menerapkan akuntansi berbasis kas menuju akrual, peralihan ini pasti menuntut waktu untuk memahaminya. Terdapat beberapa hambatan dalam penerapan SAP berbasis Akrual 1. Rentang waktu pergantian SAP berbasis kas menuju Akrual ke SAP berbasis akrual terlalu sempit sehingga terjadi kebingungan di kalangan pemerintah karena standar yang terus berganti. 2. Tenaga ahli dalam penyusunan pelaporan keuangan pemerintahan masih sangat kurang terutama staf keuangan di pemerintahan masih kurang yang berlatar belakang sarjana akuntansi sehingga menyulitkan proses implementasi SAP berbasis Akrual, oleh karena itu tenaga keuangan ini perlu dilatih agar menjadi tenaga keuangan yang handal. 3. Pada sector privat terjadi perdebatan tentang penerapan asas akrual yang cenderung menggunakan professional judgment. Basis akrual memungkinkan terjadinya window dressing pada laporan keuangan karena adanya penyalahgunaan professional judgment ini. Hal yang sama mungkin saja bisa terjadi di sector pemerintahan mengingat mental pejabat di sector pemerintahan yang masih diragukan.

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual KESIMPULAN Pada dasarnya, jika dibandingkan dengan akuntansi pemerintah berbasis kas menuju akrual, akuntansi berbasis akrual sebenarnya tidak banyak berbeda. Pengaruh perlakuan akrual dalam akuntansi berbasis kas menuju akrual sudah banyak diakomodasi di dalam laporan keuangan terutama neraca yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Penyusunan SAP berbasis akrual dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1) menyusun SAP berbasis akrual seluruhnya dari awal; dan (2) menyesuaikan SAP berbasis kas menuju akrual (sesuai PP Nomor 24 Tahun 2005) menjadi PSAP berbasis akrual dengan referensi IPSAS, dengan mempertimbangkan praktek-praktek yang berlaku, administrasi pemerintahan yang ada dan kemampuan sumber daya manusia. Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain: Mendukung manajemen kinerja, menfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik, memperbaiki pengertian akan biaya program, memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya, meningkatkan pelaporan keuangan, memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas). Namub penerapan akuntansi berbasis akrual yang akan dilakukan harus dirancang secara hati-hati mengingat Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual) baru saja diterbitkan dan belum diimplementasikan sepenuhnya, baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP): Adopsi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual DAFTAR PUSTAKA Pusat pendidikan dan pelatihan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2010, modul pelatihan pendidikan auditor, ed 2, Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2006, Memorandum Pembahasan penerapan basis akrual dalam akuntansi pemerintah di Indonesia, Jakarta.

Hoesada J, 2009 Membahas masalah adopsi IPSAS paripurna dan reformasi basis akuntansi menjadi basis akuntansi hak-kewajiban paripurna (full accrual basis),pp 1-7.

A Amirullah Arif Tiro (A31110114)

You might also like