You are on page 1of 27

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT


PASAL 1.1. 1. URAIAN PEKERJAAN Lingkup Program/Kegiatan/Pekerjaan Nama Proyek : Pembangunan Sarana & Prasarana Pekerjaan : Perbaikan Area WPS HBM Lokasi : Kota Sorong Papua Barat. 1.2. Sarana Bekerja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai, sesuai dengan jenis pekerjaanpekerjaan yang dilaksanakan. b. Alat-alat Bantu seperti : beton molen, pompa air, alat pengangkutan dan peralatan konstruksi lain yang diperlukan selama pekerjaan pelaksanaan. c. Pengadaan air kerja, sumber kelistrikan & bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu. 1.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuanketentuan dalam gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan konsultan pengawas dan pihak proyek. 1.4 Persyaratan Bahan/Material Jenis dan mutu bahan yang akan dipergunakan diutamakan produk dalam negeri.Seluruh bahan (material) yangakan dipergunakan sebelum dipakai harus mendapat rekomendasi dan persetujuan direksi terlebih dahulu, oleh karena penyedia jasa harus menyerahkan contoh (sample) bahan-bahan yang akan dinilai dan direkomendasikan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Seluruh bahan yang akan dipergunakan adalah buatan dalam negeri kecuali bahan - bahan yang dianggap mutlak oleh pengguna jasa untuk dijadikan standar penilaian. Semua bahan tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam. Jika bahan yang ditolak (Afkeer) tersebut ternyata masih dipergunakan oleh penyedia jasa, maka pengguna jasa berhak untuk membongkar kembali pekerjaan yang mempergunakan bahan tersebut. Adapun kerugian yang terjadi akibat tersebut akan ditanggung oleh pihak penyedia jasa. Jika terjadi perselisihan tentang mutu atau kualitas bahan yang dipergunakan penyedia jasa, maka bahan tersebut akan diuji pada balai penelitian laboratorium pengujian bahan, sedangkan biaya pengujian tersebut dibebankan pada pihak penyedia jasa. Sebelum ada kepastian tentang mutu atau kualitas dari laboratorium pengujian bahan, maka penyedia jasa tidak diperkenankan untuk melanjutkan pekerjaan menggunakan bahan-bahan tersebut. 1.5 Gambar gambar bestek (Detail Konstruksi) a. Gambar gambar terdiri dari gambar denah, tampak, potongan, gambar gambar rencana dan gambar gambar detail arsitektural dan structural. b. Gambar gambar yang bersifat prinsip akan diberikan pihak pengguna jasa dan gambar yang belum ada dan dianggap perlu harus dibuat pihak penyedia jasa yang disahkan pengguna jasa. Perubahan gambar (as build drawing) yang terjadi harus dikerjakan oleh dan dengan biaya pihak penyedia jasa. 1.6 Penjelasan RKS dan gambar kerja a. Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana kerja dan syarat syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan pada berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwizjing). b. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat dan berlaku adalah RKS. Bila gambar satu berbeda dengan yang lain, maka gambar dengan skala terbesar yang akan dipakai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Bila perbedaan perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, penyedia jasa wajib menanyakan kepada pengawas lapangan dan penyedia jasa wajib mengikuti keputusan tersebut. 1.7 Jadwal Pelaksanaan a. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia jasa wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Curve S mengenai pengelolaan tenaga kerja dan bahan. b. Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah Surat Perintah Kerja (SPK) diterima penyedia jasa. Rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi Teknis, akan disahkan oleh pihak pengguna jasa. c. Penyedia jasa harus menyerahkan salinan Rencana Kerja yang telah disahkan sebanyak 4 (empat) rangkap kepada pengguna jasa, satu rangkap salinan tersebut seyogyanya ditempel pada dinding atau papan informasi pada direksi keet dan selalu diikuti dengan grafik proyek kemajuan pekerjaan lapangan (Prestasi kerja). d. Direksi teknis akan selalu memantau dan menilai kinerja penyedia jasa berdasarkan rencana kerja tersebut. 1.8 Kuasa Penyedia Jasa di lapangan a. Penyedia jasa wajib menunjuk seorang kuasa penyedia jasa (Pelaksana) lapangan yang cakap guna memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan kuasa penuh dari penyedia jasa, kualifikasi strata pendidikan minimal sarjana muda/ D3 Teknik sipil dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau STM bangunan dengan pengalaman kerja minimum 7 (Tujuh) tahun. b. Penyedia jasa wajib menyerahkan daftar nama personil di lapangan dan harus mendapat persetujuan pihak pengguna jasa dan direksi teknis. c. Bila ternyata di kemudian hari, berdasarkan penilaian pengguna jasa dan pengawas lapangan, pelaksana tersebut dianggap kurang mampu dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan, akan dilaporkan secara tertulis pada pihak penyedia jasa dan wajib mengganti dengan pelaksana lain atau penanggung jawab atau direktur perusahaan yang lebih mampu, cakap dan handal selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannnya surat pemberitahuan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1.9

Tempat tinggal atau Domisili Penyedia jasa Bila terjadi hal hal mendesak, sehingga diperlukan tambahan waktu kerja diluar jam kerja resmi, penyedia jasa dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis mengenai alamat, nomor telepon kepada pihak pengguna jasa dan pengawas lapangan.

PASAL 2.1.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN Direksi Keet a. Kontraktor mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan staf Pengawas, Pembuatan Direksi Keet/gudang material, serta pemasangan peralatan produksi (plant). Pekerjaan konstruksi ini sesuai dengan instruksi dan ketentuan yang diberikan oleh Direksi Teknik. b. Kontraktor harus membuat Direksi Keet secara terpisah/disekat serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna menunjang kelancaran proyek. c. Direksi Keet/gudang material, harus dibangun dengan kekuatan konstruksi dan struktur yang kokoh, tahan cuaca dengan permukaan lantai bangunan berada di atas tanah.

