You are on page 1of 10

LED (Light Emitting Diode)

[by:mfnst]
Light Emitting Dioda atau yang biasa disebut LED merupakan jenis khusus dari dioda p-n junction yang terbuat dari lapisan semikonduktor yang sangat tipis dan di doping sangat tinggi. Ketika dioda di bias maju (forward bias) electron dari pita konduksi berkombinasi dengan hole dari pita valensi melepaskan energi yang cukup untuk menghasilkaan foton yang memancarkan cahaya monokromatik (warna tunggal). Bisa disimpulkan bahwa LED ketika dioperasikan bias maju adalah perangkat semikonduktor yang merubah energi listrik menjadi energi cahaya. LED (Light Emitting Dioda) adalah salah satu komponen elektronik yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari saat ini, mulai dari permainan anak-anak, lampu lalu lintas, indikator peralataan elektronik hingga industri Konsumsi Listrik LED yang rendah, murah dan mempunyai life time yang lama membuat LED dipergunakan secara luas sebagai lampu indikator peralatan elektronik. Meskipun intensitas cahaya yang dihasilkan termasuk kecil, LED juga digunakan sebagai penerangan untuk kawasan terpencil dengan energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll) karena konsumsi listrik LED yang kecil tersebut sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil. LED memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, bentuk yang paling umum adalah bulat lonjong berdiameter 5mm atau 3 mm. LED mempunyai polaritas seperti dioda pada umumnya.

Gambar. Gambar dan Simbol LED Salah satu bentuk lain LED adalah LED tipe SMD, hampir sama dengan LED biasa namun hanya berbeda bentuk, untuk penentuan polaritas cara yang paling aman adalah cek datasheet. . ^_^

Gambar. LED SMD dan polaritasnya Kelebihan dari LED : LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain, dimana LED lebih hemat energi 80 % sampai 90% dibandingkan lampu lain. LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100 ribu jam. LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah. Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV atau energi panas). Ukurannya yang mini dan praktis Kelemahan LED Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED.

Harga LED per lumen lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain. Kelemahan dari LED di atas yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan Cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon dibandingkan menggunakan LED. Warna LED Tidak seperti dioda signal biasa yang dibuat untuk penyearah dan terbuat dari germanium ataupun silikon, LED terbuat dari senyawa semikonduktor eksotik seperti Gallium (GaAs), Gallium fosfida (GaP), Gallium fosfida (GaAsP), Silicon Carbide (SiC) atau Indium Gallium Nitrida (GaInN) yang dicampur pada rasio yang berbeda untuk menghasilkan panjang gelombang warna yang berbeda. Pilihan yang tepat dari bahan semikonduktor yang digunakan akan menentukan panjang gelombang keseluruhan dari emisi foton cahaya dan akan menentukan warna yang dipancarkan LED.

Tabel. Warna dan Material LED


Warna Infrared Panjanggelombang [nm] > 760 Material semikonduktor Gallium arsenide (GaAs) Aluminium gallium arsenide (AlGaAs) Aluminium gallium arsenide (AlGaAs) Gallium arsenide phosphide (GaAsP) Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP) Gallium(III) phosphide (GaP) Gallium arsenide phosphide (GaAsP) Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP) Gallium(III) phosphide (GaP) Gallium arsenide phosphide (GaAsP) Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP) Gallium(III) phosphide (GaP) Indium gallium nitride (InGaN) / Gallium(III) nitride (GaN) Gallium(III) phosphide (GaP) Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP) Aluminium gallium phosphide (AlGaP) Zinc selenide (ZnSe) Indium gallium nitride (InGaN) Indium gallium nitride (InGaN) Dual blue/red LEDs, blue with red phosphor, or white with purple plastic Diamond (235 nm) Boron nitride (215 nm) Aluminium nitride (AlN) (210 nm) Aluminium gallium nitride (AlGaN) Aluminium gallium indium nitride (AlGaInN) (down to 210 nm) Blue with one or two phosphor layers: yellow with red, orange or pink phosphor added afterwards, or white with pink pigment or dye. Blue/UV diode with yellow phosphor

