You are on page 1of 8

1.Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu, yakni bahasa Melayu Riau.

Bahasa Melayu dikukuhkan sebagai bahasa persatuan diikrarkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap kosa kata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Penyerapan itu terjadi karena dalam bahasa Indonesia belum ada padanannya.

2. Konggres Bahasa Indonesia Dalam pembinaan bahasa Indonesia dilakukan konggres bahasa Indonesia pertama di Solo tahun 1938, ke-2 di Medan tahun 1954, ke-3 di Jakarta tahun 1968, ke-4 tahun 1973 di Jakarta, ke-5 tahun 1978, ke6 tahun 1983, ke-7 tahun 1993, ke-8 tahun 1998, dan konggres bahasa Indonesia yang ke-9 tahun 2003 di Jakarta.

3. Ejaan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia mengalami beberapa kali penerapan ejaan, yaitu ejaan Van Opuysen 1902-1947, Ejaan Soewandi (Ejaan Republik) 1947-1972 dan Ejaan yang Disempurnakan tahun 1972- sekarang.

4. Kedudukan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai: a. lambang kebanggaan nasional b. lambang jatidiri (identitas) nasional c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan d. alat perhubungan antarbudaya, antardaerah.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai: a. bahasa resmi negara b. bahasa pengantar resmi lembaga-lembaga pendidikan c. bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan d. perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan e. bahasa resmi di dalam pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Kekuatan Hukum Bahasa Indonesia Pada tahun 1928 bahasa Melayu dikukuhkan sebagai bahasa nasional dan pada tahun 1945 secara konstitusional dikukuhkan sebagai bahasa negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV pasal 36. Pembinaan bahasa Indonesia sejalan dengan Ketetapan MPRS tahun 1966 yaitu Meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu yang ampuh, Ketetapan MPR tahun 1983 yaitu Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar, Ketetapan MPR nomor 983 tahun 1978 yaitu, Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia perlu makin ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarkat luas, dan GBHN Bab 21 tahun 1988 yaitu, Usaha pembinaan bahasa Indonesia akan ditingkatkan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

Oleh sebab itu, pemerintah meningkatkan pemasyarakatan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan mencanangkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama di kalangan petugas pemerintah. Slogan yang mendapat tanggapan positif dari masyarakat tersebut berisi anjuran kepada masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik (sesuai dengan lingkungan dan keadaan yang dihadapi) dan benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia).

You might also like