2.2.

Papan Nama Proyek Kontraktor berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bahan yang dipergunakan adalah mltipleks yang berukuran minimal 200 cm x 100 cm dengan cat dasar putih dan tulisan dengan cat hitam. Bentuk tulisan dan redaksi serta penempatannya akan ditentukan oleh Direksi Teknik. Isi tulisan minimal menyebutkan : Nama Proyek, Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi, ketentuan lainnya disesuaikan

2.3.

Pengukuran a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. Kelalaian atau kekurangtelitian pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim. c. Pengukuran-pengukuran sudut harus dilakukan dengan sangat teliti, pemborong harus mengadakan pengukuran tersebut, mengawasi dan meneliti sehingga yakin bahwa sudut siku benar-benar sudah dipenuhi. d. Semua ukuran sudut wajib dilaporkan kepada pengawas untuk dikoreksi untuk kedua kalinya dan diyakini bahwa ukuran tersebut sudah benar. e. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi di lapangan antara gambar kerja dan kenyataan, harus secepatnya dilaporkan kepada pengawas, dan pemborong harus mematuhi keputusannya. f. Duga lantai 0.00 bangunan, ditentukan oleh Direksi Proyek dengan ukuran + 0.4 m dan +0.6 m dari permukaan tanah halaman setelah ditimbun atau sesuai peil lantai 0.00 bangunan induk, selanjutnya diadakan penjelasan di lapangan.

2.4.

Pembersihan Awal Kontraktor atas biaya sendiri harus membersihkan lokasi pekerjaan dimana akan didirikan bangunan dari segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

2.5.

Pengujian Lapangan a. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik b. Pengujian layaknya dilaksanakan oleh Laboratorium kabupaten atau provinsi yang sesuai dengan instruksi Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium pusat perlu dilaksanakan, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik. c. Semua pengujian harus memenuhi persyaratan standar spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, kontraktor harus melakukan pekerjaanpekerjaan perbaikan dan peningkatannnya. Jika diperlukan oleh Pimpinan proyek atau Direksi Teknik, kontraktor harus melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya standar spesifikasi yang ditetapkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

d. Kontraktor harus bertanggung jawab membayar semua biaya pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.

2.6.

Foto Dokumentasi Selama masa pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membuat foto dokumentasi seluruh pekerjaan yang menggambarkan kondisi 0 %, 30%, 50 % dan 100%. Foto dokumentasi 0 %, 30%, 50 % dan 100%, harus menggambarkan kemajuan

pekerjaan setiap 1(satu) titik tiap bidang.

PASAL 3.1.

3. PEKERJAAN BOUWPLANK Bahan : Kayu ukuran 5 x 5 cm kayu klas II (sesuai kebutuhan) Paku ukuran 5 atau 7 cm (sesuai kebutuhan) Tali Nilon atau Benang (sesuai kebutuhan)

3.2.

Bouwplank digunakan sebagai pedoman atau acuan untuk menentukan as atau sumbu kelurusan & kesikuan dari pondasi bangunan yang akan dikerjakan.

3.3.

Sebelum pekerjaan dimulai, harus diperiksa terlebih dahulu apakah pasangan Bouwplank sudah betul-betul sesuai dengan ukuran yang ditentukan oleh

pengawas teknik seperti tercantum pada gambar perencanaan.

PASAL 4.1.

4. PEKERJAAN TANAH Lingkup Pekerjaan Pekerjaan tanah meliputi : Galian pondasi dan galian lainnya.

4.2.

Pekerjaan Galian Tanah a. Semua pekerjaan galian tanah ukuran/dimensi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan tanah bekas galian harus ditimbun/diangkut keluar papan bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya. b. Tanah yang sudah digali dan telah mendapat persetujuan dari pengawas harus segera dimulai dengan pekerjaan tahap berikutnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.3.

Pekerjaan Urugan Pasir a. Urugan pasir dilakukan untuk urugan pasir bawah pondasi, bawah lantai dan pekerjaan-pekerjaan urugan pasir lainnya. b. Urugan pasir harus disiram dengan air dan kemudian ditumbuk hingga padat. c. Pasir laut tidak dapat dipergunakan sebagai urugan. Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug dengan standar gradasi minimal diameter 0.35 mm.

PASAL 5.1.

5. PEKERJAAN BETON Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut : a. Beton Non Struktural 1. Beton dengan adukan 1pc : 2 ps : 3kr Beton praktis yaitu kolom dan balok praktis termasuk balok latei sebagai rangka penguat dinding dan kusen aluminium dikerjakan sesuai dalam gambar rencana. Beton bawah lantai dengan ketebalan 10 cm dan 5 cm dikerjakan sesuai gambar rencana. 2. Beton dengan adukan 1pc : 3ps : 5 kr : Beton lantai kerja pondasi tebal 8 cm dicor ke dalam cetakan, rabat beton keliling bangunan dan lain-lain sesuai gambar kerja. b. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam PBI 1971 pasal 6.1 s/d 6.6 dan terutama harus diperlihatkan adalah : 1. Pengadukan semua beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen). 2. Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus dengan mesin penggetar (Vibrator). 3. Pemasangan bekesting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan. 4. Celah celah antara papan harus cukup rapat sehingga waktu pengecoran tak ada air adukan yang keluar.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

