You are on page 1of 8

Populasi dan Sampel

A. Populasi 1. Pengertian Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Jadi dapat dikatakan bahwa populasi tidak hanya ditujukan untuk orang, tetapi juga objek dan bahan lain berikut karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Contoh: Dalam suatu sekolah X akan diadakan sebuah penelitian, maka sekolah X merupakan suatu populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek yang lain. Ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Namun, sekolah X juga mempunyai karakteristik orangorangnya, misalnya motivasi kerja, disiplin kerja, kepemimpinan, iklim organisasi, dan lain-lain; dan juga memiliki karakteristik objek yang lain misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan, dan lain-lain. Bagian ini yang disebut dengan populasi dalam arti karakteristik. 2. Macam-Macam Populasi Berdasarkan jumlah, populasi dibedakan menjadi: a. Populasi Terbatas Populasi terbatas, disebut juga populasi terhingga, yaitu populasi yang dinyatakan dengan angka (diberikan batasan secara kuantitatif). Contoh: Pemerintah membangun 50.000 RSS
1 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 117.

Terbatas Karakter sama/tertentu

: Jumlah 50.000 RSS : RSS

b. Populasi Tak Terbatas Populasi tak terbatas (tak terhingga) yaitu populasi yang tidak dapat ditentukan batasan-batasannya secara kuantitatif. Apabila dimintai keterangan lebih lanjut mengenai jumlahnya, tidak dapat dijawab pada saat itu. Contoh: Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan perumahan pegawai golongan I dan pegawai golongan II, agar dapat dijangkau, maka disediakan tipe RSS. B. Sampel 1. Pengertian Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representative (mewakili). Sampel diambil dari sebagian objek populasi yang akan diteliti.3 2. Kriteria Sampel Representatif Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili dari seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa diambil dari populasi yang mana saja. Namun, jika populasi bersifat heterogen, maka sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut sehingga hasil penelitian dari sampel
2 Ivanha Dzulkaoma, Pengertian Populasi, (http://www.scribd.com/doc/40437599/pengertianPopulasi-dan-sampel, diunduh pada 28 Apri 2011 pukul 04.00 WIB. 3 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 118.

Tak terbatas Karakter sama/tertentu

: Berapa jumlah pegawai golongan I dan II : RSS2

dapat terpenuhi terhadap setiap anggota populasi.4 Menurut Arikunto kita boleh mengadakan penelitian sampel bila subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka simpulannya tidak boleh diberlakukan bagi populasi.5 Populasi atau sampel dapat berupa makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan dapat pula berupa benda mati atau benda tak hidup, seperti gejala alam, air, tanah, udara, nilai dan sebagainya. Populasi mempunyai berbagai sifat, seperti ada populasi yang homogen, bertingkat, berkelompok dan sebagainya. Oleh karena itu timbul pula berbagai macam teknik pengambilan sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya atau dapat juga dikatakan sampel haruslah representatif (mewakili) populasi. Menurut Nasution memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi disebut sampling. Jadi, dapat disimpulkan syarat data sampel yang baik, yaitu: a) Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya); b) Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya); c) Memiliki variasi yang kecil; dan d) Tepat waktu. 3. Teknik Sampling Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi disebut dengan Teknik Sampling. Masalah sampling dalam penelitian sangat penting karena sampel hanya sebagian saja dari seluruh objek yang seharusnya diteliti, sedangkan dalam menarik kesimpulan
4 Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publisher, 2009), hal. 88. 5 Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publisher, 2009), hal. 89.

penelitian, dasar yang digunakan hanya sebagian saja dari keseluruhan objek tersebut padahal simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap sampel berlaku bagi seluruh populasi. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu probability sampling dan non-probability sampling.6 a. Probability Sampling Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling meliputi: 1. Simple Random Sampling Sample Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara random (acak) sehingga memungkinkan setiap unit yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sample penelitian.7 Teknik ini menggunakan analisis data kuantitatif sehingga memungkinkan peneliti dapat mengambil sampel tanpa dipengaruhi oleh faktor subjektif. Dalam menggunakan teknik random sampling terdapat syarat yang harus dipenuhi: a) Ukuran populasi harus terhingga b) Anggota populasi harus homogen 2. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
6 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 119. 7 M. Ali, Penelitian Kependidikan, Prosedur, dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 61.

pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, SMP = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. 3. Dispropotionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jenis sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proposional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMA, 700 orang SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang S2 itu diambil semuanya sebagai sample, karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP. 4. Area Sampling (Cluster Sampling) Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah. Pelaksanaanya dilakukan dengan cara membagi wilayah populasi kedalam sub-sub wilayah dan setiap sub wilayah dibagi lagi ke dalam bagian yang lebih kecil dan seterusnya, kemudian barulah menetapkan sebagian dari wilayah populasi sebagai sampel dan sampel itu ditetapkan pula unit-unit wilayah yang lebih kecil lagi, kemudian dari setiap unit tersebut diambil pula sampelnya. b. Non-Probability Sampling Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sample. Non-Probability Sampling meliputi: 1. Sampling Sistematis Sampling Sistematis merupakan teknik pengambilan

sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri atas 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.8 2. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini dilakukan dengan cara: pertama ditetapkan berapa besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian setelah menetapkan besar/banyaknya jatah, maka jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40%. Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja. 3. Sampling Insidental Sampling insidental dalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (incidental) bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4. Purposive Sampling Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel
8 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 123.

dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Teknik Purposive Sampling ini mempunyai kelemahan, terutama bila peneliti tidak benar-benar ahli dalam bidang yang ditelitinya banyak kemungkinan akan menghasilkan sampel bias. 5. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi tersebut relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus. 6. Snowball Sampling Snowball Samplig adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka teknik purposive dan snowball sampling ini akan sangat cocok digunakan. C. Simpulan Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi.

Teknik Sampling terbagi dua: 1. Probability Sampling a) Simple Reaction Sampling b) Proportionate Stratified Random Sampling c) Disproportionate Stratified Random Sampling d) Cluster Sampling (Area Sampling) 2. Non-Probability Sampling a) Sampling Sistematis b) Sampling Kuota c) Sampling Insidental d) Sampling Purposive e) Sampling Jenuh f) Snowball Sampling

You might also like