Red

610 < < 760

Orange

590 < < 610

Yellow

570 < < 590

Green

500 < < 570

Blue Violet Purple

450 < < 500 400 < < 450 multiple types

Ultraviolet

< 400

Pink White

multiple types Broad spectrum

LED Multi Warna Bicolour Light Emitting Diodes (LED 2 Warna) LED 2 warna mempunyai 2 LED dalam satu komponen yang dipasang inverse paralel (salah satu bias maju dan satunya bias mundur) , jadi ketika di operasikan bias maju

akan menghasilkan warna 1 dan jika dioperasikan bias mundur akan menghasilkan warna kedua.

Gambar. Bicolour LED Multi or Tricolour Light Emitting Diodes (LED multi atau 3 Warna) LED 3 warna yang paling terkenal adalah LED berwarna merah dan hijau, dan warna ketiganya adalah kombinasi dari keduanya yaitu kuning. LED 3 warna mempunyai 3 kaki, 2 kaki anoda dan 1 kaki yang di tengah merupakan katoda.

Gambar. Multi colour LED LED Displays LED display merupakan beberapa LED yang dijadikan satu membuat bentuk tertentu, contoh yang umum adalah, 7-segmen, LED display yang berfungsi menampilkan angka (digit 0-9) Common Cathode Display (CCD) Pada display common katoda, semua katoda LED di gabung menjadi satu. Masing-masing segmen akan menyala jika diberi logika HIGH logic 1. Common Anode Display (CAD) - Pada display common anooda, semua anoda LED di gabung menjadi satu. Masing-masing segmen akan menyala jika diberi logika LOW logic 0.

Gambar. LED display Menghitung nilai Resistor LED Sebuah rangkaian LED harus mempunyai sebuah resistor yang dipasang seri untuk membatasi arus listrik yang melewati LED agar LED tidak hangus. Arus yang melewati LED berbanding lurus dengan nyala LED, semakin besar arus yang melewati LED semakin terang LED menyala dan sebaliknya. Arus LED biasanya antara 10 20 mA. Jadi Resistor juga berfungsi mengatur nyala LED atau sebagai pembatas arus untuk efisiensi daya. Nilai R ditentukan dengan rumus berikut: R = (VS - VL) / I Dimana :

VS = Tegangan sumber (V) VL = Tegangan LED (biasanya bernilai 2V, atau 4V ntuk LED putih dan Biru) (V) I = Arus yang maksimal yang akan melewati LED (A) Cttn : *Pastikan Arus LED yang ditentukan dibawah arus maksimum yang di izinkan Jika tidak ada resistor yang sama dengan nilai kalkulasi maka gunakan nilai resistor yang lebih besar, jadi arus yang mengalir akan sedikit berkurang pada LED. *Untuk pemilihan intensitas LED, pada datasheet biasanya dicantumkan grafik hubungan Arus dan Intensitas, maka pemilihan arus bisa mengacu pada grafik tsb. *Untuk Tegangan bias maju LED biasanya juga tergantung warna LED, juga tercantum pada datasheet.

Gambar. Menghitung Nilai Resistor LED Table of technical data for LEDs Pada datasheet biasanya dicantumkan data mengenai LED, data ini berisi informasi mengenai karakteristik LED, tabel dibawah ini merupakan contoh beberapa data teknis LED. Tabel. LEDs Technical data
Type Standard Standard Standard Standard High intensity Super bright Low current Colour Red Bright red Yellow Green Blue Red Red IF max 30mA 30mA 30mA 25mA 30mA 30mA 30mA VF typ 1.7V 2.0V 2.1V 2.2V 4.5V 1.85V 1.7V VF max 2.1V 2.5V 2.5V 2.5V 5.5V 2.5V 2.0V VR max 5V 5V 5V 5V 5V 5V 5V Luminous intensity 5mcd @ 10mA 80mcd @ 10mA 32mcd @ 10mA 32mcd @ 10mA 60mcd @ 20mA 500mcd @ 20mA 5mcd @ 2mA Viewing angle 60 60 60 60 50 60 60 Wavelength 660nm 625nm 590nm 565nm 430nm 660nm 625nm