5. Sebelum pengecoran, sisi dari bekisting harus disiram dengan air dan bebas dari kotoran kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan. 6. Pemborong tidak diperkenankan melakukan pengecoran sebelum

pembersihan diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas secara tertulis. Syarat persetujuan tersebut berlaku juga untuk pembongkaran bekisting atau cetakan. 5.2. Semua PC yang digunakan harus Portland Cement type I atau setara dengan produksi semen tonasa atau yang memenuhi syarat-syarat menurut Standart semen Indonesia (NI- 8 1972) dan standart industri Indonesia (SII,0013-81) mutu dan cara uji semen. Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan semen dari merk yang sama, kecuali tidak adanya stok di pasaran dapat digunakan merk lain tanpa meninggalkan syarat kualitas yang ditentukan. Pemakaian semen dari merk lain harus seizin pengawas/Direksi Proyek secara tertulis. 5.3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % berat, harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan ukuran lebih dari 5 mm dan lebih kecil dari 4 cm dan juga tidak boleh mengandung zat yang merusak beton. 5.4. Pasir yang digunakan adalah pasir dari kali atau gunung, tidak mengandung garam dan kadar lumpur tidak boleh melebihi 4 % berat dengan butir beraneka ragam. Bila kadar lumpur melampaui 5 %, agregat harus dicuci. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organis lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. Pasir laut tidak boleh dipergunakan. 5.5. Air untuk adukan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan organik, campurancampuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. 5.6. Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971. Setara produksi Krakatau Steel dengan mutu, jenis sebagai berikut : a. Besi beton polos dipakai besi beton mutu baja U-24 dengan tegangan lelah 2.400 kg/cm2 dipakai untuk semua konstruksi utama seperti pondasi, kolom, balok, plat lantai, dan konstruksi-konstruksi lainnya. b. Kawat beton (kawat Bendrat) harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak disepuh seng.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Besi dan kawat beton seperti tersebut di atas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, minyak,cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton. d. Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai PBI 1971 dan buku pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983. e. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian test (test report) besi beton dari semua jenis besi yang digunakan. Ukuran besi beton yang mungkin tidak dapat memenhi ukuran dalam gambar konstruksi, ukuran penggantinya harus dibicarakan dahulu dengan Direksi untuk mendapat persetujuan. 5.7. Bekesting atau cetakan beton. a. Bahan : 1. Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari playwood/multiplex dengan ketebalan minimum 9 mm dan diperkuat dengan rangka kayu klas II. 2. Untuk beton yang tertutup finishing dibuat dari kayu klas II dengan ukuran kayu sesuai kebutuhan. b. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan kuat menahan beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan pembetonan. Sebelum pengecoran acuan cetakan harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air hingga basah. c. Tulangan besi beton dan beugel tidak boleh menempel pada cetakan, untuk itu harus diberi ganjalan berupa beton decking yang mutu sama dengan beton yang akan dicor. d. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekesting harus mengacu pada PBI 1971. Pemborong harus memberitahukan kepada pengawas bilamana akan menbongkar cetakan pada bagian kosntruksi utama, walaupun begitu bukan berarti lepas dari tanggung jawabnya.

PASAL 6.1.

6. PEKERJAAN RANGKAP ATAP Lingkup Pekerjaan gording, jurai dan listplank.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6.2.

Bahan a. Kuda-kuda, gording dan listplank menggunakan kayu klas I (Kayu besi). b. Kayu kayu lain yang non konstruksi menggunakan kayu klas II (Matoa/Damar/Meranti).

6.3.

Persiapan a. Seluruh pekerjaan kayu menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat. b. Penyimpanan pada tempat terlindung dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mempenaruhi kelembaban dan kelurusan kayu. c. Kayu dikerjakan hingga tercapai bentuk dan kesatuan ukuran yang terjadi seperti dalam gambar rencana.

6.4.

Pelaksanaan a. Kuda-kuda rangka kayu dibuat dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana. b. Sistem sambungan dan titik simpul pada kuda kuda kayu menggunakan mur baut 12 mm dan plat beugel tebal 6 mm yang disesuaikan denan kebutuhan lapangan. c. Untuk setiap tumpuan kuda-kuda maupun konsol (pada kolom dan ring balk) dipasang angkur 16 mm. d. Ikatan angin dipasang sebagai pengikat antar kuda-kuda rangka kayu ukuran kayu 5/10 cm. e. Double Listplank terpasang dipakai papan kayu klas I ukuran 3/25 cm x 2. f. Pemasangan bahan penutup atap Multi Roof, dapat mulai setelah rangka atap terpasang, setelah terlebih dahulu dilakukan proses pengecekan/ pemeriksaan dan disetujui oleh pengawas/ Direksi Proyek.

PASAL 7.1.

7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP Pekerjaan Double Listplank dari papan kayu besi (kualitas I) cukup kering dengan ketebalan 3 cm dan lebar yang ditentukan adalah 25 cm, dikerjakan rapih dan sesuai dengan gambar kerja.

10

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7.2.

Penutup Atap a. Bahan : Data teknis penutup atap yang dipakai : Penutup atap Menggunakan Pabrikan Multiroof.

Ukuran : Lebar MultiRoof Warna Bahan dasar Pengaburan warna : Tidak Dipersyaratkan ( Standart) : Standart. : Aluminium. : -10% Jangka waktu setahun.

b. Persiapan .Pekerjaan listplank kayu pada bagian yang akan dipasang atap harus sudah selesai dikerjakan. 1. Pemasangan kayu gording dengan jarak pembagi adalah 70 cm (disesuaikan dengan panjang bidang atap dalam gambar kerja). 2. Material yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari pengawas atau pemberi tugas. c. Pelaksanaan 1. Pemasangan dilakukan tiap-tiap lembar Dari atas ke bawah. 2. Bila terjadi pemotongan harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga tidak terjadi keborocan.

