You are on page 1of 35

TEKNIK LALU LINTAS

Disusun Oleh :
Dya Kusik Kusuma

4110010021
Putri Azizah

4110010009
Rahmi Dian

4110010016

TEKNIK SIPIL Semester 5 D4 PJJ POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Persimpangan dan Kapasitas Simpang

Persimpangan
pertemuan antara dua buah jalan atau lebih, dimana pertemuan tersebut akan menimbulkan titik konflik akibat arus lalu lintas pada persimpangan.

Kapasitas Simpang
arus lalulintas maksimum (maksimum dihitung untuk periode waktu 15 menit, dan dinyatakan dalam kendaraan per jam) yang dapat melalui suatu persimpangan pada keadaan lalu lintas awal dan keadaan jalan serta tanda-tanda lalulintasnya.

Tujuan Pengaturan Simpang


Mengurangi dan menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan dari berbagai kondisi titik konflik Menjaga kapasitas dari simpang agar dalam operasinya dapat dicapai pemanfaatan simpang yang sesuai dengan rencana Dalam operasinya dari pengaturan simpangan harus memberikan petunjuk yang jelas dan pasti sederhana,mengarahkan lalu lintas pada tempatnya yang sesuai dan aman

Jenis Jenis Persimpangan


Simpang sebidang

interchange (simpang susun)


Pemisah jalur jalan tanpa ramp

Jenis Jenis Simpang Sebidang


Kapasitas simpang dengan lampu lalu lintas
Kapasitas simpang tanpa lampu lalu lintas

Kapasitas Simpang Tanpa Lalu Lintas


Bentuk disain persimpangan tanpa lalu lintas merupakan pilihan pertama pada kelas-kelas jalan yang rendah serta jika pada persimpangan jalan-jalan tidak melayani lalu lintas yang tinggi. Pengalaman terjadi kecelakaan sangat rendah atau kecepatan jalan tersebut rendah.

Jenis Persimpangan tanpa lampu lalu Lintas 1. Persimpangan tanpa pengendali ( uncontrolled Intersection) 2. Persimpangan dengan pengendali (Space Sharin Intersection) 3. Persimpangan dengan sistem prioritas (Priority Intersection)

Persimpangan tanpa pengendali ( uncontrolled Intersection )


Karakteristik persimpangan tanpa pengendali : -Jalan-jalan yang berpotongan memiliki tingkatan fungsi yang sejajar dan volumenya cukup rendah. -Kinerja persimpangan ditentukan oleh tingkat kedatangan dan sifat individual pengemudi -Tundaan yang terjadi pada persimpangan tergantung pada pola fisik persimpangan yang mempengaruhi jarak pandang pengemudi

Dapat diterapkan dengan penambahan suatu konstruksi pada persimpangan. Bentuk fisiknya dapat berupa marka jalan dan pulau-pulau lalu lintas.

Persimpangan dengan sistem prioritas (Priority Intersection)


Dapat diterapkan dengan memberikan prioritas pada lengan-lengan tertentu dari persimpangan.

Titik Konflik Pada Simpang


Titik titik konflik, akan menghambat pergerakan dan juga merupakan lokasi potensial untuk tabrakan (kecelakaan). Jumlah potensial titik-titik konflik pada simpang tergantung dari : a. Jumlah kaki simpang b. Jumlah lajur dari kaki simpang c. Jumlah pengaturan simpang d. Jumlah arah pergerakan

Daerah konflik di simpang


Daerah konflik dapat digambarkan sebagai diagram yang memperlihatkan suatu aliran kendaraan dan manuver bergabung, menyebar, dan persilangan di simpang dan menunjukkan jenis konflik dan potensi kecelakaan di simpang

Daerah konflik Pada Simpang tiga lengan

Daerah konflik Pada Simpang Empat lengan

Pengaturan simpang sebidang dapat dibedakan sebagai :


Aturan prioritas

Rambu dan/atau marka jalan

Kondisi dan karakteristik lalu lintas

Aturan prioritas

Rambu dan Marka Jalan


-Rambu yield Digunakan untuk melindungi arus lalu lintas dari salah satu ruas jalan yang saling berpotongan tanpa arus henti sama sekali.