Keterangan
IF max. VF typ. VF max. Arus maksimum LED Tegangan bias maju LED, VL pada perhitungan resistor LED. Sekitar 2V, kecuali intuk LED biru dan putih sekitar 4V Tegangan bias maju maksimal

VR max. Luminous intensity Viewing angle Wavelength

Tegangan bias mundur maksimal. Intensitas Cahaya LED pada arus tertentu yang diberikan, mcd = millicandela. LED standar mempunyai viewing angle 60, dan yang lain sekitar 30. Panjang gelombang LED, yang menentukan warna LED. nm = nanomeer.

Beberapa hal penting tentang LED *Viewing angle Viewing Angle yang lebar membuat sinar LED tidak akan terlalu jauh tapi akan lebih menyebar ke sekitarnya, dan Viewing angle yang kecil akan membuat sinar LED lebih terfokus ke area yang kecil.

Gambar. Viewing angle LED *Panjang gelombang Data ini penting pada saat LED digunakan untuk sensor warna, pemilihan LED yang optimal adalah yang panjang gelombang nya sama dengan sensor.

Gambar. Panjang Gelombang

Posted by [MFNST] at 7:27 AM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: KOMPONEN

(Light Emitting Diode)


4/10/2012 08:24:00 AM "SAHABAT INFORMASI" NO COMMENTS

LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi pada LED elektron menerjang

sambungan P-N (Positif-Negatif). Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. LED memiliki bentuk fisik seperti gambar berikut:

LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat yang panjang adalah anoda, sedangkan kawat yang pendek adalah katoda. Coba perhatikan bagian dalam LED, akan terlihat berbeda antara kiri dan kanannya. Yang ukurannya lebih besar adalah katoda, atau yang mempunyai panjang sisi atas yang lebih besar adalah katoda.

Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lainnya pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron.

Katoda merupakan kebalikan dari anoda. Katoda adalah elektroda dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir Cara keluar Kerja darinya. LED

Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.

Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda. Untuk pemasangan LED pada board mikrokontroller Anoda dihubungkan ke sumber tegangan dan katoda dihubungkan ke ground.

Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang kaan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini (doping), kita dapat mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya, seperti infra red, hijau/biru/merah, Macam-macam LED: 1. Dioda Emiter Cahaya dan ultraviolet.

Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung menjadi cahaya. Dengan mengubah-ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk bidang temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning. 2. LED Warna Tunggal LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai. Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan. LED

3.

Tiga

Warna

Tiga

Kaki

Satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau. Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau hijau akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam

waktu yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran warna merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning. 4. LED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada kedua LED. Suatu sinyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED menyala dan menghasilkan warna kuning.

Klasifikasi

tegangan

LED

menurut

warna

yang

dihasilkan:

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Infra merah : 1,6 V Merah : 1,8 V 2,1 V Oranye : 2,2 V Kuning : 2,4 V Hijau : 2,6 V Biru : 3,0 V 3,5 V Putih : 3,0 3,6 V Ultraviolet : 3,5 V

Keunggulan dari LED:

LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain, dimana LED lebih hemat energi 80 % sampai 90% dibandingkan lampu lain. LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100 ribu jam. LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah. Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV atau energi panas). Ukurannya yang mini dan praktis Tersedia dalam berbagai warna Harga murah

Kelemahan dari LED 1. 2. 3. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED. Harga LED per lumen lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain. Intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya tergolong kecil.