PASAL 8.1.

8. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING) Lingkup pekerjaan Water Proofing Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan water proofing dengan coating merk Aquaproof atau merek setara, yang dilaksanakan pada lantai km/wc, atap plat beton, talang beton dan lain-lain.

8.2.

Pelaksanaan pekerjaan a. Kamar Mandi/Wc Lantai Km/ Wc yang akan di water proofing harus dibersihkan dan dibasahi dengan air/jenuh air dan bebas dari cairan-cairan berminyak, kotoran padat, pelumas/grease. Komposisi adukan mortar seperti tersebut diatas 1 pc : 3 ps.

11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Untuk permukaan dinding sampai setinggi minimum 175 cm dari peil rencana lantai harus diratakan dengan plesteran 1 pc : 2 ps dan solution liquid ( 1 ecosal : 4 air).

Sebelum difinishing, plesteran water proofing harus dibiarkan selama 48 jam.

8.3.

Pengetesan Seluruh pekerjaan water proofing harus dilakukan tes rendam minimal 1 x 24 jam, disaksikan oleh pemilik proyek dan pengawas atau Direksi dengan hasil tes baik. Jika hasil tes gagal, pemborong wajib memperbaiki dan tes ulang hingga berhasil baik tanpa biaya tambahan.

8.4.

Garansi bahan dan pemasangan Pemborong wajib memberikan garansi bahan dan pemasangan tersebut selama 10 tahun atau sesuai ketentuan garansi dari pabrik, agen atau distributor.

PASAL 9.1.

9. PEKERJAAN PASANGAN Bahan a. Semen, pasir dan air dalam segala kondisi harus memenuhi ketentuan seperti tersebut pada PBI 1971. b. Batu kali atau Batu gunung. Batu kali/Batu gunung yang digunakan harus cukup keras dan mempunyai ukuran sisi maksimum 30 cm. c. Batu bata atau Batu tela Batu bata atau batu tela yang digunakan adalah batu bata merah ex local, harus berkualitas baik, kering sisi-sisinya tajam saling tegak lurus dan mempunyai kekuatan tekan 30 kg/cm2.

9.2.

Pasangan batu kali atau batu gunung. a. Pasangan batu kali dipakai adukan 1 pc : 4 ps dipasang pada pondasi untuk dinding dan dibawah sloof struktur sebagai penahan timbunan tanah. b. Aansstamping harus diberi dasar pasir setebal 5 cm disiram air sampai padat. c. Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana. d. Cara pemasangan harus bersilang dan semua permukaan bagian dalam harus terisi adukan (mortal).

12

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

e. Sisi samping pondasi yang nampak/diatas permukaan tanah harus diplester kasar sesuai adukan pondasinya. 9.3. Pasangan batu Bata untuk dinding a. Penggunaan adukan 1. Transraam dengan adukan 1 pc : 2 ps dipasang dari sloof pondasi sampai 50 cm diatas permukaan lantai, dan pada daerah km/wc ditentukan setinggi + 175 cm dari peil lantai km/wc atau sesuai dengan gambar kerja. 2. Pada pekerjaan pasangan dinding lainnya dipakai adukan 1 pc : 4 ps. b. Pelaksanaan 1. Sebelum dipakai batu bata harus bebas dari segala kotoran. 2. Cara pemasangan harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 5 %. 3. Pasangan batu Bata tidur (pasangan 1/2 batu). 4. Pasangan dalam sehari tidak boleh melebihi 1 meter tingginya. 5. Setiap luasan melebihi 12 m2 harus diberi rangka penguat dari beton bertulang berupa kolom dan balok praktis. 6. Lubang tembok diatas kusen yang bentangan lebih dari 100 cm harus dipasang balok praktis (latei) bertulang. 7. Pasangan dinding tak boleh diterobos perancah. 8. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas (kayu dan lain-lain).

PASAL

10. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN

10.1. Bahan : Penggunaan semen, pasir dan air dalam segala kondisi harus aesuai dengan ketentuan seperti tersebut pada PBI 1971. 10.2. Penggunaan plesteran : a. Plesteran halus : 1. Untuk penyelesaian bidang permukaan dinding keseluruhan dengan plesteran halus, digunakan spesifikasi pelsteran 1 pc : 4ps. 2. Apabila permukaan dinding km/wc tidak ditutupi dengan lapisan keramik dinding, maka semua luasan bidang permukaan dinding diharuskan

13

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

memakai plesteran kedap air 1 pc : 2 psr ( trasraam). Ketinggian pasangan dinding trasraam berikut plesteran trasraam, dibuat minimal 180 cm dari peil lantai km/wc. Untuk plesteran trasraam, pada bidang dinding lainnya secara keseluruhan dibuat minimal setinggi 30 cm dari permukaan lantai, dengan komposisi campuran plesteran 1 pc : 2Ps juga. 3. Untuk bidang permukaan beton bertulang, dipakai spesifikasi plesteran beton 1 pc : 3 ps. b. Acian Setelah diplester, permukaan dinding harus mengalami proses finishing dengan dilakukan proses pengacian (semen dan air) hingga halus dan rata bidang. 10.3. Pelaksanaan pekerjaan : a. Sebelum diplester, keseluruhan permukaan dinding atau bidang beton baru, harus terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa mortar maupun material pengecoran beton yang tertinggal. Tenggang waktu diberikan untuk mencapai kondisi permukaan pasangan dinding dan beton yang benar-benar kering b. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding maupun beton harus dibasahi yang jenuh air. Ketebalan plesteran yang digunakan minimal setebal 1.5 cm, kecuali ada ketentuan lain yang sesuai gambar kerja. c. Plesteran harus dibentuk sedemikian rupa hingga permukaannya benar-benar rata & lurus dengan mempergunakan peralatan bantu untuk hampar dan perata yang memadai. Pasangan plesteran harus dibiarkan kering minimal 2 hari setelah dikerjakan sebelum dilakukkannya proses finishing berupa pekerjaan acian.