Rambu stop digunakan apabila pengendara pada kaki simpang berhenti secara penuh sebelum memasuki simpang

Kanalisasi pengaturan simpang dengan kanalisasi terutama untuk memisahkan lajur lalulintas menerus dan lajur belok,dapat berupa marka atau pulau pulau lalulintas lebih di pertegas sehingga kendaraan dapat dengan mudah dan aman memasuki simpangan

Bundaran merupakan suatu alternatif dari lampu pengatur lalu lintas untuk membelokan kendaraan dan membatasi alih gerak kendaraan menjadi pergerakan berpencar, bergabung, serta bersilangan jadi memperkecil kecepatan relatif kendaraan

Kondisi dan karakteristik lalu lintas

Karakteristik lalu lintas menjelaskan ciri arus lalu lintas secara kualitatif maupun kuantitatif dalam kaitannya dengan kecepatan, besarnya arus dan kepadatan lalu lintas serta hubungannya dengan waktu maupun jenis kendaraan yang menggunakan ruang jalan

Kinerja Lalu Lintas


Kapasitas Derajat Kejenuhan Tundaan (D)

(C)

(DS)

Peluang Antrian (QP%)

Kapasitas Simpang Tak Bersinyal


Kapasitas arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu dinyatakan dalam kendaraan/jam atau smp/jam

C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI

C = Kapasitas aktual (sesuai kondisi yang ada)

FW = Faktor penyesuaian lebar masuk


Co = Kapasitas Dasar FM = Faktor penyesuaian median jalan utama FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor FLT = Faktor penyesuaian rasio belok kiri
FRT = Faktor penyesuaian rasio belok kanan

FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor

Derajat kejenuhan (DS) merupakan rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam), dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut : DS = Qsmp C
KETERANGAN :
DS = Derajat kejenuhan C = Kapasitas (smp/jam) Qsmp = Arus total sesungguhnya(smp/jam), dihitung sebagai berikut :

Derajat Kejenuhan

Fsmp merupakan faktor ekivalen mobil penumpang (emp)

Qsmp = Qkend. X Fsmp

TUNDAAN

Tundaan di persimpangan adalah total waktu hambatan rata-rata yang dialami oleh kendaraan sewaktu melewati suatu simpang

Tundaan lalu lintas simpang Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major (DTMA)

Tundaan lalu lintas rata-rata jalan minor (DTMI)


Tundaan simpang (D) Tundaan geometrik simpang (DG)

Batas nilai peluang antrian QP% (%) ditentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian QP% dan derajat kejenuhan DS.
Peluang antrian dengan batas atas dan batas bawah dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut di bawah ini (MKJI 1997) : Batas atas : QPa = (47,71 x DS) (24,68 x DS2) + (56,47 x DS2) Batas Bawah : QPb = (9,02 x DS) + (20,66 x DS2) + (10,49 x DS2)

PELUANG ANTRIAN

GAP dan LAG


Didefenisikan sebagai waktu/jarak antara kendaraan di arus major (utama) yang dipertimbangkan oleh pengemudi di jalan minor yang berharap untuk bergabung kedalam arus utama.

GAP

LAG

Waktu antara kedatangan kendaraan di jalan minor bersiap untuk pindah ke jalan utama dan kedatangan bumper depan kendaraan yang berikutnya di dalam arus lalu lintas jalan utama.

GAP
Celah antara dua kendaraan di simpang tak bersinyal tiga lengan

Celah antara dua kendaraan di simpang tak bersinyal empat lengan BACK

LAG
Lag antara dua kendaraan di simpang tak bersinyal empat lengan

Lag antara dua kendaraan di simpang tak bersinyal tiga lengan

Kekurangan dari Penerapan Persimpangan Tanpa Lampu Lintas


Biaya investasi besar karena membutuhkan pembuatan pulau jalan atau bundaran Luas lahan yang dibutuhkan maksimal karena memerlukan jarak pandang besar
Pengaturan pergerakan lalu lintas yang tergantung pada kesadaran pengemudi kendaraan

Kelebihan dari Penerapan Persimpangan Tanpa Lampu Lintas


1. Arus kendaraan selalu kontinue karena tanpa hambatan akibat lampu lalu lintas 2. Tidak menghalangi ambulance atau mobil kendaraan penting lainnya untuk lewat 3. Resiko kecelakaan menjadi lebih kecil karena aturan dalam persimpangan tanpa lampu lalu lintas lebih sedikit 4. Biaya perawatan lebih sedikit

SEKIAN
TERIMA KASIH

You might also like