Contoh

Rangkaian

Seri

LED

Contoh

Rangkaian

Paralel

LED

Contoh

Rangkaian

Seri-Paralel

LED

Menghitung Berdasarkan Keterangan Apabila : kita

Nilai V

Resistor Hukum = mencari tegangan, nilai

yang I

akan = arus

dihubungkan Ohm, listrik, : R R

dengan = =

LED V=I.R Resistor. V/I

resistor

maka

Contoh: Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (memiliki jatuh tegangan 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan sumber tegangan (misalnya accu) 12Volt maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED. Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah 20mA. Jadi dari masalah diatas dapat diketahui, tegangan yang digunakan = 12V, tegangan jatuh = 1,8V, dan Arus listrik = 20mA/0,02Ampere, maka R=(12-1,8) / 0,02 = 510

Light Emiting Dioda (LED) LED adalah dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya dengan spektrum cahaya sempit ketika dialiri arus listrik dari p-n juntion. Cahaya yang dipancarkan led bermacam-macam, yaitu merah, biru, kuning, hijau, infra red, ultraviolet, dan putih. Warna yang dihasilkan led tergantung dari panjang gelombang dan energy band gap dari material yang membentuk p-n junction. Tabel 2.2 berikut menjelaskan beberapa material semikonduktor yang menghasilkan warna cahaya led. Tabel 2.1. Material Semikonduktor Yang Menghasilkan Warna Led [1]

No Bahan 1 Aluminium gallium arsenide

Warna red and infrared

(AlGaAs) 2 Aluminium gallium phosphide green (AlGaP) 3 Aluminium gallium indium phosphide high-brightness orange-red, orange, (AlGaInP) yellow, and green 4 Gallium arsenide phosphide (GaAsP) red, orange-red, orange, and yellow 5 Gallium phosphide (GaP) red, yellow and green 6 Gallium nitride (GaN) green, pure green (or emerald green), and blue also white (if it has an AlGaN Quantum Barrier) 7 Indium gallium nitride (InGaN) near ultraviolet, bluish-green and blue 8 Silicon carbide (SiC) as substrate Blue 9 Silicon (Si) as substrate blue (under development) 10 Sapphire (Al2O3) as substrate Blue 11 Zinc selenide (ZnSe) Blue 12 Diamond (C) Ultraviolet 13 Aluminium nitride (AlN), aluminium near to far ultraviolet (down to 210 nm) gallium nitride (AlGaN), aluminium gallium indium nitride (AlGaInN) Warna putih dibentuk dari perpaduan warna biru dan warna kuning. Prinsip dasar inilah yang digunakan untuk menghasilkan led dengan warna putih. Led putih dibentuk dari struktur bahan InGaN-GaN dan phosphor yang berwarna kekuningkuningan. Material InGaN-GaN akan memancarkan warna biru dengan panjang gelombang antara 450nm 470nm. Disini GaN sebagai dasar substrat, InGaN sebagai layer aktif, kemudian kedua meterial ini diberi penutup (cover) dengan coating phosphor kekuning-kuningan. Tujuan coating ini adalah untuk membentuk kristal cerium-doped yttrium aluminum garnet (Ce3+:YAG) dimana kristal tersebut berbentuk bubuk yang melekat erat pada seluruh penutup (cover) led. Pada saat chip led memancarkan warna biru, kristal pada cover led akan terstimulasi sehingga membentuk perpaduan warna biru dan kuning. Hasil dari perpaduan ini akan tampak pada mata dengan warna putih. Gambar 2.3 menjelaskan hubungan antara panjang gelombang led putih terhadap intensitas cahaya.

Gambar 2.3. Hubungan Panjang Gelombang Led Warna Putih Terhadap Intensitas Cahaya [1].
Referensi:

[1] Light-emitting diode, Mei 2007, http://en.wikipedia.org/wiki/LED#White_LEDs

You might also like