PASAL

11. PEKERJAAN KAYU Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri dari penyediaan semua peralatan,

bahan-bahan dan tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menjelaskan dalam penawarannnya semua pekerjaan tukang kayu yang berkaitan dengan pekerjaan rangka-rangka kayu, rangka atap, serta kosen jendela dan pintu. Harga pekerjaan kayu mencakup semua paku dan sekrup, pemotongan dan sisa, pembelahan, penyelesaian, pemboran, pembuatan lubang, pembuatan takik dan fiting, rincian rangka dan sambungan kayu dari semua jenis tenaga kerja yang lain sejenis yang

14

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

diperlukan. Harga juga mencakup semua penggoresan, pemotongan, sponeng, memiringkan, penyerongan, tepi yang dibulatkan, sudut penutup, manik-manik cetakan ujung-ujung yang dibalikkan dan dihaluskan, lubang-lubang untuk pipa dan lain-lain. Sambungan yang tersingkap Sambungan yang tersingkap harus dari kayu klas I yang keras sesuai dengan persyaratan PPPKI dan harus cukup ukurannya dan kekuatannya untuk fungsi tertentu semua pekerjaan kayu baik kayu keras ataupun lunak harus memenuhi persyaratan PPPKI Contoh. Contoh dari setiap kayu yang disetujui Direksi dalam hal kualitas dan warnanya harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga warnanya tidak berpengaruh oleh sinar matahari. Semua kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kualitas dan warna yang sama dengan contoh-contoh yang disetuji. Kadar kelembaban Kadar kelembaban maksimum kayu adalah 12 %. Pengawetan Kayu-kayu harus telah dikeringkan dalam tungku diawetkan atau diawetkan sebagaimana mestinya dengan cara-cara yang disetujui, pada waktu penyerahan, serta kiriman harus dirinci metoda pengawetan kayu dan kadar kelembabannya. Penyimpanan Kayu harus disimpan dengan cara ditumpuk serta dilindungi dari hujan dan kelembaban tanah. Paku dan sekrup Kayu harus dikait dengan menggunakan paku-paku baja kecuali apabila ada petunjuk lain misalnya dibuat kerangka dahulu dirakit dengan perekat dan sekrup-sekrup baja, pemasangannya harus dengan paku-paku dan sekrup-sekrup baja yang kuat. Sambungan Pekerjaan sambungan harus dikerjakan dengan hati-hati, semua sambungan harus menggunakan lem, sekrup atau pasak kayu, sambungan bentuk V tidak dibenarkan, setiap paku yang timbul diatas permukaan harus dibenamkan dengan cara dipukul, kecuali ada petunjuk lain. Perakitan kayu harus menggunakan sekrup baja yang kuat.

15

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Kayu Ketaman Apabila pekerjaan yang diminta harus diketam, maka harus dikerjakan dengan halus, keculai ditenukan lain, Semua sambungan harus dibentuk dan dipasang dengan tepat, dan direkatkan dengan ;em, semua permukaan kayu harus diberi cat dasar/menie sebelum dipasang. Persiapan Permukaan. Semua permukaan kayu yang nantinya terlihat langsung harus dihaluskan dan dibersihkan sehingga siap untuk menerima penyelesaian akhir. Penyelesaian Akhir. Penyelesaian akhir pekerjaan kayu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Ketepatan Pemasangan Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan semua pekerjaan kayu telah tepat dan benar dan tidak akan rusak atau terjadi pergeseran karena pemakaian gedung.

11.1. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan keseluruhan pekerjaan konstruksi Kayu antara lain : 1. Pengadaan material Kayu untuk : pekerjaan kusen, daun pintu/jendela dan dinding (Partisi). 2. Pembuatan dan pemasangan daun pintu/jendela Kayu termasuk juga material kaca dan material multiplex sebagai material pengisi/penutup. 11.2. Bahan : Kayu yang digunakan harus kayu kelas I yang sudah diawetkan, tua, dan,lurus Tanda-tanda rusak/busuk, mata kayu yang besar dan lepas, lubang-lubang ulat, penyusutan, retak-retak dan cacat-cacat yang lain harus dihilangkan Seluruh rangkaian pekerjaan Kusen & profile Kayu harus memenuhi syarat-syarat teknis sebagai berikut : d. Shopfront 1. Rangka Kusen : Kayu Kelas I

- Ukuran rangka profil : 50 mm x 100 mm - Tebal Profil 2. Daun Pintu : 1.5 mm : Single Action

16

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- Jenis - Tebal Pintu e. Typical Window 1. 1. Rangka Kusen

: Sudut Bukaan 90 : 30 mm

: Kayu Kelas I

- Ukuran rangka profil : 60 mm x 120 mm - Tebal Profil 2. Daun Jendela/Ventilasi - Jenis - Tebal Pintu - Material Pengisi : 1.5 mm : Projected Out Window : Sudut Bukaan 90 : 30 mm : Kaca bening (t. 5 mm)

11.3. Pekerjaan persiapan : a. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material Kayu, kaca dan bahan, guna mendapat persetujuan dari pihak pengawas. b. Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada pengawas untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya. c. Apabila diterumkan adanya tanda-tanda cacat pada permukaan material aluminium maka, material aluminium tersebut harus diganti dengan material aluminium yang baru berkualitas prima atau bebas cacat teknis. Seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggungjawab pihak pemborong.

11.4. Pelaksanaan pekerjaan : a. Kusen 1. Kusen dibuat dari rangka Kayu Kelas I ukuran sesuai spesifikasi dan syarat teknis yang telah disebutkan di atas, yang disesuaikan dengan ukuran kebutuhan volume rangka kusen, pintu atau jendela seperti yang tertera dalam gambar kerja. 2. Kerangka kusen Kayu harus dibuat dengan tingkat keberhasilan sambungan yang sempurna, baik itu kekakuan maupun kekokohannya.

17

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3. Rangka kusen Kayu harus dilengkapi dengan semua aksesoris dan kelengkapan penunjangnya, sesuai dengan syarat-syarat teknis pekerjaan konstruksi aluminium seperti tertera dalam syarat teknis & gambar rencana. b. Daun pintu/jendela 1. Dibuat dari rangka Kayu Kelas I dengan ukuran sesuai gambar rencana. 2. Semua sambungan dan pengkombinasiannya harus dikerjakan dengan teliti dan penuh keahlian. 3. Daun pintu dilengkapi kunci yang dipasang setinggi 90 cm dari muka lantai atau (sesuai dengan ukuran pada gambar kerja), disertai pula pemasangan 3 set engsel (Kayu Kelas I) ukuran 4 inch pada setiap lembar daun pintu (single action). 4. Setiap daun pintu (dan jendela) harus dipasang pada kusen secara tepat dan penuh ketelitian. Diberikan pula toleransi untuk rongga

pemuaian/penyusutan. 5. Daun pintu atau jendela dengan plas penutup dari kaca, harus mempunyai hasil akhir yang prima dan presisi, sehingga mudah saat dipasang nantinya pada rongga yang telah tersedia pada konstruksi kusen yang sebelumnya telah pasang. 11.5. Pekerjaan pemasangan pada bidang dinding a. Pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen kayu beserta kaca harus dilaksanakan oleh pemborong Kayu (sub kontraktor) yang ahli, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan direksi/pengawas. b. Untuk mendapatkan ukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran langsung atau ukuran jadi di lapangan. c. Pemasangan kusen Kayu pada bidang dinding bangunan harus dengan angker yang berkualitas dan kuat. d. Sambungan dan pengkombinasian rangka profil Kayu harus dipasang dengan teliti dan sempurna, bila perlu dpakai sekrup pengaku yang tersembunyi.

PASAL 12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND 12.1. Penggantung langit-langit/rangka plafond a. Bahan :

18

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Dibuat dari kayu matoa (klas II) yang telah cukup kering, lurus-lurus dan tidak cacat. 2. Ukuran kayu adalah 5/5 cm untuk balok pembagi, dan 5/10 cm untuk balok utama. 3. Ketentuan lain mengikuti PKKI 1961 (N-5). 4. Rangka kayu penggantung plafond harus diberi lapisan treatment atau zat anti hama/rayap. 5. Plafond menggunakan Tripleks 4 mm b. Pemasangan : 1. Bongkar plafond yang telah ada dan naikkan tinggi plafond sesuai dengan ketentuan gambar kerja 2. Kayu penggantung langit-langit 5/10 cm sebagai penggantung dan balok utama dipasang pada bagian-bagian sesuai gambar rencana. Kayu 5/10 cm dan 5/5 cm dipasang dengan baik, rapi dan diatur sesuai gambar rencana. 3. Seluruh konstruksi rangka, harus mempunyai hubungan yang kuat serta ditopang dengan baik oleh struktur plat, atap dan dinding. 4. Pada permukaan bawah rangka plafond harus difinishing rata, sehingga lembaran-lembaran plafond benar-benar dapat menempel dengan rata dan tidak bergelombang.

PASAL

13. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

13.1. Lantai Keramik a. Bahan 1. Lantai keramik yang dipakai adalah produksi/merk IKAD atau sejenisnya 2. Ukuran & Spesifikasi bahan keramik yang dipakai adalah : 40 x 40 cm (warna Putih kulit jeruk) untuk lantai.

3. Tidak boleh terdapat perbedaan warna dalam satu tipe keramik. b. Pemasangan 1. Pemasangan lantai keramik dilakukan pada tahap akhir, untuk itu pekerjaan dinding, plafond dan lain-lain harus sudah selesai dikerjakan untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.

19

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan waterpas. 3. Menentukan tulangan/kepala pemasangan dengan mempertimbangkan tata letak ruang 4. Sebelum dipasang keramik lantai harus direndam dalam air terlebih dahulu hingga jenuh air. 5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benangan waterpas. 6. Adukan mortar 1 pc : 3 ps dengan ketebalan rata-rata 2-4 cm, harus padat dipermukaan dasar maupun dibidang keramik yang terpasang. 7. Lebar nat/grout dianjurkan 4 mm dengan campuran pengisi nat (grout) semen warna sesuai warna keramik (tile grout). 8. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan sangat rata tanpa bergerigi. 13.2. Pekerjaan lantai rabat beton dan acian a. Lantai beton rabat dari adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr dicetak atau dihampar per bidang lantai, sesuai PUBB (NI.3-1956) dan PBI (NI.2-1971). b. Permukaan membidang lantai beton rabat harus waterpass dengan ukuran ketinggian atau ketebalan sesuai dengan ketentuan ukuran dalam gambar kerja. c. Pekerjaan finishing terhadap permukaan lantai beton rabat dilakukan dengan diaci menggunakan formula yang telah ditentukan berupa campuran semen dan air, hingga halus.

PASAL

14. PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING\

14.1. Penyelesaian dinding dengan cat tembok Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun penyelesaiannya dengan menggunakan cat tembok berkualitas baik. 14.2. Pelapis dinding keramik a. Bahan : 1. Keramik dinding yang dipakai adalah produksi lokal kualitas nomor 1 atau yang setara, sedangkan untuk keramik dinding lettering menggunakan keramik produksi lokal kualitas nomor 1 atau yang setara.

20

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2. Ukuran bahan keramik dinding dan bak km/wc yang dipakai adalah 20 x 25 cm dan untuk dinding km/wc dipakai ukuran 20 x 20 cm. 3. Warna keramik untuk dinding dan bak km/wc memakai warna hijau muda (telur asin) dengan tekstur halus sedangkan untuk lantai memakai warna hijau tua. b. Pemasangan : 1. Dinding yang akan dipasang/ditempel keramik, dipahat/dicoak dan dibasahi hingga jenuh air terlebih dahulu agar nantinya campuran dapat melekat/mengikat dengan baik. 2. Campuran mortar 1 pc : 3 ps dengan ketebalan maksimal 2 cm dan dibuat nat maksimal 3 mm dan diisi campuran pengisi nat dengan semen yang warnanya yang sama dengan keramik. 3. Pemasangan ukuran dan pola dilakukan pada bagian dinding yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

PASAL

15. PEKERJAAN KACA

15.1. Lingkup Pekerjaan : Penyediaan dan pemasangan kaca dilaksanakan pada : a. Kusen, daun pintu dan daun jendela/ventilasi. 15.2. Bahan : a. Semua material untuk pekerjaan-pekerjaan kaca dipakai produksi lokal kualitas nomor 1 atau bahan lain yang setara. b. Kaca bening, tebal 5 mm dipakai pada pintu & jendela/ ventilasi bagian selubung dinding terluar bangunan. 15.3. Pelaksanaan pekerjaan : a. Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan plafond, lantai dan finishing dinding termasuk pula rangka-rangka kusen pintu, jendela dan partisi. b. Pemotongan material kaca harus dilakukan secara teliti dan sesuai dengan ukuran rangka minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca, sehingga dalam pemasangan tidak terjadi paksaan yang dapat mengakibatkan resiko pecah. c. Pemakaian sealen sepatutnya mengikuti petunjuk pabrik.

21

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

d. Kaca yang dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat lainnya harus diganti atas biaya pemborong.

PASAL

16. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

16.1. Bahan : a. Kunci pintu - Putaran - Warna b. Engsel Pintu - Tipe - Ukuran - Warna c. Engsel jendela - Tepe - Ukuran - Warna d. Grendel - Jenis - Warna e. Hak angin - Jenis - Warna f. Handle - Tipe - Warna 16.2. Pelaksanaan Pekerjaan : a. Pemasangan/pelaksanaan penggantung dan pengunci dilakukan setelah selesai pekerjaan pemasangan kusen keseluruhan. b. Semua lockcase (kunci), engsel, engsel tanam, hak angin, grendel & handle harus dilindungi & dibungkus segel atau tempat aslinya setelah dicoba. : Pull Handle Kayu Kelas I : Anodized Aluminium, Polished Steel : Casement (CMT 0003) 16 US 2G : Galvanis : Grendel pintu tanam & grendel biasa : Polished silver : Kayu Kelas I : 3 Inch : Coklat : Kayu Kelas I : 4 Inch : Coklat : 2 slaag berkotak baja : Steel Polished

22

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, pemasangan dengan cara diputar, tidak dengan cara dipukul, ujung sekrup yang rusak harus dicabut dan diganti dengan yang baru. d. Engsel untuk pintu Kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan untuk posisi engsel tengah disesuaikan dengan garis as tinggi daun pintu. e. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari muka lantai, atau sesuai dengan gambar rencana.

PASAL

17. PEKERJAAN PENGECATAN

17.1. Bahan : a. Cat tembok produksi dalam negeri yang berkualitas baik digunakan untuk seluruh pekerjaan pengecatan permukaan dinding (exterior & interior), plafond, lisplank beton dan kolom beton, kecuali permukaan bidang yang dikerjakan dengan pelapis lain. Untuk interior menggunakan warna Putih. Untuk exterior menggunakan Putih dan Merah tua.

b. Warna Coklat Tua untuk finishing permukaan listplank kayu. c. Cat yang digunakan berada dalam wadah yang masih disegel dalam kemasannya, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan pengawas. Pemborong bertanggungjawab, menyediakan material cat yang asli & berkualitas prima sesuai dengan RKS. 17.2. Pekerjaan persiapan : a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan. b. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,

pemborong mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pemberi tugas. c. Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, dengan biaya pemborong. d. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut : 1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui oleh Konsultan pengawas.

23

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2. Perbaikan bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan. 3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan di cat karena masih basah dan lembab. 4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna. e. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutanurutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir. f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut. 17.3. Pekerjaan pengecatan dasar plesteran (Cat Tembok Luar & Dalam) 1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk pengeringan. Setelah permukaan tembok kering maka pekerjaan persiapan ditempuh dengan melakukan pembersihan dan penghalusan permukaan tembok, dengan amplas kemudian dibersihkan. 2. Selanjutnya dilakukan pengecatan dasar dan difinishing dengan cat akhir. 3. Untuk bagian-bagian yang masih kurang baik atau solid, dilakukan proses plamur kembali. 4. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan Roller untuk bidang tembok yang luas, dan menggunakan kuas untuk bagian-bagian yang sempit atau pojok pertemuan bidang-bidang dinding. 17.4. Pekerjaan pengecatan plafond Tripleks 4 mm 1. Plafond yang akan dicat harus diplamur terlebih dahulu, kemudian diamplas sampai halus permukaannya. 2. Selanjutnya dicat dasar dan difinishing dengan cat akhir (minimal 2 kali pengecatan). 3. Bagian-bagian yang belum maksimal terhadap kepekatan warna cat, diadakan pengecatan ulang hingga dicapai kepekatan warna yang diinginkan. 4. Pekerjaan pengecatan bidang plafond yang luas dilakukan dengan Roller dan kuas untuk bidang siku atau sempit. 17.5. Pekerjaan pengecatan kolom dan kuda-kuda konsol expose 1. Permukaan yang akan dicat, terlebih dahulu didempul pada seluruh permukaannya untuk menutupi pori-pori, guratan atau lubang.

24

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Setelah kering, diamplas hingga halus permukaannya. Bila masih terdapat lubang-lubang akibat serat kayu dan cacat lainnya harus ditutup lagi dengan dempul dan diamplas sampai permukaannya menjadi halus. 2. Kemudian dicat dengan cat dasar 1 (satu)kali. 3. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir sampai mendapatkan warna yang merata (massive). 4. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan sistem semprot dan dibantu dengan kuas untuk permukaan bidang yang kecil/sempit dan sulit. 17.6. Pekerjaan pengecatan meni kayu a. Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, minyak, bahan karet dan sebagainya, dengan menggunakan peralatan amplas. Bila perlu dibersihkan dengan sikat kawat tetapi harus dijaga, jangan sampai merusak permukaan logam yang ada. b. Kemudian dicat dengan meni 1 (satu) kali. c. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir dengan cat Kayu. d. Pekerjaan pengecetan dengan kuas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas. e. Bahan bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak diizinkan untuk dimeni.

PASAL 18.1

18. PEKERJAAN INSTALASI PELENGKAP Yang termasuk pekerjaan ini meliputi : d. Pekerjaan Sanitair plus aksesoris e. Pekerjaan Instalasi Air plus aksesoris

18.2

Pekerjaan Sanitair a. Bahan dan lingkup pekerjaan meliputi : 1. Pemasangan closed Jongkok : produksi Lokal Kualitas no.1 (setara). 2. Pemasangan kran air : produksi Lokal Kualitas no.1 (setara) 3. Pemasangan Avour (lantai km/wc). 4. Pemasangan Floor Drain (Atap Plat Duk). b. Pelaksanaan

25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Dalam pelaksanaan closet Jongkok, disesuaikan dengan ketentuanketentuan yang berlaku (mengacu pada gambar kerja), baik dalam penataan posisi maupun jalur saluran pembuangan. 2. Pekerjaan pemasangan kran air, menggunakan bahan yang berkualitas dan bermutu. Pemasangan dilakukan dengan penuh ketelitian dan keahlian, sehingga kemungkinan yang timbul akibat masalah kebocoran dapat diantisipasi di awal pekerjaan. 3. Pemasangan floor drain & avour pada km/wc, dilakukan dengan penuh ketelitian dan keahlian terutama pada bidang sambungan atau pertemuan antara bidang lantai dan ujung pipa. Hal ini harus diperhatikan guna mencegah terjadinya kemungkinan kebocoran sekaligus sebagai faktor penting untuk memperlancar pembuangan air. 18.3 Pekerjaan Instalasi Air meliputi : 1. Pekerjaan instalasi pipa air bersih. Bahan : Pipa PVC kualitas no. 1 ( tipe AW kualitas prima) dengan ukuran : Pipa PVC 1/2 Aksesoris pipa PVC & Peralatan Bantu

a. Setelah semua rangkaian pemipaan air selesai di pasang. b. Pengujian dengan tekanan hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 selama 2 jam terus menerus dengan penurunan maksimum sebesar 5 % dari nilai tersebut di atas. c. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki oleh pemborong tanpa adanya tambahan biaya. 2. Pekerjaan Instalasi pipa air hujan/air kotor & kotoran Bahan : Pipa PVC kualitas no. 1 ( tipe AW kualitas prima) dengan ukuran : Pipa PVC 3 Pipa PVC 4 Aksesoris pipa PVC & Peralatan Bantu

a. Setelah semua jaringan pipa selesai terpasang.

26

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. Diuji dengan cara konvensional, dengan penyiraman/mengguyur air yang cukup ke setiap saluran yang berhubungan ke pembuangan. c. Untuk saluran air kotor dan air bekas cucian, sampai air dalam pipa pembuangan tersebut lancar mengalirnya. d. Sepictank, peresapan dan bak penampung limbah indistri dilengkapi dengan instalasi pipa inlet, outlet dan pipa ventilasi (pelepas udara). Ukuran-ukuran perletakan untuk pipa inlet maupun outlet disesuaikan dengan gambar kerja. Dilakukan test dengan pengisian/mengguyur air yang cukup banyak dari closed km/wc, untuk mengetahui lancarnya air. e. Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 3 jam. f. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 3 jam.

PASAL

19. PENUTUP

Sebagai penutup perlu disampaikan bahwa uraian dan syarat-syarat yang terdapat dalam RKS ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar-gambar perencanaan yang ada serta risalah penjelasan yang akan disampaikan kepada pemborong atau rekanan.

Sorong,
dibuat oleh, KONSULTAN PERENCANA

2012

KARMIDJAN PML

27

You might also like